Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

06 August, 2021

Bersyukur Kalau Lahir Sebagai WNI

Seorang WNA dalam artikel di bawah menjelaskan bagaimana dia harus berusaha 5 kali utk dapat vaksin corona. Walaupun dijanjikan bantuan orang, dan didaftarkan sebelumnya, setiap kali ketika datang ke lapangan, selalu ditolak karena tidak ada NIK jadi tidak bisa masuk sistem. Hasilnya adalah buang2 waktu setengah hari, duduk di tengah banyak orang, lalu disuruh pulang begitu saja. Walaupun sudah daftar, punya Kitas, NPWP, semua dokumen lain, dan punya surat pengantar. Sudah memenuhi semua syarat, tetap saja tidak bisa dapat vaksin. WNI tinggal bangun pagi dan pergi ke puskesmas! Gampang! Malah banyak orang sibuk mencari alasan untuk komplain.

Bersyukur kalau lahir sebagai WNI dan dapat kemudahan untuk tinggal di negara ini yang penuh dengan rahmat Allah ini. Yang membuat Indonesia "miskin" BUKAN karena Allah halangi rezeki yang luas di sini, tapi karena terlalu banyak orang yang mengaku Muslim cuek saja terhadap saudaranya, dan gunakan setiap kesempatan utk mencuri uang rakyat. Tapi banyak orang miskin hampir pingsan karena begitu terpesona kalau ketika bertemu orang elite yang "kaya", lalu minta selfie. Mereka tidak berani minta tunjangan bulanan bagi anak yatim dan dhuafa, sekolah gratis, pengobatan gratis, dan kota2 yang tertib, indah, dan makmur seperti di Singapura. Berani minta selfie saja, lalu bersyukur bisa dekat dengan "orang kaya" untuk beberapa detik, tanpa peduli kekayaannya berasal dari mana…

Bukan Allah yang merugikan umat Islam di sini, tapi umat Islam sendiri yang belum bersatu untuk bangun negara yang kuat dan sejahtera. Bukan Allah yang memaksa anak kampung hidup dalam kemiskinan terus, tapi orang kampung sendiri yang tidak mencari ilmu seluas mungkin dan bersatu untuk bangun usaha yang berkualitas di setiap kampung. Habiskan Rp 1.530 triliun per tahun untuk rokok selalu SIAP. Tapi habiskan Rp 1.530 triliun per tahun untuk beli buku dan cerdaskan anaknya tidak mau. Jangan salahkan Allah.

11. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar-Ra’d 13:11)

Orang bule di sini berjuang terus untuk dapat vaksin karena berharap sehat. Sedangkan banyak Muslim malas pakai masker, tidak mau jaga jarak, lebih malas lagi mencari vaksin, dan anggap kesehatan bagian dari takdir, jadi "terserah Allah saja deh" dan tidak perlu berpikir atau berusaha. Sikap "malas berusaha" ini merupakan penyakit batin bagi banyak Muslim. Jadi umat Islam yang harus semangat untuk BERUBAH.

Pandemi Corona membuktikan bahwa banyak Muslim yang miskin tidak bisa bertahan hidup tanpa bantuan saudaranya yang mampu. Minimal kita beli barang yang mereka jual. Lebih baik kalau kita juga peduli pada pendidikan bagi anak mereka, karena anak itu adalah saudara kita juga! Kalau ada yang katakan, "Indonesia tidak bisa setara Singapura!" tanya saja kepadanya: "Allah Maha Kuasa, atau Maha Terbatas?" Kita bisa bangun negara yang melebihi semua negara yang lain di dunia. KALAU kita semangat untuk bangun, bersatu, dan berubah. Allah selalu menunggu. Kapan kita akan sadar dan semangat untuk mencari rahmat-Nya sebanyak mungkin?
-Gene Netto

How I Got Vaccinated Against COVID-19 in Indonesia
https://indonesiaexpat.id

02 August, 2021

Sering Ada Kasus Pencabulan Di Pesantren, Perlu Takut Memondokkan Anak?

[Pertanyaan]: Assalamualaikum. Pak Gene, Membaca berita tentang santri yang dicabuli gurunya, membuat orang tua khawatir. Tapi di sisi lain memondokkan anak juga bermanfaat untuk dapat ilmu agama. Lebih baik memondokkan anak atau tidak? Apa sarannya Pak Gene dalam memilih pesantren?

[Gene]: Wa alaikum salam wr.wb. Memang ada masalah dengan sebagian pesantren. Masalah intinya adalah "pendidikan dan pengawasan". Tidak ada pelatihan bagi anak dan ustadz untuk waspada terhadap bahaya pencabulan. Jadi ketika ada kasus, anak tidak tahu mesti lapor ke mana, dan banyak ustadz (yang baik) tidak akan perhatikan satu anak yang tiba-tiba menjadi murung atau malas belajar. Malah anak itu bisa dimarahi.

Untuk dapat pendidikan agama yang bagus, pesantren merupakan solusi yang baik. Tolong ingat: Mayoritas dari anak yang dicabuli malah menjadi korban di rumah sendiri, atau dekat rumah, dengan orang yang dikenal: Bapak kandung, bapak tiri, paman tiri, kakek, bapaknya teman, tetangga, penjaga warung, guru sekolah, guru ngaji, teman sekolah, teman Facebook, dsb. Jadi hanya sebagian kecil dari kasus pencabulan terjadi di pesantren. Berarti orang tua tidak perlu ketakutan, tapi perlu waspada dan harus mendidik anak sendiri.

Pertama, sebelum kirim anak ke pondok, mendidiknya dulu di rumah. (Dibutuhkan pelatihan di semua pesantren, tapi jarang ada.) Jelaskan tentang pencabulan, sodomi dan pemerkosaan. Pakai nama2 alat kelamin yang benar (penis, vagina, anus) dan jelaskan bahwa "ada orang jahat" yang suka menyentuh alat kelamin anak, atau melakukan seks dengan anak. Dari usia 9-10 tahun ke atas, sudah boleh dijelaskan tentang hubungan seks secara sederhana. Hanya agar mereka memahami bahwa itu perbuatan untuk orang dewasa yang menikah, jadi anak tidak boleh.

Jelaskan bahwa kalau anak lain atau ustadz berusaha memegang kemaluan atau anus mereka, maka mereka harus melawan (pukul, tendang, cakar), teriak keras ("nggak mau"), melarikan diri, dan segera lapor pada orang dewasa. Tidak boleh takut pada ancaman apapun, karena biasanya itu ancaman kosong. Juga jelaskan bedanya antara orang jahat yang memegang kemaluan mereka dan membuat mereka takut, dan candaan teman kamar yang misalnya tampar pantat sejenak. Anak bisa memahami bedanya antara orang yang "bercanda" dan "berbuat jahat" (yang membuat mereka takut).

Kedua, anda harus mencari info sebanyak mungkin tentang latar belakang pesantren, kualifikasi guru, proses seleksi guru, dll. Jangan takut minta melihat CV dari semua guru. Tanya langsung tentang program pesantren untuk melindungi anak dari pencabulan. Makin banyak orang tua yang bertanya, makin banyak pengurus pesantren yang akan menyadari kebutuhannya pelatihan anti-pencabulan itu. Kalau ada "guru" yang tidak jelas asal usulnya atau pengalaman kerjanya, maka anda berhak bertanya lebih dalam dan protes.

Misalnya, anda harus bedakan antara seorang guru yang lulus kuliah, dan pernah menjadi ustadz di dua pesantren, dan orang lain yang hanya mondok sementara di usia remaja, tidak kuliah, dan tidak jelas riwayat kerjanya. Kalau tidak jelas guru itu dapat ilmu dan pengalaman dari mana, lebih baik cari pesantren lain yang proses seleksi gurunya lebih jelas. Insya Allah antara kedua hal itu (mendidik anak, dan periksa latar belakang pesantren dan para guru) sudah cukup. Berusaha sebaik mungkin untuk pilih tempat yang jelas, dan minta mereka ciptakan pelatihan bagi santri agar waspada terhadap bahaya pencabulan. Minimal harus ada poster di tembok: "Kalau anak alami perbuatan tidak menyenangkan, bisa dilaporkan kepada A, B, atau C kapan saja."

Semoga Allah SWT membantu anda dapat pondok yang cocok dan aman. Amin.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

01 August, 2021

Bapak Membuat Robot Yang Membantu Anaknya Yang Lumpuh Jalan Kaki

Seorang anak di Perancis lahir dalam kondisi lumpuh dan harus pakai kursi roda. Bapaknya seorang insinyur robotika. Anak itu bertanya kepada bapaknya, "Kenapa tidak membuat robot yang bisa bantu saya jalan kaki?!" Bapaknya merenung, lalu mendirikan PT baru dan mulai membuat desain robot khusus untuk orang lumpuh, yang bantu mereka jalan kaki. Di saat ini, masih dalam tahap perkembangan, jadi bentuknya masih besar dan mahal. Tapi prinsipnya sudah terbukti berhasil, dan beberapa rumah sakit sudah beli.

Kasih sayang dari seorang bapak terhadap anaknya bisa luar biasa. Tetapi banyak orang tua malah sibuk menjadi pemarah dan sering menegur anaknya. Mereka lupa bahwa anak adalah rahmat dan amanah dari Allah, sehingga mereka lupa untuk banyak bersyukur. Setiap hari ada kewajiban menyayangi anak, mendidik dan membinanya, dan juga perlu bersyukur kepada Allah SWT kalau anaknya SEHAT, cerdas, mulia dan beriman kepada Allah. Jangan hanya menegur dan marahi terus, hanya karena PR-nya belum dikerjakan! Bersyukur kalau punya anak yang mampu bersekolah dan bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi umat manusia. Tidak ada anak yang terancam masuk neraka karena PR-nya belum selesai, atau kamarnya belum dirapikan. Utamakan kasih sayang, dan insya Allah anak anda akan menjadi baik sendiri. Hanya perlu bersabar saja.
-Gene Netto

Video: Dad Builds Robotic Exoskeleton To Help Son Walk
https://www.bbc.com

Latihan Pukulan Dada Berujung Empat Guru Silat Tewaskan Murid Perguruan

Mau jadi pelatih bela diri atau olahraga? Gampang. Perlu mengerti P3K? Tidak usah! Lalu, kalau anak jatuh pingsan, tidak bernafas, dan jantung berhenti? Kasih minyak kayu putih saja! Dan setelah tidak hidup kembali, boleh ditaruh di mobil dalam kondisi tidak bernafas, dan dibawa jalan-jalan keliling kota, mencari puskesmas. Setelah sampai di puskesmas, sesudah tidak bernafas selama setengah jam, simsalabim dinyatakan mati. Ya sudah. Takdir!

Tapi apa itu benar-benar takdir? Atau kebodohan yang diizinkan oleh pemerintah? Soalnya, siapa saja boleh memukul dan menendang anak kecil, dan boleh suruh anak melakukan olahraga di lapangan, TANPA perlu pahami cara menolong anak yang jatuh pingsan dan berhenti nafas. Dalam kata lain, semua pelatih bela diri dan pelatih olahraga diberikan izin penuh dari pemerintah untuk "mengawasi kematian anak" karena tidak perlu memahami cara menyelamatkan nyawa anak sebelum diizinkan menjadi pelatih. Siapa yang mau melindungi anak Indonesia?
-Gene Netto

Latihan Pukulan Dada Berujung Empat Guru Silat Tewaskan Murid Perguruan
detikNews, Kamis, 29 Jul 2021 Tulungagung - Seorang pesilat, LFR (23) warga Boyolangu, Tulungagung, tewas saat mengikuti latihan silat. Keempat tersangka adalah ER (20), FA (17), FI (23) , dan MO (16). "Dari keterangan para saksi dan tersangka, diakui bahwa korban mengalami pukulan dan tendangan oleh empat pelatihnya secara bergiliran," jelas AKP Cristian Kosasih. Pelatih korban sempat memberikan pertolongan dengan mengoleskan minyak kayu putih ke tubuh korban, namun korban tetap tidak sadarkan diri, jadi dilarikan ke puskesmas. Sampai di sana, korban dinyatakan telah tewas.
https://news.detik.com

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...