Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

01 March, 2009

Bubarkan Pasien Dukun Cilik Ponari, Polisi Dilempar Lumpur

Minggu, 01/03/2009 16:55 WIB
Tamam Mubarrok – detikSurabaya

Jombang - Pasien dukun cilik Ponari di Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Jombang, memrotes polisi yang membubarkan mereka, Minggu (1/3/2009). Para pasien itu kecewa, karena sudah bermalam di lokasi, tapi malah diusir.

"Kami sudah berhari-hari. Tapi kenapa bapak-bapak malah mengusir kami. Seharusnya kami dibiarkan di sini," teriak Sumpinah (45), pasien perempuan asal Madiun, yang sudah di lokasi itu sejak 2 hari lalu.

Bahkan, karena kecewa dengan pengusiran itu, seorang pasien sempat melempar polisi dengan lumpur sebanyak 2 kali saat hendak diusir. "Jangan melempar begitu bu. Nanti malah ibu malah susah," kata seorang anggota Dalmas Polres Jombang kepada seorang 
perempuan paruh baya.

Sejak ditutup beberapa hari lalu, ribuan pasien masih mendatangi tempat praktik dukun cilik Ponari. Namun setiap 2 hari sekali, polisi datang dan mengusir para pasien. Sehingga banyak pasien yang kecewa, karena tidak bisa bertemu Ponari.

Menurut Kapolres Jombang AKBP Tomsi Tohir, aksi pengusiran ribuan pasien berdasar permintaan keluarga Ponari. "Kami tetap berkomitmen pada permintaan keluarga Ponari, untuk mengamankan lokasi ini," kata Tomsi kepada wartawan di lokasi.

Selain mengusir ribuan pasien, polisi juga membongkar tempat berjualan para pedagang yang ada di sepanjang jalan Dusun Kedungsari. Pembongkaran ini dimaksudkan, agar para pasien tidak mengira jika Ponari masih membuka praktik pengobatan.

Tak hanya itu, tandon air yang akan digunakan untuk menyalurkan air dari Ponari ke jalan-jalan dusun, juga dibongkar polisi. "Ini karena kami diminta keluarga Ponari, untuk menutup lokasi ini selamanya," pungkas Tomsi.(bdh/bdh)

Sumber: Surabaya.detik.com

3 comments:

  1. Kalau Iran punya prestasi dengan Husein Toba Toba'i anak yang saat umur lima tahunnya bukan saja sudah hafal Al-Qur'an tapi beserta makna dan letak ayat-ayatnya, Singapura sedang bangga dengan Lim Ding Wen yang mampu membuat aplikasi iPhone di usia sembilan tahun, maka Indonesia punya Ponari yang sudah jadi dukun terkenal di usia yang tidak jauh berbeda, sayangnya bukan sebuah prestasi yang dimiliki Indonesia...

    ReplyDelete
  2. tara, Insya Allah pasti tetap ada prestasi positif anak bangsa ini. Cuman karena prestasi dalam hal keterbelakangan dan keterpurukan juga jalan berbarengan dgn kuantitas lebih tinggi makanya hal yg positif itu lebih tidak nampak. Umumnya kan memang seperti itu ya, hal yang baik akan langsung sirna dan terlupakan begitu yg buruk terjadi nampak di depan mata.
    Sayangnya kita tidak menyadari kalo hal2 negatif spt itulah yg akhirnya bisa jadi pemicu dan alasan bagi bangsa lain untuk melecehkan bahkan mendhalimi bangsa ini. Hingga skrg, ga ada hentinya TKI yang mengalami penyiksaan bahkan sampai balik ke tanah air sdh jadi almarhum. Kalo semisalnya bangsa lain yg menggunakan jasa TKI memiliki respek yg tinggi thdp bangsa ini, Insya Allah kejadian spt itu tidak akan ber-ulang2 terjadi.
    Tapi kenyataannya, harus kita akui di mata bangsa lain, bangsa kita dinilai rendah, bodoh, dgn moral dan diri yang murah sekali terbeli.
    Tidak usah jauh2 ke TKI yang bekerja di luar, orang asing yang bersileweran kiri kanan dan menikmati sekali hidup di sini pun umumnya pasti berpikir demikian walopun tentunya tidak semua. Yah mau marah dan balik benci juga tidak ada gunanya karena fakta yg terjadi di tanah air trcinta ini memang membawa kpd kesimpulan seperti itu. Karena pola pikir dan tindak laku segelintir orang dari bangsa ini, bangsa lain pun serta merta menggeneralisir dan menyimpulkan demikian secara keseluruhan. Ga enak banget rasanya.
    Semoga saja kita semua bisa menarik pelajara baik dari kondisi seperti ini. Mungkin sulit untuk mengubah orang lain tetap paling tidak mulai dari diri sendiri. Kita masih sempat memperbaiki kualitas hidup kita supaya berdampak baik utk orang lain yg ada di dekat kita before time is finished. Insya Alah.

    Wahhh gara2 Ponari nih jadinya ngelantur kemana-mana heheh.

    Wassalam.
    Irma

    ReplyDelete
  3. that's right, Irma, sebenarnya Jombang itu tidak saja punya Feri Idham Henyansyah alias Ryan si pembunuh berantai dan Ponari tapi juga ada prestasi 4 anak penghafal Al-Qur'an berusia 6-12thn yang jadi jenius setelah belajar selama sebulan dengan metode Hanifida, tapi memang yang terekspos dan jadi fenomenal ya yang buruk-buruk itu tadi, nampaknya media memang suka yang kontroversial saja yaa

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...