Labels

alam (8) amal (101) anak (294) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (20) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (562) islam (543) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (98) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (10) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (41) muallaf (48) my books (2) orang tua (6) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (61) puasa (37) renungan (169) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (6) sosial (323) tanya-jawab (14) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)
Showing posts with label kekerasan terhadap anak. Show all posts
Showing posts with label kekerasan terhadap anak. Show all posts

04 March, 2024

Kematian Santri Di Kediri Masih Menjadi Berita Terus

Assalamu’alaikum wr.wb. Kematian seorang santri dalam pesantren (yang tidak terdaftar) di Kediri masih menjadi berita, beberapa hari setelah kejadiannya. Jenazah anak berusia 14 tahun dikembalikan kepada orang tuanya, dan setelah mereka melihat darah, memaksa untuk dibuka kain kafannya. Ternyata ada banyak luka lebam, sundutan rokok, bekas jeratan di leher, dan luka seperti tusukan. Empat anak lain menjadi tersangka, dan salah satunya adalah sepupu korban. Ada beberapa hal yang perlu dibahas.

1) Sangat disayangkan bahwa setelah korban hubungi ibunya dan minta dijemput secepatnya karena "ketakutan", sang ibu malah balas dengan pesan motivasi dan janjikan beli motor kalau dia "bertahan" sampai Lebaran. Terlalu banyak orang tua anggap apapun yang terjadi, anak harus dibujuk untuk bertahan di pesantren terus. Setelah terima jenazah, baru menyesal.

2) Seorang santri seharusnya punya beberapa jalur untuk minta pertolongan. Dibutuhkan orang dewasa dengan latar belakang psikologi atau pendidikan, baik di dalam maupun di luar pesantren, yang bisa terima laporan dan membantunya. Tugasnya sebagai "Advokat Anak" yang utamakan keselamatan dan kesejahteraan anak, bukan "nama baik pesantren".

3) Ketika santri tewas atau terluka berat, harus ada kewajiban lapor ke polisi, untuk dapat kepastian atas penyebab kematian atau luka tersebut. Seorang pengurus pesantren dilarang terima penjelasan dari anak lain bahwa "korbannya jatuh saja", dan wajib menunggu hasil dari investigasi polisi.

4) Dibutuhkan standarisasi untuk semua pesantren dalam hal "keselamatan anak". Semua orang dewasa harus diwajibkan dapat sertifikat setelah belajar mengutamakan keselamatan anak. Untuk bawa motor saja, wajib punya SIM. Untuk mengurus ratusan anak, seharusnya ada izin yang setara dan dilarang mengajar sebagai ustadz atau guru tanpa izin tersebut.

5) Harus ada kewajiban mendaftarkan pesantren dan rumah tahfidz, dan sanksi hukum kalau buka tanpa izin. Bis antar kota wajib punya izin, sopir wajib punya SIM khusus, walaupun penumpang hanya puluhan orang. Untuk mengurus ratusan atau ribuan anak, seharusnya diwajibkan punya izin juga.

Tanpa standarisasi sistem dengan fokus utama pada keselamatan anak, kematian santri akan terjadi terus. Dan pengurus pesantren akan bela diri dengan mengatakan, "Kami tidak tahu" dan "Kami tidak menyangka". Setiap santri yang tewas BUKAN takdir dalam artinya "Allah menghendaki". Seperti halnya anak yang tidak bisa berenang lalu tenggelam dalam acara sekolah juga bukan "takdir". Tetapi kematian itu adalah hasil dari KELALAIAN. Ada orang dewasa yang seharusnya lebih cerdas dan waspada tetapi bersikap santai saja.

Hal yang sama terulang terus karena banyak orang dewasa menjadi pendidik tanpa memiliki ilmu perlindungan anak sebagai fondasi dari tugasnya. Untuk menghentikan kematian anak, harus ada standarisasi sistem dari pemerintah. Orang tua harus menuntut terus sampai berhasil. Kirim anak ke pesantren dan berharap tidak kembali sebagai jenazah bukan solusi.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

Santri asal Banyuwangi yang Tewas di Kediri Sempat Minta Tolong ke Ibunya: "Tolong Aku Takut Ma"
https://surabaya.kompas.com

Fakta-Fakta Santri Tewas di Kediri: 4 Senior Jadi Tersangka hingga Pesan Terakhir Minta Dijemput
https://www.kompas.tv

25 February, 2024

Satu Lagi Anak Indonesia Tewas Secara Sia-Sia Dalam Latihan Silat

Sekali lagi, seorang anak tewas dalam latihan silat. Anak yang ikut Taekwondo? Aman. Karate? Aman. Kungfu? Aman. Brazilian Jujitsu (BJJ)? Aman. Aikido? Aman. Judo? Aman. Kendo? Aman. Taichi? Aman. Mixed Martial Arts (MMA)? Aman. Muai Thai (Kickboxing)? Aman. Hanya anak yang ikut SILAT yang mati terus secara sia-sia.

Pelatihnya berusia 17 tahun. Niatnya mau "menghukum" murid, jadi seorang perempuan berusia 15 tahun ditendang di ulu hati. Syarat-syarat untuk menjadi pelatih? Tidak ada (mungkin hanya ada kewajiban hafal jurus). Pendidikan perlindungan anak sebelum boleh menjadi pelatih? Tidak ada. Pendidikan P3K? Tidak ada. Pendidikan tata cara "menghukum" murid secara aman? Tidak ada. Siapa saja, pada usia berapa saja, dengan pengalaman apa saja, bisa menjadi pelatih begitu saja. Cukup hafal jurus, simsalabim, menjadi pelatih.

Tetapi korbannya bukan anak presiden, anak gubernur, anak menteri, anak jenderal, atau anaknya orang kaya. Jadi dia tidak penting. Jadi jangan berharap akan terjadi perubahan. Nyawanya anak miskin di Indonesia begitu murah. Boleh dibunuh kapan saja, tanpa perlu khawatir para pemimpin akan peduli terlalu banyak. (Kalaupun mereka berkomentar di media, hanya akan mengatakan, "Memprihatinkan ya!") Jangan berharap terjadi perubahan. Kita harus menunggu anaknya "orang penting" yang mati secara sia-sia, baru mungkin akan muncul kepedulian terhadap sistem rusak yang menewaskan anak Indonesia terus.
-Gene Netto

Pelajar SMP di Jember Tewas Usai Ditendang Pelatih Saat Latihan Silat
https://surabaya.kompas.com

20 February, 2024

Kenapa Murid TK Bisa Tewas Setalah Tertimpa Rak Penyimpanan Tas?

Menyedihkan sekali. Seorang anak TK tewas di dalam kelas, setelah tertimpa oleh rak penyimpanan tas. Kenapa bisa terjadi? Karena banyak sekolah dan pesantren kurang aman, dan banyak guru dan ustadz kurang memikirkan keselamatan siswa. Kenapa tidak? Karena ketika belajar menjadi pendidik, mereka tidak dilatih untuk utamakan keselamatan anak sebagai prioritas tertinggi.

Saya pernah periksa berbagai sekolah dan pesantren. Di setiap lokasi ada hal-hal yang berbahaya. Ada tembok atau atap yang siap runtuh. Ada barang yang siap jatuh dari atas. Ada tangga dan lantai yang sangat licin. Ada potongan besi atau pagar yang tajam. Dan seterusnya. Di sebuah sekolah, saya lihat papan pengumuman besar, yang berdiri secara bebas. Beratnya mungkin 100kg, tetapi tidak stabil. Dengan 1 jari tangan, saya mulai dorong secara pelan. Bagian atas langsung miring. Teman saya maju cepat dan tangkap. Katanya, saya bisa dimarahi kalau jatuh dan pecah. Saya tanya, "Apa lebih baik dibiarkan, menunggu kepala anak yang pecah??" Dia sarankan saya laporkan saja. Dilaporkan. Tidak ada yang berubah…

Pernah saya lihat tembok miring yang sudah mau runtuh di sebuah SD. Saya taruh 1 tangan di belakang dan mulai dorong pelan, dan tembok itu mulai bergeser. Teman saya tegur dan suruh saya jangan merusak tembok sekolah. Kalau jatuh, saya akan dimarahi. Saya tanya, "Apa lebih baik dibiarkan, menunggu 5 anak menjadi korban?"

Saya lupa berapa kali saya pernah lihat hal-hal yang berbahaya di sekolah, lalu saya memberi tahu teman, guru, ustadz, kepala sekolah, yayasan dan tidak ada yang berubah. Sayalah yang dianggap aneh. Tembok belum jatuh, belum ada anak yang mati, jadi kenapa perlu dibahas? Tunggu anak mati dulu, lalu dikatakan "takdir", dan baru ada keperluan memperbaiki tembok! (Yang penting, bukan anak kandung sendiri yang mati ya!)

Ketika saya kuliah di Australia dulu, dosen jelaskan secara tegas: "Murid harus selamat!" Tidak ada prioritas lebih tinggi. Percuma guru kembalikan mayat murid kepada orang tuanya, sambil jelaskan, "Tapi nilai bahasa Inggrisnya tinggi ya Bu!!" Tugas guru adalah bertindak sebagai wakil dari orang tua. Dalam bahasa Latin disebut "in loco parentis". Guru diwajibkan bertanggung jawab secara hukum. Dan sebagai wakilnya orang tua, semua murid ibaratnya anak kandung guru, jadi tentu saja nilai pelajaran tidak penting dibandingkan kewajiban untuk selamatkan semua anak, setiap saat, setiap hari.

Guru yang profesional akan mencari, melaporkan, dan memperbaiki apa saja yang berbahaya bagi anak di dalam sekolah dan pesantren. Tapi hal itu tidak selalu terjadi. Jadi orang tua perlu memikirkan: Berapa persen dari guru dan ustadz mengerti tugasnya sebagai pendidik, dan mengerti bahwa keselamatan anak lebih tinggi prioritasnya daripada nilai pelajaran?
-Gene Netto

Murid TK di Bangka Tewas Usai Tertimpa Rak Penyimpanan Tas
https://www.detik.com

Kasus Bullying Di Sekolah Binus

Ada berita tentang kasus bullying di SMA Binus di Serpong. Puluhan anak terlibat, ternyata anggota dari satu geng. Banyak orang tua menduga sekolah yang sangat mahal akan jauh lebih baik, dengan kualitas pendidikan lebih tinggi, anak yang lebih mulia (dari keluarga kaya), dan hasil yang lebih bagus untuk masa depan anaknya. Secara umum ada benarnya, tapi walaupun ada banyak keuntungan, ternyata ada fatamorgana yang meliputi semuanya.

Kasus di Binus bisa terjadi di mana saja, jadi jangan buru-buru salahkan Binus. Terjamin di banyak sekolah lain juga ada geng-geng anak yang brutal. Di satu sekolah, mungkin ada seratus anak yang terlibat. Ada ratusan anak lain yang tahu, tetapi mereka tidak mau lapor kepada guru atau orang tua untuk selamatkan para korban. Coba tanya anak anda sendiri, ada beberapa geng di sekolahnya, dan bagaimana perilakunya.

Banyak sekolah mahal punya fasilitas mewah, jadi orang tua berasumsi "pasti" lebih baik dari sekolah yang lebih murah, atau sekolah negeri. Tetapi sekolah mahal bisa cukup "rusak" dalam manajemennya, sehingga banyak guru keluar setiap tahun. Guru yang tidak puas cepat pindah, dan para guru baru tidak kenal siswanya. Ada untung besar kalau seorang guru yang baik bisa pantau dan mendidik anak yang sama selama beberapa tahun.

Ada sekolah yang gurunya bukan guru, tapi lulusan psikologi, ekonomi, dll. tanpa latar belakang pendidikan. Pengurus sekolah pilih orang yang bisa berbahasa Inggris, agar bisa dicap "sekolah bilingual". (Apa pernah lihat CV dari semua gurunya anak anda? Mungkin sekolah akan menolak kalau diminta!) Saya sudah periksa berbagai sekolah "bilingual". Belum pernah dapat satu sekolah yang punya ahli pendidikan bahasa asing yang bisa bangun sistem bilingual yang benar. Banyak sekolah swasta dijalankan sebagai bisnis, dan sisi bisnis itu lebih utama daripada keselamatan anak, kualitas pendidikan, pendidikan moral, dll.

Dalam kasus Binus, pada satu sisi, para pelaku salah karena tidak punya rasa belas kasihan. (Tetapi hasil pendidikannya begitu.) Di sisi lain, korban juga "salah" karena berusaha masuk geng di sekolah, dan siap dihajar agar menjadi anggota. Jadi yang salah siapa? Orang tua. Guru. Guru agama. Siswa lain. Sekolah. Keluarga besar. Komunitas. Dan lain-lain. Kita semua salah, karena geng anak tidak muncul dalam kekosongan. Ada orang tua dan guru yang pernah mendidik anak-anak itu bertahun-tahun, juga ada banyak saudara, dan teman, dan tetangga. Tetap saja tidak ada rasa kasih sayang di dalam hatinya. Kenapa? Karena "banyak orang" gagal mendidiknya.

Dan kalau anak sudah punya hati yang buruk, masuk sekolah mahal bukan obatnya. Apalagi kalau setiap tahun gurunya berganti. Apalagi orang tuanya cerai karena selingkuh. Apalagi saudaranya atau temannya pakai narkoba. Apalagi lihat berita tentang koruptor yang cepat kaya dan sedikit yang ditangkap. Apalagi lihat ribuan anak tawuran setiap hari, tapi hanya disuruh baca Pancasila ketika ditangkap. Apalagi lihat orang yang curang tapi bisa berhasil dalam usahanya.

Jadi anak-anak itu dibesarkan dalam negara di mana banyak orang di sekitar mereka tidak bertanggung jawab, dan tidak berikan contoh akhlak yang mulia. Mengharapkan mereka menjadi mulia, lewat "proses ajaib" yang tidak diketahui dalam sekolah mahal, sangat bodoh. Anak menjadi mulia kalau dididik menjadi mulia, dan terlihat orang yang tidak mulia kena hukuman atau gagal. Tetapi seringkali, yang terlihat adalah sebaliknya. Orang yang tidak mulia atau curang malah bisa berhasil. Jadi jangan buru-buru menyalahkan anak di geng itu, atau sekolahnya, atau orang tuanya, sebelum kita periksa diri sendiri dan saudara dan teman kita, lalu berpikir tentang contoh apa yang kita berikan dalam semua tindakan dan perbuatan kita sehari-hari.
-Gene Netto

Sekolah Benarkan Anak Vincent Rompies Terlibat Kasus Bully Siswa Binus Tangsel
https://news.detik.com

18 February, 2024

3 Siswi SD Tenggelam Dalam Acara Pramuka, Kenapa "Kegiatan Sekolah" Bisa Begitu Berbahaya?

Di Indramayu, 3 anak SD tenggelam dalam kegiatan Pramuka di sungai. Kadang saya ingin teriak. Tetapi tidak tahu apakah seharusnya teriak pada guru yang bodoh, atau pada orang tua yang bodoh. Hal yang sama terulang terus, tetapi tidak ada yang berubah. Coba pantau berita dari Australia, Selandia Baru, Singapura, dll. Negara maju, dengan lebih banyak kegiatan sekolah dibandingkan Indonesia, tetapi nyaris tidak pernah ada berita "anak tewas saat ikuti kegiatan sekolah". Di sini, berita itu begitu umum, sampai kebanyakan orang dewasa tidak terlalu peduli kalau melihat judul itu. Yang penting bukan anak kandung sendiri. Dan selama masih anaknya orang lain, cukup ucapkan Mantra Nasional, "Kami tidak menyangka", dan boleh dilupakan sampai terjadi lagi nanti.

Coba berpikir, berapa banyak anak Indonesia masih hidup kalau Pramuka dilarang, camping dilarang, liburan ke pantai dilarang, dan acara berenang dari sekolah dilarang? Mungkin sudah ribuan anak. Tetapi saya tidak bisa sebutkan angka yang pas, karena tidak ada yang cukup peduli pada anak Indonesia sampai mau direpotkan mencatat berapa banyak yang MATI dalam kegiatan sekolah. Jadi tidak ada data. Mungkin kita harus menunggu kematian anak dari orang yang punya jabatan tinggi, baru bisa terjadi perubahan. Dan baru ada kemungkinan anak Indonesia yang lain bisa diselamatkan dari bahayanya "kegiatan sekolah".

Anehnya, orang tua tetap izinkan anaknya ikut terus, tanpa tanyakan "kondisi" dari kegiatan tersebut. Dan perlindungan bagi setiap anak sebatas "harapan" anaknya kembali dalam kondisi hidup. Ketika beberapa orang tua dikasih jenazah, bukan kebodohan dari sistem itu yang dibahas, malah dicap "takdir" saja dan dibiarkan berlalu begitu saja. Sampai terjadi lagi... Siapa yang bisa bertindak untuk akhiri kebodohan dari sistem yang menewaskan anak Indonesia terus, tanpa pernah ada orang dewasa yang harus bertanggung jawab?
-Gene Netto

3 Siswi SD Tenggelam di Sungai Panarikan Indramayu, 2 Ditemukan Meninggal dan 1 Lagi Hilang
https://news.okezone.com

14 January, 2024

Santri Korban Pengeroyokan Belasan Temannya di Blitar Meninggal Dunia

Assalamu’alaikum wr.wb. Satu lagi santri Indonesia mati secara sia-sia. Dan kita hanya tahu apa yang terjadi karena sekarang orang tua lebih bebas laporkan perkara ke polisi. Hanya ada dua kemungkinan. 1) Banyak santri juga tewas di masa lalu, tapi berhasil ditutupi oleh pihak pesantren demi menjaga nama baik pesantren, jadi tidak dilaporkan ke polisi sehingga tidak ada data. 2) Santri di zaman ini jauh lebih sadis daripada santri di zaman dulu. Lebih suka pilihan yang mana? Setelah Penjajah Belanda dan Jepang berhasil diusir, siapa yang bisa melindungi anak Indonesia dari sebagian anak Indonesia yang lain, yang ternyata lebih sadis daripada prajurit Belanda dan Jepang? Berapa banyak anak harus tewas secara sia-sia sebagai korban kekerasan (atau anak SIAPA yang harus tewas?) sebelum terjadi perubahan dalam sistem pendidikan nasional?

Ada fokus yang berlebihan pada urusan administratif dan usaha "kontrol siswa" seperti: rambut laki-laki harus pendek, PR harus diselesaikan, jawaban siswa harus setara dengan pendapat guru, biaya ujian harus dibayar sebelum terima rapor, sepatu tidak boleh ada garis putih, seragam harus lengkap, harus diam dan taat pada guru, banyak hafalan di pesantren sebagai fokus utama, dan lain-lain. Yang dibutuhkan adalah fokus pada tanggung jawab pribadi untuk menjadi manusia mandiri, kemampuan berpikir secara logis, kemauan untuk utamakan diskusi di atas kekerasan, berakhlak tinggi, bermoral, dan siap membela kebenaran dan melawan ketidakadilan. Tetapi semua hal tersebut harus diajarkan secara aktif oleh para guru dan ustadz. Tanpa proses pendidikan, 80 juta anak Indonesia tidak akan bisa menemukan semua kemampuan itu sendiri. Jadi siapa yang mau mendidik anak Indonesia untuk menjadi manusia yang mulia?
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

Santri Korban Pengeroyokan Belasan Temannya di Blitar Meninggal Dunia
https://surabaya.kompas.com

09 January, 2024

Saran Untuk Mengatasi Masalah Pencabulan Terhadap Anak

Assalamu’alaikum wr.wb. Walaupun para orang tua dikasih tahu berkali-kali, hasilnya percuma. Info dari saya, dan sewaktu-waktu lihat berita, tidak membuat kebanyakan orang tua takut atau waspada. Selalu berprasangka baik, dan yakin anak mereka tidak mungkin menjadi korban. Tidak mungkin suami mereka, ipar mereka, bapak mereka, tetangga mereka, guru sekolah anak, guru ngaji anak, dll. akan melakukan kejahatan terhadap anak. Lalu ketika terjadi, semua orang tua mengatakan, "Kami tidak menyangka!"

Perlu dipahami juga, dari pengamatan saya terhadap puluhan ribu kasus pencabulan terhadap anak (saya ada link ke semua artikel beritanya), ketika seorang remaja atau pemuda laki-laki diajak ikut melakukan pemerkosaan bergilir terhadap seorang anak SMP atau SMA, jawaban mereka selalu IYA. Nol persen dari pelaku menolak dan berusaha selamatkan korban atau telfon polisi. Pelaku yang berusia 12-25 tahun menjadi mayoritas. Selalu setuju, dan menunggu kesempatan perkosa anak itu, setelah 5-8 teman mereka sudah selesai.

Jadi ini jelas sebuah masalah pendidikan dan budaya. Tetapi ketika saya berusaha bahas topik ini dalam sebuah grup guru online dengan 150 ribu anggota, saya dimarahi dan disuruh diam. Mereka tidak mau tahu, dan tidak mau cari korban di kelas masing-masing. Ketika saya bertemu Ketua KPAI untuk diskusi, dia mengaku kaget karena data saya (yang dikumpulkan dari berita saja) lebih lengkap dari berita mereka. Lalu dia jelaskan, semua polsek di seluruh Indonesia tidak wajib laporkan data kasus pencabulan ke pusat atau ke KPAI atau ke tempat lain. Jadi tidak ada yang punya data akurat dari seluruh negara, karena tidak ada UU yang wajibkan. Data saya pernah dipakai oleh Mendikbud dalam sebuah presentasi kepada kepala dinas pendidikan se-Indonesia. Hasilnya juga nol. Hanya diberitahu ada masalah. Tanpa ada tindakan nyata yang bisa menjadi solusi.

Menurut pendapat saya, perkara ini bisa mulai diatasi dari 4 tindakan saja.

1)    Pelatihan dan pendidikan anti-pencabulan di sekolah sejak SD. Wajib. Anak diberi tahu bahwa orang lain dilarang menyentuh kemaluan mereka, dan siapapun yang memaksa dan menakuti mereka, wajib langsung dilaporkan ke orang tua atau guru. Belum pernah ada pelatihan nasional seperti ini.
Anak perempuan harus diajarkan untuk tidak percaya pada "kenalan baru" dari Facebook atau TikTok yang ajak mereka jalan-jalan.
Anak laki-laki harus diajarkan bahwa perempuan adalah manusia yang wajib disayangi dan dilindungi, dan bukan alat untuk "dipakai" oleh mereka.

2)    Wajib dipasang poster di semua sekolah dan pesantren yang ingatkan anak tentang bahaya pencabulan, dan berikan nama orang dan nomor telfon yang bisa dihubungi untuk laporkan perkara. Dengan teks yang jelaskan mereka akan dilindungi dan dibantu.

3)    Iklan TV yang ditayangkan secara rutin untuk ingatkan orang tua dan anak agar waspada dan tidak mudah percaya pada orang yang lain.

4)    Latihan bela diri anti-pencabulan di sekolah, sejak SD kelas 5-6 sampai SMA, khusus untuk perempuan, dan laki-laki juga boleh ikut. Diajarkan pukul dan tendang saja (ilmu bela diri standar), dan khusus bagi perempuan, diajarkan untuk selalu tendang pria di kemaluan, mata, dsb. lalu melarikan diri apabila diserang. Banyak perempuan diam saja ketika mau diperkosa, karena tidak pernah diajarkan untuk bela diri.

Dan jangan bertanya kepada saya kenapa hal-hal seperti ini tidak disampaikan kepada pihak yang punya wewenang untuk bertindak. Saya sudah berusaha berkali-kali. Hasilnya selalu nol. Kebanyakan orang yang punya kemampuan bertindak sibuk dengan banyak urusan lain, dan keselamatan bagi 80 juta anak Indonesia tidak dianggap sebagai prioritas. Sekian dulu. Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

30 December, 2023

Kasus Pencabulan Dan Kekerasan Terhadap Anak – 2023

Assalamu’alaikum wr.wb. Ini sebagian dari judul berita kekerasan terhadap anak selama 2023. Coba berpikir tentang masa depan puluhan ribu (atau ratusan ribu?) anak yang menjadi korban. Dan perlu diingat bahwa ini hanya kasus yang masuk media (ribuan kasus lain tidak ketahuan), dan jumlah korban biasanya tidak lengkap. Kalau 5 anak dinyatakan sebagai korban, jumlah aslinya bisa 10-20, tetapi yang lain malu dan tidak mau lapor. Kasus "biasa" (diperkosa bapak tiri, dsb.) dengan korban hanya 1-2 anak tidak saya simpan karena terlalu banyak setiap hari. Jadi daftar kasus ini hanya sebagai perwakilan saja, dan bukan daftar yang lengkap. TOLONG JAGA ANAK ANDA TERUS. Ketika tahu anaknya dicabuli atau menjadi korban kekerasan, semua orang tua dalam semua kasus selalu mengatakan, "Kami tidak menyangka!" Semoga informasi ini akan membuat para orang tua waspada terus. Dan semoga Allah SWT melindungi semua anak Indonesia. Aamiin, Aamiin, ya Rabbal 'Aalamiin.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

GURU & SEKOLAH

* 30 Murid SDN Pengadilan 2 Kota Bogor Diduga Jadi Korban Pelecehan Oknum Guru
* Terkuak! Korban Pencabulan Guru Agama di Aceh 21 Orang
* Guru SD di Surabaya Diduga Cabuli 20 Siswanya
* Miris, Seorang Guru Agama di Aceh Cabuli 16 Muridnya
* Guru SMP di Minahasa Selatan Lecehkan 16 Siswa, 3 di Antaranya Disodomi
* Korban Pencabulan Guru SD di Langkat Bertambah Jadi 15 Murid
* Lagi, Belasan Siswa Dicabuli Oknum Guru SMP-IT di Labura
* Ada 14 Siswi SD di Bogor Diduga Dilecehkan Guru
* 14 Siswa SD di Minahasa Dicabuli Gurunya
* Oknum Guru SD di Subulussalam Aceh Diduga Cabuli 12 Murid
* 12 Murid di Ciamis Dicabuli Guru
* Diancam Nilai Jelek, 12 Murid MI di Wonogiri Dicabuli Kasek & Guru
* Cabuli 12 Siswa, Guru Honorer di Karimun Ditangkap!
* Guru SD di Pinrang Cabuli 12 Murid, Modus Beri Hukuman karena Nakal
* 10 Siswa Diduga Dicabuli Guru SD di Sumenep, Pelaku Ancam Tidak Naik Kelas
* Miris, Kepala Sekolah di Banyuwangi Cabuli 9 Siswi di Ruang Kantor
* Cabuli 9 Siswi Murid SD, Oknum Guru di Sijunjung Ini Diringkus Polisi
* Bejat, Guru SD di Pinrang Berkali-kali Cabuli 9 Siswi saat Olahraga
* Guru SD Diduga Cabuli 8 Murid Perempuan di Gunungsitoli
* Guru di Karawang Diduga Cabuli Siswi SD hingga Satu Kelas, Baru 8 Murid yang Berani Ngaku
* Guru Karate di Jaktim Dipolisikan, Diduga Cabuli Sejumlah Anak Didik
* Guru Silat di Ponpes Lampura, Cabuli Delapan Murid
* Seorang Guru di Ende Cabuli Tujuh Siswi SD
* Guru Agama di Tangerang Cabuli 7 Anak dalam Sebulan
* Ada 7 Siswi SD di Duren Sawit yang Dicabuli Guru Agama
* 7 Siswi SD di Serang Dicabuli Kepala Sekolah
* Polres Serang Tetapkan Guru Tersangka Pencabulan 7 Siswi SD
* Tipu Muslihat Guru Cabuli 7 Murid SD, Sebut Ada Benjolan di Tubuh Korban
* Guru Silat di Cilacap Cabuli 6 Murid Perempuan, Modus Minta Dipijat
* Bejat, Oknum Guru di Solok Cabuli 5 Siswi
* Diduga Cabuli 5 Siswanya, Guru Olahraga SD di Lombok Barat Ditangkap
* Guru di Alor NTT Diduga Cabuli 5 Bocah
* Cabuli 5 Bocah SD, Guru di Cilimus Kuningan Ditangkap Polisi
* Guru SD di Muaro Paneh Diduga Cabuli Lima Murid
* 4 Siswi SD di Semarang Dicabuli Penjaga Sekolah

PESANTREN

* Oknum Pimpinan Ponpes Perkosa 41 Santriwati Modus Pengajian Seks
* Puluhan Santri Diduga Disodomi Ustaz di Padanglawas
* Cabuli Puluhan Santriwati, Pengasuh Ponpes Malang Diburu Polisi
* 29 Santriwati Diduga Dicabuli Pimpinan Pondok Pesantren, Warga Mengamuk
* 24 Santri Laki-laki Diduga Dicabuli 2 Guru di Padanglawas Sumut
* Pengasuh Pesantren di Kabupaten Batang Ditangkap, Cabuli 17 Santri
* Ustadz Diduga Cabuli 15 Santri, Ponpes di Pondoksalam Purwakarta Diamuk Warga
* Tampang Fahim Kiai Jember yang Diduga Cabuli 11 Santriwati dan 4 Ustazah
* Pimpinan Ponpes di Lombok Timur Perkosa Sejumlah Santriwati, Janjikan Masuk Surga
* Polisi Ungkap Korban Pencabulan Pimpinan Pesantren di Polman Capai 7 Orang
* Pria Asal Batang Cabuli 6 Santriwati di Banyumas
* Ruang Bawah Tanah Milik Pimpinan Ponpes di Semarang Digunakan untuk Cabuli 6 Santriwati
* Cabuli 6 Santriwati, Pimpinan Ponpes di Lebak Ditetapkan Jadi Tersangka
* Terkuak! Begini Modus Pimpinan Ponpes di Semarang Cabuli 6 Santriwati
* Pimpinan Ponpes di Serang Ditangkap Usai Cabuli 5 Santriwati
* Fakta-fakta Pimpinan Ponpes Cianjur Cabuli 5 Santriwati
* Cabuli 5 Santri, Kepala Sekolah di Ponpes Tanah Laut Jadi Tersangka
* Bejat, Seorang Ustaz di Ponpes Tangerang Diduga Cabuli 5 Santri Laki-laki
* 4 Santri di Cianjur Diduga Dicabuli Pimpinan Ponpesnya, Korban Diancam Dengan Hal Mistis
* Tiga Kasus Seksual Anak di Bawah Umur Menimpa Santri di Lampung
* 5 Kali Diperkosa Pimpinan Ponpes di Lombok Timur, Santriwati Dijanjikan Masuk Surga
* Pengurus dan Pengelola Ponpes di Bogor Diduga Cabuli Santrinya
* Santri di Jatim Bakar Teman Saat Malam Tahun Baru 2023

GURU NGAJI

* Korban Pencabulan Guru Ngaji di Batang Jadi 21 Anak
* Cabuli 20 Anak, Guru Ngaji di Semarang Ditangkap Polisi
* 17 Anak di Brebes Dicabuli Guru Ngaji, Orangtua Korban Geruduk Balai Desa
* 15 Anak Perempuan di Sleman Dicabuli Guru Ngaji
* Ngaku Guru Ngaji, Pria di Garut Cabuli Belasan Bocah
* Guru Ngaji di Bandung Cabuli 12 Santriwati, Ini Modusnya
* 11 Murid di Cirebon Dicabuli Oknum Guru Ngaji, Terungkap Setelah Korban Enggan Belajar
* Dugaan Pelecehan Seksual terhadap Tujuh Murid, Guru Ngaji di Medan Nyaris Diamuk Massa
* Guru Ngaji Cabuli Murid 50 Kali, Aksi Bejat Pelaku Dilakukan di Sini
* Bejat, Guru Ngaji di Malang Selama 5 Tahun Cabuli Lima Muridnya
* Diduga 4 Tahun Cabuli Santri, Guru Ngaji di Bayat Dilaporkan ke Polres Klaten
* Guru Ngaji di Morowali Diduga Cabuli 4 Muridnya, Ortu Korban Lapor Polisi
* Guru Ngaji di Malang Cabuli 4 Murid, Modusnya Kalau Mau Sukses Harus "Manut" Guru
* Detik-Detik Guru Ngaji di Blora Dibekuk Polisi, Diduga Cabuli 4 Santrinya
* Cabuli 4 Murid, Guru Ngaji di Kediri Diringkus Polisi

DIPERKOSA BERGILIR

* 6 Hari Tak Pulang, Remaja Putri Diperkosa 16 Pria di Aceh, 13 Pelaku Masih Buron
* 2 Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 13 Pria di Jambi
* Siswi SMP di Touna Disetubuhi 13 Pemuda, Keluarga Korban Mengamuk Saat Lihat Pelaku di Kantor Polisi
* Ibu di Indramayu Meninggal Setelah Tahu Putrinya yang SD Diperkosa 11 Anak Punk
* Siswi SMA di Tapteng Diperkosa 10 Pria, 9 Pelaku Ditangkap
* Perempuan di Serang Dicekoki Hexymer, Disekap 3 Hari, Diperkosa 10 Pria
* Sadis! Gadis SMA di Bone Diperkosa 10 Pria
* Remaja Putri Korban Pemerkosaan 10 Pria di Kupang Alami Pendarahan dan Dirawat di RS
* Tampang 10 Pemerkosa Siswi SD-SMP di Asahan yang Dicekoki Miras
* Viral Video Seorang Ayah Sebut Anaknya Diperkosa 9 Pemuda di Cianjur
* Pilu Siswi SMP di Palopo Diperkosa 8 Pelajar tapi Pelaku Bebas Semua
* Siswi SMA di Palembang Diperkosa 7 Teman, Pelaku Berusia 12 hingga 17 Tahun
* 7 Pria di Gorontalo Perkosa Gadis ABG 15 Tahun, Korban Dicekoki Miras
* 7 Pria Perkosa Siswi SMA di NTT hingga Pingsan
* Pilu Gadis ABG di Toraja Utara Diperkosa 7 Pria Usai Dijebak Teman
* Siswi SMP Yatim dan Difabel di Blora Diperkosa 7 Pria dan Hamil 7 Bulan, Pelaku Masih Bebas
* Diduga Perkosa Remaja Putri, 7 Pemuda di Kupang Ditangkap
* Astaga! Remaja 17 Tahun di Bengkulu Selatan Mengaku Digilir 6 Pria Saat Pingsan
* Keji! Gadis 12 Tahun di Riau Dicekoki Tuak dan Diperkosa 6 Remaja
* ABG Brebes Diperkosa 6 Pria Berakhir Mediasi, Keluarga Korban Diduga Diancam
* 6 Pria yang Perkosa Gadis di Bengkulu Mengaku Terpengaruh Miras, 2 Masih Pelajar
* Siswi Mts Dicekoki Miras dan Diperkosa 6 Pemuda di Pulosari Pandeglang
* Siswi SMA di Sumut Diperkosa 5 Orang hingga Hamil- Semua Pelaku Jadi Tersangka
* Gadis di Buton Tengah Diperkosa 5 Pemuda, Modus Dibuatkan Tato malah Dicekoki Miras
* ABG Perempuan di Bogor Diperkosa 5 Teman Usai Dicekoki Miras
* Pilu Bocah 12 Tahun di Luwu Timur Diperkosa 5 Pria Bejat
* Anak di Bawah Umur Diperkosa Bergilir 5 Pria di Aceh Singkil
* Remaja 13 Tahun di Jawai Sambas Diperkosa 5 Pria
* Gadis Di Bawah Umur Diperkosa 4 Pemuda Bergantian
* 4 Remaja di Sidoarjo Perkosa Siswi, 3 di Antaranya Masih Pelajar
* Siswi SMP di Mamuju Diperkosa 4 Pria di Gudang Sekolah, 2 Pelaku Ditangkap
* Bejat, Remaja 18 Tahun di Pondok Aren Diperkosa 4 Temannya

DIPERKOSA & DICABULI

* Geger Pemuda di Pasaman Diduga Cabuli 45 Bocah Laki-laki, Rumah Pelaku Dirobohkan Warga
* Tukang Parkir Cabuli 40 Anak Berusia 11-13 Tahun di Bengkalis Riau
* 23 Siswi SD di Banyuwangi Dicabuli Pedagang Mainan di Depan Sekolahnya
* 21 Siswi SD di Lampung Selatan Dicabuli Fotografer
* Ketua Remaja Masjid di Sleman Cabuli 20 Orang Laki-laki, Pelaku Dikenal Sosok Rajin
* Predator Anak di Pasaman Ditangkap, Cabuli 20 Bocah dalam 3 Bulan
* Terkuak Pria Mamuju Ternyata Cabuli 20 Bocah Laki-laki di Rumahnya
* Pria Pengangguran di Tanah Datar Cabuli 19 Bocah Laki-laki dan 1 Perempuan
* Ngaku Instruktur Renang, Pria Cabuli 17 Remaja Laki-Laki di Kolam
* Wanita Bos Rental PS Diduga Cabuli 17 Anak Mayoritas Laki-laki, Pelaku Sempat Mengaku Jadi Korban
* 4 Fakta Kakek Nain Cabuli Belasan Bocah-bocah Depok hingga Ada yang Meninggal
* Aksi Bejat Tejo Terbongkar, Korbannya Ada 11 Anak-Anak, 2 Disodomi
* Anak 16 Tahun di Parimo Sulteng Diperkosa 11 Pria Termasuk Polisi, Guru, dan Kades
* Petani di Pinrang Cabuli 11 Bocah TK dan SD, Modus Pinjamkan HP untuk Nonton Kartun
* Modus Marbut di Bogor Cabuli 10 Anak Perempuan: Diimingi Uang dan Jajanan
* 9 Bocah SD di Tangerang Diduga Dicabuli Pedagang Mainan
* Geger, Bocah SD di Bantarsari Cilacap Dicabuli 7 Orang, Orangtua Lapor Polisi
* Motif Pria Lansia di Sumut Paksa 7 Anak Tonton Video Porno
* 6 Bocah di Lamongan Cabuli Teman Sepermainan di Rumah Kosong
* Siswi SD di Buleleng Dicabuli 5 Pelajar SMP dan SMA
* Anak SD Kelas 1 Di Lamongan Dicabuli 5 Teman Sendiri
* 5 Pemuda di Bayah Jadi Tersangka Kasus ABG Diperkosa-Dipaksa Cabut Laporan
* Enam Bocah SD di Agam Diduga Dicabuli, Warga: Pelaku Dulu Sudah Dilaporkan, Tapi Belum Diproses
* Bejat, Pemuda di Kukar Ini Cabuli 6 Anak Laki-Laki di Bawah Umur
* Ini Tampang Predator Anak Cabuli 5 Bocah di Karawang
* Miris, Anak 12 Tahun di Banyumas Dicabuli 4 Lansia Sampai Hamil
* 4 Siswi SD di Tambora Dicabuli Pedagang Aksesori di Depan Sekolah
* Lansia Otak Mesum Cabuli Empat Siswi SD di Trenggalek
* Pilu Gadis ABG di Mamuju Infeksi Rahim-Alat Vital gegara Diperkosa 4 Pria
* Pengakuan Pilu Gadis Madiun Diperkosa 3 Anggota Keluarga- Kakek Siang, Ayah Malam, Paman Subuh
* Miris! Siswi TK di Mojokerto Diperkosa 3 Bocah Usia 8 Tahun

DISODOMI

* 30 Anak di Tapanuli Tengah Diduga Disodomi, Modusnya Ajak Main Game
* Bejatnya Guru Honorer di Bengkulu Sodomi 25 Murid SD
* Akal Bulus Pelatih Paskibra SMK Minta Disodomi 13 Anak Didiknya
* Sodomi 10 Bocah, Pemuda di Inhu Ternyata Pernah Jadi Korban
* Biadab! 10 Bocah SD Disodomi di Makam, Ortu Datangi LBH SPP Garut
* 9 Pelajar Jadi Korban Sodomi Gurunya, Terbanyak di Ruang Guru
* Ini Tampang Oknum Tenaga Pengajar yang Sodomi 6 Santri di Sungai Kakap
* Sodomi 5 Santri, Oknum Guru Pesantren di Aceh Besar Ditangkap Polisi
* Modus Minta Pijat, Guru Mengaji di Aceh Sodomi 5 Santri
* Bejat, Kepsek SD Sodomi 5 Muridnya Berulang kali di Perpustakaan
* 4 Murid SD di Pekanbaru Disodomi dan Direkam 8 Remaja, Videonya Disebar
* PNS Pemkab Padang Pariaman Sodomi 6 Anak, Pelaku Ditangkap
* Remaja di Kubu Raya Sodomi 6 Anak di Bawah Umur Modus Ajak Makanan Buah
* Warga Ungkap Sosok Obay, Pelaku Sodomi 5 Remaja di Sukabumi
* Tiga Bocah di Maros Diduga Jadi Korban Sodomi Remaja, Polisi Selidiki
* Guru Pencak Silat Sodomi Siswa SD di Probolinggo

TEWAS

* Akhir Tragis Santri Junior di Bangkalan Tewas Dikeroyok Senior
* Santri di Samarinda Tewas Dianiaya Senior Usai Dituduh Curi Uang Rp 200 Ribu
* Tragis! Santri Tewas Dikeroyok 8 Temannya di Ponpes Temanggung
* Sempat Dirawat 19 Hari, Santri Pasuruan yang Dibakar Senior Meninggal Dunia
* Fakta Kasus Santri Tewas Dihajar Temannya, Bermula dari Bercanda, Korban Sempoyongan Sebelum Jatuh ke Lantai
* Santri di Mojokerto Tewas Usai Dibanting saat Sabung Kenaikan Sabuk Silat
* Siswa MTs di Lamongan Meninggal Diduga Dianiaya, Luka di Kepala & Anus
* Anggota Perguruan Silat di Banyuwangi Tewas Saat Latihan
* Pamit Latihan Silat, Remaja Anggota Perguruan Silat di Sukoharjo Meninggal
* Petaka Latihan Silat di Gresik, Tendangan Maut Pelatih Tewaskan Murid
* Pelajar Tewas Dihukum Saat Latihan Pencak Silat karena Tak Bisa Bawa Anggota Baru
* Seorang Remaja Tewas saat Latihan Silat di Klaten, Polisi Tetapkan Satu Tersangka
* Anggota Paskibra di Gunungkidul DIY Meninggal Dunia Usai Latihan
* Edan! Bocah 4 Tahun Dibunuh Lalu Jasadnya Dicabuli Remaja di Deli Serdang
* Kronologi Pria di Manado Bunuh Bocah 7 Tahun, Korban Ditenggelamkan lalu Mayatnya Diperkosa
* Fakta-fakta Remaja Sadis Bunuh Bocah SD Lalu Mayatnya Dicabuli
* Terungkap! Siswi SMP di Bengkalis Tewas Dibunuh, Lalu Disetubuhi Kakak Kelas
* Bejat! Siswi SMP di Mojokerto 2 Kali Diperkosa Pelaku Usai Dibunuh
* Ini Tampang Pemuda Bejat yang Bunuh, Perkosa dan Sodomi Siswi SMP di Riau
* Balita di Siak Dibunuh Seusai Dicabuli, Pelakunya Pelajar SMP
* Kisah Pilu Siswi SMP di Bone, Diperkosa hingga Meninggal dan Pelaku Dibebaskan
* Bocah 7 Tahun di Semarang Meninggal Setelah Diperkosa dan Disodomi Paman
* 3 Pelajar SMP Pembacok Bocah SD hingga Tewas di Sukabumi Ditangkap
* Siswi SMP di Bone Sulsel Tewas Usai Diperkosa 4 Teman Sekolah
* Anak di Garut Ditemukan Tewas Tenggelam Ternyata Dibunuh Bocah 12 Tahun dengan Terencana
* Siswa SD Meninggal Usai Dipukuli dan Dibully, 9 Anak Diperiksa
* Siswi SMK Di Samarinda Melahirkan Dan Berusaha Bunuh Bayinya Pakai Alat Pencukur Alis
* Siswa SMA di Aceh Alami Perdarahan di Otak Setelah Dikeroyok 21 Kakak Kelas, Dipukul dan Diinjak-injak Usai Pengajian Malam Jumat [Korban selamat]

[ - Selesai - ]

21 December, 2023

Anak SD-SMP Yang Diizinkan Main Medsos Bisa Alami Bahaya Besar

Berapa banyak orang tua belum sadar? Media sosial dan HP sangat BERBAHAYA bagi anak SD. Dalam kasus baru di Bandung, seorang anak perempuan berusia 12 tahun terbiasa pakai HP dan medsos. Ketika ada keributan di rumah, dia pergi bersama seorang "kenalan medsos" yang ternyata seorang pemuda laki-laki berusia 18 tahun. Lalu anak itu menghilang. Ternyata, dibawa pergi oleh pemuda itu, diperkosa, lalu diperkosa temannya, lalu kedua pemuda itu MENJUAL anak perempuan tersebut kepada 20 pria dewasa yang lain, lewat medsos juga.

Anak yang dilaporkan "hilang" oleh orang tuanya ternyata sudah diperkosa 22 pria sebelum ditemukan polisi di dalam sebuah apartemen. Tetapi ini bisa dikatakan "akhir yang baik". Seringkali dalam kasus serupa, anak SD dan SMP dilaporkan hilang, setelah pergi dan bertemu "kenalan medsos", tetapi ternyata anak itu diperkosa dan juga dibunuh. Jadi orang tua terima mayatnya saja.

Kalau anda punya anak SD dan SMP, jangan izinkan mereka bermain medsos. Kalau mereka mengatakan "semua teman mereka pakai", minta mereka melakukan kajian sendiri di internet, dan berikan kepada orang tua artikel yang membuktikan manfaat yang besar dan sisi positif dari media sosial bagi anak. Biarkan mereka mencari dan membaca sendiri, lalu jelaskan hasilnya. Yang akan ditemukan adalah ribuan artikel yang buktikan bahayanya medsos dan HP bagi anak. Kalau anak perlu HP agar bisa dihubungi, kasih Nokia lama yang hanya bisa terima telfon dan SMS saja.

Kalau anak sudah di SMA, boleh diajarkan menggunakan HP dan medsos, tetapi masih perlu pengawasan agar pergaulan mereka tidak masuk kategori buruk. Orang tua harus selalu waspada dan memantau. Jangan berikan HP dan kebebasan menggunakan medsos dan internet kepada anak SD dan SMP. Memberikan HP kepada anak SD setara dengan membawa anak ke pasar, dan minta para pria yang duduk di situ untuk "berkenalan" dengan anak tersebut, lalu ditinggalkan bersama mereka. Tentu saja orang tua tidak mau melakukan itu. Tapi anak yang bisa akses medsos lewat HP melakukan hal serupa, hanya saja semuanya online daripada datang ke pasar sendiri. Pria yang tidak dikenal itu berbahaya bagi anak SD. Tidak penting ketemu langsung di pasar atau lewat medsos. Orang tua harus waspada. Semoga bermanfaat.
-Gene Netto

Hilang 3 Pekan, Siswi Kelas 6 SD di Bandung Ternyata Dijual 2 Pelaku ke 20 Pria Hidung Belang
https://www.beritasatu.com

19 December, 2023

Santri di Jambi Disiksa Senior: Dipegangi, Dibekap, Perut-Kemaluan Diinjak Sampai Bengkak

Berita seperti ini makin sering muncul. Kita hanya tahu sebagian kecil dari kasus bullying yang terjadi di pesantren dan sekolah setelah menjadi berita. Yang tidak menjadi berita, berapa ribu kasus per bulan? Berapa banyak anak menderita tanpa sepengetahuan orang tuanya, tanpa kepedulian ustadz dan gurunya?
Yang perlu diperhatikan adalah beberapa hal yang penting:

1. Banyak anak tidak berani ceritakan kejadian kepada orang tua dan guru karena sudah diancam duluan. Kalau bicara, akan kena hukuman yang lebih keras.

2. Ada pesantren yang berpesan ke anak agar selalu "ceritakan yang baik" kepada orang tua, dan sembunyikan pengalaman buruk. Jadi pendidikan dari para ustadz itu membuat banyak santri makin menderita.

3. Dalam kebanyakan kasus, ada pelaku utama (bisa 1 anak atau beberapa) lalu ada anak-anak yang lain yang NONTON dan tidak bergerak untuk melindungi korban. Artinya, mereka tidak pernah diajarkan oleh ustadz dan guru untuk memiliki rasa kasih sayang terhadap manusia yang berada dalam kondisi lemah. Melihat korban disiksa, mereka tonton saja. Tidak berusaha menolong korban, tidak panggil ustadz, hanya diam saja. Anak-anak itu akan menjadi dewasa dan anggota masyarakat dan pemimpin di masa depan. Kualitas HATI NURANINYA bagaimana? Kenapa hanya "hafalan" dan "nilai ujian" yang penting, dan bukan akhlak yang mulia?

4. Terlalu banyak pesantren dan sekolah punya misi utama yang salah: Melindungi nama baik pesantren/sekolah. BUKAN mengutamakan kesejahteraan, keselamatan, kesehatan jasmani dan rohani, dan pendidikan akhlak yang mulia bagi para santri dan siswa. Nama baik dan kehormatan yang menjadi prioritas tertinggi.

Pesantren, sekolah, ustadz dan guru seperti itu boleh saja dicap "Gila Hormat". Para ustadz dan guru memaksa agar anak harus dihormati mereka. Apapun yang terjadi, seburuk apapun perilakunya, ustadz dan guru tetap wajib dihormati. Jadi pesantren dan sekolah juga wajib dihormati, karena nama baik ustadz dan guru berasal dari pekerjaan mereka di sana. Keselamatan anak? Tidak penting amat. Kalau anak alami bullying atau bahkan disiksa, cukup bilang takdir saja, minta maaf, dan minta perkara itu diselesaikan secara kekeluargaan, demi nama baik pesantren/sekolah! Demi kehormatan ustadz dan pesantren. Tidak perlu memikirkan penderitaan anak. Sudah menjadi "takdir" mereka.  

Banyak pesantren dan sekolah sibuk menunjuk pada anak yang "berhasil" dan "sukses" dan menjadi orang besar. Kenapa? Karena mengangkat nama baik pesantren/sekolah yang merupakan tujuan utama para ustadz/guru (walaupun tidak diakui). Mereka tidak pernah mau tunjuk kepada anak yang "gagal" atau DO disebabkan mereka tidak tahan bullying yang terjadi di lingkungan itu. Kalau ada sebagian dari santri dan siswa yang gugur, cuek saja. Nama baik pesantren, ustadz, sekolah, dan guru yang merupakan prioritas tertinggi. Bukan keselamatan dan perlindungan bagi semua anak. Bukan masa depan yang baik dan mulai bagi semua anak. Cukup utamakan yang "berhasil" saja, dan abaikan yang menderita dan tidak berhasil. Sistem pendidikan ini tidak akan berubah kalau 100 juta orang tua diam terus. Harus ada persatuan dan kepedulian terhadap semua anak di pesantren dan sekolah.
Semoga bermanfaat bagi orang tua yang siap merenung.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

Santri di Jambi Disiksa Senior: Dipegangi, Dibekap, Perut-Kemaluan Diinjak
https://kumparan.com

12 December, 2023

Santri Kuningan Tewas Setelah Dikeroyok dan Dikunci di Gudang

Assalamu’alaikum wr.wb. Sekali lagi, seorang santri tewas di pesantren, setelah dihajar berjam-jam oleh belasan santri lain, lalu ditinggalkan di dalam gudang. Setelah ditemukan di pagi hari dengan badan penuh lebam, dibawa ke rumah sakit, dioperasi, tapi besoknya meninggal dunia.

Berapa persen dari santri alami bullying dan kekerasan? Berapa banyak kasus ditutupi demi menjaga nama baik pesantren, sehingga orang tua tidak tahu? Berapa banyak santri tidak pernah diajarkan untuk merasakan kasih sayang terhadap manusia lain, dan anggap "akhlak" hanya sebuah kata yang berada di kamus saja, dan tidak menjadi prioritas pendidikan di dalam pesantren? Berapa banyak santri punya hafalan yang banyak, tapi hatinya buruk? Dibutuhkan sistem yang utamakan akhlak yang mulia sebelum fokus pada hafalan dan ritual ibadah. Dibutuhkan pengawasan yang lebih kuat terhadap santri yang ketahuan menjadi sasaran bullying dari santri lain, sebelum dipukul, dan sebelum dibunuh. Siapa yang bisa melindungi para santri kalau puluhan ribu ustadz dan kyai hanya menunggu santri tewas, lalu mengatakan, "Kami tidak menyangka"?
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

Kronologi Santri Kuningan Tewas, Dikeroyok-Dikunci di Gudang
https://www.detik.com

28 November, 2023

Santri Terluka Dan Tewas Terus, Kenapa Tidak Terjadi Perubahan Sistem?

Assalamu’alaikum wr.wb. Orang tua di Pidie, Aceh, diberitahu anaknya "sakit". Ketika datang ke pesantren, diminta "tunggu dulu" karena ustadz sibuk dengan pengajian. Setelah akhirnya diantar ke anaknya, mereka dapat anak yang setengah sadar, mata melotot, dan tidak mengenal orang tuanya. Telah dibiarkan berbaring di tengah muntahan yang kering di kasurnya. Orang tua ambil secara paksa. Hasil MRI, perdarahan di otak. Seorang ustadz datang dan mengaku anaknya dipukuli. Tetapi, pernyataan itu segera dicabut kembali, dan orang tua diminta selesaikan kasusnya secara kekeluargaan!!

Ini kondisi NORMAL di seluruh Indonesia. Santri menjadi korban, pesantren bersikap santai dan kurang perhatikan, dan orang tua korban diminta jangan lapor ke polisi. Yang terpenting adalah nama baik kyai dan pesantren. Keselamatan anak?? Siapa yang perlu peduli? Santri belum mati, belum menjadi masalah. Santri sudah mati, belum menjadi masalah. Sebutkan saja, "takdir". Tidak mungkin para ustadz lalai...

Berapa ribu santri telah mati dalam puluhan tahun terakhir, tanpa menjadi berita, tanpa ada yang bertanggung jawab? Kenapa ribuan pemuka agama, pemimpin negara, dan ahli pendidikan tidak bersatu untuk memaksa terjadi "perubahan sistem"? Dibutuhkan aturan baku untuk semua pesantren, yang utamakan keselamatan anak. Polisi, pilot, dokter dll. bisa kerja dengan aturan baku. Kenapa ustadz dan pesantren tidak? Misalnya, wajib lapor apabila santri sakit. Wajib lapor kasus pemukulan agar korban diperiksa oleh dokter. Telfon darurat yang terhubung ke puskesmas dan polsek, agar semua santri bisa laporkan kondisi santri yang memprihatinkan, tanpa "izin" ke ustadz dulu. Dan banyak hal lain yang bisa diwajibkan, kalau ada yang mau peduli. Kenapa ribuan pemimpin agama dan pemimpin negara siap membiarkan anak Muslim mati dan terluka terus di dalam pesantren, tanpa melakukan perubahan sistem?
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

Dugaan Penganiayaan Santri di Pidie, Orang Tua Korban Lapor Polisi
https://www.habaaceh.id

Santri di Pidie Diduga Jadi Korban Bully, Alami Pendarahan di Kepala, Kasus Kini Ditangani Polisi
https://aceh.tribunnews.com

04 September, 2023

Sekali Lagi Santri Dihajar Sampai Tewas Di Pesantren

Assalamu’alaikum wr.wb. Sekali lagi, seorang santri tewas di dalam pesantren. Sekali lagi, pihak pesantren berusaha menutupi kejadiannya. Ketika akhirnya diperiksa di rumah sakit di Lamongan, Jawa Timur, ternyata ada banyak lebam di kepala dan badan korban. Lalu muncul dugaan anak itu sudah tewas 24 jam SEBELUM dibawa ke rumah sakit!

Di sebagian pesantren, prioritas nomor satunya adalah keselamatan nama baik pesantren. Keselamatan anak? Nomor dua saja! Setiap kali seorang santri dihajar sampai mati, tidak ada pihak yang bisa menjelaskan kenapa begitu banyak anak Muslim bisa punya jiwa yang sadis. Tidak ada penjelasan tentang kenapa banyak bullying terjadi di lingkungan pendidikan agama, atau kenapa para ustadz tidak sanggup mengatasinya. Dan setiap kali seorang santri tewas, 100% dari orang tua korban selalu menyatakan, "Kami tidak menyangka!"

Dan banyak orang tua lain bersikap, "Bukan anak saya, bukan di pesantren anak saya, jadi bukan masalah saya!" Kematian seorang anak Muslim di lingkungan pendidikan Islam bisa berlalu begitu saja, seperti seekor semut yang berlalu di dapur: Tidak diperhatikan dan tidak dipedulikan. Dan tidak ada yang mau membahas faktanya bahwa di sebagian pesantren, ketika pengurus ketemu anak yang sekarat, pemikiran pertama mereka adalah, "Bagaimana kita bisa melindungi nama baik pesantren?" Anak siapa yang harus tewas di pesantren sebelum sistem yang berlaku bisa dikaji kembali?
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

Siswa MTs di Lamongan Meninggal Diduga Dianiaya, Luka di Kepala & Anus
https://www.cnnindonesia.com

09 March, 2023

Kasus Pencabulan Dan Kekerasan Terhadap Anak - 2022

Assalamu’alaikum wr.wb. Ini sebagian dari judul berita kekerasan terhadap anak selama 2022 (dengan korban lebih dari 3 anak). Coba berpikir tentang masa depan puluhan ribu (atau ratusan ribu?) anak yang menjadi korban. Kasus "biasa" (diperkosa bapak tiri, dsb.) dengan korban hanya 1-2 anak tidak disimpan karena terlalu banyak setiap hari. Dari daftar kasus 2022 ini, sudah saya hapus 75% dan sisanya ada di bawah. TOLONG JAGA ANAK ANDA TERUS. Ketika tahu anaknya dicabuli, semua orang tua dalam semua kasus selalu mengatakan, "Saya tidak menyangka!" Semoga Allah SWT melindungi semua anak Indonesia. Aamiin, Aamiin, ya Rabbal 'Aalamiin.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

*GURU NGAJI*
•    Guru Mengaji di Bandung Ditangkap Cabuli 12 Murid, Ini Modusnya
•    Korban Pencabulan Guru Ngaji di Padang Panjang Ada 11 Anak
•    Modus Beri Ilmu Sakti, Seorang Guru Ngaji Lecehkan 11 Muridnya
•    Kerap Nonton Film Porno, Oknum Guru Ngaji di Panti Asuhan Cabuli 10 Murid Perempuan
•    Guru Ngaji di Cilacap Cabuli 9 Anak di Bawah Umur, Usianya 8-12 Tahun
•    Oknum Guru Ngaji di Mataram Cabuli 8 Siswi di Ruang Tamu-Kamar Mandi
•    Guru Ngaji di Kudus Cabuli Muridnya Usia 5-8 tahun, Diduga Ada 8 Korban
•    Alasan Biadab Guru Ngaji yang Cabuli 7 Murid di Ngawi
•    Bejat! Guru Ngaji di Ponorogo Cabuli 6 Murid Laki-laki di Masjid
•    Bejat! Guru Ngaji di Subang Cabuli 6 Santriwatinya
•    Diduga Cabuli 6 Bocah di Musala, Seorang Marbot Dilaporkan ke Polresta Kediri
•    Guru Ngaji Cabuli 5 Muridnya, Dilakukan Tanpa Basa-Basi hingga Korban Trauma
•    Guru Ngaji di Tarakan Cabuli 5 Bocah, Modusnya Ajak Nobar Timnas Indonesia
•    Rayuan 'Biar Lebih Pintar', Guru Ngaji Cabuli 5 Anak di Bogor
•    5 Anak Usia 9-11 Tahun Dicabuli, Rumah Guru Ngaji di Bogor Dirusak Warga
•    Keji, Oknum Pengurus Masjid di Timika Cabuli Lima Bocah

*PESANTREN*
•    Lagi, Guru Pesantren Cabuli 13 Santriwati di Balikpapan
•    Pimpinan Pesantren di Kabupaten Bandung Diduga Cabuli Belasan Santriwati
•    Belasan Santriwati Remaja di Ponpes Beji Depok Dicabuli 4 Ustaz dan Kakak Kelas
•    Pimpinan Pesantren di Bengkulu Cabuli Santriwati, Diduga Jumlah Korban Banyak, tetapi Tidak Melapor
•    Begini Modus Pimpinan Ponpes di Kuningan Cabuli Delapan Santri Laki-laki
•    Seorang Petani di Purwakarta Diduga Cabuli 8 Santri
•    Pimpinan Ponpes Diduga Cabuli 7 Santri di Mamuju Mengaku Hiperseks
•    Tergoda Melihat Santri Ganteng, Pengasuh Pesantren Cabuli Tujuh Santri Laki-laki di Banjarnegara
•    Pengasuh Ponpes di Banyuwangi Dilaporkan Perkosa-Cabuli 6 Santrinya
•    Pimpinan Pondok Pesantren di OKU Timur Diduga Berbuat Asusila kepada 6 Santri
•    Modus Ajarkan Tenaga Dalam, Guru Pesantren di Bandung Cabuli 3 Santriwati, Dipijat hingga Tak Sadar
•    Bejat! Guru Pesantren di Asahan Paksa 3 Santri Seks Oral

*GURU & SEKOLAH*
•    Korban Pelecehan Seksual Guru di Batang Mencapai 35 Murid, 10 Diduga Diperkosa
•    Pelatih Futsal di Bogor Diduga Cabuli Puluhan Siswa Laki-laki, Polisi Selidiki
•    Edan, Saking Banyaknya, Guru Musik di Surabaya Lupa Jumlah Anak yang Dicabulinya
•    Bejat! Guru Agama SMPN di Batang Cabuli Lebih dari 20 Siswi dalam 3 Bulan
•    Korban Pencabulan Guru SD di Lombok Utara Capai 17 Orang, Pelaku Bermodus Minta Siswi Hafalkan Pancasila
•    16 Murid Dihukum Kunyah Sampah Dipicu Ribut Beri Kejutan Guru Ulang Tahun
•    Bermodus Cek Keperawanan, 14 Siswi SD Dicabuli Oknum Guru Saat Ngaji
•    Guru PNS Cabuli 14 Siswanya Usia 8-11 Tahun, Janjikan Jadi Anggota Paskibraka
•    14 Siswi SD di Belitung Timur Diduga Dicabuli Penjaga Sekolah
•    Modus Terapi di UKS, Oknum Guru SD di Karimun Cabuli Belasan Murid Laki-Laki
•    Guru Olahraga yang Cabuli Belasan Siswi di Medan Ditangkap
•    Kasus Guru SD Cabuli 8 Siswa di Kota Kediri Berakhir Damai
•    KPA Bekasi: Murid SD Korban Pelecehan Seksual Guru Bertambah Jadi 8 Orang
•    Ternyata, Sekolah Sempat Pergoki Ulah Guru yang Perkosa 7 Murid Purbalingga
•    Bejat Kuadrat! Guru Purbalingga Perkosa 7 Murid, Direkam Pakai Laptop Sekolah
•    Beri Iming-Iming Nilai Tinggi, Oknum Guru Cabuli 6 Siswi SD-SMP di Ruang Kelas
•    Jadi Korban Guru Tari di Kota Malang, 6 Diperkosa dan 1 Dicabuli
•    Guru Agama di Tarakan Cabuli 5 Muridnya, Ada Korban yang Dicabuli Berulang Kali
•    Guru Honorer SD di Malang Cabuli 5 Anak, Modusnya Ajak Mandi Bareng
•    Seorang ASN Guru di Way Kanan Cabuli 5 Siswi SD di Sekolah
•    Guru SD di Banyuwangi Cabuli 5 Siswa dengan Iming-iming Nilai Bagus

*DIPERKOSA BERGILIR*
•    Pemerkosaan Bergilir di Majalengka, Gadis Belia Dirudapaksa 11 ABG, Pelaku Ada yang Masih 12 Tahun
•    Bocah 13 Tahun di Karawang Cabuli Belasan Anak, Orang Tua Korban Cari Keadilan di Hotman 911
•    Bejat! 10 Pemuda di Karo Cabuli Seorang Siswi 14 Tahun
•    Keji! Gadis Keterbelakangan Mental Dicabuli 9 Orang hingga Hamil
•    Bocah 11 Tahun di Luwu Diduga Diperkosa-Dicabuli 9 Tetangga, Polisi Selidiki
•    Pelajar SMP di Lombok Diduga Diperkosa 9 Remaja hingga Hamil
•    Pilu Anak 13 Tahun di Sampang Diperkosa 9 Orang Termasuk Pacar Sendiri
•    Seorang Pelajar Diperkosa 9 Pemuda di Bima, Polisi: Kami Masih Mencari Pelaku
•    Bejat! Murid SD di Lotim Diperkosa 8 Pria Hingga Pendarahan
•    Siswi SMP Diperkosa Bergilir 8 Pelaku Usai Dicekoki Miras, Korban Trauma
•    3 Hari Disekap dalam Gudang, 2 Anak di Bener Meriah Diperkosa 8 Pemuda
•    Siswi MTs di Grobogan Depresi Berat Setelah Diperkosa 7 Orang Termasuk Bapak Tiri
•    Di Gedung Sekolah, Gadis SMP Dicabuli Beramai-ramai, 7 Pelakunya Teman Satu Kelas
•    Gadis di Probolinggo Dijebak Teman yang Baru Kenal, Digilir 7 Pemuda di Hutan Malabar

*DIPERKOSA & DICABULI*
•    Miris, Ratusan Anak Hamil dan Melahirkan Akibat Diperkosa
•    Dukun Ngawi Cabuli 35 Perempuan di Kamar Mandi
•    Kakek di Tangsel Diduga Cabuli 28 Anak, Tiga Korban Melapor ke Polisi
•    Diduga Cabuli 18 Anak Asuhnya, Pimpinan Panti Asuhan di Ketapang Ditangkap Polisi
•    Korban Pencabulan Calon Pendeta di Alor Terus Bertambah, Kini Jadi 12 Anak
•    Tukang Cukur di Serang Diduga Cabuli 10 Anak di Bawah Umur
•    Mengerikan, Pendeta di Sulut Jadikan 7 Anak Pantinya Budak Seks
•    Bejat! Ketua Yayasan di Banyuwangi Cabuli 6 Anak Asuh Bermodus Usir Jin
•    Pelaku Pencabulan Lima Anak Usia 8-9 Tahun di Tenjolaya Bogor Ditangkap
•    Anak SD Perkosa Anak SD di Nganjuk: Kepala Korban Ditendang 2 Kali Hingga Tak Sadarkan Diri Sebelum Dicabuli
•    Modus Ajarkan Musik, Kakek di Arjasari Cabuli 5 Anak di Bawah Umur
•    Bocah 10 Tahun di Banjar Diperkosa, Dibunuh Lalu Dimutilasi, Pelaku Sepupunya Sendiri
•    Bocah Leukimia di Sulut Diduga Tewas Diperkosa, Ibunya Ngadu ke Hotman Paris
•    Diduga Diperkosa, Bayi 19 Bulan di Jeneponto Alami Luka Parah pada Kelamin
•    Miris, Bocah 16 Tahun Diperkosa Pamannya Usai 2 Hari Jadi Yatim

*DISODOMI*
•    40 Anak Disodomi Tukang Cukur di Serang, Banten, Pelaku Catat Nama Korban di HP
•    Pengajar Ponpes di Tulang Bawang Diduga Sodomi 15 Santri Pria
•    Ustadz Yang Pelaku Pencabulan 8 Santri di Kuningan Mengaku Pernah Jadi Korban Sodomi
•    Modus Main Bareng Game Online, 7 Anak Jadi Korban Sodomi oleh Pelatih Sepakbola
•    Modus Antar Dagangan, Tukang Buah di Bintan Sodomi 6 Bocah
•    Pelajar SMP Lakukan Sodomi ke Anak-anak SD di Warnet, Korbannya Sudah 5 Anak
•    Guru Agama di Tangerang Tega Sodomi 3 Siswa, Diiming-imingi Dapat Nilai Bagus
•    Ustaz Cabul di Bandung Sodomi Tiga Anak Laki-laki, Modusnya Pengajian
•    Santri Di Deliserdang Disodomi Kakak Tingkat, Korban Diancam Dipukul Jika Mengadu
•    Santri di Tangsel Disodomi Seniornya, Orangtua Korban Lapor Polisi
•    Kabur dari Panti Asuhan, Seorang Bocah Mengaku Ratusan Kali Disodomi Pengasuhnya
•    Miris, Santri Pondok Pesantren di Raman Utara Lampung Timur Disodomi Tiga Temannya

*TEWAS*
•    33 Anak Meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan, Paling Muda 4 Tahun
•    Santri di Padang Dianiaya 7 Temannya Hingga Tewas
•    Santri Asal Lamongan Dianiaya 5 Temannya Hingga Tewas di Mojokerto
•    Santri Ponpes di Sragen yang Tewas Ternyata Dipukul Bareng Teman-temannya
•    Santri Asal Enrekang Diduga Tewas Dianiaya, Keluarga Korban Tuntut
•    Santri Tewas Akibat Dihukum Masuk Kolam, Polisi Sebut Korban Tenggelam karena Masuk ke Kolong
•    Kronologi Tragedi Tewasnya Santri Ponpes Gontor karena Dianiaya Senior
•    Seorang Santri di Kuningan Meninggal Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Minta Ponpes Tanggung Jawab
•    Tragis, Santri di Tangerang Tewas Diduga Dianiaya Teman
•    9 Fakta Miris Ayah Perkosa Anak Kandung hingga Tewas di Semarang
•    Bocah SD di Tasikmalaya Meninggal Usai Dipaksa Teman-temannya Setubuhi Kucing Sambil Direkam
•    Siswa MTS Kotamobagu Meninggal Dunia setelah Dibully 9 Teman, Korban Diikat hingga Ditendang
•    Terungkap, Siswa SMP Dibunuh 6 Teman Sekelasnya karena Mengadu ke Guru BP Dikatai Banci
•    Siswa SD di Binjai Meninggal Diduga akibat Dikeroyok Teman Sekolah
•    Kronologi Pelajar Sidoarjo Tewas Dianiaya 4 Pelatih Saat Ujian Silat
•    Kronologi Pesilat di Banyuwangi Tewas Ditendang Pelatihnya
•    Anggota Perguruan Silat di Kediri Tewas Usai Dipukul Pelatih Saat Latihan

[Selesai]

19 November, 2022

Kenapa "Murid Tenggelam" Harus Menjadi Berita Normal Di Indonesia?

Assalamu’alaikum wr.wb. Berita tentang anak yang tewas dalam kegiatan sekolah bisa dipandang dengan dua cara berbeda. Pertama, ada padangan "biasa" dari kebanyakan guru, ustadz, dan masyarakat Muslim: Salah sendiri, kenapa santri itu main ke tengah ombak? Padangan kedua, dari orang yang perhatikan ilmu pendidikan: Kenapa 100 anak dibawa ke tempat berbahaya, tanpa ditentukan aman, tanpa pengawasan yang cukup, tanpa daftar larangan dan sanksi?

Kebanyakan orang hanya salahkan korban, lalu lupakan beritanya. Oleh karena itu, terjadi terus, tanpa perubahan. (Anaknya orang lain yang tewas, bukan anak saya, kenapa perlu dipikirkan? Takdir!) Tetapi dari padangan berbeda, berbasis ilmu pendidikan, kegiatan itu sendiri bisa salah dari awalnya. Lokasi harus ditentukan aman. Kalau ada bahaya, misalnya di pinggir laut, harus ada aturan jelas. Misalnya: Main ke tengah ombak tanpa izin, otomatis dikeluarkan dari pesantren!

Jumlah anak berapa? Jumlah pengawas dewasa berapa? Kalau di pinggir laut, apa ada kapal kecil yang bisa langsung digunakan untuk selamatkan anak? Apa ada pelampung? Apa semua anak bisa berenang? Apa ada orang lokal yang bisa jelaskan lokasi aman? Kalau ustadz dan guru peduli pada keselamatan anak sebagai prioritas, seharusnya jarang ada anak yang tewas dalam kegiatan sekolah. Tapi keselamatan anak belum menjadi prioritas. Jadi persiapan hadapi kondisi darurat adalah NOL.

Mohon maaf, tapi banyak orang yang bertugas mendidik anak tidak punya ilmu pendidikan yang baik. Hasilnya, anak Muslim tewas terus. Dan rakyat tidak mau tahu, selama anak mereka aman. Yang tewas itu takdir Allah, musibah, dan sama sekali bukan kelalaian orang dewasa. Jadi tidak ada yang perlu bertanggung jawab, tidak perlu terjadi perubahan, tidak perlu SOP nasional untuk kegiatan di luar sekolah. Bagaimana kondisi ini bisa berubah kalau 100 juta orang tua Muslim belum mau bersatu untuk pedulikan anaknya orang lain?
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

Santri Ponpes Al-Mukmin yang Hanyut di Pantai Seruni Ditemukan Tewas
Jumat, 18 Nov 2022 Gunungkidul - Santri M. Yuski Fahimudin (18) ditemukan meninggal dunia tidak jauh dari lokasi kejadian. Rombongan 100 orang dari Pondok Pesantren Al-Mukmin Sukoharjo menginap di Pantai Seruni. "Korban bersama empat temannya sudah berulang kali diingatkan agar jangan terlalu ke tengah tapi dihiraukan."
https://www.detik.com


17 November, 2022

 Apa Budaya “Diam Dan Taat “Bagi Anak Kurang Tepat?

Assalamu’alaikum wr.wb. Pernah ada berita tentang seorang guru SD di Depok yang sodomi belasan anak DI DALAM KELAS pada saat jam pelajaran berlangsung. Sungguh luar biasa. Orang tua berasumsi anaknya akan aman di sekolah. Tapi bahaya ada di mana-mana, dan di sekolah juga ada. Salah satu faktor utama dalam kejadian seperti ini (pencabulan siswa oleh gurunya) adalah budaya pendidikan.

Kebanyakan anak diajarkan untuk diam dan taat pada orang tua dan GURU, dan juga pada orang dewasa yang lain. Tidak diajarkan untuk berpikir sendiri, dan berpikir apakah mereka mau setuju atau tidak dengan suatu perkara. Sikap “diam dan taat” yang diharapkan oleh orang dewasa. Lalu karena di banyak SD tidak ada pendidikan seks, dan kebanyakan orang tua “malu” membahas anatomi tubuh dan fungsi biologis, maka ketika anak disuruh buka celana oleh gurunya, TIDAK BANYAK YANG BERANI MENOLAK.

Mungkin mereka merasa malu. Tapi sudah disuruh oleh guru, jadi apa boleh buat? Bagaimana caranya menolak? Apalagi kalau diancam nilai sekolah jadi jelek? Bisa cari perlindungan dari guru jahat di mana? Apa guru lain akan peduli dan melindungi? Ternyata, kebanyakan siswa tidak melihat guru sebagai sahabat dan pelindung terhadap mereka. Jadi mereka hanya bisa diam. Masih berpikir tentang apa yang mesti dilakukan, sudah selesai dicabuli oleh sang guru.

Anak SD perlu dididik bahwa orang lain dilarang menyentuh kemaluan mereka. Juga perlu diajarkan untuk berani melawan “yang salah” dan melarikan diri untuk laporkan kepada guru/dewasa yang lain. Berkali-kali saya baca berita tentang anak yang menjadi korban pencabulan. Bisa terjadi KARENA ketika disuruh ikut oleh seseorang yang lebih tua, anak itu ikut saja (tanpa berpikir). Disuruh buka baju, dia buka. Disuruh melakukan perbuatan terkait hubungan seks, dia lakukan. Ada sebagian yang berusaha menolak, lalu dipaksakan. Tetapi sudah telanjang dulu di tempat sepi, baru mulai menolak. Seharusnya dari awal sudah berani menolak. Tapi mereka tidak dididik untuk menjaga diri, jadi tidak curiga ketika disuruh ikut atau melakukan sesuatu oleh orang yang lebih tua.

Kalau kita mau kurangi jumlah anak yang menjadi korban, kita perlu revisi budaya pendidikan. Budaya “diam dan taat” sudah merugikan ratusan ribu anak (atau lebih) yang telah menjadi korban pencabulan dari orang di sekitarnya. Kita perlu mendidik  semua anak untuk memahami apa yang benar dan salah, dan berani melawan yang salah, walaupun banyak orang tua dan guru tidak suka anak yang punya keberanian seperti itu (karena mereka sangat takut dilawan oleh anaknya atau muridnya sendiri ketika salah). Tapi tidak ada cara lain selamatkan semua anak. Budaya pendidikan harus berubah. Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto     

15 November, 2022

Rambut Gondrong: Kapan 3 Juta Guru Akan Mulai Introspeksi?

Assalamu’alaikum wr.wb. Sudah tahun 2022. Pertanyaan serius saya adalah kapan 3 juta guru Indonesia akan bangun dari dunia mimpi dan menyadari faktanya bahwa tempat mereka kerja di sekolah negeri bukan milik mereka? Sekolah itu dibangun dengan uang rakyat, dan para guru itu juga digaji dari uang rakyat. Jadi sekolah itu milik orang tua dan siswa (sebagai anggota rakyat, secara abadi, tanpa masa pensiun) dan guru digaji agar melayani orang tua dan siswa untuk menyediakan sistem pendidikan yang sesuai harapan.

Tapi faktanya, setiap kali ada guru yang masuk berita karena suatu perbuatan, misalnya potong rambut anak laki-laki secara paksa, guru-guru yang lain secara otomatis keluarkan komentar yang sama, sejak puluhan tahun yang lalu. Katanya, siswa harus taat pada aturan. Guru tidak bersalah. Siswa yang salah. Orang tua sudah dikasih peringatan. Dan seterusnya. Banyak guru posisikan diri setara sersan di tentara, atau penjaga penjara, yang "gila hormat" dan tidak bisa terima kalau ada pihak yang tidak mau hormati mereka, anggap mereka salah, atau berbeda pendapat.

Ada 100 juta orang tua dan 60 juta siswa yang berharap rakyat Indonesia bisa bangkit, bersatu, dan menciptakan negara maju yang kuat dan sejahtera. Tapi di saat yang sama, banyak guru sibuk keliling sekolah dengan gunting karena merasa ada tanggung jawab mereka untuk memaksa siswa taat pada guru, takut pada guru, dan siap dipermalukan di depan umum agar tidak berani lawan gurunya besok.

Dari semua guru itu, tidak ada yang bisa jelaskan:
•    Definisi rambut gondrong yang disepakati semua;
•    Hubungan antara rambut laki-laki dan proses pendidikan;
•    Kenapa rambut perempuan tidak perlu dipotong secara jelek juga;
•    Dan kenapa aturan tentang rambut laki-laki itu tidak dihapus saja.

Lalu guru-guru lain yang mungkin tidak setuju hanya mau DIAM saja dan tidak berani melawan guru yang semangat memaksa siswa. Kapan 3 juta guru bisa sadar, dan mulai posisikan diri sebagai mitra orang tua dan siswa, sebagai orang yang digaji untuk melayani rakyat, yang perlu mendidik bukan memaksa, dan siap menerima pendapat orang tua yang berbeda?

Kalau 100 juta orang tua dan 60 juta siswa punya harapan "A", dan 3 juta guru tidak peduli dan hanya mau kasih "B" saja, kenapa para guru itu bisa merasa dirinya perlu dihormati atau ditaati? Padahal sifat dasar dari tugasnya saja tidak dipahami oleh mereka. Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

14 November, 2022

Berapa Banyak Anak Harus Tewas Dalam Kegiatan Sekolah?

Di Bogor, saat mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), tiga anak dari Depok tenggelam dan satu hilang. Anak yang tewas dalam kegiatan sekolah sudah terjadi berkali-kali, tapi sepertinya tidak ada yang sanggup mengambil pelajaran. Kenapa guru dan orang tua bisa menyatakan "Kami tidak menyangka!" secara abadi ketika hal yang sama terulang terus? Kapan semua orang dewasa bisa berubah dan menjadi "sanggup menyangka"?

Melihat berita ini, saya lakukan analisis: Apa ini kegiatan sekolah? Ada berapa anak? Berapa guru? Berapa orang tua? Berapa orang yang berpengalaman di hutan? Berapa orang dewasa yang mengerti P3K? Apa ada pelatihan hadapi kondisi darurat sebelum berangkat? Apa anak tahu seharusnya melakukan apa kalau terjadi musibah? Dan ada banyak pertanyaan yang lain.

Di tengah musim hujan, 105 anak dibawa ke hutan, untuk berjalan kaki di pinggir sungai. Lalu, hujan deras turun, arus sungai menjadi deras, lokasi di pinggir sungai menjadi berbahaya, beberapa anak berusaha menyeberangi sungai, lalu diseret oleh arus dan tenggelam. SIAPA YANG BISA MENYANGKA?!

Seharusnya dikatakan apa kalau hal yang sama terulang terus? Apa ini disebabkan kekurangan dana, kebodohan, administrasi yang salah, ketidakpedulian, atau ada penyebab yang lain? Kalau anak sering tewas dalam kegiatan sekolah, dengan pola yang sama, maka semua orang tua perlu bangun dari dunia mimpi dan menjadi waspada. Kalau banyak anak mau dibawa ke hutan (atau pantai, sungai, wisata air, waduk, dsb.), dan dijaga oleh 2 guru yang tidak mengerti P3K, dan guru juga tidak bisa berenang, dan tidak ada persiapan hadapi kondisi darurat, atau tidak ada yang berpengalaman masuk hutan, dan sebagainya, maka bisa dijamin akan ada korban baru di tempat lain. Jadi kenapa semua guru dan orang tua hanya bisa menyatakan: "KAMI TIDAK MENYANGKA"?

Semoga anda tidak membaca tulisan ini di masa depan, di samping mayatnya seorang anak yang anda kenal, lalu bertanya pada diri sendiri, "Kenapa saya tidak menyangka?" Tolong mulai berpikir. Dan jangan izinkan anak anda berangkat dalam rombongan besar bersama 2 guru, tanpa anda pastikan dulu ada persiapan yang matang sebelumnya untuk hadapi kondisi darurat.
Semoga bermanfaat.
-Gene Netto

Siswa SMP Asal Depok Hanyut di Curug Kembar, Bogor: 3 Tewas, 1 Belum Ditemukan
https://kumparan.com

Duka Selimuti Kediaman Siswi SMP Depok yang Terseret Arus Sungai di Puncak Bogor
https://megapolitan.kompas.com

13 September, 2022

Apa Kematian Anak di Pesantren Hanya Perkara Kriminal Biasa?

Assalamu’alaikum wr.wb. Dalam 1 bulan terakhir, ada 3 kasus kematian santri di 3 pesantren. Ada komentar bahwa pihak pesantren tidak perlu disalahkan. Pembunuhan itu hanya perkara kriminal yang jarang terjadi di pesantren, jadi diserahkan ke polisi, dan tidak perlu dibahas lagi. Jangan sampai merasa "ada masalah di pesantren". Tapi apa pendapat itu masuk akal?

Pendapat tersebut ibaratnya hanya melihat tanah beberapa langkah di depan kakinya, dan menganggap "jalannya lancar". Dalam kasus terbaru di Gontor, ada bukti bahwa kasus pembunuhan itu ditutupi, dan ada ustadz, santri, dan dokter yang siap berbohong demi menjaga nama baik pesantren. Kita hanya tahu santri itu dibunuh karena kebohongan mereka dibongkar secara paksa.

Jadi kita perlu berpikir secara luas dan bertanya secara serius: Selama puluhan tahun terakhir ini, apakah ada kasus-kasus lain di mana santri mati di pesantren? Lalu mayat diserahkan ke keluarga dan dinyatakan "sakit" atau "kelelahan", dan dikuburkan tanpa curiga? Siapa yang mau selidiki kemungkinan itu? Siapa yang mau mencari saksi dan kumpulkan bukti? Siapa yang mau ajak mantan santri buka mulut, bongkar kebohongan lama, dan "melawan" pesantren?

Selain kematian santri (yang mungkin saja pembunuhan), apakah ada kasus kekerasan lain yang ditutupi? Apa ada kasus pencabulan terhadap santri dari ustadz, atau dari santri lain, yang ditutupi juga? Menteri Agama mengatakan "tidak bisa intervensi" terlalu jauh ke dalam urusan pesantren. Jadi apa fungsinya pemerintah kalau 4 juta anak bisa dibiarkan tinggal di 31 ribu pesantren, dengan risiko menjadi korban kekerasan atau pencabulan, yang bisa ditutupi dengan sangat mudah?

Ketika (akhirnya) Gereja Katolik mulai mencari korban pencabulan, ditemukan ratusan ribu korban (yang sudah dewasa). Ketika Pramuka Amerika mulai mencari korban pencabulan, ditemukan 60 ribu korban di Amerika saja, dan Pramuka Amerika menjadi bangkrut. Gereja Katolik dan Pramuka Amerika dipaksa bayar ganti rugi puluhan milyar dolar kepada para korban.

Pertanyaan serius: Berapa banyak santri pernah menjadi korban pembunuhan, kekerasan, atau pencabulan dalam 50 tahun terakhir, dan sekarang ada saksi atau korban yang masih hidup, dan ingin bicara, tapi tidak ada yang mau bertanya kepada mereka? Siapa yang mau melindungi 80 juta anak Indonesia kalau sikap pemerintah dan banyak orang Muslim adalah, "Apa boleh buat?!" Kalau ada investigasi nasional terhadap semua pesantren, seperti yang dilakukan di Amerika terhadap Pramuka, berapa puluh ribu santri akan maju dan siap berbicara? Apakah ada yang berani bertanya?
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

07 September, 2022

Satu Anak Lagi Tewas Di Pesantren?

Assalamu’alaikum wr.wb. Dalam 1 bulan, ada 3 buah berita tentang anak yang tewas di pesantren setelah menjadi korban kekerasan. Semua pesantren punya kesempatan utamakan santri, atau utamakan "nama baik pesantren". Sayangnya, sering terbukti mereka memilih untuk utamakan pesantren. Dalam kasus terbaru, orang tua diberitahu anaknya wafat karena kelelahan. Tapi akhirnya, terpaksa mengaku anak itu dihajar sampai mati. Perinciannya belum ketahuan karena ditutupi oleh pesantren. Ketika sebuah lembaga menutupi kasus pembunuhan atau pencabulan, seharusnya ada konsekuensi hukum, dan tidak cukup minta maaf saja!

Dulu, di mancanegara, ada lembaga besar yang melakukan hal serupa: Gereja Katolik! Selama 100 tahun, mungkin ada ratusan ribu anak yang dicabuli oleh pastor, lalu Gereja sembunyikan kenyataan itu, demi menjaga nama baik Gereja. Hasilnya, Gereja dipermalukan di depan umum sekarang dengan banyak kasus yang masuk pengadilan, dan juga rugi milyaran dolar yang dibayar kepada korban. Jumlah korban secara keseluruhan tidak ketahuan. Tidak ada data yang akurat. Pramuka Amerika juga sama, dengan jumlah 60 ribu anak yang lapor sendiri sebagai korban. Hasilnya, organisasi Pramuka Amerika dinyatakan bangkrut setelah dipaksa bayar ganti rugi ke para korban!

Perlu dipertanyakan berapa banyak santri yang menjadi korban kekerasan atau pencabulan dalam 50 tahun terakhir, dan masih hidup? Mungkin banyak yang sudah wafat, jadi rahasia yang merusak kehidupan mereka dibawa ke kuburan, demi menjaga nama baik pesantren. Tapi di saat ini, ada 4,3 juta santri yang belajar di 31 ribu pesantren. Berapa persen dari mereka yang menjadi korban, dan tidak ada pihak yang mencari infonya atau berusaha melindunginya?

Pemerintah (kalau mau peduli) bisa wajibkan program pendidikan anti kekerasan dan anti pencabulan setiap tahun. Poster bisa dipasang dengan info orang di luar panti (misalnya RW atau polisi) yang bisa dihubungi. Tapi ada santri yang mengaku bahwa ada budaya "hukuman bagi pelapor". Jadi perlu ada tindakan dari pemerintah dan para ustadz untuk mengubah pola pikir semua santri, sehingga akhlak menjadi salah satu pelajaran utama. Tidak cukup fokus pada hafalan dan fiqih kalau sudah terbukti ada sekian persen dari santri (dan ustadz) yang siap melakukan kejahatan terhadap anak kecil. Harus ada yang maju dan bertindak untuk melindungi 4 juta santri, sebelum kematian santri di pesantren menjadi berita harian.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto  

Temukan Dugaan Penganiayaan hingga Santrinya Meninggal, Pondok Gontor Minta Maaf
https://surabaya.kompas.com

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...