Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

09 April, 2015

Sekolah Swasta Adalah Bisnis



FYI: Banyak sekolah swasta yang sangat mahal adalah BISNIS. Pemilik membicarakan sekolahnya dgn menggunakan istilah spt “balik modal dalam 4 tahun”, “business and marketing plan” dan “profit”, bukan “kemajuan siswa” dan  “pembangunan karakter”. Pembicaraan ttg “pendidikan” kalah penting, dibandingkan diskusi ttg profit dan bisnis.

Seringkali banyak "guru" yang kerja di sekolah2 swasta spt itu tidak punya gelar pendidikan. Di satu sekolah, saya dapat kebanyakan guru bergelar psikologi. Cara mengajar sebagian guru membuat bbrp siswa stress (alias guru itu tidak bisa mengajar). Jadi utk jaga kondisi mental anak saja mrk jelas tidak mengerti, apalagi urusan pendidikan. Tapi sekolah spt itu berkembang terus. Orang tua anggap baik karena fasilitasnya baik dan ada waiting list utk masuk. Tapi dari sisi pendidikan, ada banyak sekali kelemahan.

Orang tua tidak sadar, dan mantan guru dari sekolah2 itu, tidak boleh bantu sebarkan info ke orang tua, karena nanti akan diancam dgn pasal "pencemaran nama baik" oleh pengacara yg sangat mahal. Banyak guru punya “info dalam” ttg masalah di sekolah swasta masing2, tapi mereka hanya bisa bisik2 kepada teman dekat, dan tidak berani menyebarkan pendapat mereka. Jadi orang tua selalu dalam kebingungan dan tidak bisa menemukan “info akurat” dari berbagai sisi tentang sekolah swasta. Hanya boleh dapat “info baik” dari pihak sekolah, atau dari orang tua yang anggap sekolahnya baik. Info selain itu tidak boleh dibahas, karena pemerintah Indonesia tidak izinkan orang bicara bebas dan terbuka di sini, utk sampaikan pendapat yang berbeda.

Tujuan sekolah yg nomor satu selalu utk menjaga kelestarian bisnis mereka. Urusan anak dan pendidikan jauh di bawahnya. Dan karena orang tua tidak bisa dapat info yang jujur, setiap beberapa hari saya terima email baru, dari orang tua yang sudah survei beberapa sekolah, bahkan sampai 20 sekolah atau lebih, dan minta saya berikan pendapat ttg setiap sekolah yang ditanyakan, satu per satu. Soalnya, setelah mrk cari info di internet, tidak bisa ditemukan info yang membandingkan baik-buruknya setiap sekolah, yg bisa bantu orang tua memilih sekolah yg tepat. Hanya ada info yang bilang semua sekolah sangat baik, dan tidak ada masalah apapun di dalamnya.

Pemerintah dan DPR yang tidak mau cabut pasal “pencemaran nama baik” dan itu sebabnya orang tua tidak bisa dpt info yg sebenarnya ttg semua sekolah swasta. Soalnya kl pasal itu dicabut, mungkin banyak org akan mulai berani buka info yang mereka tahu ttg para pejabat. Para pejabat dan anggota DPR mau berhadapan dgn rakyat kl rakyat bisa tahu semua keburukan, kebohongan dan korupsi mereka (yang bisa berasal dari info rakyat yg melihat langsung, tapi tidak berani lapor). Dan sebagai efek samping, kita juga tidak bisa dapat info akurat ttg sekolah swasta dan semua bisnis yang lain krn mereka dijaga oleh pasal yg sama juga. Selama ini, rakyat diam dan terima, karena bukan anak mereka yang menjadi korban.
Wassalam,
Gene Netto 

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...