Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

05 November, 2010

Pemerintah Jangan Hambat Bantuan Asing Bencana

Era Baru News Rabu, 03 November 2010
Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan institusi pemerintah lainnya diminta tidak arogan dengan sikapnya menghambat bantuan asing bagi korban bencana di Wasior, Merapi, dan Mentawai.
"Sudah jelas di lapangan, banyak korban dan keluarganya tak sanggup kita tolong. Bantuan logistik dan psikologis sangat terlambat. Lalu, kenapa bantuan dari negara sahabat ditolak? Ada apa ini," tanya Koordinator Kaukus Papua di Parlemen Indonesia, Paskalis Kossay dengan nada gusar di Jakarta, Selasa (2/11).

Anggota Komisi I DPR RI (bidang luar negeri) ini menyatakan itu, menanggapi pernyataan seorang petinggi di BNPb yang menolak bantuan asing langsung ke lokasi bencana, karena dinilai mengandung `unsur-unsur kepentingan` tertentu. "Sikap apriori dan terlalu curiga kepada pihak asing, tidak akan mengubah problem berat yang tengah dihadapi para korban bencana di mana-mana," kata politisi Partai Golkar tesebut.

Karena itu, mantan Wakil Ketua DPRD Provinsi Papua ini atas nama Kaukus Papua di Parlemen Indonesia sekali lagi mendesak Pemerintah segera membuka akses untuk bantuan negara lain kepada korban bencana.
"Karena dari pemantauan kami, masih banyak masalah yang menyelimuti warga di tempat bencana. Tengok saja di Mentawai, Sumbar, banyak korban meninggal dikubur secara tidak wajar, hanya ditanam begitu saja, tanpa peti jenazah atau penanganan rohani sebagaimana layaknya manusia ciptaan Tuhan," ujar Paskalis.
Begitu juga di Wasior, Papua, yang menurut dia, kini seperti terabaikan oleh bencana Gunung Merapi di Yogyakarta dan Jawa Tengah.

"Saya tidak iri hati atau anggap ada diskriminasi. Tetapi, pemberitaan yang terlalu dibesar-besarkan dan serbuan bantuan negara ke sekitar Merapi, padahal korbannya hanya puluhan, benar-benar telah membuat para korban di Wasior dan Mentawai yang bencananya sama-sama menelan korban ratusan orang meninggal patut bertanya-tanya," ujarnya lagi.

Malahan, demikian Paskalis Kossay, untuk menutup `kegagapan` Pemerintah menghadapi Mentawai dan Wasior, pemberitaan diarahkan pada masalah cuaca.
"Tiap menit beritanya masalah cuaca dijadikan kambing hitam distribusi bantuan ke Mentawai dan Wasior. Padahal, beberapa negara asing bisa menembus dengan teknologi transportasinya yang lebih baik. Namun, kita menolaknya, dengan alasan kecurigaan berlebihan. Ini tidak benar," ujarnya.

Paskalis Kossay kemudian mengingatkan, penolakan bantuan asing ke wilayah bencana, terutama di Wasior dan Mentawai, bisa memicu perasaan terjadinya pembiaran, dan ini amat berbahaya.(ant/waa)



Sumber: erabaru.net

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...