Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

24 July, 2010

Dinyatakan Sembuh, Tak Bisa Bayar Tapi Infus Tidak Dicabut

Sabtu, 24/07/2010 14:12 WIB
Pasien DBD 'Ditahan' Rumah Sakit
Rois Jajeli – detikSurabaya
Surabaya - Sikap pihak Rumah Sakit Islam (RSI) Darus Syifa' Jalan Raya Benowo, sangat 'menyakitkan' bagi Tressia Hermin Uneputih (17) warga Lempung Tama, Candi Lontar, Surabaya. Meski dinyatakan sembuh dari demam berdarah (DB), selang infus masih 'menancap' di tangannya, bahkan infus tersebut tidak mengalir 'disengaja' dihentikan pihak perawat.

"Saya sudah dinyatakan sembuh dan boleh pulang. Tapi karena tidak bisa membayar, infusnya tidak dicabut," ujar Tressia kepada detiksurabaya.com di ruang Seruni Lantai II RSI Darus Syifa', Sabtu (24/7/2010). Tressia anak pasangan almarhum Deny Uneputih dan almarhum Soesana Jisui Sukarni Uneputih, menjalani perawatan di RSI Darus Syifa' sejak Kamis (15/7/2010) sore. Selang 6 hari, pada Rabu (20/7/2010) siswi yang duduk di kelas III IPA SMAN 11 Surabaya, mulai merasakan 'sakit'.

Infus yang tertancap dan 'disengaja' dihentikan oleh perawat RSI Darus Syifa' membuatnya kesakitan. Bahkan, tangannya yang 'ditancapi' selang infus sempat
membengkak. Tangannya juga merasakan sakit dan ngilu, tapi keluhannya tak pernah
ditanggapi perawat. "Saya kan merasakan sakit sampai membengkak. Kemarin juga sakit dan saya menanyakan kenapa tidak dilepas. Kata perawat, selang tidak dilepas menunggu
penyelesaian administrasi dulu," tuturnya.

Tressia memang keluarga tidak mampu dan hidupnya menumpang di rumah neneknya yang juga orang miskin dan tinggal berpindah-pindah rumah kos. Demi mengurangi rasa sakitnya, Tressia menawarkan handphone miliknya ke perawat sebagai jaminannya. "Saya sudah tidak kuat lagi menahan sakit sampai HP saya berikan untuk jaminan. Katanya iya nanti dikonsultasikan, tapi sampai sekarang masih tetap belum dicabut," ujarnya. Ia berharap, selang infus yang 'menyakitkan dirinya' dapat segera dilepaskan. "Saya sudah nggak kuat lagi menahan sakit," tuturnya. (roi/fat)

Sumber: surabaya.detik.com

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...