Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

21 December, 2021

Bagaimana Caranya Merasa Ikhlas Terhadap Kematian Orang Dekat?

[Pertanyaan]: Pak Gene, kematian itu pasti mutlak dan takdir Allah. Tapi mengapa ada yang meninggal tetapi tugas di dunianya belum selesai (masih muda, belum menikah, belum lulus kuliah dsb.)? Agar ikhlas, saya berusaha berpikir bahwa itu jalan terbaik dari Allah. Mohon pandangannya yang mungkin bisa memperbaiki persepsi saya. Terima kasih.

[Gene]: Kalau ada orang dekat yang wafat, mungkin suatu cara yang baik untuk merasa ikhlas adalah untuk ingatkan diri bahwa dunia ini tidak nyata. Nanti di akhirat, kita akan ditanya berapa lama kita berada di dunia dan kita akan jawab "sehari, atau setengah hari". Sedangkan akhirat kekal. Jadi tidak penting berada di dunia ini untuk 20 tahun atau 90 tahun. Sama saja rasanya nanti ketika berada di akhirat.

112. Allah bertanya, "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?"
113. Mereka menjawab, "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung."
114. Allah berfirman, "Kamu tidak tinggal (di bumi), melainkan sebentar saja kalau kamu sesungguhnya mengetahui."
(QS. Al-Mu'minum 23:112-114)

Sebagai perumpamaan, bayangkan kalau anda dan seorang teman berada di bank, pas mereka antar uang baru, dan ada Rp.10 triliun tunai di depan mata. Anda minta izin menyentuhnya, dan mereka izinkan. Teman anda sentuh selama 20 detik, lalu polisi suruh dia mundur. Anda di sisi lain dari rak uang itu, dan bisa menyentuhnya selama 90 detik, baru disuruh mundur. Apa anda akan menyatakan bahwa anda "lebih beruntung" daripada teman itu, karena dia hanya sentuh uang itu selama 20 detik, sedangkan anda 90 detik? Atau apa hal itu dinilai tidak penting, karena uangnya hanya dirasakan sejenak saja, dan tidak boleh dibawa pulang atau dimiliki, jadi hanya merupakan "perasaan saja" dalam ingatan kalian?

Apa anda benar-benar "lebih beruntung"? Atau apa akan disadari bahwa "merasakan" uang itu untuk waktu yang singkat atau lama tidak penting? Kurang lebih seperti itu perbandingan antara dunia dan akhirat. Nanti ketika anda dan teman itu masuk surga, tidak akan dipedulikan siapa yang berada di dunia selama 20 tahun dan siapa yang 90 tahun. Akan dilupakan karena sangat tidak penting dibandingkan kenikmatan akhirat.

Jadi coba berserah diri kepada Allah, merasa ikhlas atas kematian teman, saudara, anak, dll. karena sesungguhnya nanti di akhirat, masa yang singkat atau lama di dunia tidak akan diingat sebagai hal yang penting. Takdir Allah sudah ditentukan. Jadi coba merasa tenang, dan lepaskan orang yang wafat itu secara baik, dalam arti jangan menjadikan "kematian mereka" suatu beban yang terlalu besar di dalam hati anda. Fokus pada tugas yang penting di depan mata, yaitu berserah diri dan beribadah kepada Allah SWT dengan sepenuh hati, dan berjuang sebaik mungkin untuk dapat kehidupan di Surga, bersama semua orang yang anda sayangi, insya Allah.

Jangan izinkan kematian orang itu menjadi hal yang membuat anda jatuh ke dalam jurang penuh kesedihan dan depresi. Tapi jadikan kematian itu suatu pendorong yang berikan semangat kepada anda untuk manfaatkan setiap hari di jalan Allah SWT.
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Gene Netto

13 December, 2021

Kasus 12 Santriwati Diperkosa Bisa Terjadi Karena Kegagalan Sistem Berlapis-lapis

Assalamu’alaikum wr.wb. Ada yang bertanya kenapa 12 santriwati di Bandung bisa diperkosa dan 8 anak hamil dan melahirkan? Jawabannya sederhana: Kasus ini membuktikan ada kegagalan sistem yang berlapis-lapis.

1. Pendidikan di rumah. Banyak anak Indonesia diajarkan untuk diam dan taat, hormati orang dewasa, dan turut pada perintah dari dewasa. Tidak ada hak untuk berpikir sendiri dan menolak hal yang dinilai tidak benar.

2. Pendidikan di sekolah. Di SD, anak dididik untuk diam dan taat pada guru. Jangan berani melawan, jangan berbeda pendapat, guru selalu benar, yang melawan guru dikutuk sebagai "anak durhaka". Tidak dididik untuk berpikir sendiri dengan akal sehat yang Allah berikan, dan berani menolak ketika ada hal yang tidak benar. Lalu mereka masuk pesantren dengan otak yang sudah dibentuk untuk diam dan taat.

3. Pendirian pesantren dan tempat serupa. Ustadz dapat izin kalau mau berikan pendidikan agama (di pesantren, madrasah, rumah tahfiz, TPA, dsb.). Ahli pendidikan, ahli psikologi, ahli kesehatan, dll. tidak terlibat. Pendidikan agama paling utama. Aspek kehidupan yang lain kurang diperhatikan oleh semua pihak.  

4. Sistem RT dan RW. Setiap pesantren masuk di wilayah administrasi RT dan RW. Kenapa tidak ada pengawasan dan pemeriksaan rutin di semua tempat di mana anak menginap di asrama? Sistem pemeriksaan asrama yang rutin ini tidak ada.

5. Tetangga. Tetangga bertanya kenapa santri tidak minta tolong kepada tetangga? Orang dewasa itu yang seharusnya aktif bertanya, dan bukan menunggu diminta bantuan. Tidak ada program pendidikan bagi rakyat untuk peduli pada semua anak bangsa dan awasinya di semua tempat.

6. Kepedulian masyarakat. Kebanyakan orang peduli pada anak dan keluarga sendiri. Selama bukan anak sendiri yang "menderita", banyak orang anggap "urusan orang lain" yang akan diperbaiki nanti oleh "pihak lain". Yang penting anak sendiri aman dan sejahtera. Tidak banyak orang yang siap peduli pada semua anak.

7. Info nomor darurat. Semua pesantren bisa wajibkan pasang poster yang jelaskan bahaya pencabulan, dan berikan nomor darurat yang bisa dihubungi. Wajib membuat pelatihan 2x setiap tahun, agar semua santri tahu. Sistem pemasangan poster dan info jelas ini di asrama anak tidak ada.

8. Pemeriksaan rutin. Pemerintah bisa kirim petugas untuk periksa setiap pesantren setiap tahun. Datang dengan checklist untuk diisi. Lalu petugas pilih beberapa santri secara acak, dan bertanya dengan jelas. Misalnya, "Apa ada orang yang sentuh kemaluan kamu dan membuat kamu takut?" Dari 20-30 pertanyaan yang tepat, kepada santri secara acak, insya Allah kasus pencabulan akan cepat ketahuan. Pemeriksaan rutin dengan checklist seperti ini tidak ada.

9. Pendidikan sebelum masuk pesantren. Bisa dibuat program pelatihan dan persiapan sebelum masuk pesantren. Seperti dilakukan sebelum ujian akhir di sekolah, atau sebelum ujian SIM. Anak dikasih info yang jelas tentang bahaya pencabulan, dan info2 lain, dapat sertifikat, baru boleh masuk asrama. Sistem ini tidak ada.

10. Hubungan dengan orang tua. Pesantren bisa diwajibkan menyediakan fasilitas agar semua anak boleh bicara dengan orang tuanya setiap minggu. Bisa video call secara gratis setiap minggu kalau ada persiapan. Kalau setiap minggu orang tua selalu dapat info dari anak, akan sangat sulit terjadi kasus pencabulan selama 5 tahun. Sistem yang wajibkan hubungan antara orang tua dan anak setiap minggu tidak ada, tapi sebagian pesantren membuatnya sendiri.  

Ini sebagai gambaran saja. Perubahan seperti ini dibutuhkan dari pemerintah dan juga masyarakat. Semua orang dewasa harus siap bersatu untuk kembangkan sistem yang jelas, yang melindungi semua anak Indonesia. Kalau tidak mau bertindak, tunggu saja berita baru muncul lagi minggu depan. Kasus pencabulan terhadap anak tidak akan berhenti sampai rakyat dan pemerintah bersatu untuk melindungi semua anak.
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto  


Ustadz Cabuli Belasan Anak SD, Kenapa Boleh Mengajar Di Sekolah Lain?

Saya sudah baca berita tentang kejadian seperti ini berkali-kali. Seorang pria ketahuan cabuli anak. Lalu, kasus itu diselesaikan "secara kekeluargaan". Dia tidak hadapi tuntutan hukum, dan para korban tidak dapat keadilan, apalagi bantuan psikologis. Puluhan orang dewasa mengetahui pelaku itu jahat, tapi mereka sepakat (atau tertekan/terpaksa) untuk "berdamai", dan izinkan pelaku pergi. Hasilnya? Dia pindah ke sekolah atau wilayah lain, dan cabuli anak di sana saja.

Hal ini bisa terjadi terus karena banyak orang dewasa siap menjadi "Pelindung" terhadap seorang pedofil. Yang penting hanya satu: "Anak kami jangan dicabuli lagi! Cabuli anak Muslim di tempat lain saja!" Dibutuhkan sanksi bagi semua orang dewasa yang TAHU secara pasti pelakunya berbahaya (karena sudah mengaku di depan mereka), tapi mereka memilih untuk berdamai saja dan izinkan dia pergi. Para orang dewasa itu perlu disalahkan oleh rakyat dan kena tuntutan hukum juga. (Misalnya, kepala sekolah dan guru yang PNS dipecat.) Anak di tempat lain hanya menjadi korban karena orang dewasa dalam kasus pertama bantu melindungi seorang penjahat.

Ketika kita dapat ular berbisa di kamar anak, sangat tidak logis untuk tangkap lalu lempar saja ke rumah tetangga, karena "berharap" ular itu akan "memperbaiki diri" dan tidak gigit anak di sana. Kita akan sadari ular itu berbahaya dan membunuhnya. Kenapa pedofil malah dimaafkan dan dilepaskan untuk cabuli anak di tempat lain?
-Gene Netto

Terungkap, Guru Agama di Cilacap yang Cabuli Belasan Siswi SD Pernah Lakukan Hal Serupa di Sekolah Lain, Modusnya Sama
Kompas.com - 11/12/2021, KOMPAS.com - Guru agama, MAYH (51), yang mencabuli 15 siswi salah satu sekolah dasar di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, ternyata pernah melakukan hal serupa pada setahun lalu.
https://regional.kompas.com

08 December, 2021

Dikritik karena Paksa Tunarungu Bicara, Ini Penjelasan Mensos Risma

Seorang anak yang tuli dipanggil naik panggung, dan dipaksa bicara di depan umum. Walaupun tidak bisa, harus bisa. Ibu memaksa. Anak ketakutan, cuek saja. Ibu memaksa. Besok anak itu trauma dan mimpi buruk terus, cuek saja. Ibu memaksa. Tidak perlu memikirkan yang terbaik untuk anak disabilitas itu. Yang penting acara ibu terkesan luar biasa setelah anak yang tidak bisa bicara dipaksa bicara. Apa besok anak yang buta akan dipaksa membaca? Anak yang kakinya lumpuh akan dipaksa berjalan kaki? Ibu memaksa, jadi anak harus turut, di depan umum, tanpa persiapan?

Ada janda yang saya kenal, yang anaknya tuli sejak lahir. Saya sarankan keluarganya belajar bahasa isyarat agar bisa berkomunikasi. Anak itu masuk SLB, dan ternyata "dilarang belajar" bahasa isyarat. Semua anak dipaksa "membaca bibir" dan bicara. Walaupun tidak bisa, dipaksa harus bisa. Disuruh beli alat bantu dengar (yang mahal), padahal syaraf telinganya mati, dan dokter menyatakan manfaatnya NOL.

Jadi bertahun-tahun, komunikasi antara ibu dan anak yatim itu dihalangi oleh ketidakmampuan menjelaskan pikirannya lewat bahasa isyarat karena tidak boleh belajar di sekolah. Dan karena ibu itu seorang janda yang miskin, tidak ada dana untuk bayar guru bahasa isyarat swasta. Jadi disebabkan kebijakan pendidikan yang dipaksa terhadap semua anak, seorang anak yatim dan ibunya tidak bisa berkomunikasi secara baik. Coba anda pilih 100 kata saja, dan selama 1 minggu, anda hanya boleh gunakan 100 kata itu untuk membahas segala sesuatu dengan anak anda. Rasanya seperti apa? Contohnya: "Jalan? Makan? Tidak? Mana? Itu? Sini. Jangan." Begini saja bentuk komunikasinya bertahun-tahun karena dilarang belajar bahasa isyarat.

Dan dalam berita ini, terlihat Ibu Risma sudah terima doktrin yang sama. Semua anak dipaksa harus setara robot yang bisa diprogram untuk hasilkan satu bentuk anak yang sanggup membaca bibir dan bicara. Dan kalau tidak bisa, harus bisa! Kasihan anak Indonesia. Apa Ibu Risma berani memaksa Jokowi dan semua pejabat lain menggunakan bahasa asing ketika ketemu pejabat dari luar negeri? Dilarang pakai penerjemah! Tidak bisa Bahasa Perancis, Cina, atau Jerman? Harus bisa! Ibu memaksa. Atau hanya mau memaksa anak kecil saja?
-Gene Netto

Dikritik karena Paksa Tunarungu Bicara, Ini Penjelasan Mensos Risma
https://news.detik.com

Tangan Robot Untuk Manusia Sudah Diciptakan

Suatu kemajuan yang luar biasa. Harganya Rp.115 juta ($8.000) untuk tangan dewasa, dan Rp.58 juta ($4.000) untuk tangan anak (yang bisa ditukar beberapa kali sampai menjadi dewasa). Dikendalikan dengan PIKIRAN orang itu. Sayangnya, kemajuan seperti ini selalu datang dari dunia non-Muslim.

Terus-terusan orang non-Muslim menciptakan barang bermanfaat, dan meraih prestasi. Kalau ribuan kemajuan yang diciptakan dalam 100 tahun terakhir itu muncul dari kalangan Muslim, bisa dijamin seluruh dunia akan tertarik pada Islam. Tapi ternyata, orang asing melihat umat Islam yang kebanyakan hidup dalam kondisi miskin, kotor, berpendidikan rendah, negaranya penuh korupsi, kekerasan dan kriminalitas tinggi, tanpa keadilan, lalu mereka hanya ingin lari jauh dari umat Islam.

Seharusnya kita berlomba-lomba untuk melebihi orang non-Muslim. Ternyata tidak. Banyak Muslim dapat kekayaan, tapi daripada berusaha menciptakan hal-hal baru yang sangat bermanfaat, mereka langsung tambahkan rumah dan mobil mewah, dan tambahkan jumlah istri juga. Yang dipikirkan hanya diri sendiri, dan bukan kemajuan umat, apalagi prestasi umat. Semoga akan muncul generasi anak Muslim yang bisa melebihi semua orang kafir di dunia ini, dan menjadi contoh kemajuan umat Islam yang baik.
-Gene Netto

3D printed, mind-controlled prosthetics are here | Challengers by Freethink
Unlimited Tomorrow is pioneering a new age in prosthetics with its 3D-printed robotic arms. Founded in 2014 by Easton LaChapelle when he was just 18 years old, the company is poised to become a leader in the prosthetic arm industry. Their True Limb device costs less than $8,000 and it’s even cheaper for children, priced at about $4,000.
https://www.youtube.com/watch?v=N01QN-3OB3s

04 December, 2021

4 Fakta Seputar Predator Seksual Anak Bermodus Game Online Free Fire

Anak main game online. Orang tua anggap "permainan anak" jadi tidak memantau, dan tidak curiga. Ternyata, dalam sebagian game, anak bisa "dihubungi" oleh seorang pelaku dewasa (atau remaja) lewat chat. Lalu ditawarkan "hadiah" di dalam game itu. Kalau menolak, bisa diancam akunnya akan dihapus. Kalau setuju terima hadiah, ada syarat: Harus kirim foto dan video telanjang! Dalam 1 kasus ini yang baru ketahuan, 11 anak perempuan telah menjadi korban. Lalu pelaku juga hubungi mereka lewat WA dan minta video call untuk bahas seks dan lihat tubuhnya langsung! Coba berpikir, berapa juta anak Indonesia yang main game di HP dan komputer setiap hari…?

Orang tua harus waspada. Semua game yang dipakai oleh anak harus dipelajari dan dipahami dulu oleh orang tua. Terutama kalau bisa "beli" barang di dalam game, dan bisa chatting lewat teks atau headset dengan orang lain. Yang ajak anak anda main game belum tentu seorang "anak" dan belum tentu baik hati. Anak yang tidak paham ada bahayanya tidak akan curiga. Jadi orang tua perlu melarang anak main dengan pemain yang lain yang BUKAN teman yang dikenal baik. (Dan walaupun dibatasi begitu, tetap saja ada bahayanya!) Orang tua harus aktif pantau anak ketika mereka bermain online, sebelum menjadi korban. Tolong ingat: Foto dan video anak telanjang yang masuk ke internet tidak bisa dihapus selama-lamanya.
-Gene Netto

4 Fakta Seputar Predator Seksual Anak Bermodus Game Online Free Fire
https://nasional.kompas.com

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...