Labels

alam (8) amal (101) anak (294) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (20) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (562) islam (543) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (98) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (10) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (41) muallaf (48) my books (2) orang tua (6) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (61) puasa (37) renungan (169) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (6) sosial (323) tanya-jawab (14) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

29 October, 2012

Tiap Jam Dua Anak Indonesia Tewas Kecelakaan. Ya Tuhan!



Konferensi Anak Indonesia
Tribunnews.com - Senin, 29 Oktober 2012 11:22 WIB
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
Dalam gelaran Konferensi Anak (KAI) 2012 dengan tema "Keselamatanku di Jalan, Keselamatanku di Sekolah" dipaparkan bahwa anak-anak masih menjadi korban kecelakaan di jalan, Senin (29/10/2012), di Santika Premiere Hotel, Jakarta. Menurut data dari Kepolisian tahun 2010, sebanyak 48.936 orang (0 - 19 tahun) mengalami kecelakaan di jalan. Penyebab kecelakaan dikarenakan kondisi infrastruktur, kondisi kendaraan, dan perilaku pengemudi.

Korlantas Irjend Pol Pudji Hartanto menjelaskan bahwa saat ini dalam satu hari, korban kecelakaan lalu lintas di Indonesia mencapai 70 - 80 orang meninggal. Jika dihitung per jam, sekitar 2 - 3 orang meninggal. Sedangkan data pada 2011 ada 31.185 korban meninggal dunia akibat kecelakaan. Korban berusia 5 - 29 tahun menduduki peringkat pertama dan usia 5 - 14 tahun menduduki peringkat kedua. "Ketika bayi dan balita, mereka berisiko terkena penyakit menular. Bertambah usia 15 -19 tahun kecelakaan menjadi pembunuh utama," ujar Yogadhita Gde perwakilan dari World Health Organization (WHO).

Yogadhita mengamati anak-anak masih dibiarkan orangtuanya mengemudi motor di jalan, tanpa menghiraukan risiko, yang terkait keterampilan maupun tanpa dilengkapi Surat Ijin Mengemudi (SIM). Hal ini terjadi baik di desa maupun kota besar. Melalui KAI, anak-anak perlu dididik sejak dini tentang keselamatan lalu lintas. Hal ini berguna untuk dirinya sendiri dan si anak dapat menegur teman, saudara, atau orangtua yang melanggar lalu lintas. (Agustina N.R) 



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...