Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (557) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (179) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)
Showing posts with label kesehatan. Show all posts
Showing posts with label kesehatan. Show all posts

05 June, 2024

Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Assalamu’alaikum wr.wb. Awalnya, saya kurang percaya pada berita ini. Heatstroke adalah kondisi di mana manusia jatuh sakit karena tubuhnya kepanasan. Tetapi setiap hari, banyak anak main berjam-jam di bawah matahari dan tidak jatuh sakit. Banyak anak juga dipaksa berjemur di sekolah, di pesantren, sejak zaman dulu, dan jarang jatuh sakit. Lalu saya tanya ke dokter dan cari info online. Saya tahu Heatstroke berbahaya bagi anak dan dewasa, tapi saya kira paling jatuh pingsan saja. Ternyata, lebih berbahaya dari itu. Kita “beruntung” saja tidak terlalu sering menjadi masalah besar, atau berakibat fatal.

Ada beberapa faktor yang terkait. Antara lain: 1) Kondisi kesehatan anak sebelumnya. 2) Suhu udara hari itu. 3) Jam berjemurnya. 4) Pakaiannya banyak (dipaksa pakai jaket) atau tidak. 5) Boleh minum air atau tidak. 6) Boleh bergerak atau tidak. Dan sebagainya.

Ketika seorang anak dipaksa berjemur selama beberapa jam di siang hari, ketika suhu udara sangat panas, dan anak itu mungkin saja kurang sehat sebelumnya, maka selain pingsan (yang paling umum terjadi), sel otak dan organ tubuh bisa mengalami kerusakan ketika tubuhnya mencapai suhu 40 derajat Celsius. Kalau anak itu tidak pingsan dan masih tahan berdiri, maka kerusakan sel otak sangat bisa terjadi dan hasilnya adalah cacat otak secara permanen. Heatstroke juga berbahaya bagi dewasa, tapi lebih berbahaya bagi anak.

Kalau ada sekolah atau pesantren yang menghukum anak dengan cara berjemur di siang hari, tolong bagikan info ini kepadanya, dan sarankan mereka berubah sekarang juga, sebelum ada korban yang otaknya rusak dan tidak bisa diobati. Intinya adalah ini suatu hukuman yang berbahaya dan tidak pantas dilakukan dengan sengaja terhadap anak kecil.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah
https://www.kompas.com

04 March, 2024

Banyak Orang Keracunan Makanan, Apa Program Makan Siang Nasional Bijaksana?

Ada berita tentang rencana program makan siang gratis bagi anak di seluruh negara. Pertanyaan saya, apakah itu bijaksana ketika hampir setiap hari ada berita tentang puluhan orang yang keracunan makanan, dan sering terjadi di sekolah dan pesantren? Dan ini hanya kasus-kasus yang ketahuan karena masuk berita. Yang tidak masuk berita berapa banyak lagi? Siapa yang mau bertanggung jawab terhadap puluhan ribu anak yang keracunan makanan setiap bulan nanti? Sekarang saja, ketika dibayar oleh konsumen (swasta), ada banyak penjual yang tidak mau jaga kebersihan. Yang penting asal jual saja. Bagaimana kalau sudah ada program nasional?
Ini beberapa contoh judul berita tentang keracunan makanan yang berhasil ditemukan dari beberapa minggu terakhir.
-Gene Netto


1 Maret, Banjar - 51 Siswa di 6 SD Kota Banjar Keracunan Jajanan Sekolah Keliling

1 Maret, Bogor - Siswa SD di Cileungsi Bogor Diduga Keracunan Jajanan

1 Maret, Magetan - 20 Warga di Magetan Keracunan Makanan Usai Hadiri Hajatan Selamatan Bayi

27 Feb, Bandung Barat - Keracunan Massal Murid SD di Bandung Barat

26 Feb, Sukabumi - Puluhan Pelajar di 2 Sekolah Sukabumi Diduga Keracunan Jajanan

23 Feb, Sukoharjo - 28 Warga Sukoharjo Mual-Diare Usai Hadiri Acara Ruwahan

23 Feb, Purwakarta - 5 Pelajar SD di Purwakarta Mual dan Diare, Diduga Keracunan Makanan Jajanan

22 Feb, Pagar Alam, Sumatera Selatan - Belasan Warga di Pagar Alam Keracunan, Diduga Usai Makan Ikan Tongkol

22 Feb, Samarinda - Diduga Keracunan Makanan, 23 Anak Panti Sosial di Samarinda Dilarikan ke Rumah Sakit

21 Feb, Klaten - Korban Keracunan Pecel di Klaten Bertambah, Jadi 30 Orang dari 3 Kecamatan

20 Feb, Labuhanbatu, Sumatra Utara - Puluhan Warga di Labuhanbatu Diduga Keracunan usai Santap Nasi Bungkus

13 Feb, Grobogan - 56 Pengawas TPS di Grobogan Keracunan Usai Santap Nasi Kotak Bimtek

12 Feb, Sragen - 59 Siswa SMK Muhammadiyah di Sragen Keracunan Makanan, Diduga Akibat Snack

12 Feb, Garut - Santap Masakan Catering, Puluhan Siswa SDIT di Garut Keracunan

08 Feb, Gayo Lues, Aceh - 25 Anak di Gayo Lues Diduga Keracunan Usai Makan Bakso

04 Feb, Jambi - Puluhan Warga Merangin Diduga Keracunan Usai Konsumsi Ikan Tongkol

31 Jan, Cilacap - Polisi Dalami Penyebab Puluhan Anggota KPPS Cilacap yang Keracunan Makanan

31 Jan, Purbalingga - Puluhan Siswa SD di Purbalingga Keracunan Usai Jajan Bola Susu di Kantin Sekolah

25 Jan, Samarinda - Jumlah Petugas KPPS Samarinda Keracunan Nasi Kotak Capai 70 Orang

12 Jan, Bogor - 20 Warga Ciomas Bogor Keracunan Ikan Tongkol

20 Des, Bogor -121 Warga Bogor Alami Keracunan Massal Setelah Santap Makanan Tahlilan

18 Nov, Purwakarta - Ratusan Warga Purwakarta Keracunan Usai Makan Nasi Kotak

[AKHIR]

14 November, 2022

Keluarga Miskin dan Rokok di Masa Pandemi

03 Jul 2021 – Pada 2018, prevalensi merokok mencapai 33,8 persen, di mana prevalensi merokok penduduk laki-laki mencapai 62,9 persen, dengan konsumsi rokok mencapai 12,8 batang per hari. Secara umum, prevalensi merokok terjadi lebih tinggi pada kelompok penduduk berpendidikan rendah, kelas pendapatan lemah dan tinggal di perdesaan. Survei kami menunjukkan bahwa perokok di keluarga miskin didominasi laki-laki dengan posisi di keluarga sebagai ayah (suami) dan anak laki-laki mencapai 89,4 persen responden perokok.

Bagi keluarga miskin perokok, rokok telah menjadi “kebutuhan dasar”, setara dengan kebutuhan pangan. Rokok adalah pengeluaran keluarga miskin yang prioritas dan signifikan, mencapai hingga Rp 400 ribu per bulan, dan tidak tergeser bahkan ketika pandemi menerpa. Di antara pengeluaran utama lainnya, pengeluaran rokok keluarga miskin lebih besar dari pengeluaran untuk pulsa/kuota internet, tagihan listrik dan biaya pendidikan anak. Pengeluaran rokok keluarga miskin setara dengan sepertiga pengeluaran untuk makan sehari-hari, dan 2,5 kali lebih besar dari tagihan listrik.

Proporsi pengeluaran rokok pada pengeluaran utama keluarga miskin tidak berubah di kisaran 15 persen, baik sebelum maupun saat pandemi. Krisis tidak membuat keluarga miskin mengurangi beban pengeluaran rokoknya. Dengan adanya pengeluaran rokok yang signifikan, pengeluaran keluarga miskin perokok lebih tinggi hingga 20 persen dari pengeluaran keluarga miskin non-perokok, baik sebelum maupun di saat pandemi.
https://www.republika.id

23 June, 2022

Apa Penyakit Kulit Skabies Di Pesantren Dan Panti Asuhan Tidak Boleh Diobati?

Assalamu’alaikum wr.wb. Tulisan saya dari beberapa tahun yang lalu tentang penyakit kulit “Skabies” (kudis, korengan) menjadi ramai lagi di Facebook pada minggu ini. Tidak semua orang paham bahwa penyakit kulit itu disebabkan oleh sebuah “parasit” (serangga kecil, seperti semut, tapi hanya bisa dilihat dengan mikroskop). Serangga itu gigit kulit anak, masuk ke dalam, membuat terowongan di bawah kulit, dan bertelur. (Parasit skabies memang hanya bisa hidup di situ!) Dalam waktu singkat, ada ratusan sampai ribuan ekor di badan anak itu, di bawah kulitnya.

Penyakit ini BISA diobati. Obatnya (antara lain) adalah Scabimite. Membunuh serangga itu. Sering dibutuhkan antibiotik (diminum) dan salep antibiotik untuk kulit yang sudah terinfeksi. Harga per anak untuk 2 kali pengobatan sekitar Rp.100-200 ribu. Selesai. Kadang, juga perlu ganti jenis kasur, pindahkan kasur, pindahkan gantungan baju, dll. Jadi ilmu untuk atasi masalah ini sudah ada sejak dulu. Para dokter tahu. Yang belum tahu adalah banyak ustadz, santri, dan orang tua.

Saya pernah ketemu seorang anak di pesantren, yang seluruh pantatnya terinfeksi, merah, dan ada banyak nanah. Ditanya dokter berapa lama begitu, dia jawab 5 tahun.
Kalau tidak akan diblokir Facebook, saya ingin tampilkan foto itu di sini, agar semua orang tua bisa sadar. Yang paling menyakiti anak adalah ketika pantat dan kemaluan mereka kena gigitan, terinfeksi, dan penuh nanah. Bayangkan seorang anak kecil di pesantren, yang penisnya atau vaginanya kena luka terbuka, merah, terinfeksi, bernanah, dan gatal terus setiap hari? Lalu sebagian ustadz ketawa saja, dan bilang "Belum kena kudis, belum menjadi santri!"

Kenapa tidak ada kasih sayang yang luas terhadap anak kecil di pesantren? Kenapa hanya boleh ada penderitaan dan "ujian dari Allah"? Kenapa tidak ada kemauan untuk belajar ilmu dari dokter? Penyakit ini bisa diobati. Harganya cukup murah. Kenapa mau dilestarikan? Sikapnya sebagian Ustadz: “Saya dulu menderita, jadi bukan masalah kalau kamu menderita juga!” Dari mana sikap itu? Ayat atau hadits mana mendidik Muslim dewasa untuk hidup seperti itu? Kita bisa berantas penyakit skabies dari semua pesantren dan panti asuhan di seluruh negara. Kalau kita bersatu dan tidak menerima kondisi di mana anak Muslim dibiarkan menderita. Apa kita sudah siap bersatu?
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

01 August, 2021

Latihan Pukulan Dada Berujung Empat Guru Silat Tewaskan Murid Perguruan

Mau jadi pelatih bela diri atau olahraga? Gampang. Perlu mengerti P3K? Tidak usah! Lalu, kalau anak jatuh pingsan, tidak bernafas, dan jantung berhenti? Kasih minyak kayu putih saja! Dan setelah tidak hidup kembali, boleh ditaruh di mobil dalam kondisi tidak bernafas, dan dibawa jalan-jalan keliling kota, mencari puskesmas. Setelah sampai di puskesmas, sesudah tidak bernafas selama setengah jam, simsalabim dinyatakan mati. Ya sudah. Takdir!

Tapi apa itu benar-benar takdir? Atau kebodohan yang diizinkan oleh pemerintah? Soalnya, siapa saja boleh memukul dan menendang anak kecil, dan boleh suruh anak melakukan olahraga di lapangan, TANPA perlu pahami cara menolong anak yang jatuh pingsan dan berhenti nafas. Dalam kata lain, semua pelatih bela diri dan pelatih olahraga diberikan izin penuh dari pemerintah untuk "mengawasi kematian anak" karena tidak perlu memahami cara menyelamatkan nyawa anak sebelum diizinkan menjadi pelatih. Siapa yang mau melindungi anak Indonesia?
-Gene Netto

Latihan Pukulan Dada Berujung Empat Guru Silat Tewaskan Murid Perguruan
detikNews, Kamis, 29 Jul 2021 Tulungagung - Seorang pesilat, LFR (23) warga Boyolangu, Tulungagung, tewas saat mengikuti latihan silat. Keempat tersangka adalah ER (20), FA (17), FI (23) , dan MO (16). "Dari keterangan para saksi dan tersangka, diakui bahwa korban mengalami pukulan dan tendangan oleh empat pelatihnya secara bergiliran," jelas AKP Cristian Kosasih. Pelatih korban sempat memberikan pertolongan dengan mengoleskan minyak kayu putih ke tubuh korban, namun korban tetap tidak sadarkan diri, jadi dilarikan ke puskesmas. Sampai di sana, korban dinyatakan telah tewas.
https://news.detik.com

26 August, 2020

Skabies di Pesantren: Rasulullah SAW Yang Salah, atau Banyak Ustadz Yang Salah?

Rasulullah SAW bersabda, ''Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling mencintai, saling menyayangi, dan mengasihi adalah seperti satu tubuh, bila ada salah satu anggota tubuh mengaduh kesakitan, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakannya, yaitu dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.'' (HR Bukhari dan Muslim).

Assalamu’alaikum wr.wb. Kata orang Jepang, kalau anak belum memahami ilmu yang diajarkan kepadanya, dan bisa mengamalkannya untuk menjadi anggota masyarakat yang berkualitas, dia belum menjadi murid yang benar. Kata banyak ustadz, kalau anak belum kena infeksi kulit yang berdarah dan bernanah di tangan, kemaluan, pantat, perut, dan kaki, dia belum menjadi murid agama Islam yang benar. Apa Allah menyukai infeksi kulit? Anak yang belum kena infeksi membuat Allah sedih dan kecewa? Anak yang sudah kena infeksi penuh nanah membuat Allah bahagia? Begitu ajaran Islam untuk ratusan ribu santri? Dari mana asalnya "ilmu" itu?

Kalau tidak ada ayat suci Al Qur'an, atau hadits Rasulullah SAW, yang mengajarkan umat Islam untuk "muliakan" infeksi kulit yang berdarah dan bernanah sebagai "bagian dari proses pendidikan agama Islam", seharusnya kita bertanya, "Dari mana ajaran itu muncul?" Rasulullah SAW mengajarkan bahwa penderitaan satu orang Muslim seharusnya membuat Muslim lain ikut merasa sakit. Banyak ustadz dan santri mengajarkan bahwa infeksi dari skabies adalah normal, wajar, biasa, bagian dari proses menuntut ilmu, ujian dari Allah, belum kena penyakit kulit belum jadi santri, dsb.

Banyak orang minta hal ini tidak dibahas agar penderitaan anak kecil itu tidak diketahui oleh Muslim yg lain, karena yang penting adalah menjaga martabat ustadz, bukan melindungi anak Muslim dari penyakit. Kalau ajaran Rasulullah SAW bertolak belakang dengan ajaran dari banyak ustadz dan santri, kita seharusnya salahkan yang mana?

Semoga bermanfaat bagi orang Muslim yang siap menggunakan akal yg sehat untuk merenung tentang ajaran agama kita.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Gene Netto

Foto Parasit Skabies (Kudis)

Bagi orang yang belum tahu, ini foto parasit skabies (kudis, budug, korengan) yang makan kulit anak di pesantren, dan membuat luka dan nanah (setelah terinfeksi). Parasit adalah makhluk kecil seperti "serangga", seperti semut, tapi jauh lebih kecil. Parasit skabies itu gigit kulit, masuk ke dalam, membuat terowongan di bawah kulit, bertelur di situ, dan makan kulit terus. Keluar, dan pindah ke badan anak lain. Di badan satu anak, bisa ada ratusan ekor skabies di bawah kulitnya. Lubang masuk yang terbuka kena bakteri, menjadi terinfeksi, lalu menjadi penuh nanah. Mandi ribuan kali dan tinggal di kamar "bersih" tidak ada pengaruh terhadap hidup dan matinya parasit itu di bawah kulit.

Foto dua tangan berasal dari anak yatim di pesantren, yang dibiarkan dgn infeksi di kulit selama 6 bulan. Saya lakukan program pengobatan dengan teman saya Dr. Irwan dan tim medis, dan anak itu sembuh dalam 3 hari (semua anak lain juga sembuh). Di pesantren lain, ada anak yang mengaku sakit selama 5 tahun dengan luka di seluruh tubuhnya, dan paling parah di seluruh pantat dan kemaluan. Di Jakarta Selatan. Obatnya adalah salep scabimite dan antibiotik. Biayanya tidak sampai 100 ribu per anak.

Sayangnya, banyak orang protes dan anggap penyakit kulit ini normal, wajar, bagian dari kehidupan pesantren, yang bukan santri tidak akan paham, dan perlu dirahasiakan. Anehnya, tidak ada yang berkomentar begitu tentang demam berdarah atau TBC.
-Gene Netto 

 Foto Parasit Skabies (Kudis) 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto Parasit Skabies (Kudis)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar Skabies Masuk ke Kulit dan Membuat Terowongan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tangan Anak Yatim Sebelum Pengobatan




 

  

 

 

 

 

 

Tangan Anak Yatim 3 Hari Sesudah Pengobatan

  

 

Obat Scabimite (Obat salep, sering perlu minum antibiotic juga. Harap cek sama dokter dulu.)



Kenapa Banyak Ustadz Tega Melihat Santri Menderita dari Penyakit Kulit?

Assalamu’alaikum wr.wb. Saya dapat foto ini dari teman. Seorang anak di pesantren. Saya kaget dan bertanya itu penyakit apa? Lepra? Kanker? Ebola? Ternyata hanya skabies (atau kudis). Yang membuat saya bingung, sedih, dan kecewa adalah sikap banyak ustadz yang bisa melihat tangan anak seperti itu, penuh luka, infeksi, dan nanah, berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun, dan merasa bahwa itu "normal". Lalu diabaikan begitu saja.

Apa tidak ada rasa bersalah membiarkan anak kecil menderita dari penyakit yang bisa diobati dgn salep murah dan antibiotik? Dari pengobatan skabies yang pernah saya lakukan dgn kawan saya Dr. Irwan, cukup 80-100 ribu untuk mengobati 1 santri. Jadi kenapa banyak ustadz sanggup membiarkan anak kecil memegang Al Qur'an dgn tangan yang terinfeksi seperti itu? Di mana bentuk kasih sayang terhadap anak yang mereka ajarkan di masjid sebagai Sunnah Nabi? Di sebagian pesantren ada pepatah, "Belum kudisan, belum jadi santri." Tapi tidak ada pepatah belum kena demam berdarah atau TBC atau muntaber belum jadi santri. Kenapa hanya skabies yang "diagungkan" sebagai tanda menjadi santri?

Sayangnya, banyak ustadz terkesan tidak mau belajar, dan malah sibuk salahkan anak. Mereka tidak paham dan tidak peduli bahwa skabies itu disebabkan oleh parasit yg gigit kulit anak, dan bukan karena anak "salah mandi" dll. Bagaimana caranya mendidik para ustadz, agar mereka mau belajar ilmu medis dan memahami penyakit yang umum dialami anak, dan bisa merasakan kasih sayang terhadap anak, dan tidak mau membiarkan banyak anak menderita seperti ini setiap hari?
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Gene Netto



16 August, 2020

7 Manfaat Pelukan pada Anak yang Jarang Smart Parents Ketahui

1. Membuat anak lebih pintar

Apa hubungannya ya memeluk anak dengan kepintarannya? Memeluk merupakan sentuhan fisik yang menjadi stimulasi penting untuk menumbuhkan otak yang sehat dan kuat. Otak anak yang sering dipeluk akan lebih berkembang jika dibandingkan dengan anak yang jarang dipeluk.

2. Meningkatkan imunitas atau sistem kekebalan tubuh anak

Memeluk anak memicu pelepasan oksitosin, atau yang dikenal juga dengan hormon cinta. Hormon ini memiliki banyak efek penting untuk anak. Berpelukan juga bermanfaat untuk membawa sistem saraf anak ke keadaan seimbang dan membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh mereka.

3. Menghindari stres pada anak

Manfaat penting lainnya dari memeluk anak adalah produksi hormon endorfin dalam tubuh. Hormon inilah yang berfungsi untuk mengurangi ketegangan saraf dan juga tekanan darah.

4. Menghentikan tantrum

Smart Parents mempunyai anak yang sering tantrum? Tentu hal ini menjadi kekhawatiran tersendiri untuk tiap orang tua. Saat tantrum, anak bisa bersikap keras kepala atau bahkan tidak mendengarkan apapun perkataan orang tua. Anak juga bisa kehilangan kendali untuk mengatur emosinya sendiri. Nah, berpelukan dapat menenangkan anak dan memicu pelepasan hormon oksitosin yang bisa menurunkan tingkat hormon stres dan melawan kecemasan. Jangan marahi anak saat mereka tantrum, segeralah peluk mereka.

5. Memberikan energi dan mengoptimalkan potensi anak

Seorang psikolog sekaligus penulis buku The Miracle of Hug, Melly Puspita Sari, Psi, menyarankan orang tua untuk memberikan pelukan pada anak minimal 8 kali sehari untuk memberikan energi sehingga anak dapat beraktivitas dan mengoptimalkan potensinya.

6. Anak menjadi lebih penyayang

Anak yang terbiasa memeluk atau dipeluk, akan menganggap hal ini sebagai ungkapan dari rasa kasih sayang. Dengan begitu, kemungkinan saat anak telah dewasa nanti mereka juga akan menjadi lebih empati dan penyayang, karena pelukan tersebut bisa mentransfer energi positif pada anak. Meningkatnya hormon oksitosin saat berpelukan juga dapat menyembuhkan rasa kesepian, isolasi dan kemarahan.

7. Menciptakan bonding antara orang tua dan anak

Pelukan juga dapat membangun rasa kepercayaan dan rasa aman pada anak. Maka, akan membantu terciptanya komunikasi yang terbuka dan jujur antara orang tua dan anak. Memeluk anak juga akan mengurangi rasa takut dan memperbaiki hubungan, sehingga dapat meningkatkan bonding atau ikatan antara Smart Parents dan anak.
https://blog.ruangguru.com

21 March, 2020

Lihat Cara Virus Disebarkan Lewat Tangan dari Orang ke Orang

Lihat cara virus disebarkan dari orang ke orang, di antara anak di kelas. Satu guru dan satu anak dikasih bubuk yang bersinar dibawa lampu ultraviolet. Dioleskan ke tangannya, lalu satu guru dan satu anak itu masuk kelas seperti biasa. Dua jam kemudian, terlihat titik "virus" (bubuk) sudah tersebar ke seluruh kelas. Anak disuruh cuci tangan dengan sabun, dan setelah itu dicek lagi, dan masih ada titik2 "virus" di tangannya.

Ini sebabnya sekolah dan tempat2 lain ditutup untuk minimal dua minggu. Bisa lebih lama, kalau masih ada bahaya. Perlu dipahami bahwa di setiap titik itu, virus bisa bertahan sampai beberapa hari, atau lebih dari 1 minggu. Virus masih aktif dan berbahaya di setiap titik itu. Lalu orang lain datang, menyentuh titik tersebut, dan terinfeksi. Jadi tidak perlu ketemu orang untuk kena virus. Cukup menyentuh barang yang sama. Silahkan simak videonya. Dalam bahasa Inggris, tapi dengan lihat gambarnya saja sudah bisa dipahami. Semoga bermanfaat.
-Gene Netto

How To See Germs Spread (Coronavirus)
https://www.youtube.com

20 March, 2020

Dilarang ke Masjid, Tapi Dapat Hadiths Di WA, Abaikan Saja Fatwa MUI?

Ada teks dan hadiths yg disebarkan lewat WA, yang mengatakan Allah akan menjauhkan penyakit dari "ahli masjid". Tapi MUI melarang umat shalat di masjid, termasuk shalat Jumat. Apa kita mesti abaikan ulama setelah terima hadiths dari orang yang tidak dikenal lewat WA? Orang Muslim mesti ikuti pendapat yang mana? Ini jawaban saya.

Hukum Islam tidak berasal dari satu ayat saja, atau satu hadiths saja, atau satu tafsir saja. Kyai di MUI punya pengalaman 40-60 tahun masing2 mempelajari ilmu agama Islam. Kalau membuat fatwa, mereka tidak "asal ngomong". Mereka baca puluhan ayat, puluhan hadiths, puluhan tafsir, dan berdiskusi panjang lebar. Mereka juga teliti hadiths terkait, apa sahih atau tidak? Ketika ada pilihan, pertanyaan utama hanya satu: Apa yang paling baik bagi umat Islam? Lalu mereka mengeluarkan fatwa: Dilarang shalat di masjid, dilarang shalat jumat dan diganti dengan dzuhur di rumah, kalau berada di zona berbahaya. Kenapa? Karena itu yang terbaik bagi umat Islam.

Jangan hanya baca satu hadiths (yang mungkin lemah atau palsu) dan merasa "lebih paham dari ulama". Itu suatu kesombongan dan kebodohan yang luar biasa. Bahaya virus Corona itu nyata. Bukan bagi setiap 1 orang yang kena, tapi bahaya terhadap KOMUNITAS. Ketika 1 pemuda abaikan fatwa ulama, dan masuk masjid (atau tempat lain), lalu kena Corona, dia mungkin hanya alami gejala ringan. Tapi dia bisa menular virus ke 10 pemuda lain. Mereka pulang, dan orang tua dan keluarga mereka ketularan juga. Dari satu orang, 30-100 orang bisa kena. Dari 100 orang itu, 3.000 orang lagi bisa kena. Dari 3.000 orang itu... Lalu, orang yang tua, dengan riwayat penyakit, bisa mati dalam 2 minggu. Caranya, sesak nafas berhari2 lalu mati mendadak. Semuanya disebabkan 1 pemuda yg merasa benar sendiri dan cuek pada ilmu ulama.

Memaksa diri keluar rumah (tanpa alasan penting) dan memaksa ketemu orang, tanpa peduli pada risiko, sama dengan mengatakan: "Saya tidak peduli kalau saya membunuh orang tua teman2 saya lewat virus mematikan yang saya sebarkan. Saya tidak takut! Saya lebih paham agama. Shalat di masjid lebih utama. Biarkan saja bapak teman saya mati sesak nafas di koridor rumah sakit. Yang penting saya sudah shalat di masjid! Saya orang Muslim yang benar! Ulama tidak paham agama Islam seperti saya!"

Jadi ada dua pilihan: 1) Taat kepada ulama, shalat 5 waktu di rumah, dan gantikan shalat Jumat dengan dzuhur di rumah. 2) Merasa lebih paham agama daripada ulama dengan alasan sudah baca satu hadiths di WA yang ditulis oleh orang yang tidak dikenal, dan cuek saja kalau banyak orang tua teman dan tetangga mati sesak nafas dalam 2 minggu di depan, disebabkan perbuatan anda.

Silahkan pilih. Orang Muslim yang peduli pada umat Islam dan peduli pada ilmunya ulama sebagai pewaris Rasulullah SAW akan pilih "taat pada ulama".
Semoga bermanfaat.
-Gene Netto

16 March, 2020

MUI Keluarkan Fatwa Ibadah Saat Situasi Wabah Corona

-    Shalat 5 waktu di rumah.
-    Bila berada di zona di mana mungkin kena Corona, shalat jumat diganti dengan shalat dzuhur di rumah. Kalau dinilai terlalu berbahaya, pemerintah/pemda perlu melarang shalat jumat di zona tertentu.
-    Kalau berada di zona di mana bahaya minimal, boleh ke masjid utk shalat jumat dengan menjaga kebersihan, bawa sejaddah sendiri, tidak salaman, dsb.

MUI Keluarkan Fatwa Ibadah Saat Situasi Wabah Corona

Senin 16 Mar 2020 Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Muhammad Fakhruddin
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan Fatwa Nomor 14 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Ibadah dalam Situasi Terjadinya Wabah Virus Corona atau Covid-19. Sekretaris Komisi Fatwa MUI, KH Asrorun Niam Sholeh menyampaikan ketentuan hukum fatwa ini.
[Baca selengkapnya]
https://republika.co.id

Komisi Fatwa Imbau Jamaah Shalat di Rumah
https://republika.co.id

03 March, 2020

Takut Pada Virus Corona? Solusinya Gampang: Minta Nasehat Dari Anak Yatim!!

Tadi saya belanja di Superindo dekat rumah dan diskusi sama kasir. Katanya kemarin sangat gila. Dia tidak bisa berhenti utk makan malam, karena ada begitu banyak orang yang belanja sembako. Satu orang bisa 2-3 trolli, dan semuanya penuh. Itu yang terjadi di satu toko saja. Di kota penuh 14 juta orang, di mana jumlah pasien yang positif kena hanya 2 orang saja.

Sikap ini sangat berlebihan. Kita bisa hadapi kesulitan apa saja selama kita masih mau bersatu. Jangan panik lagi. Baca informasi dari DOKTER, bukan medsos. Kalau sudah berusia 60 tahun ke atas, dan sudah ada berbagai penyakit, jangan banyak keluar. Yang masih muda dan sehat tidak perlu panik. Kalaupun kena, sembuhnya cepat karena yang wafat hampir semuanya tua dan sakit sebelumnya. Kata DOKTER, masker tidak berguna karena penuh pori-pori dan virus ini tidak menular lewat udara. Yang penting: sering cuci tangan. Dan insya Allah akan sehat terus.

Masih takut? Coba perhatikan anak yatim. Mereka juga mau beli sembako yang banyak, TAPI TIDAK ADA UANG!! Dan terbukti mereka bisa hidup bertahun2 dalam keadaan tenang dan yakin pada Allah, tanpa putus asa, tanpa menjadi ketakutan, tanpa jaminan akan dapat makanan yang enak setiap hari.

Jadi kalau anda masih merasa was-was, disebabkan satu virus kecil saja, solusinya gampang sekali: DATANG kepada anak yatim, SANTUNI mereka dengan sedekah yang banyak, dan minta mereka mengajar anda TATA CARA BERSERAH DIRI KEPADA ALLAH DENGAN SEPENUH HATI. Insya Allah rasa takut yang anda alami akan langsung hilang. Tidak percaya? Coba dulu dan rasakan sendiri! Semoga bermanfaat.
-Gene Netto

15 October, 2019

Singapura Jadi Negara Pertama yang Larang Iklan Minuman Manis

Singapura membuat larangan karena peduli pada kesehatan anak. Sedangkan di Indonesia, melarang iklan rokok saja tidak berani. Dan ketika anak menjadi kelompok perokok yang paling cepat berkembang di sini, pemerintah malah sibuk bersyukur atas nominal pajak yang diterima. Mungkin suatu hari pemerintahan penuh pemimpin Muslim akan mulai peduli pada masa depan anak bangsanya, dan mau ikuti contohnya negara kafir.

Di negara kafir, anak dijaga dan dilindungi karena dianggap harapan masa depan bangsa, atau setara "khalifah Tuhan" di muka bumi. Bahkan yang ateis juga peduli pada masa depan anak. Sayangnya, di negara penuh pemimpin Muslim, anak tidak dipikirkan. Harta dan kekuasaan yang dikejar setiap saat. Untung ada negara kafir yang bisa memberikan contoh yang baik kepada orang Muslim. Semoga suatu hari para pemimpin kita mau belajar dari negara kafir…! Soalnya, dari mana lagi bisa dapat contoh? Jangan bilang, "Dari Al Quran dan Rasulullah SAW", karena para pemimpin Muslim kita sepertinya tidak mau ambil contoh dari situ.
-Gene Netto

Singapura Jadi Negara Pertama yang Larang Iklan Minuman Manis
Kompas.com - 13/10/2019. SINGAPURA, KOMPAS.com - Singapura menjadi negara pertama di dunia yang melarang total iklan minuman manis dalam kemasan. Ini dilakukan sebagai upaya memerangi penyakit diabetes.
https://money.kompas.com

23 September, 2019

Pengobatan Alternatif Ningsih Tinampi

Kemarin saya lihat berita ini dan langsung ingat pada Ponari. Dulu, anak bernama Ponari bisa "mengobati" orang, disebabkan sebuah batu yang dia temukan. Menjadi bisnis besar, karena ribuan orang datang untuk "berobat". Sekarang ada ibu ini, Ningsih Tinampi, yang sepertinya mirip.

Ibu Ningsih jelaskan dia bisa mulai mengobati orang setelah suaminya selingkuh, lalu dia rajin datangi dukun2 setiap hari. Dia berharap para dukun itu bisa membuat suaminya berubah. Lalu dia dengar sebuah bisikan, yang mengatakan suami tidak bisa "diobati" tapi ibu Ningsih bisa obati orang lain, "karena ada suatu ilmu." Disebabkan bisikan itu, dia mulai belajar "ilmu Al Fatihah" sama dukun2 agar ilmu itu mau masuk ke dalam badannya. Dia juga mengatakan bahwa setelah pergi ke Makkah kemarin, dia "komunikasi terus sama Rasul".

Salah satu videonya di YouTube sudah ditonton 11 juta orang. Mungkin banyak orang Muslim merasa bahwa perbuatan itu merupakan keajaiban yang sesuai agama Islam. Saya malah fokus pada gerakan tangan ibu2 tua yang terlihat mirip jurus2 tangan tukang sihir dalam film2. Saya jadi berpikir, masa untuk "mengusir setan" harus loncat2 dan lambaikan tangan ke mana2, sambil ajak setan diskusi selama 1 jam? Tidak cukup dengan berdoa kepada Allah SWT saja? Ribuan orang siap datang, utk "berobat", dengan cara apa saja, dari siapa saja, asal dapat yang diharapkan. Kalau ini caranya banyak orang Muslim mau berobat, jangan heran kalau Rahmat Allah jauh dari kita.
-Gene Netto

Video 1 jam, penuh diskusi dengan setan, dan gerakan tangan ibu2 untuk mengobati pasien:
SANTET....DUKUNE NGAMUK REK, PENGOBATAN NINGSIH TINAMPI
https://www.youtube.com

Fakta Pengobatan Alternatif Ningsih Tinampi Antrian Pasien Hingga 2020
Rabu, 18 September 2019
https://www.tribunnews.com

Mengintip Pengobatan Alternatif Ningsih Tinampi yang Viral di Medsos
Rabu 18 September 2019, Muhajir Arifin - Detiktv
https://news.detik.com

27 June, 2019

Foto Dua Anak: Satu Divaksinasi, Satu Tidak



Foto ini asli dari tahun 1900. Kedua anak ini di Inggris kena cacar variola (smallpox) pada hari yang sama dari sumber yang sama. Yang kiri tidak divaksinasi. Yang kanan sudah divaksinasi waktu masih menjadi bayi. Setelah kena cacar variola (yang sangat mematikan, dan merusak tubuh manusia), anak yang sudah dapat vaksinasi terbukti dapat perlindungan yang kuat.
Pada tahun 1980, WHO menyatakan smallpox sudah musnah di dunia, dan tidak ada kasus lagi sejak itu. Penyakit polio hampir dimusnahkan juga, tapi karena ada beberapa wilayah yang tidak berhasil memberikan vaksinasi kepada semua bayi, masih terjadi beberapa kasus sampai sekarang.
-Gene Netto

Does This Photograph Show Two Boys, One Vaccinated, One Not, Who Were Exposed to Smallpox?
Dan Evon Published 13 June 2018 - This is a genuine photograph that was taken in the early 1900s by Dr. Allan Warner of the Isolation Hospital at Leicester in the UK. Warner photographed a number of smallpox patients in order to study the disease.
https://www.snopes.com

11 June, 2019

Terbukti! Tidak Ada Hubungan Antara Vaksinasi Dan Autism!

20 tahun yang lalu, seorang dokter memalsukan hasil penelitiannya. Dia menyatakan ada hubungan antara vaksinasi MMR dan autisme. Setelah diperiksa lebih dalam, ternyata seluruh hasil "penelitian" itu adalah rekayasa dan palsu. Tapi banyak orang di seluruh dunia tetap percaya.

Sesudahnya, puluhan buah penelitian yang benar dilakukan oleh dokter dan ilmuwan yang lain. Dari total 27 penelitian yang memeriksa 14,7 juta anak, terbukti tidak ada hubungan antara vaksinasi dan autisme. Semua penelitian yang sengaja mencari hubungan membuktikan secara ilmiah bahwa tidak ada hubungan.

1980: 2,6 juta anak wafat karena campak (measles).
2000: 562 ribu anak wafat (72% dari semua bayi sudah dapat vaksinasi)
2012: 112 ribu anak wafat (84% dari semua bayi sudah dapat vaksinasi)

Kalau masih takut terhadap vaksinasi karena "yakin" menjadi penyebab autisme, maka yang terbukti hanya satu hal: orang tua yang berpikiran begitu tidak punya akal yang sehat, karena ketika diberikan bukti yang berbeda dari keyakinan, dia berpegang pada keyakinan yang palsu dan abaikan bukti nyata dan sains yang merupakan hasil penelitian resmi yang dilakukan secara profesional oleh para dokter dan ilmuwan yang bertanggung jawab.

Satu dokter berbohong, jutaan orang tua menjadi yakin. Puluhan juta dokter bicara dengan jujur, orang tua yang sama masih ragu-ragu dan tidak percaya! Semoga kita tidak termasuk orang tua seperti itu.
-Gene Netto

20 Years Ago, A Doctor Published A Study. It Was Completely Made Up, And It Made Us All Sicker.
https://www.upworthy.com

Yet Another Study Finds No Link Between Measles Vaccine and Autism
https://www.smithsonianmag.com

Kunci Kebahagiaan: Hubungan Yang Baik Dengan Orang Lain

Sebuah studi yang berlangsung selama 75 tahun mencari kunci kebahagiaan di dunia. Dimulai pada tahun 1938, dengan 724 orang, yang di antaranya 60 masih hidup sampai sekarang. Setelah dipantau selama puluhan tahun, penelitian itu mencapai kesimpulan ini: "Hubungan yang baik antara kita dengan orang lain (keluarga, teman, tetangga, dsb.) membuat kita lebih bahagia dan lebih sehat.
Jadi orang yang sibuk mengejar kekayaan besar, karena mengira akan lebih bahagia kalau bisa lebih kaya, sangat salah paham. Ternyata hubungan antar manusia yang menjadi kunci kebahagiaan dan kesehatan.

A 75-Year-Long Study Just Revealed The Key To Happiness, And Most Of Us Are Getting It So Very Wrong.
This study, which is considered the longest ongoing study on human happiness, started at Harvard University in 1938 with 724 men, 60 of whom are still alive today. After decades of observation, one of the study's leaders, Robert Waldinger, came to this conclusion: "Good relationships keep us happier and healthier," he stated in a TED Talk on the subject.
https://www.upworthy.com

07 January, 2019

Ganti Dari Rokok Ke Vaping - Lebih Sehat, Dan Bisa Berhenti Rokok

Kalau ada teman yang kecanduan rokok dan mau berhenti, ajak dia ganti ke Vaping dulu. Bedanya vape dan rokok ditunjukkan dalam video ini. Rokok penuh dgn zat beracun yang adiktif, dan vape masih kurang baik, tapi jauh lebih baik daripada rokok. Sebuah penelitian baru di inggris juga membuktikan 80% dari orang yang merokok, lalu pindah ke vaping, berhasil berhenti merokok secara total (artinya berhenti vaping juga) dalam 6 bulan saja.

Video: Smoking vs. vaping - Watch lab test results
https://www.bbc.com

21 August, 2018

Fatwa MUI tentang Vaksin MR (Measles Rubella)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA
Nomor :  33 Tahun 2018
Tentang :
PENGGUNAAN VAKSIN MR (MEASLES RUBELLA) PRODUK DARI SII (SERUM INTITUTE OF INDIA) UNTUK IMUNISASI


Dengan bertawakal kepada Allah SWT

MEMUTUSKAN
Menetapkan  :   FATWA TENTANG PENGGUNAAN VAKSIN MR (MEASLES RUBELLA) PRODUK DARI SII (SERUM INTITUTE OF INDIA) UNTUK IMUNISASI

Pertama         : Ketentuan Hukum

1. Penggunaan vaksin yang memanfaatkan unsur babi dan turunannya hukumnya haram.

2. Penggunaan Vaksin MR produk dari Serum Institute of India (SII) hukumnya haram karena dalam proses produksinya menggunakan bahan yang berasal dari babi.

3. Penggunaan Vaksin MR produk dari Serum Institute of India (SII), pada saat ini, dibolehkan (mubah) karena :

a.  Ada kondisi keterpaksaan (dlarurat syar’iyyah)

b.  Belum ditemukan vaksin MR yang halal dan suci

c. Ada keterangan dari ahli yang kompeten dan dipercaya tentang bahaya yang ditimbulkan akibat tidak diimunisasi dan belum adanya vaksin yang halal.

4. Kebolehan penggunaan vaksin MR sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku jika ditemukan adanya vaksin yang halal dan suci.
 
Kedua :           Rekomendasi

1. Pemerintah wajib menjamin ketersediaan vaksin halal untuk kepentingan imunisasi bagi masyarakat.

2. Produsen vaksin wajib mengupayakan produksi vaksin yang halal dan mensertifikasi halal produk vaksin sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Pemerintah harus menjadikan pertimbangan keagamaan sebagai panduan dalam imunisasi dan pengobatan.

4. Pemerintah hendaknya mengupayakan secara maksimal, serta melalui WHO dan negara-negara berpenduduk muslim, agar memperhatikan kepentingan umat Islam dalam hal kebutuhan akan obat-obatan dan vaksin yang suci dan halal.


Ketiga              : Ketentuan Penutup

1. Fatwa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata membutuhkan perbaikan, akan diperbaiki dan disempurnakan sebagaimana mestinya.

2. Agar setiap muslim dan pihak-pihak yang memerlukan dapat mengetahuinya, menghimbau semua pihak untuk menyebarluaskan fatwa ini.


Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal :          
08 Dzulhijjah 1439 H
20  Agustus               2018 M

KOMISI FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA


PROF.DR.H. HASANUDDIN AF., MA
Ketua

DR.H. ASRORUN NI’AM SHOLEH, MA
Sekretaris

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...