Labels

alam (8) amal (101) anak (294) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (20) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (562) islam (543) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (98) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (10) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (41) muallaf (48) my books (2) orang tua (6) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (61) puasa (37) renungan (169) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (6) sosial (323) tanya-jawab (14) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

30 August, 2016

Kalau Siswi Sering Pingsan, Kenapa Tidak Mengubah Upacara?



Berapa banyak anak yang jatuh pingsan saat upacara, setiap minggu, setiap tahun? Kata guru, "Bukan masalah". Sudah biasa. Ohh, begitu ya Pak Guru? Jadi sikap sang guru adalah: Kami tidak peduli berapa banyak anak yang pingsan dan kepala terbentur! Upacara wajib jalan terus. Tidak ada yg lebih penting daripada berdiri tegak di depan sebuah bendera di bawah terik matahari. Dan kalau jatuh pingsan karena kecapekan, salah sendiri. Jangan berharap para guru akan utamakan kesejahteran siswa dan lakukan perubahan sistem. Ini negara militer. Wajib ada banyak upacara. Sebuah negara tidak bisa berhasil tanpa dipaksakan banyak upacara! Yang jatuh pingsan tinggal dipindahkan ke pinggir saja. Warga negara yang payah sekali kl jatuh pingsan saat upacara. Negara ini hanya untuk manusia yang kuat saja. Yang lemah dicuekin saja!

Apa begitu sikap yg terbaik dari para "pendidik"? Tidak ada yang mau bertanya kenapa harus ada upacara setiap hari Senin? Kenapa tidak boleh ada perubahan sistem? Kenapa tidak pasang bendera di kelas, dan dilakukan per kelas saja? Kenapa tidak dilakukan sebulan sekali saja? Kenapa tidak dilakukan di awal semesta saja? Kenapa tidak boleh dilakukan dalam posisi duduk? Kenapa tidak ada yang cari jalan keluar sehingga upacara dilakukan dgn tata cara yang berbeda, di mana sekian banyak siswa tidak jatuh pingsan di lapangan? Orang yang menjadi guru untuk mendidik siswa akan BERPIKIR ttg sistem yang digunakan kl siswa sering jatuh pingsan. Tapi kl hanya mau teruskan apa yang sudah biasa, maka tidak perlu berpikir, dan tidak perlu berubah. Teruskan saja, dan cuek saja kl menjadi beban utk sekian banyak anak kecil. Anak Indonesia bisa diberikan sistem pendidikan yang lebih baik, dari para guru yang punya wawasan luas dan ingin utamakan yang terbaik bagi siswa, bukan sebatas teruskan apa saja yang sudah "biasa" tanpa berpikir.
-Gene Netto

Awal Masuk Sekolah Diwarnai dengan Pingsannya Murid Saat Upacara

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...