Labels

alam (8) amal (101) anak (294) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (20) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (562) islam (543) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (98) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (10) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (41) muallaf (48) my books (2) orang tua (6) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (61) puasa (37) renungan (169) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (6) sosial (323) tanya-jawab (14) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)
Showing posts with label anak. Show all posts
Showing posts with label anak. Show all posts

04 March, 2024

Banyak Orang Keracunan Makanan, Apa Program Makan Siang Nasional Bijaksana?

Ada berita tentang rencana program makan siang gratis bagi anak di seluruh negara. Pertanyaan saya, apakah itu bijaksana ketika hampir setiap hari ada berita tentang puluhan orang yang keracunan makanan, dan sering terjadi di sekolah dan pesantren? Dan ini hanya kasus-kasus yang ketahuan karena masuk berita. Yang tidak masuk berita berapa banyak lagi? Siapa yang mau bertanggung jawab terhadap puluhan ribu anak yang keracunan makanan setiap bulan nanti? Sekarang saja, ketika dibayar oleh konsumen (swasta), ada banyak penjual yang tidak mau jaga kebersihan. Yang penting asal jual saja. Bagaimana kalau sudah ada program nasional?
Ini beberapa contoh judul berita tentang keracunan makanan yang berhasil ditemukan dari beberapa minggu terakhir.
-Gene Netto


1 Maret, Banjar - 51 Siswa di 6 SD Kota Banjar Keracunan Jajanan Sekolah Keliling

1 Maret, Bogor - Siswa SD di Cileungsi Bogor Diduga Keracunan Jajanan

1 Maret, Magetan - 20 Warga di Magetan Keracunan Makanan Usai Hadiri Hajatan Selamatan Bayi

27 Feb, Bandung Barat - Keracunan Massal Murid SD di Bandung Barat

26 Feb, Sukabumi - Puluhan Pelajar di 2 Sekolah Sukabumi Diduga Keracunan Jajanan

23 Feb, Sukoharjo - 28 Warga Sukoharjo Mual-Diare Usai Hadiri Acara Ruwahan

23 Feb, Purwakarta - 5 Pelajar SD di Purwakarta Mual dan Diare, Diduga Keracunan Makanan Jajanan

22 Feb, Pagar Alam, Sumatera Selatan - Belasan Warga di Pagar Alam Keracunan, Diduga Usai Makan Ikan Tongkol

22 Feb, Samarinda - Diduga Keracunan Makanan, 23 Anak Panti Sosial di Samarinda Dilarikan ke Rumah Sakit

21 Feb, Klaten - Korban Keracunan Pecel di Klaten Bertambah, Jadi 30 Orang dari 3 Kecamatan

20 Feb, Labuhanbatu, Sumatra Utara - Puluhan Warga di Labuhanbatu Diduga Keracunan usai Santap Nasi Bungkus

13 Feb, Grobogan - 56 Pengawas TPS di Grobogan Keracunan Usai Santap Nasi Kotak Bimtek

12 Feb, Sragen - 59 Siswa SMK Muhammadiyah di Sragen Keracunan Makanan, Diduga Akibat Snack

12 Feb, Garut - Santap Masakan Catering, Puluhan Siswa SDIT di Garut Keracunan

08 Feb, Gayo Lues, Aceh - 25 Anak di Gayo Lues Diduga Keracunan Usai Makan Bakso

04 Feb, Jambi - Puluhan Warga Merangin Diduga Keracunan Usai Konsumsi Ikan Tongkol

31 Jan, Cilacap - Polisi Dalami Penyebab Puluhan Anggota KPPS Cilacap yang Keracunan Makanan

31 Jan, Purbalingga - Puluhan Siswa SD di Purbalingga Keracunan Usai Jajan Bola Susu di Kantin Sekolah

25 Jan, Samarinda - Jumlah Petugas KPPS Samarinda Keracunan Nasi Kotak Capai 70 Orang

12 Jan, Bogor - 20 Warga Ciomas Bogor Keracunan Ikan Tongkol

20 Des, Bogor -121 Warga Bogor Alami Keracunan Massal Setelah Santap Makanan Tahlilan

18 Nov, Purwakarta - Ratusan Warga Purwakarta Keracunan Usai Makan Nasi Kotak

[AKHIR]

25 February, 2024

Satu Lagi Anak Indonesia Tewas Secara Sia-Sia Dalam Latihan Silat

Sekali lagi, seorang anak tewas dalam latihan silat. Anak yang ikut Taekwondo? Aman. Karate? Aman. Kungfu? Aman. Brazilian Jujitsu (BJJ)? Aman. Aikido? Aman. Judo? Aman. Kendo? Aman. Taichi? Aman. Mixed Martial Arts (MMA)? Aman. Muai Thai (Kickboxing)? Aman. Hanya anak yang ikut SILAT yang mati terus secara sia-sia.

Pelatihnya berusia 17 tahun. Niatnya mau "menghukum" murid, jadi seorang perempuan berusia 15 tahun ditendang di ulu hati. Syarat-syarat untuk menjadi pelatih? Tidak ada (mungkin hanya ada kewajiban hafal jurus). Pendidikan perlindungan anak sebelum boleh menjadi pelatih? Tidak ada. Pendidikan P3K? Tidak ada. Pendidikan tata cara "menghukum" murid secara aman? Tidak ada. Siapa saja, pada usia berapa saja, dengan pengalaman apa saja, bisa menjadi pelatih begitu saja. Cukup hafal jurus, simsalabim, menjadi pelatih.

Tetapi korbannya bukan anak presiden, anak gubernur, anak menteri, anak jenderal, atau anaknya orang kaya. Jadi dia tidak penting. Jadi jangan berharap akan terjadi perubahan. Nyawanya anak miskin di Indonesia begitu murah. Boleh dibunuh kapan saja, tanpa perlu khawatir para pemimpin akan peduli terlalu banyak. (Kalaupun mereka berkomentar di media, hanya akan mengatakan, "Memprihatinkan ya!") Jangan berharap terjadi perubahan. Kita harus menunggu anaknya "orang penting" yang mati secara sia-sia, baru mungkin akan muncul kepedulian terhadap sistem rusak yang menewaskan anak Indonesia terus.
-Gene Netto

Pelajar SMP di Jember Tewas Usai Ditendang Pelatih Saat Latihan Silat
https://surabaya.kompas.com

20 February, 2024

Kenapa Murid TK Bisa Tewas Setalah Tertimpa Rak Penyimpanan Tas?

Menyedihkan sekali. Seorang anak TK tewas di dalam kelas, setelah tertimpa oleh rak penyimpanan tas. Kenapa bisa terjadi? Karena banyak sekolah dan pesantren kurang aman, dan banyak guru dan ustadz kurang memikirkan keselamatan siswa. Kenapa tidak? Karena ketika belajar menjadi pendidik, mereka tidak dilatih untuk utamakan keselamatan anak sebagai prioritas tertinggi.

Saya pernah periksa berbagai sekolah dan pesantren. Di setiap lokasi ada hal-hal yang berbahaya. Ada tembok atau atap yang siap runtuh. Ada barang yang siap jatuh dari atas. Ada tangga dan lantai yang sangat licin. Ada potongan besi atau pagar yang tajam. Dan seterusnya. Di sebuah sekolah, saya lihat papan pengumuman besar, yang berdiri secara bebas. Beratnya mungkin 100kg, tetapi tidak stabil. Dengan 1 jari tangan, saya mulai dorong secara pelan. Bagian atas langsung miring. Teman saya maju cepat dan tangkap. Katanya, saya bisa dimarahi kalau jatuh dan pecah. Saya tanya, "Apa lebih baik dibiarkan, menunggu kepala anak yang pecah??" Dia sarankan saya laporkan saja. Dilaporkan. Tidak ada yang berubah…

Pernah saya lihat tembok miring yang sudah mau runtuh di sebuah SD. Saya taruh 1 tangan di belakang dan mulai dorong pelan, dan tembok itu mulai bergeser. Teman saya tegur dan suruh saya jangan merusak tembok sekolah. Kalau jatuh, saya akan dimarahi. Saya tanya, "Apa lebih baik dibiarkan, menunggu 5 anak menjadi korban?"

Saya lupa berapa kali saya pernah lihat hal-hal yang berbahaya di sekolah, lalu saya memberi tahu teman, guru, ustadz, kepala sekolah, yayasan dan tidak ada yang berubah. Sayalah yang dianggap aneh. Tembok belum jatuh, belum ada anak yang mati, jadi kenapa perlu dibahas? Tunggu anak mati dulu, lalu dikatakan "takdir", dan baru ada keperluan memperbaiki tembok! (Yang penting, bukan anak kandung sendiri yang mati ya!)

Ketika saya kuliah di Australia dulu, dosen jelaskan secara tegas: "Murid harus selamat!" Tidak ada prioritas lebih tinggi. Percuma guru kembalikan mayat murid kepada orang tuanya, sambil jelaskan, "Tapi nilai bahasa Inggrisnya tinggi ya Bu!!" Tugas guru adalah bertindak sebagai wakil dari orang tua. Dalam bahasa Latin disebut "in loco parentis". Guru diwajibkan bertanggung jawab secara hukum. Dan sebagai wakilnya orang tua, semua murid ibaratnya anak kandung guru, jadi tentu saja nilai pelajaran tidak penting dibandingkan kewajiban untuk selamatkan semua anak, setiap saat, setiap hari.

Guru yang profesional akan mencari, melaporkan, dan memperbaiki apa saja yang berbahaya bagi anak di dalam sekolah dan pesantren. Tapi hal itu tidak selalu terjadi. Jadi orang tua perlu memikirkan: Berapa persen dari guru dan ustadz mengerti tugasnya sebagai pendidik, dan mengerti bahwa keselamatan anak lebih tinggi prioritasnya daripada nilai pelajaran?
-Gene Netto

Murid TK di Bangka Tewas Usai Tertimpa Rak Penyimpanan Tas
https://www.detik.com

18 February, 2024

3 Siswi SD Tenggelam Dalam Acara Pramuka, Kenapa "Kegiatan Sekolah" Bisa Begitu Berbahaya?

Di Indramayu, 3 anak SD tenggelam dalam kegiatan Pramuka di sungai. Kadang saya ingin teriak. Tetapi tidak tahu apakah seharusnya teriak pada guru yang bodoh, atau pada orang tua yang bodoh. Hal yang sama terulang terus, tetapi tidak ada yang berubah. Coba pantau berita dari Australia, Selandia Baru, Singapura, dll. Negara maju, dengan lebih banyak kegiatan sekolah dibandingkan Indonesia, tetapi nyaris tidak pernah ada berita "anak tewas saat ikuti kegiatan sekolah". Di sini, berita itu begitu umum, sampai kebanyakan orang dewasa tidak terlalu peduli kalau melihat judul itu. Yang penting bukan anak kandung sendiri. Dan selama masih anaknya orang lain, cukup ucapkan Mantra Nasional, "Kami tidak menyangka", dan boleh dilupakan sampai terjadi lagi nanti.

Coba berpikir, berapa banyak anak Indonesia masih hidup kalau Pramuka dilarang, camping dilarang, liburan ke pantai dilarang, dan acara berenang dari sekolah dilarang? Mungkin sudah ribuan anak. Tetapi saya tidak bisa sebutkan angka yang pas, karena tidak ada yang cukup peduli pada anak Indonesia sampai mau direpotkan mencatat berapa banyak yang MATI dalam kegiatan sekolah. Jadi tidak ada data. Mungkin kita harus menunggu kematian anak dari orang yang punya jabatan tinggi, baru bisa terjadi perubahan. Dan baru ada kemungkinan anak Indonesia yang lain bisa diselamatkan dari bahayanya "kegiatan sekolah".

Anehnya, orang tua tetap izinkan anaknya ikut terus, tanpa tanyakan "kondisi" dari kegiatan tersebut. Dan perlindungan bagi setiap anak sebatas "harapan" anaknya kembali dalam kondisi hidup. Ketika beberapa orang tua dikasih jenazah, bukan kebodohan dari sistem itu yang dibahas, malah dicap "takdir" saja dan dibiarkan berlalu begitu saja. Sampai terjadi lagi... Siapa yang bisa bertindak untuk akhiri kebodohan dari sistem yang menewaskan anak Indonesia terus, tanpa pernah ada orang dewasa yang harus bertanggung jawab?
-Gene Netto

3 Siswi SD Tenggelam di Sungai Panarikan Indramayu, 2 Ditemukan Meninggal dan 1 Lagi Hilang
https://news.okezone.com

09 January, 2024

Saran Untuk Mengatasi Masalah Pencabulan Terhadap Anak

Assalamu’alaikum wr.wb. Walaupun para orang tua dikasih tahu berkali-kali, hasilnya percuma. Info dari saya, dan sewaktu-waktu lihat berita, tidak membuat kebanyakan orang tua takut atau waspada. Selalu berprasangka baik, dan yakin anak mereka tidak mungkin menjadi korban. Tidak mungkin suami mereka, ipar mereka, bapak mereka, tetangga mereka, guru sekolah anak, guru ngaji anak, dll. akan melakukan kejahatan terhadap anak. Lalu ketika terjadi, semua orang tua mengatakan, "Kami tidak menyangka!"

Perlu dipahami juga, dari pengamatan saya terhadap puluhan ribu kasus pencabulan terhadap anak (saya ada link ke semua artikel beritanya), ketika seorang remaja atau pemuda laki-laki diajak ikut melakukan pemerkosaan bergilir terhadap seorang anak SMP atau SMA, jawaban mereka selalu IYA. Nol persen dari pelaku menolak dan berusaha selamatkan korban atau telfon polisi. Pelaku yang berusia 12-25 tahun menjadi mayoritas. Selalu setuju, dan menunggu kesempatan perkosa anak itu, setelah 5-8 teman mereka sudah selesai.

Jadi ini jelas sebuah masalah pendidikan dan budaya. Tetapi ketika saya berusaha bahas topik ini dalam sebuah grup guru online dengan 150 ribu anggota, saya dimarahi dan disuruh diam. Mereka tidak mau tahu, dan tidak mau cari korban di kelas masing-masing. Ketika saya bertemu Ketua KPAI untuk diskusi, dia mengaku kaget karena data saya (yang dikumpulkan dari berita saja) lebih lengkap dari berita mereka. Lalu dia jelaskan, semua polsek di seluruh Indonesia tidak wajib laporkan data kasus pencabulan ke pusat atau ke KPAI atau ke tempat lain. Jadi tidak ada yang punya data akurat dari seluruh negara, karena tidak ada UU yang wajibkan. Data saya pernah dipakai oleh Mendikbud dalam sebuah presentasi kepada kepala dinas pendidikan se-Indonesia. Hasilnya juga nol. Hanya diberitahu ada masalah. Tanpa ada tindakan nyata yang bisa menjadi solusi.

Menurut pendapat saya, perkara ini bisa mulai diatasi dari 4 tindakan saja.

1)    Pelatihan dan pendidikan anti-pencabulan di sekolah sejak SD. Wajib. Anak diberi tahu bahwa orang lain dilarang menyentuh kemaluan mereka, dan siapapun yang memaksa dan menakuti mereka, wajib langsung dilaporkan ke orang tua atau guru. Belum pernah ada pelatihan nasional seperti ini.
Anak perempuan harus diajarkan untuk tidak percaya pada "kenalan baru" dari Facebook atau TikTok yang ajak mereka jalan-jalan.
Anak laki-laki harus diajarkan bahwa perempuan adalah manusia yang wajib disayangi dan dilindungi, dan bukan alat untuk "dipakai" oleh mereka.

2)    Wajib dipasang poster di semua sekolah dan pesantren yang ingatkan anak tentang bahaya pencabulan, dan berikan nama orang dan nomor telfon yang bisa dihubungi untuk laporkan perkara. Dengan teks yang jelaskan mereka akan dilindungi dan dibantu.

3)    Iklan TV yang ditayangkan secara rutin untuk ingatkan orang tua dan anak agar waspada dan tidak mudah percaya pada orang yang lain.

4)    Latihan bela diri anti-pencabulan di sekolah, sejak SD kelas 5-6 sampai SMA, khusus untuk perempuan, dan laki-laki juga boleh ikut. Diajarkan pukul dan tendang saja (ilmu bela diri standar), dan khusus bagi perempuan, diajarkan untuk selalu tendang pria di kemaluan, mata, dsb. lalu melarikan diri apabila diserang. Banyak perempuan diam saja ketika mau diperkosa, karena tidak pernah diajarkan untuk bela diri.

Dan jangan bertanya kepada saya kenapa hal-hal seperti ini tidak disampaikan kepada pihak yang punya wewenang untuk bertindak. Saya sudah berusaha berkali-kali. Hasilnya selalu nol. Kebanyakan orang yang punya kemampuan bertindak sibuk dengan banyak urusan lain, dan keselamatan bagi 80 juta anak Indonesia tidak dianggap sebagai prioritas. Sekian dulu. Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

21 December, 2023

Anak SD-SMP Yang Diizinkan Main Medsos Bisa Alami Bahaya Besar

Berapa banyak orang tua belum sadar? Media sosial dan HP sangat BERBAHAYA bagi anak SD. Dalam kasus baru di Bandung, seorang anak perempuan berusia 12 tahun terbiasa pakai HP dan medsos. Ketika ada keributan di rumah, dia pergi bersama seorang "kenalan medsos" yang ternyata seorang pemuda laki-laki berusia 18 tahun. Lalu anak itu menghilang. Ternyata, dibawa pergi oleh pemuda itu, diperkosa, lalu diperkosa temannya, lalu kedua pemuda itu MENJUAL anak perempuan tersebut kepada 20 pria dewasa yang lain, lewat medsos juga.

Anak yang dilaporkan "hilang" oleh orang tuanya ternyata sudah diperkosa 22 pria sebelum ditemukan polisi di dalam sebuah apartemen. Tetapi ini bisa dikatakan "akhir yang baik". Seringkali dalam kasus serupa, anak SD dan SMP dilaporkan hilang, setelah pergi dan bertemu "kenalan medsos", tetapi ternyata anak itu diperkosa dan juga dibunuh. Jadi orang tua terima mayatnya saja.

Kalau anda punya anak SD dan SMP, jangan izinkan mereka bermain medsos. Kalau mereka mengatakan "semua teman mereka pakai", minta mereka melakukan kajian sendiri di internet, dan berikan kepada orang tua artikel yang membuktikan manfaat yang besar dan sisi positif dari media sosial bagi anak. Biarkan mereka mencari dan membaca sendiri, lalu jelaskan hasilnya. Yang akan ditemukan adalah ribuan artikel yang buktikan bahayanya medsos dan HP bagi anak. Kalau anak perlu HP agar bisa dihubungi, kasih Nokia lama yang hanya bisa terima telfon dan SMS saja.

Kalau anak sudah di SMA, boleh diajarkan menggunakan HP dan medsos, tetapi masih perlu pengawasan agar pergaulan mereka tidak masuk kategori buruk. Orang tua harus selalu waspada dan memantau. Jangan berikan HP dan kebebasan menggunakan medsos dan internet kepada anak SD dan SMP. Memberikan HP kepada anak SD setara dengan membawa anak ke pasar, dan minta para pria yang duduk di situ untuk "berkenalan" dengan anak tersebut, lalu ditinggalkan bersama mereka. Tentu saja orang tua tidak mau melakukan itu. Tapi anak yang bisa akses medsos lewat HP melakukan hal serupa, hanya saja semuanya online daripada datang ke pasar sendiri. Pria yang tidak dikenal itu berbahaya bagi anak SD. Tidak penting ketemu langsung di pasar atau lewat medsos. Orang tua harus waspada. Semoga bermanfaat.
-Gene Netto

Hilang 3 Pekan, Siswi Kelas 6 SD di Bandung Ternyata Dijual 2 Pelaku ke 20 Pria Hidung Belang
https://www.beritasatu.com

18 December, 2023

Kenapa Banyak Guru Mau Atur Ukuran Rambut Anak Laki-laki?

Assalamu’alaikum wr.wb. Saya pernah diskusi dengan banyak guru tentang persoalan memotong rambut anak laki-laki secara paksa dengan cara jelek agar menimbulkan efek jera. Saya bertanya kenapa rambut anak laki-laki perlu dipotong oleh gurunya (tapi rambut perempuan tidak), lalu mereka menjawab. Setelah jawaban pertama itu dibuktikan salah, jawaban mereka berubah. Jawaban itu juga saya buktikan salah, jadi jawaban mereka berubah lagi. Dan hal yang sama terulang berkali-kali sampai saya mencatat semua jawaban mereka. Ini sebagian dari contohnya.

Rambut anak laki-laki harus dipotong secara paksa oleh gurunya, karena rambutnya harus pendek sejak usia 7 tahun dengan alasan:

•    Tidak sopan kalau panjang
•    Diminta oleh masyarakat
•    Diminta oleh orang tua
•    Ini masalah pendidikan (hanya untuk laki-laki)
•    Ini masalah kerapian (hanya untuk laki-laki)
•    Ini masalah kesehatan (hanya untuk laki-laki)
•    Rambut panjang akan membuat kepala terasa berat dan panas (hanya untuk laki-laki)
•    Harus mematuhi norma hukum masyarakat
•    Ada aturan tidak tertulis di masyarakat
•    Ada aturan tertulis di sekolah
•    Harus belajar mematuhi aturan
•    Guru terpaksa mengikuti aturan sekolah
•    Aturan sekolah tidak boleh diubah atau dihapus
•    Harus membentuk sikap dan perilaku
•    Harus menjadi suatu pembiasaan
•    Tidak bisa dapat pekerjaan kalau rambutnya panjang
•    Mulai potong rambut di usia 18 tahun tidak bisa (harus sejak dini)
•    Bahaya kalau bekerja di pabrik nanti
•    Harus disiapkan kerja di pabrik atau perusahaan sejak usia 7 tahun
•    Masyarakat menilai kompetensi seseorang dari ukuran rambutnya
•    Dan seterusnya

Memaksa anak patuh pada "aturan" rambut tersebut memberikan rasa "berkuasa" kepada banyak guru, dan membuat mereka merasa "ditakuti dan dihormati" walaupun didapatkan secara terpaksa. Jadi mereka teruskan sistem itu karena inginkan siswa takut dan patuh terhadap guru dalam segala hal. Ini hanya salah satu caranya guru memaksakan kehendaknya terhadap anak, agar guru-guru itu merasa puas secara batin. Banyak sekali guru Indonesia "gila hormat". Kalau mengajar anak dengan sikap baik hati dan ramah, dan menjadi sahabat dan mitra bagi semua anak, sangat jelas para guru itu akan dihormati oleh hampir semua muridnya, tanpa perlu dipaksa. Tapi bagi banyak guru, "kemungkinan besar akan dihormati" nanti tidak cukup. Harus dipaksakan sejak awal!

Tidak ada hubungan antara ukuran rambut dan pendidikan. Kalau ada, perempuan akan bodoh semua (karena rambutnya panjang). Ini hanya kebiasaan nasional yang dilestarikan sejak keadaan Petrus (Pembunuhan Misterius) pada tahun 80-90an. (Sebelumnya, banyak siswa laki-laki punya rambut panjang, dan ada bukti dari foto-foto lama.) Tetapi banyak guru merasa urusan rambut siswa itu berikan mereka kesempatan untuk menunjukkan kekuasaannya, dan memaksa semua siswa taati dan hormati mereka.

Fungsi seorang guru BUKAN untuk abaikan pendapat orang tua dan anak, dan memaksa semua anak siap kerja di pabrik setelah usia SD. Kalau ada guru yang berpikir begitu, maka mereka sudah gagal memahami fungsinya menjadi guru. Para guru tidak tahu setiap anak akan kerja di mana pada masa depan. Saya sudah bicara langsung dengan banyak manajer, direktur, pemilik perusahaan, orang HRD, anggota DPR, Menteri, ribuan orang tua, dll. Ketika mereka komplain tentang kualitas SDM di Indonesia, tidak ada satupun yang menyatakan "banyak anak punya ukuran rambut 6cm jadi mustahil dapat pekerjaan." Tidak ada yang mengeluh bahwa rambut anak perlu dipotong secara paksa agar anak itu bisa menjadi karyawan berkualitas di kemudian hari.  

Tetapi yang dijelaskan adalah begitu banyak anak yang tidak bisa menulis dengan baik, tidak bisa baca, tidak bisa memahami perintah dan petunjuk, tidak bisa kerja secara mandiri, malas, curang, tidak jujur, mencuri, dll. Sama sekali tidak ada yang membahas kesulitan mengatur ukuran rambut karyawan. Jadi kenapa begitu banyak guru sekolah merasa ada kewajiban besar memotong rambut anak secara paksa dengan cara jelek agar anak "siap kerja" dan menjadi bagian dari masyarakat? Para orang tua dan pemimpin di bidang pendidikan perlu bersatu untuk mengakhiri kebiasaan buruk ini.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto


15 December, 2023

Mohon Perhatian: Israel Sedang Membela Diri Terhadap Para Teroris Yang Jahat!

Balita teroris ini berusia 3 tahun dan merupakan bahaya besar terhadap negara Israel. Anak ini sudah dibom di wilayah utara, dan beberapa anggota keluarga dibunuh. Dibawa ke selatan setelah diperintah mengungsi ke "wilayah aman", lalu dibom lagi. Sisa keluarganya dibunuh, dan kedua kakinya harus diamputasi. Jangan berikan belas kasihan kepada anak itu. Israel berhak membela diri terhadap teroris balita yang membahayakan negaranya dan prajuritnya! Harap maklum!

Kalau umpamanya Israel "tidak mau bunuh orang sipil", dari awalnya ada solusi yang sederhana: MEMBUKA PERBATASAN DI UTARA, dan suruh semua anak, wanita, jompo, dan orang disabilitas masuk ke dalam wilayah Israel, dan minta Palang Merah dll. sediakan tenda dan makanan bagi mereka. Selesai. Yang tersisanya di Gaza adalah ratusan ribu pria dewasa (termasuk puluhan ribu anggota Hamas). Tetapi Israel tidak mungkin mau melakukan itu. Kenapa? Karena setelah selesai berperang dengan Hamas, sejuta pengungsi anak dan wanita itu harus diancam dengan senjata api dan dipaksa masuk kembali ke Gaza yang sudah hancur, dan dunia akan melihatnya. (Dunia tidak lihat waktu Israel melakukannya pertama kali di tahun 1948.)

Jadi jelas. Seluruh penduduk Gaza harus siap dibunuh, karena Israel tidak peduli pada nyawa orang sipil di sana. Kalau peduli, anak dan wanita bisa ditampung di dalam Israel sejak awalnya. Tapi ternyata, tidak mau dilindungi dari bom dengan cara menampung mereka dulu, dan dunia sudah lihat hasilnya. Nyawa anak Gaza sudah dinyatakan tidak berharga, dan seluruh dunia hanya menjadi penonton saja.
-Gene Netto

'Anak yang terluka, tidak ada keluarga yang selamat': Kepedihan anak-anak yatim piatu di Gaza
https://www-bbc-com.translate.goog/news/world-middle-east-67614139?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wapp

'Wounded child, no surviving family': The pain of Gaza’s orphans
https://www.bbc.com



28 November, 2023

Santri Terluka Dan Tewas Terus, Kenapa Tidak Terjadi Perubahan Sistem?

Assalamu’alaikum wr.wb. Orang tua di Pidie, Aceh, diberitahu anaknya "sakit". Ketika datang ke pesantren, diminta "tunggu dulu" karena ustadz sibuk dengan pengajian. Setelah akhirnya diantar ke anaknya, mereka dapat anak yang setengah sadar, mata melotot, dan tidak mengenal orang tuanya. Telah dibiarkan berbaring di tengah muntahan yang kering di kasurnya. Orang tua ambil secara paksa. Hasil MRI, perdarahan di otak. Seorang ustadz datang dan mengaku anaknya dipukuli. Tetapi, pernyataan itu segera dicabut kembali, dan orang tua diminta selesaikan kasusnya secara kekeluargaan!!

Ini kondisi NORMAL di seluruh Indonesia. Santri menjadi korban, pesantren bersikap santai dan kurang perhatikan, dan orang tua korban diminta jangan lapor ke polisi. Yang terpenting adalah nama baik kyai dan pesantren. Keselamatan anak?? Siapa yang perlu peduli? Santri belum mati, belum menjadi masalah. Santri sudah mati, belum menjadi masalah. Sebutkan saja, "takdir". Tidak mungkin para ustadz lalai...

Berapa ribu santri telah mati dalam puluhan tahun terakhir, tanpa menjadi berita, tanpa ada yang bertanggung jawab? Kenapa ribuan pemuka agama, pemimpin negara, dan ahli pendidikan tidak bersatu untuk memaksa terjadi "perubahan sistem"? Dibutuhkan aturan baku untuk semua pesantren, yang utamakan keselamatan anak. Polisi, pilot, dokter dll. bisa kerja dengan aturan baku. Kenapa ustadz dan pesantren tidak? Misalnya, wajib lapor apabila santri sakit. Wajib lapor kasus pemukulan agar korban diperiksa oleh dokter. Telfon darurat yang terhubung ke puskesmas dan polsek, agar semua santri bisa laporkan kondisi santri yang memprihatinkan, tanpa "izin" ke ustadz dulu. Dan banyak hal lain yang bisa diwajibkan, kalau ada yang mau peduli. Kenapa ribuan pemimpin agama dan pemimpin negara siap membiarkan anak Muslim mati dan terluka terus di dalam pesantren, tanpa melakukan perubahan sistem?
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

Dugaan Penganiayaan Santri di Pidie, Orang Tua Korban Lapor Polisi
https://www.habaaceh.id

Santri di Pidie Diduga Jadi Korban Bully, Alami Pendarahan di Kepala, Kasus Kini Ditangani Polisi
https://aceh.tribunnews.com

02 October, 2023

Pelajar Dan Santri Sering Tenggelam, Kenapa Sulit Diatasi?

Assalamu’alaikum wr.wb. Ada berita tentang 3 santri yang tenggelam di pantai, di Enrekang, Sulawesi Selatan, saat ikuti acara pesantren. Jumlah anak 122 orang, tapi tidak disebutkan jumlah orang dewasa. Dalam kasus serupa, jumlah orang dewasa mungkin hanya 2-3 orang saja, dan belum tentu bisa berenang. Kalau mau bawa 50-100 anak ke  tempat wisata, kolam renang, atau pantai dalam rangka kegiatan sekolah atau pesantren, seharusnya ada "persiapan" yang wajib dilakukan sebelumnya.

Jumlah orang dewasa harus cukup untuk awasi semua anak. Harus ada dewasa yang mengerti P3K, kompresi jantung dan nafas buatan. Di pantai (atau sungai), harus bertanya dulu ke orang lokal apakah aman berenang di situ pada waktu itu. (Tidak cukup dikatakan aman sebulan sebelumnya pada waktu survei.) Harus ada perahu penyelamat yang siap dipakai. Harus ada beberapa rompi pelampung. Harus ada petugas lifeguard, atau orang dewasa yang bisa berenang dan berdiri di pantai untuk mengawasi semua anak. Harus tahu lokasi puskesmas atau rumah sakit terdekat, dan tahu jalannya.

Tetapi persiapan seperti itu jarang dilakukan. Jadi setelah beberapa anak tenggelam, semua guru dan ustadz hanya berkomentar: "Kami tidak menyangka. Ini takdir Allah." Tidak pernah ada yang mengatakan: "Kami sangat lalai, seharusnya melakukan persiapan yang benar!" Anak dititip ke sekolah dan pesantren untuk menuntut ilmu tetapi beberapa anak dikembalikan sebagai jenazah. Dan guru dan ustadz yang "tidak menyangka" tidak pernah ditanya tentang KENAPA mereka tidak sanggup menggunakan akal sehat dan menyangka sebelum ada anak yang tewas. Selama para orang tua tidak menuntut tanggung jawab dari guru dan ustadz, berita tentang anak tenggelam akan muncul terus. Kalau anak anda mau dibawa ke salah satu lokasi tersebut berserta 100 anak lain, sebaiknya anda tidak izinkan tanpa tanya dulu apa guru dan ustadz sanggup "menyangka" dan sudah melakukan persiapan yang benar.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

3 Santri Ponpes Imam Asy-Syafii Tewas Tenggelam di Pantai Lowita Pinrang
https://www.beritasatu.com

04 September, 2023

Sebelum Pilih Mata Kuliah untuk Anak, Ingat Bahwa Banyak Pekerjaan Bisa Dilakukan Oleh Komputer Nanti!

Assalamu’alaikum wr.wb. Ini sebuah peringatan bagi para orang tua: Pekerjaan dan tugas manusia yang bisa ditangani oleh program komputer sudah mulai terjadi di negara-negara maju. Banyak tugas karyawan sudah diganti oleh AI (Artificial Intelligence, atau Kecerdasan Buatan). Bagi yang belum paham, AI adalah program komputer, yang bisa "berpikir sendiri". Mungkin pernah dengar satu contohnya, bernama ChatGPT yang masuk berita. Program itu dikasih permintaan dari kita, lalu program komputer itu bertindak sendiri dan berikan hasil. Contohnya, saya minta ke programnya: "Membutuh skenario sinetron untuk tayangan 30 menit, yang terjadi di Jakarta dan menunjukkan hubungannya antara 3 keluarga kaya!" (Mungkin ada beberapa petunjuk tambahan.)

Lalu komputer akan tulis teks skenario sinetron sendiri, lengkap dengan nama orang, lokasi, dialog, kejadian, dll. Jadi buat apa bayar "5 penulis skenario sinetron" yang gajinya mahal? Cukup pakai program AI dan dapat hasil serupa dalam 10 menit. Bahkan sekarang sudah ada yang jual buku di Amazon, yang TIDAK DITULIS oleh manusia. Contohnya, ChatGPT disuruh menulis buku tentang serangan teroris di kota London, dikasih beberapa petunjuk lain, dan program itu langsung menulis buku. Siap dijual dalam setengah jam.

Artinya, kita perlu sangat bijaksana dan berwawasan luas ketika memikirkan pelajaran dan pekerjaan bagi anak-anak di masa depan. Jangan anggap "aman menjadi akuntan" (dan sebagainya) karena diharapkan "pasti bisa" dapat pekerjaan setelah kuliah. Justru dalam 10 tahun ke depan, sangat mungkin dunia akan penuh dengan penulis, guru, akuntan, pengacara, dll. yang pengangguran karena pekerjaannya ratusan orang di satu PT diganti dengan 1 program komputer. Kita harus belajar secara dalam tentang masa depan setiap bidang, dan memikirkan bakat dan minat setiap anak. Kalau ada risiko sebuah pekerjaan sangat mudah diganti oleh program komputer, kita perlu melihat beberapa mata kuliah dan kesempatan berusaha yang berbeda-beda sekaligus. Jangan bergantung pada satu rencana bernama "kuliah akuntansi" (atau yang lain) karena diharapkan sangat mudah dapat pekerjaan nanti. Sudah tidak ada lagi jalan yang mudah dan pekerjaan yang aman. Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

IBM Berencana Mengganti Hampir 8.000 Pekerjaan dengan AI — Pekerjaan Ini Adalah Yang Pertama
Transisi ini akan terjadi secara bertahap dalam beberapa tahun ke depan, dengan mesin berpotensi mengambil alih hingga 30% dari pekerjaan yang tidak berhubungan dengan konsumen, dalam lima tahun mendatang. Artinya, pekerja di bidang keuangan, akuntansi, SDM, dan bidang lainnya kemungkinan besar akan menghadapi persaingan ketat dari robot dan algoritma.
https://finance-yahoo-com.translate.goog/news/ibm-plans-replace-nearly-8-174052360.html?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wapp

Doktor Robot. Dalam video ini, robot dengan 8 tangan masih dikendalikan oleh dokter bedah. Tapi direncanakan nanti AI bisa kendalikan robot dan melakukan operasi sendiri.

da Vinci Surgical System: Surgery on a grape
https://www.youtube.com/watch?v=KNHgeykDXFw
da Vinci Robot Stitches a Grape Back Together
https://www.youtube.com/watch?v=0XdC1HUp-rU


02 August, 2023

Kenapa Anak Harus Patuh?

[Pertanyaan]: Assalamu’alaikum. Anak zaman dulu selalu patuh, sehingga enak diajar dan mudah diatur. Sekarang banyak anak tidak patuh, jadi banyak orang tua dan guru komplain. Bukannya anak yang patuh lebih baik?

[Gene]: Wa alaikum salam wr.wb. Dulu, kebanyakan anak memang patuh pada orang tua, guru, dan kepala sekolah. Ketika dewasa, patuh pada bupati, walikota dan pemerintah. Patuh pada perintah pilih Golkar. Patuh pada atasan yang suruh korupsi berjemaah. Patuh pada bos yang suruh kerja berjam-jam dengan gaji yang buruk. Anak zaman dulu patuh terus, dan ketika menjadi dewasa, berharap anaknya patuh juga.

Dan oleh karena itu, ketika negara lain sudah maju dan bisa kirim robot penjelajah ke planet Mars, rakyat Indonesia masih diajarkan untuk patuh. Ada pilihan ABCD dalam ujian daripada boleh menulis jawaban sendiri. "Jawaban yang benar" sudah dimiliki guru! Ditanya, "Ikan tinggal di mana?" lalu hanya jawaban "laut" yang diterima (sungai dan kolam dinilai salah). Patuh saja. Tetapi mungkin sikap itu yang perlu dipikirkan kembali, kalau mau maju.

Hampir semua perubahan besar di dunia berasal dari orang yang tidak patuh. Semua Nabi Allah tidak patuh pada kemauan masyarakatnya. Sukarno tidak patuh pada Belanda. Nelson Mandela di Afrika Selatan tidak patuh pada sistem Apartheid dan masuk penjara 27 tahun. Martin Luther King di Amerika tidak patuh pada aturan diskriminasi dan berjuang untuk dapat hak sipil.

Ilmuwan Alan Turing tidak patuh ketika dikatakan mesin Enigma yang dipakai Nazi untuk ciptakan kode rahasia tidak bisa dipecahkan. Turing menciptakan komputer pertama di dunia, pecahkan kode rahasia Jerman, dan akhiri Perang Dunia II lebih cepat. Bill Gates tidak patuh ketika dikatakan hanya sedikit orang yang mau pakai komputer, karena sulit dipahami, sulit dipakai, dan tidak bisa jual. Gates menciptakan Operating System (OS) dan mengubah dunia dengan Microsoft.

Steve Jobs tidak patuh ketika dikatakan rakyat tidak mau pakai "komputer pribadi" di rumah. Dia mengubah dunia dengan menciptakan komputer Apple, iPhone dan iPad. Sekarang kita pakai komputer di luar kantor terus, bahkan bawa komputer kecil (yaitu HP) sepanjang hari.  Dan ada banyak contoh yang lain.

Kadang, anak harus "patuh". Disuruh makan, mandi, shalat, jangan pukul adik, jangan main korek api, dsb. Tapi itu "patuh" di mana orang tua punya tugas "mendidik, mengawasi, dan meluruskan". Harus patuh karena orang tua lebih tahu. Tetapi patuh karena disuruh orang tua berbuat yang benar, dan patuh karena orang tua, guru, atau pemerintah tidak mau terima pendapat yang lain adalah perkara yang berbeda.

Dalam seratus tahun terakhir, ada ribuan manusia yang tidak mau patuh karena mereka ingin memperbaiki dunia. Di Indonesia, banyak orang tua dan guru malah berharap anak selalu patuh, tidak banyak bertanya, dan tidak berani berbeda pendapat, hanya supaya lebih mudah diatur. Hasilnya, anak dikasih ujian ABCD karena hanya guru yang boleh tahu jawaban yang "benar", dan anak harus PATUH.

100. Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang YANG TIDAK MEMPERGUNAKAN AKALNYA.
(QS. Yunus 10:100)

Allah wajibkan kita pakai akal untuk mencari ilmu. Tapi banyak guru dan orang tua tidak suka kalau anak pakai akalnya. Jadi untuk apa Allah kasih akal? Kita harus menunggu berapa lama sampai orang tua dan guru siap berubah, dan penemuan dan kemajuan terbaik di dunia bisa berasal dari Indonesia? Atau apakah anda lebih mau dapat anak yang "patuh" saja selama seratus tahun lagi? Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

21 March, 2023

Anak Yang "Bodoh" Mungkin Punya Masalah Dengan Mata

Assalamu'alaikum wr.wb. Ada seorang anak SD yang cerdas dan cepat memahami sesuatu yang dijelaskan kepadanya, kata anggota keluarganya. Tapi anak laki-laki itu dicap "bodoh", dan dianggap "lambat belajar" oleh guru kelasnya, jadi diyakini ada kecacatan mental yang membuatnya tidak bisa tangkap pelajaran di kelas. Guru itu juga inginkan anak tersebut dikirim ke SLB, karena hanya dianggap sebagai beban bagi gurunya.

Saudaranya anak itu konsultasi dengan saya, dan saya dapat kesan anak itu "normal" alias bisa berpikir dan diskusi secara baik. Hanya saja dia tidak suka baca buku (jadi belajar dan kerjakan PR menjadi sulit). Saya bertanya, apa pernah dicek matanya dan telinganya? Ternyata belum. Dan setelah dicek, jadi diketahui matanya MINUS 5 !!! Jelas dia tidak akan bisa baca tulisan di papan tulis. Sebagian guru juga sering tempatkan "anak bodoh" itu di belakang kelas, agar tidak mengganggu gurunya, jadi anak dengan mata minus akan makin menderita. Apalagi dilarang pindah tempat dan duduk secara bebas.

Saya bertanya tentang guru itu. Dia seorang PNS, di sebuah SD negeri. Saya bisa paham kalau dia seorang guru honorer (dengan ilmu terbatas) di pelosok, yang jarang dapat pelatihan. Tetapi seorang guru PNS yang profesional seharusnya punya ilmu yang cukup, dan mau mencari akar masalah dengan sarankan orang tua periksa mata dan telinga anak itu sebagai langkah paling awal. Guru tidak suruh, orang tua tidak paham, dan anak tidak bisa jelaskan apa yang dia rasakan. Hasilnya adalah anak cerdas dicap "bodoh". Dan hanya bisa naik kelas karena pandai menghafal (daripada membaca).

Berapa banyak anak alami gangguan serupa, dan menderita di kelas karena gurunya anggap anak itu "bodoh" dan tidak berpikir untuk periksa matanya? Jadi kalau ada orang lain seperti guru yang menyatakan anak anda "bodoh" atau cacat mental, tapi anda yakin tidak, jangan mudah percaya. Tidak semua orang yang punya profesi siap kerja secara profesional. Mereka dibayar untuk berikan pelayanan, tapi lebih inginkan yang mudah bagi dirinya, dan anak yang tidak "normal" dan mudah diatur mau dibuang saja. Orang tualah yang harus protes dan cari informasi sendiri karena pendapat dari sebagian "ahli" tidak selalu mengandung keahlian. Semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
-Gene Netto

12 January, 2023

Daftar 35 Pesantren Yang Terbakar Dalam 6 Bulan Terakhir

Assalamu’alaikum wr.wb. Dalam satu bulan, saya lihat dua berita kebakaran di pesantren, jadi saya cari info "pesantren terbakar" di Google, dan sangat kaget dapat hasil di bawah ini. Hampir setiap minggu ada pesantren yang terbakar. Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa. Jadi hanya ada banyak bangunan dan Al Quran yang terbakar.

Setiap pesantren perlu diwajibkan menyediakan selang air dan APAR (Alat Pemadam Api Ringan). Tidak ada berita, "Api dipadamkan oleh santri pakai APAR." Artinya, di banyak pesantren mungkin tidak ada APAR atau selang, dan juga tidak ada pelatihan. Jadi daripada melakukan persiapan, ditunggu kebakaran terjadi lalu dikatakan, "Ini musibah dan ujian dari Allah."

Dibutuhkan PELATIHAN bagi semua santri setiap tahun. Kalau anak anda berada di pesantren, tolong bagikan info berita ini dengan para pengurus. Sarankan mereka panggil Dinas Pemadam Kebakaran untuk berikan pelatihan dan jelaskan tempat terbaik untuk AKAR dan selang. Jangan sampai ada berita santri terbakar hidup-hidup, lalu para ustadz hanya menyatakan, "Kami tidak menyangka!"

Di bawah ini adalah hasil pencarian dari 6 bulan terakhir, dengan lokasi, tanggal, dan link berita. Coba baca dan merenung. Mau menunggu kebakaran terjadi di pesantren anak anda, atau mau bertindak sekarang? Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

1.    Bogor 10 Januari 2023
Charger Hp Diduga Jadi Penyebab Ponpes di Jasinga Bogor Kebakaran
https://bogordaily.net/2023/01/chager-hp-diduga-jadi-penyebab-ponpes-di-jasinga-bogor-kebakaran/  

2.    Depok 4 Januari 2023
Pondok Pesantren di Duren Seribu Depok Hangus Terbakar, Ini Kondisi Santrinya
https://depok.hallo.id/depok-raya/pr-446437509/pondok-pesantren-di-duren-seribu-depok-hangus-terbakar-ini-kondisi-santrinya  

3.    Sukabumi 3 Januari 2023
Pondok Pesantren di Sukabumi Terbakar, Santri Berhamburan dan Berteriak Memanggil Ustaz
https://bandung.kompas.com/read/2023/01/04/104423578/pondok-pesantren-di-sukabumi-terbakar-santri-berhamburan-dan-berteriak  

4.    Serang, Banten 30 Desember 2022
Pondok Pesantren di Cikande Terbakar, 1 Orang Luka-luka
https://www.bantennews.co.id/pondok-pesantren-di-cikande-terbakar-1-orang-luka-luka/  

5.    Banjarbaru, Kalimantan Selatan 24 Desember 2022
Kebakaran di Ponpes Al Falah Kota Banjarbaru, Santri Berhasil Kuasai Api
https://banjarmasin.tribunnews.com/2022/12/24/kebakaran-di-ponpes-al-falah-kota-banjarbaru-santri-berhasil-kuasai-api  

6.    Surabaya 18 Desember 2022
Kebakaran di Ponpes Inabah Semampir Diduga Gara-gara Ada Santri Bakar Sarung
https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2022/kebakaran-di-ponpes-inabah-semampir-diduga-gara-gara-ada-santri-bakar-sarung/  

7.    Bogor 13 December 2022
Gegara Ngecas Hp, Pondok Pesantren di Leuwisadeng Kebakaran
https://www.metropolitan.id/2022/12/gegara-ngecas-hp-pondok-pesantren-di-leuwisadeng-kebakaran/  

8.    Pondok Gede, Bekasi 8 Desember 2022
Akibat Korsleting Listrik, Bangunan Pondok Pesantren di Pondok Gede Hangus Terbakar
https://depok.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-096084937/akibat-korsleting-listrik-bangunan-pondok-pesantren-di-pondok-gede-hangus-terbakar  

9.    Kuta Alam, Banda Aceh 3 Desember 2022
Satu Unit Ruko di Kompleks Pesantren Darul Ulum, Banda Aceh Ludes Terbakar
https://aceh.tribunnews.com/2022/12/03/satu-unit-ruko-di-kompleks-pesantren-darul-ulum-banda-aceh-ludes-terbakar  

10.    Jakarta Selatan 25 November 2022
Asrama Ponpes di Ulujami Jaksel Kebakaran, Tak Ada Korban Jiwa
https://news.detik.com/berita/d-6426246/asrama-ponpes-di-ulujami-jaksel-kebakaran-tak-ada-korban-jiwa

11.    Aceh Selatan 22 November 2022
Rumah Dinas Pimpinan Ponpes Darussalam Aceh Selatan Terbakar
https://prohaba.tribunnews.com/2022/11/24/rumah-dinas-pimpinan-ponpes-darussalam-aceh-selatan-terbakar  

12.    Indragiri Hilir, Riau 19 November 2022
Tabung Gas Meledak, Ponpes Daarul Ishlah di Inhil Terbakar
https://www.indragirione.com/2022/11/tabung-gas-meledak-ponpes-daarul-ishlah-di-inhil-terbakar  

13.    Lampung 15 November 2022
Kebakaran Ruang Kontrol CCTV dan IT Ponpes Darul Huffaz Diduga karena Korsleting Listrik
https://lampung.tribunnews.com/2022/11/18/kebakaran-ruang-kontrol-cctv-dan-it-ponpes-darul-huffaz-diduga-karena-korsleting-listrik  

14.    Semarang 11 November 2022
Pondok Pesantren di Gunungpati Semarang Hangus Terbakar, Diduga karena Puntung Rokok Belum Dimatikan
https://regional.kompas.com/read/2022/11/11/170041878/pondok-pesantren-di-gunungpati-semarang-hangus-terbakar-diduga-karena  

15.    Kudus, Jawa Tengah 04 November 2022
Lilin Terjatuh, Kamar Santri Ponpes Rohmatul Ummah Kudus Terbakar
https://www.murianews.com/2022/11/05/330424/lilin-terjatuh-kamar-santri-ponpes-rohmatul-ummah-kudus-terbakar  

16.    Magelang 01 November 2022
Kebakaran di Pesantren Al Hidayat Kedunglumpang, Kakankemenag Sampaikan Keprihatinan
https://jateng.kemenag.go.id/2022/11/kebakaran-di-pesantren-al-hidayat-kedunglumpang-kakankemenag-sampaikan-keprihatinan/  

17.    Cilacap 30 Oktober 2022
Gudang Ponpes Terbakar di Majenang Cilacap, Basirun Melihat Asap di Lantai Dua, Diduga Korsleting
https://jateng.tribunnews.com/2022/10/30/gudang-ponpes-terbakar-di-majenang-cilacap-basirun-melihat-asap-di-lantai-dua-diduga-korsleting  

18.    Sanggau, Kalimantan Barat 22 Oktober 2022
Asrama Putri Pondok Pesantren di Sanggau Terbakar
https://kabar.sanggau.go.id/2022/10/26/asrama-putri-pondok-pesantren-di-sanggau-terbakar/  

19.    Luwu Utara (Lutra), Sulawesi Selatan 21 Oktober 2022
Kronologi 5 Asrama Ponpes Balebo Lutra Hangus Terbakar saat Santri Tertidur
https://www.detik.com/sulsel/berita/d-6362012/kronologi-5-asrama-ponpes-balebo-lutra-hangus-terbakar-saat-santri-tertidur  

20.    Lampung 19 Oktober 2022
Innalillahi, Pesantren Madinatul Ilmi Pringsewu Lampung Terbakar
https://www.nu.or.id/daerah/innalillahi-pesantren-madinatul-ilmi-pringsewu-lampung-terbakar-PrIZg  

21.    Jombang 16 Oktober 2022
Diduga Korsleting Listrik, Asrama Bambu Santri Ludes Terbakar
https://radarjombang.jawapos.com/hukum/peristiwa/18/10/2022/diduga-korsleting-listrik-asrama-bambu-santri-ludes-terbakar/  

22.    Bogor 14 Oktober 2022
Pondok Pesantren Yatim Piatu di Citeureup Kebakaran, Pakaian hingga Kitab Ludes Terbakar
https://depok.tribunnews.com/2022/10/14/pondok-pesantren-yatim-piatu-di-citeureup-kebakaran-pakaian-hingga-kitab-ludes-terbakar  

23.    Kampar, Riau 13 Oktober 2022
Kebakaran di Pondok Pesantren Umar Bin Khattab, Tak Ada Korban Jiwa
https://riaupos.jawapos.com/kampar/13/10/2022/284872/kebakaran-di-pondok-pesantren-umar-bin-khattab-tak-ada-korban-jiwa.html  

24.    Magelang 27 September 2022
Diduga Konsleting Listrik, Pondok Pesantren Terbakar di Payaman
https://wartamagelang.com/diduga-konsleting-listrik-pondok-pesantren-terbakar-di-payaman.html  

25.    Padang Pariaman 26 September 2022
Kebakaran di Ponpes Nurul Yaqin Padang Pariaman
https://katasumbar.com/kebakaran-di-ponpes-nurul-yaqin-padang-pariaman-2-sepeda-motor-hangus/  

26.    Pandeglang 17 September 2022
Pondok Pesantren di Pandeglang Terbakar, Diduga Akibat Korsleting Listrik
https://news.detik.com/berita/d-6297798/pondok-pesantren-di-pandeglang-terbakar-diduga-akibat-korsleting-listrik  

27.    Serang, Banten 06 September 2022
Saat Kebakaran Membakar Ponpes Ibdatul Falah, Santri Sedang Tertidur
https://banten.jpnn.com/banten-terkini/745/saat-kebakaran-membakar-ponpes-ibdatul-falah-santri-sedang-tertidur  

28.    Bogor 29 Augustus 2022
Pondok Pesantren di Bogor Kebakaran, Diduga Akibat Korsleting
https://news.detik.com/berita/d-6261553/pondok-pesantren-di-bogor-kebakaran-diduga-akibat-korsleting  

29.    Bima, NTB 28 Augustus 2022
Ponpes Al Madinah di Bima Terbakar, Diduga akibat Korsleting Pemanas Air
https://regional.kompas.com/read/2022/08/28/220745378/ponpes-al-madinah-di-bima-terbakar-diduga-akibat-korsleting-pemanas-air?page=all  

30.    Klaten, Jawa Tengah 28 Augustus 2022
Kebakaran Hanguskan Dapur Pesantren Al Muttaqin Pancasila Sakti Klaten
https://www.detik.com/jateng/berita/d-6259297/kebakaran-hanguskan-dapur-pesantren-al-muttaqin-pancasila-sakti-klaten  

31.    Banyuasin, Sumatera Selatan 26 Augustus 2022
Pesantren di Banyuasin Hangus Terbakar, Diduga Dipicu Korsleting
https://news.detik.com/berita/d-5697404/pesantren-di-banyuasin-hangus-terbakar-diduga-dipicu-korsleting  

32.    Lampung 20 Augustus 2022
Dua Bangunan Ponpes di Bandar Lampung Terbakar, Diduga Karena Sampah yang Dibakar Santri
https://lampung.tribunnews.com/2022/08/20/dua-bangunan-ponpes-di-bandar-lampung-terbakar-diduga-karena-sampah-yang-dibakar-santri  

33.    Banda Aceh 20 Augustus 2022
Rumah Pimpinan Pesantren di Banda Aceh Ludes Terbakar, Diduga akibat Korsleting Listrik
https://aceh.inews.id/berita/rumah-pimpinan-pesantren-di-banda-aceh-ludes-terbakar-diduga-akibat-korsleting-listrik  

34.    Aceh Tenggara 01 Augustus 2022
Lompat dari Gedung saat Asrama Terbakar, Sejumlah Santri Ponpes Darul Azhar Alami Luka Terkilir
https://www.ajnn.net/news/lompat-dari-gedung-saat-asrama-terbakar-sejumlah-santri-ponpes-darul-azhar-alami-luka-terkilir/index.html  

35.    Kediri 01 Augustus 2022
Gudang Ponpes Mambaul Hisan di Ngadiluwih Dilalap Api
https://radarkediri.jawapos.com/peristiwa/01/08/2022/gudang-ponpes-mambaul-hisan-di-ngadiluwih-dilalap-api/

21 December, 2022

Sebuah Studi Menunjukkan Bahwa Anak Tidur Lebih Nyenyak Ketika Mereka Memiliki Rutinitas Tidur Setiap Malam

Sebuah studi yang libatkan 10 ribu ibu dari 14 negara menunjukkan manfaat yang besar bagi anak yang punya rutinitas tidur yang sama setiap malam, pada waktu yang sama. Anak yang diwajibkan tidur jam 9 malam dengan rutinitas yang sama, tidur lebih cepat, lebih jarang bangun di tengah malam, dan tidur untuk durasi yang lebih lama. Secara rata-rata, anak seperti itu tidur 1 jam lebih lama dibandingkan anak yang jam tidurnya acak dan tidak pakai rutinitas. Anak yang pakai rutinitas juga alami lebih sedikit gangguan terkait tidurnya, dan perilakunya di siang hari menjadi lebih baik.

Pemimpin studi itu, Jodi Mindell PhD, profesor psikologi di Saint Joseph's University, menyatakan bahwa rutinitas jam tidur itu sangat menolong orang tua yang ingin cepat tidurkan anak, dan juga dapat hasil kualitas tidur anak sepanjang malam menjadi lebih baik. Rutinitas tidur yang positif juga bisa manfaatkan beberapa kegiatan yang menyenangkan bagi anak, seperti mandi dengan air panas, gosok gigi, pakai piyama (baju tidur), diajak diskusi, dan dibacakan buku oleh orang tuanya. Satu hal lagi yang ditemukan dalam studi ini adalah efek dari rutinitas tidur adalah universal. Di semua negara, dengan budaya yang berbeda, rutinitas tidur membawa hasil positif yang sama bagi anak.

Study Shows That Children Sleep Better When They Have A Nightly Bedtime Routine
Study is the first to show dose-dependent relationship between bedtime routines and better sleep outcomes. American Academy of Sleep Medicine
https://www.eurekalert.org/news-releases/796007

Baca juga:
The 7 Reasons Your Kid Needs Sleep
https://www.parents.com

19 November, 2022

Kenapa "Murid Tenggelam" Harus Menjadi Berita Normal Di Indonesia?

Assalamu’alaikum wr.wb. Berita tentang anak yang tewas dalam kegiatan sekolah bisa dipandang dengan dua cara berbeda. Pertama, ada padangan "biasa" dari kebanyakan guru, ustadz, dan masyarakat Muslim: Salah sendiri, kenapa santri itu main ke tengah ombak? Padangan kedua, dari orang yang perhatikan ilmu pendidikan: Kenapa 100 anak dibawa ke tempat berbahaya, tanpa ditentukan aman, tanpa pengawasan yang cukup, tanpa daftar larangan dan sanksi?

Kebanyakan orang hanya salahkan korban, lalu lupakan beritanya. Oleh karena itu, terjadi terus, tanpa perubahan. (Anaknya orang lain yang tewas, bukan anak saya, kenapa perlu dipikirkan? Takdir!) Tetapi dari padangan berbeda, berbasis ilmu pendidikan, kegiatan itu sendiri bisa salah dari awalnya. Lokasi harus ditentukan aman. Kalau ada bahaya, misalnya di pinggir laut, harus ada aturan jelas. Misalnya: Main ke tengah ombak tanpa izin, otomatis dikeluarkan dari pesantren!

Jumlah anak berapa? Jumlah pengawas dewasa berapa? Kalau di pinggir laut, apa ada kapal kecil yang bisa langsung digunakan untuk selamatkan anak? Apa ada pelampung? Apa semua anak bisa berenang? Apa ada orang lokal yang bisa jelaskan lokasi aman? Kalau ustadz dan guru peduli pada keselamatan anak sebagai prioritas, seharusnya jarang ada anak yang tewas dalam kegiatan sekolah. Tapi keselamatan anak belum menjadi prioritas. Jadi persiapan hadapi kondisi darurat adalah NOL.

Mohon maaf, tapi banyak orang yang bertugas mendidik anak tidak punya ilmu pendidikan yang baik. Hasilnya, anak Muslim tewas terus. Dan rakyat tidak mau tahu, selama anak mereka aman. Yang tewas itu takdir Allah, musibah, dan sama sekali bukan kelalaian orang dewasa. Jadi tidak ada yang perlu bertanggung jawab, tidak perlu terjadi perubahan, tidak perlu SOP nasional untuk kegiatan di luar sekolah. Bagaimana kondisi ini bisa berubah kalau 100 juta orang tua Muslim belum mau bersatu untuk pedulikan anaknya orang lain?
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

Santri Ponpes Al-Mukmin yang Hanyut di Pantai Seruni Ditemukan Tewas
Jumat, 18 Nov 2022 Gunungkidul - Santri M. Yuski Fahimudin (18) ditemukan meninggal dunia tidak jauh dari lokasi kejadian. Rombongan 100 orang dari Pondok Pesantren Al-Mukmin Sukoharjo menginap di Pantai Seruni. "Korban bersama empat temannya sudah berulang kali diingatkan agar jangan terlalu ke tengah tapi dihiraukan."
https://www.detik.com


17 November, 2022

Studi: Anak yang Berteman dengan Orang Kaya Berpeluang Keluar dari Kemiskinan

Novia Aisyah – detikEdu, Sabtu, 05 Nov 2022 Jakarta - Hubungan dengan orang lain bisa berpengaruh secara signifikan, tetapi memperkirakan bagaimana relasi tersebut mempengaruhi status ekonomi seseorang tentunya adalah urusan yang cukup rumit. Namun, sebuah studi yang dipublikasikan melalui jurnal Nature pada 1 Agustus 2022 lalu menjelaskan, persahabatan antara individu yang lebih kaya dan lebih miskin pada masa kanak-kanak berkaitan dengan peningkatan pendapatan anak-anak miskin di masa depan.

Studi tersebut bertajuk Social Capital I: Measurement And Associations With Economic Mobility. Ekonom Raj Chetty dari Harvard University bersama timnya menggunakan sekitar 72 juta pengguna Facebook berusia 25-44 tahun di Amerika Serikat untuk penelitian ini. Tim peneliti menemukan, jika seorang anak yang cenderung miskin tinggal di area yang membuat mereka bisa berteman dengan anak kaya, maka anak miskin tersebut berpeluang memperoleh pendapatan 20 persen lebih tinggi dibandingkan rata-rata.
https://www.detik.com

 Apa Budaya “Diam Dan Taat “Bagi Anak Kurang Tepat?

Assalamu’alaikum wr.wb. Pernah ada berita tentang seorang guru SD di Depok yang sodomi belasan anak DI DALAM KELAS pada saat jam pelajaran berlangsung. Sungguh luar biasa. Orang tua berasumsi anaknya akan aman di sekolah. Tapi bahaya ada di mana-mana, dan di sekolah juga ada. Salah satu faktor utama dalam kejadian seperti ini (pencabulan siswa oleh gurunya) adalah budaya pendidikan.

Kebanyakan anak diajarkan untuk diam dan taat pada orang tua dan GURU, dan juga pada orang dewasa yang lain. Tidak diajarkan untuk berpikir sendiri, dan berpikir apakah mereka mau setuju atau tidak dengan suatu perkara. Sikap “diam dan taat” yang diharapkan oleh orang dewasa. Lalu karena di banyak SD tidak ada pendidikan seks, dan kebanyakan orang tua “malu” membahas anatomi tubuh dan fungsi biologis, maka ketika anak disuruh buka celana oleh gurunya, TIDAK BANYAK YANG BERANI MENOLAK.

Mungkin mereka merasa malu. Tapi sudah disuruh oleh guru, jadi apa boleh buat? Bagaimana caranya menolak? Apalagi kalau diancam nilai sekolah jadi jelek? Bisa cari perlindungan dari guru jahat di mana? Apa guru lain akan peduli dan melindungi? Ternyata, kebanyakan siswa tidak melihat guru sebagai sahabat dan pelindung terhadap mereka. Jadi mereka hanya bisa diam. Masih berpikir tentang apa yang mesti dilakukan, sudah selesai dicabuli oleh sang guru.

Anak SD perlu dididik bahwa orang lain dilarang menyentuh kemaluan mereka. Juga perlu diajarkan untuk berani melawan “yang salah” dan melarikan diri untuk laporkan kepada guru/dewasa yang lain. Berkali-kali saya baca berita tentang anak yang menjadi korban pencabulan. Bisa terjadi KARENA ketika disuruh ikut oleh seseorang yang lebih tua, anak itu ikut saja (tanpa berpikir). Disuruh buka baju, dia buka. Disuruh melakukan perbuatan terkait hubungan seks, dia lakukan. Ada sebagian yang berusaha menolak, lalu dipaksakan. Tetapi sudah telanjang dulu di tempat sepi, baru mulai menolak. Seharusnya dari awal sudah berani menolak. Tapi mereka tidak dididik untuk menjaga diri, jadi tidak curiga ketika disuruh ikut atau melakukan sesuatu oleh orang yang lebih tua.

Kalau kita mau kurangi jumlah anak yang menjadi korban, kita perlu revisi budaya pendidikan. Budaya “diam dan taat” sudah merugikan ratusan ribu anak (atau lebih) yang telah menjadi korban pencabulan dari orang di sekitarnya. Kita perlu mendidik  semua anak untuk memahami apa yang benar dan salah, dan berani melawan yang salah, walaupun banyak orang tua dan guru tidak suka anak yang punya keberanian seperti itu (karena mereka sangat takut dilawan oleh anaknya atau muridnya sendiri ketika salah). Tapi tidak ada cara lain selamatkan semua anak. Budaya pendidikan harus berubah. Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto     

14 November, 2022

Berapa Banyak Anak Harus Tewas Dalam Kegiatan Sekolah?

Di Bogor, saat mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), tiga anak dari Depok tenggelam dan satu hilang. Anak yang tewas dalam kegiatan sekolah sudah terjadi berkali-kali, tapi sepertinya tidak ada yang sanggup mengambil pelajaran. Kenapa guru dan orang tua bisa menyatakan "Kami tidak menyangka!" secara abadi ketika hal yang sama terulang terus? Kapan semua orang dewasa bisa berubah dan menjadi "sanggup menyangka"?

Melihat berita ini, saya lakukan analisis: Apa ini kegiatan sekolah? Ada berapa anak? Berapa guru? Berapa orang tua? Berapa orang yang berpengalaman di hutan? Berapa orang dewasa yang mengerti P3K? Apa ada pelatihan hadapi kondisi darurat sebelum berangkat? Apa anak tahu seharusnya melakukan apa kalau terjadi musibah? Dan ada banyak pertanyaan yang lain.

Di tengah musim hujan, 105 anak dibawa ke hutan, untuk berjalan kaki di pinggir sungai. Lalu, hujan deras turun, arus sungai menjadi deras, lokasi di pinggir sungai menjadi berbahaya, beberapa anak berusaha menyeberangi sungai, lalu diseret oleh arus dan tenggelam. SIAPA YANG BISA MENYANGKA?!

Seharusnya dikatakan apa kalau hal yang sama terulang terus? Apa ini disebabkan kekurangan dana, kebodohan, administrasi yang salah, ketidakpedulian, atau ada penyebab yang lain? Kalau anak sering tewas dalam kegiatan sekolah, dengan pola yang sama, maka semua orang tua perlu bangun dari dunia mimpi dan menjadi waspada. Kalau banyak anak mau dibawa ke hutan (atau pantai, sungai, wisata air, waduk, dsb.), dan dijaga oleh 2 guru yang tidak mengerti P3K, dan guru juga tidak bisa berenang, dan tidak ada persiapan hadapi kondisi darurat, atau tidak ada yang berpengalaman masuk hutan, dan sebagainya, maka bisa dijamin akan ada korban baru di tempat lain. Jadi kenapa semua guru dan orang tua hanya bisa menyatakan: "KAMI TIDAK MENYANGKA"?

Semoga anda tidak membaca tulisan ini di masa depan, di samping mayatnya seorang anak yang anda kenal, lalu bertanya pada diri sendiri, "Kenapa saya tidak menyangka?" Tolong mulai berpikir. Dan jangan izinkan anak anda berangkat dalam rombongan besar bersama 2 guru, tanpa anda pastikan dulu ada persiapan yang matang sebelumnya untuk hadapi kondisi darurat.
Semoga bermanfaat.
-Gene Netto

Siswa SMP Asal Depok Hanyut di Curug Kembar, Bogor: 3 Tewas, 1 Belum Ditemukan
https://kumparan.com

Duka Selimuti Kediaman Siswi SMP Depok yang Terseret Arus Sungai di Puncak Bogor
https://megapolitan.kompas.com

Santri Asal Tasikmalaya Didenda Rp 37 Juta oleh Pesantren

Assalamu’alaikum wr.wb. Pendapat saya mungkin kurang enak didengar, tapi insya Allah ada manfaatnya. Terlalu banyak "pesantren" tidak punya ahli di dalamnya yang mengerti pendidikan anak, apalagi psikologi anak. Apabila seorang anak sering kabur, tentu saja ada masalah. Bisa jadi masalah dengan tempat belajar, dengan kepribadian anak itu, dengan orang tuanya, dll. Jadi pesantren cukup keluarkan anak itu karena terbukti tidak cocok menjadi santri. Dalam kasus ini tidak. Dipaksa (dibujuk) kembali terus-terusan, sehingga akhirnya hilang 2 tahun, tapi masih dihitung "santri", bukan murid DO. Dan karena fakta itu, orang tua didenda biaya 50 ribu per hari, tanpa sebab. Hasilnya adalah denda 37 juta.

Ahli pendidikan akan lihat bahwa anak itu tidak cocok menjadi santri. Daripada dipaksa terus, tanpa dasar pendidikan atau psikologi anak, lebih baik dipulangkan saja. Berarti tidak akan ada berita ini. Sebagian pesantren terkesan tidak cukup peduli untuk melibatkan ahli pendidikan, ahli psikologi anak, ahli gizi, dll. Jadi sikapnya adalah "asal menaruh anak di asrama", cari "ustadz", lalu simsalabim menjadi "pesantren". Sebagian tidak terdaftar, dan sebagian lain terdaftar tapi kontrol terhadap "kualitas" dari proses pendidikan (selain agama) kurang diperhatikan. Ada anak, ada makanan, ada ustadz, lanjut saja!

Semoga pesantren sedang dan kecil bisa diperiksa kembali oleh Kemenag, dan Kemdikbud juga. Anak bangsa Indonesia dijadikan semacam "kelinci percobaan" karena tidak ada yang bisa tentukan hasil dari proses pendidikan itu 10-20 tahun mendatang. Sistem mendidik anak Muslim seharusnya jelas. Dan tidak cukup "disuruh ngaji" saja, tanpa memikirkan kondisi psikologis, kesehatan, gizi, dll. (yang sudah umum dilakukan di pesantren besar). Anak Muslim layak dikasih perhatikan yang lebih berkualitas dari kita. Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

Santri Asal Tasikmalaya Didenda Rp 37 Juta oleh Pesantren, Pengasuh Ponpes: Sejak Awal Ada Kesepakatan dengan Orangtua
https://bandung.kompas.com

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...