Labels

alam (8) amal (101) anak (294) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (20) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (563) islam (544) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (98) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (41) muallaf (48) my books (2) orang tua (6) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (61) puasa (38) renungan (170) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (323) tanya-jawab (14) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

01 March, 2014

Pengalaman Bule Muallaf di Indonesia



Assalamu’alaikum wr.wb.,
Kemarin saya diminta bertemu dengan orang Eropa yang masuk Islam dan menetap di sini bersama isterinya (orang Indonesia) selama beberapa tahun. Pada awalnya, dia mulai belajar tentang Islam karena berniat menikah, tapi setelah memahami dasar2 Islam, dia menjadi serius dan rajin shalat. Pada waktu adzan, dia langsung ke masjid karena tidak mau ada shalat yang ditinggalkan atau telat. Sayangnya, setelah menetap di tengah komunitas Muslim selama beberapa tahun, kondisi dia berubah sekali. Dia berhenti shalat, menjadi depresi, dan bahkan siap bunuh diri karena sudah tidak tahan lagi semua stres di dalam kehidupannya. Dari pengalamannya dengan saudara isterinya, tetangga, dan teman bisnis, dia merasa bahwa apa yang “diajarkan oleh Islam” dan apa yang “dilakukan oleh orang Muslim” sangat berbeda.

Pertanyaan dia yang paling utama: “Kalau Islam memang benar, kenapa umat Islam seperti ini?”

Sekarang, kalau ada yang mengatakan “insya Allah” kepadanya, dia langsung merasa marah. Bagi dia, ketika orang Muslim di Indonesia mengatakan “insya Allah” maka artinya adalah: “Saya sedang membohongi anda, dan saya tidak akan melakukan apa yang saya janjikan”. Mendengar komentar itu, saya berusaha menjelaskan budaya Indonesia, di mana banyak orang tidak mau menolak suatu hal jadi mereka mengatakan “insya Allah” tanpa niat melakukan hal itu. Dia merasa sulit untuk menerima keadaan itu karena dianggap sama dengan kebohongan dan kemunafikan.
Kebanyakan orang yang ketemu dia seolah-olah bermuka dua, katanya. Dia bertanya, apa Islam mengajarkan untuk bermuka dua? Kalau tidak, kenapa begitu umum? Dia ingin berbisnis di sini, dan dalam bisnis semua orang Muslim juga begitu. Berbohong, munafik dan bermuka dua. Dia menunggu berbulan2 untuk membuat kontrak yang disetujui, yang dikatakan “insya Allah siap berjalan”. Ternyata tidak. Janjinya seorang Muslim tidak bisa dipercayai. Dia datang ke sini sebagai orang kaya, tapi dalam waktu singkat, seluruh harta dia sudah dihabiskan oleh saudara dan teman dari isterinya, yang ajak dia berbisnis, pinjam harta dia untuk “investasi”, lalu mengatakan “bankrut” dan tidak bisa bayar kembali. Karena merasakan hal2 seperti itu terus, akhirnya dia merasa putus asa. Buat apa beragama Islam terus kalau kualitas dari orang Muslim seperti ini? Menyesal bergabung dengan mereka.

Dia mencari penjelasan yang logis tentang hal2 yang berkaitan dengan Islam, tapi tidak dapat. Semua orang mengatakan, “karena disuruh orang tua” atau “karena ustadz bilang begitu”, tanpa bisa menjelaskan kenapa. Contohnya, dia bertanya kenapa shalat Jumat 2 rakaat dan bukan 4 rakaat? Apa alasan logisnya? Semua orang hanya mengatakan, “Karena disuruh begitu”. Dia bertanya kenapa tidak boleh bunuh diri? Apa alasan logisnya? Semua orang Muslim hanya menjawab, “Tidak boleh” tanpa ada alasan. Dia bilang, “Katanya Allah Maha Kuasa! Kalau iya, kenapa Allah tidak bisa halangi saya dari bunuh diri? Kenapa Allah tidak bisa menghentikan semua kejahatan lain yang dilakukan oleh manusia? Kenapa Allah izinkan Setan mengganggu kita?” Dia mencari penjelasan yang logis, tapi semua orang Muslim yang bertemu dengan dia tidak bisa jelaskan. Dia tambah bingung dan depresi.

Karena tidak lancar dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris, menjadi sulit bagi dia untuk belajar di sini. Dia juga tidak aktif di internet, jadi tidak biasa cari info online. Dan setelah melihat umat Islam dan perilakunya secara umum, dia hanya merasa makin depresi, makin tidak paham Islam, dan tidak mau hidup lagi, jadi shalat juga tidak penting baginya.

Setelah saya dengarkan dia selama dua jam, saya mulai memberikan penjelasan. Di saat saya mulai menjawab semua pertanyaan dia, dan jawaban saya sederhana dan logis, alhamdulillah dia mulai berubah dengan cepat. Saat dzuhur, saya sengaja menunda shalat agar bisa diskusi terus. Melihat saya sering cek jam tangan, tiba-tiba dia mengatakan, “Ayo, kita harus shalat dzuhur!” (Malah dia yang ajak saya! Hehe). Saya suruh dia duduk lagi, dan menjelaskan dulu KENAPA dia mau shalat? Diskusi kita ditambahkan lagi setengah jam, sampai dia ajak saya shalat lagi. Setelah selesai dzuhur, dia ajak saya menunggu di musholla agar bisa lakukan ashar tepat waktu (daripada kembali ke kafe). Hehehe. Alhamdulillah, dalam 3 jam dia sudah berubah. Setelah ashar, kami kembali ke kafe, dan diskusi diteruskan sampai maghrib, dan sesudahnya ditambah lagi.

Yang menjadi kesulitan utama bagi dia adalah betapa sedikitnya orang Muslim di sini yang bisa menjelaskan Islam secara logis, dan betapa sedikitnya ustadz yang bisa menjelaskan Islam dalam Bahasa Inggris. Ustadz yang berilmu tinggi banyak sekali di sini, tapi ilmu mereka tidak bisa dibawa keluar dari Indonesia karena kebanyakan dari mereka tidak bisa berbahasa Inggris dengan baik. Dia ingin memahami Islam lewat pertanyaan yang berdasarkan logika, dan dibutuhkan penjelasan yang luas dan lengkap. Dia merasa yakin pada Islam JUSTRU karena berpikir dan menemukan ajaran yang logis di dalam Islam. Sayangnya, ada orang Muslim yang menjadi emosi, dan menghinakan dia karena tidak mau “asal nurut saja, tanpa perlu berpikir”. Hasilnya, dia menjadi malas belajar.

Berkali-kali saya harus menegaskan, kalau mau merasa yakin pada Islam, maka harus cari dasar-dasar Islam dari Al Qur'an, hadiths dan buku (dan harus ada guru yang bisa menjelaskannya). Kalau dia menilai Islam dari perilaku orang Muslim, maka dijamin dia akan kecewa. Dalam kata lain, “Kalau mau mengenal Islam, jangan melihat orang Muslim”. Sekarang, alhamdulillah, si bule muallaf itu sudah kembali melakukan shalat 5 waktu.

Sudah berkali-kali saya bertemu dengan orang bule yang muallaf atau mau masuk Islam, dan diskusinya selalu mirip. Mereka selalu bertanya, “Kalau Islam memang benar, kenapa umat Islam seperti ini?”

Alhamdulillah satu orang berhasil diselamatkan (untuk saat ini). Insya Allah tidak murtad, tidak bunuh diri, sudah kembali shalat, dan insya Allah bisa dapat ketenangan setelah pindah negara dan tidak lagi tinggal di tengah umat Islam yang mengganggu hati dia. Saya ingin sekali mengatakan kepada muallaf asing seperti dia, “Kalau mau merasakan contoh nyata dari Rasulullah SAW, pindah ke Indonesia dan tinggal di tengah umatnya”. Tapi sayangnya, banyak orang bule yang tinggal di tengah umat Islam malah merasakan yang sebaliknya: Umat Islam tidak membuat mereka tertarik pada Islam. Semoga bermanfaat sebagai renungan.

Wabillahi taufik walhidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto

19 comments:

  1. Bagaimana dengan anda sendiri pak Gene? Apakah menyesal jadi mualaf? Karena kelihatannya hidup menjadi lebih berat dan sulit semenjak mualaf. Kemudian tinggal di negeri yang penduduknya berperilaku persis seperti yang diceritakan di atas?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kadang menyesal. Menjadi bagian dari umat Islam di indonesia bukan hal yang sepenuhnya menyenangkan. Ada banyak yang membuat saya malu dan tidak ingin menjadi bagian dari komunitas ini. Tapi saya berpegang pada Allah dan Islam, bukan pada umat Islam di sini. Jadi biasanya bisa tahan, walaupun tidak suka perilaku banyak orang Muslim yang lain.

      Delete
    2. Terima kasih banyak bapak atas sharingnya..

      Delete
  2. bagus sekali, pak Gene. Benar sekali, bahkan lebih dari itu. Mencuri, korupsi, zina, dll.

    tadaburtera.blogspot.com

    ReplyDelete
  3. Segala puji bagi Allah yang Maha penyantun terhadap hamba-hamba-Nya, yang berkenan memberikan petunjuk bagi hamba-hamba-Nya yang ingin diberikan petunjuk. Alhamdulilah Allah berkenan melembutkan hati sahabat 'bule mualaf' dan membuka hatinya menerima petunjuk Allah yg datangnya bisa melalui cara apa sj dan alhamdulilah pak gene diperkenankan Allah untuk membuatnya kembali percaya pada Islam. Pertama2 mgk kita sama2 perlu pahami bahwa Islam adalah agama yang sempurna, tapi tidak orangnya. Kalo seseorang berbuat salah maka yang harus kita salahkan adalah orangnya, bukan agamanya. Fair kan? Sy hidup di negara non-muslim, sejujurnya sy kagum sama kepribadian sebagian besar mereka yg justru sangat islami. Sesuatu yg jarang sy temui di indonesia. Tapi bukan berarti sy menganggap agama mereka lebih sempurna dr Islam. Islam sempurna, orangnya ya belum tentu. Di arab saudi banyak orang2 muslim yg kaya tapi lihatlah kenyataan bahwa banyak jg pengemis di jalanan, belum lagi banyaknya kasus TKW qt yang dianiaya disana. Sekali lagi terpulang pada orangnya. Di indonesia kebanyakan saudara muslim qt (termasuk sy) yang menjadi muslim sejak lahir.kami menerima pelajaran agama lalu menghafalnya. Jarang melibatkan akal untuk menggali rasionalitasnya. Semuanya diterima mentah2. Kalo ditanya kenapa, jawabnya ya karena orang tua2 kami pun melakukannya :)
    Selain itu, kebodohan dan kemiskinan yg dialami sebagian besar masyarakat qt mengakibatkan banyak yg kufur nikmat. Begitu ada kesempatan mendapatkan uang lebih,tidak peduli caranya halal langsung disikat. Islam tidak mengajarkan seperti ini. Ini masalah karakter dan budaya :)
    Selama di sekolah pelajaran agama kami tidak pernah menyinggung perjalanan kehidupan dan akhlak mulia Rasulullah SAW dan para sahabat. Sebaliknya yg diceritakan kepada anak2 di SD adalah cerita si kancil mencuri timun Hehehhe...ga heran mental kita mnjadi mental yg gampang berbohong dan mencuri spt si kancil. Kalau bukan mencuri uang (korupsi) ya mencuri hak orang lain, misalnya bawa motor di atas pedestrian way dsb. Belum lagi para pemimpin qt yang sibuk dengan kepentingan diri dan golongannya. Aaahhh...terlalu banyak yg harus dibenahi di indonesia. Yang jelas kami membutuhkan orang2 seperti anda yang menemukan islam melalui berpikir. Sebagaimana banyak diperintahkan dalam alquran untuk memikirkan ayat-ayat Allah. Semoga Allah memberkahi dan memudahkan segala urusan anda, dan memberi petunjuk kepada kebenaran-Nya untuk saudara2 qt di indonesia. Aamiin

    ReplyDelete
  4. Wah keren ceritanya.. Pengen deh punya suami bule Islam :) sayangnya gak punya kenalan hehehe

    ReplyDelete
  5. Assalamualaikum Pak Gene..

    Before i give my comment..i just want to inform you that i just open this site..also read the text.First i'm so happy to read that story i mean the story of that bule..who being a moslem..but feel sad when i know more the story..i feel get involve with the situation i read..how i want to know him, to reach him,to explain to him, what he said..was true but not a hundred persen true..and it's also wasn't his fault..we must accompany him, guide him to be "istiqomah for what he had choose(being a moslem) don't blame the religion but the people..Islam is Rahmatan lil Alamin..it's back to our personality, our intention..how close we deal to Allah, being a moslem not because of those people but because of Allah.He must grateful that Allah gave him"hidayah that not al l the people have it..and Alhamdulillah he didn't do the suicide, as in Islam suicide is forbiden, why? Because Allah gave us a life that we must walk in, life is beautiful if we can Thankful and see deeply, as there's many people who live under poverty, poor etc, he must Thankful he has nice life (i mean before what happened next to him, money, bussiness etc) I hope he will doing well and i do appreciate for what you did to him..May Allah Bless you and look after you guys.

    wassalamualaikum wr wb
    Tina (tulevic_tina@yahoo.com)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa‘alaikumsalam wr.wb.,
      Thank you. He is doing fine now. But still living here, so still unhappy. His wife refuses to leave Indonesia. So he is stuck here. But now he understands that Islam and umat Islam are not the same thing. So he can ignore most Muslims he meets, and just focus on the teachings of Islam, even though many people do not follow those teachings very well.

      Delete
  6. Pak Gene, I want to practice my English and ask you many questions, do you have time? On weekends or week days
    Really appreciate your reply..
    Thanks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sorry, I'm quite busy at the moment. But you can send me an email to genenetto@gmail.com

      Delete
  7. Assalamualaikum Pak Gene,
    Saya Dewi, dari kemarin saya mencari uztad atau guru atau teman muslim yang bisa menolong saya menjelaskan apa itu Islam ke pacar saya. Dia berasal dari Australia. Karena kami menjalani hubungan serius untuk menikah kedepannya. Saya sangat senang karena dia berinisiatif untuk mau belajar tentang Islam. Tapi saya terhambat untuk masalah bahasa dan pengetahuan Islam saya yang kurang mendalam dan saya tidak mau memberikan salah penjelasan. Jadi alangkah baik nya kalau saya minta bantuan ke ahlinya. Saya harap Pak Gene tidak keberatan untuk membantu saya. terima kasih Pak.

    Waassalammu'alaikum wr wb
    (dewiitanoto@gmail.com)

    ReplyDelete
  8. Assalamualaikum Pak,
    Saya kesulitan juga nih serperti mbak dewi diatas. Menjelaskan islam secara logis ke teman saya yang bule dan karena keterbatasan saya soal islam.
    Sejak tinggal di indonesia dia seperti anti muslim dll. Sedangkan dia berniat menjalin hubungan serius dengan muslim seperti saya tetapi dia tidak ingin pindah ke Islam.
    Saya harap Bapak Bisa membantu saya untuk menjelaskannya. Terimakasih banyak pak.(desytaeka@gmail.com)

    ReplyDelete
  9. Assalamualaikum Bapak Gene,

    Sebenarnya, melihat sikap orang muslim di Indonesia yang muslim KTP memang miris bapak. Masjid-masjid megah dibangun namun jamaah solat semakin sedikit. Paham-paham radikal bertebaran dan masyarakat tidak mampu menyaringnya terlebih dahulu, apakah paham itu benar adanya sesuai dengan Al-Quran an hadist.
    Islam adalah agama yang cinta damai tapi banyak orang Islam melakukan kekerasan. Semoga mereka segera diberi hidayah untuk kembali pada jalan yang benar. Semoga bapak Gene diberi kekuatan oleh Allah untuk bisa membantu menunjukkan jalan bagi mereka yang kebingungan dan belum mendapatkan hidayah. (dien.dadeka93@gmail.com)

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...