Labels

alam (8) amal (101) anak (294) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (20) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (562) islam (543) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (98) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (10) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (41) muallaf (48) my books (2) orang tua (6) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (61) puasa (37) renungan (169) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (6) sosial (323) tanya-jawab (14) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

06 October, 2012

Kenapa Khutbah Jumat Tidak Membahas Realita Dari Kehidupan?



Assalamu’alaikum wr.wb.,
Teman2, minggu kemarin ada banyak sekali berita tentang anak yang tawuran, yang membunuh anak dari sekolah lain dengan sikap kejam. Berita itu masuk semua media, saya dan pakar pendidikan yang lain membahasnya, polisi bicara, pemda bicara, psikolog bicara. Ini menjadi topik yang sangat besar dan dibahas secara luas. Lalu pada jumat kemarin, saya ikut shalat jumat seperti biasa. Dari melihat semua yang sedang terjadi dalam minggu itu (dua anak di Jakarta tewas dalam tawuran), saya kira mungkin khatib akan manfaatkan kesempatan itu untuk membahas akhlak seorang anak Muslim, peran orang tua dalam mendidik anaknya dan sebagainya. Ternyata saya salah. Temanya untuk khutbah minggu kemarin? Hikmah Ibadah Haji!

Ternyata, ibadah haji adalah salah satu dari rukun Islam yang wajib bagi mereka yg mampu. Rugilah kalau tidak haji katanya. Balasan haji yang mabrur adalah sorga. Dan begitu seterusnya. Lebih dari 50% jemaah begitu terpesona dan tertarik, mereka menundukkan kepala dan hampir tidur (atau tidur benaran). Anak-anak di lantai atas lebih senang ngobrol dan bercanda sama teman-temannya, daripada mendengarkan semua info yang sama lagi.  

Khatib tidak membahas akhlak Nabi atau bagaimana caranya Nabi membina anak. Tidak membahas peran orang tua dan anggota masyarakat lain dalam membina generasi mendatang dengan akhlak yang baik. Seorang bapak perlu memberikan kasih sayang terhadap anak laki-laki. Kalau sering dipukul, dihardik, diremehkan, disalahkan dsb. maka anak bisa merasa stres dan trauma, masuk sekolah dalam keadaan tidak bahagia, dan cepat cari kesempatan ribut. Tapi siapa yang akan mengingatkan para bapak tentang tugas mereka sebagai pembina anggota ummat Islam untuk masa depan?

04 October, 2012

Mohon Bantuan Untuk Anak Yatim di Desa Purwadana, Karawang



Assalamu'alaikum wr.wb., 
Teman2, di Desa Purwadana, Karawang, ada kabar dari teman saya Ust Muhtadin dari MUI Karawang bahwa mereka ingin bagikan daging qurban kepada anak yatim dan jompo di sana pada saat Idul Adha. Kalau ada keinginan untuk membantu mereka, sedekah dan bantuan lain bisa disalurkan langsung ke rekening di sana. Kalau ada yang mau titip sapi atau kambing di sana juga boleh.  

Bantuan bisa disalurkan lewat rekening ini:

Bank: BNI
No. Rekening: 0216248507
Atas nama: BAZ
Kota: Karawang
Cabang: BNI Karawang

Di desa Purwadana ini, ada:        
173 anak yatim
162 orang jompo

Bantuan sewaktu-waktu dan bantuan secara rutin juga sangat dibutuhkan di desa Purwadana, karena selama ini tidak ada banyak donator tetap untuk anak yatim dan jompo di sana. Jadi bantuan yang lain juga bisa disalurkan lewat rekening yang sama. Terima kasih kalau ada yang bisa membantu. Semoga bantuannya segera dibalas oleh Allah SWT.
Ust. Muhtadin bisa dihubungi langsung lewat nomor HP: 081310202278 atau 087741722276 kalau ada yang perlu informasi lebih dalam.

02 October, 2012

Perubahan Kurikulum Yang Dibutuhkan

Assalamu’alaikum wr.wb.,
Teman-teman, ada kabar baru bahwa tahun depan kurikulum nasional akan diubah lagi. Dari dulu saya punya pendapat bahwa kurikulum di Indonesia perlu diubah, tapi mungkin tidak dengan cara yang dipikirkan kebanyakan orang. Masih menjadi kenyataan bahwa mayoritas dari warga Indonesia putus sekolah pada tingkat SD. Jadi karena itu masih sebuah kenyataan, fungsi SD sebaiknya diubah. Perlu dipikirkan skil dan ciri-ciri yang paling dasar dan paling penting yang perlu dimiliki orang dewasa yang harus mencari pekerjaan dan menjadi anggota masyarakat di sini. Setelah ditentukan skil dan ciri-ciri itu (life skills), harus diberikan sebanyak mungkin terhadap siswa SD dengan perkiraan mereka akan mulai kerja setelah lulus SD dan tidak akan kembali untuk belajar lagi.

Kalau ternyata kembali, bisa dianggap sebagai “bonus” dan hal yang sama terulang lagi di tingkat SMP. Kalau putus sekolah setelah SMP, maka skil dan cara berpikir yang penting sudah diberikan, dan mereka bisa kerja dan menjadi anggota masyarakat yang baik dan berkualitas. Kalau mereka kembali lagi untuk SMA, maka itu adalah bonus kedua. Jadi di tingkat SMA, hal yang sama terulang lagi, dengan asumsi mereka akan cari kerja setelah lulus SMA. (Sistem ini perlu diteruskan sampai menjadi kenyataan bahwa mayoritas dari penduduk Indonesia lulus SMA, dan saat itu, kurikulum bisa diubah lagi kalau perlu).

Di kelas 2 dan 3 SMA, perlu disortir semua siswa, dan ditentukan mana yang akan kuliah, dan mana yang akan kerja. Diutamakan skil untuk kerja, dan ditekankan ciri-ciri seorang anggota masyarakat yang berakhlak baik dan bermanfaat. Untuk anak yang diperkirakan akan bisa kuliah, karena orang tua sanggup bayar, atau karena mau cari beasiswa, bisa diberikan kelas2 tambahan atau bahan tambahan yang akan menyiapkan mereka untuk kuliah. Anak yang tidak akan kuliah tidak perlu kelas dan bahan tambahan itu. Jumlah anak yang kuliah di Indonesia masih sekitar 7% saja, jadi sebuah program pendidikan yang mengarah ke program universitas dan memberikan ilmu teori saja, sangat merugikan 93% dari anak bangsa yang perlu mencari pekerjaan setelah keluar dari SMA.

Untuk anak2 SMA yang mayoritas, program pendidikan yang mengarah ke dunia nyata, akan diutamakan (seperti di SD dan SMP). Ini akan menjadikan mereka anggota masyarakat yang baik dan berkualitas, yang sanggup mencari pekerjaan, atau bahkan menciptakan lapangan kerja baru secara kreatif, bukan asal menjadi karyawan.

Semua skil yang perlu diberikan sejak SD bisa dibahas secara luas dulu, dan dibutuhkan penelitian untuk menentukan apa yang paling penting. Sebagai contoh saja, anak yang diperkirakan tidak akan  kembali setelah SD harus dipastikan bisa membaca dan menulis dengan lancar dan punya kemampuan untuk mengurus diri sendiri, misalnya dengan mengerti cara isi formulir, bisa daftar untuk suatu program, mampu menganalisa dan membedakan antara program dan ide yang bermanfaat dan yang tidak, dan sebagainya.

Yang paling penting dari semuanya adalah kemampuan untuk belajar dan berpikir secara mandiri. Siswa harus diajarkan caranya untuk menuntut suatu ilmu baru, tanpa selalu bisa bertanya kepada orang lain (misalnya, cara menamam jamur organik). Siswa harus mengerti di mana ilmu bisa dicari (buku, internet, departemen pemerintah atau pemda, seminar dan workshop, eksperimen sendiri, orang yang kerja di bidang itu), dan harus mengerti cara mempelajari dan mencatat ilmu baru itu sampai mendapatkan keahlian sendiri.

Mereka harus bisa berpikir secara kreatif, dengan diajarkan untuk menganalisa suatu masalah, dan mencari solusi baru yang kreatif, bukan asal memberikan jawaban yang diinginkan guru dalam ujian pilihan ganda. Lebih baik semua ujian diubah agar siswa selalu bisa menulis jawaban sendiri, dan bukan memilih dari jawaban2 yang sudah ditentukan guru. (Memang makan waktu lebih lama untuk periksa ujian, tapi di jangka panjang lebih baik bagi siswa dan masyarakat).

Siswa harus diajarkan skil untuk bekerja secara mandiri dan juga bekerja sama dengan baik dalam kelompok. Dalam kelompok, siswa harus dapat giliran menjadi pemimpin dan belajar dasar2 kepemimpinan, dan juga dapat giliran menjadi anggota tim (atau pengikut) dan menjalankan pentunjuk dari pemimpin. Mereka harus diajarkan untuk berdiskusi dan bernegosiasi secara baik, dan sanggup berbeda pendapat tanpa ribut atau selalu mau benar sendiri. Mereka harus bisa berpikir secara logis, dan sanggup menganalisa suatu masalah secara logis untuk mencari akar permasalahannya. Contoh2 soal yang bisa membangun pemikiran seperti itu sudah ada, dan tinggal dijadikan bahan dasar di tingkat SD.

Siswa harus belajar untuk berdemokrasi, dan memutuskan perkara secara bersama, sehingga nanti sebagai anggota masyarakat mereka sanggup ikuti diskusi urusan penting di tingkat RT, kecamatan, kabupaten, dalam organisasi kerja dsb. dan bisa bersuara secara sehat dan logis dalam menentukan kebijakaan yang bermanfaat bagi semua. Siswa harus mengerti bahwa suara mereka juga penting, dan asal mengikuti kemauan orang lain tanpa berpikir sendiri adalah hal yang seringkali tidak baik di masa depan.

Siswa harus sanggup melihat kesempatan kerja yang baru, dan membangun suatu usaha dari nol dengan mengerti caranya mendapatkan modal yang minimal untuk menjalankan bisnis itu. Intinya, siswa SD harus bisa menjadi pengusaha atau entrepreneur tingkat kecil, agar mengerti cara membangun suatu usaha dan bantu orang tuanya dalam membangun bisnis kecil. Mereka harus mengerti dasar ekonomi mikro seperti konsep supply and demand (permintaan dan ketersediaan) agar tahu caranya membangun suatu usaha kecil yang sehat dan menghasilkan profit. Anak bisa belajar untuk langsung membuat makanan ringan dan minuman (misalnya), dan menjualnya di luar sekolah. Bisa dikerjakan secara kelompok dulu, lalu secara mandiri pada tingkat Kelas 6.

Mereka harus mengerti tentang pengurusan stok barang, jangka waktu yang perlu ditunggu sampai modal kembali, bagaimana memutar uang ke dalam usaha untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi dan sebagainya. Juga perlu belajar dasar2 akutansi seperti pembukuan untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran. Kalau orang tua sudah memiliki suatu usaha (seperti warung) siswa bisa langsung praktekkan di rumah dan membantu orang tua mencatat profit atau kerugian.

Sebagai anggota masyarakat (siswa harus dianggap “calon orang dewasa”), mereka harus bisa menerima pendapat orang lain, walaupun tidak selalu setuju, dengan lapang dada, dan tanpa menjadi emosi. Harus bisa kerja dengan orang yang tidak disukai secara pribadi. Harus bisa hidup secara rukun dengan orang dari agama dan budaya yang lain. Harus bisa memperhatikan tetangga, dan tidak semata-mata utamakan diri sendiri dalam semua urusan. Harus bisa memperhatikan dan memperdulikan jompo, janda dan anak miskin di lingkungan mereka. Harus bisa memikirkan lingkungan yang sehat, dan tidak membuang sampah secara sembarangan. Harus bisa berhenti merokok, atau tidak mulai, atau minimal tidak merokok di dekat orang lain yang mungkin terganggu. Harus bisa sabar untuk antrian di semua lokasi yang memerlukannya, dan sabar untuk tidak melewati lampu merah. Harus bisa bicara secara jujur, dengan kata-kata yang baik dan mulia. Harus bisa menahan diri dari melanggar hukum pada skala besar dan kecil, dan membentuk masyarakat yang taat hukum. Harus menjadi terbiasa membaca sebanyak mungkin setiap minggu, dengan membentuk rumah baca di komunitas masing2, dan utamakan hobi membaca di atas hobi nonton sinetron. Dan seterusnya.

Siswa juga perlu diberikan dasar-dasar P3K agar bisa membantu orang yang mengalami kecelakaan (dokter dan rumah sakit seringkali jauh). Saya sering bertemu orang dewasa yang tidak mengerti bedanya antara tangan yang keseleo atau patah. CPR (resusitasi jantung paru-paru) bisa dipelajari di tingkat SD, untuk bantu orang yang tidak bernafas (serangan jantung, tenggelam, jatuh, dsb). Cara tangani orang yang berdarah penting sekali, dan banyak terjadi kesalahan fatal di sini, misalnya, suatu benda yang menusuk ke dalam tubuh korban ditarik keluar, dan hasilnya adalah perdarahan tambah parah dan pasien wafat sebelum sampai rumah sakit. (Seharusnya dibiarkan di dalam badan, dan dokter yang mencabut dengan hati-hati). Banyak orang kena penyakit menular seperti TBC dan menyebarkan lagi karena tidak paham (atau tidak peduli) terhadap apa yang harus mereka lakukan untuk menjaga keluarga dan tetangga dari penyakit. 

Kalau kurikulum SD dan SMP diubah untuk mengutamakan hal-hal seperti ini, maka kenyataan bahwa mayoritas warga Indonesia masih putus sekolah pada tingkat SD tidak akan menjadi beban seumur hidup bagi orang itu. Mereka akan sanggup mencari pekerjaan yang baik, dan mungkin juga membuat pekerjaan sendiri karena sudah terlatih menjadi entrepreneur di dalam sekolah. Mereka akan bisa menjadi anggota masyarakat yang berakhlak baik dan produktif dan bisa menambahkan ilmu sendiri dengan cara baca buku, dan banyak diskusi dengan orang lain.

Di tingkat SMA, jumlah pelajaran juga perlu dikurangi. Pernah ada siswa saya di kelas 3 SMA yang menunjukkan daftar 23 mata pelajaran kepada saya dan ternyata itu semua kelas dia di sekolah. Sedangkan di Australia dan Selandia Baru, siswa di kelas 3 SMA hanya mengikuti 5-6 mata pelajaran saja. Kenapa Indonesia bisa 23, dan semuanya berikan PR dan ujian kepada siswa?

Di tingkat kuliah, juga perlu perubahan. Empat tahun termasuk skripsi tidak perlu. Di banyak negara maju, tidak ada tahun keempat dan tidak ada skripsi. Di universitas saya di Australia, kalau sudah kumpulkan 24 SKS (1 SKS per mata kuliah) maka lulus secara automatis dengan gelar Bachelor of Arts (atau yang lain) dan sudah cukup untuk lamar kerja. Kalau diterapkan di sini, maka orang tua bisa hemat biaya satu tahun, mahasiswa tidak akan dibuat pusing dengan belajar cara membuat skripsi, dan bisa lebih cepat mencari pekerjaan (atau lebih baik menciptakan pekerjaan). Bagi saya terkesan aneh bahwa syarat untuk lulus kuliah di tingkat paling rendah (S1) lebih sulit di sini daripada di negara maju seperti Australia. Seharusnya terbalik.

Sekian saja. Semoga bermanfaat bagi teman2 yang peduli pada dunia pendidikan dan masa depan bangsa. Ini termasuk yang paling minimal yang bisa dilaksanakan, dan saya tidak paham kenapa belum dilakukan puluhan tahun yang lalu.
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto

Ratusan Video Tawuran Pelajar di YouTube



Assalamu’alaikum wr.wb.,
Minggu kemarin saya carikan video tawuran pelajar di YouTube dengan menggunakan kata kunci “tawuran” dan juga cari lewat Google. Ternyata saya salah. Kebanyakan video tawuran pelajar justru diambil oleh anak2 itu sendiri, dan tidak menggunakan kata “tawuran” dalam judulnya, jadi tidak keluar dalam Google search. Setelah saya mulai mengikuit links di sebelah kanan di YouTube, baru ketahuan bahwa ada ratusan video lain, yang dibuat oleh anak sekolah itu sendiri, dan diupload untuk ditonton ramai2 oleh mereka. Sebagian dari video itu sudah ditonton puluhan ribu kali (padahal jumlah anak yang ikut tawuran hanya sekian puluh).
Judul video menggunakan nama sekolah, atau nama geng, atau kode khusus yang digunakan oleh anak sekolah untuk menunjukkan sekolahnya. Berikut ini beberapa contoh saja, dan ini HANYA dari tahun 2012.
Setelah melihat semua video ini, saya ada 3 pertanyaan.
1.      Anak ini punya orang tua seperti apa? Mungkin pada saat anak ini pulang, orang tuanya (kalau ada di rumah) hanya bertanya apa sudah makan, sudah shalat, dan apakah ada PR. Kemungkinan besar orang tua tidak sadar anak2 mereka mengikuti kegiatan seperti ini sebelum pulang. Tapi kenapa tidak sadar? Apa mereka tidak terbiasa bicara dengan anaknya secara terbuka?
2.      Anak ini akan menjadi orang tua seperti apa nanti ketika menjadi dewasa? Kalau masa muda mereka dihabiskan dengan bersikap begitu kejam terhadap manusia lain yang seusia, bagaimana mereka bisa membina anak mereka sendiri dengan sikap lembut, mulia dan bijaksana?
3.      Kenapa baru sekarang Kemendikbud, Pemda, Polisi, masyarakat dan media mau memperhatikan masalah ini?

21 September, 2012

Khutbah Jumat Yang Terasa Tidak Cocok

Assalamu’alaikum wr.wb.,
Teman2, saya merasa sangat tidak cocok dengan Khutbah Jumat pada hari ini. Saya kira seperti biasa, akan penuh dengan ilmu agama yang bermanfaat sebagai renungan. Tapi hari ini, malah terkesan sebagai serangan terhadap ummat Islam, terhadap orang non-Muslim, dan usaha menyebarkan kebencian dan rasisme. Temanya berkaitan dengan Pilkada DKI kemarin. Ternyata Jokowi menang. Tanpa menyebutkan nama para calon, khatib menggunakan suara tegas dan seolah-olah ingin menegor ummat Islam yang membiarkan Jokowi menang. Isi dari khutbah kurang lebih seperti yang berikut  ini:

Ummat Islam dilarang mengangkat pemimpin yang kafir. Ayat dikutip, dan dikatakan dengan kemenangan gubenur baru kemarin, maka ummat Islam telah mengangkat orang kafir menjadi pemimpin. Saya jadi bingung. Bukannya Jokowi yang Muslim yang menang?! Apa Jokowi orang kafir? Kalau yang disindir Basuki, apa sang Gubenur Jokowi wajib manggut-manggut dan nurut dengan kemauan Basuki??? Bukannya Basuki itu seorang WAKIL saja, yang wajib nurut dengan Gubenur dan boleh diganti juga? Kok Khatib bicara seolah-olah Jokowi tidak ada, seolah-olah yang menang dalam Pilkada DKI adalah seorang misionaris yang punya cita-cita menyerang ummat Islam dan menghancurkan Islam di Indonesia? Setahu belum pernah dengar ada pernyataan Basuki yang demikian. Jadi kenapa dibenci dengan begitu besar? Buat saya semua yang dibahas terkesan sangat berlebihan dan tidak tepat. Tapi ribuan orang Muslim menyimak dan dengarkan terus. (Dan berapa banyak berubah pendapatnya dan menjadi setuju?)

Acara Diskusi di TV One, Sabtu 22 September 2012

Insya Allah besok guru saya Dr Cholil Nafis dari MUI akan tampil di TV One untuk membahas film "Innocence of Muslims". Silahkan ikut nonton. Semoga bermanfaat.
Wassalam,
Gene

Simak dan saksikan program Damai Indonesiaku di TVONE pada Sabtu, 22/9/2012 pada jam 13.00-15.00 dengan tema: Mewaspadai Provokasi Kerukunan Umat Beragama (membahas film Innocence of Muslims)

15 September, 2012

Ayo... Berangkat Sekolah...


Inilah Bukti Orang Indonesia Hobi Merokok

Rabu, 12 September 2012, 02:04 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Dari 16 negara yang menyelenggarakan "Global Adults Tobacco Survey" (GATS), Indonesia memiliki jumlah perokok aktif terbanyak dengan prevalensi 67 persen laki-laki dan 2,7 persen pada wanita atau 34,8 persen penduduk (sekitar 59,9 juta orang).
"Jumlah perokok ini meningkat dibandingkan dengan Susenas (Survei Sosial dan Ekonomi Nasional) sebelumnya. Angka (naik) ini menunjukkan kita gagal melindungi kesehatan rakyat. Berarti kita sudah dikalahkan industri rokok," kata Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi dalam acara peluncuran hasil survei GATS 2011 di Kementerian Kesehatan Jakarta.

Dari 16 negara berpenghasilan rendah dan menengah lainnya yang melakukan survei, Indonesia memiliki prevalensi perokok aktif tertinggi dibandingkan dengan India yang memiliki perokok laki-laki sebanyak 47,9 persen dan wanita 20,3 persen (2009), Filipina dengan perokok laki-laki 47,7 persen dan wanita 9 persen (2009), Vietnam dengan perokok laki-laki 47,4 persen dan wanita 1,4 persen (2010) serta Polandia yang memiliki perokok laki-laki 33,5 persen dan wanita 21 persen (2009).
GATS merupakan survei nasional yang representatif dengan menerapkan protokol standar antarnegara untuk memonitor konsumsi tembakau pada penduduk usia 15 tahun atau lebih, dan pencapaian upaya pengendaliannya.

14 September, 2012

DPR Minta Dana Kunker ke Luar Negeri Naik 77 Persen



Penulis : Sandro Gatra | Jumat, 14 September 2012 | 16:39 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah derasnya kritik publik terhadap kunjungan kerja (kunker) anggota Dewan Perwakilan Rakyat ke luar negeri, DPR malah berharap anggaran untuk kunker ke luar negeri untuk tahun 2013 ditambah. Hal itu terlihat dalam Rancangan APBN 2013 yang tengah dibahas DPR bersama pemerintah.

Peneliti Indonesia Budget Center (IBC) Roy Salam mengatakan, DPR kembali merencanakan berpergian ke 38 negara dengan anggaran mencapai Rp 248 ,12 milliar. Angka itu naik 77 persen dibanding anggaran tahun 2012 yakni sebesar Rp 139 ,94 milliar.
"Kuping politisi senayan sudah kebal dengan kritik publik," kata Roy di Jakarta, Jumat (14/9/2012).

Roy mengkritik langkah sebagian politisi yang membandingkan kecilnya anggaran perjalanan dinas mereka dengan besarnya biaya perjalanan dinas kementerian atau lembaga. Seharusnya, DPR melaksanakan tugasnya mengawasi kinerja pemerintah terutama untuk mengerem pemborosan anggaran perjalanan dinas di lingkungan eksekutif.
Setidaknya, data dari Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), anggaran dinas kementerian/lembaga terus naik setiap tahun. Anggaran di tahun 2011 sebesar Rp 18 triliun, 2012 sebesar Rp 24 triliun, dan usulan tahun 2013 mencapai Rp 21 triliun.

Meski demikian, Roy mengapresiasi langkah sebagian kecil anggota Dewan yang mendorong transparansi dan akuntabilitas di tubuh DPR. "Ketika melakukan kegiatan kunker ke luar negeri, mereka membuat laporan kunker dan mempublikasi kepada masyarakat," pungkas dia.
Seperti diberitakan, Ketua DPR Marzuki Alie menilai kritikan publik terkait kunker DPR tidak adil. Menurut dia, DPR telah banyak melakukan pembenahan terkait kunker ke luar negeri. Pimpinan tak mengizinkan kunker ke luar negeri terkait fungsi pengawasan. Adapun terkait fungsi legislasi, pimpinan mengizinkan hanya untuk merevisi undang-undang yang akan merubah lebih dari 50 persen pasal atau membuat UU baru.

"Kritiknya tidak adil. Kenapa? Kita pimpinan DPR sudah lakukan usaha penghematan. Luar biasa penghematan dari kunker ke luar negeri," kata Marzuki.
Berita lengkap mengenai kunjungan kerja anggota DPR bisa dibaca di "DPR Studi Banding PMI ke Turki dan Denmark"
Editor : Hindra


11 September, 2012

Usai Dihukum Lari Keliling Lapangan, Seorang Pelajar Tewas



Assalamu’alaikum wr.wb.,
Guru punya tugas menjaga dan mendidik anak, atas nama orang tua, demi kepentingan masa depan masyarakat dan bangsa. Tetapi karena ilmu pendidikannya kurang, sebagian guru menjadi terbiasa memberikan hukuman, dan merasa harus langsung membalas suatu “kesalahan” dengan hukuman. Hukuman itu dibuat secara sepihak oleh guru, dibuat secara spontan yang artinya untuk pelanggaran yang sama, bisa kena hukuman yang berbeda setiap hari untuk siswa yang berbeda. Dan guru tidak memikirkan efek buruknya hukuman tersebut terhadap siswa di jangka panjang. Yang penting guru menunjukkan kekuasaan sekarang juga, sehingga murid jadi takut dan siap nurut dengan perintah guru. Guru hanya melihat “ada yang salah” dan merasa “saya harus menghukum”, dan setelah itu terserah dia hukum siswa itu dengan apa saja.
Dalam contoh dari berita ini, seorang siswa yang sedang sakit dipaksakan lari, hingga tewas. Dengan enteng sekali, guru lepaskan tanggung jawab dengan mengatakan, “Kalau tadi saya tahu dia sedang sakit…”
Kalau guru punya ilmu pendidikan yang lebih luas, dia tidak akan membutuhkan “hukuman fisik” untuk mengatur anak kecil. Cukup diajak bicara saja. Dan kalau tidak berhasil, dan masih mau memberikan “hukuman” maka lebih baik kalau tidak melibatkan kegiatan fisik, apalagi kekerasan, dan selalu sesuai dengan aturan sekolah yang secara tertulis menjelaskan jenis pelanggaran dan konsekuensi dari pelanggaran itu. Misalnya, datang telat ke sekolah, lebih dari setengah jam dalam sekian hari, maka siswa harus menulis karangan yang menjelaskan manfaat hadir di kelas tepat waktu.

10 September, 2012

Hukuman Fisik dalam Islam dan Pendidikan Moderen


Assalamu’alaikum wr.wb.,
Teman2, kemarin ada pernyataan dari Mendikbud yang mengatakan hukuman fisik terhadap siswa boleh, selama tidak berlebihan. ("Hukuman, misalnya fisik, itu kan pelajaran juga, selama tidak dalam bentuk berlebihan.") Dalam membahas pernyataan ini, saya dan banyak guru lain menjelaskan bahwa pendapat seperti ini sudah ketinggalan zaman dan tidak tepat di ranah pendidikan.

Dalam tanggapi diskusi ini, ada juga suara yang muncul dari beberapa guru dan orang tua yang setuju dengan kekerasan fisik terhadap anak. Kebanyakan mengatakan bahwa Islam “mengizinkan pemukulan” terhadap anak kalau dia tinggalkan shalat. Ini dianggap sebagai izin bebas untuk memukul anak, kapan saja, di mana saja, dengan cara apa saja, selama dianggap “mendidik” oleh orang dewasa yang sedang memukul. Juga dikutip hadiths yang berkaitan seperti ini:

Rasulullah SAW bersabda, “Perintahkan anak-anakmu shalat apabila telah berumur 7 tahun dan pukullah mereka karena meninggalkan shalat apabila telah berumur 10 tahun dan pisahkan tempat tidur mereka. (HR. Abu Daud)

Jadi hadiths seperti ini jelas ada, dan kalau dibaca secara tekstual saja, sepertinya memberikan “izin” memukul anak. Anak saya tidak shalat? Saya boleh ambil rotan dan hajar dia sampai pingsan agar takut dan tidak terulang lagi. Ada hadiths. Ada izin. Tidak perlu belajar lagi. Sudah paham dari teksnya. Betul?

Dulu saya membaca hadiths ini, dan bagi saya terasa tidak enak karena saya seorang guru, jadi tidak setuju dengan kekerasan terhadap anak. Saya bahas dengan guru agama saya (KH Masyhuri Syahid MA) yang menjelaskan bahwa hadiths seperti ini, dan banyak ayat juga, tidak boleh dipahami secara tekstual saja. Islam harus dipahami secara lengkap (kaffah), bukan sepotong2 saja. Hampir semua ayat dan hadiths ada KONTEKS, dan juga ada TAFSIR. Jadi tidak benar kalau dipahami dari teks saja, apalagi dari teks terjemahan dan bukan dari bahasa Arab yang asli, lalu diaplikasikan secara luas karena merasa “sudah paham”.

09 September, 2012

Mendikbud: Hukuman Fisik untuk Siswa Sah Saja Asal “Tidak Berlebihan”

Assalamu’alaikum wr.wb.,
Ada sebuah pernyataan baru dari Mendikbud:
"Hukuman, misalnya fisik, itu kan pelajaran juga, selama tidak dalam bentuk berlebihan,"

Pernyataan yang sangat buruk ini sugguh luar biasa karena berasal dari seorang pejabat yang punya tugas mencerdaskan bangsa. Pemikiran seperti ini sudah ditinggalkan di dunia pendidikan internasional pada puluhan tahun yang lalu. Ilmu pendidikan sudah maju, tapi pejabat kita belum.
Apa kira-kira defisini “tidak berlebihan” itu? Apakah boleh memukul siswa sepuasnya, dan selama siswa tidak wafat atau masuk rumah sakit, maka tidak berlebihan?

Apakah akan ada buku panduan yang baru dari Kemendikbud yang lengkap dengan definisi pemukulan yang wajar, yang menentukan penggunakan kekerasan fisik sampai batas mana, dan apa yang tergolong berlebihan? Misalnya, tampar pipi kanan boleh. Apa pipi kanan dan kiri sekaligus atau hanya satu pipi? Tampar sekali saja boleh? Dua kali? Maksimal tiga puluh kali? Dianggap tidak berlebihan selama siswa tidak pingsan? Tidak berlebihan selama siswa tidak jatuh ke samping? Tidak berlebihan selama siswa tidak berdarah?
Definisi “tidak berlebihan” itu seperti apa?

Bagaimana kalau kita ambil pernyataan dari sang menteri ini, dan bawa ke ranah yang lain. Pernyataan menteri mungkin setara dengan konsep seperti ini:
·         Korupsi boleh, asal tidak berlebihan.
·         Money politics dalam pemilu dan pilkada boleh, asal tidak berlebihan.
·         Menyogok polisi di pinggir jalan boleh, asal tidak berlebihan.
·         Menyogok hakim boleh, asal tidak berlebihan.
·         Malpraktek dokter boleh, asal tidak berlebihan.
·         Pelanggaran HAM boleh, asal tidak berlebihan.
·         Pelacuran boleh, asal tidak berlebihan.
·         Penggunaan narkoba boleh, asal tidak berlebihan.
·         Perzinaan boleh, asal tidak berlebihan.
·         Studi banding setiap bulan untuk anggota DPR dan DPRD boleh, asal tidak berlebihan.

01 September, 2012

Anak di Kemang



Assalamu’alaikum wr.wb.,
Kemarin malam saya di Kemang sampai pagi, ketemu orang yang mau berkonsultasi. Sekitar jam 1 pagi, saya jalan kaki di Kemang Raya, dan terlihat ada beberapa klub malam dan kafe yang ramai sampai pagi (padahal malam jumat saja, bukan malam minggu). Di pinggir jalan ada banyak sekali mobil mewah. Mercedes, BMW, Range Rover, dan sebagainya. Di samping mobil-mobilnya, ada banyak anak muda yang berpakaian mewah, dengan rokok dan HP mahal di tangannya. Banyak perempuan pakai rok mini. Kebanyakan kelihatan masih muda seperti mahasiswa, mungkin sebagian sudah kerja. Semuanya sibuk dengan tugas menikmati hiburan masing2, mencari teman2 yang sudah janjian untuk ketemu dan bersenang2. Sambil jalan kaki, saya memperhatikan banyak anak muda seperti itu saat lewat di depan mereka.

Tiba-tiba, seorang anak SD muncul dari gang dan jalan kaki di depan saya. Masih pakai celana SDnya, tapi tidak pakai sepatu. Di punggung ada karung besar. Ternyata dia pemulung. Dan mungkin keluar malam karena pada jam segitu ada banyak orang kaya yang buang botol dan kaleng ke mana2 di pinggir jalan. Dia berhenti beberapa kali di depan saya untuk ambil botol dan kaleng, dan semuanya dimasukkan ke dalam karungnya. Dia jalan kaki terus, melintas di samping Mercedes, BMW, dan mobil mewah yang lain. Para pemuda yang sangat kaya itu memandang dia untuk sekejap saja, lalu mereka kembali memperhatikan teman2 gaulnya yang lebih utama. Anak pemulung itu juga memandang ke para pemuda kaya, dan melintas di depan mereka tanpa bicara. Dia tidak minta-minta. Dia bukan pengemis. Tapi dia keluar jam 1 pagi, di hari sekolah, untuk mencari barang yang bisa dijual, agar bisa makan dan sekolah terus. Para pemuda yang kaya, yang tidak punya kesulitan makan dan kuliah, tidak punya waktu untuk peduli pada anak kecil yang melintas di depan mereka. Mereka sibuk menghibur diri sendiri dengan harta kekayaan orang tua mereka.

28 August, 2012

Kasihan Para Isteri Indonesia

Assalamu’alaikum wr.wb.,
Apakah bisa lewat satu minggu tanpa ada perempuan hubungi saya untuk curhat, bahwa dia tidak bahagia dalam pernikahannya? Sepertinya ada suatu masalah besar di negara ini, di antara para suami-isteri. Di dunia barat, lebih mungkin mereka akan ribut dan cerai. Di sini, lebih mungkin mereka akan pura-pura bahagia di depan umum, di depan keluarga dan teman, tapi di dalam rumah ribut terus dan tidak bahagia. Tapi karena merasa harus “dirahasiakan” supaya tidak “malu”, maka si perempuan menderita terus, tanpa bisa berkomunikasi dengan banyak orang, termasuk keluarga kandungnya sendiri.

Ada suami yang selingkuh, tapi isteri tidak mau cerai. Ada suami yang narkoba, tapi isteri tidak mau cerai. Ada suami yang mabuk-mabukan, tapi isteri tidak mau cerai. Ada suami yang menikah lagi tanpa memberitahu isteri pertama, lalu abaikan isteri pertama, tapi isteri tidak mau cerai. Ada suami yang tinggalkan isteri bertahun2, lalu ditemukan kembali hidup dengan perempuan baru di kota lain, tapi isteri tidak mau cerai. Ada suami yang berjudi, dan uang keluarga habis terus, tapi isteri tidak mau cerai. Ada suami yang berubah dan bersikap dingin, alias tidak mencintai isterinya lagi dan malas bicara, tapi isteri tidak mau cerai. Ada suami yang mengancam dan memukuli isterinya secara rutin, tapi isteri tidak mau cerai. Ada suami yang menghinakan dan mengancam isteri secara psikologis terus, tapi isteri tidak mau cerai. Dan seterusnya.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...