[Pertanyaan]: Latar belakang apa yang mendorong laki-laki melakukan hal seperti pemerkosaan bergilir?
[Gene]: Assalamu’alaikum wr.wb. Yang paling utama, mungkin ini hasil dari sistem pendidikan. Anak di sekolah tidak diajarkan untuk bertanggung jawab sendiri dan menjadi mandiri dalam berpikir dan berbuat. Mereka diajarkan untuk “diam dan taat” pada guru dan selalu takut dihukum kalau guru hadir. Di rumah, mungkin orang tuanya juga sama. Jadi terus-terusan, dari semua pihak, anak laki-laki dididik untuk diam dan taat, dan takut dihukum kalau "ketahuan" berbuat salah. Mereka TIDAK diajarkan untuk merasa bersalah di dalam hati nuraninya kalau berbuat salah walaupun tidak ada orang lain yang tahu. Tetapi cukup waswas dan takut akan dihukum kalau KETAHUAN. (Ketika dewasa, banyak orang melakukan korupsi dsb. dengan pola pikir yang sama.)
Ketika guru dan orang tua tidak hadir di tempat untuk mengancam anak terus, banyak anak menjadi liar. (Contohnya, tawuran antar pelajar, di seluruh negara, selama puluhan tahun. Kenapa di negara-negara tetangga tidak ada?) Anak tidak diajarkan untuk memikirkan konsekuensi dari perbuatan mereka. Kalau telat masuk sekolah, dihukum oleh guru. Kalau seragam salah, dihukum oleh guru. Kalau ribut di kelas, dihukum oleh guru. Semua bentuk hukuman selalu dari atas ke bawah, dan mereka tidak perlu bertanggung jawab untuk atur perbuatannya dan pikirannya sendiri. Hanya perlu berpikir untuk "hindari hukuman" kalau ketahuan salah. (Dulu, ketika saya datang telat ke sekolah, guru tanya kenapa, lalu suruh saya duduk dan belajar. Tidak ada hukuman. Saya dididik untuk menjadi dewasa dan bertanggung jawab sendiri.)
Ketika di luar sekolah, banyak anak terbukti tidak sanggup mengendalikan diri karena di dalam sekolah tidak pernah belajar untuk mengendalikan diri. Kalau mau menyontek, takut dihukum kalau ketahuan. Tidak takut karena anggap itu perbuatan salah. Banyak guru tidak mengajarkan mereka untuk bertanggung jawab sendiri agar "tidak mau menyontek", dan berikan kepercayaan kepada anak untuk tidak menyontek ketika ujian. Guru harus hadir untuk mengancam mereka terus.
Lalu, ditambah dengan akses ke pornografi lewat HP. (Waktu pandemi, 80 juta anak Indonesia diwajibkan memiliki HP. Sekarang, dipakai untuk apa?) Anehnya, di banyak negara tetangga, pornografi lebih mudah diakses (Malaysia, Singapura, Australia, dll.) Tapi kasus 8 anak SMA perkosa seorang anak SMP atau anak SD tidak ada di sana. Di sini, hampir setiap hari ada beritanya (saya cari beritanya, jadi tahu). Jadi pendidikan yang salah selama 12-16 tahun, ditambah dengan kemudahan mengakses pornografi, ditambah dengan tidak ada banyak kegiatan positif atau tempat bermain untuk anak muda yang miskin, dan hasilnya adalah pemerkosaan, tawuran, kemabukan, dll.
Yang perlu diperbaiki adalah sistem pendidikan, dan juga pendidikan agama Islam agar fokusnya pada akhlak yang mulia dan bukan pada ritual dan hukum fiqih. Sekaligus perlu diciptakan banyak program positif untuk anak remaja (terutama anak laki-laki), dan disediakan fasilitas olahraga dan bermain di mana mereka bisa salurkan tenaganya dengan kegiatan yang baik.
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
Search This Blog
Labels
01 August, 2024
Kenapa Begitu Banyak Anak Laki-laki Menjadi Pemerkosa Di Sini?
02 August, 2023
Kenapa Anak Harus Patuh?
[Gene]: Wa alaikum salam wr.wb. Dulu, kebanyakan anak memang patuh pada orang tua, guru, dan kepala sekolah. Ketika dewasa, patuh pada bupati, walikota dan pemerintah. Patuh pada perintah pilih Golkar. Patuh pada atasan yang suruh korupsi berjemaah. Patuh pada bos yang suruh kerja berjam-jam dengan gaji yang buruk. Anak zaman dulu patuh terus, dan ketika menjadi dewasa, berharap anaknya patuh juga.
Dan oleh karena itu, ketika negara lain sudah maju dan bisa kirim robot penjelajah ke planet Mars, rakyat Indonesia masih diajarkan untuk patuh. Ada pilihan ABCD dalam ujian daripada boleh menulis jawaban sendiri. "Jawaban yang benar" sudah dimiliki guru! Ditanya, "Ikan tinggal di mana?" lalu hanya jawaban "laut" yang diterima (sungai dan kolam dinilai salah). Patuh saja. Tetapi mungkin sikap itu yang perlu dipikirkan kembali, kalau mau maju.
Hampir semua perubahan besar di dunia berasal dari orang yang tidak patuh. Semua Nabi Allah tidak patuh pada kemauan masyarakatnya. Sukarno tidak patuh pada Belanda. Nelson Mandela di Afrika Selatan tidak patuh pada sistem Apartheid dan masuk penjara 27 tahun. Martin Luther King di Amerika tidak patuh pada aturan diskriminasi dan berjuang untuk dapat hak sipil.
Ilmuwan Alan Turing tidak patuh ketika dikatakan mesin Enigma yang dipakai Nazi untuk ciptakan kode rahasia tidak bisa dipecahkan. Turing menciptakan komputer pertama di dunia, pecahkan kode rahasia Jerman, dan akhiri Perang Dunia II lebih cepat. Bill Gates tidak patuh ketika dikatakan hanya sedikit orang yang mau pakai komputer, karena sulit dipahami, sulit dipakai, dan tidak bisa jual. Gates menciptakan Operating System (OS) dan mengubah dunia dengan Microsoft.
Steve Jobs tidak patuh ketika dikatakan rakyat tidak mau pakai "komputer pribadi" di rumah. Dia mengubah dunia dengan menciptakan komputer Apple, iPhone dan iPad. Sekarang kita pakai komputer di luar kantor terus, bahkan bawa komputer kecil (yaitu HP) sepanjang hari. Dan ada banyak contoh yang lain.
Kadang, anak harus "patuh". Misalnya, disuruh makan, mandi, shalat, jangan pukul adiknya, jangan main korek api, dsb. Tapi itu "patuh" di mana orang tua punya tugas "mendidik, mengawasi, dan meluruskan". Anak harus patuh karena orang tua lebih tahu. Tetapi ada bedanya antara 1) patuh karena disuruh berbuat yang baik dan benar, dan 2) patuh karena orang tua, guru, pemerintah, atau pihak lain malas menerima pendapat yang berbeda.
Dalam seratus tahun terakhir, ada ribuan manusia yang tidak mau patuh karena mereka ingin memperbaiki dunia. Di Indonesia, banyak orang tua dan guru malah berharap anak selalu patuh, tidak banyak bertanya, dan tidak berani berbeda pendapat, hanya supaya lebih mudah diatur. Hasilnya, anak dikasih ujian ABCD karena hanya guru yang boleh tahu jawaban yang "benar", dan anak harus PATUH.
100. Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang YANG TIDAK MEMPERGUNAKAN AKALNYA.
(QS. Yunus 10:100)
Allah wajibkan kita pakai akal untuk mencari ilmu. Tapi banyak guru dan orang tua tidak suka kalau anak pakai akalnya. Jadi untuk apa Allah kasih kita akal? Kita harus menunggu berapa lama sampai orang tua dan guru siap berubah, dan penemuan dan kemajuan terbaik di dunia bisa berasal dari Indonesia? Atau apakah anda lebih mau dapat anak yang "patuh" saja selama seratus tahun lagi? Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
29 November, 2021
Perubahan Musik Pop Di Negara Barat Sejak 1980
Kemarin saya di rumah teman, dan anaknya nyalakan beberapa lagu di Youtube. Ada lagu lama, dari awal 2000an, tapi bagi dia masih baru. Saya dapat ide untuk cari2 lagu pop yang lain bagi dia, dari tahun 1990 sampai 2010. Tapi saya mau saring lagu yang dipilih. Saya cari yang tidak pakai kata2 kasar, tidak membahas cinta, atau hubungan antara laki dan perempuan, rasa iri dan dengki (karena masalah dengan pacar), dan yang tidak tampilkan perempuan berbaju seksi yang joget-joget. Hasilnya…? Nyaris tidak ada yang tersisa!!!
Parah sekali dunia lagu sekarang. Kalau zaman dulu (tahun 1930-1960), ada banyak sekali lagu "pop" yang umum, dan bisa dinyanyikan orang2 di tempat umum, tanpa masalah. Dan tidak ada video. Tapi sekarang, mayoritas dari lagu (sejak tahun 1980 ke atas) sangat berbeda. Ada banyak yang mengandung kata kasar, dan tema yang paling banyak dibahas adalah "hubungan" antara laki dan perempuan, dan ada video berisi perempuan yang berbaju seksi dan terbuka. Tapi sebaliknya, pria tetap pakai celana panjang dan baju lengan panjang!!
Dulu, sebelum 1960, lirik dalam lagu akan diprotes kalau berisi kata tidak sopan. Sekarang, malah dicari anak muda dan dewasa. Dan dulu, perempuan yang tampil dalam video dengan baju seksi akan dianggap buruk dan memalukan. Sekarang sebaliknya. Malah "malu" kalau tidak mau buka aurat semaksimal mungkin. Tapi hanya bagi perempuan. Tidak ada yang menuntut laki-laki pakai celana pendek dan kaos yang pamerkan perutnya!! Kasihan anak yang lahir sekarang. Yang disediakan bagi mereka kurang berkualitas, tapi sudah dianggap normal. Orang tua hanya bisa waspada dan memantau karena akan ada pengaruh.
-Gene Netto
1958 Frank Sinatra - Come Fly With Me
https://www.youtube.com/watch?v=SLC5AGGHLz0
1958 The Chordettes - Mr Sandman
https://www.youtube.com/watch?v=VNUgsbKisp8
1963 Sweet Dreams by Patsy Cline
https://www.youtube.com/watch?v=imafHIq2210
10 March, 2021
Mau Ikut Perkosa Anak Perempuan? Ayooo! Semangat!!
Diajak pergi sama pacar, anak perempuan berusia 15 tahun ini menolak karena sudah malam. Dibujuk ikut untuk membahas pernikahan, akhirnya setuju. Malah dibawa ke sawah, diancam dgn parang, dan diperkosa oleh pelaku dan lima temannya yang sudah menunggu. Heran? Jangan heran. Kejadian sangat normal di seluruh Indonesia, dan terjadi setiap hari.
Yang tidak mau dibahas oleh semua orang adalah otaknya para remaja dan pemuda laki-laki. Dari ribuan buah berita yang saya baca, tidak pernah ada kisah tentang seorang remaja laki-laki yang menolak ajakan itu, lapor ke orang tua dan polisi, untuk menyelamatkan perempuan tersebut. Bayangkan, dari 10.000 pemuda laki-laki yang diajak perkosa anak perempuan, 0% menolak, dan 0% merasa menyesal di saat kejadian dan berusaha selamatkan korban yang teriak ketakutan. Mereka diajak 1 kali saja, langsung setuju. Kenapa bisa?
Sayangnya, 100 juta orang tua, 3 juta guru, dan puluhan ribu pejabat dan pemuka agama tidak mau bahas kegagalan pendidikan, kegagalan agama, kegagalan budaya, kegagalan parenting, dan kegagalan pelajaran empati yang menghasilkan banyak sekali pemuda laki-laki seperti itu. Siapa yang mau melindungi anak Indonesia?
-Gene Netto
Diajak Pacar ke Luar Rumah, Siswi SMP di Lombok Timur Diperkosa 6 Pemuda
https://ntb.inews.id/berita/diajak-pacar-ke-luar-rumah-siswi-smp-di-lombok-timur-diperkosa-6-pemuda
13 February, 2021
Istri Bantu Suami Perkosa Rekan Kerja, Diancam Diceraikan jika Tak Menurut
Salah satu hal yang paling ditakuti para istri Indonesia adalah ancaman "diceraikan oleh suami". Termasuk nasib yang paling buruk dan memalukan. Hampir dijamin akan menjadi bahan gosip dan sindiran semua saudara, teman, dan tetangga. Kenapa tidak menjadi istri yang baik? Kenapa tidak layani suami terus sampai suami puas? Kalau sudah jadi istri yang benar, tidak mungkin suaminya mau berdosa dengan perempuan lain, apalagi ceraikan istri. Pasti si istri yang salah.
Jadi di dalam konteks kehidupan "normal" itu yang penuh dengan penekanan sosial, ada sebagian istri yang sampai menjadi "gila" dan siap taat dengan apapun yang dinginkan suaminya, setelah diancam akan diceraikan kalau tidak nurut. Mau perkosa anak kandung sendiri atau anak tiri? Mau perkosa rekan kerja? Mau cabuli beberapa anak tetangga? Istri siap diam, bahkan siap membantu, asal tidak diceraikan.
Kondisi ini muncul terus karena nyaris tidak ada dukungan bagi para istri yang merasa perlu berpisah dengan suaminya. Jangankan bantuan dana, nafkah hidup untuk anak, atau tempat tinggal, dukungan moral secara lisan saja seringkali tidak ada. Malah dikecam dan disalahkan terus, dan disuruh "memperbaiki diri" agar bisa diterima kembali oleh suami. Hasilnya adalah banyak sekali orang dirugikan. Dan dalam kondisi paling parah seperti di berita ini, seorang istri bisa sampai "gila" dan tidak wajar dalam "mendukung" kejahatan suaminya terhadap orang lain, hanya karena takut diceraikan. Kasus buruk seperti ini akan muncul terus selama rakyat Indonesia, khususnya umat Islam, selalu sibuk menyalahkan perempuan.
-Gene Netto
Istri Bantu Suami Perkosa Rekan Kerja, Diancam Diceraikan jika Tak Menurut
PADANG, KOMPAS.com - Seorang perempuan berinisial N di Bukittinggi Sumatera Barat membantu suaminya yang berinisial AF melakukan pemerkosaan terhadap S. pelaku AF dan korban merupakan rekan kerja di salah satu toko di Bukittinggi.
https://regional.kompas.com
Ini Penampakan Suami-Istri Tersangka Pemerkosa Wanita di Sumbar
https://news.detik.com
31 December, 2019
Kenalan di Facebook, Gadis Belia Diperkosa 8 Pria Lalu Ditinggal di Jalan
Korban dijemput "kenalan baru Facebook" itu, ikut jalan2 naik motor, dan ketika tiba di lokasi, ada 8 anak remaja yang sudah siap dan menunggu dengan sabar, karena siapa yang tidak mau dapat kesempatan memperkosa seorang anak perempuan kalau bisa? Sepertinya ini sudah menjadi salah satu hobi kesukaan anak Indonesia di zaman ini: main bola, main game online, dan memperkosa kenalan baru Facebook.
Dan dari berita seperti ini yang muncul setiap hari, tidak pernah sekalipun ada berita yang mengatakan seorang remaja laki-laki diajak temannya memperkosa kenalan baru Facebook, lalu anak itu MENOLAK, dan lapor ke orang tua dan polisi. Saya sudah baca ribuan buah berita yang menyebutkan perempuan diperkosa bergilir oleh kenalan baru Facebook dan beberapa temannya, dan tidak pernah ada satupun dari puluhan ribu anak remaja laki-laki itu yang lapor ke polisi dengan niat gagalkan pemerkosaan.
Coba anda jelaskan KENAPA begitu banyak anak remaja laki-laki di Indonesia punya penilaian yang begitu rendah terhadap perempuan, dan begitu nafsu main seks sehingga siap memperkosa seorang anak yang tidak dikenal, dan hanya perlu diajak sekali saja (bukan dibujuk berkali2)? Hilang ke mana budaya timur, sopan santun, agama dan adat yang dibanggakan orang dewasa di sini? Atau apakah semua itu hanya pencitraan saja, dan selama anak remaja terlihat rajin cium tangan dan shalat kalau disuruh, orang tua tidak memikirkan apa hatinya anak mereka busuk atau mulia? Kenapa penampilan luar yang diutamakan, dan bukan isi hati, akhlak dan kemuliaan?
-Gene Netto
Kenalan di Facebook, Gadis Belia Diperkosa 8 Pria Lalu Ditinggal di Jalan
Minggu, 29 Desember 2019. Dikatakannya peristiwa terjadi setelah korban berusia 16 tahun berkenalan dengan salah satu tersangka melalui facebook. Kemudian, korban diajak ke rumah kosong dan diperkosa secara bergantian oleh 8 laki-laki. Bocah perempuan malang ini kemudian ditinggalkan di pinggir jalan.
https://batam.tribunnews.com
11 December, 2019
Kronologi Siswi SMA di Nias Sudah Tewas Lalu Diperkosa
Di benak saya, kalau seandainya baru saja membunuh seseorang, seharusnya ada rasa syok, atau rasa ketakutan yang tinggi. Malah di saat itu, sebagian pemuda Indonesia bisa buka celana, mendapat ereksi, telanjangi mayat, dan memperkosanya. Kenapa bisa?
Makin lama, rasanya makin umum terjadi. Minggu ini ada dua kasus. Dan coba ingat juga, semua pemuda ini berasal dari Indonesia, negara timur, yang katanya penuh adat sopan santun dengan budi pekerti yang luhur. Mereka punya orang tua, kakek nenek, om dan tante, guru sekolah, guru agama, dan tetangga yang banyak. Tapi juga bisa memperkosa mayat. Siapa yang mendidik mereka (atau gagal mendidik mereka) sampai mereka bisa menjadi begitu biadab? Dan siapa yang mau bertanggung jawab?
-Gene Netto
Kronologi Siswi SMA di Nias Sudah Tewas Lalu Diperkosa
Rabu, 11 Desember 2019 | VIVA – Pelaku pembunuhan siswa kelas 3 SMA, Tolonasokhi Halawa (27) berhasil diringkus polis. Diduga tersangka melakukan pemerkosaan terhadap korban, yang sudah tewas dengan kondisi berlumuran darah, di Desa Hiwaebu Kecamatan Susua Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara.
Kapolres Nias Selatan, AKBP I Gede Nakti, menjelaskan pada hari itu, sekitar Pukul 19.00 WIB. Di lokasi kejadian, antara pelaku dan korban berpapasan saat jalan kaki. Saat itu korban L (20), hendak pulang ke rumahnya. Entah setan apa merasuki, pelaku memeluk korban dari belakang. Namun, L langsung memberikan perlawanan.
Gede mengungkapkan karena korban terus meronta dan melawan. Pelaku dengan sadis menikam kepala wanita itu dengan pisau, yang disimpannya di kantong celananya. Setelah korban dipastikan tewas, pelaku kemudian memperkosanya.
https://www.viva.co.id
13 February, 2019
Siswa Tantang Guru: Berita Besar! Kekerasan Terhadap Anak: Tidak! Kenapa?
Ibaratnya rakyat Indonesia berada di kapal Titanic, penumpang sibuk mengeluh ttg kapten dan krew yang teriak dengan kasar karena keadaan darurat. Orang berbudaya timur yang menjunjung tinggi kesopanan dan hormat diri tidak mau terima. Tidak mau diperhatikan bahaya terhadap semua anak di situ. Sopan dan santun yang penting, bukan nyawa anak orang lain. Kalau ini hasil dari sistem pendidikan dan “budaya timur”, kenapa mau dilestarikan? Berapa anak Indonesia perlu mati dengan sia-sia sebelum orang dewasa mau berubah?
-Gene Netto
Cekcok dengan Istri, Ayah Tiri Banting Anak hingga Tewas (Depok)
Minggu 10 Februari 2019, Mei Amelia R - detikNews
https://news.detik.com