Search This Blog
Labels
Popular Posts
-
Assalamu’alaikum wr.wb., Orang sering berkomentar kepada saya, kok banyak orang bisa melakukan korupsi padahal mereka shalat dan puasa. Ka...
-
Mohon disebarkan! Assalamu’alaikum wr.wb., Teman-teman, para pengurus Pesantren Yatim Piatu Daarul Qur’an Tebet sudah memutus...
-
[Pertanyaan]: Kenapa di New Zealand ( salah satu negara kafir ) indeks korupsinya rendah ? Skorsnya negara ke 4 terbersih korupsinya. Why ?...
-
Assalamu'alaikum wr.wb. Kemarin saya sibuk ketemu orang bule yang masuk Islam karena mau menikah dengan wanita Indonesia. Saya diberi...
-
[Pertanyaan]: 1) Saya mau nanya nih, saya pernah melakukan onani setelah berbuka puasa. Apakah puasa saya pd hari itu di terima? 2) Saya per...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Hari yang normal dalam berita di Indonesia seperti ini: Setiap hari, anak yang tidak berdosa dibunuh secara sadis ol...
-
Walaupun Bermaksiat, Shalat Masih Wajib Ada orang yang mengaku sering melakukan maksiat dan tidak bisa tinggalkan. Temannya me...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Ada orang yang mengatakan dia capek dan kesiangan, jadi baru bangun jam 8 pagi, dan tidak bisa shalat subuh. Saya b...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Untuk mencegah anak tenggelam di negara ini, mungkin dibutuhkan 2 perubahan. Pertama, wartawan harus menulis berita ...
-
Assalamu’alaikum wr.wb., Email yang menyatakan Sunita Williams menjadi Muslim adalah rekayasa dan sudah ada lebih dari satu versi...
15 October, 2025
Tata Cara Mengatasi Masalah di Indonesia
Salah satu kata kesukaan orang Indonesia adalah: “Oknum”. Kalau ada orang-orang yang bercerita bahwa mereka mengalami suatu “masalah” di sekolah, pesantren, masjid, universitas, kantor, kapubaten, desa, atau tempat serupa, kata “oknum” sudah siap digunakan sebagai senjata terbaik untuk mengatasi masalahnya secara cepat. Contohnya:
Ada 1 guru yang berbuat salah.
Ohh, itu oknum saja.
Ada 10 guru yang berbuat salah.
Ohh, itu oknum saja.
Ada 100 guru yang berbuat salah.
Ohh, itu oknum saja.
Ada 1.000 guru yang berbuat salah.
Ohh, itu oknum saja.
Ada 10.000 guru yang berbuat salah.
Ohh, itu oknum saja.
Ada 100.000 guru yang berbuat salah.
Ohh, itu oknum saja...
Kata “guru” bisa diganti dengan kata ustadz, guru ngaji, polisi, dokter, dosen, jaksa, prajurit, ketua, anggota, pejabat, atau yang lain. Apa saja perkaranya, kata “oknum” menjadi obatnya. Banyak orang tidak pernah mau berhenti menggunakan kata “oknum” sebagai solusi terhadap semua masalah. Diartikan: “Sebenarnya tidak ada masalah dan kita tidak perlu bertindak, karena itu oknum saja. Selesai ya?!”
Besok terjadi lagi? Itu oknum juga. Besok lagi? Oknum. Ribuan kasus? Oknum. Jangan sampai kita merasa perlu hadapi masalah itu dan bertindak dengan tindakan yang nyata untuk mengatasi masalah tersebut sehingga tidak ada korban lagi. Sebutkan saja oknum terus, secara abadi, lalu kita bisa buang muka dan abaikan masalah itu, karena sebenarnya, tidak ada masalah, itu hanya oknum saja, iya kan??!!
Semoga bermanfaat sebagai renungan.
-Gene Netto
Usai Tragedi Maut, KBM di Ponpes Al Khoziny Dimulai 2-3 Minggu Lagi
Assalamu’alaikum wr.wb. Mohon maaf, apa pantas disebut “Tragedi Maut”? Bukannya itu kasus “kematian yang disebabkan oleh kelalaian” (yang biasanya juga kena pasal)? Setelah terbukti para pengurus pesantren telah gagal mengutamakan perlindungan dan keselamatan bagi 200 anak kecil, ternyata sanksinya adalah: Segera mulai kegiatan belajar mengajar di lokasi baru, sambil menunggu pemerintah bangun kembali gedung yang ambruk dengan uang rakyat?? Enak sekali sanksi itu!
Jadi, kegiatan belajar ilmu agama di pesantren akan dimulai lagi, tetapi hanya bagi para santri yang belum mati. (Mungkin anak yang sudah mati bisa dapat surat izin tidak hadir di kelas baru, agar nyawanya tidak dibahayakan lagi.) Ternyata, masih banyak orang tua berani titip anaknya kepada orang yang tidak mengerti cara melindungi anak. (Kalau cari babysitter untuk anak, apa mau memilih orang yang di tempat kerjanya yang lama, anak majikan mati??) Totalnya, sudah ada 63 anak yang mati dan puluhan lain yang kena luka berat, seperti tangan atau kaki diamputasi.
Banyak orang anggap bahwa yang terjadi kemarin bukan kesalahan atau kelalaian dari orang dewasa yang tidak mengutamakan perlindungan anak. Katanya, itu musibah, dan takdir Allah, dan orang dewasa di situ tidak menyangka bahwa tempat berbahaya bisa berbahaya. Masih banyak santri yang belum mati, jadi para pengurus mau dikasih kesempatan mengurus 200 anak lagi. Semoga mereka bisa bertahan hidup sampai lulus!!
Sepertinya lebih bijaksana kalau dicabut izinnya mengurus tempat pendidikan bagi para pendidik yang gagal melindungi ratusan anak. Tetapi itu hanya akan terjadi kalau nyawa anak punya harga. Ternyata, di Indonesia, harganya nyawa anak sangat murah sekali. Dan karena begitu yakin Kyai selalu dalam kebenaran, banyak orang tua tetap tidak berani menyalahkan kyai, walaupun ratusan anak sudah menjadi korban dari kelalaiannya.
Seharusnya dari awalnya, semua santri dilarang keras mendekati tempat proyek yang berbahaya itu! Karena orang dewasa yang akalnya sehat akan lihat tempat berbahaya dan sadar bahwa tempat itu berbahaya. Tetapi karena tidak dilakukan, hasilnya adalah 63 anak telah mati secara sia-sia. Sayangnya, daripada marah, banyak orang tua malah segera maafkan sang kyai, kembalikan santunan kepadanya, anggap takdir saja, dan minta doanya dari kyai. Kalau pelakunya bukan kyai, hampir pasti langsung ditangkap dan dipenjarakan puluhan tahun.
Semoga bermanfaat bagi orang dewasa yang punya akal sehat dan ingin merenung. Atau silahkan cuek saja dan baca Bismillah, karena bagi banyak orang Muslim di Indonesia, itu sudah cukup sebagai perlindungan bagi anak! Dan akal yang Allah berikan dibuang ke laut! Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
Usai Tragedi Maut, KBM di Ponpes Al Khoziny Dimulai 2-3 Minggu Lagi
https://news.detik.com
13 October, 2025
Gedung Pesantren Ambruk: Ketika Perlindungan Anak Bukan Prioritas
Assalamu’alaikum wr.wb. Pada tanggal 29 September, 2025, gedung baru dalam sebuah pesantren di Sidoarjo ambruk pada saat banyak anak melakukan shalat di dalamnya. Hasilnya, 63 anak tewas, 24 anak luka berat, 74 anak luka ringan, dengan jumlah total korban 171 anak. Rakyat kaget, tetapi sebenarnya, ini merupakan hasil dari sistem pendidikan di Indonesia di mana perlindungan dan keselamatan anak bukan sebuah prioritas.
Di banyak sekolah dan pesantren ada bahaya. Ada sebagian anak yang mengalami bullying, penyiksaan, pemerasan, pencabulan, sodomi, atau pemerkosaan. Ada anak yang dikembalikan kepada orang tuanya sebagai mayat. Hal ini terjadi karena banyak guru dan ustadz yang menerima anak sebagai amanah tidak memahami tugas utamanya, yaitu, kewajiban melindungi anak!
Kalau kita berpikir dengan akal yang sehat, sangat jelas bahwa tempat proyek berbahaya. Biasanya ada peringatan di pagarnya: Wajib memakai alat pelindung diri (APD) seperti helm safety, sepatu safety, dll. Suatu barang yang jatuh dari atas bisa membunuh orang di bawah. Sudah banyak pekerja yang terluka atau tewas di tempat proyek. *Kalau dewasa wajib pakai APD, kenapa 171 anak bisa masuk wilayah proyek dengan APD peci dan sarung saja? Sangat tidak masuk akal.*
Setiap kali ada anak yang terluka atau tewas, di pesantren, sekolah, atau dalam kegiatan resmi di luar, para guru dan ustadz selalu berkata: “Ini musibah! Ini takdir Allah! Kami tidak menyangka!” Ketika ada korban bullying sampai terluka atau tewas, atau korban pencabulan, komentar yang sama muncul juga. Orang dewasa yang menjaga anak perlu memikirkan bahaya terhadap anak, sebelum anak menjadi korban.
Para guru dan ustadz harus menggunakan akalnya, untuk memikirkan perlindungan dan keselamatan anak sebagai prioritas utama. Mungkin mereka anggap cukup kalau mengucapkan “Bismillah, insya Allah aman”, dan tidak perlu berpikir lagi. Jadi, untuk apa Allah berikan akal kepada manusia? Apakah ada banyak ayat di dalam Al Qur’an yang berbunyi, “Maka, janganlah berpikir”, atau “Akal tidak penting”? Setahu saya, tidak ada. Jadi kenapa banyak guru dan ustadz bisa bersikap seperti itu?
Di dalam Al Qur’an, ada sekitar 130 ayat yang menyuruh kita berpikir, menggunakan akal, mengambil pelajaran, merenung, mengingat, ambil peringatan, memahami, dan memperhatikan. Contohnya:
Terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (QS. 3:190)
Apakah kamu tidak memikirkan(nya)? (QS. 6:50)
Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran (darinya)? (QS. 6:80)
Terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. (QS. 12:111)
Ketika Rasulullah SAW diberitahu bahwa umat Islam akan diserang, apa yang terjadi? Para sahabat sudah menunggu perintah untuk mengumpulkan pasukan, siapkan kuda, pedang, busur dan anak panah, dsb. Apa Rasulullah SAW pernah berkata, “KITA BISMILLAH SAJA, DAN TIDAK USAH BERPIKIR LAGI! Kita tidak perlu pasukan, pedang, posisi strategis, dan lain-lain. Cukup Bismillah saja, dan apa yang terjadi sesudahnya adalah MUSIBAH DAN TAKDIR ALLAH. Buanglah akal. Jangan berpikir. Kita sudah Bismillah!”
Apakah begitu sikap Rasulullah SAW? Cukup Bismillah saja? Atau apakah Nabi SAW selalu menggunakan AKAL dan membuat persiapan yang matang? Kalau Nabi Muhammad SAW selalu memberikan contoh menggunakan akal dan bersiap-siap secara baik, kenapa banyak guru, ustadz, dan orang tua merasa puas dengan persiapan “Bismillah saja, insya Allah aman”? Dari mana pemikiran itu? Sangat jelas bukan dari Rasulullah SAW, berarti juga bukan dari Allah!
Anak perlu diselamatkan dari bahaya sebelum menjadi korban. Menjadi seorang guru atau ustadz adalah amanah dari Allah, dan amanah dari orang tuanya semua anak. Jangan diremehkan amanah itu dengan abaikan bahaya yang jelas. Justru Allah berikan akal kepada manusia agar kita memakainya untuk berpikir dan mencari jalan yang terbaik!
Kalau anda diberikan amanah dari Allah dengan ditugaskan mengurus anak, tetapi anda merasa tidak perlu berpikir dengan akal yang sehat, maka ada kesimpulan yang jelas: Mohon maaf, tetapi terbukti anda tidak pantas mendapat posisi dan pekerjaan tersebut. Kalau anda tidak mau memikirkan hal-hal yang bisa membahayakan anak, maka anda sudah gagal menjaga amanah! Dan apa saja yang menimpa anak-anak tersebut adalah kesalahan dan tanggung jawab anda 100%.
Allah sudah berikan amanah dalam bentuk 80 juta anak. Kita harus jaga amanah itu dan gunakan akal yang sehat untuk memikirkan apa yang berbahaya bagi mereka, dan bertindak untuk MELINDUNGINYA sebelum ada yang menjadi korban. Kita harus bangun dari dunia mimpi dan mulai berpikir secara bijaksana tentang apa yang dibutuhkan oleh mereka. Kita harus serius dalam menjaga mereka, atas nama Allah, atas nama orang tuanya, atas nama masa depan bangsa, agar semua anak Indonesia bisa tumbuh dalam kondisi yang baik dan aman, dan bisa menjadi kebanggaan kita di masa depan.
Mohon maaf apabila ada kekurangan.
Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
01 September, 2025
Kenapa Korupsi Rendah Di Selandia Baru, Tapi Tinggi Di Indonesia?
[Pertanyaan]: Kenapa di New Zealand ( salah satu negara kafir ) indeks korupsinya rendah ? Skorsnya negara ke 4 terbersih korupsinya. Why ?
[Gene]: Assalamu’alaikum wr.wb. Satu kata: PENDIDIKAN!! Dari SD, kami diajarkan untuk mengutamakan kejujuran, keadilan, membela kebenaran, melihat orang di bawah, bantu orang lemah, melawan yang dzhalim, menjadi sukarelawan, dsb. BUKAN dari sisi agama, tapi dari sisi kemanusiaan saja. Kami diajarkan untuk menjadi siap protes dan melawan yang tidak benar. Diajarkan untuk melihat hal yang kurang baik, lalu bertindak.
Langsung dipraktekkan di sekolah. Misalnya, di kantin tidak ada hotdog. Kami membuat petisi, berikan penjelasan, berikan tanda tangan, dan kasih kepada kepala sekolah. Minta perubahan. Kalau ditolak, masih bisa protes lagi. Diajarkan semua bentuk protes dalam negara demokrasi yang taat pada hukum, tanpa menyerang polisi atau menjadi anarkis.
Kami disuruh mencari hal yang bisa diperbaiki. Misalnya, taman kota butuh bangku duduk. Kami menulis surat, menjelaskan perkara, berikan solusi, dan kirim ke kantor walikota dan koran. Kami diajarkan untuk bahas negara lain, kejadian dari berita, yang sekarang, dalam sejarah, dan selalu bertanya apa itu baik, benar, dan adil?
Di usia 11 tahun, saya sudah tahu tentang Nelson Mandela yang saat itu menjadi tahanan politik (dipenjarakan 27 tahun), disebabkan sistem apartheid di Afrika Selatan. Saya baca buku tentang anak yang tinggal dengan 15 saudara, dalam satu kamar, tanpa air, tanpa listrik, dan kapan saja polisi bisa dobrak pintu dan tangkap saudaranya. Orang itu mungkin balik lagi setelah beberapa bulan, atau mati. Mau protes kepada siapa? Di usia 11 tahun, saya terbiasa berdebat dengan orang dewasa, dan jelaskan kami punya tanggung jawab moral untuk membela orang kulit hitam di sana.
Saat mengajar di Jakarta, saya berkomentar tentang Nelson Mandela. Murid-murid saya bingung. Saya bertanya, apa mereka kenal? Dijawab, “Dia dulu presiden Arika Selatan?” Saya jawab, “Iya. Dan masa penjara 27 tahun?” Mereka bingung. Tidak tahu. Dan juga tidak peduli. Tidak masuk ujian sekolah, jadi buat apa peduli? Pola pikir banyak orang di sini sangat sempit, dan hanya peduli pada hal yang terkait dengan kehidupan mereka. Apartheid di Afrika Selatan? Cuek saja! Buat apa harus paham? Di Selandia Baru, terbalik. Semua ilmu dari seluruh dunia, dalam sejarah manusia, ada nilainya, dan penting untuk dipelajari. Supaya kita tambah cerdas.
Itu sistem pendidikan untuk anak sekolah di sana. Anak berdebat dengan orang dewasa sangat umum di sana. Di sini, banyak orang tua dan guru kesal kalau ada anak yang berpikir sendiri, berbeda pendapat, dan berdebat! Sistem yang berlaku adalah semua anak wajib belajar “DIAM DAN TAAT” kepada yang berkuasa. Karena orang tua dan guru juga begitu. Sangat takut kepada siapapun yang punya “kekuasaan”.
Di Selandia Baru, sebaliknya. Banyak orang berani hadapi polisi, pejabat, pemimpin, politikus, dan marahi mereka. Intinya: “Gaji anda dari pajak saya, berarti anda adalah PELAYAN SAYA!! Jadi saya menuntut pelayanan yang benar sekarang!!” Kalau pejabat tidak senang dianggap pelayan, salah sendiri menjadi pejabat. Jadi di sana, pejabat malah “takut” dilawan oleh rakyat di depan umum.
Di sini, rakyat ketemu pejabat, senyum lebar, minta selfie, dan bahagia kalau dikasih kaos. Atap sekolah anak mau ambruk, cuek saja. Yang penting sudah selfie sama Pak Bupati!! Di sana, rakyat akan marah, protes, dan melawan. Cuek saja kalau pejabat datang. Tidak ada yang mau selfie. Malah antrean untuk bertanya (menuntut), KAPAN akan dapat bantuan?
Itulah hasil dari sistem pendidikan. Di Indonesia, sistem pendidikan masih “semi-militer”. Pemimpin (pejabat, polisi, guru, orang tua) berkuasa mutlak. Awas kalau melawan!! Guru dan pejabat lestarikan sistem itu. Rakyat yang dirugikan. Dan rakyat malas belajar, malas mencari wawasan, jadi menderita terus. Hanya berani komplain ke teman dan bilang mau kabur dulu.
Kalau pusing tinggal di sini, lebih baik menjadi aktif dan mengubah sistem pendidikannya. Mulai dengan anak sendiri. Ajarkan anak untuk berpikir sendiri, gunakan logika, berdebat, membela pendapatnya, dan bernegosiasi. Baru mereka akan siap melawan guru dan pejabat. Kalau anda sendiri tidak izinkan anak berdebat di rumah, mana mungkin guru dan pejabat akan izinkan mereka berdebat nanti? Sistem yang berlaku di sini bisa berubah. Tetapi ANDA yang harus mengubahnya. Jangan menunggu “orang lain” menciptakan negara sempurna. Anda yang harus ciptakan. Mulai dengan anak anda sekarang. Jadikan mereka calon pemimpin yang benar.
Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
Apa Benar Ada Kesulitan Ekonomi Di Indonesia?
[Komentar]: Kalo untuk penjarahan, saya lebih berpendapat memang karena ekonomi sulit.
[Gene]: Assalamu’alaikum wr.wb. Emang benar ada kesulitan ekonomi di Indonesia?? Para bapak dikasih 2.100 TRILIUN RUPIAH (data 2024) sebagai rahmat dari Allah, lalu uang itu DIBAKAR dalam bentuk ROKOK. Daripada dipakai untuk biaya sekolah, atau untuk beli buku bagi anaknya, atau dikasih kepada anak yatim. Rakyat mana yang alami kesulitan ekonomi kalau dikasih uang tunai 2.100 Triliun lalu dibakar begitu saja, tanpa merasa berdosa??
Coba datang ke orang yang tinggal dalam gubuk tanah liat di desa terpencil di Afrika, lalu bertanya, “Apa kalian mau dikasih uang tunai 2.100 Triliun, supaya tidak menjadi miskin terus?” Tentu saja mereka akan setuju dan mau terima uangnya. Lalu kita kasih. Bagaimana reaksi kita kalau mereka tumpukkan uang itu, lalu membakar semuanya secara langsung?
Dan setelah itu, mereka mengeluh bahwa mereka masih miskin, mengalami kesulitan ekonomi, dan minta dikasih 2.100 Triliun lagi, apa kita akan kasih? Saya yakin tidak ada yang mau kasih lagi. Dikasih satu kali, mereka langsung bakar, sangat gila kalau dikasih lagi, betul? Tetapi para bapak di Indonesia, setiap tahun, dikasih 2.100 Triliun untuk kesejahteraan keluarganya, lalu uang itu dibakar dalam bentuk rokok, tanpa merasa bersalah.
BERARTI, DALAM 10 TAHUN, PARA BAPAK DI INDONESIA MEMBAKAR 21 KUADRILIUN RUPIAH.
Masih berani mengatakan “rakyat mengalami kesulitan ekonomi”? Mungkin para malaikat setengah pingsan kalau menyaksikan perbuatan kita. Daripada sibuk mengeluh tentang pemerintah setiap hari, bagaimana kalau puluhan juta bapak itu bersatu, dan sepakat untuk menghabiskan 21 KUADRILIUN RUPIAH uang tunai yang ada di dompetnya untuk kemajuan anak bangsa?!
Dan setelah sudah terbukti bahwa mereka memang peduli pada kemajuan keluarga dan bangsanya, baru kita minta pemerintah berikan bantuan tambahan di atasnya lagi. Kalau kita sendiri tidak siap berkorban sedikitpun, kenapa berharap bisa dapat “pemerintah sempurna” yang memperhatikan kebutuhan rakyat? Terbukti, banyak anggota rakyat tidak mau memperhatikan kebutuhan anaknya sendiri! Kenapa berharap terus pada pihak lain?
245. Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan MELIPAT GANDAKAN PEMBAYARAN kepadanya dengan LIPAT GANDA YANG BANYAK. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.
(QS. Al-Baqarah 2:245)
Mulai dulu dengan diri sendiri. Berhenti rokok, sedekahkan uangnya kepada anak yatim, dan minta doanya. Dan harus yakin bahwa Allah akan membalas sedekah itu dengan berlipat ganda! Kalau tidak yakin pada Allah juga, kenapa mau yakin pada bantuan dari pejabat dan pemerintah??
Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
21 August, 2025
MERDEKA!!??
Assalamu’alaikum wr.wb. Hari yang normal dalam berita di Indonesia seperti ini: Setiap hari, anak yang tidak berdosa dibunuh secara sadis oleh orang yang dekat! Dan di sini, saya hanya membahas anak kecil. Bukan yang remaja, atau pemuda, yang jumlahnya jauh lebih banyak! Sebenarnya, saya tidak punya “rencana” membahas topik ini. Tetapi ketika sedang baca berita, saya lihat kasus anak balita dibunuh. Di situs lain, anak balita yang lain dibunuh, lalu ada kasus yang ketiga juga. Jadi kaget sendiri, sehingga saya melakukan pencarian di Google.
Apa kita perlu bersyukur Belanda telah diusir, sehingga anak-anak bangsa bisa dibunuh oleh orang tuanya, saudaranya, dan tetangganya sendiri? Pembunuhan anak Indonesia hendaknya dilakukan oleh orang pribumi!? Kita tidak butuh orang asing yang kurang ajar datang ke sini dan berharap bisa bunuh anak bangsa! Itu tugasnya kita sendiri!? MERDEKA!!??
Seperti biasa, saya ingin menulis, “Semoga bermanfaat sebagai renungan”. Tetapi saya tahu hampir percuma. Banyak orang tidak suka merenung. Para pemimpin sibuk menghitung hartanya. Rakyat sibuk komplain tentang pemimpin, dan menunggu “orang lain” bertindak untuk memperbaiki keadaan rakyat. Dan ahli agama sibuk membahas kemenangan di surga dan hukum fiqih jadi tidak punya waktu untuk mengurus hal sepele seperti penyelamatan nyawa anak.
Apa artinya “kemerdekaan”? Apa kemerdekaan punya makna kalau tidak dibarengi dengan keselamatan dan kesejahteraan? (Banyak kasus pembunuhan terhadap anak terikat dengan masalah ekonomi, yang membuat banyak orang stres!) Jumlah anak yang dibunuh Belanda berapa? Jumlah anak yang dibunuh oleh orang tua, saudara, tetangga dan teman pribumi berapa? Kalau Belanda diusir, dan jumlah kasus pembunuhan malah meningkat, dan keselamatan dan kesejahteraan tetap juga tidak didapatkan, maka buat APA perjuangan dan kematian para Pejuang Kemerdekaan yang terhormat? Mereka berikan darah dan nyawa mereka untuk hasil seperti ini??
Kenapa tidak ada yang merasa malu? Dan kenapa banyak orang tidak mau peduli pada semua anak bangsa, terutama tetangganya sendiri, daripada berharap anak kandung mereka saja yang bisa maju, sukses, kaya, dan hidup dalam keadaan baik? Kenapa kita tidak siap berjuang untuk dapatkan hasil yang sama bagi SEMUA anak bangsa, tanpa peduli orang tuanya siapa?
Semoga bermanfaat sebagai renungan. (Walaupun percuma diucapkan!)
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
[Judul berita ini sebagai contoh saja!]
* Kronologi Anak Usia 4 Tahun di Tangsel Tewas Usai Dianiaya Ayah dan Ibu Berkali-kali
* Balita Cilacap Tewas Dilempar dari Tebing, Ibu dan Selingkuhan Jadi Tersangka
* Pilu! Bocah 4 Tahun di Bangkalan Dibanting dan Dibacok Paman hingga Tewas
* Uray Bunuh Bayi di Singkawang Kalbar Gegara Sakit Hati ke Pengasuh
* Pilunya Bayi Usia 8 Bulan di Aceh Selatan Dibunuh Ayah Sendiri
* Balita 20 Bulan Tewas di Situbondo, Diduga Dibunuh Ibu Kandungnya
* Kejadian di Berau Kaltim, Dua Balita dan Ibu Hamil Tewas Dibunuh Suami
* 2 Balita Tewas di Samarinda, Diduga Dicekik Ayah Kandung
* Teganya Ibu di Tulungagung Habisi Bayinya dengan Dibenamkan dalam Bak
* Ini Motif Mustika Bunuh Bayi yang Baru Dilahirkannya di Kos Jombang
* Tragedi Tewasnya 2 Bocah Usia 3 Tahun dan 6 Tahun di Pantai Sigandu, Diduga Diajak Ibu Bunuh Diri
* Kronologi Pria di OKI Bunuh dan Perkosa Bocah Perempuan 6 Tahun
* Detik-detik Bocah 7 Tahun di Pasuruan Tewas Dihabisi Tetangga
06 August, 2025
Disiplin Militer Di Sekolah Negeri Merusak Kreativitas Dan Kemajuan Siswa
[Gene]: Assalamu’alaikum wr.wb. Mungkin tanpa anda sadari, komentar anda berasal dari pemikiran dalam sistem pendidikan militer. Di militer, kesalahan sekecil apapun tidak bisa ditoleransi. Sersan harus memaksakan prajurit taat pada semua perintah dan aturan, dan tidak boleh ada kesalahan. Kenapa? Karena setiap prajurit harus siap MEMBUNUH manusia lain, pada saat diperintahkan. Tidak boleh berpikir dulu, tidak boleh introspeksi, tidak boleh berbeda pendapat, tidak boleh protes, tidak boleh menolak, tidak boleh berbeda sendiri. Wajib taat 100% ketika disuruh bunuh orang lain.
Prajurit disuruh siapkan perlengkapan perang. Ketika sersan buka kotak amunisi, dan ternyata isinya sabun, prajurit yang salah isi kotak akan menjadi penyebab kematian pasukannya. Jadi prajurit wajib taat 100% pada perintah atasannya, dan kesalahan sekecil apapun tidak akan ditoleransi. Ini pemikiran militer. Jelas kenapa dibutuhkan. Sangat tidak benar kalau pemikiran yang sama digunakan untuk “mendidik” anak kecil di sekolah lalu mereka juga wajib kena hukuman tegas karena “lupa topinya” dsb. Anak bukan prajurit. Jangan dididik dengan pola pikir atau proses yang sama karena tujuannya sangat berbeda!
Sayangnya, banyak guru menggunakan sikap “pendidikan militer” dalam sekolahnya dan tidak mau mencari program yang lebih cocok. Dan setelah mengalami sistem itu selama 12 tahun, ada anak yang lulus dan menjadi PNS. Ketika diperintahkan ikut “korupsi berjemaah”, banyak PNS merasa wajib menjawab, “Siap!” karena sesuai dengan pendidikan guru sekolahnya di masa lalun. Mantan siswa itu merasa wajib “diam dan taat” pada atasannya ketika diajak melanggar hukum. Kalau tidak diam dan taat, dia akan kena hukuman, karena pengalamannya di sekolah begitu.
Einstein bisa menjadi salah satu manusia paling cerdas dalam sejarah, dan tidak ada yang peduli pada rambutnya. Bill Gates menciptakan Microsoft, Jeff Bezos menciptakan Amazon, Elon Musk menciptakan Tesla, dan mereka menjadi orang-orang yang paling kaya di dunia, tetapi tidak ada yang peduli pada rambutnya. Di Indonesia, ukuran rambut menjadi tanda ketaatan pada guru! Dan siswa wajib taat pada guru! (Tetapi hanya laki-laki saja, perempuan bebas mengatur rambutnya sendiri.)
Wajib merasa takut akan kena hukuman dari guru kalau berbuat salah. (Dan konsep benar dan salah ditentukan oleh guru, pendapat siswa dan orang tua tidak penting!) Wajib menjadi sama dengan semua siswa lain. Wajib setuju dengan guru. Wajib menghafalkan jawaban yang benar yang dimiliki oleh guru. Wajib mengejar ranking satu. Wajib lulus semua ujian. Wajib menjadi sama dengan semua siswa yang lain. Dan jangan sampai berani melawan, berdebat, atau ingin menjadi berbeda.
Soalnya, Allah SWT sudah menciptakan semua manusia dalam keadaan persis sama dan Allah melarang perbedaan apapun, betul?? Salah! Allah menciptakan manusia dengan badan, bahasa, budaya, negara, kekayaan, dan bakat yang berbeda-beda! Lalu banyak guru Indonesia menjadi sibuk menghancurkan perbedaan itu, dan wajibkan semua siswa taat pada satu pendapat dan satu pemikiran yang dibenarkan oleh gurunya yang berkuasa.
Dan ketika lulus dan menjadi PNS, sistem korupsi wajib dipelihara, atas perintah atasan yang berkuasa. Tidak boleh berbeda pendapat. Tidak boleh jujur sendiri kalau semua orang di sekitar kita berbohong. Anak Indonesia diwajibkan belajar sikap “Diam dan taat” dan wajib melestarikannya. Tidak ada kebenaran lebih tinggi daripada “Diam dan taat”. Lalu Indonesia menjadi salah satu negara terkorup di dunia, karena kebanyakan mantan siswa yang menjadi warga negara tidak berani melawan, atau menjadi berbeda sendiri, atau menegakkan kebenaran…
Semoga semua guru dan orang tua bisa melihat hubungannya antara pendidikan “diam dan taat” di sekolah, dan hasilnya di tengah masyarakat kita.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
23 July, 2025
Untuk Apa Ada Hari Anak Nasional?
“Hari Anak Nasional menjadi pengingat penting bagi semua elemen masyarakat bahwa anak-anak adalah aset bangsa yang harus dihargai, dilindungi, dan diberdayakan.”
Assalamu’alaikum wr.wb. Ketika membaca kalimat itu, saya tidak tahu apa seharusnya ketawa atau menangis. Anak adalah aset bangsa? Jadi seharusnya ada “nilainya”! Saya baca berita tentang anak setiap hari karena ingin memahami kondisi yang nyata. Kita hanya bisa memperbaiki suatu masalah kalau memahaminya. Pertanyaan saya: Anak Indonesia hidup dalam kondisi apa sekarang? Aman? Sehat? Sejahtera? Cerdas? Bahagia?
Setiap hari, ada berita tentang anak yang dicabuli, diperkosa, diperkosa bergilir, dan disodomi. Mayoritas dari pelakunya adalah pria dewasa yang dekat, seperti bapak kandung, bapak tiri, guru ngaji, ustadz, guru sekolah, guru les, kakek, tetangga, atau pendeta. Ada banyak pelaku yang remaja, seperti senior di sekolah atau pesantren, tetangga, teman Facebook, kenalan medsos, dll.
Anak SMP bisa diperkosa bergilir oleh 6 sampai 14 anak remaja. Dari ribuan kasus, belum pernah ada anak laki-laki yang selamatkan korban. Dari ribuan laki-laki usia 12-19 tahun yang diajak perkosa anak perempuan, 100% setuju. Untuk mengatasinya, guru dan orang tua harus membahas pemerkosaan, dan mendidik anak laki-laki untuk menjadi satria yang melindungi perempuan. Daripada ikut memperkosanya!
Banyak anak dicabuli oleh guru ngaji, guru sekolah, atau ustadz di pesantren. Anak tidak paham ada bahaya. Solusinya sederhana: “Pelatihan Anti-Pencabulan”. Dibuat poster yang wajib dipasang di sekolah dan pesantren, yang jelaskan arti pencabulan dan cara lapor. Orang tua juga harus diajarkan cara membahas pencabulan. Anak harus dididik bahwa badannya tidak boleh disentuh secara paksa, dan kalau terjadi, mereka harus melawan, lari, dan lapor.
Film pornografi banyak. Sebagian anak mulai nonton dari usia 12 tahun. Banyak orang tua tidak mau membahasnya. (Seringkali, bapak punya koleksi sendiri!) Karena tidak bisa diskusi dengan orang tua, anak bertanya kepada teman, lalu dikasih info situs, atau dikasih beberapa video.
Selalu ada berita tawuran. Di berapa banyak negara ada budaya anak ingin membunuh anak lain disebabkan dosa “sekolahnya beda”? Di negara tetangga tidak ada. Kenapa umum di sini? Kenapa belum ada solusi? Kenapa banyak anak laki-laki menjadi sadis?
Katanya, IQ rata-rata rakyat Indonesia adalah 78, ranking 130 di dunia. Jelas ada kegagalan dalam sistem pendidikan. Banyak guru kurang pandai “mendidik”. Merasa setara sersan di tentara. Dapat calon prajurit, harus teriak dan tegas agar mereka “diam dan taat”. Sersan (guru/pemimpin) berkuasa dan wajib ditaati, walaupun salah. Banyak anak anggap sekolah sama dengan penjara. Masuk penjara 12 tahun, lalu cari pekerjaan dengan saingan ribuan orang setiap 1 lowongan? Kenapa hasil pendidikan adalah jutaan anak bodoh yang tidak bisa dapat pekerjaan?
Banyak anak DO karena tidak sanggup beli seragam dll. Biaya “sekolah gratis” ternyata sangat mahal. Dianggap lebih baik anak kerja dan hasilkan uang, daripada keluarkan uang untuk sekolah. Di saat yang sama, para bapak membuang Rp. 2.619 Triliun per tahun untuk rokok! (Data 2024.) Sekolah mahal, tetapi rokok wajib? Pemerintah diam karena terima pajaknya. Lalu habiskan uang untuk BPJS bagi perokok yang kena kanker. Gali lubang, tutup lubang.
Setiap hari ada anak yang tenggelam. Misalnya, puluhan anak dibawa ke kolam renang oleh guru yang tidak bisa berenang. Ketika anak tenggelam, petugas membawanya ke puskesmas. Tidak bernafas selama 15 menit. Mati. Petugas dan guru tidak diwajibkan belajar Resusitasi Jantung Paru (RJP, atau CPR). Anak tewas adalah “takdir Allah”, bukan kelalaian. Banyak anak juga tenggelam di tempat lain seperti sungai, pantai, atau saluran irigasi, tetapi tidak ada pelatihan yang membuat mereka waspada.
Di kebanyakan desa, tidak ada taman baca. Anak butuh akses pada buku agar menjadi terbiasa membaca. Tempat bermain juga terbatas dan biasanya rusak. Ketika ada dana, daripada mendirikan taman baca dan taman bermain untuk mencerdaskan anak, malah jalannya diaspal.
Perlu puluhan contoh lain? Untuk apa ada perayaan “Hari Anak Nasional”? Kalau hasilnya adalah cermin dari usaha, terkesan banyak sistem yang terkait dengan anak mengalami kegagalan. Jadi apa yang dirayakan? Kalau ini di Jepang, mungkin banyak pejabat akan bunuh diri (atau mundur) sebagai bentuk tanggung jawab. Tetapi di sini malah menjadi perayaan. Banyak orang tepuk punggung sendiri, dan membahas keberhasilannya yang tidak dirasakan oleh anak.
Ada 80 juta anak yang butuh masa depan yang baik. Tetapi yang disediakan bagi mereka hanyalah sistem penuh kegagalan dan kesulitan. Banyak orang tua gagal mendidik anaknya karena tidak pernah dilatih menjadi orang tua. Kenapa tidak ada kelas parenting di SMP, SMA, dan universitas? Ada 60 juta orang tua yang merasa lemah karena “sendirian”. Jadi mereka hanya bisa terima yang disediakan, dan anggap anak mereka tidak berhak mendapat yang lebih baik.
Semua orang dewasa perlu bangun dari dunia mimpi. Semua masalah tersebut bisa diatasi. Tetapi harus ada kemauan untuk bersatu, dan mewujudkan program pendidikan, sosial, dan agama yang berkualitas. Hanya dengan itu bisa muncul harapan Indonesia Emas bagi semua anak bangsa!
Semoga bermanfaat sebagai renungan. Mohon maaf kalau kurang berkenan.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
03 July, 2025
Dua Anak Kembar Tewas Tenggelam, Kenapa Harga Nyawa Anak Begitu Murah?
Assalamu’alaikum wr.wb. Saya merasa jenuh melihat berita ANAK TENGGELAM, yang muncul SETIAP HARI di situs berita. Kenapa para pemimpin, pendidik, dan pemimpin agama, hanya diam saja dan membiarkan hal itu terjadi terus, tanpa kepedulian? Kalau jumlah anak yang sama malah bunuh diri, atau overdosis dari narkoba, atau digigit ular beracun, saya cukup yakin reaksi masyarakat dan pemimpin akan sangat berbeda. Mungkin 100 juta orang tua akan teriak keras dan menuntut pemerintah, pemda, sekolah, dan pesantren menciptakan program pendidikan agar semua anak bisa memahami bahaya tersebut.
Tetapi karena anak-anak itu “hanya tenggelam” saja, tidak banyak yang mau peduli. Setiap hari, anak Indonesia yang tidak berdosa dibiarkan mati secara sia-sia, dan tidak ada pihak yang mau bertindak untuk mencegahnya. Tidak ada program pendidikan. Tidak ada pelatihan atau pembahasan di sekolah, atau radio, atau TV, atau di rumah. Dalam setiap kasus, 100% dari orang tua selalu mengatakan, “Kami tidak menyangka!” Lalu kejadian itu dicap musibah dan takdir saja. Tidak mungkin bisa dicegah. Tidak mungkin anak bisa diselamatkan. Betul?
Tetapi anehnya, ketika ada risiko anak bisa jatuh sakit atau tewas dari demam berdarah, semua orang siap membahasnya, dan banyak yang bertindak untuk menyelamatkan anak. Kenapa ada Program Pencegahan Demam Berdarah setiap tahun?? Ketika rumah sakit penuh dengan anak yang demam tinggi, kenapa semua orang dewasa tidak mengatakan, “Kami tidak menyangka, ini musibah, ini takdir”? Malah ada program nasional untuk bunuh nyamuk. Tetapi kalau anak tenggelam? Cuek saja. Itu takdir. Siapa yang bisa menyangka!?
“Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (QS. Al Maidah 5:32)
Kapan rakyat Indonesia dan para pemimpin negara akan bangun dari dunia mimpi, dan mulai peduli pada masa depan 80 juta anak bangsa?
Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
Dua Anak Kembar di Bojonegoro Tewas Tenggelam Saat Bermain di Bengawan Solo
https://beritajatim.com
29 May, 2025
Kalau Gagal Berangkat Haji, Itu Ujian Kesabaran Dari Allah
Assalamu’alaikum wr.wb. Allah memberikan ujian kesabaran kepada setiap manusia dengan cara yang berbeda-beda. Ada orang yang tidak berhasil dapat visa untuk berangkat haji tahun ini, dan mereka santai saja, bahkan cuek. Dari awalnya mereka hanya berangkat karena diajak atau disuruh. Jadi ketika tidak berhasil, mereka lupakan saja. Ada orang lain yang dikasih tahu tidak bisa berangkat haji, dan mereka menangis berjam-jam, dan mulai berpikir apakah ada kesalahan pada diri mereka sehingga Allah marah dengan mereka? Dan mungkin, sebenarnya, tidak ada kesalahan yang besar yang mereka lakukan, tetapi mereka masih mau introspeksi dan berusaha menjadi lebih baik, walaupun sebelumnya sudah sangat baik.
Di situ letaknya ujian kesabaran dari Allah. Manusia diuji, manusia bereaksi, dan Allah memantau reaksinya. Bagi orang yang cuek saja, Allah menilai keimanan mereka, dan siapkan masa depan yang sesuai. Bagi orang yang hatinya sedih dan berusaha menjadi lebih baik, Allah menilai keimanan mereka, dan siapkan masa depan yang sesuai. Tidak ada manusia yang selalu dapatkan apa yang dia inginkan. Walaupun punya niat yang baik, masih ada orang yang menunggu puluhan tahun tanpa berhasil mendapatkan apa yang dia harapkan.
Ketika hal seperti itu terjadi, selalu ada dua pilihan: 1) Tetap tenang, bersabar, berbaik sangka, dan berserah diri kepada Allah, dengan mengharapkan takdir yang terbaik dari sisi Allah. Atau, 2) Menjadi marah, kesal, bingung, kecewa, menuduh Allah tidak adil, dan yakin bahwa pendapat anda yang terbaik, jadi Allah salah kalau tidak segera berikan apa yang anda inginkan.
Allah ciptakan manusia untuk diuji di bumi ini. Hanya orang yang beriman dan berserah diri kepada Allah, dan terima semua keputusan Allah, baik yang disenangi maupun yang tidak disenangi, yang akan dapat keberhasilan di surga. Kita tidak bisa memaksa Allah mengubah ketetapan-Nya. Kita bisa berdoa, menangis, shalat, bersedekah, dan lakukan segala macam ibadah yang lain. Tetapi kalau Allah sudah menentukan sesuatu pasti terjadi, maka ia pasti terjadi. Allah Maha Kuasa. Jadi apapun yang diputuskan Allah adalah yang paling benar. Pendapat manusia tidak penting. Allah yang menentukan.
Jadi kalau anda gagal berangkat haji tahun ini, berusaha untuk tetap tenang. Jangan bersikap “Ya sudahlah, tidak usah dipikirkan lagi” kalau gagal berangkat. Tetapi jangan juga sedih secara berlebihan. Hadapi perkara ini dengan sikap yang terbaik. Yaitu sedih, tetapi menerima, dan tidak marah atau kesal, tetapi tidak juga cuek.
Introspeksi diri dulu. Mungkin saja ada beberapa hal yang bisa diperbaiki. Tidak berarti anda “buruk”, tetapi orang yang paling saleh di dunia tetap bisa berusaha menjadi lebih baik. Dan mungkin kalau ada usaha seperti itu, walaupun tergolong sebagai perubahan kecil, Allah akan siapkan kesempatan berangkat haji pada tahun depan. Jadi tenang. Dan bersabar. Dan bersyukur.
Allah berikan ujian kepada orang beriman yang disayangi. Kalau tidak disayangi, maka tidak usah dikasih ujian. Diabaikan saja juga bisa. Apakah mau diabaikan oleh Allah? Atau mau bersyukur kalau dikasih ujian yang berat, yang hanya diberikan kepada orang-orang terbaik, yang paling beriman dan paling disayangi Allah?
2. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
3. Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
(QS. Al-Ankabut 29:2-3)
155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, Inna lillahi wa inna ilayhi raji'un.
157. Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
(QS. Al-Baqarah 2:155-157)
Rasulullah SAW bersabda, "Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya maka Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu." (HR. Ath-Thabrani)
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya besarnya pahala tergantung dengan besarnya ujian. Sesungguhnya, apabila Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan mengujinya. Siapa yang ridha dengan ujian itu, maka ia akan mendapat keridhaan-Nya. Siapa yang membencinya maka ia akan mendapatkan kemurkaan-Nya." (HR. at-Tirmidzi No. 2396 dan Ibnu Majah No. 4031)
Sa'ad bin Abi Waqqash berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, "Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya?" Nabi SAW menjawab, "Para nabi kemudian yang meniru (menyerupai) mereka dan yang meniru (menyerupai) mereka. Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau agamanya tipis (lemah) dia diuji sesuai dengan itu (ringan) dan bila imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa." (HR. Bukhari)
Semoga anda bisa menghadapi ujian dari Allah ini dengan sikap yang baik dan tenang, dan yakin bahwa anda akan lulus dari ujian ini, naik derajat di sisi Allah, dan dapat takdir yang terbaik di masa depan. Balasan yang terbaik dari ujian yang berat di dunia ini adalah kehidupan yang kekal di dalam surga. Dan di sana nanti, mungkin seorang teman akan bertanya, “Apa kamu masih ingat waktunya di dunia, kamu gagal berangkat haji, lalu menangis terus? Sekarang sudah dapat balasannya!” Dan anda akan ketawa dan bersyukur!
Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
28 May, 2025
Keimanan Saya Berkurang, Shalat Bolong, Apa Yang Harus Saya Lakukan?
[Pertanyaan]: Assalamu alaikum. Keimanan saya berkurang dan terasa sangat rendah, sehingga kadang saya tinggalkan shalat. Saya sibuk kerja, sehingga lupa menjaga keimanan dan ibadah shalat. Apa yang harus dilakukan?
[Jawaban]: Wa alaikum salam wr.wb. Keimanan itu seperti ombak di laut. Bisa naik dan turun, bisa terlihat tinggi dan bisa rendah. Dan kondisi ini berlaku bagi hampir semua orang. Nyaris tidak ada seorang pun yang bisa memiliki keimanan dan ibadah yang sempurna karena manusia tidak diciptakan untuk menjadi sempurna. Juga tidak ada ayat Al-Qur'an atau hadits yang mengatakan, "Hanya orang yang sempurna yang boleh masuk surga." Artinya, menjadi manusia SEMPURNA bukanlah syarat untuk menjadi Muslim yang baik, ataupun masuk surga.
Coba mengamati kehidupan anda secara makro. Selama anda tidak menjadi sibuk merampok, memperkosa, dan membunuh orang lain secara rutin, bisa dikatakan anda bukan “orang jahat”. Berarti pada dasarnya, anda adalah orang yang “baik”, yang mengalami gangguan keimanan. Dan hampir semua orang juga bisa mengalaminya, jadi bisa dikatakan bahwa anda “normal”.
Rasulullah SAW bersabda, "Iman paling afdhol ialah apabila kamu mengetahui bahwa Allah selalu menyertaimu di manapun kamu berada." (HR. Ath-Thabari)
Kalau shalat anda kadang diabaikan, maka ada beberapa solusi yang sederhana. 1) Pakai Aplikasi di HP yang akan membunyikan adzan pada waktu shalat. 2) Minta 3-4 saudara dan teman untuk kirim pesan atau telfon anda pada waktu shalat, dan bertanya lagi setelah beberapa menit. 3) Berdoa kepada Allah, menggunakan kata sendiri. Misalnya, “Ya Allah, tolong bantu saya menjadi orang saleh yang rajin shalat. Amin.” Mungkin anda hanya akan membutuhkan bantuan itu selama beberapa hari atau minggu sampai kembali seperti semula.
Selain itu, coba memperbanyak dzikir. Ucapkan ALHAMDULILLAH sebanyak mungkin. Allah memberi kita banyak berkah dan kemudahan sepanjang hari, dan satu-satunya hal yang Dia perintahkan pada kita setiap hari adalah shalat. Untuk hampir semua hal yang lain, sifatnya pilihan. Misalnya, tidak wajib membaca 100 halaman Al Qur’an setiap hari. Bayangkan kalau wajib?! Jadi, kita hanya butuh waktu 5 menit, 5 kali sehari, untuk “lapor” kepada Allah. Apa pun yang terjadi dalam kehidupan kita, tetap ada kewajiban untuk hadir, lapor, dan berserah diri kepada Allah. Kita harus menunjukkan lewat shalat bahwa kita tetap beriman, dan tidak mau abaikan Allah. Dan Allah akan membalas shalat kita itu dengan menghapus semua dosa kecil antara setiap waktu shalat.
Keimanan itu naik turun. Jadi, jangan dipikirkan terlalu banyak. Buatlah rencana untuk berusaha menjadi lebih baik, lalu ambil satu langkah untuk memulai. Lalu ambil langkah berikutnya. Dan insya Allah kondisi kehidupan anda akan segera menjadi mudah, dan shalat akan menjadi bagian dari rutinitas harian, seperti dulu, dan menjadi sesuatu yang dinantikan.
Bayangkan jika saya memberikan anda nomor telepon presiden, dan berkata, "Presiden anggap anda luar biasa, dan dia inginkan anda hubungi dia 5 kali setiap hari, dan jelaskan keadaan anda. Dia sangat peduli dengan anda, dan siap berikan segala macam bantuan, kalau bisa!"
Apa mau telfon presiden dan minta bantuannya terus, setelah menjadi jelas dia sangat memperhatikan anda? Atau apa anda lebih mau cuek saja dan abaikan tawaran itu? Sepertinya kebanyakan orang akan semangat telfon presiden dan minta bantuan, kalau bisa. Allah Maha Kuasa di atas semua presiden dan raja. Dan Dia inginkan kita "menghubungi-Nya" dan jelaskan keadaan kita. Kenapa kita mau menolak? Dan apa manfaatnya kalau kita menolak? Setelah shalat selesai, kita juga berhak minta bantuan apa saja dari Allah. Jadi tidak ada alasan logis untuk menolak shalat. Dan tidak ada manfaat apa pun yang didapatkan kalau kita abaikan Allah. Jadi, berhentilah berpikir tentang "bagaimana saya bisa shalat" dan laksanakannya saja!!
168. Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran."
(QS. Al-Baqarah 2: 186)
Ketika muncul rasa harus buang air kecil, anda tidak mungkin berpikir dulu selama beberapa jam, dan bertanya-tanya apa bisa cari toilet. Ketika perlu, anda akan langsung pergi ke toilet. Jadi, kalau anda bisa buang air kecil 5x sehari karena ada “kebutuhan” yang jelas, maka anda juga sanggup shalat 5x sehari! Dan itu juga merupakan suatu kebutuhan yang jelas, karena lewat shalat itu, semua dosa kecil kita dihapus. Kalau anda bilang, "Saya terlalu sibuk, tidak bisa shalat", maka saya tantang anda untuk berhenti buang air kecil juga sepanjang hari. Dan mari kita lihat apakah anda bisa berhasil abaikan kebutuhan itu!!! Kalau tidak sanggup, dan pasti ada waktunya untuk buang air kecil, berarti anda pasti bisa shalat juga!! Tidak ada bedanya.
Semoga saran ini bermanfaat. Jangan menyerah. Teruslah berusaha. Allah melihat usaha dan niat kita. Bukan pada seberapa "sempurnanya” kita. Berusahalah untuk menjadi lebih baik hari ini, lalu besok berusaha lagi. Sesederhana itu!
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
25 March, 2025
Orang Muslim di Indonesia Buang 2.619 Triliun Rupiah Setiap Tahun Untuk Rokok
Assalamu’alaikum wr.wb. Data dari tahun 2024: Cukai rokok 10% menyumbang 216,9 Triliun Rupiah pada kas negara. Jadi total dana yang dihabiskan rakyat mayoritas Muslim untuk beli rokok adalah 10 kali lipat, yaitu 2.169 TRILIUN RUPIAH. Yang dibakar! Tanpa manfaat! Setiap tahun!
Apa anak yatim hidup dalam keadaan sejahtera? Tidak. Banyak orang mengaku "tidak punya uang" untuk bantu anak yatim dan dhuafa terus. Beli buku untuk mencerdaskan anaknya sendiri tidak bisa. Orang tua tidak punya uang. Banyak anak putus sekolah setelah SD atau SMP. Orang tua tidak punya uang. Berkurban pada Idul Adha tidak bisa. Tidak punya uang. Tetapi di saat yang sama, umat Islam bisa bakar 2.169 Triliun Rupiah secara sia-sia. Setiap tahun. Jadi yang paling merugikan umat Islam di Indonesia hanya ada satu pihak: Umat Islam sendiri.
11. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
(QS. Ar-Ra’d 13:11)
Umat Islam bisa bangkit, bersatu, dan menjadi pemimpin dunia, dengan negara yang kuat dan sejahtera, dan teknologi yang maju. Tetapi harus siap berubah dulu. Tidak ada pihak lain yang merugikan kita. Kita yang dapat rahmat yang luas dari Allah SWT lalu kita sendiri yang lalai dan tidak mensyukuri rahmat itu. Lebih buruk lagi, kita dikasih rezeki dari Allah, lalu kita BAKAR, dan sesudahnya komplain bahwa kita "miskin". Bukan Allah yang membuat kita miskin. Kita sendiri yang perlu introspeksi.
Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
Penerimaan Cukai Hasil Tembakau (CHT) Mencapai Rp 216,9 Triliun Pada 2024.
https://www.liputan6.com
20 March, 2025
Renungan Tentang Umat Islam Dari Sisi Bola: Mengapa Indonesia Peringkat 127 Di FIFA?
Saya melihat berita yang bahas peringkat Indonesia di FIFA: Hanya bisa mencapai urutan 127 pada tahun 2025, dan juga tidak bisa bersaing di Piala Dunia. Ini beberapa negara di atas Indonesia dalam Peringkat FIFA. Jumlah penduduk = jumlah total, jadi kalau di Kroasia ada 4 juta warga, maka pria dewasa yang bisa main bola akan kurang dari 1 juta. Tetapi mereka di urutan 13 di FIFA. Sedangkan Indonesia, dengan sekitar 90 juta pria dewasa, berada di urutan 127.
13. Kroasia – populasi 4 juta (total, jadi kurang dari 1 juta pria dewasa).
17. Senegal - populasi 15 juta.
20. Swiss – populasi 8 juta.
42. Republik Ceko – populasi 10 juta.
52. Tunisia – populasi 11 juta.
62. Jamaika – populasi 3 juta (hanya ada 870 ribu pria dewasa).
Dan begitu seterusnya. Coba berpikir dengan akal yang sehat. Jamaika, sebuah negara berkembang, dengan hanya 870 ribu pria dewasa (tetapi tidak semuanya sehat, dan tidak semuanya bisa berolahraga) bisa mencapai ranking 62 di FIFA. Sedangkan Indonesia, dgn stok 90 JUTA pria dewasa, hanya bisa mencapai ranking 127, dan tidak sanggup masuk Piala Dunia… KENAPA?
Mungkin banyak orang akan bersikap "nrimo". Ini takdir saja, dan Allah tidak izinkan Indonesia dapat prestasi di dunia bola. Mungkin banyak orang akan mengatakan 1.000 tahun yang lalu ada orang Muslim bernama Al-Messi yang ciptakan bola sepak pertama di negara Arab, jadi prestasinya harus diterima sebagai kebanggaan umat Islam di Indonesia sampai sekarang.
Bagi saya, kegagalan orang Indonesia, khususnya umat Islam yang mayoritas, untuk dapat pencapaian yang tinggi di dunia bola adalah sebuah simbol. Jangankan hebat di dunia komputer, robot, sains, atau medis, untuk tendang bola ke gawang saja tidak bisa. Manusia yang lain dikasih kaki oleh Allah, dan dengan stok 870 ribu pria dewasa saja, Jamaika bisa bentuk tim bola yang berprestasi. Umat Islam di Indonesia punya hampir 90 juta pria dewasa, dan Allah kasih mereka kaki yang sama dengan orang asing, otak yang sama, dan jam per hari yang sama, tetapi ternyata kita tidak sanggup menemukan 11 orang yang lebih hebat dari orang Jamaika itu. Padahal di semua sekolah, kota, dan kampung, ada puluhan juta anak yang selalu sibuk main bola setiap minggu.
Ini merupakan suatu kegagalan yang jelas, yang tidak mau dihadapi. Di Indonesia, ada 200 juta Muslim yang sibuk banggakan diri atas prestasi zaman dulu dari beberapa orang Arab. Atau banggakan diri karena yakin masuk Surga, jadi tidak usah peduli pada dunia ini. Usahanya untuk mencari prestasi demi kemajuan umat manusia tidak banyak. Dan untuk urusan tendang bola ke gawang, ternyata tidak bisa dan juga tidak malu. Allah kasih orang non-Muslim badan, otak, fasilitas, dan kesempatan yang sama dengan kita, dan mereka pakai yang Allah berikan untuk mencari kemajuan dan prestasi. Tanpa berdoa kepada Allah, mereka bisa melebihi kita. Kita dikasih kesempatan yang sama, dan juga bisa berdoa, dan pencapaian kita tetap saja nol.
Banyak sekali orang Muslim senang hidup di dunia mimpi, dan kalau melihat cermin, bukannya diangkat untuk introspeksi, tetapi malah dipakai untuk banggakan diri saja, dan tidur kembali. Kapan umat Islam akan bangun dari dunia mimpi? Kapan bisa ketemu 11 orang yang sanggup main bola? Bagaimana mau menjadi pemimpin dunia kalau dalam urusan tendang bola saja tidak bisa dapat prestasi? Orang non-Muslim seharusnya bisa tertarik pada Islam kalau melihat kita, tetapi mereka malah ketawa dan kabur. Kita yang perlu berubah. Jadi kapan kita mau bangun, bangkit, bersatu, dan menjadi pemimpin dunia?
-Gene Netto
FIFA/Coca-Cola World Ranking
https://www.fifa.com/fifa-world-ranking/ranking-table/men/
17 March, 2025
"Maaf Pak, Tarifnya Berapa? Apa Permintaan Khusus Apa?”
Assalamu’alaikum wr.wb. Pada suatu hari, ada ibu dari sebuah yayasan yang telfon saya. Dia mau undang saya berceramah untuk anak-anak yang sakit di rumah singgah, dalam acara buka puasa bersama. Katanya banyak anak yang depresi, jadi butuh ceramah motivasi untuk menghibur hatinya dan membuatnya semangat. Lalu, seperti yang dilakukan dengan para penceramah sebelumnya, ibu itu merasa "terpaksa" bertanya tarifnya berapa. Saya jawab tidak ada tarif (karena arahan dari guru saya begitu).
Dia masih bertanya lagi, "Maaf, dibutuhkan berapa untuk biaya transportasi dan lain-lain?" Saya jawab lagi tidak ada tarif dan tidak perlu jumlah uang tertentu. Dia belum percaya, dan bertanya terus. Tolong disebutkan angkanya berapa, butuh dana berapa, karena takutnya kalau nanti pembayarannya tidak sesuai harapan, saya bisa kesal dan nanti tidak mau diundang lagi. Saya tetap mengatakan tidak ada tarif.
Lalu, perlu dijemput jam berapa? Saya jawab, tidak perlu dijemput. Taxi banyak, jadi tidak perlu merepotkan panitia. Dia masih bertanya lagi karena takut saya tidak akan datang kalau tidak dijemput oleh mereka. Saya tetap menolak. Ada taxi, GoCar, GrabCar, Gojek, GoOnta, dan lain-lain. Jadi insya Allah sangat mudah untuk sampai lokasinya dan tidak perlu dipikirkan oleh mereka. Saya kira sudah selesai. Ternyata belum.
"Maaf Pak, ada permintaan khusus apa?" Permintaan khusus?? Seperti apa? Saya kurang paham. "Untuk makanannya, Pak. Kita harus sediakan apa untuk Pak Ustadz?" Kok harus ada permintaan khusus? Emangnya Katy Perry atau Justin Bieber yang mau datang? Saya jawab, apa saja boleh Bu. Dia bertanya lagi, "Apa Pak Ustadz bersedia makan nasi kotak bersama anak-anak yang sakit?" YA ALLAH!! Sekali lagi saya jelaskan tidak usah pikirkan makanan khusus, atau transportasi, atau dana. Yang dikasih kepada anak-anak sudah cukup baik untuk saya juga, insya Allah.
Dia masih bertanya terus. "Apa tidak ada permintaan khusus sama sekali untuk makanannya?" Saya jawab, "Mohon makanannya untuk saya jangan dikasih racun ya!!" Itu saja permintaan khususnya. Hahaha. Alhamdulillah, dia bisa ketawa dengan keras. Saya bertanya, apa sering ada permintaan khusus kalau dari calon penceramah? Katanya, biasanya ada.
Boleh saya minta contohnya? Katanya, ada ustadz yang minta disediakan EQUIL untuk air minum. Aqua biasa tidak cukup baik ternyata. Buat anak yatim oke saja, tetapi untuk ustadz harus ada Equil. Saya hampir saja minta contoh yang lain, tetapi takutnya kalau dapat terlalu banyak info miring tentang para penceramah, saya bisa merasa kecewa dan puasa saya terganggu. Jadi saya tidak bertanya lagi.
Bagi saya, yang penting adalah tanggal ceramah sudah dicatat, nama dan nomor ibu itu sudah disimpan, saya bisa datang dan pulang sendiri naik taksi, dan saya bisa makan dan minum bersama anak-anak yatim, dan tidak ada permintaan khusus apapun (selain tidak dikasih racun! Hehe). Dan semoga ibu itu tidak pingsan karena begitu kaget.
Guru saya, alm. KH Masyhuri Syahid, mengajarkan saya sejak pertama kali saya diundang memberikan ceramah, lebih dari 25 tahun yang lalu: Kalau mau berceramah dan menyampaikan ilmu agama Islam kepada yang membutuhkannya, hendaknya karena Allah saja. Tetapi kalau tidak mau berceramah karena Allah, demi kemajuan umat, tanpa ada segudang permintaan, lebih baik diam saja di rumah dan dzikir sendiri saja. Masih dapat pahala, tetapi tidak akan mengganggu orang lain yang mau menuntut ilmu! Sayangnya, mungkin banyak orang tidak dapat arahan seperti itu dari gurunya, jadi setiap kali mereka terima undangan ceramah, sudah disiapkan daftar panjang permintaannya. Syukur Nabi Muhammad SAW tidak pernah berbuat begitu... Jadi yang melakukannya sedang mengikuti contoh siapa ya?
Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
05 December, 2024
Kenapa Allah Tidak Ciptakan Kita Di Surga, Tanpa Ada Kafir Dan Neraka?
[Gene]: Assalamu’alaikum wr.wb. Saya berikan pertanyaan tambahan lagi ya? Allah Maha Penyayang. Jadi kenapa tidak ciptakan semua manusia di Surga, dalam keadaan beriman, tanpa perlu ada ujian di dunia, tanpa ada neraka? Lebih bagus begitu, betul? Allah Maha Pengasih, jadi kita tidak perlu diuji, dan tidak perlu dihukum. Seratus persen beriman dari lahir, di Surga, dan hidup kekal di sana. Kenapa Allah tidak melakukan itu saja?
Kita boleh berandai-andai selama ribuan tahun tanpa bisa memahami “Pemikiran Allah”. Kalau kita merasa sudah dapat suatu jawaban, belum tentu jawaban itu betul. Kita anggap A adalah yang terbaik, padahal kita tidak sanggup mengerti bahwa B adalah yang terbaik. Allah Maha Tahu. Dan Allah mengambil keputusan sendiri tentang apa yang baik dan buruk, tanpa perlu minta pendapat kita.
Allah telah ambil suatu keputusan: Manusia akan dilahirkan ke dunia, dan diuji di sini. Yang beriman dikasih Surga, yang tidak beriman dikasih Neraka. Kenapa harus begitu, dan kenapa tidak lahir di Surga saja? Hanya Allah yang tahu secara pasti. Kemampuan kita untuk mengubah kondisi ini tidak ada. Jadi hanya ada dua pilihan: Menyadari kondisi kita, berusaha menyesuaikan diri, dan mencari jalan terbaik, atau menolak kondisi kita, dan cuek saja kalau kita ikuti jalan yang salah.
Sebelum kita dilahirkan, Allah sudah tahu siapa yang akan beriman dan sesat. Lalu kita tambahkan lagi analisis: Kenapa Allah harus ciptakan orang kafir? Kenapa harus ada Neraka bagi orang kafir? Mungkin saja harus ada Neraka karena suatu kondisi hanya bisa dipahami secara utuh kalau ada lawannya. Orang miskin sangat mengerti kekayaan dan manfaatnya. Orang di negara kaya yang kaya seumur hidup mungkin kurang sanggup memahami dan menghargai konsep kekayaan. Dia mengerti dirinya “kaya”, tapi dia tidak bisa memahami kondisinya secara utuh, karena tidak pernah merasakan kemiskinan dan tidak melihatnya di sekitarnya. Kalau pernah hadapi kemiskinan, seperti orang miskin, baru bisa sadari artinya kekayaan.
Orang yang buta dari lahir tidak bisa menyadari secara utuh manfaatnya “melihat”, karena tidak pernah dirasakan. Dia hanya pahami kebutaan dan kegelapan, dan tidak memahami kemampuan “melihat”. Coba anda jelaskan bedanya antara warna hijau dan biru kepada orang yang buta dari lahir. Bisa? Apa dia bisa paham? Dari mana bisa paham, tanpa pernah merasakan sendiri? Jadi kalau kita semua dilahirkan di Surga, dan tidak pernah ada “ancaman Neraka” mungkin kita menjadi kurang sanggup memahami “Rahmat Allah” dan “Kasih Sayang Allah” secara utuh, karena hanya merasakan kenikmatan Surga, tanpa pernah tahu atau melihat lawannya, yaitu Neraka.
Mungkin saja kita diberi penjelasan tentang orang kafir dan Neraka, dan nanti kita juga akan diperlihatkan orang kafir yang masuk Neraka, agar kita sungguh-sungguh mampu bersyukur atas rahmat, nikmat, anugerah, dan kasih sayang yang diberikan Allah kepada semua orang yang beriman. Tanpa adanya orang kafir dan Neraka, apakah kita sungguh-sungguh akan peduli dengan Surga? Jika pilihan setelah dunia ini hanyalah Surga yang “lebih tinggi” (untuk orang terbaik), dan Surga yang “lebih rendah” (untuk orang terburuk), dan tidak ada Neraka untuk siapa pun, berapa banyak dari kita yang akan mempunyai keimanan yang mendalam terhadap agama, dan keinginan untuk melakukan yang terbaik?
Misalnya, jika perbedaannya antara Surga yang lebih tinggi dan yang lebih rendah hanya sebesar ukuran kolam renang di istana kita, maka seberapa besarkah kita akan peduli? Kita mungkin kadang-kadang berdoa, kadang-kadang berpuasa, kadang-kadang bersedekah, tetapi mungkin kita tidak terlalu peduli untuk mencapai Surga yang lebih tinggi. Surga yang lebih rendah hampir sama, jadi untuk apa perlu peduli? Sebaliknya, kita diberikan perbandingan yang kuat antara Surga dan Neraka, yaitu yang terbaik yang dapat dibayangkan, dan kebalikannya, yang merupakan yang terburuk yang dapat dibayangkan. Dan mungkin alasan logisnya adalah agar kita dapat memahami bahwa Allah adalah Maha Penyayang bagi mereka yang memilih untuk beriman dan menyembah-Nya.
Semoga bermanfaat.
Wa billahi taufiq wal hidayah.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
07 September, 2024
Empat Anak Berusia 12, 12, 13, Dan 16 Tahun Menjadi Pemerkosa, Dan Bangga?
Assalamu’alaikum wr.wb. Seorang anak perempuan berusia 13 tahun ketemu teman laki-laki di jalan dan diajak pergi. Ada 3 anak laki-laki lain yang ikut. Anak perempuan itu dipegang oleh keempat anak remaja itu, dan mulutnya dibekap sampai dia tewas, lalu mayatnya diperkosa secara bergilir (disangka pingsan). Mayatnya dipindah ke lokasi lain, dan diperkosa lagi oleh semuanya. Sudah ditangkap setelah mereka bercerita dengan bangga kepada teman-temannya bahwa mereka menjadi pemerkosa.
Apa ini kejadian luar biasa? Tidak. Pemerkosaan dan pemerkosaan bergilir terhadap anak perempuan sudah sangat normal dan pelaku yang remaja laki-laki juga sangat normal. Dan dalam sebagian dari kasusnya, korbannya dibunuh. Dan dalam sebagian dari kasus itu, mayat korban juga diperkosa lagi. Ada berapa banyak kejadian setiap tahun? Saya tidak bisa jawab karena tidak ada pihak yang cukup peduli pada 40 juta anak perempuan di Indonesia sehingga mendata berapa banyak yang diperkosa. Saya hanya bisa dapat info dari berita saja. Dan mungkin ada ribuan kasus lain yang tidak pernah dilaporkan karena korban malu, dan kebetulan tidak dibunuh, jadi tidak ada mayat untuk memicu investigasi.
Saya pernah bertanya kepada beberapa lembaga dan pejabat, tetapi mereka mengaku tidak punya data lengkap juga. Lalu setelah seorang anak perempuan diperkosa oleh anak berusia 12-18 tahun, atau diperkosa bergilir, atau diperkosa dan dibunuh, atau dibunuh dan mayatnya diperkosa, 100% dari orang dewasa mengucapkan Mantra Nasional: “Kami tidak menyangka!” Pertanyaan serius dari saya, “Anak siapa yang perlu diperkosa dan dibunuh sebelum 100 juta orang tua bisa mulai berpikir?”
Ada 80 juta anak di Indonesia. Lebih dari 40 juta anak laki-laki. Dan dari pengamatan saya terhadap berita, dari ribuan kasus per tahun, 100% dari anak laki-laki yang dapat KESEMPATAN ikut dalam kegiatan pemerkosaan bergilir bersama teman-teman, selalu setuju. Ini tanggung jawab siapa? Dan kapan bisa terjadi perubahan? Kalau umpamanya ada sirene tsunami yang bunyi, tetapi kebanyakan orang bersikap “tenang”, kita mesti teriak apa? Sudah jelas ada bahaya, tetapi banyak orang anggap bukan urusan mereka. Menunggu anak yang mereka kenal menjadi korban dulu, baru perlu berpikir.
Semoga para orang tua akan lebih waspada. Jangan menganggap anak anda aman, di mana pun, dengan siapa pun. Dan semoga semua anak kita selalu di dalam perlindungan Allah SWT. Aamiin, Aamiin, ya Rabbal ‘Aalamiin
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
4 Remaja Merasa Bangga Usai Bunuh dan Perkosa Siswi SMP Penjual Balon di Palembang
https://regional.kompas.com
14 August, 2024
Apakah 80 Juta Anak Indonesia Sudah Merdeka?
Assalamu’alaikum wr.wb. Pada tanggal 17 Agustus, Indonesia merayakan Hari Kemerdekaan. Secara fisik, memang merdeka. Bagaimana dengan kondisi mentalnya? Apa benar bahwa rakyat, khususnya 80 juta anak Indonesia, sudah merdeka? Di sekolah dan rumah, banyak anak diberikan pelajaran penting: "Diam dan Taat" pada pihak yang berkuasa, walaupun mereka dzhalim. Keadilan, kebenaran, kejujuran, dan banyak konsep lain tidak penting. Semuanya boleh ditukar dengan harga yang sedikit.
Kalau seorang guru memukul siswanya lalu dilaporkan, banyak guru marah. Katanya, memukul siswa wajar. Tetapi kalau siswa memukul guru, banyak guru menjadi lebih marah dan menuntut anak itu dihukum dengan keras! Kalau guru telat, bukan masalah. Siswa telat 30 detik, dihukum. Kalau guru tidak periksa PR, bukan masalah. Siswa yang tidak kerjakan PR, dihukum. Apakah sekolah merupakan tempat adil yang mengajarkan anak untuk menegakkan keadilan dan membela kebenaran? Atau mengajarkan anak untuk siap tukar benar dan salah karena takut pada pihak yang berkuasa?
Ada ujian anak SD. Banyak pertanyaan salah, 4 jawaban dari guru juga salah. Seorang siswa jelaskan dengan sopan bahwa gurunya salah. Siswa itu dimarahi, dan dihukum. Nilainya dikurangi agar ada "efek jera", agar semua siswa belajar untuk tidak berani melawan pendapat guru yang berkuasa. Yang penting Diam dan Taat.
Seorang anak SD disuruh potong rambutnya karena "gondrong". Kata guru lain, tidak perlu. Besok siang, rambutnya anak dipotong secara paksa, agar ada efek jera. Siswa jangan berani melawan pendapat guru. Benar dan salah tidak penting. Siswa dilarang berbeda pendapat. Dilarang "melawan". Dilarang menjadi lebih benar dari gurunya. Dilarang berbeda. Dilarang berpikir secara mandiri. Dilarang kreatif. Guru selalu benar. Yang penting Diam dan Taat.
Apakah ini artinya "kemerdekaan"? Rakyat yang Diam dan Taat paling disenangi oleh penjajah dan diktator. Belanda sudah hilang, tetapi masih ada "penjajahan mental" di banyak sekolah, lembaga, rumah, dan kantor. Anak, orang tua, guru, karyawan, PNS, dan seterusnya diajarkan terus untuk selalu takut membela kebenaran. Yang penting hanyalah pendapat dari pihak yang berkuasa.
Tiga juta guru dan 100 juta orang tua bisa berubah. Ada 80 juta anak yang merupakan masa depan negara ini. Mereka harus diberikan izin untuk hidup dengan pemikiran merdeka. Harus ada izin berbeda pendapat dengan guru dan orang tua, izin menjadi mandiri, izin hidup secara bahagia di dalam dan luar sekolah, dan seterusnya. Guru harus mengajarkan semua anak untuk menegakkan keadilan, membela kebenaran, dan jangan tukar benar dan salah dengan harga yang sedikit.
Negara lain bisa kirim robot ke planet Mars, tetapi di Indonesia, anak SD malah sering dijadikan "robot" (semua anak harus sama). Lalu kepalanya para “robot” itu diisi dengan “program” yang salah agar siap Diam dan Taat pada pihak yang berkuasa. Sistem pendidikan berdasarkan “penjajahan mental” seperti ini perlu diperbaiki.
Kita harus berikan kemerdekaan berpikir kepada semua anak Indonesia dan siapkan mereka untuk menjadi generasi emas dan pemimpin dunia. Indonesia bisa segera menjadi negara yang maju dan sejahtera kalau 3 juta guru dan 100 juta orang tua mengajarkan anak untuk menjadi pemimpin, pelopor, dan penemu. Masa depan 80 juta anak tergantung apa yang kita pilih sekarang!
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
-Gene Netto
01 August, 2024
Makna Kehidupan: Kehidupan Ini Adalah Ujian
126. Dan tidaklah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji, sekali atau dua kali setiap tahun, kemudian mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran?
- (Al-Qur'an, At-Taubah 9:126)
Tuhan Yang Maha Esa memberi kita otak yang logis sehingga kita mampu berpikir tentang Dia dan berusaha memahami apa yang Dia inginkan dari kita. Tuhan dengan hati-hati memilih banyak nabi sebagai juru bicara-Nya untuk memberi kita petunjuk, lalu memberi mereka kitab suci sehingga kita memiliki aturan untuk diikuti. Kemudian, Tuhan mengizinkan mereka melakukan mukjizat untuk membuktikan bahwa mereka telah diutus oleh Tuhan Yang Maha Esa. Namun, sebagian orang mengabaikan semua nabi tersebut, abaikan kitab suci dan mukjizatnya, lalu orang-orang tersebut menggunakan otak logis yang Tuhan berikan kepada mereka untuk terus-menerus bertanya-tanya tentang makna kehidupan. Hal ini menjadi lebih rumit ketika mereka menghabiskan terlalu banyak waktu dalam membaca pemikiran dari berbagai ahli filosofi daripada berusaha memahami ajaran yang jelas dari semua Nabi Tuhan, yang telah mengatakan kepada kita bahwa kehidupan ini adalah sebuah Ujian.
1. Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,
2. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,
- (QS. Al-Mulk 67:1-2)
Tuhan juga menciptakan Aturan yang akan berlaku di dalam Ujian-Nya. Ujian ini berlaku untuk kita semua tanpa peduli kita suka atau tidak. Kita harus melakukan upaya-upaya terbaik dalam mengikuti Aturan itu agar mendapat hasil yang baik, atau juga bisa mengabaikan Ujian ini dan tidak peduli tentang apa yang akan terjadi di kemudian hari. Ketika orang-orang yang tidak percaya pada Ujian ini menemui Penciptanya pada Hari Penghakiman, mereka akan terkejut dan ingin kembali ke dunia untuk mengikuti Ujian ini lagi.
12. Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin".
- (QS. As-Sajdah 32:12)
112. Allah bertanya, "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?"
113. Mereka menjawab, "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung."
114. Allah berfirman, "Kamu tidak tinggal (di bumi), melainkan sebentar saja kalau kamu sesungguhnya mengetahui."
115. Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?
116. Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) arasy yang mulia.
- (Al-Qur'an, Al-Mu'minun 23:112-116)
Orang-orang yang tidak beriman akan berusaha memohon kesempatan kedua (untuk kembali ke dunia), tapi sudah terlambat. Waktu yang diberikan pada kita untuk mengerjakan Ujian Allah itu telah selesai, dan Tuhan Yang Maha Esa akan memeriksa hasilnya (catatan kebaikan dan dosa kita). Siapa pun yang tidak mengikuti Aturan Ujian ini akan mendapatkan nilai buruk, dan ini termasuk orang-orang yang menolak Ujian ini dengan cara mengabaikan Allah, mengabaikan aturan Allah, atau menyangkal keberadaan Ujian-Nya.
Diriwayatkan oleh Ibnu Umar: Rasulullah SAW bersabda, "Jika salah seorang di antara kalian meninggal, maka ia akan diperlihatkan tempat duduknya (di akhirat) pada pagi dan sore hari. Jika ia termasuk penghuni Surga (ia diperlihatkan tempat duduknya) dari penghuni Surga, dan jika dia termasuk penghuni Neraka (dia ditunjukkan tempat duduknya) dari penghuni Neraka, dan akan dikatakan kepadanya: 'Itulah tempat dudukmu hingga Allah membangkitkan kamu pada hari kiamat (dan mengirimmu ke tempat dudukmu yang semestinya).'"
- (Hadits Shahih Muslim)
Kehidupan ini adalah Ujian, jadi kita harus mengambil sebuah pilihan. Siapa pun yang tidak mengikuti Aturan Ujian ini akan mendapat nilai buruk, termasuk orang yang menolak mengikuti Ujian dengan cara mengabaikan Tuhan, mengabaikan Aturan Tuhan, atau mengingkari adanya Ujian-Nya. Jika kita dapat menerima bahwa Tuhan menciptakan kita dan sekarang sedang menguji kita, maka kita perlu memastikan bahwa kita memiliki Buku Peraturan yang benar dan sah untuk diikuti, yaitu Al-Qur'an. Atau, kita bisa saja menolak Tuhan Yang Maha Esa, mengabaikan para Nabi-Nya, mengabaikan peringatan mereka, dan mengambil risiko sendiri.
Tuhan telah memberi kita kebebasan mutlak untuk memilih jalan mana pun yang ingin kita ikuti. Kita harus memilih dengan bijak karena tidak akan ada kesempatan kedua. Kita hanya mempunyai satu kehidupan ini untuk mengambil pilihan yang benar, dan langsung setelah kita wafat, kita akan diperlihatkan hasil awal dari Ujian kita sebelum kita mendapatkan hasil formalnya langsung dari Tuhan pada Hari Penghakiman. Jadi, siapa pun yang berpikiran logis harus mempertimbangkan dengan cermat kemungkinan adanya Tes ini. Mereka harus peduli dengan apa yang dikatakan oleh para Nabi Allah kepada kita, dan mereka harus berusaha memahami keabsahan Nabi Terakhir Muhammad SAW dan keabsahan Al-Qur'an yang diberikan kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dan mereka harus melakukan semuanya sekarang juga sebelum kehabisan waktu!
35. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.
- (QS. Al-Anbiya 21:35)
"Makna kehidupan" adalah kita sedang diuji oleh Tuhan Yang Maha Esa, dan sebagai hasil dari Ujian-Nya, kita akan masuk Surga atau Neraka. Keyakinan bahwa Tuhan menciptakan kita dan menempatkan kita di bumi ini untuk menguji kita telah diajarkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Ini merupakan salah satu ajaran Islam yang baku dan tidak pernah berubah sejak zamannya Nabi Muhammad SAW hingga saat ini.
Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu'alaikum wr.wb.
-Gene Netto
21 May, 2024
Kenapa Gene Netto Bisa Betah Di Jakarta Yang Sesak, Mahal Dan Kotor?
[Komentar]:
Pak Gene kok betah amat siiiihhh, apalagi tinggal di Jakarta, yang
penuh sesak, mahal, udara kotor, lingkungan kumuh??
[Gene]:
Assalamu’alaikum wr.wb. Kenapa harus merasa tidak betah? Mau lihat jalan
yang bersih, tetapi di setiap jalan besar ada toko yang jual alkohol
dan tempat perjudian? Atau jalannya bersih, tetapi ada narkoba yang
legal? Atau jalannya bersih, tetapi ada wanita dan pria yang berprofesi
sebagai pelacur, dan didukung oleh rakyat karena dianggap "pekerjaan
biasa"? Atau jalannya bersih, tetapi ada klinik aborsi, dan anak usia 14
tahun bisa aborsi tetapi dirahasiakan dari orang tuanya?
Atau
jalannya bersih, tetapi ada lembaga yang dukung LGBT, yang mendorong
semua anak yang "merasa" homoseks atau transgender untuk segera mengaku
agar bisa dibanggakan? Atau jalannya bersih, tetapi anak usia 5 tahun
DITANYA apakah merasa sebagai laki-laki atau perempuan? Atau jalannya
bersih, tetapi anak laki-laki di SD bisa mengaku sebagai perempuan, dan
guru dilarang membantah, dilarang memberi tahu orang tuanya, dan bisa
dipecat kalau panggil anak dengan nama yang "salah"?
Atau
jalannya bersih, tetapi jompo dan orang yang sakit bisa dapat bantuan
bunuh diri? Atau jalannya bersih, tetapi dua remaja bisa berzina,
melahirkan anak, dan tinggal bersama karena itu dianggap normal? Atau
jalannya bersih, tetapi banyak anak merasa tidak perlu sopan kepada
orang tuanya atau gurunya karena hak bicara bebas lebih penting?
Atau
jalannya bersih, tetapi 50% dari orang di masyarakat adalah ateis, dan
anaknya menjadi temannya anak anda? Atau jalannya bersih, tetapi banyak
perempuan pakai rok mini di kota, dan bikini kecil di pantai, jadi
nyaris telanjang? Atau jalannya bersih, tetapi ada kondom ukuran kecil
untuk anak SD, dan kondom dibagikan secara gratis bagi remaja? Atau
jalannya bersih, tetapi banyak anak dibiasakan minum alkohol dari usia
SD dan di usia remaja minum alkohol setiap minggu bersama orang tuanya?
Atau jalannya bersih, tetapi anak remaja nonton film porno di rumah, dan
orang tuanya ketawa saja karena bapaknya juga nonton?
Mau saya berikan seribu contoh yang lain??
Dan
kalau orang di sana disuruh "bertaubat", maka jawabannya dua: 1)
"Bertaubat kepada siapa karena tidak ada Tuhan", dan 2) "Yesus
disalibkan, jadi kami tidak punya dosa." Tetapi preman yang bejat di
sini bisa berubah, BERTAUBAT, dan menjadi rajin shalat. Di sana, tidak
ada kemauan untuk bertaubat. Anda mau tinggal di sana? Silahkan saja!
Dan nanti, kalau anak anda murtad karena para temannya ateis, dan hamil
di luar nikah karena itu normal saja, dan kecanduan alkohol, narkoba dan
perjudian karena temannya juga begitu, maka jangan menangis di depan
saya ya. Anak itu adalah hasil dari CINTA anda terhadap dunia ini ketika
anda melihat negara kafir yang bersih, lalu sangat ingin tinggal di
sana, di tengah mereka. Kenapa anda bisa merasa terpesona dengan
kehidupan mereka, dan hanya sanggup melihat "kebersihan" dan abaikan
semua yang lain?
Tolong baca ayat dan hadits di bawah ini, dan
MERENUNG tentang TUJUAN dari kehidupan ini. Di akhirat, tidak ada
manusia yang ditanyakan apakah jalan di depan rumahnya bersih atau
tidak. Semoga bermanfaat.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
Perbandingan Dunia Dengan Akhirat
Rasulullah
SAW bersabda, "Perbandingan dunia dengan akhirat seperti seorang yang
mencelupkan jari tangannya ke dalam laut lalu diangkatnya dan dilihatnya
apa yang diperolehnya." (HR. Muslim dan Ibnu Majah)
Kesulitan Atau Kenikmatan Di Dunia Akan Dilupakan Ketika Rasakan Surga Atau Neraka Untuk Sesaat Saja
Dari
Anas bin Malik ra., Rasulullah SAW bersabda, "Kelak pada hari kiamat
akan didatangkan penduduk neraka yang pernah merasakan kenikmatan paling
lezat selama di dunia lalu dia dicelupkan di neraka sekali celupan.
Kemudian ditanyakan kepadanya, 'Wahai anak Adam, apakah kamu pernah
melihat kebaikan? Apakah kamu pernah merasakan kenikmatan?' Maka dia
menjawab, 'Sama sekali tidak pernah, wahai Tuhanku.' Dan juga
didatangkan penduduk surga yang hidupnya paling susah selama di dunia,
lalu dicelupkan sekali celupan di dalam surga. Kemudian ditanyakan
kepadanya, 'Wahai anak Adam, apakah kamu pernah melihat kesusahan?
Apakah kamu pernah merasakan kesulitan?' Maka dia menjawab, 'Sama sekali
tidak pernah, wahai Tuhanku. Aku belum pernah merasakan kesusahan dan
belum pernah melihat kesulitan.'" (HR. Muslim)
Dunia Ini Tidak Nyata
[64].
Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan
sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya
mereka mengetahui.
(QS. Al-Ankabut 29:64)
Berapa Lamanya Kita Tinggal Di Bumi?
[112]. Dia (Allah) berfirman, "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?"
[113]. Mereka menjawab, "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada mereka yang menghitung."
[114]. Dia (Allah) berfirman, "Kamu tinggal (di bumi) hanya sebentar saja, jika kamu benar-benar mengetahui."
[115].
Maka apakah kamu mengira, bahwa Kami menciptakan kamu dengan main-main
(tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?
(QS. Al-Mu'minum 23:112-115)
Besarnya Pahala Sesuai Dengan Besarnya Ujian
Rasulullah
SAW bersabda, "Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan.
Sesungguhnya Allah 'Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum, Allah
menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya
dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah." (HR. Tirmidzi)
Kalau Kita Bersyukur, Allah Akan Menambahkan Nikmat Kepada Kita
[7].
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat."
(QS. Ibrahim 14:7)
Di Dalam Surga, Kita Dapat Apapun Yang Diinginkan
[31].
Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di
dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di
dalamnya apa yang kamu minta.
[32]. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS. Fushilat 41:31–32)
[ - Akhir - ]
16 May, 2024
Sebagai Orang Barat, Kenapa Gene Netto Tidak Kecewa Dengan Umat Islam Di Indonesia?
[Pertanyaan]: Saya sering menemui orang2 yang agamanya buruk, sehingga saya ragu-ragu bahwa Muslim pasti mengikuti perintah Allah. Tapi setelah membaca tulisan Gene, saya jadi tergelitik. Apa yang membuat Gene bertahan di sini? Kenapa muallaf lain kecewa, sementara Gene bertahan & tidak terpengaruh?
[Jawaban]: Sebelum pindah ke Indonesia, saya sudah lulus dari Fakultas Pendidikan di Australia, jadi sebagai guru, saya ingin menolong dan mendidik orang lain. Ketika guru dapat anak yang tidak pandai dalam bahasa asing, matematika, atau sains, guru tidak mengeluh dan bertanya kenapa harus tangani orang yang "tidak tahu", lalu minta hidup enak dengan murid yang sudah cerdas. Guru semangat menolong, berarti harus mengajar orang yang tidak tahu sehingga bisa paham.
Ketika dokter ketemu pasien yang sakit, dokter tidak mengeluh dan bertanya kenapa harus tangani orang yang sakit! Lalu minta hidup enak dengan pasien yang sehat. Dokter semangat menolong, berarti harus hadapi penyakit sehingga pasien bisa sehat.
Pengacara tidak mengeluh karena ketemu orang yang tidak mengerti hukum. Akuntan tidak mengeluh karena ketemu orang yang tidak mengerti akuntansi. Peternak tidak mengeluh karena ketemu orang yang tidak bisa besarkan kambing sendiri. Sopir bis tidak mengeluh karena ketemu orang yang tidak bisa pergi ke tempat lain sendiri. Petugas Damkar tidak mengeluh karena ketemu orang yang tidak bisa padamkan api sendiri. Dan seterusnya.
Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang membantu seorang Muslim menghilangkan kesulitan yang ada pada dirinya, maka Allah akan hilangkan baginya kesulitan di hari kiamat. Barangsiapa yang mempermudah orang yang dalam kesulitan maka Allah akan mempermudah urusannya di dunia dan akhirat. […]." (HR. Muslim)
39. dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,
40. dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).
(QS. An-Najm 53:39-40)
Bisa dipahami? Sebagai seorang guru, dan sebagai orang yang suka menolong, dan sebagai Muslim yang yakin dapat pahala, saya ingin berusaha memperbaiki umat Islam. Dan saya bersyukur Allah berikan saya kesempatan di saat banyak orang lain tidak mau. Menjadi tugas sepanjang usia untuk berjuang memperbaiki umat Islam, sehingga kita bisa menjadi pemimpin dunia. Dimulai dari membangun kesadaran ada masalah. Banyak orang kurang sadar, atau tidak peduli, dan menunggu "orang lain" bertindak. (Mau terima hasilnya, tapi malas berjuang.)
11. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.
(QS. Ar-Ra'd 13:11)
Umat Islam hanya bisa berubah kalau kita bersatu dan berjuang bersama. Dimulai dengan menolong saudara dan teman dan tetangga. Dan yang belum paham, harus kita didik. Dan yang akhlaknya rusak, bisa kita buang, atau bisa kita rangkul dan membantu mereka menjadi baik. Pilihannya di tangan kita, bukan di tangan mereka. Banyak orang perlu bantuan, tapi malu atau bingung tanya ke mana. Jadi kita harus proaktif menawarkan bantuan. Dan kalau kita bersatu dan berjuang terus, banyak negara di dunia akan dikalahkan oleh kekuatan Indonesia. Di saat ini kita lemah. Tetapi sekaligus tepuk punggung sendiri dan merasa bangga karena kita "banyak". Kita harus menjadi banyak DAN berkualitas juga. Semoga sudah jelas.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto