[Pertanyaan]: Mr Gene saya mau bertanya, bagaimana cara menghadapi orang tua, terutama ibu, yg tidak berpendidikan, jadi dia hanya mengandalkan pengalaman hidup saja, blm lagi tdk tersentu ilmu literasi, jarang membaca, dia hanya mengatakan apa yg benar menurut dia.
[Jawaban]: Assalamu’alaikum wr.wb. Zaman dulu, ada orang yang bernama Muhammad SAW. Orang tuanya tidak bersekolah, dan dia juga buta huruf. Ada yang bernama Abu Bakar as-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Ada ribuan sahabat Nabi yang lain dalam kondisi yang sama. Orang tuanya tidak bersekolah, tidak membaca. Lalu, apa mereka semua boleh menjadi "kesal" sama orang tuanya?
14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
(QS. Luqman 31:14)
Ada ribuan sahabat Nabi SAW yang menjadi hafiz Quran. Tapi mereka dan orang tuanya tidak bersekolah, bahkan bisa menjadi hafiz tetapi juga buta huruf. Mereka menghafal dari mendengar dan mengulangi ayat-ayatnya, bukan dari "membaca". Apa kondisi hidup mereka semua mereka sulit, dan mereka merasa pusing, disebabkan para ibunya tidak bersekolah dan tidak membaca?
153. Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
(QS. Al Baqarah 2:153)
Yang anda alami sebenarnya bukan suatu "masalah dengan ibu" yang perlu dikoreksi, tapi yang anda alami adalah suatu "masalah dengan tingkat kesabaran anda" dan itu yang sebaiknya dikoreksi. Yang ditanyakan kepada ibu (dan kita semua) di akhirat adalah amal ibadahnya, akhlaknya, dan perbuatannya! Tidak ditanyakan apakah sering baca buku dan punya pendapat yang paling benar. Tidak ditanyakan apakah bersekolah. Tidak ditanyakan apakah sudah cerdas. Yang ditanyakan adalah keimanan dan ibadah.
Selama ibu anda beriman dan bertaqwa, bukan "orang jahat", tidak menciptakan masalah serius (misalnya, sering memfitnah tetangga), dan sebagainya, maka insya Allah tidak ada masalah yang besar. Bersabar saja. Nasihati secara baik, lalu membiarkan ibu ambil keputusan sendiri. Ibu sudah membesarkan anda, betul? Apakah anda menjadi orang yang baik atau bejat? Kalau anda baik, dan anda merupakan hasil dari pembinaan ibu, maka ibu anda tidak sepenuhnya "bermasalah" dan terbukti ada hasil baik, berdasarkan pengalaman hidup, tanpa buku. Betul?
Akhlak, wawasan, akal, dan hati yang bijaksana tidak berasal dari sekolah dan bacaan saja. Banyak orang justru dapat dari pengalaman hidup. (Dan ada yang tidak.) Jadi bersabar saja. Berusaha memberikan pengarahan, dan kalau ibu tidak terima, biarkan saja. Semua orang berhak mengatur kehidupannya sendiri dan harus bertanggung jawab sendiri. Mau untung atau rugi, urusan mereka. Tidak bisa dipaksa.
Coba juga memikirkan begitu banyak orang yang tidak punya ibu, menjadi yatim piatu, atau ibunya baru wafat. Mereka akan siap tukar seluruh hartanya kalau bisa dapat pelukan ibu sekali saja. Jadi sebaiknya anda bersyukur, dan bersabar, dan tidak ingin memaksa ibu menjadi "sempurna". Tidak ada manusia yang sempurna. Jadi kenapa mau "memperbaiki" ibu padahal belum tentu anda sendiri sudah baik? Mungkin banyak orang juga komplain tentang anda, dan inginkan anda berhenti melakukan ABCD yang mereka menilai buruk, tapi anda tidak peduli. Betul?
Nasihati. Bersabar. Bersyukur. Lalu biarkan ibu. Dunia ini singkat. Jangan habiskan waktu anda dengan komplain tentang Ibu. Bersyukur punya ibu, dan nikmati semua kebaikan darinya daripada sibuk mencari kekurangannya.
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(100)
anak
(299)
anak yatim
(118)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(61)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(68)
hukum islam
(52)
indonesia
(570)
islam
(557)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(357)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(10)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(11)
kontroversi
(5)
korupsi
(27)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(52)
my books
(2)
orang tua
(8)
palestina
(34)
pemerintah
(136)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(503)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(34)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(38)
renungan
(179)
Sejarah
(5)
sekolah
(79)
shalat
(9)
sosial
(321)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
Showing posts with label tanya-jawab. Show all posts
Showing posts with label tanya-jawab. Show all posts
09 April, 2024
Bagaimana Caranya Hadapi Orang Tua Yang Kurang Cerdas?
02 November, 2022
Bagaimana Membedakan Teguran Dan Ujian Dari Allah?
[Pertanyaan]: Bagaimana caranya membedakan antara sesuatu yang bisa merupakan teguran atau ujian dari Allah?
[Jawaban]: Assalamu’alaikum wr.wb. Orang Muslim yang sudah berada di jalan Allah yang benar tidak perlu dikasih "teguran" atau hukuman yang berat. Kalau sudah menjalankan ibadah dengan baik, sesuai kemampuan, dan ada dosa-dosa kecil, maka dosa itu dihapus lewat shalat, istighfar, sedekah, shalat taubat, puasa, umrah, dll. Jadi apabila dia alami suatu "musibah" maka itu ujian dari Allah. Dan sesudahnya, insya Allah pangkatnya di sisi Allah bisa naik. Ibaratnya, dari sersan, menjadi letnan. Setelah naik pangkat, dia akan merasakan doanya lebih cepat dikabulkan atau lebih banyak dikabulkan, di antara berbagai manfaat yang lain. Jadi orang itu diuji agar bisa naik pangkat, agar menuju jalannya menjadi orang saleh yang membawanya ke surga.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya besarnya pahala tergantung dengan besarnya ujian. Sesungguhnya, apabila Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan mengujinya. Siapa yang ridha dengan ujian itu, maka ia akan mendapat keridhaan-Nya. Siapa yang membencinya maka ia akan mendapatkan kemurkaan-Nya." (HR. At-Tirmidzi no. 2396 dan Ibnu Majah no. 4031)
Sebaliknya, ada orang Muslim yang lain yang hindari ibadah, melakukan dosa-dosa kecil dan besar tanpa peduli, lalu dia juga alami suatu musibah. Itu merupakan teguran atau hukuman untuk mengingatkan dia bahwa dunia ini tidak nyata, dan dia harus segera bertaubat, sebelum waktunya di sini habis. Jadi dia perlu introspeksi diri, dan minta bantuan dari guru agama untuk membantunya berubah dan menjadi Muslim yang baik. Atau dia bisa banyak mengeluh, marah terhadap Allah, menjauhi Allah, dan di saat itu Allah akan abaikan dia juga.
Jadi insya Allah jelas bedanya antara teguran dan ujian. Yang mengalaminya sudah tahu dirinya jadi bisa paham apa sekiranya Allah marah (teguran) atau Allah inginkan dia menjadi lebih baik dari sebelumnya (ujian). Kalau orang Muslim yang baik harus dikasih "teguran" maka tidak perlu musibah. Demam satu hari saja sudah mulai introspeksi diri. Jadi musibah sebagai teguran atau hukuman disimpan bagi orang yang banyak berdosa dan cuek terhadap Allah. Dan apabila orang saleh juga mengalami musibah, dia akan tetap bersabar dan makin dekat kepada Allah, sehingga jelas bahwa musibah itu hanyalah sebuah ujian (bukan teguran atau hukuman). Dia akan naik pangkat terus, hingga akhirnya menjadi jenderal (orang saleh). Sebaliknya, orang yang banyak berdosa dan tidak mau introspeksi malah akan melarikan diri dari markas tentara dan malas pakai seragam, jadi belum sanggup "naik pangkat". Harus bertaubat dulu dan memperbaiki diri.
Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah berkata: 'Aku sesuai prasangka hamba-Ku pada-Ku dan Aku bersamanya apabila ia memohon kepada-Ku.'" (HR. Muslim)
Semoga jelas. Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
[Jawaban]: Assalamu’alaikum wr.wb. Orang Muslim yang sudah berada di jalan Allah yang benar tidak perlu dikasih "teguran" atau hukuman yang berat. Kalau sudah menjalankan ibadah dengan baik, sesuai kemampuan, dan ada dosa-dosa kecil, maka dosa itu dihapus lewat shalat, istighfar, sedekah, shalat taubat, puasa, umrah, dll. Jadi apabila dia alami suatu "musibah" maka itu ujian dari Allah. Dan sesudahnya, insya Allah pangkatnya di sisi Allah bisa naik. Ibaratnya, dari sersan, menjadi letnan. Setelah naik pangkat, dia akan merasakan doanya lebih cepat dikabulkan atau lebih banyak dikabulkan, di antara berbagai manfaat yang lain. Jadi orang itu diuji agar bisa naik pangkat, agar menuju jalannya menjadi orang saleh yang membawanya ke surga.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya besarnya pahala tergantung dengan besarnya ujian. Sesungguhnya, apabila Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan mengujinya. Siapa yang ridha dengan ujian itu, maka ia akan mendapat keridhaan-Nya. Siapa yang membencinya maka ia akan mendapatkan kemurkaan-Nya." (HR. At-Tirmidzi no. 2396 dan Ibnu Majah no. 4031)
Sebaliknya, ada orang Muslim yang lain yang hindari ibadah, melakukan dosa-dosa kecil dan besar tanpa peduli, lalu dia juga alami suatu musibah. Itu merupakan teguran atau hukuman untuk mengingatkan dia bahwa dunia ini tidak nyata, dan dia harus segera bertaubat, sebelum waktunya di sini habis. Jadi dia perlu introspeksi diri, dan minta bantuan dari guru agama untuk membantunya berubah dan menjadi Muslim yang baik. Atau dia bisa banyak mengeluh, marah terhadap Allah, menjauhi Allah, dan di saat itu Allah akan abaikan dia juga.
Jadi insya Allah jelas bedanya antara teguran dan ujian. Yang mengalaminya sudah tahu dirinya jadi bisa paham apa sekiranya Allah marah (teguran) atau Allah inginkan dia menjadi lebih baik dari sebelumnya (ujian). Kalau orang Muslim yang baik harus dikasih "teguran" maka tidak perlu musibah. Demam satu hari saja sudah mulai introspeksi diri. Jadi musibah sebagai teguran atau hukuman disimpan bagi orang yang banyak berdosa dan cuek terhadap Allah. Dan apabila orang saleh juga mengalami musibah, dia akan tetap bersabar dan makin dekat kepada Allah, sehingga jelas bahwa musibah itu hanyalah sebuah ujian (bukan teguran atau hukuman). Dia akan naik pangkat terus, hingga akhirnya menjadi jenderal (orang saleh). Sebaliknya, orang yang banyak berdosa dan tidak mau introspeksi malah akan melarikan diri dari markas tentara dan malas pakai seragam, jadi belum sanggup "naik pangkat". Harus bertaubat dulu dan memperbaiki diri.
Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah berkata: 'Aku sesuai prasangka hamba-Ku pada-Ku dan Aku bersamanya apabila ia memohon kepada-Ku.'" (HR. Muslim)
Semoga jelas. Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
21 December, 2020
Apa Allah Yang Menyesatkan Manusia, Atau Manusia Yang Mau Sesat?
[Pertanyaan]: Pak Gene, di Surah Al-An'am ayat 4, disebutkan "mereka" (manusia kafir) berpaling. Sedang di Surah Ibrahim ayat 4 disebutkan Allah yang menyesatkan siapa yang dikehendaki. Bagaimana manusia bisa berpaling kalau Allah-lah yang menyesatkan?
[Jawaban]: Assalamu'alaikum wr.wb. Bagaimana mereka bisa berpaling sendiri, kalau Allah yang menyesatkan? Insya Allah ini bisa dipahami secara mudah dan logis. Sebelum kita lahir, Allah tahu sebagian orang akan memilih jalan yang sesat. Orang itu sudah ditentukan akan sesat, dan Allah yang "sesatkan" mereka, di atas keinginan mereka sendiri. Ini setara dengan orang yang sengaja pilih jalan yang salah (misalnya pakai narkoba, dan tidak mau berhenti). Kita tahu mereka akan ikuti jalan yang salah itu. Dinasihati, mereka tetap salah dan tidak mau diluruskan. Kalau kita fasilitasi mereka (misalnya, berikan tempat aman untuk pakai narkoba), atau tidak fasilitasi, mereka akan tetap memilih jalan itu.
Contoh: Ada anak yang mau ikut konser band metal. Dilarang oleh orang tuanya karena mereka tahu dia akan pesta narkoba di sana. Kalau mereka larang, dia pergi. Kalau mereka izinkan dan kasih uang, dia juga pergi. Jadi apabila mereka kasih izin dan uang, atau tidak kasih izin dan uang, dia tetap pergi dan tidak mau dilarang.
Allah juga tahu orang-orang kafir itu akan memilih jalan yang sesat, jadi Allah kasih tiket gratis naik bis ke Kota Sesat, karena mereka memang mau ke sana. Jadi, mereka "disesatkan" oleh Allah ( = diberi kemudahan untuk menjadi sesat), karena Allah sudah tahu mereka akan tetap pilih jalan itu. Ada orang lain yang bisa dapat hidayah, dan mereka adalah orang-orang yang Allah tahu akan bersedia menerima hidayah. Kita anggap semua orang punya "kesempatan yang sama". Tapi Allah Maha Tahu: Semua orang tidak sama. Sebelum kita lahir, Allah sudah tahu siapa yang mau memilih untuk beriman dan siapa yang tidak.
Dalam sebuah eksperimen, orang tua taruh kue di depan anaknya, dan melarang dia makan, lalu anak itu ditinggalkan sendirian di dalam kamar. Orang tua tahu karakter anaknya dan tahu apakah anaknya akan makan atau tidak. Mungkin 95% lebih dari prediksi orang tua tentang anaknya terbukti benar. Tapi dalam beberapa kasus, anaknya diyakini tidak akan makan, tetapi dia makan dan membuat orang tuanya kaget. Orang tua salah prediksi, walaupun sangat kenal karakter anaknya.
Sedangkan, ALLAH TIDAK PERNAH SALAH. Kalau Allah catat bahwa orang A akan menjadi kafir, sebelum diciptakan, maka orang itu (apapun yang terjadi) akan tetap MEMILIH untuk menjadi kafir. Dan sebaliknya, kalau Allah catat bahwa orang B akan beriman (dari lahir, atau masuk Islam), maka orang itu akan MEMILIH menjadi orang yang beriman. Allah Maha Tahu, dan Maha Benar, dan Allah tidak bisa dibuat kaget dengan pilihan kita. Semua manusia tidak sama. Kita anggap sama, tapi Allah Lebih Tahu.
Tetapi masih KITALAH (manusia) yang MEMILIH dalam kehidupan di dunia ini untuk menjadi beriman atau kafir. Dan bahasa "Allah menyesatkan" adalah bahasa metaforis. Jangan dipahami dengan makna orang itu ingin sekali beriman, lalu Allah menolak dan memaksakannya menjadi sesat. Lebih tepat dianggap orang itu sudah memilih sesat, dan Allah sudah tahu dia tidak pernah akan mau beriman, lalu Allah kasih tiket bis yang gratis ke Kota Sesat, dan mengatakan, "Naik saja kalau mau. Gratis!" Lalu, orang itu pilih sendiri untuk naik bis, dan senang, karena sesuai dengan keinginannya sendiri untuk menjadi sesat dan menolak aturan hidup yang Allah berikan kepada umat manusia. Jadi Allah "menyesatkan dia" dengan cara mempermudah dia jalan ke tujuannya, ke jalan yang sesat, karena orang itu memang mau ke sana. Allah kasih perjalanan gratis, atau tidak, orang itu akan tetap memilih untuk pergi ke Kota Sesat. Jadi kita yang memilih sendiri untuk menjadi orang beriman atau menjadi kafir.
Semoga bermanfaat. Semoga bisa dipahami sebagai kondisi yang jelas dan logis.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu'alaikum wr.wb.
-Gene Netto
[Jawaban]: Assalamu'alaikum wr.wb. Bagaimana mereka bisa berpaling sendiri, kalau Allah yang menyesatkan? Insya Allah ini bisa dipahami secara mudah dan logis. Sebelum kita lahir, Allah tahu sebagian orang akan memilih jalan yang sesat. Orang itu sudah ditentukan akan sesat, dan Allah yang "sesatkan" mereka, di atas keinginan mereka sendiri. Ini setara dengan orang yang sengaja pilih jalan yang salah (misalnya pakai narkoba, dan tidak mau berhenti). Kita tahu mereka akan ikuti jalan yang salah itu. Dinasihati, mereka tetap salah dan tidak mau diluruskan. Kalau kita fasilitasi mereka (misalnya, berikan tempat aman untuk pakai narkoba), atau tidak fasilitasi, mereka akan tetap memilih jalan itu.
Contoh: Ada anak yang mau ikut konser band metal. Dilarang oleh orang tuanya karena mereka tahu dia akan pesta narkoba di sana. Kalau mereka larang, dia pergi. Kalau mereka izinkan dan kasih uang, dia juga pergi. Jadi apabila mereka kasih izin dan uang, atau tidak kasih izin dan uang, dia tetap pergi dan tidak mau dilarang.
Allah juga tahu orang-orang kafir itu akan memilih jalan yang sesat, jadi Allah kasih tiket gratis naik bis ke Kota Sesat, karena mereka memang mau ke sana. Jadi, mereka "disesatkan" oleh Allah ( = diberi kemudahan untuk menjadi sesat), karena Allah sudah tahu mereka akan tetap pilih jalan itu. Ada orang lain yang bisa dapat hidayah, dan mereka adalah orang-orang yang Allah tahu akan bersedia menerima hidayah. Kita anggap semua orang punya "kesempatan yang sama". Tapi Allah Maha Tahu: Semua orang tidak sama. Sebelum kita lahir, Allah sudah tahu siapa yang mau memilih untuk beriman dan siapa yang tidak.
Dalam sebuah eksperimen, orang tua taruh kue di depan anaknya, dan melarang dia makan, lalu anak itu ditinggalkan sendirian di dalam kamar. Orang tua tahu karakter anaknya dan tahu apakah anaknya akan makan atau tidak. Mungkin 95% lebih dari prediksi orang tua tentang anaknya terbukti benar. Tapi dalam beberapa kasus, anaknya diyakini tidak akan makan, tetapi dia makan dan membuat orang tuanya kaget. Orang tua salah prediksi, walaupun sangat kenal karakter anaknya.
Sedangkan, ALLAH TIDAK PERNAH SALAH. Kalau Allah catat bahwa orang A akan menjadi kafir, sebelum diciptakan, maka orang itu (apapun yang terjadi) akan tetap MEMILIH untuk menjadi kafir. Dan sebaliknya, kalau Allah catat bahwa orang B akan beriman (dari lahir, atau masuk Islam), maka orang itu akan MEMILIH menjadi orang yang beriman. Allah Maha Tahu, dan Maha Benar, dan Allah tidak bisa dibuat kaget dengan pilihan kita. Semua manusia tidak sama. Kita anggap sama, tapi Allah Lebih Tahu.
Tetapi masih KITALAH (manusia) yang MEMILIH dalam kehidupan di dunia ini untuk menjadi beriman atau kafir. Dan bahasa "Allah menyesatkan" adalah bahasa metaforis. Jangan dipahami dengan makna orang itu ingin sekali beriman, lalu Allah menolak dan memaksakannya menjadi sesat. Lebih tepat dianggap orang itu sudah memilih sesat, dan Allah sudah tahu dia tidak pernah akan mau beriman, lalu Allah kasih tiket bis yang gratis ke Kota Sesat, dan mengatakan, "Naik saja kalau mau. Gratis!" Lalu, orang itu pilih sendiri untuk naik bis, dan senang, karena sesuai dengan keinginannya sendiri untuk menjadi sesat dan menolak aturan hidup yang Allah berikan kepada umat manusia. Jadi Allah "menyesatkan dia" dengan cara mempermudah dia jalan ke tujuannya, ke jalan yang sesat, karena orang itu memang mau ke sana. Allah kasih perjalanan gratis, atau tidak, orang itu akan tetap memilih untuk pergi ke Kota Sesat. Jadi kita yang memilih sendiri untuk menjadi orang beriman atau menjadi kafir.
Semoga bermanfaat. Semoga bisa dipahami sebagai kondisi yang jelas dan logis.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu'alaikum wr.wb.
-Gene Netto
07 January, 2020
Trauma Masa Kecil, Bagaimana Bisa Bangun Mental Yang Kuat Sekarang?
[Pertanyaan]: Assalamu’alaikum. Saya punya masa kecil yang buruk. Sering menjadi korban bullying dan juga tidak merasakan kasih sayang dari orang tua. Bagaimana saya bisa bangun mental yang kuat sekarang?
[Jawaban]: Wa alaikum salam. Mungkin bermanfaat kalau anda coba kelas bela diri. Ikuti karate, silat, kungfu, atau apa saja yang sekiranya cocok. Dari belajar bela diri, insya Allah akan terbangun mental yang kuat, dan anda akan menjadi semangat untuk menghadapi kehidupan. Saya dulu mengajar silat di sebuah panti asuhan, dan setelah belajar silat beberapa bulan, semua anak yatim itu menjadi lebih semangat dan percaya diri. Rasa percaya diri perlu dibangun dari dalam dan dari luar.
Allah tidak janjikan kita akan dapat masa lalu yang baik. Ada orang yang lahir di lokasi perang. Anak di Palestina lahir dalam penjara terbuka. Ada anak yang diperkosa dan disodomi ketika kecil, bahkan oleh saudara sendiri. Ada anak yang dijual oleh orang tua sendiri untuk menjadi pelacur. Ada banyak tipe masa lalu, dan tidak semuanya "baik". Yang penting adalah bagaimana kita belajar untuk mencari kebaikan yang ada di masa depan. Ketika kecil, kita tidak berkuasa dan bisa alami banyak keburukan dari orang lain. Ketika dewasa, kita punya kemampuan untuk melakukan perubahan.
Anda bisa pilih jalan sendiri sekarang. Bisa pindah ke kota baru, yang jauh dari masa lalu. Bisa belajar bela diri. Bisa kerja dengan baik, dan kumpulkan uang untuk menikmati kehidupan dengan berbagai cara seperti berlibur ke negara lain, mencari hobi yang menarik, dsb. Semua orang punya masa lalu. Jangan mengira anak yang terlihat kaya dan bahagia tidak alami masalah. Banyak anaknya orang kaya mengalami gangguan keimanan, karena mereka merasa "tidak membutuhkan Allah".
Ada anak Muslim yang murtad, berzina, aborsi, narkoba, berjudi, dan hanya hidup untuk utamakan diri sendiri. Orang tua mereka mungkin dinilai "baik" (tidak berbuat jahat), tapi mungkin jarang berada di rumah, tidak memberikan kasih sayang, dan selalu titip anak pada pembantu karena sibuk kejar kekayaan dan prestasi. Hasilnya, ada anak kaya yang orang tuanya baik, tapi malah menjadi depresi, pakai narkoba, dan ingin bunuh diri.
Jadi jangan merasa anda sendiri yang punya masa lalu penuh hal yang berat. Banyak orang lain mengalami hal yang buruk juga. Yang perlu dilakukan sekarang adalah mulai bangun rasa percaya diri, dan juga berserah diri kepada Allah. Yakinlah bahwa Allah akan berikan masa depan yang baik bagi anda, dan belajar bela diri untuk bangun rasa percaya diri dan semangat berjuang di jalan Allah.
286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
(QS. Al-Baqarah 2:286)
Rasulullah SAW bersabda, "Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah 'Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum, Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah." (HR. Tirmidzi)
Lakukan shalat secara rajin, shalat sunnah, berdzikir, banyak berdoa, baca Al Quran, ikut pengajian, gali ilmu agama terus, dan mencari masa depan yang terbaik. Juga minta tolong sama semua teman untuk bantu berikan semangat terus. Insya Allah anda akan bisa berhasil kalau yakin Allah akan menolong anda. Semoga bermanfaat.
Wa billahi taufiq wal hidayah. Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
[Jawaban]: Wa alaikum salam. Mungkin bermanfaat kalau anda coba kelas bela diri. Ikuti karate, silat, kungfu, atau apa saja yang sekiranya cocok. Dari belajar bela diri, insya Allah akan terbangun mental yang kuat, dan anda akan menjadi semangat untuk menghadapi kehidupan. Saya dulu mengajar silat di sebuah panti asuhan, dan setelah belajar silat beberapa bulan, semua anak yatim itu menjadi lebih semangat dan percaya diri. Rasa percaya diri perlu dibangun dari dalam dan dari luar.
Allah tidak janjikan kita akan dapat masa lalu yang baik. Ada orang yang lahir di lokasi perang. Anak di Palestina lahir dalam penjara terbuka. Ada anak yang diperkosa dan disodomi ketika kecil, bahkan oleh saudara sendiri. Ada anak yang dijual oleh orang tua sendiri untuk menjadi pelacur. Ada banyak tipe masa lalu, dan tidak semuanya "baik". Yang penting adalah bagaimana kita belajar untuk mencari kebaikan yang ada di masa depan. Ketika kecil, kita tidak berkuasa dan bisa alami banyak keburukan dari orang lain. Ketika dewasa, kita punya kemampuan untuk melakukan perubahan.
Anda bisa pilih jalan sendiri sekarang. Bisa pindah ke kota baru, yang jauh dari masa lalu. Bisa belajar bela diri. Bisa kerja dengan baik, dan kumpulkan uang untuk menikmati kehidupan dengan berbagai cara seperti berlibur ke negara lain, mencari hobi yang menarik, dsb. Semua orang punya masa lalu. Jangan mengira anak yang terlihat kaya dan bahagia tidak alami masalah. Banyak anaknya orang kaya mengalami gangguan keimanan, karena mereka merasa "tidak membutuhkan Allah".
Ada anak Muslim yang murtad, berzina, aborsi, narkoba, berjudi, dan hanya hidup untuk utamakan diri sendiri. Orang tua mereka mungkin dinilai "baik" (tidak berbuat jahat), tapi mungkin jarang berada di rumah, tidak memberikan kasih sayang, dan selalu titip anak pada pembantu karena sibuk kejar kekayaan dan prestasi. Hasilnya, ada anak kaya yang orang tuanya baik, tapi malah menjadi depresi, pakai narkoba, dan ingin bunuh diri.
Jadi jangan merasa anda sendiri yang punya masa lalu penuh hal yang berat. Banyak orang lain mengalami hal yang buruk juga. Yang perlu dilakukan sekarang adalah mulai bangun rasa percaya diri, dan juga berserah diri kepada Allah. Yakinlah bahwa Allah akan berikan masa depan yang baik bagi anda, dan belajar bela diri untuk bangun rasa percaya diri dan semangat berjuang di jalan Allah.
286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
(QS. Al-Baqarah 2:286)
Rasulullah SAW bersabda, "Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah 'Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum, Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah." (HR. Tirmidzi)
Lakukan shalat secara rajin, shalat sunnah, berdzikir, banyak berdoa, baca Al Quran, ikut pengajian, gali ilmu agama terus, dan mencari masa depan yang terbaik. Juga minta tolong sama semua teman untuk bantu berikan semangat terus. Insya Allah anda akan bisa berhasil kalau yakin Allah akan menolong anda. Semoga bermanfaat.
Wa billahi taufiq wal hidayah. Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
18 December, 2017
Ingin Cepat Mati
[Pertanyaan]:
Ustad, aku udah pengen mati sejak 2
tahun terakhir kok gak mati2? Padahal solat udh, tahajjud iya, puasa dan lain sbgynya. Kok
ujian malah semakin berat? Sebenarnya Tuhan beneran ada apa nggak sih? Bagaimana para ulama
mayakini bahwa Tuhan benar2 ada, lah wong ustad
sendiri ajah blm prnah ketemu Tuhan. Aku bingung ajah, apa Tuhan itu bisa mendengar dan
melihat.? Kok aku yg udh berdoa dan berusaha gak juga dikabulin, malah masalah ajah yg tambah ribett...
[Gene]:
Berarti Allah punya rencana lain utk anda. Anda pengen mati, tapi Allah sudah
menulis riwayat hidup yang berbeda sebelum Dia
menciptakan anda. Anda belum pasrah kepada Allah. Dikasih ujian terus agar mau mendekatkan diri kepada Allah, untuk mencari ketenangan. Anda yang harus mencari Allah dan bukan Allah yang perlu
cari anda. Allah sudah ciptakan anda, jadi Allah sudah sangat kenal anda. Anda
harus berusaha memahami tujuan hidup anda, dan hanya akan ditemukan kalau anda
mendekatkan diri kepada Allah dan berserah diri kepada Allah, BUKAN menentang
Allah dan merasa lebih tahu dari Allah.
Adik Mau Murtad
[Pertanyaan]: Assalamualaikum wr wb, pak saya mohon bantuan berupa
saran dan solusi. Adik permpuan saya masih berusia 15 thn dan lebih akrab dgn tmn tmnnya yg non muslim. Sifatnya keras kepala, jadi
sangat susah
dinasehati oleh org tua agar lebih giat shalat, mengaji dan kegiatan ibadah lainnya.
Di sosial
medianya seringkali ia membuat status dan memposting quotes dgn mengucap nama
Tuhan lain selain Allah SWT. Org tua sya sdh sangat
bingung harus brbuat apa lagi. Lantas cara apa sajakah yg
saya harus lakukan agar dpt menyadrkan dia kmbali pak? melakukan pendekatan
sprti apa?
[Gene]: Wa alaikum salam wr.wb., Hal seperti ini memang sangat sulit. Dan seringkali
keras kepala seorang anak disebabkan dia tidak dekat dgn orang tua, sakit hati
terhadap mrk karena persoalan di masa lalu, jadi dia cari kesempatan utk
melawan mereka. Di situ setan bisa masuk dan berikan pengaruh, karena ada celah
antara orang tua dan anaknya.
19 September, 2017
Apa Allah Maha Adil, Kalau Orang Kafir Tidak Dapat Hidayah Lalu Masuk Neraka?
[Pertanyaan]: Saya sering mendapat saran untuk jangan
pakai logika dalam memahami Islam. Ada orang yang dapat hidayah dan menjadi Muslim, tapi
yang lain tidak dapat hidayah, menjadi non-Muslim, dan masuk neraka? Bagaimana Allah bisa menjadi Maha Adil
kalau takdir masuk neraka sudah ditentukan dari awalnya?
[Gene]: Assalamu’alaikum wr.wb., Mohon maaf, tapi teman2
anda salah. Logika tetap dipakai dalam Islam. Tapi mungkin mereka tidak biasa
pakai logika dalam berikan argumen dan pelajaran, jadi mereka hanya bisa suruh
anda jangan pakai logika
dalam memahami Islam.
Saya katakan sebaliknya: logika harus dipakai.
Allah adalah Tuhan Yang Maha Kuasa. Allah yang
ciptakan alam semesta. Allah yang ciptakan manusia. Allah yang ciptakan Surga
dan Neraka. Allah yang menjadi
pemilik terhadap segala sesuatu yang ada. Allah menciptakan ujian di bumi ini
bagi manusia. Allah yang membuat aturannya utk ujian ini. Allah yang berhak menilai siapa yang lulus dan siapa yang gagal. Sudah jelas?
Semuanya logis, insya Allah.
12 June, 2016
Apa Onani Di Malam Hari Hapus Pahala Puasa?
[Pertanyaan]: Assalamu'alaikum, pak ustadz, saya onani di waktu malam hari tetapi sesudah itu saya langsung mandi wajib karena mau sahur dan shalat subuh. Apakah pahala puasa saya di hari sebelumnya akan dihapus?
[Jawaban]: Wa‘alaikumsalam wr.wb., Coba dipahami bahwa 95% dari semua anak remaja laki2 di seluruh dunia melakukan onani (masturbasi) selama beberapa tahun sampai menjadi dewasa. Yang berikan nafsu itu juga Allah, betul? Artinya, sebelum anda diciptakan, Allah sudah tahu anda akan melakukan onani. Ada banyak pemuda lain yang nonton film porno di siang hari dan onani sampai puasanya batal. Ada yang berzina. Jadi kalau hal yang "paling buruk" yang anda lakukan adalah onani di malam hari, kondisi anda tidak begitu buruk, dan bahkan sangat normal untuk pemuda laki-laki.
Yang tahu jumlahnya pahala puasa dan jumlah dosanya onani hanya Allah. Yang jelas, tidak ada hadits yang mengatakan, "Anak remaja yang onani akan masuk neraka!" Artinya, jangan menjadikan hal itu suatu perkara yang besar. Hindari sebanyak mungkin, dan kalau merasa tidak tahan, lebih baik anda lakukan di malam hari daripada di siang hari yang akan batalkan puasa.
Jangan berpikir, "Apa semua pahala puasa saya hilang?" karena tidak ada manusia yang tahu. Dan insya Allah pahalanya puasa tidak akan hilang begitu saja. Coba berpikir sebaliknya. Setelah onani di malam hari, dengan puasa besok, seluruh dosanya dihapus! Allah adalah Tuhan Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Jadi coba merasa tenang!
53. Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Az-Zumar 39:53)
Berusaha untuk menjadi anak saleh, memperbanyak semua ibadah, dan fokus pada puasa di siang hari. Jaga hati, jaga mulut, dan jaga sikap. Berbaik hati sama orang lain, bantu orang tua, bersedekah, hindari semua dosa besar, dan tidak perlu menjadikan onani di malam hari sebagai beban hati. Insya Allah dengan banyak ibadah, pahalanya akan banyak juga dan dosa cepat terhapus. Kl takut berdosa, itu bagus, tapi tidak ada manusia yang hidup tanpa dosa. Jadi fokus pada yang baik, dan yakinlah bahwa Allah akan berikan pahala yang banyak kepada anda. Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto
[Jawaban]: Wa‘alaikumsalam wr.wb., Coba dipahami bahwa 95% dari semua anak remaja laki2 di seluruh dunia melakukan onani (masturbasi) selama beberapa tahun sampai menjadi dewasa. Yang berikan nafsu itu juga Allah, betul? Artinya, sebelum anda diciptakan, Allah sudah tahu anda akan melakukan onani. Ada banyak pemuda lain yang nonton film porno di siang hari dan onani sampai puasanya batal. Ada yang berzina. Jadi kalau hal yang "paling buruk" yang anda lakukan adalah onani di malam hari, kondisi anda tidak begitu buruk, dan bahkan sangat normal untuk pemuda laki-laki.
Yang tahu jumlahnya pahala puasa dan jumlah dosanya onani hanya Allah. Yang jelas, tidak ada hadits yang mengatakan, "Anak remaja yang onani akan masuk neraka!" Artinya, jangan menjadikan hal itu suatu perkara yang besar. Hindari sebanyak mungkin, dan kalau merasa tidak tahan, lebih baik anda lakukan di malam hari daripada di siang hari yang akan batalkan puasa.
Jangan berpikir, "Apa semua pahala puasa saya hilang?" karena tidak ada manusia yang tahu. Dan insya Allah pahalanya puasa tidak akan hilang begitu saja. Coba berpikir sebaliknya. Setelah onani di malam hari, dengan puasa besok, seluruh dosanya dihapus! Allah adalah Tuhan Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Jadi coba merasa tenang!
53. Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Az-Zumar 39:53)
Berusaha untuk menjadi anak saleh, memperbanyak semua ibadah, dan fokus pada puasa di siang hari. Jaga hati, jaga mulut, dan jaga sikap. Berbaik hati sama orang lain, bantu orang tua, bersedekah, hindari semua dosa besar, dan tidak perlu menjadikan onani di malam hari sebagai beban hati. Insya Allah dengan banyak ibadah, pahalanya akan banyak juga dan dosa cepat terhapus. Kl takut berdosa, itu bagus, tapi tidak ada manusia yang hidup tanpa dosa. Jadi fokus pada yang baik, dan yakinlah bahwa Allah akan berikan pahala yang banyak kepada anda. Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto
11 April, 2016
Cara Hilangkan Rasa Kecanduan Pada Narkoba
[Pertanyaan]: assalammu'alaykum wr wb, ustad. Sah kah kita mengerjakan shalat, apabila kita habis menggunakan shabu-shabu? Bagaimana bisa tinggalkan narkoba? terima kasih ustad. wassalammu'alaykum wr wb.
[Jawaban]: Wa’alaikum salam wr.wb. Orang yang mabuk (atau teler dari narkoba) dilarang shalat. Jadi shalatnya tidak sah pada saat itu.
43. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendekati shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan…
(QS. An- Nisa' 4:43)
Yang perlu dipikirkan bukan sah atau tidak, tapi DITERIMA atau tidak. Ketika seseorang minum alkohol (atau pakai narkoba), maka shalatnya tidak diterima selama 40 hari (kecuali dia bertaubat). Shalat itu masih wajib dikerjakan, tapi Allah tidak akan peduli pada shalat itu, alias tidak dikasih pahala. Rugi sekali kalau pakai narkoba, menjadi bahagia untuk satu jam saja, tapi membuat Allah marah, dan semua shalat yang dikerjakan selama 40 hari itu menjadi sia-sia. Jadi hanya tersisa dosa pakai narkoba. Apalagi kalau juga tinggalkan shalat, maka dosanya tambah lagi.
Anda perlu mencari bantuan untuk berhenti pakai narkoba karena akan sulit berhasil tanpa bantuan. Cari ustadz yang baik hati di dekat rumah dan sering diskusi agama. Insya Allah dengan menambahkan ilmu agama, pikiran anda akan berubah, dan lama-lama narkoba bisa ditinggalkan. Cari panti asuhan dekat rumah, dan diskusi dengan anak yatim. Minta doa dari mereka agar anda bisa berubah dan menjadi orang Muslim yang lebih baik. Perhatikan kondisi hidup mereka. Anda punya uang lebih dari kebutuhan, tapi daripada beli coklat untuk menghibur hatinya anak yatim, anda buang dengan sia-sia untuk narkoba.
Apakah ada suatu hal di dunia yang menjadi "lebih baik" dengan penggunaan narkoba? Apa ada pekerjaan yang hasilnya menjadi lebih bagus? Apa ada pernikahan yang menjadi lebih indah? Apa ada orang yang tambah sehat? Narkoba itu merusak, tidak membawa manfaat, dan hanya membawa kerugian. Tapi karena anda sudah kecanduan, maka sulit untuk berhenti. Jadi harus ada usaha yang serius.
Kalau mau berubah, anda perlu hindari semua teman yang pakai narkoba. Jelaskan anda mau berubah, jangan ketemu mereka, dan hapus nomor HP-nya. Mereka akan marah. Semua orang yang merusak kehidupannya sendiri selalu begitu: Mencari teman, biar tidak merasa rusak sendirian!
Anda bisa berubah. Coba sering ikut pengajian, ketemu ustadz setiap minggu, dan kunjungi panti asuhan dan minta doa dari anak yatim. Belikan mereka mainan, makanan, atau buku dan barang-barang lain yang bermanfaat. Dan selalu berdoa kepada Allah dengan mohon bantuan hilangkan rasa kecanduan itu, agar uang anda bisa digunakan untuk urusan yang baik saja.
Rasulullah SAW bersabda, “Aku dan pemelihara anak yatim di surga seperti ini (dan beliau memberi isyarat dengan telunjuk dan jari tengahnya, lalu membukanya.” (HR. Bukhari, Tirmidzi, Abu Daud)
Semoga berhasil! Amin.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
-Gene Netto
[Jawaban]: Wa’alaikum salam wr.wb. Orang yang mabuk (atau teler dari narkoba) dilarang shalat. Jadi shalatnya tidak sah pada saat itu.
43. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendekati shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan…
(QS. An- Nisa' 4:43)
Yang perlu dipikirkan bukan sah atau tidak, tapi DITERIMA atau tidak. Ketika seseorang minum alkohol (atau pakai narkoba), maka shalatnya tidak diterima selama 40 hari (kecuali dia bertaubat). Shalat itu masih wajib dikerjakan, tapi Allah tidak akan peduli pada shalat itu, alias tidak dikasih pahala. Rugi sekali kalau pakai narkoba, menjadi bahagia untuk satu jam saja, tapi membuat Allah marah, dan semua shalat yang dikerjakan selama 40 hari itu menjadi sia-sia. Jadi hanya tersisa dosa pakai narkoba. Apalagi kalau juga tinggalkan shalat, maka dosanya tambah lagi.
Anda perlu mencari bantuan untuk berhenti pakai narkoba karena akan sulit berhasil tanpa bantuan. Cari ustadz yang baik hati di dekat rumah dan sering diskusi agama. Insya Allah dengan menambahkan ilmu agama, pikiran anda akan berubah, dan lama-lama narkoba bisa ditinggalkan. Cari panti asuhan dekat rumah, dan diskusi dengan anak yatim. Minta doa dari mereka agar anda bisa berubah dan menjadi orang Muslim yang lebih baik. Perhatikan kondisi hidup mereka. Anda punya uang lebih dari kebutuhan, tapi daripada beli coklat untuk menghibur hatinya anak yatim, anda buang dengan sia-sia untuk narkoba.
Apakah ada suatu hal di dunia yang menjadi "lebih baik" dengan penggunaan narkoba? Apa ada pekerjaan yang hasilnya menjadi lebih bagus? Apa ada pernikahan yang menjadi lebih indah? Apa ada orang yang tambah sehat? Narkoba itu merusak, tidak membawa manfaat, dan hanya membawa kerugian. Tapi karena anda sudah kecanduan, maka sulit untuk berhenti. Jadi harus ada usaha yang serius.
Kalau mau berubah, anda perlu hindari semua teman yang pakai narkoba. Jelaskan anda mau berubah, jangan ketemu mereka, dan hapus nomor HP-nya. Mereka akan marah. Semua orang yang merusak kehidupannya sendiri selalu begitu: Mencari teman, biar tidak merasa rusak sendirian!
Anda bisa berubah. Coba sering ikut pengajian, ketemu ustadz setiap minggu, dan kunjungi panti asuhan dan minta doa dari anak yatim. Belikan mereka mainan, makanan, atau buku dan barang-barang lain yang bermanfaat. Dan selalu berdoa kepada Allah dengan mohon bantuan hilangkan rasa kecanduan itu, agar uang anda bisa digunakan untuk urusan yang baik saja.
Rasulullah SAW bersabda, “Aku dan pemelihara anak yatim di surga seperti ini (dan beliau memberi isyarat dengan telunjuk dan jari tengahnya, lalu membukanya.” (HR. Bukhari, Tirmidzi, Abu Daud)
Semoga berhasil! Amin.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
-Gene Netto
13 October, 2015
Kenapa Amerika Bermusuhan Dgn Islam?
[Pertanyaan]: Menurut Gene, apa
yg membuat sebagian orang Amerika yang (mestinya) terpelajar dgn akses
informasi yg terbuka dan bebas, namun masih racist dan Islamophobia??
[Gene]: Amerika punya sejarah
panjang mencari musuh. Dalam ilmu politik, ini dibahas sebagai “strong state
vs. weak state” (negara kuat vs. negara lemah). Dalam konsep ini, negara
demokrasi lemah, krn pemerintah sulit melakuan perubahan. Beda dgn negara kuat,
spt negara diktator atau kerajaan di mana pemimpin perintahkan, dan langsung
terwujud.
Amerika, yg menjadi “raja
kapitalisme” sejak awalnya, lebih sukai sistem negara kuat krn cocok dgn
kapitalisme. Tapi Amerika tergolong negara lemah, karena demokratis. Bagaimana
bisa mengubah sikap rakyat agar mau tunduk dgn pemerintah, dan mengiyakan apa
saja, walaupun berada di negara demokratis yg lemah?
21 August, 2015
Kenapa Allah Menciptakan Manusia, Padahal Tidak Butuh Manusia?
[Pertanyaan]
Assalamu'alaikum, apakah Allah SWT hanya “having fun” (iseng saja) menciptakan
manusia? Dia tidak butuh disembah, lalu mengapa Dia menciptakan manusia? Saya
sering mendapakan jawaban bahwa tujuan manusia hidup adalah untuk beribadah
kepada Allah SWT, namun mengapa begitu? (Lagi-lagi), bukankah Allah SWT tidak
butuh disembah?
[Jawaban]:
Wa‘alaikumsalam wr.wb.,
Kalau ada manusia yang bisa menjawab pertanyaan itu, maka dia
telah melebihi para Nabi dan mengetahui pemikiran Tuhan yang Maha Esa. Yang bisa
menjawab pertanyaan itu hanyalah Allah, dan Dia tidak pernah menjelaskan. Jadi kita
tidak bisa tahu. Juga boleh bertanya kenapa Allah tidak menciptakan manusia dgn
kemampuan terbang seperti Superman? Atau kenapa Allah tidak menciptakan manusia
dgn kemampuan bernafas di dalam air spt ikan?
Yang bisa menjawab hanya Allah. Dan Allah tidak menjelaskan.
Jangankan itu, Allah juga tidak menjelaskan kapan terjadi hari kiamat. Bahkan Rasulullah
SAW sendiri mengaku tidak tahu, karena tidak diberitahu. Apalagi “alasan logis”
kenapa Allah perlu menciptakan manusia dari awalnya. Sudah jelas bahwa Allah tidak
butuhkan kita. Jadi buat apa diciptakan? Jawabannya adalah: Kita tidak tahu!
30 January, 2014
Kenapa Kita Harus Shalat?
Pak Gene, saya punya beberapa pertanyaan tentang shalat. Minta
tolong dijawab:
(1). Allah menciptakan manusia untuk beribadah
kepadaNya tetapi Allah tidak butuh disembah melainkah manusia sendirilah yang
butuh menyembah/ beribadah kepadaNya. Lalu, menurut Pak Gene, beribadah itu
fungsinya untuk apa? Apakah sebagai tanda bahwa kita tunduk kepada Allah? Untuk
terhindar dari perbuatan-perbuatan yang buruk? Namun, bukankah
perbuatan-perbuatan yang buruk tetap dapat dilakukan tanpa adanya penyembahan?
Contohnya pada orang-orang yang punya sisi spiritulitas yang tinggi namun ia
tidak religius/ religiusitasnya rendah (mereka tahu makna hidup, berinteraksi
baik dengan orang lain, dan menghayati sekali arti alam untuk mereka namun
mereka tidak melaksanakan sholat ataupun ritual ibadah sejenisnya).
[Gene]: Ya, shalat dibutuhkan oleh manusia,
bukan oleh Allah. Mengingatkan kita bahwa kita diciptakan dan ada tujuan di
kehidupan ini, yaitu lulus dari ujian Allah dan masuk sorga.
Orang yang spiritual dan berbuat baik tidak
akan dapat manfaat apapun dari perbuatannya, tanpa menjadi Muslim dan menyembah
Allah.
Amal Tidak Diterima Dari Orang Yang Tidak Beriman:
103. Katakanlah: "Apakah akan Kami
beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?"
104. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia
perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka
berbuat sebaik-baiknya.
105. Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap
ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia. Maka
hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi
(amalan) mereka pada hari kiamat.
106. Demikianlah balasan mereka itu neraka
Jahannam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan
ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.
(QS. Al Kahfi 18:103-106)
14 July, 2013
Bagaimana Bisa Memahami Islam Kalau Tidak Setuju dengan Islam?
[Ada komentar ini dari seseorang yang ingin memahami Islam,
tapi hatinya penuh dengan protes terhadap Islam karena tidak setuju dengan
banyak hal. Lalu saya berusaha menjelaskan di bawah]:
“Saya lahir di keluarga muslim, tapi saya sekarang meragukan
kebenaran ajaran Islam, untuk sementara saya belum memilih agama manapun.. Saya
akan senang sekali jika saya disini bisa belajar mengenai Islam dan menemukan
keyakinan saya…”
Assalamu’alaikum wr.wb.,
Silahkan saja bertanya. Bertanya sepuasnya. Tetapi kalau mau
belajar Islam dengan baik dan benar, ada beberapa catatan yang perlu dipahami
kalau ingin berhasil (mendapatkan hasil yang terbaik).
PERTAMA, anda harus kosongkan pikiran dan hati anda. Jangan
datang dengan hati penuh kemarahan, kebencian, kejenuhan, rasa kesal pada orang
tua, kesal pada saudara dan tetangga, kesal pada pacar lama yang pernah sakiti
hati dan sebagainya. Seringkali ada orang yang mengalami hal2 yang buruk
seperti itu, dan dia anggap sebagian orang Muslim disekitarnya sebagai orang
munafik yang pura2 beragama dengan baik, tapi akhlaknya malah buruk. Mungkin
dia merasa bahwa Islam dicerminkan di dalam perbuatan orang2 itu. Lalu dia
meragukan kebenaran Islam karena perbuatan orang2 itu. (Kalau Islam benar,
mereka tidak mungkin seperti itu!!)
20 March, 2013
Calon Suami Yang Non-Muslim
Assalamualaikum, saya punya calon suami yg non islam dan
saya baru tahu itu karena ibu dia memberitahu ibu saya. Selama ini dia mengaku Muslim.
Sekarang ibu saya jadi tidak setuju dengan hubungan kita. Calon suami saya
berencana msuk Islam nanti tetapi saya takut kalau ibu saya masih tidak setuju
dan takut nantinya dia malah balik ke agama yang lama.
Saya bingung harus bagaimana. Calon suami saya sudah lama tidak mengikut ajaran
agamanya. Dia juga janji kepada saya untuk berubah dan meminta saya untuk
menuntun dia ke agama Islam. Mohon bantuan dan solusinya.
Jawaban:
Wa alaikum salam wr.wb.,
Saya lebih setuju dengan ibu anda untuk berhati-hati
terhadap dia. Kenapa dia mesti berbohong dan bilang Muslim padahal belum? Kalau
dia mau masuk Islam, apa yang menjadi halangan untuk masuk Islam dari tahun
kemarin? Kenapa masih belum masuk Islam dan hanya pura-pura Muslim? Apa dia
menunggu hari pernikahan dulu, baru bersedia masuk Islam kalau sudah dijamin
secara pasti boleh menikah dengan anda? Kalau iya, berarti dia masuk Islam sebagai
syarat saja untuk bisa menikah, dan bukan karena meyakini Islam sebagai
kebenaran.
Saya sudah sering dapat konsultasi dengan orang seperti itu,
baik yang laki yang mau menjadi muallaf, maupun yang perempuan yang yakin
suaminya akan menjadi Muslim yang baik kalau sudah menikah. Dari pengalaman
itu, mayoritas dari wanita yang menikah dengan pria yang masuk Islam pas mau
menikah malah menyesal di kemudian hari. Ternyata, kebanyakan dari pria itu
tidak pernah menjadi serius dan tidak shalat. Ada sebagian kecil saja yang
berubah dan menjadi orang Muslim yang baik di kemudian hari.
20 November, 2011
Walaupun Bermaksiat, Shalat Masih Wajib
Walaupun Bermaksiat, Shalat Masih Wajib
Ada orang yang mengaku sering melakukan
maksiat dan tidak bisa tinggalkan. Temannya mengatakan kalau bermaksiat terus,
maka shalatnya tidak akan diterima, jadi lebih baik tinggalkan shalat sampai
dia bisa berhenti melakukan maksiat itu di suatu saat nanti dan mulai shalat lagi
setelah menjadi orang baik. Tanggapan itu sangat keliru. Berikut ini adalah nasehat saya
kepadanya. Semoga bermanfaat bagi yang lain juga.
Assalamu’alaikum wr.wb.,
Bentuk maksiat yang anda lakukan itu
jangan disebutkan di sini, dan jangan memberitahu kepada teman2
yang lain, karena itu merupakan aib (rahasia keburukan anda) dan rahasia antara
anda dengan Allah.
Pertama, perbuatan tersebut adalah suatu
bentuk dosa. Perlu dipahami bahwa hampir semua dosa bisa diampuni oleh Allah
kecuali sedikit yang tidak diampuni, seperti misalnya syirik, yaitu percaya dan
berdoa kepada selain Allah dengan rasa yakin benda/mahluk tersebut punya
kekuasaan seperti Allah untuk mengabulkan doa.
Dosa syirik itu tidak diampuni kalau orang yang melakukannya meninggal tanpa pernah
bertaubat atas dosa itu. Tapi kalau dia sudah bertaubat di dunia, maka dosa itupun
diampuni oleh Allah. Yang dihukum di akhirat adalah orang yang tidak pernah
bertaubat dan wafat dalam keadaan masih percaya pada sesuatu selain Allah.
Subscribe to:
Posts (Atom)