Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

13 April, 2015

Guru Tidak Mengerti P3K, Anak SD Tewas Karena Tersedak Saat Makan



Menyedihkan. Mau katakan apa? Berapa persen dari guru Indonesia yg tidak belajar P3K? Saat saya belajar menjadi guru di Australia, semua mahasiswa diajarkan “prinsip utama” bagi para guru: “Siswa Harus Selamat”. Disiplin tinggi, ranking, prestasi, hasil ujian, PR, seragam, semuanya menjadi tidak penting kl siswa tidak bisa AMAN DAN SELAMAT. Hasilnya? Lebih dari 90% guru di Australia belajar P3K dan kematian siswa di sekolah nyaris tidak terjadi.

Sedangkan teman2 guru di Indonesia sibuk fokus pada disiplin tinggi, ketaatan pada aturan, dan sering tunjuk diri sendiri sebagai “korban” karena ada beban administrasi, masalah kurikulum, dan uang sertifikasi yang selalu dibayar telat. Memang utk menjadi guru di sini banyak kesulitannya. Tapi kalau semua guru mau setuju utk selamatkan siswa di atas segala2nya, maka dgn sukarela mereka akan mau belajar P3K. Memang tidak dibutuhkan setiap hari. Tapi ketika muncul SATU HARI itu saja, di mana ILMU itu dibutuhkan, alangkah baiknya kl ada banyak guru yang mengerti!

09 April, 2015

Bocah Delapan Tahun Perkosa Teman Main



Kamis, 5 Maret 2015 - 09:58 wib
MEDAN - Kasus pelecehan seksual yang dilakukan bocah terhadap teman bermainnya kembali terjadi di Medan, Sumatera Utara. Kali ini, seorang bocah laki-laki berusia delapan tahun dilaporkan ke Unit PPA Polres Pelabuhan Belawan, karena dituduh memperkosa anak usia tujuh tahun.

Sebut saja nama kedua bocah itu Roni (8) dan Bulan (7). Kedua bocah ini masih tinggal bersama keluarganya di Medan Labuhan. Informasi yang dihimpun, kasus dugaan perkosaan itu terkuak setelah orangtua Bulan, Bajawa (50) melaporkan Roni ke Polres Pelabuhan Belawan.

Kepada polisi, Bajawa mengaku tidak terima putrinya diperkosa oleh anak tetangganya itu. Diceritakan Bajawa, perkosaan yang dialami putrinya terjadi pada Minggu 15 Februari 2015 malam di teras rumahnya. Malam itu, Bulan sedang bermain dengan beberapa teman sebayanya. Sementara Bajawa dan istrinya berada di rumah.

Bermodal Rp1000 Kakek Renta Cabuli Anak 5 Tahun



Berapa batas usia ukt menjadi seorang kakek cabul? Kemarin kakek usia 75, sekarang usia 80 masih bisa memperkosa anak tetangga. Luar biasa. Sayangnya, polisi takut menahan kakek itu karena takut dia jatuh sakit dalam tahanan polisi, dan polisi yang repot membiayai perawatannya. Jadi dilepaskan saja, dan hanya kena wajib lapor. Boleh kembali ke rumahnya, di mana dia perkosa anak tetangga. Jadi anak kecil itu harus melihat kakek yang memperkosanya setiap hari.
Anak Indonesia bisa aman di mana?

Bermodal Rp1000 Kakek Renta Cabuli Anak 5 Tahun
Kamis, 12 Maret 2015 17:31 WIB
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Puji Reswoyo, seorang kakek berumur 80 tahun asal Dusun Kutu, Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul tega mencabuli seorang anak berumur 5 tahun belum lama ini. Ia mengiming-imingi korban yang berinisial R dengan uang Rp1.000.
Meskipun demikian, Kapolsek Bambanglipuro, AKP Yayan Dewantatidak menahan kakek tua tersebut karena alasan kesehatan. Reswoyo dikenakan wajib lapor ke Polsek Bambanglipuro. "Kalau ditahan kemudian ada masalah dengan kesehatannya malah repot karena sudah tua banget. Kita kenakan wajib lapor," tambah Yayan. (*)

Biarkan Aku Yang Mendidik Anakmu



Guru: Saya tidak bisa mendidik anak ini. Dia sudah rusak dari rumah. Saya sudah capek dan stres sendiri. Saya tidak bisa bersabar terhadap dia terus. Guru juga manusia.
Org Tua: Saya bukan ahli pendidikan! Saya tidak kuliah utk menjadi orang tua. Saya hanya lakukan apa yg sekiranya akan membuat anak saya patuh. Saya tidak belajar psikologi anak segala. Jadi saya marahi, membentak, menghardik, tampar, pukul dan menghukum anak saya terus agar dia patuh.

Guru: Saya mungkin lebih ahli dari orang tua dlm ilmu pendidikan dan psikologi anak, tapi kl anak sudah rusak dari rumah, saya tidak bisa pakai ilmu saya, dan hanya bisa ikuti pola didik orang tua agar anak takut dan patuh pd guru.
Org Tua: Saya kira guru adalah ahli pendidikan. Kalau tidak bisa mendidik anak, kenapa salahkan orang tua?

Guru: Kenapa salahkan guru kl orang tua juga tidak bisa mendidik anaknya dan membuatnya rusak?
Org Tua: Kenapa salahkan orang tua kl guru tidak bisa pakai ilmunya?

Apa Pengaruh Dari Kita Sama Seperti Pengaruh Lebah?



Satu lebah, seumur hidup, hanya menghasilkan kurang dari 1 gram madu. Itu kurang dari seperempat dari satu sendok teh. Tapi di toko swalayan, ada banyak botol madu. Kok bisa? Padahal nyaris tidak ada pengaruh dari satu lebah saja. Ternyata, ada PENGARUH KOLEKTIF. Satu unsur kecil, kalau diuilangi terus, bisa punya efek yg besar dan luas.

Satu guru menghukum satu siswa dgn hukuman tegas. Agar ada efek jera. Besok dia menghukum siswa lain. Agar ada efek jera. Agar semua siswa selalu takut pada guru yang berkuasa. Agar ada efek jera. Agar ada displin tinggi. Agar belajar untuk diam dan taat. Agar ada efek jera.  

Kalau ini merupakan konsep yang benar, KENAPA selalu harus diulangi lagi SETIAP HARI dgn siswa yang lain? Bukannya berarti usaha memberikan efek jera telah GAGAL, dan sistem pendidikan berdasarkan konsep “hukuman tegas agar ada efek jera” telah gagal juga?

Apa Hasilnya “Budaya Pendidikan Indonesia”?



[Komentar]: Di sini, kebanyakan guru fokus pada rambut, seragam dll. dgn disiplin tinggi, dan hukuman tegas, karena ini BUDAYA PENDIDIKAN INDONESIA... yang gak mungkin ditemukan di Eropa dan Amerika..

[Gene]: Begitu ya Pak? Saya mau coba cek hasil dari “budaya pendidikan Indonesia” ini, yang tidak ada di Eropa, Amerika, Kanada, Australia, atau Selandia Baru.

·         Indonesia menjadi salah satu negara terkorup di dunia. Tidak ditemukan di negara2 sana.
·         Anggota DPR dan DPRD dan semua pejabat lain tidak malu dan tidak keberatan mencuri uang dari anak Indonesia, yg merugikan masa depan bangsa sendiri. Tidak ditemukan di negara2 sana.
·         Polisi mau terima sogok, hakim mau terima sogok, pejabat mau terima sogok, hukum bisa dibeli. Orang miskin kena hukuman berat, orang kaya kebal hukum. Tidak ditemukan di negara2 sana.
·         Ada tawuran antar anak sekolah setiap minggu di banyak kota. Tidak ditemukan di negara2 sana.
·         Ada banyak anak SMA yang memperkosa anak SMP dan anak SD. Anak SD bisa sodomi atau memperkosa anak SD yang lain. Tidak ditemukan di negara2 sana.
·         Ada banyak anggota rakyat yang tidak bisa bertanggung jawab terhadap diri sendiri. Buang sampah sembarangan, tidak bisa berhenti di lampu merah, merokok di tempat dilarang merokok, dan ratusan contoh lain. Tidak ditemukan di negara2 sana.
·         Rakyat Indonesia tidak bisa menciptakan apa-apa dalam 100 tahun terakhir, yang dibutuhkan oleh seluruh dunia. Mobil, pesawat, tivi, HP, satelit, dan ribuan barang bermanfaat yang lain berasal dari sana. Kita impor semuanya dan tidak bisa bikin apa-apa yang mereka inginkan dari kita.

Anggota Polres Cirebon Babak Belur Dihajar Pelajar



Ini berita tambahan dari yang kemarin, ttg polisi yang ditelanjangi dan diarak keliling kota Cirebon naik motor. Ternyata, sesuai dugaan saya kemarin, kebanyakan pelaku masih remaja dan ada juga yg berstatus pelajar....
Kl ada pelajar yg berani hajar dan telanjangi polisi, menjadi begal, melakukan pemerkosaan dan sodomi terhadap anak SD dan SMP, ikut tawuran dan bacok anak sekolah lain, dan sebagainya, maka seharusnya kita mencapai kesimpulan bahwa ada masalah di tengah masyarakat Indonesia! Dan seharusnya kita mau introspeksi dan bertanya apakah mungkin sistem pendidikan kita dan pembinaan dari orang tua yang menghasilkan banyak anak seperti ini? Kalau kita tidak mau tahu ttg berita spt ini, dan tidak mau introspeksi dan bertanya ttg apa yang bisa kita perbaiki dalam sistem pendidikan anak pada skala nasional, maka tunggu saja smp orang yang kita kenal yang menjadi korban.
-Gene Netto

Geng Motor Telanjangi dan Arak Seorang Polisi Keliling Cirebon

Anggota Polres Cirebon Babak Belur Dihajar Pelajar
Mereka rata-rata masih berusia remaja, bahkan di antaranya masih berstatus pelajar.
“Yang berhasil ditangkap ada enam orang. Masing-masing berisinisial MI (15), S (28), YBB (17), PP (16), RR (25), dan CA (17),” bebernya.

Pukuli dan Telanjangi Polisi, Sekretariat XTC Cirebon Disegel


Anak Panti Yang Disodomi Menjadi Takut Akan Hamil



Anak panti yang disodomi di Bali diberitahu bisa “hamil” dan menjadi takut. Ini terkesan “lucu” karena dia percaya begitu saja. Di sisi lain, ini menunjukkan bahwa anak SD sangat membutuhkan ilmu sesuai usianya ttg proses kehamilan. Dan semua anak sejak SD juga butuh pelajaran bahwa orang lain tidak boleh menyentuh kemaluan mereka, dan lebih dilarang kl ada ancaman. Anak SD harus diajarkan untuk laporkan hal itu kepada orang dewasa yang mereka percayai.
Di sini peran orang tua dan guru sebagai SAHABAT yang ramah terhadap anak menjadi sangat penting. Kl anak takut setelah disodomi, dan juga takut lapor kepada orang tua atau guru karena mereka juga marah dan galak, maka makin banyak anak akan hidup dalam ketakutan krn tidak tahu mesti cari perlindungan ke mana. Kondisi ini tidak boleh kita biarkan, dgn alasan “bukan anak saya”.
Dibutuhkan orang tua dan guru yang selalu siap terima info (ttg perkara apa saja) dari anak yang jujur, tanpa selalu menjadi marah dan menghukum si anak. Kebiasaan banyak orang dewasa yang cepat marah, cepat menyalahkan dan menghukum anak hanya membuat mereka takut dan tidak percaya pada orang dewasa di sekitarnya.
Juga perlu dipahami bahwa anak panti ini pernah dicabuli SEBELUM berangkat sekolah. Apa di sekolah dia menjadi “anak manis” dan selesaikan semua tugas dgn baik? Atau menjadi anak bermasalah, karena merasa tidak ada yang mau melindungi dia? Semoga teman2 yang menjadi orang tua dan guru, yang suka marah terhadap anak, mau introspeksi.
-Gene Netto

Anak Laki Usia 10 Tahun Sudah Bisa Menjadi Pemerkosa

Anak Laki Usia 10 Tahun Sudah Bisa Menjadi Pemerkosa

Anak laki usia 10 tahun sudah bisa menjadi pemerkosa. Kenapa bisa begitu? Kenapa di negara2 tetangga tidak ada berita seperti ini setiap minggu? Apa yang berbeda? Apa kita masih mau tenang saja dan anggap tidak ada masalah kekerasan dan kekerasan seks terhadap banyak anak di Indonesia? Mau diam dan anggap pornografi adalah masalah bagi orang lain? Mau tunggu sampai anak yang anda kenal diperkosa?
-Gene Netto

Bocah Cabuli Bocah Masuk ke Pengadilan

Rabu, 25 Februari 2015 14:00 WIB
TRIBUNNEWS.COM, BANGKA-- Kasus asusila yang terjadi di Sukadamai Toboali Bangka Selatan, hampir rampung digelar di Pengadilan Negeri (PN) Sungailiat. Pelaku anak, sebut saja Kumbang (10), sudah diperiksa oleh Hakim Tunggal, Ervent LK. Makanya, dalam waktu dekat, tuntutan segera dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Toboali, Asrofi.

2 Siswa SMP Bakar Pelajar Kelas 6 SD



Beberapa kali ada berita ttg anggota masyarakat yg bakar begal setelah ditahan (daripada serahkan kpd Polisi). Lalu anak SMP dapat ide untuk bakar anak SD juga (dari mana dapat ide itu ya?) Untungnya korban masih hidup. Tapi kl sudah sanggup siram anak SD dgn bensin, lalu bakar tubuhnya, sptnya tidak peduli dia hidup atau mati.
Tapi ini bukan anak saya, jadi bukan urusan saya. Ada masalah kekerasan terhadap anak di Indonesia? Jangan percaya! Anak SMP lempar bensin pada anak SD dan berusaha membakarnya hidup-hidup adalah hal yg “normal dan wajar”, dan terjadi di manca negara juga. Betul? Atau hanya terjadi di sini saja?
-GeneNetto

2 Siswa SMP Bakar Pelajar Kelas 6 SD
Selasa, 07 April 2015 | 19:34 WIB
TEMPO.CO, Gowa - Awaluddin, 12 tahun, pelajar Sekolah Dasar Negeri Bonto-Bontoa, Kabupaten Gowa, melaporkan dua temannya ke aparat Kepolisian Resor Gowa, Selasa, 7 April 2015. Dua orang teman Awaluddin yang merupakan siswa SMP di Kabupaten Gowa tersebut membakar tangan dan punggung Awaluddin hingga melepuh.

Pernyataan Tentang Kekerasan & Kekerasan Seks Terhadap Anak



1.    Dari 6 bulan yg lalu, saya sengaja cari berita kekerasan dan kekerasan seks terhadap anak Indonesia setiap hari. Saya dpt kesan fenomena ini makin buruk, dan cari buktinya. Saya berikan semua bukti itu di group guru.
2.    Dari paling awal saya ajak teman2 guru bersatu utk mencari solusi scr bersamaan. Saya selalu jelaskan saya tidak punya solusinya. Sedikit yg komentar.
3.    Saya berikan bukti contoh kekerasan dari berita. Saya ajak teman2 bersatu lagi. Sedikit yg komentar.
4.    Saya bilang dibutuhkan solusi sistemik yg berbasis pendidikan. Sedikit yg komentar.
5.    Saya tidak pernah bilang kondisi ini disebabkan “kesalahan guru” dan tidak terjadi di sekolah (kebanyakan di luar). Saya minta teman2 guru perhatikan hal ini sebagai ahli pendidikan yg peduli pada isu pendidikan. Sedikit yg komentar.
6.    Kl siswa berbuat begitu, saya minta kita introspeksi, bertanya kenapa bisa dpt hasil itu dr sistem pendidikan kita. Apa bisa diperbaiki? Sedikit yg komentar.
7.    Berkali2 saya berikan komentar motivasi, minta teman2 guru bersatu, berjuang, mencari solusi, agar semua anak Indonesia bisa selamat. Sedikit yg komentar.
8.    Saya bertindak sendiri, bicara dgn KPAI, Komnas Perlindungan Anak, staf Mendikbud, MUI Pusat, psikolog, Ibu Elly Risman, dll. Saya ajak semua bersatu utk bikin “Forum Dikusi Nasional Tentang Kekerasan Terhadap Anak”. Semuanya setuju. Saya jelaskan hal itu di group ini. Sedikit yg komentar.
9.    Saya semangatkan teman2 guru lagi, dan terus berikan bukti berita pilihan agar semuanya pahami apa yg sedang terjadi, di semua wilayah. Sedikit yg komentar.
10. Akhirnya saya dimarahi oleh sekelompok teman guru dan disuruh berhenti bahas topik itu. BANYAK teman guru yang tiba2 berkomentar.
 

Manfaatnya Catur Dalam Perkembangan Otak Anak

Dalam banyak riset di mancanegara selama puluhan tahun, selalu terbukti manfaat langsung dari bermain catur bagi anak di dalam sekolah, sebagai bagian dari kurikulum, dan juga di luar sekolah. Antara lain, bermain catur bisa:
 
•    Meningkatkan IQ
•    Memperkuat kemampuan “pemecahan masalah” (problem solving), mengajarkan bagaimana anak bisa mengambil keputusan yang sulit dan abstrak secara mandiri
•    Meningkatkan kemampuan untuk berfokus pada apa yang terjadi di depannya
•    Meningkatkan kemampuan visualisasi (bayangkan apa yang kira-kira akan terjadi sebelum terjadi)
•    Belajar untuk berpikir dulu sebelum bertindak (banyak anak kena masalah dalam kehidupan karena bertindak dulu, dan berpikir sesudahnya)
•    Meningkatkan kemampuan membaca, memperkuat memori, bahasa, dan kemampuan matematika
•    Kembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, dan kemampuan berpikir secara unik (original thinking)
•    Memberikan latihan membuat keputusan yang tepat dan cepat di bawah tekanan waktu, suatu keterampilan yang membantu meningkatkan nilai ujian di sekolah
•    Ajarkan cara berpikir logis dan efisien, belajar untuk memilih pilihan 'terbaik' dari sejumlah pilihan
•    Memberikan tantangan untuk anak-anak berbakat, sekaligus membantu siswa dengan kemampuan terbatas untuk belajar dan berjuang untuk mencapai keunggulan
•    Menunjukkan pentingnya perencanaan yang fleksibel, konsentrasi, dan konsekuensi logis dari suatu keputusan (salah gerak, langsung mati)
•    Membantu anak laki-laki dan perempuan sekaligus, tanpa memandang kemampuan alami mereka atau latar belakang sosio-ekonomi
•    Membuka kesempatan bagi anak perempuan untuk bersaing dengan cara "setara" dengan laki-laki karena gunakan otak daripada badan
•    Meningkatkan sosialisasi antar siswa
•    Kurangi perkelahian antar siswa di luar kelas (satu sekolah di Amerika alami pengurangan keributan antar siswa sebanyak 60% setelah siswa ikut kelas catur)
•    Memberikan hasil positif yang setara dengan usahanya
•    Mengajarkan anak untuk menerima kekalahan dengan lapang dada, dan mulai berjuang lagi dalam game baru

Anak usia 6-7 tahun bisa mulai main catur, dan bisa pahami aturannya. Makin sering bermain, makin kuat kemampuannya. Catur meningkatkan daya konsentrasi dan kesabaran, serta mengembangkan kreativitas, intuisi, memori, kemampuan matematika, kemampuan membaca, dan kemampuan untuk menganalisis dan menyimpulkan dengan cepat, dan meningkatkan nilai ujian secara umum. Anak belajar untuk mengambil keputusan yang sulit dan memecahkan masalah secara fleksibel.

Sebuah studi di Venezuela, yang libatkan ribuan siswa SD menunjukkan peningkatan IQ setelah hanya 4 bulan bermain catur. Hal ini terjadi dalam semua kelompok sosial-ekonomi dan juga untuk laki-laki dan perempuan. Jadi bukan hanya anak kaya, bukan hanya anak cerdas, dan bukan hanya anak laki-laki, tapi SEMUA anak. Karena ada hasil positif dari studi itu, pemerintah Venezuela mulai mengajarkan catur di dalam lima ribu sekolah SD dari tahun 1989.

Dalam catur, setelah setiap pemain gerakkan 1 bidak saja, ada 400 pilihan (gerakan selanjutnya yang mungkin digunakan). Setelah setiap pemain sudah gerak 2 kali, ada 72,084 pilihan. Setelah gerak 3 kali, ada lebih dari 9 juta pilihan. Setelah gerak 4 kali, ada lebih dari 288 milyar pilihan. Setelah sudah gerak 40 kali saja, jumlah pilihan yang ada diperkirakan setara dengan jumlah atom di seluruh alam semesta (kalau disebutkan "sekian triliun triliun triliun triliun triliun" masih kurang). Coba mulai bermain catur dengan anak anda hari ini dan melihat hasilnya sendiri!
Salam,
Gene Netto

[Ada banyak artikel dalam bahasa Inggris yang bisa jelaskan hasil riset yang dibahas di atas.]

The Case for Chess as a Tool to Develop Our Children’s Minds
By Dr Peter Dauvergne, University of Sydney
https://www.chess.com

Compilation Of Chess And Education Research Studies
https://www.chess.com

Mohon Buka Tirai Di Kelas Anak Sekolah!



Saya kunjungi beberapa SD karena teman saya sedang mencari sekolah baru, yang gurunya lebih ramah, karena anaknya trauma di sekolah yg sekarang. Saya ikut karena dia minta pendapat saya ttg setiap tempat yang dikunjungi.

Di sebuah SD, saya dapat kelas yang gelap dan lampu nyala karena tirai ditutup. Di sekolah yang kedua, saya dapat kelas yang gelap dan lampu nyala karena tirai ditutup. Di sekolah yang ketiga, saya dapat kelas yang gelap dan lampu nyala karena tirai ditutup. Saya mulai berpikir, kl saya kunjungi 100 sekolah dasar, berapa persen dari kelas itu akan ditemukan dalam kondisi gelap karena tirai ditutup sepanjang hari?

Saya ingat sebuah sekolah yg dulu dikunjungi, yg punya kelas sangat gelap seperti gua. Saya jadi kaget dan cek jendela. Mereka tidak pakai tirai, tapi pasang PAPAN di atas jendela.

Anak Yang Aktif Bukan Anak Bermasalah



Anak teman saya mengalami masalah di kelas, karena gurunya galak, jewer telinga, sering salahkan dan menegor, dll. Bapaknya anak itu pergi ke sekolah utk bicara dgn guru kelas dan guru bahasa Inggris yang membuat anaknya trauma, sampai ketakutan pergi ke sekolah, benci bahasa Inggris, dan alami mimipi buruk terus. Saya ikut utk dengarkan penjelasan dari sang guru (tapi tidak ikut bicara, hanya dengarkan saja).

Di depan wali murid, guru kelas berikan senyuman manis, dan bilang tidak ada masalah, tetapi anak itu terlalu aktif dan tidak bisa diam. Jadi sbg guru kelas, dia sudah mengajar dengan benar, tapi anak itu “sulit diatur”. Dituntut harus duduk diam, membaca dan menulis dari jam 7 pagi sampai jam 12 siang, dan kalau berdiri, atau bicara dgn teman kelas, berarti dia “anak nakal, dan hiperaktif”.

Anak Indonesia Bukan Robot!



Dalam diskusi antara orang tua dgn 2 guru kelas, yang mau bahas kemajuan anak yang jauh dari optimal, ada frase menarik yang muncul berkali2 dari gurunya: “sesuai target”. Artinya, ada kurikulum, ada target, sekian banyak informasi harus masuk otak anak “sesuai target”. Walaupun usia anak 7-8 tahun, semuanya harus “sesuai target”.

Dan kalau anak tidak bisa menerimanya “sesuai target”? Ohh, tidak ada masalah. Bapak dan ibu tolong kirim anaknya ke les, agar setelah belajar matematika dan bahasa Inggris setiap hari di sekolah, bisa pulang dan les 3 jam lagi untuk belajar matematika dan bahasa inggris...! (Buat apa bersekolah?!)

Semua guru seharusnya menjadi “anggota profesi guru”. Kalau anggota dalam sebuah profesi dituntut melakukan hal yang dinilai tidak baik dan tidak profesional, maka seharusnya “dilawan” dgn cara yang baik dan benar, karena memikirkan hasil yg optimal. Bagaimana kl anggota profesi yang lain disuruh kerja dgn cara yang sama? Apa mereka diam dan terima, dan asal laksanakan, agar “sesuai target” juga?

Siswa SMK di Semarang Tewas Dikeroyok



Seorang siswa SMK di Semarang tewas setelah dilempari batu, jatuh dari motor, dikeroyok, dan dihajar dengan kayu dan batu sampai mati. Kenapa? Mungkin karena ada orang di pinggir jalan yang teriak “begal”. Itu saja.
Ada saksi yang menduga anak itu dikeroyok karena beberapa waktu sebelumnya ada begal yang lewat daerah yg sama. Lalu saat adas rombongan anak muda lewat naik motor, sepertinya ada orang di pinggir jalan yg teriak “Begal” dan anak2 muda itu diserang, lalu satu jatuh dari motor dan dibunuh.
Tapi ini terjadi di luar sekolah, jadi bukan urusan guru. Dan terjadi di luar rumah, jadi bukan urusan orang tua. Dan sebelum dibunuh, bukan kasus kriminal, jadi bukan urusan polisi. Dan tidak ada uang yg bisa dicari dari proyek anak muda, jadi bukan urusan pejabat. Dan bukan anak saya, jadi bukan urusan saya.
Tidak ada masalah kekerasan terhadap anak Indonesia yg perlu kita pikirkan. Betul? Sekarang, tidak perlu menjadi kriminal untuk dibunuh di pinggir jalan. Cukup naik motor saja, lewat di waktu yang “salah”, dan bisa dibunuh oleh masyarakat.... Apa ini sebuah masalah yang perlu kita perhatikan? Kenapa masyarakat Indonesia menjadi sadis seperti ini?
Wassalam,
Gene Netto

Siswa SMK di Semarang Tewas Dikeroyok, Keluarga Shock dan Tak Tahu Motifnya

Siswa SMK yang Tewas Dikeroyok secara Brutal Diduga karena Diteriaki "Begal"

Siswa SD Dikeroyok, Alami Kerusakan Saraf Bagian Belakang dan Lumpuh





Kasus serius. Anak usia 7 tahun, kelas 1 SD, dikeroyok oleh 5 teman sekolah. Menjadi lumpuh. Sepertinya terjadi di sekolah. Kepala sekolah panggil orang tua dari 5 pelaku, dan diselesaikan “secara damai” dgn janji berikan biaya pengobatan. Ternyata tidak.
Kasus2 kekerasan dan kekerasan seks terhadap anak seharusnya segera dilaporkan ke polisi. Harus ada dokumentasi. Harus ada  visum dokter pas kejadian. Harus ada info dari saksi yang akurat. Kl menunggu beberapa bulan, dan akhirnya menjadi kesal karena tidak dapat bantuan yang dijanjikan, maka anak bisa lupa fakta2nya atau ceritanya bisa berubah banyak.
Berapa banyak anak menjadi korban kekerasan, dan keluarga (karena tidak paham, dan tidak mau ribet, atau takut malu) pilih jalan “damai”? Dan hasilnya adalah malah merugikan anaknya, karena banyak orang tidak menempati janjinya.
-Gene
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...