Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

28 January, 2019

Dasar Hukum Kemerdekaan Berpendapat di Muka Umum

Sebagai negara demokrasi, Indonesia telah menjamin kemerdekaan mengemukakan pendapat di muka umum melalui berbagai peraturan perundang-undangan.
Sebagai negara demokrasi, Indonesia telah menjamin kemerdekaan mengemukakan pendapat di muka umum melalui berbagai peraturan perundang-undangan.

Pasal 28 menyatakan: kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.

Pasal 28 E ayat (2): setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.

Pasal 28 E ayat (3): setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.

Pasal 28 F: setiap orang berhak berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

[Baca selengkapnya]:
http://www.gresnews.com

Hati-Hati Kalau Berani Punya Pendapat!

Makin berbahaya untuk memiliki pendapat di negara ini. Mungkin kalau mau aman, harus hapus Facebook, Twitter, WA group, tidak pernah menulis online, tidak pernah direkam orang lain, tidak menulis artikel atau buku, dan jarang keluar dari rumah. Baru bisa aman dari ancaman UU ITE, pasal penghinaan agama, ujaran kebencian, pencemaran nama baik, dan pasal2 lain.

Kasihan anak Indonesia. Daripada diajarkan ttg manfaatnya kebebasan bicara, dan dididik untuk berbeda pendapat secara dewasa, dan berlapang dada kalau ada yang menghinakan kita, malah diajarkan untuk selalu takut berpendapat. Siapa tahu besok ada orang yang merasa "tersinggung" dari satu komentar kita. Berbahaya kalau memberikan pendapat secara jujur.

Rakyat diharapkan selalu takut terhadap pemerintah, daripada dididik untuk berdebat secara terbuka! Kalau boleh berdebat secara bebas, kita bisa dengar semua argumen, yang baik dan buruk, walaupun sebagian orang bisa tersinggung. Tapi dengan ancaman dari UU itu, kita tidak bisa tahu isi hati orang lain. Dikira teman, ternyata musuh. Dikira orang baik, ternyata orang jahat. Yang penting senyum di depan mata, berikan kata2 manis, dan pura2 baik hati. Pendidikan seperti ini tidak akan membawa kemajuan bagi bangsa Indonesia. Yang diciptakan hanya “kerukunan palsu”, yang bisa ambruk kapan saja, karena fondasinya kerukunan itu hanya sebuah fatamorgana!
-Gene Netto

Ahmad Dhani Divonis 1,5 Tahun Penjara
https://news.detik.com

Sebut 'Pendukung Jokowi Munafik', Pemuda di Mataram Ditangkap

Begitu gampang ditangkap polisi di negara ini. Cukup satu kalimat saja. Takut orang lain jadi tersinggung, pelaku harus ditangkap dan dipenjarakan. Kenapa “penyelamatan dari rasa sakit hati” menjadi tugas penting bagi polisi? Apa para pembunuh, pemerkosa dan perampok bisa tenang karena polisi sibuk tangkap orang yang menyebarkan rasa sakit hati?
Kalau semua pelaku seperti itu benar-benar ditangkap, pemerintah akan perlu bangun ribuan penjara baru untuk menampung puluhan juta warga, yang secara rutin mengucapkan pendapat yang membuat orang lain tersinggung.
Negara ini tidak akan berkembang dengan baik sampai ada kebebasan bicara. Masa disebabkan satu kalimat yang merupakan pendapat pribadi, seseorang harus masuk penjara? Kasihan anak Indonesia yang harus hidup dalam keadaan takut ditangkap kapan saja, hanya karena menyampaikan pendapatnya yang tidak disenangi orang lain. -Gene Netto

Sebut 'Pendukung Jokowi Munafik', Pemuda di Mataram Ditangkap
Senin 21 Januari 2019, Tim detikcom - detikNews
Mataram - Polisi menangkap pemuda berinisial IS (20) di Mataram, NTB, karena memposting hate speech di media sosial. IS menyebut pendukung Jokowi ialah munafik di akun Facebooknya. Akibat perbuatannya, tersangka IS dijerat dengan sangkaan Pasal 28 Ayat 2 juncto Pasal 45A Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang ITE. Dalam aturan tersebut, tersangka terancam pidana paling lama 6 tahun dan denda paling banyak Rp 1 miliar.
https://news.detik.com

26 January, 2019

Atik, Guru Honorer yang Pertaruhkan Nyawa untuk Mengajar


Seorang guru honorer. Gaji 250 ribu per bulan. Sudah mengajar 15 tahun, dan tetap berstatus guru honorer. Sejak jembatan putus, dia harus menyeberangi sungai setiap hari, yang sangat bahaya di musim hujan. Ketika melihat berita seperti ini, saya memikirkan orang di kalangan elit, yang berdiri di atas panggung dan bicara tentang “pengabdian”, di saat rekening bank mereka berisi ratusan miliar rupiah.

Saya memikirkan para gubenur, bupati, anggota DPRD, dll. yang punya miliaran rupiah, yang banyak di antaranya ditangkap KPK. Mereka tidak datang, tidak bertindak, dan tidak peduli. Rakyat kecil disuruh mengabdi untuk kemajuan bangsa. Mengajar anak Indonesia, walaupun tidak dipedulikan pemerintah sendiri. Dan orang di kalangan elit bisa tenang terus di hotel bintang lima, sambil membahas proyek terbaru yang akan menambahkan kekayaan mereka.

Semua yang dibutuhkan untuk atasi kondisi ini sudah ada. Prajurit TNI yang ahli bangun jembatan darurat ada. Insinyur yang bisa desain jembatan kokoh ada. Uang utk gaji guru ada. Mau jembatan darurat dulu, atau yang permanen, BISA dibangun. Yang kurang cuma satu: kepedulian di kalangan elit. Semoga suatu hari anak Indonesia bisa dapat pemerintah dan pemda yang peduli pada rakyat dan masa depan bangsa, daripada sibuk memikirkan proyek yang memperkaya orang elit.
-Gene Netto

Atik, Guru Honorer yang Pertaruhkan Nyawa Demi Beri Ilmu ke Murid-muridnya, Jatuh Sudah Biasa
https://video.tribunnews.com

Diperkosa dan Dibunuh? Biasa Saja! Welcome to Indonesia!

Diperkosa. Dibunuh. Mayatnya diperkosa lagi. Lalu mayatnya dibakar. Pelakunya 5 orang, dan 2 dari pelakunya berusia 16 tahun…. Welcome to Indonesia. Mau katakan apa? Mau tanya tentang orang tuanya? Atau guru sekolahnya? Atau agamanya? Atau budayanya? Atau kesejahteraan sosial? Mau coba jelaskan kenapa anak berusia 16 tahun tidak punya empati terhadap manusia lain? Begitu mudah memperkosa dan membunuh? Mau katakan apa?
Berapa kali berita seperti ini terulang terus, tanpa ada introspeksi nasional? Jangankan introspeksi. Kasus-kasus seperti biasanya tidak dibahas oleh para pemimpin negara, apalagi pemimpin agama. Dibiarkan berlalu saja, sampai besok ada korban satu lagi. Bukan anak saya, jadi bukan urusan saya! Anak siapa yang perlu diperkosa dan dibunuh sebelum seluruh rakyat Indonesia mau bersatu untuk memberantas kekerasan terhadap perempuan di negara ini?
-Gene Netto

Wanita Diperkosa lalu Dibunuh, Sebelum Dibakar Jenazahnya Diperkosa Lagi
Rabu, 23 Januari 2019 18:49
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Seorang wanita bernama Ina Antimurti (20) ditemukan tewas dibakar di atas kasur spring bed. Sebelum tewas dibakar, korban ternyata diperkosa oleh para pelaku. Tak hanya itu, jenazah Ina juga sempat diperkosa oleh salah satu tersangka ketika korban dalam kondisi meninggal.

Empat pelaku pembunuhan Ina Antimurti, yang ditemukan tewas dengan kondisi dibakar akhirnya ditangkap Polres Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Empat pelaku yang ditangkap tersebut, mempunyai peran masing-masing. Sementara satu pelaku masih buron. Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Zulkarnain Adinegara mengatakan, keempat pelaku ditangkap Selasa (22/1/2019). Keempat pelaku tersebut yakni, Feri (30), Abdul Malik (22), DP (16), dan FB (16), yang semuanya tercatat sebagai warga Muara Enim.
http://lampung.tribunnews.com

22 January, 2019

34 Bocah di Bandung Dicabuli Guru Les Privat

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Polisi menangkap seorang pria yang mencabuli puluhan bocah di Bandung. Adapun pelaku diketahui berinisial DRP (48) seorang guru les privat yang tega mencabuli 34 muridnya. Hal tersebut diketahui orang tua salah satu korban saat melihat isi ponsel anaknya, yang ternyata terdapat sejumlah video tak senonoh. Setelah meminta keterangan dari sejumlah saksi, akhirnya polisi menangkap DRP.

Dari keterangan tersangka, dirinya merupakan guru les panggilan yang biasa diminta sejumlah orang tua untuk mengajar sejumlah mata pelajaran bagi SD, SMP dan SMA.
Selain datang ke rumah siswanya, DRP juga kadang mengajar di kediamannya di Kawasan Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung. Di rumah DRP inilah tindakan asusila itu dilakukan pelaku.

Saat siswanya berkumpul, pelaku dengan sengaja memutar video tidak senonoh di laptopnya. Untuk kemudian mencabuli korbannya dan merekam sendiri aksinya tersebut. "Seluruh korban adalah lelaki, korban diiming-imingi uang oleh pelaku, minimal Rp 20.000," kata Kombes Irman di Mapolrestabes Bandung. "Sudah dilakukan selama dua tahun terakhir. Seluruh korban 34 orang," tuturnya. "Kita masih dalami terus kasus ini. Termasuk kemungkinan ada korban lainnya," ujarnya.

Rata-rata mereka pelajar SD dan SMP. Antara lain ada siswa SD: CB, MR, DE, MSA, MA, FP, MZ, SRA, SK, SO, SL, FA, CHM, JTH, TN, CSN, GH dan FAL. Kemudian korban siswa SMP: CMY, RF, SRS, N, MA, SN, Y, WMG, AR, DRI, DM, AFR, FH, AGF, AC. "Tersangka pun pernah melakukan masturbasi dengan alat vital tersangka disatukan dengan alat vital korban. DRP juga pernah menyodomi enam korban. Setelah melakukan perbuatan cabul itu, para korban diberi uang oleh tersangka DRP," ujar Irman.
http://www.tribunnews.com

34 Murid Laki-laki di Bandung Dicabuli Guru Les Privat
https://jatim.sindonews.com

21 January, 2019

Bayi Yang Tidak Diinginkan Bisa Dibuang Ke Mana?

Mungkin di setiap puskesmas perlu dibuat loket pembuangan bayi. Soalnya, setiap minggu ada berita ttg anak perempuan yang masih pelajar, yang membuang bayinya, disebabkan hamil di luar nikah. Kadang bayi itu juga dibunuh dulu, tapi ada yang hanya dibuang saja, tanpa dipedulikan hidup atau mati. Kalau ada tempat pembuangan bayi yang jelas, mungkin jumlah bayi yang dibunuh atau dibuang ke semak-semak bisa berkurang.

Masuk puskesmas, ambil nomor antrian, lalu menunggu sampai dipanggil: “Yang mau buang bayinya setelah hamil di luar nikah, silahkan maju ke loket 3. Kalau bayinya sudah dibunuh, dan mau buang jenazahnya, silahkan ke loket 6.” Hal buruk ini terjadi setiap minggu, tapi sepertinya tidak ada reaksi apapun dari pemerintah untuk mencegahnya atau mengatasinya.

Anehnya, tidak pernah ada berita bahwa anak laki-laki dalam kasus2 itu kena hukuman. Pacarnya jadi hamil disebabkan ada seorang anak laki-laki yang berbuat salah. Jadi seharusnya ada suatu hukuman. Malah bebas. Dan hanya si perempuan yang dibiarkan menderita.
-Gene Netto

Pelaku Pembuang Bayi dalam Tas Kresek Ternyata Seorang Pelajar Perempuan
Minggu, 20 Januari 2019 TRIBUNNEWS.COM, SINGARAJA - Tidak butuh waktu lama bagi aparat kepolisian sektor Celukan Bawang untuk menangkap pelaku pembuang bayi perempuan di kawasan Jalan Intan RT 03, Banjar Dinas Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Buleleng. Pelaku diketahui berinisial WAM (17), dan berstatus sebagai pelajar SMK.
http://www.tribunnews.com

Ornamen Mirip Salib di Solo Dicat untuk Redam Isu Salibisasi

Ketika melihat ornamen jalan ini, saya langsung ingat bentuk Masjid Raya DKI. Katanya hiasan jalan ini tidak mirip salib, dan tidak diniatkan mirip salib. Begitu juga, katanya, Masjid Raya tidak mirip salib, dan tidak diniatkan mirip salib. Tapi kalau dibandingkan, keduanya punya bentuk silang di atas, dan bagian panjang di bawah, yang turun dengan bentuk berbiku-biku. Sama-sama tidak mirip salib. Katanya. Kebetulan saja. Katanya....
-Gene Netto

Akhirnya Ornamen Mirip Salib di Titik Nol Kilometer Solo Dicat untuk Redam Isu Salibisasi
Sabtu, 19 Januari 2019 TRIBUN-MEDAN.COM - Pemerintah Kota Surakarta akhirnya melakukan pengecatan oranemen koridor di titik nol kilometer yang berada tepat di depan Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (18/1/2019).
Hal itu menyusul anggapan adanya simbol salib di ruas jalan tersebut.
"Oleh perencana, meskipun belum ada keputusan resmi, untuk sementara simbol yang dianggap seperti salib itu dihilangkan dengan cara dicat," kata Wakil Wali Kota Surakarta Achmad Purnomo usai menemui para pendemo tolak salibisasi Kota Solo di lokasi tersebut.
http://medan.tribunnews.com

07 January, 2019

Cina Membuat UU: Islam Harus “Cocok” Dengan Komunisme

Pemerintah Cina sudah penjarakan sekitar 1 juta Muslim dari suku Uighur. Mereka "dididik kembali" agar bisa taat dengan komunisme dan gaya hidup yang diwajibkan oleh pemerintah Cina. Masjid dihancurkan, sekolah bahasa Arab ditutup, dan anak Muslim dilarang belajar atau ikuti berbagai bentuk ibadah. Tapi dunia diam. Mereka hanya orang Muslim, bukan orang Kristen atau Yahudi.
Bayangkan kl sebuah pemerintah penjarakan 1 juta orang Yahudi dan paksakan mereka untuk tinggalkan dan mengubah ibadahnya. Seluruh dunia akan siap berperang. Sayangnya, kl Muslim menjadi korban, dunia diam, dan tetap setia berdagang dengan pemerintah Cina... Termasuk Indonesia.
-Gene Netto

Video: China passes law to make Islam 'compatible with socialism' | Al Jazeera English
https://www.youtube.com

Ganti Dari Rokok Ke Vaping - Lebih Sehat, Dan Bisa Berhenti Rokok

Kalau ada teman yang kecanduan rokok dan mau berhenti, ajak dia ganti ke Vaping dulu. Bedanya vape dan rokok ditunjukkan dalam video ini. Rokok penuh dgn zat beracun yang adiktif, dan vape masih kurang baik, tapi jauh lebih baik daripada rokok. Sebuah penelitian baru di inggris juga membuktikan 80% dari orang yang merokok, lalu pindah ke vaping, berhasil berhenti merokok secara total (artinya berhenti vaping juga) dalam 6 bulan saja.

Video: Smoking vs. vaping - Watch lab test results
https://www.bbc.com

23 December, 2018

Belasan Anak Jadi Korban Sodomi, Satu Anak Ketagihan

Ini kalimat yang paling menyedihkan: “Korban MA (9 tahun) merasa ketagihan [disodomi] dan mencari-cari pelaku...”

Mau katakan apa? Anak kecil tidak AMAN dengan tetangga sendiri. Bahkan ketika tetangga itu punya isteri dan tiga anak. Masih mau mencari anak kecil utk disodomi. Berita seperti ini muncul terus. Semua orang tuanya merasa anak mereka “pasti aman” dengan seorang pria yang tetangganya. Seorang suami. Seorang bapak, yang punya tiga anak kecil sendiri. Ternyata… semua orang tua itu salah besar. Asumsi mereka salah. Seorang tetangga yang suami dan bapak masih bisa menjadi pelaku sodomi (atau pemerkosaan) terhadap anak tetangga. Para korban adalah: H, (12); MA, (9); UH, (12); SB, (6); KAP, (10); KS, (12); AP, (11); MRR, (10); MA, (13); ATB, (11) dan LA, (11). Bahkan korban MA merasa ketagihan dan mencari-cari pelaku.

Anak anda tidak aman! Baik dari saudara sendiri, dari tetangga, dari guru sekolah, dari guru ngaji, ketika berada di sekolah, di jalan, di rumah tetangga, atau pada saat tidur di rumah sendiri. Anak anda tidak aman. Tapi selama bukannya anak orang elit yang diperkosa, disodomi dan dibunuh, krisis kekerasan terhadap anak di negara ini ibaratnya tsunami yang tersembunyi. Kerusakannya dahsyat, tapi tidak terlihat dan tidak terasa oleh sebagian besar orang. Sampai suatu hari, tiba2 anak mereka menjadi korban juga. Baru mereka sadar. Jaga anak anda dengan sebaik mungkin, dan jangan berasumsi orang lain “pasti” akan berbuat baik terhadap mereka.
-Gene Netto

Pelaku Pencabulan Belasan Anak di Paluta Ditangkap, Pelaku Dihadiahi Timas Panas (Padang Lawas Utara, Sumatera Utara)
https://edisimedan.com

Bocah SD Diduga Sodomi 6 Teman Sekolahnya

Anak usia 10 tahun, kelas 4 SD, melakukan sodomi terhadap 6 adik sekolahnya, yang berusia 5-9 tahun. Polisi masih mencari info apa ada lebih banyak korban, karena banyak orang tua masih belum mau lapor ke polisi katanya. Yang paling miris adalah pelaku adalah KORBAN sodomi, dalam sebuah kasus yang masih disidangkan dan belum selesai. Jadi sebagai korban sodomi dulu, dia menjadi trauma, nakal, merokok, main ke warnet sendiri, kecanduan nonton film porno, dan sekarang sudah menjadi PELAKU sodomi terhadap minimal 6 anak laki-laki yang lebih kecil. (Jadi ada risiko mereka juga menjadi pelaku nanti).
Makin banyak anak menjadi korban sodomi di seluruh negara, tapi tidak ada bantuan atau terapi jangka panjang bagi mereka dari pemerintah. Menunggu mereka menjadi pelaku terhadap anak lain, baru dipikirkan lagi. Kasihan anak Indonesia, dibiarkan hidup seperti ini. Menunggu saatnya menjadi korban, dan kepedulian orang dewasa minimal sekali terhadap semua anak bangsa. Jangan bertanya apa para pejabat mau pedulikan mereka. Yang dipedulikan pejabat adalah rekening bank dan kekuasaan partainya. Bukan masa depan yang sejahtera bagi anak Indonesia.
-Gene Netto

Sodomi 6 Temannya, Bocah 10 Tahun di Tasikmalaya Dilaporkan ke Polisi
Asep Juhariyono · Kamis, 15 Maret 2018 - TASIKMALAYA, iNews.id – Bocah berusia 10 tahun dan duduk di kelas 4 SD, di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar), diduga melakukan sodomi kepada enam temannya yang masih berusia 6 hingga 9 tahun. Kasus ini kini ditangani oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya dan telah dilaporkan ke Polres Tasikmalaya.
http://www.inews.id

Bocah SD Dilaporkan ke Polisi karena Diduga Sodomi 6 Teman Sekolahnya
Ridho Insan Putra, 15 Mar 2018, Liputan6.com, Tasikmalaya - Seorang anak berusia 10 tahun dilaporkan ke Polres Tasikmalaya, Jawa Barat karena diduga menyodomi enam orang teman sekelasnya. Anak yang dilaporkan ini adalah korban sodomi yang kasusnya sedang disidangkan di Pengadilan Negeri Tasikmalaya.
http://news.liputan6.com

Apa Hebatnya Jokowi Bernyanyi dan Nonton Bareng bersama 300 Anak di Istana?

Assalamu’alaikum wr.wb., Mungkin banyak orang (terutama pendukung presiden) merasa senang melihat kegiatan seperti ini. Seorang presiden negara yang sibuk, menerima ratusan anak di istana, dan menghibur mereka dengan nonton film bersama. Patut dipuji? Pemikiran saya berbeda. Ketika melihat berita ini, saya ingat pada anak2 yang lain:

Saya ingat pada anak yatim yang tunarungu yang sudah setahun masuk SLB tetapi belum diajarkan bahasa isyarat, karena (kata kepsek) tidak ada guru yang bisa ajarkan.

Saya ingat pada anak yatim piatu yang lumpuh sejak usia 3 tahun, tidak pernah sekolah, dan hanya bisa ngesot di dalam rumah pamannya. Hidup dalam kemiskinan dan tidak pernah dapat bantuan. (Dan sekarang sudah wafat di usia 15 tahun).

Saya ingat pada anak yatim yang alami Cerebral Palsy, dan seluruh tubuhnya lumpuh, tidak bisa bicara, dan hanya berbaring di lantai sepanjang hari. Di negara asing, anak spt itu bisa bersekolah, bisa menulis dan bicara pakai alat spt halnya Prof. Stephen Hawking.

Dan ada banyak contoh yang lain. Saya juga ingat pada pengakuan seorang kenalan, yang keluar dari kementerian sosial karena tidak tahan melihat korupsi massal yang terjadi di semua tingkat. Uang rakyat dicuri terus oleh PNS dan pejabat utk kepentingan pribadi dan partai. Dan kenalan di kementerian pendidikan dan di kementerian agama juga mengatakan hal serupa. Mereka mengaku bahwa banyak orang sibuk “mencari proyek” (apa saja) agar dananya bisa dibagi-bagikan.

Tetapi bapak presiden punya waktu bermain dan nonton film dengan anak di istana! Menurut saya, tidak ada prestasi apapun presiden melakukan itu, seakan-akan tugas penting yang lain sudah selesai, dan sekarang adalah waktunya istirahat. Ada jutaan anak yang lebih layak dapat perhatian khusus dari para pemimpin bangsa. Tapi kebutuhan anak itu diabaikan, karena kebanyakan pemimpin sibuk mencuri uang rakyat dan mencari pencitraan bagi diri dan partai, daripada menolong anak yang paling membutuhkannya.

Semoga suatu hari, Indonesia akan mendapatkan ratusan ribu pemimpin Muslim yang bersih, jujur, adil, bijaksana dan profesional, sehingga tidak ada lagi anak yatim atau anak berkebutuhan khusus yang dibiarkan menderita bertahun-tahun, di saat para pejabat sibuk nonton film di kantornya.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
-Gene Netto

Saat Jokowi Bernyanyi dan Nonton Bareng bersama 300 Anak di Istana...
https://nasional.kompas.com

Waspada! Banyak Agen CIA Di Indonesia!

[Komentar]: Ada yg bilang Gene ini sebenarnya agen rahasia CIA yang hendak mengadu domba umat di negara ini. Waspadalah...

[Gene]: Saya sudah dikatakan begitu terus selama 20 tahun. Cukup jadi muallaf di Indonesia, berasal dari negara asing, dan simsalabim, umat Islam disuruh waspada, jangan percaya, jangan2 dia CIA, jangan2 dia pura2 jadi muallaf, jangan2 dia punya rencana merusak NKRI. Waspada!

Kemarin ada kenalan orang Amerika, masuk Islam, dan menjalankan shalat 5 waktu. Dia ingin menikah dengan seorang wanita Indonesia, tapi sebelumnya memang tertarik pada Islam. Katanya, dia merasa ketemu “yang dicari seumur hidup” ketika saya menjelaskan kepadanya ajaran dasar Islam, Al Qur’an, dan keindahan akhlak Rasulullah SAW. Lalu, oleh keluarga calon isteri dikatakan apa? "Jangan2 dia agen CIA yang mau merusak Pemilu 2019!"

Mohon maaf, tapi begitu dangkal dan tidak logis pemikiran banyak orang Muslim di sini:
Orang bule = agen CIA. Orang bule baik hati = agen CIA. Orang bule yg tinggal di Indonesia = agen CIA. Orang bule yg jadi muallaf = agen CIA. Orang bule yg menikah dgn wanita Indonesia = agen CIA. Orang bule yg berpikir kritis = agen CIA. Orang bule yg mengritik umat Islam = agen CIA.

Kapan umat Islam akan mulai berpikir dgn akal sehat yang Allah kasih, dan bisa percaya terhadap kekuatan Allah? Kalau seandainya semua orang asing di sini benar2 agen CIA, Indonesia sudah hancur dari dulu, menjadi 20 negara terpisah. Bukan sekarang, tapi dulu, ketika CIA sulit dipantau. Zaman ini, sangat sulit menjaga rahasia. Kemarin, CIA keluarkan laporan ttg pembunuhan Khashoggi. Dalam hitungan JAM, isi laporan sudah dibocorkan ke media dan kepala CIA jadi marah.

Bagaimana mungkin seorang agen CIA bisa tinggal di kost di Pancoran, tidak punya mobil, tidak punya uang, sudah habiskan seluruh gaji utk menolong anak yatim dan dhuafa di Indonesia, tetapi sekaligus punya rencana “merusak 200 juta Muslim” di Indonesia? Mimimal saya harus punya dana operasional dari CIA! Apakah anda punya akal sehat? Anehnya, di dalam Al Quran, Allah selalu suruh kita berpikir. Kenapa
anda tidak mau taat pada Allah, dan mulai berpikir?
Gene Netto

Kenapa “Surat Pernyataan Tidak Menuntut” Jadi Prioritas di Tengah Musibah?

Seorang anak SD ikut kegiatan sekolah ke kolam renang, bersama guru kelas dan teman2, lalu tenggelam. Sebuah musibah. Mungkin ada kelalaian, mungkin tidak. Tapi yang paling mengherankan adalah komentar ini:

** Meski syok, keluarga korban menyatakan tak akan menuntut pihak Kolam Renang Taman Wisata Pasir Putih ataupun SDN 2 Pondok Terong, dan sudah membuat surat pernyataan untuk tidak menununtut. **

Ini LUAR BIASA!! Bayangkan hal serupa dalam ranah berbeda: Lion Air jatuh ke laut, 180 nyawa hilang, lalu keluarga para korban langsung dibujuk untuk tandatangani surat pernyataan tidak akan menuntut Lion Air atau Boeing atau Dinas Perhubungan! Mana mungkin!? Kenapa orang tua seorang anak SD bisa dibujuk membuat surat pernyataan sebagai prioritas?? Siapa yang tega melakukan itu? Kalau pemerintah PEDULI pada rakyat, akan terjadi INVESTIGASI lengkap untuk memastikan apa ada kelalaian, agar tidak terulang dan menjadi pelajaran. Tapi malah dianggap “beres” begitu saja. Yang penting surat pernyataan. Begitu tidak berharga nyawanya seorang anak Indonesia.

Semoga suatu hari rakyat Indonesia akan bangkit, bersatu, dan menjadi sadar bahwa kondisi seperti ini tidak “normal”, dan harus ada penyelidikan. Tapi pemerintah bisa cuek saja karena rakyat juga cuek. Dan besok seorang anak yg lain akan mati dengan sia-sia juga karena kasus yang dulu tidak menjadi pelajaran utk masa depan. Kapan perlindungan bagi anak Indonesia akan menjadi prioritas tinggi?
-Gene Netto

Lompat dari Gua Buatan, Pelajar Kelas 1 SD di Depok Tewas Tenggelam di Kolam Renang
http://jakarta.tribunnews.com

Kenapa Nyawa Anak Indonesia Tidak Berharga?

Saya sering merasa sedih ketika melihat komentar di Facebook Page saya, karena menurut saya, komentar2 itu adalah cermin dari kondisi nyata rakyat di seluruh negara. Ketika saya post apa saja ttg Jokowi atau Prabowo, dalam hitungan jam ada 100-200 komentar. Dan tadi saya bertanya secara santai ttg snak apa yang enak dimakan sambil ketik, lalu ada 40 komentar dalam sekejap.

Tetapi ketika saya berusaha mengangkat sebuah topik serius, contohnya tadi, tentang seorang anak yang tenggelam, lalu orang tua dibujuk membuat surat pernyataan tidak akan menuntut, maka terlihat dalam bbrp jam hanya dua orang yang ingin berkomentar.

Kejadian serupa di Australia, Inggris, atau negara maju yg lain bisa menjadi salah satu berita paling besar dalam satu minggu! Diskusi di tivi, radio, internet dll. akan penuh dengan rakyat yang marah. Ada contoh nyata kemarin di Inggris. Seorang anak makan roti yang mengandung biji wijen, lalu wafat karena alergi. Tidak ada info di bungkusan ttg biji wijen. Pemerintah langsung bergerak. Dibuka pemeriksaan resmi, polisi menyita dokumen, PT itu diperiksa, dan bos dipanggil hakim utk berikan kesaksian. Orang tua tidak kerjakan apapun. Semuanya ditangani pemerintah, disebabkan kematian SATU anak saja, dan menjadi berita terus selama beberapa minggu. Rakyat peduli dan berkomentar, dan pemerintah bertindak untuk melindungi rakyat.

Beda sekali dengan Indonesia. Bukan karena “tidak bisa”, tapi karena tidak ada yang PEDULI. Kematian seorang anak Indonesia, selama bukan anak kita sendiri, bukan sebuah perkara penting. Tidak ada tanda kemarahan dari rakyat, bahkan komentar basi-basa saja juga tidak ada. Ini yang diberikan oleh 200 juta Muslim yang menyatakan diri “bersaudara”. Tapi komentar ttg “Jokowi belanja di pasar” dll. tidak ada hentinya!

Semoga para pejuang kemerdekaan di kuburan tidak menyadari kondisi negara ini, karena ternyata cucu-cucu mereka tidak punya nilai tinggi! Ketika anak bangsa mati, rakyat tenang-tenang saja. Kalau dulu rakyat punya sikap begini, tidak akan terjadi kemerdekaan! Prajurit Belanda boleh bunuh anak Indonesia secara bebas, karena tidak ada yg peduli… Semoga anak anda bukan korban yang berikutnya, karena rakyat dan pemerintah juga tidak akan peduli pada anak anda!
-Gene Netto

Father Of Girl Who Died Of Allergy On Plane Blames Pret A Manger
https://www.theguardian.com

Kenapa Saya Harus Ikut?

Kemarin saya baru lihat satu video dari ahli psikologi ini, Derren Brown. Dia membuat acara eksperimen psikologis untuk menunjukkan berbagai sifat manusia. Tujuannya adalah untuk memberikan kesadaran kepada semua orang, agar kita lebih pahami diri sendiri, dan waspada ttg kenapa kita melakukan suatu tindakan.

Dalam eksperimen ini, ada 3 aktor yang berdiri atau duduk setiap kali bel berbunyi. Lalu, seorang sukarelawan dimasukkan ke ruangan itu, dan ketika melihat orang lain berdiri atau duduk, dia ikut berdiri dan duduk. Ditambahkan bbrp sukarelawan baru, dan pola yang sama terulang. Kemudian, 3 aktor itu dikeluarkan. Bel bunyi lagi. Sudah tidak ada “komando” dari gerakan 3 aktor untuk berdiri. Apa yang terjadi? Semua sukarelawan berdiri bersama (seperti sebelumnya), tanpa satupun dari mereka yg paham kenapa.

Psikolog Derren Brown menjelaskan semua orang ingin ikut-ikutan, walaupun tidak paham. Takut tampil berbeda, takut lawan arus, takut berpikir sendiri, takut menjadi mandiri. Ketika orang lain berdiri, sukarelawan merasa dorongan dari “hati nurani” untuk ikut berdiri, tanpa paham kenapa. Mereka merasa di dalam hatinya bahwa mereka harus ikut. Dalam eksperimen ini, mereka hanya “berdiri” saja, tapi dalam ranah lain, efek ini bisa menghasilkan suatu gerakan dengan pola yang sama. Otak manusia bisa dikondisikan atau dipengaruhi untuk terima panggilan bersatu, dan karena takut berbeda sendiri, banyak orang akan taat. Jadi belum tentu yang kita “setujui” adalah pilihan murni kita, walaupun terasa begitu.
-Gene Netto

Psychological Illusionist Derren Brown Test The Audience With Social Experiment
https://www.youtube.com

Mau Masuk Surga? Pastikan Dulu Ada Paspor Yang Sah!

[Pertanyaan]: Sebejat apapun kelakuannya seorang Muslim dan meskipun sempat disiksa di neraka, pada akhirnya akan masuk surga selama2nya. Sedangkan non-muslim, sebaik apapun akhlaknya, tidak akan pernah merasakan surga. Mereka di neraka selama2nya. Bukan begitu, pak Gene Netto?

[Gene]: Betul. Itu sebuah prinsip. Sebagai perumpamaan, orang Indonesia, sejahat apapun perbuatannya di Eropa, ketika keluar dari penjara di sana, masih boleh MASUK Indonesia karena punya kewarganegaraan sini. Sedangkan orang Australia, sebaik apapun, tidak boleh masuk dan menetap di sini kalau datang TANPA paspor, tanpa visa, tanpa uang, dan tanpa identitas. Tidak cukup dia mengatakan "Saya orang Australia yang baik, jadi harus diizinkan tinggal di Indonesia untuk selama-lamanya!" Dia tetap akan dideportasi karena tidak punya HAK untuk berada di sini. Tidak ada yang peduli kalau dia menilai diri sendiri “baik”.

Begitu juga Muslim dan Kafir di akhirat. Muslim punya kewarganegaraan Surga, yang diberikan kepada kita oleh Allah ketika kita baca Syahaddat. Kita mengaku beriman kepada Allah, siap beribadah kepada Allah, dan mau menjadi warga negara Surga, yang dimiliki Allah. Sejahat apapun kita di dunia, kewarganegaraan kita sebagai penghuni Surga tetap berlaku. Jadi kalaupun kita masuk neraka sementara, akhirnya tetap boleh kembali ke kampung halaman kita, yaitu Surga. Sama seperti orang Indonesia yang keluar penjara di Eropa boleh kembali ke Indonesia.

Sedangkan orang Kafir tidak punya kewarganegaraan di Surga, tidak punya hak masuk, tidak punya izin masuk, tidak punya dokumen resmi satupun yang membantunya masuk. Dan Allah sebagai pemilik Surga tidak peduli pada penilaian orang kafir itu terhadap diri mereka tentang betapa "baiknya" hati mereka. Allah Maha Tahu. Kalau mau dapat hak masuk Surga, pastikan dulu ada paspor yang sah. Hanya Allah yang bisa berikan.

Kalau bertanya, “Apakah tidak ada pengecualian?” maka jawabannya adalah IYA, bisa saja ada pengecualian. Orang kafir pilihan mungkin saja boleh masuk Surga, KALAU Allah menghendaki, tapi tidak berarti “semuanya”! Ada orang yang jatuh dari gedung tinggi. Seharusnya mati, tapi pernah ada yg selamat! Jangan diartikan bahwa jika beberapa orang pernah selamat maka semuanya bisa selamat. Jangan juga diartikan “tidak bisa mati” kalau loncat dari atas gedung! Pengecualian itu tidak membatalkan PRINSIP, yaitu Aturan Allah akan berlaku untuk mayoritas. Daripada berharap ada kemungkinan sekecil 0,00001% anda bisa masuk Surga nanti, lebih baik urus saja paspor anda sekarang juga. Cukup baca syahaddat, berusaha menjadi seorang Muslim yg baik, dan dengan itu, sekaligus menjadi warga negara Surga dengan jaminan boleh masuk nanti.
-Gene Netto

Apakah “Aman” Kirim Anak Muslim Sekolah Dan Kuliah Di Luar?

Assalamu’alaikum wr.wb. Ada yang anggap aman2 saja untuk kirim anak Muslim ke negara maju, untuk sekolah dan kuliah. Jawaban saya: Tergantung!! Saya selalu berikan prinsip yang sama kepada semua orang tua yang konsultasi kepada saya. KALAU mau kirim anak ke negara lain, pastikan dulu keimanannya sudah kuat di sini. Tanda-tandanya, dia mau shalat sendiri, walaupun orang tua tidak suruh, bahkan ketika orang tua tidak ada. Tidak pernah perlu dibujuk utk shalat. Mau ngaji sendiri tanpa disuruh. Dia mau membahas agama, tanpa ditanyakan, dsb. Kalau tanda2 seperti itu ada, insya Allah aman untuk kirim anak remaja atau pemuda ke negara barat.

Kalau sebaliknya, dia malas shalat dsb., dan selalu harus disuruh dan ditegor, jangan dikirim ke negara "maju". Nanti bakalan rusak di sana, karena dia akan beradaptasi dengan lingkungan di mana kebanyakan teman tidak beragama, atau tidak menjalankan agama (kebanyakan di sana Kristen KTP, atau ateis). Jangankan ke negara maju, ke kampus yang jauh saja (di luar kota) juga jangan. Hasilnya sama. Pergi ke Bandung sebagai Muslim, kembali setelah 4 tahun sebagai ateis. Saya sudah tangani banyak kasus spt itu, dan orang tua selalu mengaku anaknya kurang rajin shalat saat dikirim ke kampus yang jauh. Mereka berharap dia akan berubah di sana. Dan dia memang berubah, tapi menjadi ateis, bukan agamais.

Jadi kuncinya adalah jangan berharap anak anda akan berubah menjadi lebih baik dari sekarang di tempat lain. Itu keliru sekali. Lihat kondisinya sekarang, dan memutuskan berdasarkan apa yang anda lihat sekarang. Ibaratnya mau kirim petugas medis ke suatu wilayah untuk mengatasi sebuah wabah. Yang dikirim adalah dokter spesialis yang diketahui keahliannya, bukan anak SD yang baru belajar biologi dan juga malas kerjakan PR biologinya!

Kalau bukan ahli ibadah di sini, jangan berharap akan tumbuh menjadi ahli ibadah di sana. Bisa terjadi, tapi lebih umum sebaliknya. Ibadah di sana menjadi rusak, karena berada di lingkungan yg rusak. Sedangkan dokter ahli yg dikirim ke wabah, tidak ikut kena wabahnya, karena bawa ILMU dan tahu caranya untuk menjaga diri di tempat yg rusak. Anak Muslim yg tidak rajin shalat tidak sanggup melindungi diri dari kerusakan yg banyak di negara2 maju. Lebih baik dididik di sini, agar selamat di dunia dan akhirat.
Semoga bermanfaat bagi orang tua yang sedang berpikir utk kirim anak ke negar lain.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
-Gene Netto

Tiga Bocah SD di Malang Tewas, Terbawa Coban Talun Saat Outbound

Setiap minggu ada berita ttg anak sekolah tewas dalam kegiatan sekolahnya. Yang paling banyak adalah anak tenggelam. Setiap kali terjadi, hanya dianggap sebuah musibah, takdir, lalu dilupakan saja. Soalnya bukan anak saya, dan minggu depan akan ada anak lain yang tewas, jadi tidak perlu dipikirkan terlalu dalam.
Kalau seseorang terpeleset di depan rumahnya setiap hari, karena tanahnya licin, ada dua pilihan. Jatuh terus setiap hari, atau mengubah kondisinya agar tanah itu tidak licin lagi. Yang berlaku di Indonesia adalah “jatuh terus”, lalu komplain ke tetangga bahwa tanah itu licin. Perubahan sangat jarang terjadi.
Dari kematian sekian ribu anak dalam kegiatan sekolah, otak yang logis seharusnya berpikir ttg cara mengubah tata cara melaksanakan kegiatan sekolah, agar kematian siswa menjadi hal yang jarang terjadi. Sayangnya, ini Indonesia. Jadi cukup rakyat mengucapkan mantra nasional, “Memprihatinkan ya!” lalu boleh dilupakan saja… sampai minggu depan ada anak yang tewas lagi. Siapa yang bisa bangkit, memimpin, dan mewujudkan perubahan di sini?
-Gene Netto

Tiga Bocah SD di Malang Tewas, Terbawa Coban Talun Saat Outbound
Rabu, 12 Desember 2018 02:33 Reporter : Darmadi Sasongko
Merdeka.com - Tiga bocah siswa Sekolah Dasar (SD) Insan Mulia Kota Malang tercebur dan hilang terbawa arus air terjun Coban Talun, Kota Batu. Ketiganya diduga terpeleset saat mengikuti kegiatan outbound dengan didampingi para guru di sekitar lokasi kejadian. Ketiga orang siswa atas nama Nasjwa Azalia Hanania (9 tahun), Taskya Rahmatulloh Al-Kamilah (9 tahun), Muhammad Hanan (9 tahun).
https://www.merdeka.com
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...