Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

22 December, 2009

Menggunakan Tasbih

Assalamu'alaikum wr.wb.,

Ada teman yang kirim email ke saya yang menjelaskan hukum menggunakan tasbih. Dalam artikel itu, dijelaskan bahwa mayoritas dari ulama membolehkan kita untuk menggunakan tasbih untuk berdzikir. Tetapi ada juga pendapat minoritas yang melarang, dengan penjelasan tidak ada contoh dari Nabi SAW. Berikut ini adalah komentar saya.

Insya Allah ini suatu perkara yang sederhana: orang yang suka pegang tasbih akan berdzikir lebih banyak atau lebih sedikit kalau tasbihnya tidak ada? Artinya, kalau dia hanya menggunakan jari (atau baca di dalam hati saja tanpa gerakkan jari) apakah dia lebih banyak berdzikir atau lebih sedikit?

Saya selalu membawa tasbih kecil saat pergi dari rumah. Sekarang kalau saya keluar dari rumah tanpa bawa tasbih, rasanya saya “telanjang”. Dan kalau kelupaan (hampir tidak pernah) maka saya pasti mau kembali ke rumah kalau masih dekat untuk mengambilnya.

Alasan saya memakai tasbih sederhana. Dulu saya coba berdzikir dengan jari saja saat berada di taksi. Saya berdzikir sambil lihat2 di jalan, atau sambil diskusi dengan teman. Tetapi karena ada telfon atau sms masuk, atau ada komentar dari sopir taksi, atau melihat sesuatu yang membuat saya berfikir tentang perkara lain, maka hasilnya adalah saya lupa bahwa tadinya saya berdzikir karena pikiran saya terbawa oleh suasana yang berbeda (diskusi, sms, telfon, pandangan, dll.).

Setelah belasan minit, atau mungkin setelah saya sampai tujuan saya, baru teringat bahwa tadinya saya sudah mulai berdzikir tetapi berhenti di tengah jalan. Jadi dzikiran saya sedikit sekali (karena lupa saat konsentrasi saya dialihkan oleh perkara yang lain).

Tetapi dengan memegang tasbih kecil, justru saya bisa ingat terus karena setelah konsentrasi saya “terganggu” oleh hal yang lain, saya selalu kembali pada dzikiran dengan cepat. Karena ada tasbih di tangan, walaupun saya mungkin saja lupa untuk sekian minit dan putarkan bijinya tanpa berdzikir karena sedang diskusi dengan sopir taksi, cepat atau lama (biasanya cepat) saya kembali sadar bahwa masih ada tasbih di tangan dan tadinya saya berdzikir (sebelum diganggu). Hasilnya, saya cepat kembali berdizikir karena tasbih kecil di tangan mengingatkan saya terus untuk mulai lagi.

Sampai di tujuan saya, hasilnya adalah saya telah berdzikir selama 20-60 minit, kurang beberapa minit saja di mana saya terganggu atau lupa untuk sementara.

Sekarang, memegang tasbih sudah menjadi begitu terbiasa sehingga saya memegangnya terus. Kalau nonton Dvd di kamar, berdzikir dengan tasbih. Kalau nonton di bioskop (walaupun jarang) saya juga berdzikir dengan tasbih. Kalau naik taksi atau mobil teman, berdzikir dengan tasbih. Duduk di kafe dan ngopi sama teman, berdzikir dengan tasbih. Dan seterusnya.

Jadi tasbih itu tidak lebih dari “sebuah alat” yang membantu saya ingat kembali. Kalau tidak dipegang, sangat mudah untuk lupa dan fokuskan pikiran pada hal-hal yang lain.

Kalau seandainya setiap orang yang merokok di Indonesia menggantikan rokoknya dengan tasbih (secara bertahap, biar produsen rokok tidak langsung bangkrut dalam sekejap), kira-kira apa yang akan terjadi di bangsa ini? Bayangkan kalau setiap hari, puluhan juta orang tinggalkan rokok, dan memegang tasbih di tangannya, dan gunakan berkali-kali setiap hari (seperti halnya merokok) untuk berdzikir kepada Allah SWT.

96. Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, PASTILAH Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
(QS. Al Araf 7.96)

Tetapi daripada pegang tasbih dan berdzikir berkali2 setiap hari, banyak sekali orang malah “mengisi tangannya” dengan batang rokok, uang haram, makanan yang tidak halal, tangan pacarnya, minuman beralkohol, dan sebagainya. Tasbih dan dzikiran sangat jauh dari pikirannya.

Semoga orang yang tidak setuju dengan penggunaan tasbih bisa melihat manfaatnya yang besar, apalagi bila membantu orang berhenti rokok. (Cara berhenti rokok dengan tasbih: Setiap kali mau merokok, ambil tasbih saja dan berdzikir. Baca “Alhamdulillah” terus, untuk mensyukuri semua nikmat yang Allah berikan, termasuk kemudahan untuk berhenti merokok. Insya Allah dalam waktu cepat, niat untuk merokok bisa hilang.)

Tasbih yang digunakan dengan tujuan yang baik dan mulia bisa sangat bermanfaat bagi seorang hamba dan malah bisa menjadi lebih utama di dalam hati daripada barang2 mewah lain yang dia dimiliki. Dan itu sudah saya rasakan sendiri sekarang.

Sebagai contoh, beberapa bulan yang lalu, HP saya jatuh di jalan di depan sebuah ATM karena klip di sarungnya patah (tanpa sepengetahun saya selama beberapa minit). Waktu sudah berangkat lagi naik taksi dan saya menjadi sadar bahwa HP tidak ada di sabuk pinggang, saya tidak panik, walaupun harganya HP saya 4 juta. Saya kembali lagi ke ATM dan alhamdulillah ketemunya dengan mudah dan tidak ada kerusakan (dan dalam perjalanan ke ATM saya juga berdzikir). Sebaliknya, pernah ada suatu hari di mana saya mau berangkat dari rumah dan tasbih tidak ada di lemari. Saya malah merasa panik dan carinya di mana-mana seakan-akan sedang mencari kalung emas atau berlian yang hilang. Setelah bongkar kamar dan tumpukan baju selama 30 minit, akhirnya tasbih kecil saya ditemukan di dalam kantong celana yang dipakai pagi itu, yang sudah ditaruh di ember untuk dicuci.

Harga tasbih, sekitar Rp 15.000. Harga HP Rp 4 juta. Tetapi karena sudah menjadi “teman perjalanan” setiap hari, tasbih lebih disayangi daripada HP yang mahal.

Semoga bermanfaat.

Wassalamu'alaikum wr.wb.,

Gene

11 comments:

  1. Assalamu'alaikum

    Menggunakan Tasbih

    >>>>>Dalam artikel itu, dijelaskan bahwa mayoritas dari ulama membolehkan kita untuk menggunakan tasbih untuk berdzikir. Tetapi ada juga pendapat minoritas yang melarang, dengan penjelasan tidak ada contoh dari Nabi SAW.<<<<<<<

    Pertanyaan: menggunakan tasbih untuk berdzikir waktu kapan? apakah dzikir setelah sholat atau dzikir diluar sholat?

    Sebatas pengetahuanku memang dzikir setelah sholat dicontohkan oleh Rosululloh dengan menggunakan ruas jari kanan (aku lupa hadistnya).

    Dan sebaik-baik berdzikir adalah membaca alquran.

    Tentang dizikir memakai tasbih atau batu-batuan, kalau tidak salah ada hadist yang membahas hal itu, hadist tentang Ibnu Mas'ud.

    Ada hadist yang menjelaskan bacaan dzikir untuk pagi hari yaitu setelah subuh sampai terbit matahari, Dzikir untuk sore hari yaitu setelah asyar sampai magrib. Di luar waktu itu kita diperintahkan untuk banyak-banyak berdzikir.

    "Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya." [Al-Ahzab: 41]

    afwan, seharusnya aku mencantumkan hadistnya, agar lebih jelas.

    nenghaji (manusia yang dhoif)

    ReplyDelete
  2. """"""Kalau nonton Dvd di kamar, berdzikir dengan tasbih. Kalau nonton di bioskop (walaupun jarang) saya juga berdzikir dengan tasbih. Kalau naik taksi atau mobil teman, berdzikir dengan tasbih. Duduk di kafe dan ngopi sama teman, berdzikir dengan tasbih. Dan seterusnya."""""""""

    Mister, setahu saya, kita dianjurkan berdzikir dengan segenap jiwa dan raga kita. Lha kalau saat nonton DVD, nonton dibioskop yang isinya campur baur antara wanita dan laki-laki tidak dipisahkan ( padahal kita diperintahkan jangan bercampur baur antara laki-laki dan perempuan tanpa hijab, kecuali darurat, seperti di Kantor, di sekolahan) lha bagaimana mister tetap bisa berdzikir, terus kalau di DVD atau di film ada adegan 17 tahun plus apakah mister tetap berdzikir, apakah itu tepat?

    Menurut saya kalau mister memang rajin berdzikir seperti itu, alangkah lebih baiknya kalau mister meninggalkan pekerjaan yang sia-sia.

    Afwan, salam damai

    ReplyDelete
  3. Assalamu'alaikum wr.wb.,

    Mungkin kamu bisa coba belajar agama dari orang lain, supaya dapat penjelasan yang berbeda. Saya diajarkan untuk bertasbih terus oleh guru saya KH Masyhuri Syahid (dan karena saya sendiri juga suka). Dan Pak Kyai selalu contohkan terus dengan berdizkir di dalam mobil dalam perjalananya ke tempat pengajian yang berikut, berdzikir di kursi, berdzikir di rumah orang lain, berdzikir sambil menunggu (di mana saja). Setiap kali Pak Kyai melihat saya berdzikir, dia selalu senyum dan berkomentar positif, dan tidak pernah mengatakan bahwa itu perbuatan yang buruk.

    Kemarin (kebetulan) saya nonton film di bioskop (padahal jarang sekali). Saya berdzikir selama 3 jam sambil nonton. Tidak melintas di pikiran saya bahwa ada orang lain di dalam bioskop, karena mereka tidak kelihatan dan saya sibuk sendiri berdzikir tanpa memperhatikan orang lain. Sambil jalan2 di dalam mal, saya juga berdzikir. Sambil belanja di Hero, juga berdzikir. Sambil lihat baju dan celana, juga berdzikir. Jalan kaki di luar mal, juga berdzikir. Di dalam perjalanan berangkat ke mal, dan juga pulang ke rumah, saya juga berdzikir. Sampai di rumah, juga berdzikir lagi setelah selesai kerja.
    Jadi hasil dari satu hari itu, saya berdzikir kepada Allah untuk kira-kira 5-6 jam atau lebih.
    Sedangkan kamu berapa jam… ?
    Apakah kamu bisa menjamin bahwa dzikiran saya di dalam mall akan dinilai buruk oleh Allah dan tidak akan diterima? Silahkan memberikan buktinya bila ada.

    >>Mister, setahu saya, kita dianjurkan berdzikir dengan segenap jiwa dan raga kita.

    Dan kalau kurang sedikit, apakah HARAM? Apakah orang yang berdzikir sambil jalan kaki di mall akan ditolak oleh Allah SWT dan orang itu dibuang ke dalam neraka?
    Apakah kalau kamu berdizikir di dalam masjid setelah shalat, pikiran kamu dijamin 100% diarahkan kepada Allah, dan tidak pernah menyimpang ke hal-hal lain, yang bersifat duniawi? Luar biasa kalau bisa begitu. Dan kalau seandainya kamu bisa begitu, apakah berarti semua orang hanya boleh begitu juga, dan semua contoh yang lain harus dilarang dan dinilai “tidak pantas”?

    Mungkin kamu berdzikir setelah shalat selama 2-3 minit. Saya bisa berdzikir selama 2-3 jam per hari. Apakah dzikiran kamu pasti lebih baik dan dzikiran saya tidak akan dianggap oleh Allah? Apakah hanya orang yang berdzikir di dalam masjid yang dianggap benar? Apakah usaha saya untuk mencari kebaikan dan pahala dari Allah akan diabaikan oleh Allah dan tidak dapat pahala sama sekali? Apakah kamu punya bukti tentang itu?

    Coba kamu belajar agama lagi dari orang yang tidak keras dan punya pikiran lebih luas. Kalau ada pilihan antara berdzikir dan tidak berdzikir, kenapa kamu mau memilih “tidak berdzikir” dengan alasan tidak tepat, tidak pantas, tidak cocok waktunya, tidak pakai baju koko, tidak berwudhu, tidak di dalam masjid, dan lain-lain? Kalau kita bisa berdzikir kepada Allah selama 6 jam dalam satu hari, buat apa kita menolak dan memilih 6 minit saja? Apakah kamu bisa jamin kualitas dari 6 minit itu, sehingga bisa diyakini akan diterima dan dzikiran selama 6 jam akan ditolak? Coba berfikir lagi.

    Sangat disayangkan kamu tidak mau menyebutkan nama. Tetapi mau memberi “nasehat”. Coba belajar agama lagi, dan sopan santun sekaligus.
    “Salam damai” apa artinya? Apakah pernah diucapkan oleh Nabi kepada sesama Muslim?

    Wassalamu'alaikum wr.wb.,
    Gene

    ( Saya berani menyebutkan nama saya, dan bertanggung jawab atas apa yang saya tulis dan apa yang saya katakan, karena insya Allah sesuai dengan apa yang diajarkan kepada saya oleh guru2 saya. Nabi Muhammad SAW juga bertanggung jawab atas ucapannya dan tidak pernah menyampaikan pesan secara anonymous. Kamu sendiri yang berbeda. Silahkan belajar lagi, kalau mau.)

    ReplyDelete
  4. well well well i think both of you need to learn Islam More

    ReplyDelete
  5. well well well jadi kepingin berkomentar juga… hehehe.

    Kalo menurut saya ”not only both of you (seperti yang disampaikan bapak/mas aji)” yang perlu belajar Islam. But All of us, as Muslim. Sepanjang kehidupan di dunia kita masih berlangsung, nafas masih belum sampai di tenggorokan, sungguh kita semua masih harus belajar dan mempelajari Islam. Kita jelas punya kemampuan terbatas untuk mengingat dan meresapi sesuatu, jadi kalo berurusan dengan agama kayaknya belajar sungguh tak akan ada ujungnya. Never ending story :)

    Cuman mungkin (ini mungkin loh) yang ditekankan oleh blog owner disini adalah, kepada siapakah kita berguru agama ? dan apakah guru agama yang fanatik, beraliran keras, adalah sudah pasti yang paling benar ilmu agamanya sehingga membuat kita juga memiliki pemikiran dan pendapat untuk kekeh memilih berada pada satu kondisi saja sebagai kondisi yang paling benar dan akan diterima Allah ?

    Sorry, terus terang saya juga bingung dengan nasehat dari anonymous ”kalau mister memang rajin berdzikir seperti itu, alangkah lebih baiknya kalau mister meninggalkan pekerjaan yang sia-sia”.

    Pekerjaan yang sia-sia, yang manakah maksudnya ? Soalnya saya juga sama sekali tidak menemukan kalimat seperti ini : Gene berdzikir sambil nonton film porno di bioskop. Atau Gene berdzikir sambil duduk di kafe sambil megang-megang tangan pacarnya (kan bukan mahrom ya).
    Jadi nasihat untuk meninggalkan pekerjaan sia-sia itu yang mana ? Apakah nonton di bioskop, duduk di kafe, itu adalah pekerjaan yang sia-sia ? Hhhhmmmm… kayaknya kalo itu maksudnya maka perlu dikaji lebih dalam lagi.

    >>> kita dianjurkan untuk berdzikir dengan segenap jiwa dan raga kita.
    Terimakasih untuk anjurannya. Ini anjuran yang baik. Hanya saja kalo kita mau bersikeras untuk berdzikir hanya pada saat kita bener2 konsentrasi dengan segenap jiwa raga kita maka mungkin akan sangat sedikit sekali waktu berdzikir dalam sehari. Tapi itu untuk saya, Insya Allah bagi orang lain akan lebih baik dan lebih mudah.
    Hal sederhana saja, saat malam hari setelah membaca do’a sebelum tidur, saya berusaha selalu ingat untuk istighfar hingga tertidur. Yah jangan sampe besok udah ngga bangun lagi kan. Tetapi pada saat yang bersamaan selama saya belum tertidur, saya biasanya masih sambil nonton TV .... hahaha (tapi TV sudah di set sleep timer-nya jadi Insya Allah masih ingat untuk save energy).
    Sudah jelas pada saat itu, panca indra saya tidak berada pada satu hal yang sama. Saya berbaring sambil mata saya ke tv (Insya Allah bukan tayangan porno atau infotainment hehehe) tapi saya tetep istighfar.
    Namun Insya Allah, dzikir-nya saya pada saat itu pasti bukanlah hal yang sia-sia dalam perhitungan Allah. Karena Islam, agama dari Allah itu amat sangat indah dan adil.
    Tapi tetep berusaha semoga besok-besok, saya bisa lebih baik lagi dzikirnya. Insya Allah. Amin.
    Trus gimana yang nyetir sambil berdzikir ya ? Itu kan lebih ke-mana-mana lagi segenap panca indranya ... hehehe.

    Wassalam.

    ReplyDelete
  6. enaknya nih..itu urusan habluminallah.., kenapa harus sebegitu di perjelaskan-rutinitas dzikirannya..., cukup jelaskan manfaatnya. Jangan sampai niat ibadah menjadi mendekati riya' upps maaf ya :D cuma coment...

    ReplyDelete
  7. It’s ok, no problem :P
    Thanks rahma untuk sudah saling mengingatkan :D

    Benar sekali ini urusan hablumninAllah tapi ada juga ustadz yang menyampaikan bahwa urusan-urusan ibadah kepada Allah tidak perlu juga terlalu disembunyikan kepada orang lain sepanjang memang niatnya bukan untuk riya’ sama sekali. Segenap amalan akan begantung kepada niat. Dan semua manusia akan dibangkitkan dan dihisab sesuai dengan niatnya masing-masing. Ini kata ustadz :)

    Tapi kalo sekiranya ada pembaca blog yang pemikirannya nyampe pada kesimpulan bahwa ini sebuah riya’ alias pamer-pamer ibadah untuk mendapatkan perhatian dan pujian dari sesama manusia maka jika dipikirkan dengan logika paling sederhana aja kira-kira yang melakukan riya’ disini akan memperoleh manfaat duniawi berupa apa ya ???

    Masalahnya ini forum dunia maya dan namanya juga dunia maya maka secara detail, kita tidak saling kenal mengenal sama sekali.
    Mau cari perhatian, pujian dari manusia yang mana ? Wong kenal juga ngga gitu kan. Hahaha.

    Jadi kalo saya pribadi tidak mau terlalu jauh berpikiran bahwa ada yang nyaris atau udah terjangkiti penyakit riya’ jika ada yang menyampaikan detail ibadahnya kepada Allah disini. Tapi terserah yang lain. Itu hak pribadi masing-masing.

    Saya bersilaturrahim kesini untuk mendapatkan dan sekalian berbagi informasi mengenai kebaikan (yang saya ketahui). Kalo ada yang menerimanya dengan baik, Alhamdulillah. Tapi kalo ada yang merasa itu bukan hal yang penting, juga tidak masalah. Insya Allah itu ngga ngaruh bagi saya dan kehidupan saya sehari-hari di dunia tetapi berjalan dengan baik seperti biasa dalam lindungan & limpahan rahmatNya Allah SWT. Amin.

    Wassalam.

    ReplyDelete
  8. wah,udh lama ga buka blog ini.. dear anonymous,sorry ini bukan krn sy ahli zikir,tp ini baik utk di share.menurut sy,tasbih itu adlh salah satu media utk qt tetap bs "stay zikir".krn qt manusia mudah lupa&syetan pun bkerja utk mengalihkan prhatian qt.Rasul prnah brkata kpd Abu Bakar r.a utk berzikir dr pagi hingga petang dan jgn smpai lengah dr zikirnya.Abu Bakar bertanya lg,bgmn jk lupa ya Rasulalloh?Beliau menjwb:dmn lupa,ingatkan lg/zikir lg,demikian seterusnya.(sperti jarum jam,ketika berhenti,putar lg)

    ReplyDelete
  9. lalu pertanyaannya,bgmn bs beraktivitas(menonton,bicara dll)sambil berzikir?apa mungkin?SANGAT MUNGKIN..sepanjang yg qt kerjakan adlh hal baik.Klo kamu mau percaya,cobain aja,menonton sambil zikir&pegang tasbih.jika konsentrasi kamu beralih,sesaat kemudian kamu sadar,bhw kamu sedang pegang tasbih,dan pasti kamu ingat bhwa kamu td sedang berzikir,lalu kamu pasti mlanjutkan zikir kamu.just try n beleive it!Dgn bgitu,hati qt jd "hidup" dan akn ada "rasa"(ini agak sulit dijlaskan krn menyangkut "feel" dr Alloh)

    ReplyDelete
  10. makanya tdk heran jika pak Gene menyampaikan ttg berzikir seperti itu.bgmn dia sibuk mencari tasbih. karena dia sdh terbiasa berzikir dan bs merasakan "feel" itu td. krn dlm ruh kita ada yg namanya "lelembutan/latifah". mungkin pak Gene sdh menemukan itu.qt semua jg bs merasakan asal dibiasakan hatinya berzikir.krn Alloh berjanji akan memberikan kenikmatan pd orang yg berzikir. Btw,sy post comment ini bukan utk membela/memuji pak Gene,tp krn ayah sy mengajarkan hal yg sama dan sy mencoba mempelajarinya.tks

    ReplyDelete
  11. sorry terputus-putus comment nya,soalnya hp nya kurang canggih cuma bs 512 karaker setiap posting :)

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...