Labels

alam (8) amal (101) anak (294) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (20) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (562) islam (543) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (98) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (10) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (41) muallaf (48) my books (2) orang tua (6) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (61) puasa (37) renungan (169) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (6) sosial (323) tanya-jawab (14) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

23 January, 2014

Kekayaan Yang Kita Miliki Berasal Dari Allah

Assalamu'alaikum wr.wb. Ada orang yang mengatakan bahwa dia tidak pernah kasih uang kepada keponakannya yang anak yatim. Uangnya dipakai dulu untuk membangun usaha, dan diniatkan akan bantu anak yatim itu NANTI setelah menjadi kaya. Sebaliknya, Rasulullah SAW malah merasa "tidak tenang" kalau simpan uang di rumah daripada dibelanjakan di jalan Allah untuk menolong orang lain.

Sepertinya banyak orang selalu takut uangnya akan "hilang". Hasilnya, mereka simpan uangnya terus, dan keberatan membantu anak yatim dan dhuafa. Alasannya: Takut jatuh miskin. Alasan lain: Uang itu "milik mereka" (hasil usaha keras mereka). Tetapi kalau mau dipahami, semua uang di dunia ini sebenarnya "milik Allah". Semua atom dalam tubuh kita, dan di seluruh alam semesta, juga milik Allah. Tapi banyak orang tidak sadar. Mereka anggap bahwa kekayaan mereka muncul disebabkan mereka sangat pintar dan kerja keras. Tetapi pola pikir ini keliru. Ada banyak orang yang sangat pintar tapi tidak kaya. Banyak orang kerja keras seumur hidup tapi masih miskin. Jadi selalu ada "faktor lain" di belakang kekayaan seorang manusia.

Banyak orang berkomentar: "Saya akan lebih banyak bersedekah SESUDAH menjadi kaya". Tapi berapapun kekayaan mereka, selalu terasa "belum cukup". Pekerja biasa merasa hidup pas-pasan (uangnya habis untuk makan, rokok, transportasi, dan baju). Manajer juga merasa hidup pas-pasan (uangnya habis untuk beli mobil baru, renovasi rumah, liburan ke luar kota, umrah lagi, dsb.). Jadi berapapun yang mereka dapatkan dari Allah, selalu terasa "belum cukup", dan mereka belum mau pedulikan anak yatim dan dhuafa. Harus menjadi "kaya" dulu, lalu bantu anak yatim sesudah itu.

Ajaran dari Rasulullah SAW adalah yang sebaliknya. Berikan kepada anak yatim dan dhuafa SEKARANG, dengan janji akan dapat balasan berlipat ganda dari Allah. Dan uang itu yang sebenarnya menjadi harta kekayaan kita, karena sudah dicatat di sisi Allah dan para malaikat, dan tidak ada yang bisa merampas harta itu dari kita. Sudah disimpan dalam sistem investasi yang paling aman dan makmur di dunia. Jadi kalau anda belum merasa berani untuk bantu banyak orang, mulai dengan satu saja. Cari satu anak yatim atau satu orang dhuafa. Tanya dia ingin dibelikan apa, atau membutuhkan apa, dan berusaha menolongnya. Atau berjanji akan menolongnya kalau dapat rezeki baru, dan mohon dia bantu berdoa kepada Allah agar anda dapat rezeki. Coba dulu dengan satu orang, dan yakinlah bahwa Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya.  

245. Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan MELIPAT GANDAKAN pembayaran kepadanya dengan LIPAT GANDA YANG BANYAK. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.
(QS. Al-Baqarah 2:245)

Rasulullah SAW bersabda, "Aku dan pemelihara anak yatim di surga seperti ini (dan beliau memberi isyarat dengan telunjuk dan jari tengahnya, lalu membukanya." (HR. Bukhari, Tirmidzi, dan Abu Daud)

Semoga bermanfaat. Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
-Gene Netto

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...