Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

15 December, 2011

Pengalaman Saya Tahun 2011


Assalamu’alaikum wr.wb.,
Ada beberapa orang yang mengirim email, dan mengatakan tidak percaya kalau saya tidak bisa dapat pekerjaan di sini dalam satu tahun. Ternyata ada banyak yang tidak tahu apa yang saya alami tahun ini. Jadi saya mau menjelaskan, kalau ada teman yang penasaran. Saya tidak tahu ada rahasia Allah apa di belakang ini semua, tapi insya Allah ada ahkir yang baik.
Dari tahun 1996-2009 saya menggunakan visa kerja terus, karena memang kerja sebagai guru bahasa Inggris. Mulai tahun 2010, saya mulai mengunakan visa sosial budaya. Pada awalnya, saya ingin menyelesaikan buku saya yang membandingkan agama Islam dan Kristen (judulnya Mencari Tuhan, Menemukan Allah) jadi tidak kerja, dan lebih banyak editing buku di rumah saja. Pada akhir 2010, buku belum selesai, tetapi saya harus kerja lagi karena butuh uangnya. Saya kurang berniat mengajar bahasa Inggris lagi seperti dulu, karena saya ingin mengerjakan hal yang lebih besar, dan lebih bermanfaat untuk ummat Islam dan bangsa Indonesia. Saya mulai menyusun program pelatihan guru secara nasional, dan ide itu dikembangkan sambil juga mencari pekerjaan tetap.

Dari awal 2011 sampai sekarang, saya tidak berhasil mendapatkan pekerjaan. Buat saya itu sangat aneh karena selama 15 tahun di sini, hampir setiap bulan ada tawaran kerja yang baru. Saya sudah lamar ke banyak yayasan, organisasi dan perusahaan, tetapi usaha itu selalu tidak berhasil, tanpa alasan yang jelas. Pada saat yang sama, saya menjadi sangat sibuk dengan banyak tugas lain, untuk bantu mengembangkan beberapa yayasan dan organisasi yang minta bantuan saya. Saya tidak tahu kalau usaha itu akan menjadi sebuah pekerjaan tetap, jadi saya bantu saja dulu, tanpa tahu apa yang akan terjadi. Ternyata, selalu tidak mendapatkan pekerjaan di situ juga.
Contohnya, pada awal tahun ini, saya diminta menjadi aktif dalam membentuk sebuah yayasan baru untuk membantu muallaf di seluruh Indonesia, tetapi karena masih WNA, saya tidak boleh dapat jabatan formal jadi saya tetap aktif saja tanpa jabatan (dan jadi sibuk selama 2-3 bulan untuk banyak meeting berkaitan dengan yayasan itu). Setelah itu, saya diminta bantu mengembangkan sebuah yayasan baru yang lain, tetapi mereka tidak bisa memberikan visa kerja, jadi saya hanya ikuti meeting dan diskusi saja tanpa menjadi karyawan dan tanpa digaji.
Setelah itu, ada sebuah yayasan yang lain lagi, di mana saya diberitahu akan dapat dukungan untuk membuat program pelatihan guru. Secara lisan saya diberitahu sudah diterima, dan tinggal menunggu kepastian dari BoD (hanya formalitas, katanya). Tetapi setelah menunggu 2 bulan, akhirnya saya disuruh melamar kembali tahun depan saja, tanpa penjelasan. Setelah itu ada tawaran menjadi editor untuk situs berita online yang baru dalam bahasa Inggris. Tetapi tiba2 program itu berhenti begitu saja. Lalu saya diminta bergabung dalam sebuah asosiasi baru tapi akhirnya diputuskan untuk menunda launching asosiasi ke tahun depan saja.
Selain dari mengikuti meeting terus untuk sekian banyak organisasi dan yayasan (dengan biaya sendiri) saya juga sibuk ketemu orang lain yang mau berkonsultasi langsung dengan saya. Ada pertemuan untuk konsultasi dengan muallaf, calon muallaf, orang tua yang anaknya bermasalah, orang yang menanyakan masalah sekolah, pendidikan, psikologi anak, minta bantuan mengembangkan bisnis dan organisasinya, dan sekian banyak hal yang lain. Satu pertemuan seperti itu bisa menghabiskan waktu 4-8 jam, tergantung perkaranya, lokasinya, macetnya, dan sebagainya. Dan setelah pulang, ada puluhan email dari orang lain yang mau berkonsultasi lewat email. Dan juga aktif online untuk membantu muallaf di seluruh negara dan juga di milis pendidikan. Semuanya saya kerjakan secara ikhlas untuk membantu ummat Islam (dan kadang non-Muslim juga). Kadang saya bercanda dengan teman bahwa saya ingin dapat pekerjaan full time agar bisa istirahat. Terlalu capek menjadi orang yang pengangguran. Haha.
Akhirnya, karena sangat membutuhkan pekerjaan, saya coba menjadi guru bahasa Inggris lagi di tempat kursus yang dulu, supaya bisa mendapatkan visa kerja. Katanya saya akan langsung diterima kalau datang pada Senin depan. Saya telfon pada Senin pagi itu untuk membuat janji ketemu kepala sekolah, tetapi pagi itu juga dia kena stroke dan langsung masuk rumah sakit. Setelah menunggu sebulan, saya tanya apa tidak ada kepala sekolah sementara. Katanya sudah ada yang mau masuk, tetap pas mau mulai kerja, tiba2 dia batal dan tidak jadi kerja di situ. (Jadi tetap tidak ada kepala sekolah yang bisa mengatur kelas baru untuk saya, jadi saya tidak bisa dapat kontrak kerja.)
Ada lowongan dalam beberapa kursus bahasa Inggris yang lain, tetapi mereka mengatakan tidak bisa dapat visa kerja untuk saya, karena ada aturan baru di Diknas dari tahun 2010. Gelar saya dari Australia tidak diterima lagi oleh Diknas, karena tidak mengandung kata “English”. Hanya mengatakan “Education” saja. (Padahal saya seorang guru bahasa). Saya tidak boleh kerja di tingkat universitas (ada beberapa tawaran juga), karena Diknas mewajibkan S3 atau minimal S2 (dan S3 itu juga harus mengandung kata English kalau mau diterima). Jadi, saya dulu boleh mengajar TOEFL di kursus selama lebih dari 10 tahun, tetapi sekarang tidak boleh lagi, dan kalau mau mengajar TOEFL di tingkat universitas, harus S3 dulu hanya untuk mengajar bahan yang sama yang pernah diajar di kursus dulu. (Dulu tidak ada masalah dengan gelar pendidikan saya, tetapi dari 2010, aturan Diknas diubah dan sekarang semua guru asing sedang dikeluarkan dari Indonesia oleh pemerintah dengan cara semua kualifikasinya untuk mengajar ditolak.)
Itu yang saya alami pada tahun 2011 ini. Seperti skenario sinetron. Semua lamaran kerja ke puluhan tempat yang lain juga tidak berhasil, tanpa penjelasan. Saya ada satu folder yang penuh dengan data perusahaan yang pernah dikirimi CV saya.
Lalu setelah pengalaman yang aneh itu setahun penuh, tiba-tiba 2 bulan yang lalu, saya dapat ancaman akan dideportasi oleh oknum Imigrasi di Jakarta Selatan. Mereka mengatakan saya sudah menggunakan visa sosial budaya untuk jangka waktu yang terlalu lama. Padahal tidak ada batasan dalam UUnya. Selain dari itu, mereka juga menuduh bahwa saya kerja ilegal di sini karena ketahuan pernah ceramah di masjid, jadi harus segera dideportasi. Saya minta tolong dari semua teman, dan akhirnya ada yang bisa bantu mengatur itu, lewat seorang mantan pejabat Imigrasi. Katanya saya tidak ada pelanggaran dan visa sosbud seharusnya diperpanjang lagi. Dia juga menjelaskan bahwa ceramah di masjid tidak ada UUnya, jadi tidak bisa dikatakan “kerja ilegal” karena tidak ada pasalnya.
Saat diancam deportasi, visa saya tidak diperpanjang oleh orang Imigrasi itu. Tanggal 19 Oktober 2011 sudah habis, dan mesti diperpanjang sebulan. Setelah ditentukan boleh diperpanjang lagi, tiba2 paspor saya menjadi hilang seminggu lebih (karena mereka pindah kantor). Setelah paspor ditemukan, dimulai lagi proses perpanjangan. Akhirnya diperpanjang dari 19 Oktober ke 19 November tetapi proses itu baru selesai pada pada awal Desember.
Agen imigrasi saya berusaha untuk langsung mulai proses perpanjangan lagi dari 19 November ke 19 Desember. (Dan ini perpanjangan yang terakhir karena sudah mencapai batas 6 bulan untuk visa sosbud). Tetapi tiba2 dia ditelfon oleh Imigrasi, dan diberitahu bahwa saya harus bayar denda dulu. Saat itu sudah 7 Desember, dan katanya saya tidak punya visa yang sah dari 19 November. Jadi orang asing kalau sudah overstay (kelamaan) harus bayar denda 200ribu per hari. Jadi saya kena denda 3 juta dan bertambah 200ribu setiap hari sampai saya bayar. Dan perpanjangan visa sosbud itu tidak akan diproses lagi sampai saya bayar.
Yang membuat saya keberatan adalah dua hal. Visa saya menjadi tidak valid karena mereka sendiri mengancam akan deportasi saya (tanpa alasan yang sah, tanpa proses atau surat formal sama sekali) dan mereka menolak memperpanjang visa dari 19 Oktober waktu itu. Setelah itu, mereka sendiri yang hilangkan paspor saya selama seminggu lebih, jadi tentu saja tidak bisa diproses. Dan setelah ditemukan, mereka hanya mau proses dari 19 Oktober ke 19 November, lalu mengatakan saya overstay, dan harus bayar 3 juta. (Anehnya, mereka tidak menganggap saya overstay dari 19 Oktober, hanya dari 19 November!!)
Mereka tidak peduli bahwa keterlambatan memproses visa saya disebabkan ancaman deportasi mereka dan karena paspor saya jadi hilang di kantor mereka sendiri. Kedua hal itu bukan kesalahan saya. Mereka yang salah, dan mereka tetap suruh saya bayar denda dulu, dan paspor saya ditahan.
Sampai sekarang (15 Desember, 2011) saya masih menunggu penyelesaian terhadap masalah itu. Insya Allah bisa segera beres, tetapi saya sudah menegaskan bahwa saya tidak mau bayar denda, karena insya Allah saya tidak melanggar hukum. Kalau bisa segera selesai, saya akan keluar dari Indonesia dan membuat visa baru, dan kembali lagi untuk mulai mencari pekerjaan lagi.
Saya tidak tahu kenapa semua ini terjadi. Ini pengalaman yang paling aneh dalam 15 tahun di sini. Saya tidak tahu ada rencana Allah apa di belakang ini semua, tetapi benar-benar terasa saya hidup dalam sebuah sinetron, karena semua yang dialami seolah-olah tidak nyata dan tidak masuk akal.  Ada teman yang mengatakan saya harus diruqyah. Hahaha.  
Saya masih berharap bisa tetap tinggal di Indonesia dan segera dapat pekerjaan full time seperti dulu, biar tidak ada masalah imigrasi lagi. Tetapi belum ada tawaran kerja yang pasti. Jadi saya hanya bisa lamar terus. Tetapi begitulah adanya.
Terima kasih atas perhatian dan doa dari teman2. Insya Allah sangat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto

8 comments:

  1. Pak, coba di sini barangkali ada lowongan pekerjaan :

    http://www.livinginindonesiaforum.org/forumdisplay.php/31-Available-Job-Listings?s=a8708f9c85b13247fedd73a6affe2a2d

    ReplyDelete
  2. Insha Allah akan ada kesempatan yg lebih baik. Bersama kesulitan akan ada kemudahan :)

    ReplyDelete
  3. iya sob sekarang belum...mungkin besok atau lusa bisa n berhasil..salam kenal n sukses selalu.thanks

    ReplyDelete
  4. semoga cobaan ini cepat berakhir dan kita tidak tahu rencana Allah untuk bapak,sabar,wassalamu'alaikum ww

    ReplyDelete
  5. Saya doakan mudah2an dilancarkan semuanya...dan mendapatkan pekerjaan yang barokah ya pak :)

    ReplyDelete
  6. Pak bisa saya hubungi pak

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...