Search This Blog
Labels
05 December, 2024
Kenapa Allah Tidak Ciptakan Kita Di Surga, Tanpa Ada Kafir Dan Neraka?
[Gene]: Assalamu’alaikum wr.wb. Saya berikan pertanyaan tambahan lagi ya? Allah Maha Penyayang. Jadi kenapa tidak ciptakan semua manusia di Surga, dalam keadaan beriman, tanpa perlu ada ujian di dunia, tanpa ada neraka? Lebih bagus begitu, betul? Allah Maha Pengasih, jadi kita tidak perlu diuji, dan tidak perlu dihukum. Seratus persen beriman dari lahir, di Surga, dan hidup kekal di sana. Kenapa Allah tidak melakukan itu saja?
Kita boleh berandai-andai selama ribuan tahun tanpa bisa memahami “Pemikiran Allah”. Kalau kita merasa sudah dapat suatu jawaban, belum tentu jawaban itu betul. Kita anggap A adalah yang terbaik, padahal kita tidak sanggup mengerti bahwa B adalah yang terbaik. Allah Maha Tahu. Dan Allah mengambil keputusan sendiri tentang apa yang baik dan buruk, tanpa perlu minta pendapat kita.
Allah telah ambil suatu keputusan: Manusia akan dilahirkan ke dunia, dan diuji di sini. Yang beriman dikasih Surga, yang tidak beriman dikasih Neraka. Kenapa harus begitu, dan kenapa tidak lahir di Surga saja? Hanya Allah yang tahu secara pasti. Kemampuan kita untuk mengubah kondisi ini tidak ada. Jadi hanya ada dua pilihan: Menyadari kondisi kita, berusaha menyesuaikan diri, dan mencari jalan terbaik, atau menolak kondisi kita, dan cuek saja kalau kita ikuti jalan yang salah.
Sebelum kita dilahirkan, Allah sudah tahu siapa yang akan beriman dan sesat. Lalu kita tambahkan lagi analisis: Kenapa Allah harus ciptakan orang kafir? Kenapa harus ada Neraka bagi orang kafir? Mungkin saja harus ada Neraka karena suatu kondisi hanya bisa dipahami secara utuh kalau ada lawannya. Orang miskin sangat mengerti kekayaan dan manfaatnya. Orang di negara kaya yang kaya seumur hidup mungkin kurang sanggup memahami dan menghargai konsep kekayaan. Dia mengerti dirinya “kaya”, tapi dia tidak bisa memahami kondisinya secara utuh, karena tidak pernah merasakan kemiskinan dan tidak melihatnya di sekitarnya. Kalau pernah hadapi kemiskinan, seperti orang miskin, baru bisa sadari artinya kekayaan.
Orang yang buta dari lahir tidak bisa menyadari secara utuh manfaatnya “melihat”, karena tidak pernah dirasakan. Dia hanya pahami kebutaan dan kegelapan, dan tidak memahami kemampuan “melihat”. Coba anda jelaskan bedanya antara warna hijau dan biru kepada orang yang buta dari lahir. Bisa? Apa dia bisa paham? Dari mana bisa paham, tanpa pernah merasakan sendiri? Jadi kalau kita semua dilahirkan di Surga, dan tidak pernah ada “ancaman Neraka” mungkin kita menjadi kurang sanggup memahami “Rahmat Allah” dan “Kasih Sayang Allah” secara utuh, karena hanya merasakan kenikmatan Surga, tanpa pernah tahu atau melihat lawannya, yaitu Neraka.
Mungkin saja kita diberi penjelasan tentang orang kafir dan Neraka, dan nanti kita juga akan diperlihatkan orang kafir yang masuk Neraka, agar kita sungguh-sungguh mampu bersyukur atas rahmat, nikmat, anugerah, dan kasih sayang yang diberikan Allah kepada semua orang yang beriman. Tanpa adanya orang kafir dan Neraka, apakah kita sungguh-sungguh akan peduli dengan Surga? Jika pilihan setelah dunia ini hanyalah Surga yang “lebih tinggi” (untuk orang terbaik), dan Surga yang “lebih rendah” (untuk orang terburuk), dan tidak ada Neraka untuk siapa pun, berapa banyak dari kita yang akan mempunyai keimanan yang mendalam terhadap agama, dan keinginan untuk melakukan yang terbaik?
Misalnya, jika perbedaannya antara Surga yang lebih tinggi dan yang lebih rendah hanya sebesar ukuran kolam renang di istana kita, maka seberapa besarkah kita akan peduli? Kita mungkin kadang-kadang berdoa, kadang-kadang berpuasa, kadang-kadang bersedekah, tetapi mungkin kita tidak terlalu peduli untuk mencapai Surga yang lebih tinggi. Surga yang lebih rendah hampir sama, jadi untuk apa perlu peduli? Sebaliknya, kita diberikan perbandingan yang kuat antara Surga dan Neraka, yaitu yang terbaik yang dapat dibayangkan, dan kebalikannya, yang merupakan yang terburuk yang dapat dibayangkan. Dan mungkin alasan logisnya adalah agar kita dapat memahami bahwa Allah adalah Maha Penyayang bagi mereka yang memilih untuk beriman dan menyembah-Nya.
Semoga bermanfaat.
Wa billahi taufiq wal hidayah.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
11 September, 2024
Berdzikir Terus Kalau Punya Hati Yang Tidak Tenang
Assalamu’alaikum wr.wb. Kalau terasa ada banyak masalah, dan sering terasa pusing dengan dunia ini, insya Allah ada solusinya: Memperbanyak dzikir. Sepanjang hari kalau bisa. Di dalam hati, pakai jari, tasbih, atau tasbih digital (seperti cincin). Berdzikir terus, dan jangan berhenti. Baca:
1. “Alhamdulillah” sebanyak2nya. (Atau, juga bisa baca):
2. “Hasbunallah wanikmal wakil nikmal maula wanikman nasir.”
(Artinya: Cukuplah bagi kami Allah, sebaik-baiknya pelindung dan sebaik-baiknya penolong kami.)
Yang lain juga boleh. Bebas pilih yang menyenangkan bagi anda. Tetapi kesukaan saya yang kedua itu, dari ajaran guru-guru saya juga. Kalau rajin, insya Allah hati menjadi tenang dengan cepat sekali. Perkara apapun yang dihadapi, insya Allah bisa dihadapi dengan tenang. Selain itu, juga perlu berusaha santuni anak yatim. Kalau dana terbatas, cari 1 anak dekat rumah. Tidak penting dikasih 10 ribu atau 100 ribu. Yang penting dikasih. Kalau tidak ada uang sama sekali, duduk berdua saja dan berdiskusi dan menjadi sahabatnya. Itu saja sudah menolongnya. Dan dari doa anak yatim itu, serta rahmat dari Allah karena perhatikan anak yatim, insya Allah hati anda bisa tenang.
Selain itu, cari teman atau orang lain yang punya masalah, dan berusaha menolongnya, sesuai kemampuan yang ada. Mungkin orang itu hanya perlu teman yang mau dengarkan dia dan berikan nasehat. Tidak semua masalah perlu uang sebagai solusi. Ada banyak orang kaya yang pusing, tetapi sulit bagi mereka untuk dapat nasehat yang bijaksana. Soalnya, banyak orang yang mendekati mereka malah mencari untung bagi diri sendiri, jadi bukan sahabat sejati. Insya Allah dari menolong orang lain, rahmat Allah akan turun dan meliputi anda. Dan dari banyak berdzikir juga, rasa pusing terhadap urusan sendiri bisa hilang dengan cepat. Insya Allah. Coba dulu. Tidak ada ruginya.
28. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram.
(QS. Ar-Ra'd 13: 28)
Rasulullah SAW bersabda, “Aku dan pemelihara anak yatim di surga seperti ini (dan beliau memberi isyarat dengan telunjuk dan jari tengahnya, lalu membukanya.” (HR. Bukhari, Tirmidzi, Abu Daud)
Semoga bermanfaat.
Dan semoga berhasil dengan cepat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
10 September, 2024
Apa Hidup Di Indonesia Bikin Pusing? Bukannya Lebih Enak Di Negara Barat?
Assalamu'alaikum wr.wb. Ada orang yang mengatakan dia merasa pusing tinggal di Indonesia, dan akan lebih enak tinggal di negara maju. Ada orang yang coba berkali-kali untuk pindah negara, tapi belum berhasil, dan mereka bingung kenapa saya mau tinggal di sini. Ini penjelasan saya.
Kenapa anda yakin akan "lebih enak" di luar negeri? Sebelumnya, perlu berpikir dulu tentang dunia ini, dan apa yang mau dicari, karena dunia ini tidak nyata. Kenikmatan yang dirasakan di negara maju tidak ada apa-apa dibandingkan dengan kehidupan di surga. Kalau anda anggap ketenangan dan kenikmatan itu berasal dari kondisi hidup "sempurna", maka Nabi Adam sudah punya. Tetap saja dia hadapi masalah, dan merasa "pusing".
Rasulullah SAW bersabda, "Perbandingan dunia dengan akhirat seperti seorang yang mencelupkan jari tangannya ke dalam laut lalu diangkatnya dan dilihatnya apa yang diperolehnya." (HR. Muslim dan Ibnu Majah)
Memang ada "masalah" di Indonesia, tapi di semua negara maju juga ada masalah. Anak di sana sering menjadi terbiasa mabuk-mabukan, berzina, aborsi, berjudi dan pakai narkoba sebelum lulus SMA. Di sini juga bisa, tapi lebih jarang, dan anak di sini masih bisa diajarkan untuk bertaubat. Jadi tidak bermanfaat kalau memuji negara maju disebabkan fasilitas yang baik.
Coba berpikir sebaliknya: A) Tinggal di Indonesia = insya Allah ada jalan mudah menuju surga karena ada banyak orang yang beriman; atau B) Tinggal di Amerika = fatamorgana dan lebih sulit menuju surga karena mayoritas non-Muslim, dan ada pengaruh buruk terhadap anak Muslim. Mau pilih yang mana? Saya pilih (A). Coba berpikir begini: Hidup di Indonesia, di tengah ribuan ulama = insya Allah sudah taruh satu kaki di surga!
Kalau saya tinggal di negara barat, saya akan kerja saja dan sedikit berdakwah tapi diabaikan kebanyakan orang. Sedangkan di sini, saya bisa bantu ribuan anak yatim, bisa semangatkan ribuan Muslim untuk bersatu dan memperbanyak ibadah dan sedekah, bisa selamatkan orang yang murtad, bisa bantu orang yang tidak shalat 30 tahun agar mulai shalat lagi, dan bisa bantu banyak Muslim dapat keimanan yang lebih kuat. Jadi jelas lebih bermanfaat tinggal di sini. Dan kenikmatan di negara maju tidak begitu penting karena hanya akan dirasakan sementara saja.
Kita hanya bisa berhasil di dunia dan akhirat kalau berserah diri kepada Allah, dengan banyak beribadah, baca Al-Qur'an, berdzikir, dan utamakan anak yatim dan dhuafa. Dan dari itu, insya Allah kita akan dapat ketenangan. Rasa tenang itu berasal dari hati, bukan dari kondisi hidup. Orang di penjara atau zona perang bisa tenang, kalau ada rasa syukur kepada Allah SWT. Jadi kalau ada kemauan untuk berserah diri kepada Allah, lebih nikmat tinggal di sini.
Jangan merasa "pusing" karena tinggal di Indonesia. Malah perlu banyak bersyukur. Kalau anda lahir di barat, belum tentu anda akan menerima hidayah dan menjadi Muslim. Jadi semua anak dan cucu anda akan menjadi kafir. Berarti sangat nikmat lahir di Indonesia di tengah keluarga Muslim, betul?! Rasa "pusing" itu dari pikiran sendiri dan menyesatkan. Insya Allah bisa dihilangkan dengan cara mendekatkan diri kepada Allah, banyak bersyukur dan banyak berdzikir. Semoga sekarang anda bisa merasa lebih tenang dengan kehidupan anda di sini.
Semoga bermanfaat.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
-Gene Netto
Buka Mata Anda Tentang Muslim Dan Islam Di Negara Barat!
[Pertanyaan]: Kenapa Gene Netto tidak berdakwah di negara barat saja? Kenapa tinggal di Indonesia, padahal ada kebutuhan dakwah yang besar di sana?
[Jawaban]: Assalamu’alaikum wr.wb. Mohon maaf, pandangan saya berbeda. Di Amerika dan Eropa, hampir semua Muslim adalah pendatang yang berkulit coklat. Mereka bukan “pejuang dakwah” atau “pejuang masjid”. Mereka mencari kenikmatan dunia, lalu bangun masjid karena butuh sendiri. Bule Muslim ada, tetapi sedikit. Anda anggap Muslim di Amerika hebat karena bangun masjid? Ada 750 ribu masjid di Indonesia. Hampir semuanya dibangun oleh umat Islam, bukan pemerintah.
Mereka punya keimanan yang kuat karena “bertahan hidup” di sana? Mohon maaf, pendapat saya sebaliknya. Kebanyakan dari mereka punya keimanan yang “lemah”, dan pindah ke sana untuk mencari dunia. Di Indonesia, ada sekolah dengan anak Muslim, pengajian, makanan halal, masjid, musholla, adzan, dsb. Mereka tinggalkan semuanya, demi dunia. Mereka bawa anaknya jauh dari komunitas Muslim, demi dunia. Syukur kalau anaknya masih shalat nanti. Kalau anak atau cucunya hancur, mereka tidak akan menyalahkan diri sendiri.
Mereka beriman, tetapi mau masuk surga secara “bersyarat”: Harus boleh menikmati dunia!! Mereka tidak mau hidup dalam kesulitan di Pakistan, Bangladesh, Yaman, Lebanon, dsb. Orang kafir berjuang selama ratusan tahun untuk bangun negaranya. Muslim ini merasa harus boleh menikmatinya juga, daripada berjuang di negaranya sendiri. Mereka iri dengan orang kafir di negara maju, tetapi tidak iri dengan orang saleh di kampung yang miskin tetapi dekat dengan Allah.
Anda bangga karena orang Indonesia di sana bangun masjid? Mereka hanya kangen pada budaya dan bahasa Indonesia. Kurang enak bergabung di masjid Pakistan dengan budaya dan bahasa Pakistan. Kalau ada banyak masjid di sebuah wilayah, berarti ada masjid Bangladesh, masjid Pakistan, masjid Lebanon, dsb. Kenikmatan dunia, kenikmatan bahasa dan budayanya sendiri, dan “surga bersyarat” menjadi tujuan mereka. Pindah ke sana tidak menjadikan mereka Muslim yang hebat. ITU PILIHAN MEREKA.
Ada teman Muslim di Australia dulu. Dari ribuan kenalannya, tidak ada yang masuk Islam. Begitu juga dengan saya, dan hampir semua bule Muslim. Masuk Islam sendirian. Tetapi kalau seorang Muslim pindah dari Yogya ke New York, simsalabim, anda cap dia “pejuang dakwah”, dan diyakini ribuan orang akan masuk Islam? Maaf, anda salah. Malah puluhan ribu orang masuk Islam setiap tahun di Indonesia. Dibutuhkan ahli dakwah di sini, bukan di sana.
Seorang “pejuang dakwah” akan siap tinggalkan kenikmatan, dan pergi ke tempat yang tidak enak. Tetapi kalau tinggalkan tempat yang “rusak” untuk mengejar kenikmatan di negara maju, itu bukan “perjuangan untuk Islam”. Untuk orang yang anda anggap pejuang dakwah di barat, coba tanya: Kenapa tidak pindah ke India atau Afrika? Tinggal di tengah orang kafir yang membencinya, tidak ada listrik, tidak ada air, tidak ada makanan, gagal panen, dan sebagainya. Mereka tidak mau ke sana karena tidak enak!! Tetapi kalau ada kesempatan pindah ke Amerika atau Eropa, buru-buru berangkat, demi kenikmatan dunia. Lalu bangun masjid dan jual makanan halal karena mereka yang membutuhkannya.
Anda kira negara maju hebat? Puluhan tahun yang lalu sangat rusak. Banyak orang komplain tentang korupsi, kolusi, nepotisme, ketidakadilan, polisi dan hakim yang tidak jujur, politikus bejat, hukum yang dipermainkan oleh pejabat dan orang elite, rakyat kecil yang ditindas terus, dan seterusnya. Contohnya banyak sekali. Butuh ratusan tahun untuk membangun sistem yang baik. Berarti di sini juga bisa.
Lupakan negara maju. Korupsi masih banyak di Amerika dan Eropa sampai sekarang. Yunani, Italia, dan Spanyol (antara lain) terkenal penuh korupsi. Amerika masih banyak juga! Tetapi yang ditampilkan ke dunia hanya sisi baiknya, jadi orang awam di Indonesia tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi di sana.
Jangan merasa pusing dengan “masalah” di sini. Dulu di sana juga sama, bahkan lebih rusak. (Contohnya, orang Afrika dijadikan budak!) Banyak orang Indonesia tidak suka membaca, tidak peduli pada sejarah, dan tidak mengerti bahasa Inggris, jadi tidak memahami luasnya kerusakan di sana. Dianggap surga karena melihat gambar indah di TV. Yang buruk tidak terlihat.
Jadi ada pilihan. Mencari kenikmatan dunia. Atau berdakwah di mana dakwah itu dibutuhkan. Pengalaman saya menjadi bukti. Allah tempatkan saya di sini, dan berikan kelancaran bahasa Indonesia. Saya bukan ustadz terkenal atau kyai saleh. Tetapi kalau saya ceramah, masjid penuh, banyak orang kaget, siap dengar, dan siap berubah, hanya karena bule yang bicara. Orang yang malas dengarkan ustadz siap dengarkan saya. Orang yang berzina, narkoba, tidak shalat, dsb. yang sudah melawan banyak ustadz, langsung berubah di depan saya. Sudah sering terjadi.
Jadi untuk apa saya tinggalkan usaha dakwah yang jelas di sini dan pergi ke negara maju, demi “kenikmatan dunia”? Saya mencari rahmat Allah. Kalau kadang tidak enak di sini, saya fokus pada yang “baik” lewat kacamata agama. Yang tidak enak menjadi tidak penting. Jangan bercita-cita pindah ke negara maju penuh orang kafir. Dan jangan tertipu. Kebanyakan Muslim yang pindah ke sana pergi untuk diri sendiri, bukan Islam. Mereka tidak “berjuang” di sana, melainkan menikmati dunia. Kalau mereka bicara dengan puluhan ribu orang kafir, syukur kalau beberapa masuk Islam. Tetapi ribuan orang yang kenal 1 bule muallaf itu akan cuek karena 99,99% dari masyarakat di sana tidak mau dengar. Lahan dakwah bukan di sana, tetapi DI SINI.
Mau berdakwah? Jadikan Indonesia negara yang paling maju dan kuat di dunia, dengan korupsi dan kriminalitas rendah. Seluruh dunia akan kaget dan bertanya kenapa bisa. Dijawab, “Karena kita Muslim!” Dunia akan geger. Itu dakwah yang terbaik. Membuat mereka kaget dengan kemajuan kita. Mereka akan bertanya tentang Islam karena melihat efeknya.
Kita bisa melakukan “program dakwah” yang luar biasa di sini. Caranya? Memperbaiki diri, bersatu, tolong menolong, dan bangun negara yang kuat, maju, dan sejahtera! Merekalah yang akan datang ke sini dan bertanya. Dan mungkin karena itu, Allah tempatkan saya di sini, agar banyak Muslim mau buka matanya. Semoga anda siap menjadi pejuang dakwah di sini. Caranya: Mencari satu orang yang perlu bantuan, dan menolongnya. Lalu mencari orang lain...
Kalau anda masih belum yakin pada tulisan saya, dan masih tergiur oleh kenikmatan di negara kafir, coba baca hadits ini dan merenung. Sebenarnya anda tertipu oleh dunia, dan kurang dekat dengan Allah.
Al-Mustaurid bin Syaddad ra. berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah dunia bila dibandingkan dengan akhirat kecuali hanya semisal salah seorang dari kalian memasukkan sebuah jarinya ke dalam lautan. Maka hendaklah ia melihat apa yang dibawa oleh jari tersebut ketika diangkat?” (HR. Muslim No. 7126)
Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
01 August, 2024
Makna Kehidupan: Kehidupan Ini Adalah Ujian
126. Dan tidaklah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji, sekali atau dua kali setiap tahun, kemudian mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran?
- (Al-Qur'an, At-Taubah 9:126)
Tuhan Yang Maha Esa memberi kita otak yang logis sehingga kita mampu berpikir tentang Dia dan berusaha memahami apa yang Dia inginkan dari kita. Tuhan dengan hati-hati memilih banyak nabi sebagai juru bicara-Nya untuk memberi kita petunjuk, lalu memberi mereka kitab suci sehingga kita memiliki aturan untuk diikuti. Kemudian, Tuhan mengizinkan mereka melakukan mukjizat untuk membuktikan bahwa mereka telah diutus oleh Tuhan Yang Maha Esa. Namun, sebagian orang mengabaikan semua nabi tersebut, abaikan kitab suci dan mukjizatnya, lalu orang-orang tersebut menggunakan otak logis yang Tuhan berikan kepada mereka untuk terus-menerus bertanya-tanya tentang makna kehidupan. Hal ini menjadi lebih rumit ketika mereka menghabiskan terlalu banyak waktu dalam membaca pemikiran dari berbagai ahli filosofi daripada berusaha memahami ajaran yang jelas dari semua Nabi Tuhan, yang telah mengatakan kepada kita bahwa kehidupan ini adalah sebuah Ujian.
1. Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,
2. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,
- (QS. Al-Mulk 67:1-2)
Tuhan juga menciptakan Aturan yang akan berlaku di dalam Ujian-Nya. Ujian ini berlaku untuk kita semua tanpa peduli kita suka atau tidak. Kita harus melakukan upaya-upaya terbaik dalam mengikuti Aturan itu agar mendapat hasil yang baik, atau juga bisa mengabaikan Ujian ini dan tidak peduli tentang apa yang akan terjadi di kemudian hari. Ketika orang-orang yang tidak percaya pada Ujian ini menemui Penciptanya pada Hari Penghakiman, mereka akan terkejut dan ingin kembali ke dunia untuk mengikuti Ujian ini lagi.
12. Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin".
- (QS. As-Sajdah 32:12)
112. Allah bertanya, "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?"
113. Mereka menjawab, "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung."
114. Allah berfirman, "Kamu tidak tinggal (di bumi), melainkan sebentar saja kalau kamu sesungguhnya mengetahui."
115. Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?
116. Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) arasy yang mulia.
- (Al-Qur'an, Al-Mu'minun 23:112-116)
Orang-orang yang tidak beriman akan berusaha memohon kesempatan kedua (untuk kembali ke dunia), tapi sudah terlambat. Waktu yang diberikan pada kita untuk mengerjakan Ujian Allah itu telah selesai, dan Tuhan Yang Maha Esa akan memeriksa hasilnya (catatan kebaikan dan dosa kita). Siapa pun yang tidak mengikuti Aturan Ujian ini akan mendapatkan nilai buruk, dan ini termasuk orang-orang yang menolak Ujian ini dengan cara mengabaikan Allah, mengabaikan aturan Allah, atau menyangkal keberadaan Ujian-Nya.
Diriwayatkan oleh Ibnu Umar: Rasulullah SAW bersabda, "Jika salah seorang di antara kalian meninggal, maka ia akan diperlihatkan tempat duduknya (di akhirat) pada pagi dan sore hari. Jika ia termasuk penghuni Surga (ia diperlihatkan tempat duduknya) dari penghuni Surga, dan jika dia termasuk penghuni Neraka (dia ditunjukkan tempat duduknya) dari penghuni Neraka, dan akan dikatakan kepadanya: 'Itulah tempat dudukmu hingga Allah membangkitkan kamu pada hari kiamat (dan mengirimmu ke tempat dudukmu yang semestinya).'"
- (Hadits Shahih Muslim)
Kehidupan ini adalah Ujian, jadi kita harus mengambil sebuah pilihan. Siapa pun yang tidak mengikuti Aturan Ujian ini akan mendapat nilai buruk, termasuk orang yang menolak mengikuti Ujian dengan cara mengabaikan Tuhan, mengabaikan Aturan Tuhan, atau mengingkari adanya Ujian-Nya. Jika kita dapat menerima bahwa Tuhan menciptakan kita dan sekarang sedang menguji kita, maka kita perlu memastikan bahwa kita memiliki Buku Peraturan yang benar dan sah untuk diikuti, yaitu Al-Qur'an. Atau, kita bisa saja menolak Tuhan Yang Maha Esa, mengabaikan para Nabi-Nya, mengabaikan peringatan mereka, dan mengambil risiko sendiri.
Tuhan telah memberi kita kebebasan mutlak untuk memilih jalan mana pun yang ingin kita ikuti. Kita harus memilih dengan bijak karena tidak akan ada kesempatan kedua. Kita hanya mempunyai satu kehidupan ini untuk mengambil pilihan yang benar, dan langsung setelah kita wafat, kita akan diperlihatkan hasil awal dari Ujian kita sebelum kita mendapatkan hasil formalnya langsung dari Tuhan pada Hari Penghakiman. Jadi, siapa pun yang berpikiran logis harus mempertimbangkan dengan cermat kemungkinan adanya Tes ini. Mereka harus peduli dengan apa yang dikatakan oleh para Nabi Allah kepada kita, dan mereka harus berusaha memahami keabsahan Nabi Terakhir Muhammad SAW dan keabsahan Al-Qur'an yang diberikan kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dan mereka harus melakukan semuanya sekarang juga sebelum kehabisan waktu!
35. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.
- (QS. Al-Anbiya 21:35)
"Makna kehidupan" adalah kita sedang diuji oleh Tuhan Yang Maha Esa, dan sebagai hasil dari Ujian-Nya, kita akan masuk Surga atau Neraka. Keyakinan bahwa Tuhan menciptakan kita dan menempatkan kita di bumi ini untuk menguji kita telah diajarkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Ini merupakan salah satu ajaran Islam yang baku dan tidak pernah berubah sejak zamannya Nabi Muhammad SAW hingga saat ini.
Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu'alaikum wr.wb.
-Gene Netto
30 May, 2024
The Meaning of Life: Life Is a Test
Assalamu’alaikum wr.wb. The "meaning of life" is very simple. Almighty God created us, placed us on earth, and gave us rules to follow. If we follow those rules, we will be rewarded with an eternal life in Heaven. If we disobey those rules, we will be punished for all of eternity in Hell. So, our existence here is "a Test". Every human being who has ever lived will either pass or fail this Test, and then we will spend all of eternity living with the consequences of our actions.
126. Do they not see that they are tried every year once or twice but then they do not repent nor do they remember?
- (Al-Qur'an, At-Taubah 9:126)
Almighty God gave us logical brains so that we would be able to think about Him and try to understand what He wants from us. He carefully selected numerous prophets as His spokesmen to give us guidance, gave them holy books so that we would have rules to follow, and then God allowed them to perform miracles to prove that they had been sent by the One True Almighty God. However, some people ignore all of those prophets, and their holy books, and their miracles, and those people then use the logical brains that God gave them to constantly wonder about the meaning of life. This becomes more complicated when they spend too much time reading the thoughts of various philosophers instead of trying to understand the clear teachings from all of God's prophets, who already told us that this life is a Test.
1. Blessed is He in whose hand is dominion, and He is over all things competent.
2. [He] who created death and life to test you [as to] which of you is best in deed - and He is the Exalted in Might, the Forgiving.
- (Al-Qur'an, Al-Mulk 67:1-2)
God also created the Rules that will apply in His Test. The Test applies to all of us whether we like it or not. We can either try our best to follow the Rules in order to be rewarded, or we can ignore the Test and not care about what will happen later on. When the people who do not believe in the Test finally meet their Creator on Judgment Day, they will be shocked and will ask God to send them back to earth to take the Test again.
12. If you could but see when the criminals are hanging their heads before their Lord, [saying], "Our Lord, we have seen and heard, so return us [to the world]; we will work righteousness. Indeed, we are [now] certain."
- (Al-Qur'an, As-Sajdah 32:12)
112. [Allah] will say, "How long did you remain on earth in number of years?"
113. They will say, "We remained a day or part of a day; ask those who enumerate."
114. He will say, "You stayed not but a little - if only you had known.
115. Then did you think that We created you uselessly and that to Us you would not be returned?"
116. So exalted is Allah, the Sovereign, the Truth; there is no deity except Him, Lord of the Noble Throne.
- (Al-Qur'an, Al-Mu'minun 23:112-116)
When the disbelievers try to plead for a second chance, it will already be too late. The time allocated for us to take the Test will have finished, and Almighty God will be checking the results (our record of good deeds and sins). But even before we get to Judgment Day, we will already know the result of our Test. After our bodies have died, our souls will remain alive, and so we will be conscious in our graves. Then every day, God's angels will give us a preview of the fate that is waiting for us.
Narrated by Ibn Umar: Allah's Messenger [Muhammad PBUH] said, "When any one of you dies, he is shown his seat (in the Hereafter) morning and evening. If he is among the inhabitants of Paradise (he is shown the seat) from among the inhabitants of Paradise, and if he is one from among the inhabitants of Hell (he is shown the seat) from among the inhabitants of Hell, and it will be said to him: 'That is your seat until Allah raises you on the Day of Resurrection (and sends you to your proper seat).'"
- (Hadith Sahih Muslim)
Life is a Test, and so we must make a choice. Anyone who did not follow the Rules of the Test will get a bad score, and this includes those people who refused to participate in the Test by ignoring God, ignoring God's Rules, or denying the existence of His Test. If we can accept that God created us and is now testing us, then we need to make sure we have the correct and legitimate Rule Book to follow, which is the Holy Qur'an. Or, we can reject Almighty God, ignore His prophets, ignore their warnings, and take our chances.
God has given us absolute freedom to choose whichever path we want to follow. We should choose wisely because there will be no second chances. We only have this one life to make the right choice, and as soon as we die, we will be shown the initial result of our Test before we get the formal results directly from God on Judgment Day. So, anyone with a logical mind should want to carefully consider the possible existence of this Test. They should care about what all of God's prophets told us, and they should try to understand the validity of the Final Prophet Muhammad PBUH and the validity of the Holy Qur'an that was given to him by Almighty God. And they should do that right now before they run out of time!
35. Every soul will taste death. And We test you with evil and with good as trial; and to Us you will be returned.
- (Al-Qur'an, Al-Anbiya' 21:35)
The "meaning of life" is that we are being tested by Almighty God, and as a result of His Test, we will either go to Heaven or Hell. This belief that God created us and placed us here on earth to test us was taught directly by the Prophet Muhammad PBUH. This is one of the standard teachings of Islam and has not changed from the time of the Prophet Muhammad PBUH until now.
I hope this is useful for reflection and understanding.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
21 May, 2024
Kenapa Gene Netto Bisa Betah Di Jakarta Yang Sesak, Mahal Dan Kotor?
[Komentar]:
Pak Gene kok betah amat siiiihhh, apalagi tinggal di Jakarta, yang
penuh sesak, mahal, udara kotor, lingkungan kumuh??
[Gene]:
Assalamu’alaikum wr.wb. Kenapa harus merasa tidak betah? Mau lihat jalan
yang bersih, tetapi di setiap jalan besar ada toko yang jual alkohol
dan tempat perjudian? Atau jalannya bersih, tetapi ada narkoba yang
legal? Atau jalannya bersih, tetapi ada wanita dan pria yang berprofesi
sebagai pelacur, dan didukung oleh rakyat karena dianggap "pekerjaan
biasa"? Atau jalannya bersih, tetapi ada klinik aborsi, dan anak usia 14
tahun bisa aborsi tetapi dirahasiakan dari orang tuanya?
Atau
jalannya bersih, tetapi ada lembaga yang dukung LGBT, yang mendorong
semua anak yang "merasa" homoseks atau transgender untuk segera mengaku
agar bisa dibanggakan? Atau jalannya bersih, tetapi anak usia 5 tahun
DITANYA apakah merasa sebagai laki-laki atau perempuan? Atau jalannya
bersih, tetapi anak laki-laki di SD bisa mengaku sebagai perempuan, dan
guru dilarang membantah, dilarang memberi tahu orang tuanya, dan bisa
dipecat kalau panggil anak dengan nama yang "salah"?
Atau
jalannya bersih, tetapi jompo dan orang yang sakit bisa dapat bantuan
bunuh diri? Atau jalannya bersih, tetapi dua remaja bisa berzina,
melahirkan anak, dan tinggal bersama karena itu dianggap normal? Atau
jalannya bersih, tetapi banyak anak merasa tidak perlu sopan kepada
orang tuanya atau gurunya karena hak bicara bebas lebih penting?
Atau
jalannya bersih, tetapi 50% dari orang di masyarakat adalah ateis, dan
anaknya menjadi temannya anak anda? Atau jalannya bersih, tetapi banyak
perempuan pakai rok mini di kota, dan bikini kecil di pantai, jadi
nyaris telanjang? Atau jalannya bersih, tetapi ada kondom ukuran kecil
untuk anak SD, dan kondom dibagikan secara gratis bagi remaja? Atau
jalannya bersih, tetapi banyak anak dibiasakan minum alkohol dari usia
SD dan di usia remaja minum alkohol setiap minggu bersama orang tuanya?
Atau jalannya bersih, tetapi anak remaja nonton film porno di rumah, dan
orang tuanya ketawa saja karena bapaknya juga nonton?
Mau saya berikan seribu contoh yang lain??
Dan
kalau orang di sana disuruh "bertaubat", maka jawabannya dua: 1)
"Bertaubat kepada siapa karena tidak ada Tuhan", dan 2) "Yesus
disalibkan, jadi kami tidak punya dosa." Tetapi preman yang bejat di
sini bisa berubah, BERTAUBAT, dan menjadi rajin shalat. Di sana, tidak
ada kemauan untuk bertaubat. Anda mau tinggal di sana? Silahkan saja!
Dan nanti, kalau anak anda murtad karena para temannya ateis, dan hamil
di luar nikah karena itu normal saja, dan kecanduan alkohol, narkoba dan
perjudian karena temannya juga begitu, maka jangan menangis di depan
saya ya. Anak itu adalah hasil dari CINTA anda terhadap dunia ini ketika
anda melihat negara kafir yang bersih, lalu sangat ingin tinggal di
sana, di tengah mereka. Kenapa anda bisa merasa terpesona dengan
kehidupan mereka, dan hanya sanggup melihat "kebersihan" dan abaikan
semua yang lain?
Tolong baca ayat dan hadits di bawah ini, dan
MERENUNG tentang TUJUAN dari kehidupan ini. Di akhirat, tidak ada
manusia yang ditanyakan apakah jalan di depan rumahnya bersih atau
tidak. Semoga bermanfaat.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
Perbandingan Dunia Dengan Akhirat
Rasulullah
SAW bersabda, "Perbandingan dunia dengan akhirat seperti seorang yang
mencelupkan jari tangannya ke dalam laut lalu diangkatnya dan dilihatnya
apa yang diperolehnya." (HR. Muslim dan Ibnu Majah)
Kesulitan Atau Kenikmatan Di Dunia Akan Dilupakan Ketika Rasakan Surga Atau Neraka Untuk Sesaat Saja
Dari
Anas bin Malik ra., Rasulullah SAW bersabda, "Kelak pada hari kiamat
akan didatangkan penduduk neraka yang pernah merasakan kenikmatan paling
lezat selama di dunia lalu dia dicelupkan di neraka sekali celupan.
Kemudian ditanyakan kepadanya, 'Wahai anak Adam, apakah kamu pernah
melihat kebaikan? Apakah kamu pernah merasakan kenikmatan?' Maka dia
menjawab, 'Sama sekali tidak pernah, wahai Tuhanku.' Dan juga
didatangkan penduduk surga yang hidupnya paling susah selama di dunia,
lalu dicelupkan sekali celupan di dalam surga. Kemudian ditanyakan
kepadanya, 'Wahai anak Adam, apakah kamu pernah melihat kesusahan?
Apakah kamu pernah merasakan kesulitan?' Maka dia menjawab, 'Sama sekali
tidak pernah, wahai Tuhanku. Aku belum pernah merasakan kesusahan dan
belum pernah melihat kesulitan.'" (HR. Muslim)
Dunia Ini Tidak Nyata
[64].
Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan
sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya
mereka mengetahui.
(QS. Al-Ankabut 29:64)
Berapa Lamanya Kita Tinggal Di Bumi?
[112]. Dia (Allah) berfirman, "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?"
[113]. Mereka menjawab, "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada mereka yang menghitung."
[114]. Dia (Allah) berfirman, "Kamu tinggal (di bumi) hanya sebentar saja, jika kamu benar-benar mengetahui."
[115].
Maka apakah kamu mengira, bahwa Kami menciptakan kamu dengan main-main
(tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?
(QS. Al-Mu'minum 23:112-115)
Besarnya Pahala Sesuai Dengan Besarnya Ujian
Rasulullah
SAW bersabda, "Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan.
Sesungguhnya Allah 'Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum, Allah
menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya
dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah." (HR. Tirmidzi)
Kalau Kita Bersyukur, Allah Akan Menambahkan Nikmat Kepada Kita
[7].
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat."
(QS. Ibrahim 14:7)
Di Dalam Surga, Kita Dapat Apapun Yang Diinginkan
[31].
Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di
dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di
dalamnya apa yang kamu minta.
[32]. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS. Fushilat 41:31–32)
[ - Akhir - ]
Bingung Dengan Muallaf Yang Tidak Serius Belajar Agama Islam
Assalamu’alaikum wr.wb. Saya baru selesai ketik jawaban untuk puluhan pertanyaan dari muallaf asing. Kadang saya bingung dengan banyak "muallaf". Mereka (kebanyakan) masuk Islam untuk menikah, tetapi sesudahnya, menunjukkan sikap malas belajar, banyak protes, dan tidak punya waktu untuk mencari informasi di Google saja. Niat belajarnya kecil, semangatnya rendah. Sudah dapat istri yang diinginkan, jadi cuek saja terhadap Allah Rasulullah SAW, Al Quran, dan Islam. Lalu berharap orang lain akan kasih jawaban yang mudah kepadanya terus, agar tidak perlu capek mencari info sendiri. Dan setelah dikasih jawaban, tetap saja berprotes terus, dan inginkan Islam yang "berbeda" yang mereka menilai "lebih mudah". Sudah dikasih nikmat dalam kesempatan menjadi Muslim, dapat keselamatan di dunia dan akhirat, dan diampuni seluruh dosanya, tetap saja malas belajar. Tidak ada rasa bersyukur kepada Allah.
Saya jadi ingat sebuah kisah dari salah satu guru saya ketika dirinya masih remaja. Dia sering pergi ke kampung di daerah, jalan kaki naik gunung, di tengah malam, tanpa senter, dan hanya ada sekotak korek api saja untuk berikan cahaya, hanya untuk mencapai pesantren kecil dan gurunya yang tinggal di situ. Lalu belajar semalaman, tidur di lantai, makan telur dan sedikit nasi, turun gunung, kembali ke kota, dan Senin pagi masuk sekolah seperti biasa. Sangat berbeda pengalamannya antara orang yang ingin menuntut ilmu jadi mereka semangat dan berusaha terus, dan orang lain yang inginkan ilmu disajikan kepadanya, dengan cara yang mereka tentukan sendiri, sambil diprotes, sampai merasa puas. Lalu mereka bertanya dan protes lagi tentang topik yang berbeda. Selama beberapa tahun. Tetapi di depan umum, mengaku "Muslim".
Saya juga bingung dengan para bapak yang izinkan anak perempuannya menikah dengan pria seperti itu. Dan lebih bingung lagi dengan para perempuan yang siap terima suami seperti itu, dan YAKIN bahwa suami akan berubah setelah menikah, dan menjadi serius belajar tentang Islam. Rata-rata, para suami itu tidak pernah menjadi serius, dan setelah 3-5 tahun, sang istri menyesal dan mulai memikirkan perceraian. Lalu masih bertahan untuk 10 tahun lagi, dan tetap berharap suaminya akan berubah... Lalu ketemu saya, dan minta saya jelaskan Islam kepada suaminya (setelah sudah menikah 10-15 tahun) dan saya diminta "memperbaiki" pria itu dan membujuk dia menjadi serius terhadap Islam, karena istri baru sadar merupakan masalah besar di dunia dan akhirat. Banyak anak menolak shalat karena bapaknya sendiri tidak shalat. Ibunya yang menjadi pusing.
Dunia ini penuh dengan Muslim yang baik dan beriman, tetapi ada golongan perempuan yang mencari dan menerima muallaf, dan tidak peduli kalau agamanya sangat lemah pada saat menikah. Daripada menunggu agar pria itu dikasih waktu belajar dan memperbaiki diri sebelum menikah, selalu "sangat yakin" orang itu akan berubah setelah menikah jadi tidak perlu menunggu. Dan hampir tidak pernah terjadi. Makanya saya dapat kasus terus, karena jumlah perempuan seperti itu cukup besar. Sayangnya. Dan jumlah bapak yang siap izinkan anaknya menikah dengan pria yang agamanya lemah juga banyak. Sayangnya.
Kalau ada teman atau saudara yang hendak melakukan itu, suruh mereka konsultasi kepada saya SEBELUM menikah. Kalau sudah menikah 15 tahun, dan anaknya murtad, belum tentu saya bisa bantu. Lebih mudah mencegah kebakaran daripada minta rumah "diperbaiki" setelah terbakar habis.
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
16 May, 2024
Sebagai Orang Barat, Kenapa Gene Netto Tidak Kecewa Dengan Umat Islam Di Indonesia?
[Pertanyaan]: Saya sering menemui orang2 yang agamanya buruk, sehingga saya ragu-ragu bahwa Muslim pasti mengikuti perintah Allah. Tapi setelah membaca tulisan Gene, saya jadi tergelitik. Apa yang membuat Gene bertahan di sini? Kenapa muallaf lain kecewa, sementara Gene bertahan & tidak terpengaruh?
[Jawaban]: Sebelum pindah ke Indonesia, saya sudah lulus dari Fakultas Pendidikan di Australia, jadi sebagai guru, saya ingin menolong dan mendidik orang lain. Ketika guru dapat anak yang tidak pandai dalam bahasa asing, matematika, atau sains, guru tidak mengeluh dan bertanya kenapa harus tangani orang yang "tidak tahu", lalu minta hidup enak dengan murid yang sudah cerdas. Guru semangat menolong, berarti harus mengajar orang yang tidak tahu sehingga bisa paham.
Ketika dokter ketemu pasien yang sakit, dokter tidak mengeluh dan bertanya kenapa harus tangani orang yang sakit! Lalu minta hidup enak dengan pasien yang sehat. Dokter semangat menolong, berarti harus hadapi penyakit sehingga pasien bisa sehat.
Pengacara tidak mengeluh karena ketemu orang yang tidak mengerti hukum. Akuntan tidak mengeluh karena ketemu orang yang tidak mengerti akuntansi. Peternak tidak mengeluh karena ketemu orang yang tidak bisa besarkan kambing sendiri. Sopir bis tidak mengeluh karena ketemu orang yang tidak bisa pergi ke tempat lain sendiri. Petugas Damkar tidak mengeluh karena ketemu orang yang tidak bisa padamkan api sendiri. Dan seterusnya.
Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang membantu seorang Muslim menghilangkan kesulitan yang ada pada dirinya, maka Allah akan hilangkan baginya kesulitan di hari kiamat. Barangsiapa yang mempermudah orang yang dalam kesulitan maka Allah akan mempermudah urusannya di dunia dan akhirat. […]." (HR. Muslim)
39. dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,
40. dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).
(QS. An-Najm 53:39-40)
Bisa dipahami? Sebagai seorang guru, dan sebagai orang yang suka menolong, dan sebagai Muslim yang yakin dapat pahala, saya ingin berusaha memperbaiki umat Islam. Dan saya bersyukur Allah berikan saya kesempatan di saat banyak orang lain tidak mau. Menjadi tugas sepanjang usia untuk berjuang memperbaiki umat Islam, sehingga kita bisa menjadi pemimpin dunia. Dimulai dari membangun kesadaran ada masalah. Banyak orang kurang sadar, atau tidak peduli, dan menunggu "orang lain" bertindak. (Mau terima hasilnya, tapi malas berjuang.)
11. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.
(QS. Ar-Ra'd 13:11)
Umat Islam hanya bisa berubah kalau kita bersatu dan berjuang bersama. Dimulai dengan menolong saudara dan teman dan tetangga. Dan yang belum paham, harus kita didik. Dan yang akhlaknya rusak, bisa kita buang, atau bisa kita rangkul dan membantu mereka menjadi baik. Pilihannya di tangan kita, bukan di tangan mereka. Banyak orang perlu bantuan, tapi malu atau bingung tanya ke mana. Jadi kita harus proaktif menawarkan bantuan. Dan kalau kita bersatu dan berjuang terus, banyak negara di dunia akan dikalahkan oleh kekuatan Indonesia. Di saat ini kita lemah. Tetapi sekaligus tepuk punggung sendiri dan merasa bangga karena kita "banyak". Kita harus menjadi banyak DAN berkualitas juga. Semoga sudah jelas.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
14 May, 2024
Kalau Allah Maha Kuasa, Kenapa Tidak Hilangkan Semua Kejahatan?
[Pertanyaan]: Saya penasaran dengan cara Bapak menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sang muallaf dalam cerita kemarin. “Katanya Allah Maha Kuasa! Kalau iya, kenapa Allah tidak hilangkan semua kejahatan? Kenapa Allah tidak halangi saya dari bunuh diri? Kenapa Allah izinkan Setan mengganggu kita?”
[Jawaban]: Assalamu’alaikum wr.wb. Di dunia ini, Allah tidak punya peran memaksa manusia ambil tindakan. Kita diciptakan oleh Allah dan diberikan kebebasan MEMILIH, dan nanti akan ada balasan disebabkan pilihan itu. Kalau Allah menghendaki, kita tidak pernah berada di bumi, tetapi lahir di Surga, beriman, dan tidak pernah ada ujian di dunia. Tetapi Allah menghendaki bahwa kita diuji. Jadi apa boleh buat? Dan dunia ini tidak “nyata”, jadi untuk apa merasa pusing?
Dari Al-Mustaurid bin Syaddad ra. yang berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Tidaklah dunia bila dibandingkan dengan akhirat kecuali hanya semisal salah seorang dari kalian memasukkan sebuah jarinya ke dalam lautan. Maka hendaklah ia melihat apa yang dibawa oleh jari tersebut ketika diangkat?" (HR. Muslim No.7126)
Kalau Allah diharapkan “hilangkan semua kejahatan” maka itu setara dengan berharap guru sekolah hilangkan semua pertanyaan sulit dan semua aturan dalam ujian sekolah. Jadi pertanyaan boleh dijawab ABCD, semuanya benar, dan kertas dicoret saja juga benar, dan kertas disobek dan dibuang juga benar. Lalu guru itu dicap, “Maha Baik Hati” karena semua murid lulus ujian itu tanpa kesulitan. Mau diobati oleh dokter yang “lulus” dari ujian seperti itu? Apakah ujian tanpa kesulitan merupakan “ujian”? Di dunia ini, kalau kita mengaku beriman, maka Allah jamin bahwa kita akan diuji!
155. Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, “Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).
157. Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
(QS. Al Baqarah 2:155-157)
Jadi bumi ini adalah tempat ujian, dan setiap orang dapat ujian yang berbeda. Ada yang diuji dengan kekayaan atau kemiskinan, kesehatan atau penyakit, kemudahan atau kesulitan, dsb. Banyak orang asing menolak belajar agama karena merasa “sudah hidup di surga” jadi buat apa harus percaya dan berdoa pada Tuhan? Tuhan tidak dibutuhkan (kata mereka)!
Kejahatan ada di sini agar setiap orang bisa memilih untuk melakukan kejahatan atau tidak. Dan korban bisa memilih untuk menjadi marah pada Allah atau tidak. Dan yang tidak alami kejahatan diuji juga, apa mereka bersyukur atau kufur nikmat? Jadi “kejahatan” menjadi bagian dari ujian di dunia bagi semua orang, termasuk orang yang tidak mengalaminya.
Dalam hukum Islam, bunuh diri dilarang karena kebanyakan pelaku merasa putus asa. Artinya putus asa adalah: “Tidak mungkin Allah bisa mengubah keadaan saya menjadi lebih baik!!” Jadi orang yang putus asa dan bunuh diri melakukan 3 hal: 1) Rampas Hak Allah untuk tentukan kematian setiap manusia, 2) Menghina Allah karena anggap Allah tidak sanggup memberikan kebaikan lagi, 3) Dan abaikan larangan dari Allah. Bisa saja Allah mencegah orang yang mau bunuh diri. Tetapi Allah berikan kita kebebasan memilih. Ada orang yang diuji dengan kondisi “putus asa” lalu Allah menyaksikan pilihannya. Apa bunuh diri, atau berserah diri dan mohon pertolongan dari Allah?
Kalau Allah menghendaki, tidak ada Setan. Jadi kenapa harus ada Setan? Mundur dulu. Kenapa ada buah terlarang di Surga bagi Nabi Adam AS? Fungsinya adalah sebagai ujian dari Allah. Nabi Adam dikasih kebebasan. Setan juga dikasih kebebasan. Dan manusia yang mau ikuti Setan juga dikasih kebebasan.
2. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
3. Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
(QS. Al-Ankabut 29:2-3)
Kehidupan di bumi ini hanyalah ujian, dan bumi ini tidak nyata. Ada hadits panjang dalam Sahih Muslim yang jelaskan, nanti di surga, manusia yang sangat menderita di bumi akan ditanya, apakah pernah merasakan penderitaan? Dan mereka akan jawab, “Tidak”, karena kenikmatan di Surga begitu luar biasa sehingga kesulitan di dunia dilupakan. Pembunuhan, penyakit, pemerkosaan, badan yang cacat, kemiskinan, kelaparan, perang, dan lain-lain akan dilupakan semua setelah rasakan kenikmatan Surga sesaat saja. Dalam Surah Al-Mu'minum (23:112-114), manusia menduga waktu di dunia hanya sehari atau setengah hari saja, karena begitu terlupakan. Jadi semua yang terasa “buruk” sekarang adalah bagian dari Ujian Allah. Dan masa depan yang baik ada di Tangan Allah dan diberikan oleh Allah kepada orang yang lulus Ujian-Nya.
Semoga bermanfaat.
Wa billahi taufiq wal hidayah.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
13 May, 2024
Apa Alasan Logis Shalat Jumat 2 Rakaat Dan Bukan 4?
[Pertanyaan]: Gene Netto Terima kasih. Bismillah. Saya penasaran dengan cara Bapak menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sang muallaf dalam cerita kemarin. “Kenapa Shalat Jumat 2 rakaat dan bukan 4? Alasan logisnya?”
[Jawaban]: Assalamu’alaikum wr.wb. Kita lakukan 2 rakaat dan bukan 4 karena kita diwajibkan mengikuti contoh ibadah dari Rasulullah SAW, jadi apa saja yang dilakukan oleh Nabi menjadi wajib bagi kita. Tanpa perlu dikasih “penjelasan logis”. Wajib taat saja. Logis, betul? Nabi berikan contoh, kita ikuti contohnya. Tetapi kita juga punya kebebasan jadi kalau mau mencari alasan logis yang lain, maka boleh. Tetapi itu sebatas pemikiran kita, dan tidak ada jaminan bahwa itu merupakan alasan “yang benar”. Hanya Allah tahu apa yang “benar” dalam hal ini.
Shalat Jumat berbeda dengan shalat yang lain. Menjadi lebih lama karena ada khutbah. Jadi kalau tetap 4 rakaat, akan menjadi lebih panjang lagi. Jadi mungkin sebagai keringanan (agar waktu yang habis tidak terlalu lama), cukup 2 rakaat saja dan ada tambahan 2 khutbah (yang seharusnya) singkat dan memberikan ilmu kepada jemaah. Dibuat berbeda agar jelas bukan “shalat Dzuhur”. Juga bisa dilihat kemiripan antara shalat “khusus” lain seperti Idul Fitri dan Idul Adha, yang juga 2 rakaat saja.
Jadi mungkin itu termasuk alasan logis kenapa dibuat berbeda. Agar lebih mudah, agar jelas bukan Dzuhur, cukup 2 rakaat karena ada juga 2 khutbah, dan agar mirip dengan Idul Fitri dan Idul Adha yaitu 2 shalat khusus lain yang juga 2 rakaat. Dan juga terlihat berbeda dari hukumnya. Misalnya, shalat Dzuhur boleh saja ditunda kalau ada alasan. Jadi kalau adzan jam 12, tetapi seseorang mau shalat Dzuhur sendirian pada jam 2, maka boleh. Tetapi tidak ada yang bisa tinggalkan shalat Jumat pada jam 12, lalu “shalat Jumat sendiri di kamar” pada jam 2 siang. Jadi Jumat dan Dzuhur jelas “tidak sama” dan aturan shalatnya menjadi “tidak sama” juga, jadi tidak perlu dipaksa “harus sama” dengan jumlah rakaat yang sama.
Semoga cukup jelas.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
16 April, 2024
Baca, Berpikir, Bersabar!
[Komentar]: Thanks Mr Netto. Alhamdulillah dpt pencerahan. Saya pernah berdebat dengan anda. Tapi waktu itu argumen anda gak bisa diterima oleh "pikiran" saya. Tapi kadang, pendapat anda bisa langsung diterima. Kenapa gak selalu berikan penjelasan sederhana, biar saya gak perlu capek2 mendebat anda?
[Gene]: Assalamu’alaikum wr.wb. Saya sudah mengajar 10 ribu siswa, dan melakukan pelatihan bagi ribuan guru, dan membina ribuan orang dewasa dan anak yang punya berbagai macam masalah. Tidak bisa seluruh ilmu dan pengalaman itu saya sampaikan dalam 1 kalimat, setiap kali ada perkara baru. Kalau saya bicara, insya Allah ada landasan ilmu dan pengalaman di belakangnya. Saya berkomentar kalau merasa paham, dan ingin bagikan ilmu. Kalau tidak paham, saya akan diam, atau bertanya.
Kalau anda mau berbeda pendapat, silahkan, dan coba buktikan pendapat anda dengan argumen yang kuat. Tapi mohon maaf, banyak orang Indonesia ketika pendapatnya dilawan, bukannya introspeksi dan berpikir, tapi naik darah dan menyerang. Ini hasil dari pendidikan sekolah dan rumah selama ini. Makanya saya bersabar, karena menanti hasilnya di mana orang lain akhirnya bisa setuju dengan analisis saya atau bisa buktikan saya salah.
Jadi saya harus menunggu sampai otaknya orang lain bisa mulai terbuka, menggunakan logika, berwawasan luas, berilmu, dan siap terima kemungkinan bahwa mereka belum benar. Bukan karena saya dijamin benar, tetapi karena ada ilmu, bukti, pengalaman, dan analisis yang saya sampaikan, dan insya Allah semua itu yang benar. Tapi yang sering terjadi di sini, orang yang paling marah merasa paling benar. Bukti tidak penting, logika tidak penting. Sebagai guru, saya harus bersabar dan menunggu orang lain sadari bahwa saya punya keinginan untuk mencerdaskan orang dengan ilmu. Dan kadang butuh waktu lama untuk mencapai hasil itu.
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa mengajarkan suatu ilmu, maka dia mendapatkan pahala orang yang mengamalkannya, tidak mengurangi dari pahala orang yang mengamalkannya sedikitpun." (HR. Ibnu Majah)
Ketika anak disuruh makan sayuran, tidur siang, dsb. banyak yang melawan. Tapi ketika di usia 20 tahun, badannya besar, kuat, sehat, otak dan akalnya bagus, dan dia melihat HASIL dari pendapat orang tuanya dulu, baru dia SADAR bahwa ilmu dan pendapat orang tuanya dulu benar, setelah dia didorong untuk mencapai hasil yang terbaik walaupun dia tidak suka. Jadi orang tua harus bersabar dan menunggu 15 tahun untuk melihat anaknya berubah. Dan insya Allah saya juga bisa begitu dengan 200 juta orang Muslim di Indonesia.
Kalau anda tidak setuju dengan pendapat saya, silahkan. Saya hanya ingin sampaikan "ilmu, bukti, pengalaman, dan analisis", tetapi biasanya dilawan oleh "emosi dan hinaan" dan saya disuruh "jangan berbeda pendapat" dengan kebanyakan orang. Jadi saya bersabar dan menunggu orang lain bangun dari dunia mimpi dan menjadi sadar secara bertahap. Hasil yang saya harapkan adalah umat Islam di Indonesia bangkit, bersatu, menjadi pemimpin dunia, dan menciptakan negara yang maju, kuat dan sejahtera.
Hasil itu tidak bisa dicapai tanpa proses pendidikan yang pahit, di mana banyak orang akan berontak, emosi, dan melawan. Dan juga tidak bisa terjadi tanpa umat Islam bangun dari dunia mimpi yang membuatnya merasa nyaman selama ini. Jadi saya bersabar, karena harapan saya besar. Kalau baca tulisan saya, coba tahan emosi, berpikir dulu, diskusi dengan yang lain, dan bersabar. Insya Allah tulisan saya akan bermanfaat untuk kemajuan umat Islam di Indonesia, walaupun mungkin banyak orang tidak selalu suka pada awalnya.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
09 April, 2024
Bagaimana Caranya Hadapi Orang Tua Yang Kurang Cerdas?
[Pertanyaan]: Mr Gene saya mau bertanya, bagaimana cara menghadapi orang tua, terutama ibu, yg tidak berpendidikan, jadi dia hanya mengandalkan pengalaman hidup saja, blm lagi tdk tersentu ilmu literasi, jarang membaca, dia hanya mengatakan apa yg benar menurut dia.
[Jawaban]: Assalamu’alaikum wr.wb. Zaman dulu, ada orang yang bernama Muhammad SAW. Orang tuanya tidak bersekolah, dan dia juga buta huruf. Ada yang bernama Abu Bakar as-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Ada ribuan sahabat Nabi yang lain dalam kondisi yang sama. Orang tuanya tidak bersekolah, tidak membaca. Lalu, apa mereka semua boleh menjadi "kesal" sama orang tuanya?
14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
(QS. Luqman 31:14)
Ada ribuan sahabat Nabi SAW yang menjadi hafiz Quran. Tapi mereka dan orang tuanya tidak bersekolah, bahkan bisa menjadi hafiz tetapi juga buta huruf. Mereka menghafal dari mendengar dan mengulangi ayat-ayatnya, bukan dari "membaca". Apa kondisi hidup mereka semua mereka sulit, dan mereka merasa pusing, disebabkan para ibunya tidak bersekolah dan tidak membaca?
153. Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
(QS. Al Baqarah 2:153)
Yang anda alami sebenarnya bukan suatu "masalah dengan ibu" yang perlu dikoreksi, tapi yang anda alami adalah suatu "masalah dengan tingkat kesabaran anda" dan itu yang sebaiknya dikoreksi. Yang ditanyakan kepada ibu (dan kita semua) di akhirat adalah amal ibadahnya, akhlaknya, dan perbuatannya! Tidak ditanyakan apakah sering baca buku dan punya pendapat yang paling benar. Tidak ditanyakan apakah bersekolah. Tidak ditanyakan apakah sudah cerdas. Yang ditanyakan adalah keimanan dan ibadah.
Selama ibu anda beriman dan bertaqwa, bukan "orang jahat", tidak menciptakan masalah serius (misalnya, sering memfitnah tetangga), dan sebagainya, maka insya Allah tidak ada masalah yang besar. Bersabar saja. Nasihati secara baik, lalu membiarkan ibu ambil keputusan sendiri. Ibu sudah membesarkan anda, betul? Apakah anda menjadi orang yang baik atau bejat? Kalau anda baik, dan anda merupakan hasil dari pembinaan ibu, maka ibu anda tidak sepenuhnya "bermasalah" dan terbukti ada hasil baik, berdasarkan pengalaman hidup, tanpa buku. Betul?
Akhlak, wawasan, akal, dan hati yang bijaksana tidak berasal dari sekolah dan bacaan saja. Banyak orang justru dapat dari pengalaman hidup. (Dan ada yang tidak.) Jadi bersabar saja. Berusaha memberikan pengarahan, dan kalau ibu tidak terima, biarkan saja. Semua orang berhak mengatur kehidupannya sendiri dan harus bertanggung jawab sendiri. Mau untung atau rugi, urusan mereka. Tidak bisa dipaksa.
Coba juga memikirkan begitu banyak orang yang tidak punya ibu, menjadi yatim piatu, atau ibunya baru wafat. Mereka akan siap tukar seluruh hartanya kalau bisa dapat pelukan ibu sekali saja. Jadi sebaiknya anda bersyukur, dan bersabar, dan tidak ingin memaksa ibu menjadi "sempurna". Tidak ada manusia yang sempurna. Jadi kenapa mau "memperbaiki" ibu padahal belum tentu anda sendiri sudah baik? Mungkin banyak orang juga komplain tentang anda, dan inginkan anda berhenti melakukan ABCD yang mereka menilai buruk, tapi anda tidak peduli. Betul?
Nasihati. Bersabar. Bersyukur. Lalu biarkan ibu. Dunia ini singkat. Jangan habiskan waktu anda dengan komplain tentang Ibu. Bersyukur punya ibu, dan nikmati semua kebaikan darinya daripada sibuk mencari kekurangannya.
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
25 March, 2024
Bagaimana Caranya Menciptakan Pola Pikir Positif Dan Bersyukur Terus?
Assalamu’alaikum wr.wb. Saya jadi sibuk kirim pesan-pesan panjang kepada seorang muallaf yang sedang umrah. Ternyata, dia sangat tidak bahagia di sana. Kena insomnia, jadi kurang tidur setiap hari, lalu alami banyak gangguan sampai mulai menyesal pergi ke sana karena tidak terasa ada nikmatnya. Saya lagi berusaha memberikan motivasi agar dia bisa coba mencari kenikmatan dalam segala hal yang terjadi, dan tidak merasa terganggu terus.
Ketika perlu buang air kecil, ada sejuta orang di antara dia dan WC jadi akhirnya kembali ke kamar hotel (perjalanan panjang juga) dan tidak ikut shalat tarawih di masjid. Ketika masuk masjid pada setiap waktu shalat, selalu ada orang yang datang kepadanya dan minta sumbangan, pakai Google Translate di HP. Jadi dari itu saja, kurang nikmat pergi ke masjid karena orang2 itu selalu muncul dan ganggu dia terus.
Dan ada berbagai hal serupa yang mengganggunya. Saya berusaha berikan motivasi terus dari kemarin, dan kirim banyak pesan kepadanya. Saya berikan contoh ujian Navy Seal di Amerika. Ketika calon diuji, para pelatih tidak memukul prajurit sama sekali. Mereka hanya teriak dan menghina para calon, dan suruh mereka menyerah sendiri. Mereka menyerang "cara berpikir" semua prajurit, karena perasaan negatif dan kekalahan berasal dari pemikiran kita sendiri.
Orang di penjara bisa bahagia. (Tidak banyak, tapi ada sebagian.) Anak-anak di Gaza bisa senyum dan bermain-main. (Tidak banyak, tetapi ada sebagian.) Apa yang kita alami hampir tidak pernah sempurna. Apapun situasinya, selalu akan ada hal yang berjalan "baik" dan ada pula yang akan menjadi "buruk". Dan yang terpenting dalam setiap kasus adalah bagaimana kita bereaksi. Pikiran kita dan perasaan hati kita diciptakan oleh diri kita sendiri. Seseorang bisa dapat 100 juta dolar lalu membenci hidupnya. Seseorang bisa berada dalam kemiskinan di kampung lalu senyum dan bahagia setiap hari.
7. Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat."
(QS. Ibrahim 14:7)
Apa yang kita alami adalah “SITUASI”. Bagaimana kita menyikapi situasi itu adalah PILIHAN. Dan kita sendiri yang ambil pilihan negatif, dan kemudian mengisi otak kita dengan pikiran negatif. Dan keesokan harinya, kita memperkuatnya lagi dengan lebih banyak pikiran negatif tambahan, sehingga menciptakan lingkaran setan.
Jadi coba lakukan ini. Berdoalah kepada Allah dan mintalah agar Dia mengubah pikiran dan hati kita, dan membuat kita merasa bahagia setiap saat, setiap hari, apa pun yang terjadi. Senyumlah dan coba menikmati apapun yang terjadi. Tidak ada yang "buruk" atau "negatif". Itu hanya sebuah pengalaman, hanya sebuah situasi. Dan reaksi, pikiran, dan perasaan kitalah yang menjadikannya positif atau negatif. Jadi cobalah berhenti menciptakan perasaan negatif, dan ciptakan yang positif. Segala sesuatu yang kita alami adalah baik, dan bermanfaat, dan menyenangkan.
18. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang.
(QS. An-Nahl 16:18)
Apabila ada orang yang menginjak kaki kita, berpikir, betapa beruntungnya kita mempunyai kaki. Ada orang yang mendorong kita, berpikir, betapa beruntungnya kita karena tidak duduk di kursi roda. Kita kurang tidur, berpikir, betapa nikmatnya memiliki tempat tidur, AC, makanan, dan kamar mandi, dan tidak berada di tenda di Gaza, kena bom dari udara, sambil makan sop yang terbuat dari rumput. Segala sesuatu yang terjadi adalah kesempatan bagi kita untuk MENCARI ALASAN agar merasa bahagia dan bersyukur. Dan apa pun yang terjadi, kita bisa tetap senyum, dan mencari solusi sederhana untuk mengatasi situasi tersebut, lalu senyum dan merasa bahagia lagi.
Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
24 December, 2023
How to Find Peace for Muslims Who Are Having A Difficult Time
Assalamu’alaikum. For Muslims who feel that they are suffering and facing difficulties or serious trials in their lives, Allah and Rasulullah PBUH have given us some guidance. The way out of that situation is to submit to Allah and believe that everything we are experiencing is part of our life, and the path for us to go to Heaven, as long as we remain faithful to Allah and Islam. Don't let the disturbances that we feel in this life damage our faith or make us distance ourselves from Allah. In fact, we were given those difficulties so that we could get closer to Allah, pray more, and worship more, with the belief that Allah will provide easiness, compassion, and solutions for our problems in the future. No matter what happens, remain calm, and submit to the Will of Allah SWT.
-Gene Netto
*Allah Does Not Burden People Beyond Their Ability*
2. Allah does not burden a soul except [with that within] its capacity. It will have [the consequence of] what [good] it has gained, and it will bear [the consequence of] what [evil] it has earned. "Our Lord, do not impose blame upon us if we have forgotten or erred. Our Lord, and lay not upon us a burden like that which You laid upon those before us. Our Lord, and burden us not with that which we have no ability to bear. And pardon us; and forgive us; and have mercy upon us. You are our protector, so give us victory over the disbelieving people."
(Al Quran, Surah Al-Baqarah 2:286)
*God Told the Pen to Write the Destiny of Everything*
Rasulullah PBUH said: "The first thing Allah created was the Qalam (pen), then Allah said to it: 'Write!' It answered: 'O my Lord, what should I write?' Allah said: 'Write the fate of everything until the Hour.'"
(Hadith Abu Daud, Tirmidzi, and Ahmad)
*Allah Will Give Us A Way Out*
2. […] That is instructed to whoever should believe in Allāh and the Last Day. And whoever fears Allāh - He will make for him a way out.
3. And will provide for him from where he does not expect. And whoever relies upon Allāh - then He is sufficient for him. Indeed, Allāh will accomplish His purpose. Allāh has already set for everything a [decreed] extent.
4. […] And whoever fears Allāh - He will make for him of his matter, ease.
5. That is the command of Allāh, which He has sent down to you; and whoever fears Allāh - He will remove for him his misdeeds and make great for him his reward.
(Al Quran, Surah At-Thalaq 65:2-5)
*If Allah Helps Us, No One Can Defeat Us*
160. If Allāh should aid you, no one can overcome you; but if He should forsake you, who is there that can aid you after Him? And upon Allāh let the believers rely.
(Al Quran, Surah Ali 'Imran 3:160)
*Allah Will Test Us With Some Fear*
155. And We will surely test you with something of fear and hunger and a loss of wealth and lives and fruits, but give good tidings to the patient,
156. Who, when disaster strikes them, say, "Inna lillahi wa inna ilaihi raaji'un." [Indeed we belong to Allāh, and indeed to Him we will return."]
157. Those are the ones upon whom are blessings from their Lord and mercy. And it is those who are the [rightly] guided.
(Al Quran, Surah Al-Baqarah 2:155-157)
*How Long Do We Live On This Earth?*
112. [Allāh] will say, "How long did you remain on earth in number of years?"
113. They will say, "We remained a day or part of a day; ask those who enumerate."
114. He will say, "You stayed not but a little - if only you had known.
115. Then did you think that We created you uselessly and that to Us you would not be returned?"
(Al Quran, Surah Al-Mu'minum 23:112-115)
*This World Is Not Real*
64. And this worldly life is not but diversion and amusement. And indeed, the home of the Hereafter - that is the [eternal] life, if only they knew.
(Al Quran, Surah Al-Ankabut 29:64)
20. Know that the life of this world is but amusement, and diversion, and adornment, and boasting to one another, and competition in increase of wealth and children - like the example of a rain whose [resulting] plant growth pleases the tillers; then it dries and you see it turned yellow; then it becomes [scattered] debris. And in the Hereafter is severe punishment and forgiveness from Allāh and approval. And what is the worldly life except the enjoyment of delusion.
(Al Quran, Surah Al-Hadid 57:20)
*If We Are Grateful, Allah Will Increase Our Blessings*
7. And [remember] when your Lord proclaimed, 'If you are grateful, I will surely increase you [in favor]; but if you deny, indeed, My punishment is severe.'"
(Al Quran, Surah Ibrahim 14:7)
[Say "alhamdulillah" continuously, and God willing, the blessings from Allah will be added continuously, without limit.]
*We Cannot Count the Blessings that Allah Gives Us*
18. And if you should count the favors of Allāh, you could not enumerate them. Indeed, Allāh is Forgiving and Merciful.
(Al Quran, Surah An-Nahl 16:18)
*Give in Charity To Ward Off Disaster And Disease*
Rasulullah PBUH said, "Hurry up and give alms in charity, because disaster can never precede charity." (Hadith Baihaqi)
Rasulullah PBUH said, "Alms can ward off 70 kinds of disasters, and the lightest of them are leprosy and hair loss." (Hadith Thabrani)
Rasulullah PBUH said, "Fortify yourself from the torment of hellfire, even with half a date (in charity)." (Hadith Bukhari & Muslim)
*Pray With Confidence That Prayers Will Be Accepted*
Rasulullah PBUH said, "Pray to Allah with confidence that the prayers will be accepted and know that Allah does not respond to prayers from a disinterested heart." (Hadith Tirmidzi)
*Tests From Allah According to Our Religious Level*
Rasulullah PBUH was once asked by Sa'd bin Abi Waqqash: "O Rasulullah! Who has the hardest test?" He answered, "The Prophets, then people like them, then people like them. A person will be tested according to the level (strength) of his religion. If his religion is strong, then the test will be tougher. If his religion is weak then he will be tested according to the level of his religion."
(Hadith Tirmidzi, An-Nasai, & Ibnu Majah)
Rasulullah PBUH said, "Indeed, the magnitude of the reward depends on the extent of the test. Indeed, if Allah loves a people, then He will test them. Whoever is pleased with the test, then he will gain Allah's pleasure. Whoever hates the test, he will gain Allah's Wrath."
(Hadith Tirmidzi & Ibn Majah)
*Difficulties Or Pleasures In This World Will Be Forgotten When We Experience Heaven Or Hell For Just A Moment*
From Anas bin Malik, Rasulullah PBUH said, "On the Day of Judgment, there will be a resident of hell who had tasted the most delicious pleasures while in the world, and he will be dipped into hell just one time. Then he will be asked, 'O son of Adam, have you ever seen goodness? Have you ever felt any pleasure?' So, he will answer, 'Absolutely never, O my Lord.' And they will also bring a resident of heaven who had the most difficult life on earth, and he will be dipped into heaven just one time. Then he will be asked, 'O son of Adam, have you ever seen hardship? Have you ever felt any difficulty?' So, he will answer, 'Absolutely never, O my Lord. I have never seen any hardship and have never felt any difficulty.'" (Hadith Muslim)
[ >> Meaning: All worldly difficulties and suffering that was felt by Muslims will be forgotten with just one moment spent in the pleasure of heaven. On the other hand, no matter how enjoyable the pleasures felt in this world by the disbelievers, everything will be forgotten with one moment spent in the torment of hell.]
Never despair that Allah's mercy and blessings cannot be found. Allah is always close to us, so what we have to do is submit to Allah and continue to be patient no matter how difficult our situation is. We should try to understand our destiny and search for the best outcome from every event. Hopefully the verses and hadith above will bring you a feeling of peace and calm as you work to increase your faith in Allah and Islam.
Wa billahi taufiq wal hidayah.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
-Gene Netto
22 November, 2023
Mengenal Habib Abdul Qadir bin Hasan bin Quthban
Jum'at, 18 Februari 2022. Innalillahi wainnailaihi roji'un. Telah berpulang ke Rahmatullah, Habib Abdul Qadir bin Hasan bin Quthban di Tuban Jawa Timur, Kamis (17/2/2022). Semoga Allah SWT menempatkan almarhum di tempat yang paling mulia. Dimakamkan di Sunan Bejagung Makam Habib Abdul Qadir bin Alwi Quthban.
...
Cerita berikut ini disampaikan oleh Habib Muhammad bin Ali Assegaf, di Tebet, Jakarta.
"Habib Abdul Qadir bin Hasan bin Quthban Assegaf telah meninggal dunia. Seorang Wali Allah yang masih muda dan sangat mulia kedudukannya. Almarhum mempunyai karomah yang sangat luar biasa. Saya terkenang karomahnya saat saya sering berjumpa dengan almarhum di Tuban. Saat itu saya berkunjung ke almarhum dan almarhum mengajak saya ziarah ke suatu makam namun dalam perjalanan almarhum berhenti ke suatu masjid dan beliau masuk ke toilet. Namun anehnya, jubah yang dipakai saat keluar toilet berubah warna dari warna putih menjadi biru.
Dalam perjalanan ada rombongan mobil yang ikut ziarah tapi kehabisan bensin. Beliau ambil air Aqua kemudian dibacakan doa pada air tersebut maka air itu berubah menjadi bensin. Dimasukkan ke tangki mobil dan mobil itu dapat hidup dan melanjutkan perjalanan. Beliau berkata pada saya bahwa orang itu sengaja tidak mengisi bensin agar mogok untuk membuktikan karomah/ilmu Allah yang almarhum miliki.
Sesampainya di pinggir pantai beliau perintahkan orang untuk ambil dirigen kosong yang ada di perahu nelayan dan di isikan penuh air laut kemudian beliau doakan air itu maka berubahlah air laut menjadi minyak solar. Kemudian ditaruh ke perahu nelayan itu seraya berkata kepada saya bahwa pemilik perahu itu kasihan, tidak punya uang untuk beli solar untuk mencari ikan besok. Subhanullah. Kemuliaan yang Allah berikan pada almarhum begitu agung.
Setiap saya bertemu dengan almarhum, selalu beliau tawarkan pada saya seraya berkata, "Habib mau bertemu dengan Nabi Khidir atau mau bertemu Rasulullah SAW, dan saya memilih ingin bertemu Rasulullah SAW. Tawaran itu selalu ditawarkan pada saya dari almarhum. Itu menunjukkan maqom kedudukan beliau yang begitu agung di hadapan Allah. Semoga Allah angkat derajatnya almarhum bersama Datuknya Rasulullah SAW dan semoga kita selalu mendapatkan keberkahan dari para Wali Allah. Amin ya robbal alamin."
https://www.faktakini.info
21 November, 2023
Menolak Shalat Karena Menjadi Manusia Baik Hati Sudah Cukup?
[Pertanyaan]: Apa yang bisa dikatakan kepada orang yang tinggalkan shalat karena mereka anggap cukup menjadi orang baik hati dengan perilaku yang baik? Katanya, lebih baik begitu, daripada shalat tapi "jahat".
[Gene]: Assalamu’alaikum wr.wb. Untuk orang yang merasa dirinya "baik hati" dan tidak perlu shalat, coba suruh mereka pergi ke bandara dan terbang ke negara lain untuk liburan di hotel bintang 5. Tidak perlu bawa paspor, identitas, tiket pesawat, uang, atau pesan kamar di hotel. Cukup datang saja dan lihat apa mereka dikasih semua yang diinginkan karena mereka "baik hati". Masa ditolak masuk bandara dan pesawat dan hotel? Masa "baik hati" saja tidak cukup? Masa ada "SYARAT" untuk masuk semua tempat itu?
Kalau berpikir dengan akal yang sehat, tentu saja mereka akan gagal masuk. Tidak penting mereka baik hati atau tidak kalau ada SYARAT masuk ke tempat-tempat itu.
Begitu juga tata cara masuk Surga. Ada syaratnya. Tujuannya kita hidup di dunia ini bukan untuk menjadi orang "baik hati" saja. Tetapi kita berada di sini untuk diuji agar ketahuan siapa yang bisa lulus dari ujian di sini dan memenuhi syarat agar berhak masuk Surga. Kalau ada orang yang tidak mau memenuhi syaratnya (menolak secara aktif) maka tidak boleh masuk Surga nanti. Apa mereka siap masuk Neraka? Banyak orang yang cap diri baik hati akan masuk Neraka.
64. Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.
(QS. Al-Ankabut 29:64)
Dari Utsman bin Affan ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Tidak seseorang memasuki waktu shalat wajib kemudian ia berwudhu' dan shalat dengan khusyu dan memelihara ruku-nya, melainkan akan terhapus dosa-dosanya yang telah lalu selama tidak melakukan dosa besar, hal itu berlaku sepanjang masa." (HR. Muslim)
Orang yang tidak shalat bisa saja cap diri "baik hati" dan menyatakan sendiri bahwa tidak ada tujuan hidup selain menjadi manusia baik hati. Tetapi bagaimana kalau Allah marah pada mereka, lalu cap mereka "berdosa"? Apakah hukum mereka yang berlaku nanti di akhirat? Atau HUKUM ALLAH? Allah kasih manusia otak yang sehat, agar kita bisa pakai akal kita untuk mencari kebenaran yang mutlak dalam agama Islam. Orang yang menolak kewajiban shalat setelah diperintah untuk shalat sudah jelas tidak menggunakan akalnya. Hanya ada waktu beberapa tahun di dunia ini untuk buktikan bahwa kita mau taat pada perintah Allah dan memenuhi syaratnya masuk Surga. Dan kalau tidak mau, Allah punya hukuman yang menanti orang yang "berdosa". Semoga orang-orang itu bisa sadar sebelum mereka wafat.
Wa billahi taufiq wal hidayah
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
15 November, 2023
Mulai Shalat Lagi Setelah Beberapa Tahun, Kehidupan Langsung Membaik
Assalamu’alaikum wr.wb. Dua minggu yang lalu saya bertemu seorang pria yang tidak shalat bertahun-tahun karena marah pada Allah. Setelah menjadi anak yatim di usia remaja, dia merasa doanya tidak dikabulkan dan melihat orang lain lebih "sukses" (kaya) dibandingkan dia. Jadi dia marah, sering caci-maki Allah, dan berhenti shalat. Tapi setelah diskusi beberapa jam dengan saya, pola pikirnya berubah. Alhamdulillah mau mulai shalat lagi.
Saya membina dia agar berdoa sepanjang hari, dan minta sebanyak-banyaknya dari Allah. Dijelaskan, dulu bukan Allah yang tinggalkan dia, tapi dia sendiri yang kabur dari Allah. Saya berikan perumpamaan: "Kalau kita menjadi sahabat terbaik presiden sejak kecil, dan disuruh telfon dia kalau perlu bantuan, apakah kita akan sering telfon? Atau abaikan saja?" Pasti telfon terus, katanya. Saya jelaskan, kalau presiden berkuasa dan bisa bantu kita secara mudah, bagaimana dengan Allah??!! Jadi kenapa tidak mau berusaha menjadi "sahabat terbaik" Allah?
Apa lebih enak: A) minta 1.000 hal kecil yang mudah diatur, lalu dikasih 800, atau B) minta 10 hal besar yang sulit diatur, lalu hanya dapat 2 saja? Dia ketawa. Lebih enak dapat 800, katanya. Akan terasa buktinya Allah Maha Mendengar, dan mau menolong kita selama kita berdoa kepada-Nya.
Alhamdulillah, dia mulai berdoa setiap hari dan berharap dapat "pembuktian" doanya dikabulkan. Dan memang itu yang terjadi. Saya minta contohnya. Katanya, setelah alami kesulitan lalu berdoa, dia cepat dapat tempat parkir di mall, tiba-tiba dapat diskon di rumah makan mahal, halangan untuk shalat di kantor langsung hilang, dan waktu presentasi di kantor diundur sehingga bisa lebih siap dan presentasinya berhasil. Dan masih banyak yang lain. Dia menjadi sangat kaget dengan begitu banyak "keajaiban" yang dialami setiap hari sekarang. Bertolak belakang dengan kondisi hidupnya beberapa minggu yang lalu.
Jadi setelah tidak shalat bertahun-tahun dan punya hati penuh kemarahan terhadap Allah, dia bisa bertaubat, mendekatkan diri kepada Allah, banyak berdoa, dan merasakan doanya dikabulkan terus (karena minta banyak hal kecil setiap hari). Ternyata, hanya perlu niat untuk berubah lalu Allah kirim pertolongan (lewat diskusi dengan saya). Sekarang, dia bersyukur terus dan tidak mau tinggalkan shalat.
Dari Abu Dzar ra. ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman: 'Barangsiapa yang membawa kebaikan maka baginya sepuluh kalinya atau Aku tambah. Barangsiapa yang membawa keburukan maka balasan keburukan itu keburukan yang semisal dengannya atau Aku ampuni. Barangsiapa yang mendekatkan diri kepada-Ku sejengkal [25cm] maka Aku mendekatkan Diri kepadanya satu hasta [50cm]. Dan barangsiapa yang mendekatkan diri kepada-Ku satu hasta [50cm] maka Aku mendekatkan Diri kepadanya satu depa [1,8m]. Barangsiapa yang datang kepada-Ku berjalan, maka Aku mendatanginya dengan lari-lari kecil. Barangsiapa yang menemui Aku dengan kesalahan sepenuh bumi maka aku menemuinya dengan ampunan." (HR. Ibnu Majah)
Semoga bermanfaat bagi orang lain yang belum shalat 5 waktu, atau belum terbiasa berdoa kepada Allah sebanyak-banyaknya setiap hari. Coba saja dulu, dan melihat apa yang terjadi. Insya Allah akan berhasil juga.
Wa billahi taufiq wal hidayah
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
Allah Akan Berikan Cobaan Kepada Manusia
155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".
(QS. Al-Baqarah 2:155-156)
87. …dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.
(QS. Yusuf 12:87)
286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
(QS. Al-Baqarah 2:286)
5. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
(QS. Al Insyirah 94:5)
14. Dijadikan tampak indah dalam pandangan manusia cinta terhadap nafsu, berupa wanita-wanita, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik.
(QS. Ali Imran 3:14)
Dari Sahl bin Sa'd berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Jibril mendatangiku lalu berkata: "Wahai Muhammad! Hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya kamu akan mati, cintailah siapa yang kamu suka, karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya, dan berbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya." Kemudian dia berkata: "Wahai Muhammad! Kemuliaan seorang mukmin adalah berdirinya dia pada malam hari (untuk shalat malam), dan keperkasaannya adalah ketidakbutuhannya terhadap manusia."
(HR. Ath-Thabarani, Dinyatakan Hadits Hasan oleh Syaikh al-Albani)
Hasil Diskusi Dengan Orang Yang Tidak Shalat
2. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
3. Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
(QS. Al-Ankabut 29:2-3)
Setelah diskusi lama, menjadi jelas pria itu dibesarkan tanpa pendidikan agama yang kuat, jadi seumur hidup belum pernah rajin shalat. Saya sarankan dia berdoa kepada Allah dan menyatakan bahwa dia ingin berubah, dan mohon bantuan Allah untuk menjadi lebih baik. Saya jelaskan, kita boleh berdoa kepada Allah sepanjang hari untuk minta bantuan dengan segala sesuatu. Makin kecil dan sederhana permintaan itu, makin mudah Allah kabulkan doa itu dengan cepat.
Mungkin ada orang yang hanya berdoa sesudah shalat, dan minta "10 hal besar" (rezeki, kesehatan, dll.). Lalu mungkin dia dapat 2/10. Tetapi bagaimana dengan orang yang berdoa sepanjang hari, minta 1.000 hal, yang kebanyakan darinya sangat mudah dikasih, lalu berhasil dapat 800 dari doanya dikabulkan? Lebih enak minta bantuan Allah dan hasilnya adalah 2 saja, atau minta terus dan hasilnya adalah 800? Dia ketawa dan setuju, lebih enak kalau dibantu 800 kali oleh Allah. Berarti harus berdoa terus. Katanya mau berusaha "berdoa" seperti yang saya sarankan karena ingin melihat hasilnya.
Alhamdulillah, dia mengatakan sudah mulai shalat setelah ketemu saya. Bahkan anaknya kaget dan bertanya kenapa ada sarung di sofa, apa berarti ayah sudah shalat subuh? Dia mengaku sudah shalat subuh, dan anaknya menjadi sangat bahagia (masih anak SD, tapi sangat peduli pada keimanan bapaknya). Pria itu masih perlu belajar dan berusaha terus, tapi insya Allah dalam beberapa minggu dan bulan, dia akan menjadi yakin bahwa Allah selalu bersama dia dan siap menolongnya. Dulu, malah dia yang kabur dan tinggalkan Allah, bukan sebaliknya. Saya juga suruh dia merenung kembali tentang artinya "sukses" karena sukses tidak berarti kaya. Anak petani di kampung bisa "sukses" di dunia ini dan juga di akhirat kalau dia pandai bersyukur, manfaatkan pertolongan Allah dengan cara terbaik, menjaga keimanannya, dan dapat balasan Allah di surga yang dijanjikan bagi orang yang beriman dan bertaqwa.
286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
(QS. Al-Baqarah 2:286)
Menjadi dekat dengan Allah adalah pilihan kita. Allah selalu ada, selalu hadir, dan tidak pernah kabur karena ingin tinggalkan kita. Hanya kita sendiri yang bisa tinggalkan Allah. Jadi apapun masalahnya yang kita hadapi dalam dunia ini, solusinya adalah banyak mohon bantuan dari Allah, dan berusaha untuk bersyukur pada apa saja yang diberikan kepada kita. Setiap saat penuh dengan kenikmatan, kalau kita sadar. Semoga semua saudara Muslim yang tinggalkan Allah bisa balik hadap dan kembali pada Allah. Kita semua harus berusaha untuk menjadi sahabat dekatnya Allah, dan punya cita-cita menjadi orang saleh dan salehah, sehingga doa kita akan dikabulkan terus sepanjang hari. Dan bisa terjadi, kalau kita yakin. Aamiin, Aamiin, ya Rabbal ‘Aalamiin.
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto