Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

23 November, 2014

Anies Baswedan: 70 Persen Sekolah di Indonesia Tidak Penuhi Standar



Sabtu, 22/11/2014 Ropesta Sitorus - detikNews
Jakarta - Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan menyatakan mayoritas sekolah di Indonesia tidak memenuhi standar. Jumlah ini sangat mengecewakan karena terjadi di rata-rata sekolah di tanah air.
“Sekolah di Indonesia yang tidak memenuhi standar pelayanan minimal itu ada 70 persen lebih,” kata Anies kepada wartawan usai menghadiri peluncuran program Indonesia Wow di RRI, Jalan Medan Merdeka Barat, Sabtu (22/11/2014).

Menurutnya sekolah yang tak sesuai standar kelayakan itu tak hanya di daerah terpencil atau perbatasan tapi tersebar di hampir semua daerah. Bahkan tak jarang di kota besar juga ada sekolah yang tidak memenuhi standar minimum.
Anies menguraikan, persoalannya tidak hanya menyangkut jumlah guru. Penggagas gerakan Indonesia Mengajar ini berujar, kekurangan di beberapa sekolah antara lain dalam bentuk kurangnya peralatan.
Dia berjanji akan memberikan perhatian yang lebih besar untuk masalah pendidikan. Selain memberikan tunjangan kepada tenaga pendidikan, menurut Anies pembenahan fasilitas sekolah tak kalah penting.

“Ini yang akan kami bereskan. Karena kalau guru sudah datang tapi kalau fasilitas sekolahnya masih minim ya berat sekali. Belum lagi materinya, sering kali mereka yang di pelosok itu terlambat mendapatkan materi. Sekolah di pelosok sudah lama dan berat jalannya ke sekolah, bahkan hal sederhana saja seperti peralatan upacara tidak ada dan harus inovasi sendiri,” tukasnya. 

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...