Labels

alam (8) amal (101) anak (294) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (20) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (563) islam (544) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (98) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (41) muallaf (48) my books (2) orang tua (6) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (61) puasa (38) renungan (170) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (323) tanya-jawab (14) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

06 May, 2016

Menteri Yohana Justru Dengar Kasus Yuyun Dari Anaknya Di London



Ini menyedihkan. Juga memalukan. Menteri yang fokus ke Perlindungan Anak diberitahu ttg kasus anak SMP diperkosa bergilir oleh 14 remaja di Bengkulu. Sayangnya, dia diberitahu oleh anaknya yang di London, yang baca di berita internasional. Bukan dari staf atau polisi di sini. Koordinasi antar lembaga dan pembagian informasi sangat minimal sekali di sini, atau tidak ada. Saya pernah tanya ke KPAI secara langsung. Kalau ada anak yang menjadi korban pencabulan atau pemerkosaan, dan dilaporkan ke Polisi, apa Polisi diwajibkan teruskan laporan dan data itu ke KPAI? Katanya, TIDAK.
Sekarang, seorang menteri negara tahu kasus besar yang masuk media sosial dari anak di luar negeri. Kenapa pemerintah tidak malu? Kenapa wartawan bertanya, baru menteri tahu? Kenapa bukan menteri yang tahu paling cepat, dan bisa laporkan ke wartawan dgn info dan data yang akurat? Berapa kali seorang menteri harus menjawab, "Kok begitu? Saya belum tahu!" sebelum ada pihak yang merasa malu dan mau memperbaiki sistem komunikasi dan laporan kasus ke menteri terkait.
Itu menteri perlindungan anak. Lalu ada Ibu Puan Maharani. Menteri " Koordinator Pembangunan Manusia" (apa artinya??) yang juga seorang menteri perempuan tapi tidak tahu apa-apa ttg anak perempuan yang diperkosa bergilir. Jadi tugasnya sebagai menteri apa? Bagaimana mau bangun manusia di Indonesia, kalau banyak anak remaja laki-laki biadab, anak2 lain menjadi korban yg diperkosa dan disodomi setiap hari, dan para menteri malah tidak tahu ttg kondisi di tengah masyarakat spt itu? Apa harus menunggu Indonesia hancur, dan ada statistik seperempat dari semua anak perempuan diperkosa, seperti yang terjadi di Kenya sekarang? Siapa yang akan melindungi anak Indonesia? Kenapa begitu sulit untuk kumpulkan data, mengetahui apa yang sedang terjadi, dan lakukan tindakan (program) preventif untuk lindungi anak yang belum menjadi korban?
-Gene Netto

Menteri Yohana Justru Dengar Kasus Yuyun Dari Anaknya Di London
Kasus ini tidak hanya membuat geger Indonesia melainkan seluruh dunia. Sebab, sebelum dirinya diberondong berbagai pertanyaan dari wartawan, kabar mengejutkan itu dia terima dari anaknya yang ada di London, Inggris. "Anak saya yang di London melaporkan untuk memastikan. Saya di Bangka Belitung juga dikejar-kejar ditanya-tanya soal kasus ini," ungkap Yohana.

Menteri Puan Belum Tahu soal Kasus YN
JAKARTA, KOMPAS.com -Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengaku belum mengetahui kasus yang menimpa seorang siswi di Bengkulu, YN (14). YN diperkosa 14 pemuda dan ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. 

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...