tag:blogger.com,1999:blog-25429998.post3144373442960718039..comments2024-03-01T05:45:05.750+07:00Comments on Gene Netto: Renungan Malam – Merasa Miskin SementaraGene Nettohttp://www.blogger.com/profile/02838188306685196535noreply@blogger.comBlogger2125tag:blogger.com,1999:blog-25429998.post-33201979392601885992009-05-11T12:44:00.000+07:002009-05-11T12:44:00.000+07:00Assalamu’alaikum wr wb
Alhamdulillah, ada kultum ...Assalamu’alaikum wr wb<br /><br />Alhamdulillah, ada kultum online sekarang jadi ada waktu buat muhasabah dan kontemplasi ya.Saya salut dan iri dengan orang-orang yang mampu memberikan semangat dan inspirasi bagi orang lain untuk berbuat kebajikan, tidak semua orang bisa demikian, kecuali orang-orang yang berbicara dari hati dan senantiasa menyamakan perkataan dengan perbuatan, baru kata-katanya bisa punya atsar buat orang lain.<br /><br />Sebagai seorang manusia biasa, kondisi ‘merasa kaya’ dan ‘merasa miskin’ adalah keniscayaan yang pasti kita rasakan dengan dua penyikapan yang berbeda. Kita baru bisa ’merasa kaya’ saat menyadari betapa beruntungnya keadaan kita sekarang dibanding orang lain yang hidup serba kekurangan, walaupun keadaan kita saat ini juga tidak terlalu serba ada, tapi apapun itu, harus kita syukuri dan tetap menumbuhkan rasa empati dan berbagi sebatas kemampuan yang kita miliki.Menurut sebuah penelitian, mereka yang memiliki rasa syukur setiap hari lebih memiliki jiwa sosial yang lebih baik dibandingkan mereka yang suka berkeluh kesah, sikap bersyukur kini terbukti secara ilmiah memicu pula aneka manfaat lain. Di antaranya manfaat kesehatan jasmani, ruhani dan kehidupan bermasyarakat yang lebih baik.Inilah nikmat yang Allah janjikan.<br /><br />"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat." [Al Quran, Ibrahim, :7].<br /><br />Sebaliknya ‘merasa miskin’ akan menjadikan kita orang yang bisa bersabar dan penuh keyakinan bahwa hanya Allah saja yang bisa melapangkan dan menyempitkan rizki seseorang dibalik ikhtiar yang dilakukannya sebagai cobaan bagi manusia, agar terlihat mana yang sabar dan mana yang ingkar.<br /><br />"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, <br />kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita <br />gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila <br />ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi <br />raaji'uun " [Al Baqarah:155-156]<br /><br />Sayangnya banyak orang yang bisa bersabar dalam keterbatasan tapi tak banyak orang yang bisa bersyukur saat diberikan kemudahan dan harta, cenderung lebih banyak yang lupa diri dan tak lagi mau berbagi.Wallahua'lam.<br /><br />Wassalamu'alaikum wr wb<br /><br />tarataranoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-25429998.post-6991005735079145682009-05-09T23:28:00.000+07:002009-05-09T23:28:00.000+07:00>>> "Coba merasa yakin dulu pada Allah, d...>>> <I>"Coba merasa yakin dulu pada Allah, dan tidak usah takut! Rezeki yang Allah siapkan bagi kamu tidak akan bisa dirampas oleh 1 juta preman, dibantu pula oleh 1 juta setan! Allah yang Maha Kuasa! Kalau yakin, tidak akan ada rasa takut!"</I>Iya, bener ya. Kita itu selalu berkata dan merasa yakin bawa kita beriman teguh sama Allah tetapi kita malahan menjalani hidup dengan banyak rasa takut dan khawatir yang ngga penting. Takut inilah takut itulah. Jadinya iman kepada Allah itu cuman nyampe di bibir aja. Tidak tertanam kuat dalam hati. Padahal kalo Allah sudah berkehendak, jangankan uang dan harta yang berlimpah, nyawa aja dalam sekejap bisa diminta balik. Jadi memang tidak bole ada kekhawatiran dan rasa takut saat akan membantu orang lain. <br /><br />Lagian Allah juga sudah memberitahu lewat Al-Qur'an ya dan tidak mungkin Allah tidak akan merealisasikan hal tersebut. Mungkin tidak sekarang kita terima balasannya saat kita menjalani kehidupan di dunia tetapi musim panennya nanti, di akhirat. Kalo umat Islam, kita harusya percaya dong akan adanya hari akhirat.<br /><br />Q.S.99:7.<br />Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya.<br /><br />Q.S.99:8<br />Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.<br /><br />Cuman yang aku pikir sedikit <I>berat</I> adalah orang-orang yang memang tidak pernah merasa "miskin" selama hidupnya. Perjuangannya mungkin akan lebih terasa berat ya karena bisa jadi dia benar2 kurang memiliki sensitivitas dengan orang lain. Biar kata, orang depan matanya sekarat mati kelaparan mungkin dia akan acuh saja. <br /><br />Tapi bisa jadi juga kalo seseorang pernah megalami rasa "miskin" trus malahan membuat dia trauma. Merasa kapok untuk miskin lagi heheh. Jadinya setelah diberi kelapangan rezeki malahan menjadi pelittt banget. <br />Pelit itu penyakit yang susah dicari obatnya heheh.<br /><br />Gene, kalo tidak keberatan. Aku mau bertanya nih, tiba-tiba kepikiran aja satu hal. <br />Apakah perhatianmu yang begitu besar terhadap anak yatim dan orang miskin itu adalah memang bawaan sejak lahir (hahaha...) atau baru demikian terjadi sejak memeluk Islam menjadi seorang muslim ? <br />Kalo ini menyentuh private area, tidak dijawab juga tidak mengapa. Maaf ya Jini.<br /><br />Karena kalo menjadi sosok seperti ini baru sejak menjadi muslim, kok banyak orang Islam di dunia (temasuk saya) yang tidak memiliki sifat sosial dan perhatian besar kepada kesusahan orang lain seperti pembawaanmu ya. <br />Apa resepnya Jini ? Bagi-bagi dong.<br /><br />Terimakasih banyak untuk kultumnya.irmanoreply@blogger.com