Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

15 September, 2023

Pengalaman Tiba Di Sukarno Hatta dan Mencari Kereta Bandara

Saya kembali ke Indonesia pada malam hari. Pesawat mendarat jam 21.30 di Terminal 2. Sekarang harus scan QR code untuk laporan Bea Cukai. (Bagaimana kalau tidak punya HP, atau baterai habis?) Baterai HP saya tinggal 10%. Minggu kemarin, teman saya suruh coba Skytrain ke Terminal 1 lalu kereta bandara "Railink" ke Manggarai. Kereta berangkat jam 22:15. Setelah lewat Imigrasi dan Bea Cukai, masih ada 20 menit. Saya tanya petugas pertama, Skytrain di mana? Naik 1 lantai. Di atas, pintu ke Skytrain tertutup. Saya tanya petugas kedua, ke Railink bagaimana? Dia tanya, Railink itu apa? Saya tanya, kereta api ke Manggarai? Ke Terminal 1.

Bagaimana caranya ke Terminal 1, kalau Skytrain tutup? Dia tidak tahu, dan tanya ke petugas ketiga. Naik shuttle bus. Naik 1 lantai lagi. Saya naik, tidak kelihatan shuttle bus. Saya tanya petugas keempat dan dia tunjuk ke kiri. Dari jauh, kelihatan bis kecil yang tiba-tiba berangkat. Tidak ada jadwal. Saya tanya petugas kelima yang jelaskan nanti datang lagi. Setelah 5 menit, bis kecil datang.

Ada orang yang scan QR code di pintu. Saya tanya ke sopir, apa itu bis ke terminal 1 dan stasiun kereta? Ya, bayar lima ribu. HP saya tinggal 5%. Bisa cash? Tidak bisa. Saya coba GoPay, berhasil. Akhirnya berhenti di terminal 1. Saya tanya, kereta api di mana? Sopir jawab, "Jauh ke sana pak." Apa bis ke sana sekarang? Tidak, keliling ke terminal lain. Dia suruh saya jalan kaki dan tunjuk lurus ke depan. Saya mulai jalan. Makin jauh makin sepi. Saya lihat petugas keenam jadi bertanya. Katanya, salah arah, dan tunjuk ke arah parkiran. Jauh sekali katanya, naik taksi saja. Saya kembali ke arah pintu terminal dan taksi.

Ada petugas ketujuh. Saya tanya, bisa naik taksi ke stasiun? Dia bingung. Stasiunnya di mana? Dia tanya ke petugas kedelapan. Orang itu suruh saya jalan kaki saja, dekat. Saya jelaskan, orang lain suruh naik taksi. Bisa atau tidak? Dengan sikap keberatan, dia suruh saya naik. Saya kasih tahu sopir taksi mau ke stasiun kereta api bandara. Dia tanya, di mana itu? Kami saling buka Google Maps. Railink tidak muncul. Sopir dapat lokasi, di tengah parkiran. Sepertinya benar. Dia buka jendela dan mulai diskusi dengan orang yang atur taksi. Kalau antar saya, boleh kembali ke bandara? Mereka diskusi dulu lima menit.

Akhirnya kami berangkat, ikuti Google Maps. Saya tanya, apa yang dibahas tadi? Katanya, kalau keluar bandara dilarang kembali cepat. Tapi dia sudah menunggu 2 jam, dan hanya antar saya 1 km saja. Rugi sekali. Kami ikuti Google Maps karena tidak ada rambu jalan. Keluar, putar balik, kembali ke arah parkiran, tiba-tiba jalan tertutup tapi Google suruh lurus. Sopir mundur ke gedung terakhir, ada orang. Sopir tanya ke petugas kesembilan, masuk stasiun di mana? Dia tidak tahu, dan suruh kami ke kiri, lalu tanya ke orang di parkiran. Kereta terakhir jam 22.45 dan sudah jam 22.38. Di tempat parkir, ada petugas kesepuluh. Dia suruh kami carikan jalan dekat pagar belakang. Kami ke pagar belakang, dan ada tempat untuk jalan kaki.

Saya turun dan lari cepat ke stasiun. Sudah jam 22.42. Ada petugas kesebelas yang suruh saya masuk dan beli tiket di mesin. Saya lari ke sana. Mesinnya begitu rumit, tidak bisa dipakai sendiri. Harus dibantu petugas kedua belas. Dia pencet 00000000001 untuk dapat tiket. Saya kasih kartu ATM BCA. Mesinnya error. Dicoba lagi. Error. Sudah jam 22.44. Coba GoPay, error. Kartu Mandiri, berhasil, tiket keluar. Saya lari ke kereta, masuk, dan 5 detik kemudian, pintu ditutup. Baterai HP saya tinggal 3%.

Sebelumnya, di Terminal 2, ada beberapa orang bule yang terlihat bingung. Mungkin cari Skytrain, shuttle bus, bis Damri, atau stasiun kereta api? Saya sudah tinggal bertahun-tahun di Jakarta, dan harus bicara dengan 12 petugas dalam bahasa Indonesia untuk cari kereta api ke kota. Saya harus negosiasi dengan sopir taksi dan 2 petugas yang tidak mau saya naik taksi ke stasiun, dan hampir semua orang yang ditanya tidak tahu stasiun di mana.

Kalau masih ada kereta pada jam 22:45, kenapa Skytrain berhenti pada jam 21:00? Kenapa petugas bandara tidak tahu Railink di mana, atau caranya sampai sana? Berapa persen dari petugas bandara tidak bisa berbahasa Inggris? Kenapa mesin tiket kereta begitu rumit sampai penumpang tidak bisa pakai sendiri, dan kenapa sistem pembayaran bisa error terus?

Kasihan sekali para turis dan pengusaha yang tiba di Jakarta pada malam hari. Apa mereka hanya diizinkan naik taksi dan semua mode transportasi lain dilarang? Singapura punya 5 juta penduduk, negara kecil, tapi dapat 19 juta turis per tahun. Indonesia punya 280 juta penduduk, ribuan pulau, ratusan bahasa dan budaya, ribuan destinasi wisata, tapi hanya dapat 16 juta turis per tahun. Jangan heran. Cari stasiun kereta api di bandara sudah sulit, apalagi yang lain!
-Gene Netto  

04 September, 2023

Sebelum Pilih Mata Kuliah untuk Anak, Ingat Bahwa Banyak Pekerjaan Bisa Dilakukan Oleh Komputer Nanti!

Assalamu’alaikum wr.wb. Ini sebuah peringatan bagi para orang tua: Pekerjaan dan tugas manusia yang bisa ditangani oleh program komputer sudah mulai terjadi di negara-negara maju. Banyak tugas karyawan sudah diganti oleh AI (Artificial Intelligence, atau Kecerdasan Buatan). Bagi yang belum paham, AI adalah program komputer, yang bisa "berpikir sendiri". Mungkin pernah dengar satu contohnya, bernama ChatGPT yang masuk berita. Program itu dikasih permintaan dari kita, lalu program komputer itu bertindak sendiri dan berikan hasil. Contohnya, saya minta ke programnya: "Membutuh skenario sinetron untuk tayangan 30 menit, yang terjadi di Jakarta dan menunjukkan hubungannya antara 3 keluarga kaya!" (Mungkin ada beberapa petunjuk tambahan.)

Lalu komputer akan tulis teks skenario sinetron sendiri, lengkap dengan nama orang, lokasi, dialog, kejadian, dll. Jadi buat apa bayar "5 penulis skenario sinetron" yang gajinya mahal? Cukup pakai program AI dan dapat hasil serupa dalam 10 menit. Bahkan sekarang sudah ada yang jual buku di Amazon, yang TIDAK DITULIS oleh manusia. Contohnya, ChatGPT disuruh menulis buku tentang serangan teroris di kota London, dikasih beberapa petunjuk lain, dan program itu langsung menulis buku. Siap dijual dalam setengah jam.

Artinya, kita perlu sangat bijaksana dan berwawasan luas ketika memikirkan pelajaran dan pekerjaan bagi anak-anak di masa depan. Jangan anggap "aman menjadi akuntan" (dan sebagainya) karena diharapkan "pasti bisa" dapat pekerjaan setelah kuliah. Justru dalam 10 tahun ke depan, sangat mungkin dunia akan penuh dengan penulis, guru, akuntan, pengacara, dll. yang pengangguran karena pekerjaannya ratusan orang di satu PT diganti dengan 1 program komputer. Kita harus belajar secara dalam tentang masa depan setiap bidang, dan memikirkan bakat dan minat setiap anak. Kalau ada risiko sebuah pekerjaan sangat mudah diganti oleh program komputer, kita perlu melihat beberapa mata kuliah dan kesempatan berusaha yang berbeda-beda sekaligus. Jangan bergantung pada satu rencana bernama "kuliah akuntansi" (atau yang lain) karena diharapkan sangat mudah dapat pekerjaan nanti. Sudah tidak ada lagi jalan yang mudah dan pekerjaan yang aman. Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

IBM Berencana Mengganti Hampir 8.000 Pekerjaan dengan AI — Pekerjaan Ini Adalah Yang Pertama
Transisi ini akan terjadi secara bertahap dalam beberapa tahun ke depan, dengan mesin berpotensi mengambil alih hingga 30% dari pekerjaan yang tidak berhubungan dengan konsumen, dalam lima tahun mendatang. Artinya, pekerja di bidang keuangan, akuntansi, SDM, dan bidang lainnya kemungkinan besar akan menghadapi persaingan ketat dari robot dan algoritma.
https://finance-yahoo-com.translate.goog/news/ibm-plans-replace-nearly-8-174052360.html?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wapp

Doktor Robot. Dalam video ini, robot dengan 8 tangan masih dikendalikan oleh dokter bedah. Tapi direncanakan nanti AI bisa kendalikan robot dan melakukan operasi sendiri.

da Vinci Surgical System: Surgery on a grape
https://www.youtube.com/watch?v=KNHgeykDXFw
da Vinci Robot Stitches a Grape Back Together
https://www.youtube.com/watch?v=0XdC1HUp-rU


Sekali Lagi Santri Dihajar Sampai Tewas Di Pesantren

Assalamu’alaikum wr.wb. Sekali lagi, seorang santri tewas di dalam pesantren. Sekali lagi, pihak pesantren berusaha menutupi kejadiannya. Ketika akhirnya diperiksa di rumah sakit di Lamongan, Jawa Timur, ternyata ada banyak lebam di kepala dan badan korban. Lalu muncul dugaan anak itu sudah tewas 24 jam SEBELUM dibawa ke rumah sakit!

Di sebagian pesantren, prioritas nomor satunya adalah keselamatan nama baik pesantren. Keselamatan anak? Nomor dua saja! Setiap kali seorang santri dihajar sampai mati, tidak ada pihak yang bisa menjelaskan kenapa begitu banyak anak Muslim bisa punya jiwa yang sadis. Tidak ada penjelasan tentang kenapa banyak bullying terjadi di lingkungan pendidikan agama, atau kenapa para ustadz tidak sanggup mengatasinya. Dan setiap kali seorang santri tewas, 100% dari orang tua korban selalu menyatakan, "Kami tidak menyangka!"

Dan banyak orang tua lain bersikap, "Bukan anak saya, bukan di pesantren anak saya, jadi bukan masalah saya!" Kematian seorang anak Muslim di lingkungan pendidikan Islam bisa berlalu begitu saja, seperti seekor semut yang berlalu di dapur: Tidak diperhatikan dan tidak dipedulikan. Dan tidak ada yang mau membahas faktanya bahwa di sebagian pesantren, ketika pengurus ketemu anak yang sekarat, pemikiran pertama mereka adalah, "Bagaimana kita bisa melindungi nama baik pesantren?" Anak siapa yang harus tewas di pesantren sebelum sistem yang berlaku bisa dikaji kembali?
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

Siswa MTs di Lamongan Meninggal Diduga Dianiaya, Luka di Kepala & Anus
https://www.cnnindonesia.com

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...