Labels

alam (8) amal (101) anak (294) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (20) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (562) islam (543) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (98) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (10) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (41) muallaf (48) my books (2) orang tua (6) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (61) puasa (37) renungan (169) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (6) sosial (323) tanya-jawab (14) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

18 February, 2007

Koreksi Tentang Sekolah Alam



Assalamu’alaikum wr.wb.,

Di dalam artikel yang saya tulis tentang pendidikan di sekolah swasta, ternyata saya salah menyebut nama sebuah sekolah.

Yang saya sebut sebagai Sekolah Alam yang ada jurang di belakang sekolah, ternyata nama tempat itu bukan Sekolah Alam di Jl. Anda 7X. Maaf bila ada yang menjadi bingung/kuatir karena kesalahan tersebut. Saya sudah membuat perbaikan di artikel saya yang disimpan di blog.

Kedua sekolah tersebut memang terletak di Cianjur. Karena salah satu orang tua mendapat artikel saya dan menyadari kesalahan tersebut, dia mengirim email kepada saya atas nama pengurus sekolah dan mengundang saya untuk mengunjungi Sekolah Alam (yang berbeda dengan sekolah yang saya bicarakan). Insya Allah saya akan bisa melakukan kunjungan nanti untuk menambahkan wawasan saya tentang sekolah ini.

Saya mengunjugi website dari masing-masing sekolah. Secara ringkas, yang saya lihat di website Sekolah Alam jauh lebih lengkap tentang cara kerja sekolah dan penjelasan yang ada cukup baik (untuk ilmu awal). Saya kagum membaca pernyataan ini:

“Untuk keamanan dan kenyamanan, rumah pohon hanya dapat dinaiki siswa dengan pengawasan dan sepengetahuan guru.”

Sumber:

Ini yang saya maksudkan di artikel saya dengan mengutamakan keselamatan dan keamanan untuk para siswa. Saya jadi teringat jurang di belakang sekolah yang saya bahas dan mencari informasi yang serupa tentang keselamatan di website sekolah itu. Saya tidak menemukan. (Apakah begini kali: “Anak2 hanya diperbolehkan jatuh ke jurang dengan sepengetahuan guru???” Hahaha. Mudah-mudahan tidak begitu.)

Kalau hanya sekedar membandingkan website saja, Sekolah Alam jauh lebih maju sistemnya daripada sekolah yang satu lagi karena informasi yang tersedia di website jauh lebih lengkap. Saya juga ingin tahu tentang nilai akademis yang dicapai oleh siswa di Sekolah Alam ini. Sekolah dengan sistem Open Learning sangat baik tetapi harus dijaga juga nilai akademisnya. Mau tidak mau, anak ini harus berkompetisi dengan orang lain untuk masuk universitas nanti.

Kalau seandainya pengurus sekolah tidak mengerti pendidikan (seperti yang saya alami di sekolah lain) maka nilai akademis anak2 tidak bisa dijamin berkembang dengan semestinya karena anak2 terlalu banyak diberi kebebasan pada saat mereka seharusnya belajar. Sistem tidak terfokus pada perkembangan kognitif anak2. Misalnya, banyak anak yang senang masuk sekolah karena mereka tidak mendapat tes, tidak mendapat PR, dan ada banyak waktu untuk bersantai dan bermain.

Tetapi harus ada keseimbangan antara nilai emosional/spiritual dan perkembangan daya pikir (cognitive development). Untuk sekolah yang sifatnya eksperimental, seharusnya para pengurus sangat hati hati untuk memastikan bahwa sistem baru yang diterapkan itu tidak menghilangkan sistem lama yang terbukti mengajarkan skil kognitif (walaupun masih ada banyak masalah juga dengan sistem yang ada di Indonesia.)

Kalau di luar negeri, (misalnya di Australia) sangat sedikit orang tua yang inginkan anaknya masuk sekolah yang sifatnya eskperimental karena mereka teralu kuatir terhadap nilai akademis yang bisa hilang kalau tidak dijaga dengan baik. Kebanyakan orang tua ingin mengambil sekolah negeri karena sudah terbukti hasilnya.

Barangkali di Indonesia orang tua sudah begitu jenuh dengan sekolah negeri yang tidak pernah diperbaiki/berkembang sehingga mereka siap melakukan apa saja demi mencari jalan alternatif yang baik buat anaknya.

Pasti sangat sulit menjadi orang tua di Indonesia di mana pemerintah tidak peduli pada masa depan anak-anak. Saya sangat prihatin kalau memikirkan masa depan anak bangsa ini. Sayangnya, pemerintah tidak demikian juga karena mereka tidak mau betindak dengan cepat untuk melakukan perbaikan.

Wassalamu’alaikum wr.wb.,

Gene Netto




5 comments:

  1. Assalamu'alaikum wr. wb.
    Maaf, sedikit koreksi lagi nih, Pak Gene. Sekolah Alam bukan berasal dari Sekolah Citra Alam.

    Sekolah Alam awalnya berlokasi di Jl. Damai - Ciganjur, tahun 1998-2000, kemudian pada pertengahan tahun 2001 pindah ke Jl. Anda 7x-Ciganjur, tepatnya di depan Keluarahn Ciganjur.

    Setelah Sekolah Alam pindah lokasi, yayasan pengelola tanah wakaf di jl. Damai mendirikan Sekolah Citra Alam.

    Wassalam,
    Vera

    ReplyDelete
  2. orang indonesia juga sieh silo sama bule, bule dianggapnya lebih pinter, lebih kaya, lebih well educated,padahal most bules in indonesia are bunch of losers in their countries.jadi intinya PD aja lagi, trust yourself, use your brain properly, optimalin potensi and we'll be fine. we don't need bules'help to make ourselves or our children to be smart and well-educated and broad knowledge.bule-bule di sekolah gue aja bego bego!

    ReplyDelete
  3. wah..setuju sama anonymous, indoneian always look up ma bule, they think bule is the GoD!! Disini aje, mereka bisa dapet bnyak fasilitas, padahal, kalo di negaranya mah, they're just losers. Di skolah gw juga bulenya bego2, cuma krena lebelnya Bule aja....

    ReplyDelete
  4. betul kok, sebenarnya orang indonesia itu pinter2, cuma ga seimbang aja ama fasilitas dan kreatifitas. Makanya sekolah juga jangan melulu akdemik yg diunggulkan, tp kreatifitas jg... soalnya kan kita kekurangan fasilitas.
    Klo mengenai guru yg bagus tuh dari sekolah pendidikan, menurutku sih ga harus begitu juga. Tapi gimana guru itu bisa memberikan pendekatan yg bagus ke anak2 murid. kalo dr sekolah pendidikan hasilnya kaku dan otoriter jg sama aja bohong.

    ReplyDelete
  5. wahh ngomongin pendidikan nggak ada yang bener nihh.. gak percaya gw ma kata kata... sekarang kongkret aja men.. kalo emang lo pengen indonesia pinter berani gak lo kayak si butet yang iklan kompas itu.. dan kalo emang lo dah usaha buat bikin pinter apapun itu usaha lo.. two thumbs up buat looo ... salam peace

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...