Labels

alam (8) amal (101) anak (294) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (20) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (562) islam (543) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (98) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (10) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (41) muallaf (48) my books (2) orang tua (6) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (61) puasa (37) renungan (169) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (6) sosial (323) tanya-jawab (14) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

31 August, 2006

Kebebasan Bicara di AS

Seorang insinyur keturunan Arab siap naik pesawat di AS. Para petugas keamanan datang kepadanya dan minta dia membuka kaosnya. Dia boleh naik pesawat tetapi tidak boleh memakai kaos tersebut.

Kenapa?

Karena di depan kaos itu ada tulisan bahasaArab (lengkap dengan terjemahan bahasa Inggris).

Satu kalimat saja. Satu kailmat yang singkat. Apa artinya?

“We will not be silent” (Kita tidak akan diam).

Kalimat ini menjadi slogan di Amerika bagi orang yang menentang perang AS terhadap Iraq, dan serangan-serangan yang lain di Timur Tengah. Ada kaos, stiker, dsb. yang dijual dengan slogan ini bagi orang yang mau berprotes terhadap perang.

Para penumpang melihat ada orang Arab mau naik pesawat dan ada tulisan di kaosnya dalam bahasa Arab. Mereka menjadi takut dan memanggil para petugas.

Si insinyur Arab itu berprotes dengan menyebutkan hak pribadinya untuk “bicara bebas”. Para petugas bersikeras bahwa dia tetap tidak boleh naik pesawat dengan memakai kaos tersebut.

Ternayta dia boleh bicara dengan bebas, seperti semua warga AS yang lain, hanya saja tidak boleh bicara bebas dalam BAHASA ARAB! Karena membuat orang lain ketakutan!!

Ini sungguh merupakan hasil dari “War on Terror”nya George Bush dan para pendukungnya (alias, para kroni) di media massa di AS. Setiap hari ada berita baru yang membuat warga ketakutan. Takut terhadap “terror”. Dan “terror” itu hanya datang dari orang berbangsa Arab yang menggunakan bahasa Arab.

Hasilnya, warga melihat orang Arab memakai koas dengan tulisan Arab, mereka mulai berfikir: “Apakah dia seorang teroris? Apakah dia mau ledakan bom di pesawat? Apa artinya tulisan itu? Mati semua orang AS, misalanya? [padahal juga ada terjemahan bahasa Inggris di kaos itu]. Wah, takut deh. Panggil petugas aja. Suruh mereka menangkap dia dulu dan mengirimkannya ke Guantanamo sebelum dia bisa membunuh kita!”

Selamat kepada George Bush! Sebagai pemimpin negara dia telah berhasil membuat rakyatnya ketakutan 24/7 (=24 jam sehari, 7 hari per minggu).

Sekarang hak “bicara bebas” di AS ada batasannya: boleh bicara bebas, asal tidak memakai BAHASA ARAB!!!

Arabic T-shirt sparks airport row

An architect of Iraqi descent has said he was forced to remove a T-shirt that bore the words "We will not be silent" before boarding a flight at New York.

Raed Jarrar said security officials warned him his clothing was offensive after he checked in for a JetBlue flight to California on 12 August.

Mr Jarrar said he was shocked such an action could be taken in the US.

US transport officials are conducting an inquiry after a complaint from the US Arab Anti-Discrimination Committee.

Mr Jarrar's black cotton T-shirt bore the slogan in both Arabic and English.

He said he had cleared security at John F Kennedy airport for a flight back to his home in California when he was approached by two men who wanted to check his ID and boarding pass.

Mr Jarrar said he was told a number of passengers had complained about his T-shirt - apparently concerned at what the Arabic phrase meant - and asked him to remove it.

He refused, arguing that the slogan was not offensive and citing his constitutional rights to free expression.

"We Will Not Be Silent" is a slogan adopted by opponents of the war in Iraq and other conflicts in the Middle East.

It is said to derive from the White Rose dissident group which opposed Nazi rule in Germany.

Story from BBC NEWS:
http://news.bbc.co.uk/go/pr/fr/-/2/hi/americas/5297822.stm


Published: 2006/08/30 10:36:21 GMT

© BBC MMVI

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...