Assalamu'alaikum wr.wb. Penulis buku, Isabel Wolff, menceritakan tahanan sipil Belanda dan Inggris yang ditahan oleh Jepang di beberapa tempat di Indonesia. Kata Wolff, penjajah Jepang brutal terhadap 130 ribu tahanan sipil, kebanyakan perempuan dan anak kecil, yang ditahan di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Banyak orang ditahan di "penjara terbuka" (wilayah kota yang luas, yang dikasih tembok dan menjadi penjara sementara) di Jakarta dan Bandung.
Kalau menatap prajurit Jepang, atau kurang cepat tundukkan kepala, perempuan dan anak akan dihajar. Kesalahan sekecil apapun akan kena pukulan dan hukuman secara langsung. Tahanan harus selalu takut dan patuh pada prajurit Jepang. Dua kali setiap hari ada absen. Tahanan harus berdiri berjam-jam di lapangan, tanpa boleh bergerak, bicara atau duduk.
Kalau tidak sempurna saat tundukkan kepala ke arah Jepang saat upacara, akan dihajar dengan keras. Badan harus berdiri tegak, dan ruku dengan sempurna. Bahkan posisi jari tangan diperhatikan. Harus selalu sempurna saat tunduk dan tidak boleh berbuat salah walaupun sedikit. Selain dihajar, hukuman paling umum adalah membotaki tahanan agar ada "efek jera". Dan hal itu begitu umum sampai banyak perempuan pakai selendang di atas kepalanya karena berdarah setelah rambut dicukur secara kasar.
Apa sistem pendidikan ini ada kemiripan dengan sebagian sekolah dan pesantren Indonesia? Tahanan/Santri/Siswa harus selalu takut dan patuh? Kesalahan sekecil apapun akan kena hukuman? Dan di sebagian pesantren, kalau berbuat salah, rambut akan dipotong dengan kasar, agar ada efek jera. Dan di sekolah dilakukan karena rambut anak "harus rapi" (tidak rapi = salah dan harus dihukum). Saya pernah lihat 2 anak yang dijemur di lapangan pesantren. Rambutnya telah dicukur dan kepala masih berdarah. Katanya itu "hukuman standar" bagi anak yang "nakal". Apa bedanya dengan perilaku Penjajah Jepang?
Pertanyaan saya: Kenapa keburukan penjajah Jepang dilestarikan di banyak pesantren dan sekolah di Indonesia? Atau apakah para ustadz dan guru tidak tahu dari mana mereka mendapatkan kebiasaan itu, dan hanya teruskan tanpa berpikir, dan tanpa ilmu? Semoga bermanfaat bagi guru, ustadz, dan orang tua yang mau merenung.
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene Netto
The Forgotten Women Of The 'War In The East'
http://www.bbc.com/news/magazine-29665232
Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(97)
anak
(317)
anak yatim
(117)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(64)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(69)
hukum islam
(51)
indonesia
(586)
islam
(559)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(372)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(11)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(13)
kontroversi
(5)
korupsi
(28)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(53)
my books
(2)
orang tua
(10)
palestina
(34)
pemerintah
(138)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(519)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(46)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(37)
renungan
(192)
Sejarah
(5)
sekolah
(90)
shalat
(10)
sosial
(323)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
Popular Posts
-
Salah satu kata kesukaan orang Indonesia adalah: “Oknum”. Kalau ada orang-orang yang bercerita bahwa mereka mengalami suatu “masalah” di sek...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Ada berita tentang peringkat Indonesia di FIFA: Hanya bisa mencapai urutan 122 pada bulan Oktober 2025, dan tidak ...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Pada tahun 2024, tercatat 1,8 juta orang Indonesia melakukan Umrah dan 241 ribu orang melakukan Haji. Jadi totalnya ...
-
Assalamu’alaikum wr.wb., Seperti biasa, ini kisah rekayasa, dengan menggunakan nama orang yang benar. Prof. Fidelma O'Leary mema...
-
[Kisah dari teman]: Kemarin di rumah ustadz ana yang punya ponpes. Katanya belum lama mengeluarkan belasan santri yang terlibat dalam kegiat...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Pada tanggal 29 September, 2025, gedung baru dalam sebuah pesantren di Sidoarjo ambruk pada saat banyak anak melakuk...
-
Banyak orang yang kerja sebagai “guru” hanyalah orang dewasa yang berdiri di kelas dan memberikan tugas kepada anak, TANPA memiliki ilmu yan...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Mohon maaf, apa pantas disebut “Tragedi Maut”? Bukannya itu kasus “kematian yang disebabkan oleh kelalaian” (yang bi...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Mohon maaf Pak Menteri, tetapi apakah bapak sudah pegang data yang akurat, sehingga berani bilang jumlahnya sedikit?...
-
Pertanyaan Assalamu'alaikum wr.wb., Saya mau bertanya kalau orang Muslim boleh mendoakan orang non-Muslim? Kalau ada teman atau sauda...
16 September, 2021
Penjajah Jepang Botaki Tahanan, Kenapa Dilestarikan Di Sekolah Indonesia?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment