Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

22 December, 2020

I Converted to Islam Because Of Santa Claus!

A teacher in America was fired for telling schoolchildren that Santa Claus is not real. In many countries, all adults must lie to all children. If you say that Santa is not real, other adults will get angry because they are still busy lying. When I was a child, I remember a serious argument with my mother because we were staying at my uncle's house, but there was no chimney. How would Santa get into the house and deliver my presents? My mother laughed and said she would open a window. My logical brain was confused. If Santa could use a window, then why not use a door, and why use a small and dirty chimney? That was illogical! Something strange was going on.

A few years later, my older brother showed me all the presents in our parents' room, and he told me Santa Claus was a lie. I was so shocked! Why did my parents lie to me?! Whenever I told a lie, I would be punished. But they were bigger liars than me, and so they could not be trusted! I began to examine everything I had learned from my "lying parents". I found out that the Easter Bunny and the Tooth Fairy were also not real, and then I started reading adult books about the origins of Christianity when I was 10 years old.

I learned that Jesus was not born on the 25th of December, and no one knows who wrote the Bible, and the writers probably never met Jesus. There was nothing in the original language of Jesus (Aramaic), and no one knows who translated those stories into Greek. But then I also discovered that Jesus never went to a "church", on a "Sunday", to read "the Bible", and say "Mass", in a "foreign language", while staring at a "Cross", and praying "to Jesus" (as Almighty God). So, all the things that Christians did to "follow Jesus" were never actually done by Jesus. So, who were they following?

Nothing that I had been told was based on truth and reality, and so, I became an atheist. When I finally met a Muslim 10 years later, he explained that Islam is a logical religion. I was surprised. I thought all religions were illogical. After I studied Islam for 5 years, I felt "forced to become a Muslim" (by my own brain) because there was a clear and logical basis in the teachings of Islam.

So, I was able to convert to Islam because of Santa Claus! More precisely, after knowing that all adults had lied about Santa, I began a search for "the Truth" about everything else, especially religion. I wanted religious teachings that were logical, true, and free from lies or corruption. Everything I was looking for is available in Islam. Muslim parents teach their children to be honest, and they explain Islam honestly, without any need for lies. But the most important thing is that we have one clear example to follow: The Prophet Muhammad PBUH!

Santa Claus entering hundreds of millions of houses, through chimneys, delivering tens of billions of presents, to all Christian children, in one night is illogical! And eventually, all Christian parents are forced to admit that they had been lying to their children for years. I hope that everyone who does not like being lied to will be able to find the clear and logical Truth of Islam, just like I did. So, thank you Santa, for helping me convert to Islam!
-Gene Netto

21 December, 2020

Kalau Tidak Banyak Orang Mati Setiap Hari, Apa Berarti Covid-19 Tidak Berbahaya?

Ada yang menganggap virus Corona tidak berbahaya karena sedikit yang mati setiap hari. Pendapat ini keliru. Yang perlu dipikirkan bukan "berapa yang mati setiap hari", tapi bahayanya virus itu KALAU menyebar secara liar. Sudah ada contoh: Flu Spanyol tahun 1918. Diperkirakan 50-100 juta orang mati, dan 500 juta orang terinfeksi, pada saat penduduk dunia hanya 1,7 milyar. Jadi sepertiga dari semua manusia di bumi kena virusnya. Itu yang disebut pandemi. Ada tingkat kematian tinggi dan banyak menjadi sakit jangka panjang. "Sembuh" dari virus itu tidak berarti kembali sehat sempurna. Banyak orang menjadi sakit bertahun-tahun, atau wafat lebih cepat.

Jadi KONDISI ITU yang mau dihindari. Jangan sampai terulang lagi. Ilmuwan menyatakan Covid-19 terbukti sangat menular dan berbahaya. Tingkat kematian dan bahayanya terhadap kesehatan di jangka panjang BELUM bisa dipastikan. Butuh penelitian 1-5 tahun untuk tentukan bahayanya sebuah "virus baru". Efek jangka panjang tidak diketahui secara langsung.

Jadi untuk MENCEGAH 200 juta orang mati tahun ini, dinyatakan sebagai pandemi global, dan disarankan lockdown. Sudah berhasil di Selandia Baru. Seluruh negara lockdown. Hasilnya: Tingkat kematian rendah, dan sudah dinyatakan bebas dari Covid-19. Indonesia dan negara lain seperti Brazil, India, Amerika dsb. belum berhasil karena penyebaran masih tinggi.

Coba bayangkan dua kondisi yang berbeda pada tahun 2020 ini. Kondisi A) 60 juta orang terinfeksi dan 3 juta orang mati, atau Kondisi B) 3 milyar orang terinfeksi dan 200 juta orang mati. Kalau anda bisa memilih, mau pilih yang mana? Itu perbandingan yang dipikirkan oleh para dokter dan ilmuwan, ketika mereka suruh kita lockdown, pakai masker, hindari keramaian orang (termasuk di tempat ibadah), dll. Mereka mau selamatkan nyawa sebanyak mungkin, pada saat mereka tidak tahu banyak tentang virus ini, dan takut virusnya bisa bermutasi dan menjadi lebih berbahaya.

"Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (QS. Al Maidah 5:32)

Tolong berpikir dengan akal yang sehat. Kalau belum paham tentang masalah medis, lebih baik dengarkan DOKTER dan ilmuwan yang pelajari ilmu medis. Kalau ada seorang ustadz yang suruh umat "jangan takut" masuk masjid, lebih baik pelajari pendapat para ulama yang sejalan dengan para dokter. Orang yang berilmu mau selamatkan nyawa manusia sebanyak mungkin. Dan Allah mewajibkan kita menggunakan akal yang sehat dan dengarkan pendapat orang yang berilmu.
-Gene Netto

Apa Allah Yang Menyesatkan Manusia, Atau Manusia Yang Mau Sesat?

[Pertanyaan]: Pak Gene, di Surah Al-An'am ayat 4, disebutkan "mereka" (manusia kafir) berpaling. Sedang di Surah Ibrahim ayat 4 disebutkan Allah yang menyesatkan siapa yang dikehendaki. Bagaimana manusia bisa berpaling kalau Allah-lah yang menyesatkan?

[Jawaban]: Assalamu'alaikum wr.wb. Bagaimana mereka bisa berpaling sendiri, kalau Allah yang menyesatkan? Insya Allah ini bisa dipahami secara mudah dan logis. Sebelum kita lahir, Allah tahu sebagian orang akan memilih jalan yang sesat. Orang itu sudah ditentukan akan sesat, dan Allah yang "sesatkan" mereka, di atas keinginan mereka sendiri. Ini setara dengan orang yang sengaja pilih jalan yang salah (misalnya pakai narkoba, dan tidak mau berhenti). Kita tahu mereka akan ikuti jalan yang salah itu. Dinasihati, mereka tetap salah dan tidak mau diluruskan. Kalau kita fasilitasi mereka (misalnya, berikan tempat aman untuk pakai narkoba), atau tidak fasilitasi, mereka akan tetap memilih jalan itu.

Contoh: Ada anak yang mau ikut konser band metal. Dilarang oleh orang tuanya karena mereka tahu dia akan pesta narkoba di sana. Kalau mereka larang, dia pergi. Kalau mereka izinkan dan kasih uang, dia juga pergi. Jadi apabila mereka kasih izin dan uang, atau tidak kasih izin dan uang, dia tetap pergi dan tidak mau dilarang.

Allah juga tahu orang-orang kafir itu akan memilih jalan yang sesat, jadi Allah kasih tiket gratis naik bis ke Kota Sesat, karena mereka memang mau ke sana. Jadi, mereka "disesatkan" oleh Allah ( = diberi kemudahan untuk menjadi sesat), karena Allah sudah tahu mereka akan tetap pilih jalan itu. Ada orang lain yang bisa dapat hidayah, dan mereka adalah orang-orang yang Allah tahu akan bersedia menerima hidayah. Kita anggap semua orang punya "kesempatan yang sama". Tapi Allah Maha Tahu: Semua orang tidak sama. Sebelum kita lahir, Allah sudah tahu siapa yang mau memilih untuk beriman dan siapa yang tidak.

Dalam sebuah eksperimen, orang tua taruh kue di depan anaknya, dan melarang dia makan, lalu anak itu ditinggalkan sendirian di dalam kamar. Orang tua tahu karakter anaknya dan tahu apakah anaknya akan makan atau tidak. Mungkin 95% lebih dari prediksi orang tua tentang anaknya terbukti benar. Tapi dalam beberapa kasus, anaknya diyakini tidak akan makan, tetapi dia makan dan membuat orang tuanya kaget. Orang tua salah prediksi, walaupun sangat kenal karakter anaknya.

Sedangkan, ALLAH TIDAK PERNAH SALAH. Kalau Allah catat bahwa orang A akan menjadi kafir, sebelum diciptakan, maka orang itu (apapun yang terjadi) akan tetap MEMILIH untuk menjadi kafir. Dan sebaliknya, kalau Allah catat bahwa orang B akan beriman (dari lahir, atau masuk Islam), maka orang itu akan MEMILIH menjadi orang yang beriman. Allah Maha Tahu, dan Maha Benar, dan Allah tidak bisa dibuat kaget dengan pilihan kita. Semua manusia tidak sama. Kita anggap sama, tapi Allah Lebih Tahu.

Tetapi masih KITALAH (manusia) yang MEMILIH dalam kehidupan di dunia ini untuk menjadi beriman atau kafir. Dan bahasa "Allah menyesatkan" adalah bahasa metaforis. Jangan dipahami dengan makna orang itu ingin sekali beriman, lalu Allah menolak dan memaksakannya menjadi sesat. Lebih tepat dianggap orang itu sudah memilih sesat, dan Allah sudah tahu dia tidak pernah akan mau beriman, lalu Allah kasih tiket bis yang gratis ke Kota Sesat, dan mengatakan, "Naik saja kalau mau. Gratis!" Lalu, orang itu pilih sendiri untuk naik bis, dan senang, karena sesuai dengan keinginannya sendiri untuk menjadi sesat dan menolak aturan hidup yang Allah berikan kepada umat manusia. Jadi Allah "menyesatkan dia" dengan cara mempermudah dia jalan ke tujuannya, ke jalan yang sesat, karena orang itu memang mau ke sana. Allah kasih perjalanan gratis, atau tidak, orang itu akan tetap memilih untuk pergi ke Kota Sesat. Jadi kita yang memilih sendiri untuk menjadi orang beriman atau menjadi kafir.
Semoga bermanfaat. Semoga bisa dipahami sebagai kondisi yang jelas dan logis.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu'alaikum wr.wb.
-Gene Netto

Apa Penggunaan Logika Perlu Dilarang Dalam Islam?

[Komentar]: Saya tdk setuju dg ust gene. Tdk perlu dicari2 logikanya utk yg memang kita tdk tahu alasannya, hanya demi memuaskan hasrat orang agar semua harus sesuai logika. Takutnya malah jadi bahan tertawaan jika salah.

[Gene]: Mohon maaf, tapi ini menjadi salah satu masalah besar di tengah umat Islam: Ketakutan pada logika, seakan-akan kalau manusia pakai logika, keimanan akan runtuh dalam sekejap jadi logika perlu dibuang, dan dianggap sebagai musuh. Cukup "taat" saja, tanpa perlu paham kenapa harus taat atau perlu taat pada "apa". Yang penting taat saja secara taqlid buta.

100. Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.
(QS. Yunus 10.100)

Ketika orang asing melihat Islam, salah satu hal yang membuatnya menjadi "tidak tertarik" untuk belajar adalah karena mereka mengamati umat Islam. Ketika non-Muslim bertanya kenapa mesti begini dan begitu, orang Muslim (dan banyak ustadz) menjawab kita harus taat saja, tanpa perlu paham. Otak dibuang jauh-jauh, logika dimatikan, dan jangan didengarkan. Diam dan taat saja. Jangan coba paham. Paham dengan logika adalah jalan kesesatan. Taat saja pada perintah mana saja dari siapa saja. Yang penting taat. Tidak perlu menggunakan otak dan akal yang Allah berikan.

Hasilnya apa? Banyak Muslim merasa nyaman dengan kondisi itu. Orang Muslim lain malah bingung karena pertanyaan mereka tidak mau dijawab, dan mereka disuruh diam dan taat, padahal Allah berikan mereka daya pikir yang sangat tajam dengan suatu tujuan. Mereka disuruh matikan keahlian berpikir logis yang Allah berikan karena "logika" adalah musuh. Jadi sebagian dari mereka menjadi bingung, kecewa, atau frustrasi, dan murtad.

Lalu, beberapa dari pemuda itu dibawa ke saya oleh orang tuanya utk konsultasi. Orang tuanya, dan banyak ustadz, sudah mendidik pemuda itu untuk abaikan logika dan hal itu membantunya menjadi murtad. Jadi, saya balas dengan jelaskan Islam secara logis, menjawab semua pertanyaan mereka secara logis, dan tidak menolak pertanyaan mereka yang sebelumnya ditanggapi dengan kemarahan. Hasilnya? Mereka jadi senang diizinkan gunakan logika lagi, senang pertanyaan mereka diterima dan dijawab, lalu mereka kembali ke Islam dan menjadi lebih kuat dalam keimanannya karena tahu bahwa logika boleh (dan perlu) digunakan dalam memahami agama.

114. Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah engkau (Muhammad) tergesa-gesa membaca Al Qur'an sebelum selesai diwahyukan kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku."
(QS. Thaha 20:114)

Jangan salah paham. Kita tidak tunduk pada logika, dan tempatkan di atas agama, tapi malah sebaliknya: Kita taruh fondasi logis yang kuat di posisi bawah dan bangun ilmu agama yang berkualitas di atasnya. Allah berikan Islam kepada manusia yang mau berpikir dengan akal yang sehat. Jadi tidak ada alasan untuk merasa takut pada akal.

Banyak orang masuk Islam setelah mereka menggunakan AKAL yang sehat yang Allah berikan kepadanya. Sedangkan banyak orang yang Muslim dari lahir malah ketakutan pada akal dan logika, dan anggap kita lebih baik taat saja tanpa perlu paham. Kemajuan umat Islam hanya bisa tercapai kalau kita kaji kembali hubungan antara kita dan logika, dan siap menggunakan akal sehat yang Allah berikan kepada kita di dalam mempelajari agama dan juga semua ilmu yang ada di dunia.
-Gene Netto

Nabi Muhammad SAW Terkenal Sebagai Orang Jujur Sebelum Menjadi Nabi

Sejak masa mudanya, Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai orang yang jujur dan benar, dan diberi julukan "Al-Amin" (yang dapat dipercaya) dan juga dikenal sebagai "Al-Sadiq" (yang jujur). Dan dalam beberapa hadits (riwayat) dilaporkan bahwa orang yang hidup di sekitar Muhammad SAW menganggapnya sebagai orang yang sangat jujur.

Diriwayatkan oleh Ibnu 'Abbas: Ketika ayat ini diturunkan: "Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat…" [QS. As-Shu'ara 26:214], Rasulullah SAW berangkat dan dia naik Gunung Safa', dan panggil dengan keras: "Waspadalah!" [Orang-orang] berkumpul di sekitar dia, […] dan dia berkata: "Jika saya memberitahu kalian bahwa ada penunggang kuda yang sedang muncul dari kaki gunung ini, apakah kalian akan percaya?" Mereka berkata: "Kami tidak pernah mendapatkan kebohongan dari kamu." […]. (HR. Muslim)

Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan pengikutnya bahwa kebenaran adalah bagian penting dari keimanan mereka kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Diriwayatkan oleh 'Abdullah: Rasulullah SAW bersabda, "Senantiasalah kalian jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebajikan, dan kebajikan membawa kepada surga. Seseorang yang senantiasa jujur dan berusaha untuk selalu jujur, akhirnya ditulis di sisi Allah sebagai seorang yang selalu jujur. Dan jauhilah kedustaan karena kedustaan itu membawa kepada kemaksiatan, dan kemaksiatan membawa ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan selalu berdusta, hingga akhirnya ditulis di sisi Allah sebagai seorang pendusta." (HR. Muslim)

Muhammad SAW dikenal oleh orang-orang di komunitasnya sebagai "orang yang jujur" sebelum ia menjadi nabi, dan kemudian, ia mengajarkan pengikutnya untuk bersikap jujur juga. Namun, beberapa orang menyebutnya pembohong atau orang gila karena mereka tidak mau menerima apa yang dikatakannya tentang Allah dan Islam, dan bukan karena ia dikenal sebagai orang yang berbohong. Mereka yang telah mengenal Muhammad SAW selama bertahun-tahun sebagai seorang pedagang sudah mengetahui bahwa dia sangat jujur dan terpercaya dalam bisnis.

33. Sesungguhnya Kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah.
(QS. Al-An'am 6:33)

Semoga bermanfaat bagi orang yang menjadi kejujuran dalam agama, dan mencari agama yang tidak berisi rekayasa manusia, tapi murni berasal dari Allah SWT dan Nabi-Nya Muhammad SAW. Allah berikan kita akal, tapi kita yang harus pilih untuk memakai akal itu, atau mematikannya.
-Gene Netto

Tidak Ada "Banyak Jalan" Menuju Tuhan: Hanya Ada Islam!

[Komentar]: Gene mau pindah agama y pindah aj, ngga ngaruh, banyak jalan menuju Allah, kendaraannya agama, jd ngga usah diributin kendaraannya pake yg mana....

[Gene]: Itu pendapat pribadi anda, dan bukan pendapat Tuhan Yang Maha Esa. Anda bebas menyatakan "banyak jalan", tapi percuma kalau Tuhan bilang anda salah, dan hanya ada 1 jalan. Anda juga bebas menyatakan "banyak jalan" ttg apa saja di dunia ini, tapi tetap juga tidak benar. Misalnya, ada "banyak jalan untuk bayar pajak". Tinggal lempar uang ke jalan di depan rumah, dan suruh Ditjen Pajak ambil sendiri dari got. Tidak usah isi formulir. Jumlahnya tidak perlu dihitung. Lempar saja. Yang penting anda merasa "sudah bayar". Ada banyak cara utk bayar pajak. Tidak usah peduli pada konsep sah, tidak sah, benar, tidak benar, sesuai hukum, melanggar hukum, dan tidak usah peduli siapa yang berhak menentukan kebenaran dan menciptakan hukum. Lempar saja uang ke jalan, dan merasa benar sendiri.

Begitu juga banyak orang "datang ke Tuhan". Mereka merasa bebas tentukan jalannya sendiri, dan cuek 100% terhadap hak Allah utk tentukan apa yang benar dan salah atau membuat hukum. Itu hanya perasaan hati manusia yang sesat, dan membawa mereka ke jalan yang sesat. Hanya ada waktu singkat di dunia ini utk menjadi sadar, berubah, dan mencari kebenaran Islam. Dan kl tidak mau, nanti akan kena balasan dari Allah di Neraka. Manusia dikasih peringatan dari Allah. Tidak ada "banyak jalan" menuju Tuhan. Hanya ada satu: Islam. Kalau tidak suka, silahkan saja. Neraka sangat luas, dan Allah bisa menampung semua orang kafir di dalamnya tanpa menjadi penuh. Semoga anda mau gunakan akal sehat yang Allah berikan, sebelum terlambat.

84. Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri".
85. Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.
(QS. Ali Imron 3:84-85)

102. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam
(QS. Ali Imran 3:102)

-Gene Netto

Anak Tidak Bisa Diselamatkan Karena Rakyat Tidak Punya Ilmu P3K

Dua anak sentuh tiang listrik yang koslet, tersetrum, lalu tewas langsung. Tapi yang terjadi sesudahnya lebih menyedihkan lagi. Seorang tetangga melihat. Apa tindakannya? Langsung melakukan kompresi dada (CPR) dan beri napas buatan, seperti telah dipelajari di sekolah, dan sering dilihat di tivi? Tidak! Karena tidak ada pelajaran seperti itu di semua sekolah Indonesia, walaupun sangat umum di mancanegara. (Mungkin ada yg belajar di Pramuka, tapi belum tentu dipedulikan setelah lulus ujian.)

Jadi sang tetangga lari. Pertama, lari mencari orang tua anak. Setelah panggil mereka, lari kembali ke anak2 itu, dan periksa kondisinya. Masih tewas. Lalu mayatnya dilarikan ke puskesmas, hanya untuk diberitahu bahwa mereka sudah tewas. Saya tidak salahkan tetangga itu karena tidak ada kesalahan yang disengaja. Tapi ada kesalahan disebabkan kebodohan, yang bisa terjadi karena dia, dan 250 juta orang Indonesia yang lain, tidak diajarkan cara SELAMATKAN NYAWA.

Seorang anak tidak bernapas. Yang dibutuhkan adalah bantuan untuk bernapas. Bukan bantuan "lari panggil orang tua". Setelah kembali, dan ternyata masih tidak bernapas (aneh ya!), yang masih dibutuhkan adalah bantuan bernapas, bukan dilarikan sekian kilometer ke puskesmas. Ini tindakan "bodoh" tapi dilakukan oleh orang yang tidak pernah diberi ilmu dari pemerintah, pemda, kurikulum sekolah, iklan masyarakat di tivi, poster di tempat umum, dll. Ada banyak cara untuk mendidik rakyat. Tapi harus dimulai dengan kepedulian. Dan karena di sini tidak ada kepedulian untuk mendidik rakyat, dua anak itu tewas.

Mungkin dalam kondisi lain, seorang tetangga yang berilmu akan langsung melakukan kompresi dada dan napas buatan, dan ada harapan bisa selamatkan mereka. Mungkin. Tapi tidak diusahakan, karena hampir semua rakyat Indonesia tidak tahu caranya, karena tidak ada yang begitu peduli pada 80 juta anak Indonesia dan 200 juta orang dewasa sampai memastikan pelajaran P3K menjadi umum. Padahal sangat dibutuhkan di negara ini, di mana kecelakaan terjadi terus, dan bantuan medis selalu jauh. Seharusnya tetangga yang berilmu yang menjadi sumber pertolongan pertama. Tapi yang selalu dilakukan adalah "lari"… dengan membawa mayat. Kondisi ini bisa berubah. Kalau ada kepedulian. Tapi siapa yang mau peduli pada anak Indonesia yang belum menjadi korban?
-Gene Netto

Dua Anak Polisi Sragen Tewas Kesetrum Tiang Lampu Jalan
Minggu, 20 Desember 2020 - Dua anak Aiptu Suwito, yakni NWA (8) dan HWA (10), tewas setelah tersetrum tiang listrik di Desa Kacangan, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen.
https://www.tribunnews.com

14 December, 2020

Renungan Tentang Umat Islam Dari Sisi Bola: Mengapa Indonesia Peringkat 173 Di FIFA?

Saya melihat berita yang bahas peringkat Indonesia di FIFA: Hanya bisa mencapai urutan 173, dan juga tidak bisa bersaing di Piala Dunia. Ini beberapa negara di atas Indonesia dalam Peringkat FIFA. Jumlah penduduk = jumlah total, jadi kalau di Kroasia ada 4 juta warga, maka pria dewasa yang bisa main bola akan kurang dari 1 juta. Tapi mereka di urutan 11 di FIFA. Sedangkan Indonesia, dengan sekitar 90 juta pria dewasa, berada di urutan 173.

11. Kroasia – populasi 4 juta (total, jadi kurang dari 1 juta pria dewasa).
17. Swiss – populasi 8 juta.
20. Senegal - populasi 15 juta.
26. Tunisia – populasi 11 juta.
42. Republik Ceko – populasi 10 juta.
47. Jamaika – populasi 3 juta (hanya ada 870 ribu pria dewasa).

Dan begitu seterusnya. Coba berpikir dengan akal yang sehat. Jamaika, sebuah negara berkembang, dengan hanya 870 ribu pria dewasa (tapi tidak semuanya sehat, dan tidak semuanya bisa berolahraga) bisa mencapai ranking 47 di FIFA. Sedangkan Indonesia, dgn stok 90 JUTA pria dewasa, hanya bisa mencapai ranking 173, dan tidak sanggup masuk Piala Dunia… KENAPA?

Mungkin banyak orang akan bersikap "nrimo". Ini takdir saja, dan Allah tidak izinkan Indonesia dapat prestasi di dunia bola. Mungkin banyak orang akan mengatakan 1.000 tahun yang lalu ada orang Muslim bernama Al-Messi yang ciptakan bola pertama di negara Arab, jadi prestasinya harus diterima sebagai kebanggaan umat Islam di Indonesia sampai sekarang.

Bagi saya, kegagalan orang Indonesia, khususnya umat Islam yang mayoritas, untuk dapat pencapaian yang tinggi di dunia bola adalah sebuah simbol. Jangankan hebat di dunia komputer, robot, sains, atau medis, untuk tendang bola ke gawang saja tidak bisa. Manusia yang lain dikasih kaki oleh Allah, dan dengan stok 870 ribu pria dewasa saja, Jamaika bisa bentuk tim bola yang berprestasi. Umat Islam di Indonesia punya hampir 90 juta pria dewasa, dan Allah kasih mereka kaki yang sama dengan orang asing, otak yang sama, dan jam per hari yang sama, tapi ternyata kita tidak sanggup menemukan 11 orang yang lebih hebat dari orang Jamaika itu. Padahal di semua sekolah, kota, dan kampung, ada puluhan juta anak yang selalu sibuk main bola setiap minggu.

Ini merupakan suatu kegagalan yang jelas, yang tidak mau dihadapi. Di Indonesia, ada 200 juta Muslim yang sibuk banggakan diri atas prestasi zaman dulu dari beberapa orang Arab. Atau banggakan diri karena yakin masuk Surga, jadi tidak usah peduli pada dunia ini. Usahanya untuk mencari prestasi demi kemajuan umat manusia tidak banyak. Dan untuk urusan tendang bola ke gawang, ternyata tidak bisa dan juga tidak malu. Allah kasih orang non-Muslim badan, otak, fasilitas, dan kesempatan yang sama dengan kita, dan mereka pakai yang Allah berikan untuk mencari kemajuan dan prestasi. Tanpa berdoa kepada Allah, mereka bisa melebihi kita. Kita dikasih kesempatan yang sama, dan juga bisa berdoa, dan pencapaian kita tetap saja nol.

Banyak sekali orang Muslim senang hidup di dunia mimpi, dan kalau melihat cermin, bukannya diangkat untuk introspeksi, tapi malah dipakai utk banggakan diri saja, dan tidur kembali. Kapan umat Islam akan bangun dari dunia mimpi? Kapan bisa ketemu 11 orang yang sanggup main bola? Bagaimana mau menjadi pemimpin dunia kalau dalam urusan tendang bola saja tidak bisa dapat prestasi? Orang non-Muslim seharusnya bisa tertarik pada Islam kalau melihat kita, tapi mereka malah ketawa dan kabur. Kita yang perlu berubah. Jadi kapan kita mau bangun, bangkit, bersatu, dan menjadi pemimpin dunia?
-Gene Netto

Mengapa Indonesia Terus Tertahan di Peringkat 173 FIFA?
https://sport.detik.com

FIFA/Coca-Cola World Ranking
https://www.fifa.com

Umat Islam Di Indonesia Setara Batu Berlian atau Batu Bara?

[Komentar]: Maaf Om Gene, kami fokus dgn agama saja, urusan dunia yg merupakan wujud dari pemahaman keagamaan kami, tidak kami pedulikan. Kami fokus masuk surga tidak peduli caranya. Prestasi sepakbola?? Ke laut saja.

[Gene]: Yakin orang Muslim di Indonesia fokus pada Surga? Pejabat yang ditangkap karena korupsi rata2 bergelar Haji. Dua Menteri Agama yg Muslim masuk penjara. Dana BOS di banyak sekolah dikorupsi oleh Muslim. Dana di Dinas Sosial dan banyak dinas lain dikorupsi oleh PNS Muslim.

Seorang kawan yang Muslim keluar dari Kementerian Sosial karena tidak tahan melihat korupsi massal di situ, tapi juga tidak berani laporkan. Bukan urusan dia kl 80 juta anak yg mayoritasnya Muslim dirugikan. Berapa juta PNS dan pejabat Muslim juga begitu? Ada yang terlibat, dan yang lain hanya "tahu" saja, tapi ikut rahasiakan. Kalau Nabi Muhammad SAW ada di sini, dan ajak umat Islam berjihad, berapa persen yang berani? Sedangkan utk laporkan atasan atau rekan saja tidak berani?

Orang Indonesia melakukan pencarian pornografi dengan peringkat paling besar ketiga di dunia (statistik Google). Tempat pelacuran paling besar se-Asia Tenggara ada di Surabaya dulu, dgn 10 ribu pelacur di dalamnya, dan sering dikunjungi anak SMP, SMA, dan mahasiswa. Setiap hari sekarang ada orang Muslim yang ditangkap karena narkoba. Pasar shabu2 di sini termasuk paling besar di dunia. Dulu ada hampir 200 orang yang tewas karena minum miras yang mengandung racun, dan banyak dari korbannya adalah anak SMP, SMA, dan pemuda yang Muslim. Banyak anak mengaku minum miras sebelum masuk sekolah. Banyak anak Muslim masih tawuran. Berusaha membunuh anak Muslim lain dgn alasan "sekolahnya beda". Mau saya teruskan dengan puluhan contoh lain?

Orang Muslim di Indonesia mencari Surga? Mungkin sebagian kecil dari totalnya Muslim di sini serius mencari Surga setiap hari. Yang lain? Kapan umat Islam mau bangun dari dunia mimpi dan sadari kondisi nyata di negara ini? Kuantitas Muslim terbesar di dunia, tapi kualitasnya tidak mau dibahas. Apa ini yang diharapkan Allah dan Rasulullah SAW? Kita menjadi banyak tapi bernilai rendah?

Ibaratnya manusia menjadi "batu", di negara lain ada banyak batu berlian. Itu kemajuan dan prestasi yang diciptakan oleh orang non-Muslim, dan menjadi kebanggaan mereka. Tanpa beriman, tanpa berdoa kepada Allah, negara mereka penuh batu berlian. Indonesia juga penuh batu. Kita beriman, kita juga berdoa, tapi orang lain melihat kita sebagai batu bara saja, dan nyaris tidak ada berlian. Banyak Muslim di sini banggakan diri atas kuantitas batunya, walaupun banyak yang hanya batu bara saja.

Orang non-Muslim menjadi tidak tertarik pada Islam karena ketika memandang kita, mereka mencari masyarakat penuh "berlian", yaitu orang Muslim yang berakhlak mulia, sangat cerdas, dan terlihat bermanfaat untuk kemajuan umat manusia. Mereka cari bukti dari perilaku kita bahwa agama Islam membawa manusia ke jalan hidup yang benar. Mereka malah melihat masyarakat kita penuh batu bara, dan sulit ditemukan berlian, jadi mereka gelengkan kepala dan tinggalkan Islam. Kita yang membuat mereka kabur karena kita selalu gagal mencontohkan kebenaran Islam lewat perilaku kita. Tolong bangun dari dunia mimpi dan menjadi siap berpikir dan diskusi secara serius tentang peran umat Islam di dunia ini. Apa yang Allah harapkan dari kita sebagai "khalifah" di muka bumi? Banyak batu bara? Atau berlian?
-Gene Netto


12 December, 2020

Anaknya Ikut Pelatihan, Dicabuli, Orang Tua Selalu "Tidak Menyangka"

Lima anak perempuan dicabuli oleh pelatih silatnya. Ada dua hal penting dari kasus ini yang perlu dibahas. Pertama, seperti yang selalu terjadi, orang tua kaget dan "tidak menyangka". Frase ini muncul terus dalam hampir semua berita pencabulan terhadap anak. Orang tua tidak menyangka. Tidak ada orang tua yang sudah tahu anaknya akan dicabuli oleh bapak kandung, bapak tiri, paman kandung, tetangga, guru sekolah, guru ngaji, pelatih olahraga, dll. Orang tua selalu "berbaik sangka" tapi sikap baik sangka itu, tanpa sikap waspada, berakhir dgn sebagian orang tua menangis dan mengaku mereka "tidak menyangka". Kalau setiap hari ada berita anak digigit buaya di sungai, saya yakin semua orang tua akan waspada dekat sungai. Tapi kalau "hanya" dicabuli saja, banyak orang tua buang muka, dan anggap ini "masalah bagi orang lain". Bukan anak saya, jadi bukan urusan saya. Hanya sedikit yang mau ambil pelajaran.

Kedua, seperti sering terjadi, organisasi yang terkait dengan pelaku berusaha menutupi kejadian itu, dan minta orang tua tanda tangani surat dan berjanji tidak akan bicara dgn media. Pelaku dipecat, dan kalau pergi ke tempat lain dan cabuli anak lain, bukan urusan kita. Yang penting berita itu ditutupi agar nama baik organisasi bisa dijaga. Sikap ini sering ditunjukkan oleh sekolah umum dan swasta, pesantren, perusahaan, dan organisasi yang lebih utamakan kepentingan bisnis mereka di atas keselamatan anak Indonesia. Jangan sampai orang tua waspada terhadap mereka. Jangan sampai penghasilan mereka berkurang. Anak Indonesia tidak sepenting itu. Bisnis yang utama.

Semoga orang tua mau bangun dari dunia mimpi dan sadari faktanya ada masalah besar terkait kekerasan terhadap anak di negara ini. Dari semua orang tua yang merasa anak mereka aman, akan ada sekian persen orang tua yang nanti juga menangis dan mengaku mereka tidak menyangka. Hal yang sama terulang terus karena orang tua tidak mau berubah. Anak anda tidak aman.
-Gene Netto

Miris, Begitu Tahu Putrinya Ikut Jadi Korban Pencabulan Oknum Pelatih, Orangtua Salah Satu Siswi PSHT Sragen Sempat Nangis Gulung-Gulung
https://joglosemarnews.com

Pelaku Mutilasi di Bekasi adalah Yatim Piatu

Awalnya saya tidak berniat membahas kasus ini karena pembunuhan dan mutilasi sering terjadi di Indonesia. Lalu saya baca bahwa ternyata pelaku menjadi anak yatim sejak usia 10 tahun, dan ibunya wafat ketika dia berusia 14 tahun. Ada dua kakak yang sudah berkeluarga, dan sepertinya mereka kurang mengurusnya karena dia tinggal di kontrakan dan menjadi pengamen. Saya menunggu informasi ttg riwayat sekolahnya, tapi belum ada. Mungkin sudah lama putus sekolah dan cari nafkah hidup di jalan.

Apa ini hasil dari tidak pedulinya pemerintah terhadap seorang anak yatim? Putus sekolah, hidup di jalan, diabaikan oleh keluarga sendiri, dan terpaksa terima tawaran disodomi agar bisa dapat 100 ribu rupiah? Dari mana lagi bisa dapat 100 ribu? Dari Menteri Sosial jelas tidak mungkin. Banyak orang tidak mau pedulikan nasib anak yatim dan dhuafa di negara ini, jadi dengan tenang mereka ceritakan "adanya" kementerian sosial, dinas sosial, serta banyak lembaga amal dan organisasi agama Islam, yang "katanya" menolong rakyat miskin. Tapi tidak ada yang tahu persentase orang yang "dibantu". Dan kekayaan negara dikorupsi terus, dijual ke pihak asing, dan dimanfaatkan untuk mendanai kegiatan politik dan bisnis bagi orang yang punya kekuasaan dan keluarganya.

Lalu anak yatim yang hidup di jalan menerima kesempatan disodomi, asal bisa dapat 100 ribu. Ini kondisi nyata yang dialami banyak sekali anak yatim dan dhuafa di seluruh negara. Orang tawarkan mereka uang untuk terima perbuatan asusila, dan mereka setuju. Karena tidak ada harapan bisa dapat kepedulian dari pemerintah dan umat Islam.
-Gene Netto

Polisi: Pelaku Mutilasi Dicabuli Korban hingga 50 Kali Sejak Juli 2020
Kompas.com - 10/12/2020 - Dalam kesehariannya, A diketahui bekerja sebagai manusia silver. "Pekerjaanya ngamen dan manusia silver. Berstatus yatim piatu sejak umur 10 tahun," kata Wakapolres.
https://megapolitan.kompas.com

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...