Labels

alam (8) amal (101) anak (294) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (20) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (562) islam (543) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (98) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (10) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (41) muallaf (48) my books (2) orang tua (6) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (61) puasa (37) renungan (169) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (6) sosial (323) tanya-jawab (14) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

30 May, 2013

Lebih Baik Bersedekah Dengan Cara Sembunyi Atau Terang?



Assalamu’alaikum wr.wb.,
Ada teman yang berkomentar bahwa kalau dia mau bersedekah untuk anak yatim seperti yang saya lakukan belakangan ini, maka dia akan merasa “malu bercerita” kepada orang lain, alias harus disembunyikan usaha itu. Menurut saya, ini suatu persepsi yang keliru di tengah umat Islam. Ada rasa bahwa semua kebaikan harus disembunyikan karena “takut riya”. Kalau untuk urusan riya, memang ada sebagian orang yang bersikap seperti itu. Tapi di sisi lain, malah ada izin dari Allah untuk mengungkapkan sedekah kita, selama dilakukan dengan niat mengajak orang lain melakukan kebaikan juga.

31. Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: "Hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun TERANG-TERANGAN sebelum datang hari (kiamat) yang pada hari itu tidak ada jual-beli dan persahabatan.  (QS. Ibrahim 14:31)

Dan ada ayat2 lain dengan isi yang sama. Artinya, sedekah yang dilakukan secara sembunyi itu baik, terutama kalau takut akan menjadi sumber riya (kesombongan). Tetapi karena itu-itu saja yang diajarkan terus oleh ustadz dalam ceramah, maka muncullah persepsi bahwa menyebutkan sedekah itu salah dan berdosa. Padahal Allah SWT sudah memberikan izin penuh untuk sebutkan sedekah (secara terang) kalau memang berniat baik.

Kalau melihat hal ini dalam konteks dari apa yang saya lakukan dalam 1 bulan terakhir ini, maka kalau saya sembunyikan tindakan saya, anak yatim dan dhuafa akan dapat satu atau dua buku cerita saja. Saya tidak punya uang pada saat ini. Jadi untuk bantu anak yatim, saya tidak berikan banyak. Tetapi karena saya SEBUTKAN niat saya secara TERANG-TERANGAN, sesuai dengan izin Allah dalam ayat di atas, maka saya bisa sekaligus mengajak teman2 untuk ikut membantu saya. Kalau saya bersedekah sendiri, saya sanggup beli satu atau dua buku saja, untuk satu panti. Tapi saya malah sebutkan niat saya di facbeook, email, blog, dan milis, dan ajak teman2 yang lain bergabung dan bantu saya. Hasilnya?
1.      Lebih dari 70 juta rupiah terkumpul dalam 2 minggu
2.      80 anak yatim dan dhuafa di Cibubur sudah diberikan pengobatan gratis dengan Scabimite dan antibiotik, dan kulitnya sudah hampir sembuh dengan izin Allah.
3.      80 anak yatim dan dhuafa sudah terima baju2 baru, mukena, sarung, celana dalam, handuk, dll.
4.      Kasur, bantal, seprei, dan kipas angin untuk 80 anak sedang dipesan.
5.      Saya sudah beli ratusan buku cerita dan mainan dengan harga total di atas 15 juta untuk anak yatim di berbagai tempat.
6.      Ada sumbangan buku dari teman2 yang lain
7.      Ada sumbangan baju2 bekas yang berkualitas dan baju2 baru juga dari beberapa teman.
8.      Saya dapat bantuan dari 6 dokter, dan bertemu seorang professor di FK-UI yang minta saya bantu dia juga. Dia punya tim 20 dokter yang sudah bertindak sendiri untuk melakukan pengobatan di beberapa tempat, tapi masih perlu bantuan dana untuk beli obat, dan beli barang2 lain seperti kasur dan baju.
9.      Ada teman lain yang tawarkan bantuan tim dokter yang sudah beroperasi di tempat lain
10.  Ada pemilik toko yang sumbangkan semua bantal untuk 80 anak, dan kasih harga bagus untuk kasur, dengan bahan berkualitas.
11.  Ada sumbangan obat-obatan (Scabimite dan antibiotik) dengan nilai total di atas 10 juta.
12.  Ada tawaran dari beberapa ibu yang kaya untuk bersatu dan kumpulkan dana dari semua kenalan, dan salurkan langsung lewat kami saja untuk bantu anak yatim dan dhuafa.
13.  Ada tawaran kerja bagi saya untuk masuk sebuah yayasan dan kembangkan program anak yatim dan program pendidikan yang lain, untuk memberikan bantuan yang lebih maksimal.
14.  Dompet Dhuafa kirim tim ke pesantren di Cibubur untuk melakukan survei setelah saya bilang di Facebook akan perlu bantuan dari mereka.
15.  Ada tawaran dari teman lain untuk kerja sama dan gunakan dana CSR dari beberapa perusahaan untuk pengobatan anak yatim.
16.  Dan masih ada lagi.

Sekarang saya mau bertanya kepada semua teman Muslim yang percaya bahwa sedekah kita dan niat membantu orang lain “harus dirahasiakan”. Apa lebih baik saya beli dua buku cerita dan kasih kepada dua anak yatim? Atau sebutkan niat saya, minta bantuan, dan melakukan semua yang saya terangkan di atas (yang sudah terwujud dalam 10 hari terakhir ini)?
Mana yang lebih baik?

Kalau anda takut “riya”, silahkan melakukan SEBAGIAN dari sedekah anda secara tersembunyi. Dan saya juga begitu karena ada yang saya rahasiakan. Tapi kalau anda mau membantu lebih banyak orang, dan merasa yakin Allah dan teman2 dekat bisa melindungi anda dari rasa riya, maka saran saya adalah untuk SEBUTKAN dan SEBARKAN niat anda, dan ajak semua temang bergabung dan membantu. Itu yang saya lakukan, dan alhamdulillah berhasil dengan izin Allah. Bagi saya, belum ada “perasaan riya”. Yang muncul malah rasa penyesalan: Kenapa saya tidak coba melakukan semua ini 10 tahun yang lalu?

Semoga bermanfaat,
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...