Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

01 October, 2018

Di Luar Ada Helikopter Kargo, Di Indonesia Ada Pejabat Yang Korupsi

Di manca negara, ada banyak tipe helikopter yang disebut “helikopter kargo” yang dibuat secara khusus untuk mengangkat barang2 berat. Biasanya digunakan oleh militer, tapi juga dipakai pasca bencana utk mengantar barang2 seperti sembako, rumah sakit lapangan, dan peralatan berat. Jadi di sana tidak ada pemimpin yang mengeluh karena alat2 berat seperti bulldozer dan backhoe belum bisa mencapai wilayah bencana utk selamatkan korban. Bulldozer bisa langsung diangkat saja dan dibawa ke sana oleh militer.
Sayangnya di Indonesia tidak ada helikopter seperti itu. Jadi presiden hanya bisa menyuruh rakyat bersabar saja. Dan para pejabat dan pemimpin elit yang punya isi rekening ratusan milyar sampai triliunan rupiah (jangan tanya dari mana) ikut menyuruh rakyat bersabar.
Bersabar ya rakyat! Yang penting deposito orang elit masih selamat, dan tetap berdiri secara kokoh, tidak runtuh seperti rumah warga. Alhamdulillah. Mari kita bersyukur atas keselamatan deposito orang elit!  Bersabar ya rakyat!
-Gene Netto

Strength Training Exercise for US Helicopter - CH-53 External Lift With Heavy Vehicles



The Biggest US Helicopter Show its Muscles: CH-53E Super Stallion Lifting 14 tons APC !

18 September, 2018

Foto Pekerja Anak Di Amerika 100 Tahun Yang Lalu

Seratus tahun yang lalu di Amerika, dan banyak negara “maju” yang lain, tidak ada aturan apapun ttg pekerja anak. Belum ada kewajiban belajar 12 tahun, yang dibiayai oleh negara. Jadi anak kecil dari keluarga miskin terpaksa kerja. Mulai usia 6-8 tahun, banyak anak sudah kerja fulltime, 7 hari per minggu, tidak ada libur, jaminan kesehatan, gaji yang tinggi, atau jaminan apapun yg lain. Kalau alami kecelakaan di pabrik, jari tangan terpotong, dipecat saja, dan diganti oleh anak yang baru.
Banyak sekali perusahaan menjadi maju, dan pemiliknya jadi sangat kaya, disebabkan pekerja anak ini. Mereka terima kondisi kerja apa saja, demi uang saku yang kecil, untuk makan satu hari lagi. Untungnya, ada ribuan foto dari zaman itu, dari investigasi pemerintah dan lembaga, yang ingin pahami kehidupan pekerja anak itu. Ini beberapa contoh saja.
Sistem pendidikan di manca negara memang ada banyak masalah yang perlu diperbaiki, termasuk di Indonesia. Tapi wajib belajar 12 tahun, walaupun ada kekurangannya, jauh lebih baik daripada kondisi hidup seperti ini bagi anak yang paling miskin.
-Gene Netto

These 40+ Photos Show How Children Were Exploited For Profit In The 1900s

17 September, 2018

Siswa SD Sisihkan Uang Jajan untuk Guru Berhonor Kecil?


Kondisi ini sudah tidak boleh kita abaikan terus. Parah benar! Coba bayangkan kalau hal yang setara terjadi di ranah yang lain:
- TNI di perbatasan dibantu oleh anak SD. Dibagikan uang jajan agar prajurit TNI bisa beli peluru.
- Polisi dibantu oleh anak SD. Dibagikan uang jajan agar Polisi bisa beli seragam, pistol dan borgol.
- Paspampres dibantu oleh anak SD. Dibagikan uang jajan agar anggota Paspampres bisa menginap di hotel saat temani presiden di luar negeri.
- Atlet Asian Games dibantu oleh anak SD. Dibagikan uang jajan agar para atlet yang wakili negara bisa beli peralatan olahraga.
- Dubes Indonesia di Eropa dibantu oleh anak SD. Dibagikan uang jajan agar para dubes bisa beli baju batik saat hadiri acara internasional atas nama Indonesia.

Apakah MUNGKIN hal-hal seperti itu dibiarkan terjadi? TIDAK MUNGKIN!! Negara mana yang bisa tahan kalau kemajuan negaranya harus dibeli dengan uang saku anak kecil? Padahal, di saat yang sama, para pejabat dan pemimpin terlihat kaya raya, di dalam salah satu negara paling makmur di dunia (dari sisi kekayaan alam). Kenapa guru honorer tidak bisa dibantu oleh pemerintah, dan harus mengemis kepada siswanya sendiri? Jawabannya sederhana: Para pemimpin tidak pernah peduli pada kemajuan dunia pendidikan. Semua yang lain dijadikan prioritas di atas kondisi hidup dan kondisi kerja bagi 3 juta guru yang mengabdi terhadap kemajuan negara LEBIH dari para pejabat (yang berkuasa terhadapnya). Seorang guru bisa mengabdi 30-40 tahun. Seorang pejabat mungkin cuma 5 tahun saja, atau sampai dipenjarakan KPK. Kenapa bukan GURU dan sistem pendidikan yang menjadi prioritas?

Saran saya: Dalam pemilu dan pileg yang akan datang, 3 juta guru dan keluarganya dan temannya dan rakyat yang peduli pada kemajuan negara harus BERSATU. Dan kita semua menyatakan, kepada semua calon, “Kalau pendidikan bukan prioritas anda, kita akan memilih orang lain!” Dan biarkan para calon saling bersaing untuk dapatkan suara rakyat dengan program pendidikan terbaik. Tuntutan nomor satu: Semua guru honorer harus menjadi PNS sekarang juga!

Siap bersatu? Atau mau biarkan Indonesia rusak terus utk 70 tahun lagi?
-Gene Netto

Siswa SD Sisihkan Uang Jajan untuk Guru Berhonor Kecil, Kita Bisa Belajar Apa?
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...