Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

29 August, 2022

Lagi, Santri di Tangerang Tewas Karena Dianiaya Sesama Teman Santri

Kalau mau melihat anak Muslim membunuh anak Muslim yang lain, lokasi yang paling umum adalah di pinggir jalan. Setelah jam sekolah selesai, sebagian anak Muslim akan keluar, ambil senjata, dan berusaha membunuh anak Muslim yang lain dengan alasan "sekolahnya beda". Tapi sekarang, di dalam pesantren juga bisa melihat anak Muslim bunuh anak Muslim lain. Dalam 1 bulan, di 1 wilayah Tangerang, sudah ada 2 kasus santri bunuh santri di dalam pesantren, dengan alasan "tersinggung".

Kasus bullying dan kekerasan di ribuan pesantren seluas apa? Siapa yang menyelidiki, melakukan penelitian, dan punya data akurat? Ada santri yang mengatakan bahwa kalau menjadi korban bullying, dilarang lapor kepada ustadz. Kalau lapor, akan kena hukuman yang berat! Sikap ini seluas apa? Di dalam berapa persen dari 31 ribu pesantren di seluruh negara? Berapa banyak dari 4,3 juta santri bisa belajar dengan tenang dan bahagia, dan berapa banyak yang tertekan, diancam, dan menjadi korban kekerasan?

Ketika pesantren punya program hafalan Al Qur'an dan hafalan hukum fiqih, perlu ditanyakan apakah ada "program akhlak" yang dinilai penting juga? Apa hanya "hafalan sesuai target" yang diutamakan, dan akhlak seorang santri "terserah"? Santri dilarang memegang HP, jadi dilarang langsung lapor kepada orang tuanya apabila mengalami kekerasan. Dan kalau banyak santri juga takut lapor ke ustadz, berapa persen dari semua santri berada dalam bahaya, sambil menuntut ilmu agama? Apa ini hasil dari kemerdekaan yang diharapkan? Dan kalau tidak, siapa yang mau melindungi semua anak Muslim di Indonesia agar bisa hidup dalam kondisi sehat, bahagia, dan sejahtera?
-Gene Netto  

Lagi, Santri di Tangerang Tewas Karena Dianiaya Sesama Teman Santri
Minggu, 28 Agustus 2022 Reporter Joniansyah (Kontributor) Editor Iqbal Muhtarom
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang santri (RAP, 13 tahun) di Pondok Pesantren Darul Qur'an Lantaburo, Cipondoh, Kota Tangerang tewas setelah dikeroyok oleh teman sesama santri. Polisi menyebutkan 15 santri yang diduga melakukan penganiayaan terhadap korban  adalah AI 15 tahun, BA (13), FA (15), DFA (15), TS (14), S (13), RE (14), DAP (13), MSB (14), BHF (14), MAJ (13) dan RA (13).
https://metro.tempo.co


10 August, 2022

Bedanya Antara Guru Di Luar Negeri Dan Guru Indonesia

Guru SD di Luar Negeri:

Murid saya diajarkan menjadi merdeka dalam berpikir, diajarkan coding, dan sudah bisa ciptakan aplikasi yang bermanfaat untuk jutaan orang. Saya bangga kalau murid saya mencapai prestasi atas usahanya sendiri.

Guru SD di Indonesia:

Murid saya diajarkan untuk merasa takut, diam, dan taat pada gurunya. Rambutnya dipotong secara jelek agar tidak berani melawan guru. Saya bangga kalau murid saya takut pada gurunya! Awas kalau tidak hormati Guru ya!!




08 August, 2022

Bersedekah Karena Allah Tanpa Rasa Takut

133. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang BERTAQWA,
134. (yaitu) orang-orang yang MENAFKAHKAN (hartanya), baik di waktu LAPANG maupun SEMPIT, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
(QS. Ali Imran 3:133-134)

Assalamu’alaikum wr.wb. Tadi siang saya mau transfer uang kepada anak yatim piatu. Terkumpul 2,8 juta. Di rekening pribadi saya tersisa 208 ribu. Muncul niat bersedekah karena terasa sudah lama tidak bantu anak yatim, disebabkan kebutuhan saya sendiri juga banyak. Lalu muncul rasa ragu-ragu… Saya juga butuh uang! Tapi saya ingat: Sedekah kita akan dibalas oleh Allah SWT! Dan RAHMAT ALLAH yang didapatkan tidak bisa dihitung oleh akal manusia. Saya bismillah, dan pindahkan 200 ribu. Rekening saya tersisa 8 ribu. Saya transfer 3 juta, dan memberi tahu teman ustadz agar dicek.

Setelah lihat rekening saya kosong, dan berpikir tentang kebutuhan beberapa juta per bulan, saya senyum saja. Sudah terlanjur! Harus yakin pada Allah. Lalu, sambil chatting di WA dengan teman, saya ketawa dan bilang rekening saya kosong. Tiba-tiba, dia kasih tahu sudah kirim 250 ribu ke saya! Baru lewat 5 menit, dan sedekah saya sudah dikembalikan. Tetapi hati saya lebih tenang lagi memikirkan anak yatim piatu yang insya Allah akan dikejutkan melihat 3 juta! Rahmat Allah sebesar apa kalau bisa menyantuni, menghibur, menjaga, dan berikan semangat kepada anak yatim piatu?

Teman-teman, jangan mengira bahwa tugasnya "bersedekah" hanya untuk orang "kaya" saja. Kita semua sanggup, walaupun hanya dengan 5 ribu, walaupun hanya dengan bagikan makanan, walaupun hanya dengan senyum kepada orang lain, atau berikan waktu 5 menit untuk dengarkan masalah teman dan berikan nasehat. Bersedekah. Karena Allah. Seberapa bisanya. Dan YAKIN bahwa Allah SWT akan membalas.
Semoga bermanfaat. Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto



04 August, 2022

Kenapa Guru Merasa Berhak Memaksa Siswi Muslim Pakai Jilbab?

Assalamu’alaikum wr.wb. Saya menilai banyak orang yang tanggapi berita seputar "guru memaksa siswi pakai jilbab" cukup keliru dalam persepsinya dan keliru dalam topik yang dibahas. Fokusnya pada titik yang salah. Perkara ini BUKAN TENTANG JILBAB. Itu yang dipahami secara ringkas dari info berita. Tapi perkara yang sebenarnya adalah wewenang guru untuk MEMAKSA, menyalahkan, mengintimidasi, dan menghukum seorang anak kecil, tanpa sepengetahuan orang tuanya.

Perkara sebenarnya adalah apakah guru berhak atau tidak berhak menyentuh badannya seorang anak didik, dan memaksa anak itu taat pada "kemauan guru" tanpa izin orang tua? Guru punya pendapat A. Orang tua punya pendapat B, dan izinkan anaknya berpendapat B juga. Guru melihat anak yang ikuti B. Tidak ada aturan sekolah yang mengatur B. Lalu, karena guru secara pribadi suka atau setuju dengan A, maka guru memegang badan anak dan memaksa anak taat dengan kondisi A.

Pertanyaan yang seharusnya dibahas bukan seputar jilbab. Tapi dari mana seorang guru merasa dapat hak menyentuh badan anak sekolah dan memaksa anak itu taat pada pilihan guru? Dilakukan tanpa izin orang tua, tanpa memberi tahu orang tua, tanpa aturan sekolah yang mewajibkan, dan tanpa kondisi darurat. Kenapa seorang guru merasa berhak menyentuh badan anak dan mengubah penampilannya secara paksa? Kalau anda menjawab "guru berhak memaksa" maka tolong jelaskan bedanya antara seorang "guru" yang digaji untuk mendidik anak kecil, dan seorang "penjaga penjara" yang digaji untuk kontrol kriminal berbahaya di dalam penjara?
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto


02 August, 2022

Apa Perannya Guru Indonesia Dalam Prestasi Siswa Di Lomba Internasional?

[Komentar]: Ada banyak catatan bahwa sebagian guru Indonesia bersikap buruk, dan itu sebabnya orang tua kaya kirim anaknya untuk mencari pendidikan di luar. Tapi nyatanya, guru kita mampu membuat banyak siswa Juara International!

[Jawaban]: Mohon maaf pak, tapi kalau kita jujur, peran gurunya sebanyak apa dalam prestasi dan pencapaian anak-anak itu? Saya sudah lama amati anak Indonesia yang menjadi juara di luar (selama 20 tahun, dari berita). Hampir semuanya dari keluarga kaya (bapak ibu punya profesi, jadi sangat pintar juga). Hampir semuanya suka belajar, dan punya fasilitas lengkap di rumah. Hampir semuanya masuk sekolah swasta, bukan negeri. Dan mohon maaf, tanpa niat rasis, hampir semuanya juga keturunan Cina, dan hampir semuanya beragama Kristen! (Maaf, ini hanya fakta saja, bukan komentar negatif! Ketahuan dari nama anak, nama sekolah, dan pemakaian kalung salib.)

Jadi kalau mau cari berapa persen dari anak Indonesia yang miskin, dari kampung, masuk sekolah negeri, fasilitas rumahnya serba kurang, dan Muslim, yang menang medali emas dalam lomba di luar, maka nyaris tidak ada. Padahal MAYORITAS dari siswa di Indonesia punya identitas seperti itu. Dan berita membuktikan, bukan mereka yang menjadi juara di luar negeri dalam lomba-lomba. Hampir semua anak yang "meraih prestasi" bagi Indonesia di luar adalah anak dari kalangan minoritas, seperti yang saya gambarkan di atas.

Tidak berarti "ada yang salah". Tapi sebatas menyatakan, kalau seorang sopir mengaku bisa ngebut di jalan tol ketika memakai BMW, maka kita tidak perlu heran. Malah normal dan wajar. Yang perlu kita bahas adalah bagaimana seorang sopir bisa bawa Bajaj di jalan tol, dan lewati semua BMW asing, disebabkan peran MONTIR (guru Indonesia)! Itu baru menjadi suatu prestasi yang patut kita hargai dan ulangi di semua kampung dan kota, betul?
-Gene Netto


Dalam Sebulan, Ada 40 Anjing Yang Dibunuh oleh Jagal Surabaya

Setiap hari, ada anak yang menyerang dan berusaha membunuh anak lain karena sekolahnya beda (disebut tawuran). Setiap hari, ada anak yang diperkosa, disodomi atau dicabuli oleh bapak tiri, bapak kandung, guru ngaji, guru sekolah, tetangga atau saudara. Setiap hari ada anak yang diperkosa bergilir oleh 3-12 remaja (tanpa pernah ada kasus seorang laki menolak dan selamatkan korban). Dan setiap hari juga ada binatang yang disiksa karena mereka hanya binatang, bukan manusia, seakan-anak manusia dipedulikan.

Pertanyaan saya: Kenapa begitu banyak orang Indonesia terlihat tidak punya rasa "empati"? Terhadap binatang saja tidak ada, apalagi manusia. Apa ini hasil kemerdekaan yang diharapkan? Penjajah jahat diusir agar orang Indonesialah yang dapat kesempatan berbuat jahat terhadap tetangga sebangsa dan setanah air? Apa sistem pendidikan kita begitu lemah sampai tidak bisa mendidik manusia untuk merasakan belas kasihan terhadap makhluk lain dan juga manusia? Bagaimana kita bisa mendidik generasi depan agar kondisi hidup mereka lebih baik?
-Gene Netto

Dalam Sebulan, Ada 40 Anjing Yang Dibunuh oleh Jagal Surabaya
Surabaya Raya 1 Agustus 2022, JawaPos.com – Kristian Adi Wibowo melaporkan MR dan RS, pengelola tempat jagal anjing di Jalan Pesapen IV, ke Polrestabes Surabaya, Minggu (31/7). Mereka disebut bisa membantai 40 ekor anjing dalam sebulan.
"Rencananya, anjing-anjing ini akan dijadikan masakan. Cara (membunuhnya, Red) dengan dipukul sampai pingsan, lalu dibakar hidup-hidup,” kata Ketua Yayasan Sarana Metta Indonesia Christian Joshua Pale.
https://www.jawapos.com

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...