Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

14 April, 2017

Bocah Kelas VI Cabuli Teman karena Sering Nonton Video Porno di Ponsel


Setelah menjadi kasus, dan anak diperiksa, ketahuan bahwa perilakunya terjadi sejak dulu. Dan sudah banyak korban. Dan ada korban yg sudah menjadi pelaku.
Ke mana para orang tua dan guru selama ini? Kenapa anak kecil bisa menjadi korban bertahun2 tapi orang tua dan guru tidak tahu? Kenapa korban pertama tidak langsung lapor pada orang tua, atau guru?
Banyak orang tua dan guru tidak “dekat” dgn anak, sehingga ketika anak alami masalah, mereka tidak mau ceritakan dgn orang tua atau guru. Dan pola yang sama terulang ribuan kali di banyak lokasi, tanpa ada yang mau lakukan perubahan dalam sistem pendidikan atau parenting.
-Gene Netto

Bocah Kelas VI Cabuli Teman karena Sering Nonton Video Porno di Ponsel

Solopos.com, WONOGIRI — Bocah laki-laki kelas VI SD asal Baturetno, Wonogiri, Gd, 13, yang diduga kuat telah mencabuli sejumlah teman sesama jenisnya diketahui sering menonton video porno di telepon seluler (ponsel). Gd diduga mencabuli sedikitnya sembilan anak sejak dua tahun lalu. Kasus itu sedang diselidiki Polres Wonogiri. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Wonogiri, Reny Ratnasari, mengatakan setelah menerima laporan pada Senin (3/4/20170, timnya langsung memberi pendampingan bagi Gd dan korban di sekolahan mereka.

Tim terdiri atas psikolog dan pendamping dari P2PT2A. “Dari pendampingan awal diketahui Gd berperilaku menyimpang sejak lama. Gd berperilaku layaknya orang dewasa akibat sering menonton film tak pantas. Korbannya cukup banyak. Ada korbannya yang bahkan sudah jadi pelaku. Saat akan melakukan [pencabulan], Gd mengancam melukai korbannya menggunakan pisau,” kata Reny, Rabu (5/4/2017).

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...