Labels

alam (8) amal (101) anak (294) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (20) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (563) islam (544) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (98) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (41) muallaf (48) my books (2) orang tua (6) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (61) puasa (38) renungan (170) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (323) tanya-jawab (14) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

26 February, 2009

Kak Seto Dukung Penutupan Praktik Dukun Cilik Ponari


Assalamu’alaikum wr.wb.,

Solusinya sederhana sebenarnya. Ponari diabwa ke sebuah danau atau bendungan. Dengan sekali celup batu, mudah-mudahan semua air itu menjadi air khusus yang berkhasiat. Heheheheh. Tinggal diminum. 

Atau… Ponari bisa diangkat menjadi "mascot" di PAM Jaya. Dengan demikian, PAM bisa dijual sebagai Air Super, yang melebihi Aqua. 
Besok hari Aqua bangkrut. Hahahah. 
Just kidding. Poor Ponari.

Wassalamu’alaikum wr.wb.,

Gene


Kak Seto Dukung Penutupan Praktik Dukun Cilik Ponari
Kamis, 26/02/2009 22:54 WIB
Tamam Mubarrok – detikSurabaya

Jombang - Ketua Komnas Perlindungan Anak Seto Mulyadi mendatangi rumah Ponari di Jombang. Usai bertemu Ponari, Kak Seto menyatakan mendukung langkah Polres Jombang, menutup praktik dukun cilik itu.

Pria yang akrab disapa Kak Seto ini datang, Kamis (26/2/2009) sore dengan didampingi sejumlah polisi.

Berbeda dengan kedatangan yang pertama pada Minggu (15/2/2o09) lalu, kehadiran Kak Seto petang tadi berjalan lancar. Kak Seto tidak harus melintasi antrean ribuan pasien. Sebab sejak hari ini, praktik dukun Ponari ditutup polisi.

Sesampai di rumah dukun cilik ini, Kak Seto ditemui kedua orangtua Ponari, Muhammad Kosim dan Mukarromah. Saat pertemuan berlangsung, para wartawan diminta meninggalkan ruang pertemuan untuk beberapa saat.

Usai bertemu Ponari, Kak Seto menyatakan mendukung langkah Polres Jombang, menutup praktik dukun cilik itu. "Pada prinsipnya, kami berharap hak-hak Ponari selaku anak
tetap terjaga dan tidak hilang," kata Kak Seto.

Menurut Kak Seto, kasus pengobatan dukun cilik Ponari juga dilematis. Di satu sisi,
tenaga Ponari dibutuhkan ribuan orang. Namun di sisi lain, Ponari juga harus bersekolah dan bermain seperti halnya anak-anak seusianya.

Karena itu, Kak Seto meminta panitia mengoptimalkan tandon air yang sudah dikirim
Pemkab Jombang, untuk pengobatan para pasien. Sehingga Ponari tidak perlu mencelupkan batu ke dalam air yang dibawa ribuan pasien.

Rencananya, hari Jumat (27/2/2009) besok, Kak Seto akan mengantar Ponari bersekolah.
Hal itu dilakukan Kak Seto, untuk menumbuhkan kembali kondisi kejiwaan dan semangat
Ponari setelah lama tidak duduk di bangku sekolah.(bdh/bdh)

Sumber: Surabaya.detik.com

6 comments:

  1. Assalamu'alaikum wr wb

    Tapi saya lihat kemarin di televisi masyarakat sudah banyak yang mengantri juga di sekolah Ponari, kasihan, sekolahpun tetap sulit untuk bisa konsentrasi belajar...

    Sangat disayangkan ketua MUI Jombang, entah itu pendapat pribadi atau atas nama MUI, beliau berpendapat bahwa pengobatan yang dilakukan Ponari belum sampai menjadi musyrik, pedahal masyarakat sudah sampai kehilangan akal sehat saat tidak bisa bertemu dengan Ponari, mereka mengais2 lumpur dan air sisa pembuangan kotoran di keluarga tsb, tapi ketua MUI Jombang malah mengibaratkan batu Ponari seperti batu Hajar Aswad ???

    Sebenarnya siapa yang bertuah ya, Ponarinya atau batunya ?

    Kalau dalam dunia kedokteran anak-anak yang punya 'kelebihan' atau saya menyebutnya 'keanehan' dikategorikan sebagai anak indigo (anak dengan kelebihan khusus), tapi apa dalam Islam anak-anak spt ini juga diakui keberadaan nya , atau semata-mata memang diperdaya oleh Jin ? Karena kemampuan anak-anak indigo spt ini memang datang secara instan tanpa proses belajar, berbeda memang dengan anak-anak jenius yang punya ruang waktu untuk proses belajar, hanya anak-anak jenius lebih cepat menguasai dari pada anak-anak normal lainnya.

    Tapi anak-anak indigo seperti Ponari dan lainnya apa bisa juga disebut anak jenius ? ?

    ReplyDelete
  2. Sebaiknya kita jangan mencap Ponari dan batu ajaibnya adalah sesat dan tidak masuk akal. Segala sesuatu adalah mungkin tidak ada yang pasti. Bahkan dunia kedokteran sendiri tidak dapat memastikan kesembuhan pasien.
    Saya percaya bahwa kesembuhan itu datangnya dari Allah s.w.t. bukan dari dukun, ponari, batu ajaib, atau dokter. Kita, manusia hanya bisa berusaha, yang menentukan adalah Allah s.w.t.
    Kasus Ponari ini adalah tantangan bagi dunia kedokteran kita. Dilematis, karena sebagian msyarakat kita banyak yang tidak mampu untuk berobat ke dokter karena biaya yang mahal, sehingga mencari pengobatan alternatif. Banyak juga kasus pasien yang berobat ke dokter bukannya sembuh malah tambah parah. Jadi jangan disalahkan masyarakat kalau mencari pengobatan alternatif yang umumnya biayanya lebih murah.
    Bila Ponari banyak dikunjungi ribuan pasien membuktikan bahwa praktek pengobatan ini cukup efektif menyembuhkan pasien. Karena bila tidak efektif, tidak akan ada pasien yang datang. Jadi ini satu lagi yang menjadi tantangan dunia kedokteran atau ilmuwan, untuk meneliti apa yang menyebabkan pasien sembuh. Bukan mencap sesat, musyrik, dsb. Untuk itu sebaiknya kita menyikapi ini dengan lebih bijak. Terima Kasih.

    ReplyDelete
  3. Tidak ada yang mengatakan Ponari dan batunya yang katanya bertuah sesat, tapi orang-orang dewasa yang mengeksploitasinya yang harusnya diingatkan atas perbuatan dan keyakinan mereka.

    Saya coba mengaitkan 'berkah dan tuah' dari Ponari dan batu 'ajaibnya' yang katanya bisa memberikan kesembuhan dan berkah, dalam acara ritual sekatenan dan grebeg Maulid yang diadakan oleh keraton-keraton juga terjadi berebut makanan (bukan karena lapar tapi karena ingin mendapat berkah) dari makanan yang sudah melalui acara ritual tsb.Bahkan air bekas ritual pencucian sebuah gong yang dianggap sakti dan dicuci setahun sekali jadi rebutan untuk diminum, konon katanya orang yang meminum air bekas cucian gong itu bisa mendapatkan keberkahan, kesembuhan dan kesuksesan, berarti tidak jauh beda dengan 'kesaktian' batu Ponari kan ?!

    Jadi masalah sebenarnya bukanlah Ponari atau batunya atau gongnya atau sekatenannya tapi aqidah, tauhid, keyakinan ummat.Sebab yang satu tidak bisa dijadikan alasan untuk akibat yang lain.

    Kalau boleh saran, seharusnya organisasi-organisasi dakwah yang tidak terlibat dan disibukan dengan dakwah parlemen bisa memfokuskan diri untuk meluruskan aqidah dan tauhid ummat agar tidak menyimpang, jadi ada 'kerjaan' dan punya bukti kerja yang konkrit.

    ReplyDelete
  4. Kalau batunya Ponari bisa menyembuhkan, cukup diberikan kepada orang dewasa. Dia bisa menyembuhkan orang, dan Ponari bisa sekolah. Dan kalau batu bisa menyembuhkan, berarti tidak ada hubungan dengan Ponari, tetapi batulah yang perlu diperhatikan, bukan yang memegang.
    Salah satu guru saya pernah terima orang tua yang mau berkonsultasi. Anak mereka tiba2 bisa mengobati orang dengan cara yang ajaib, padahal satu minggu sebelumnya, dia anak normal. Setelah dicek, dia punya batu yang disimpan di kantong. Batunya dijatuhkan di depannya oleh seekor burung gagak, dan dia ambil saja dan kantongin. Setelah itu, bisa mengobati orang. Setelah beberapa hari/minggu, ratusan orang antrian di depan rumah. Kata orang tua, kalau memang dari Allah dan untuk kepentingan ummat, mereka ikhlas, tetapi kalau tidak… mereka menolak dan minta tolong guru saya untuk membedakan mana yang benar.
    Kata guru, coba ambil saja batunya, dan kasih kepada saya, nanti saya saja yang mengobati orang (katanya begitu untuk mengetes apa anak itu ikhlas lepaskan batu atau tidak, untuk kepentingan ummat). Saat mau diambil, dia mengamuk dan teriak histeris. Setelah diambil secara paksa, dia “kembali sadar” dan tidak ingat apa2 ttg batu tsb, dan kembali normal seperti sebelumnya. Batunya dibaung. Kata guru, ada jin di dalamnya, dan sepertinya batu itu diambil oleh burung dari rumah dukun. Lalu dijatuhkan lagi di tengah jalan, dpean anak itu.
    Saat saya dengar ttg Ponari, saya langsung ingat kasus dari beberapa tahun yang lalu itu. Sepertinya persis sama. Menurut saya, lebih baik orang tua kasih batu kepada orang dewasa yang mau pegang, atau buang saja. sampai sekarang belum ditunjukkan bukti bahwa pasien2 Ponari memang sembuh, berarti percaya pada batu Ponari adalah syirik.
    Wassalam,
    Gene

    ReplyDelete
  5. Saya setuju kalau batu Ponari sudah mengarah pada kesyirikan, solusinya memang harusnya dibuang atau dibinasakan, bukan dengan memindahkan kepada orang dewasa, kalau begitu hanya memindahkan kesyirikan saja.

    Batu, keris, pohon, memang hanya sebuah media yang kadang bisa mengantarkan manusia pada kemusyrikan bila semua itu dikeramatkan dan dianggap bertuah dan mempunyai kekuatan, sebab itu semua hanya kreatifitas syaitan dalam menyesatkan manusia.

    Umar bin khottob ra pernah memerintahkan untuk menebang sebuah pohon yang orang sebut sebagai Syajaturridhwan karena banyak orang yang mendatanginya dan melakukan sholat disekitarnya dan mengarah untuk dikeramatkan.

    Pada waktu yang lain Umar pernah berbicara di depan Hajar Aswad " Aku tahu bahwa kamu adalah batu yang tidak bisa memberikan manfaat maupun mudharat.Seandainya aku tidak melihat Rosululloh saw menciummu, niscaya aku tidak akan menciummu "

    Wallahu a'lam

    ReplyDelete
  6. Kalau Allah ingin menyembuhkan, lewat doa saja bisa. Kalau dengan doa sudah terbukti bisa, apa manfaatnya batu. Apalagi batu itu dipegang oleh seorang anak yang belum mengerti agama, belum mengerti “sakit” dan belum mengerti tentang biologi.
    Saya kira memang syirik, dan sebaiknya ditinggalkan. Tetapi saya sepakat bahwa ini merupakan cermin terhadap masyarakat kita. Ada yang tidak mampu berobat. Di mana semua partai politik? Ada juga yang percaya pada batu, mungkin karena sudah terbiasa dengan jimat. Jadi, buat dia, biasa.
    Makin cepat batu itu diambil dari Ponari, makin baik bagi dia, bagi masyarakat, bagi keimanan kaum Muslimin.
    Wassalam,
    Gene

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...