Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (557) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (179) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)
Showing posts with label indonesia. Show all posts
Showing posts with label indonesia. Show all posts

10 September, 2024

Apa Hidup Di Indonesia Bikin Pusing? Bukannya Lebih Enak Di Negara Barat?

Assalamu'alaikum wr.wb. Ada orang yang mengatakan dia merasa pusing tinggal di Indonesia, dan akan lebih enak tinggal di negara maju. Ada orang yang coba berkali-kali untuk pindah negara, tapi belum berhasil, dan mereka bingung kenapa saya mau tinggal di sini. Ini penjelasan saya.

Kenapa anda yakin akan "lebih enak" di luar negeri? Sebelumnya, perlu berpikir dulu tentang dunia ini, dan apa yang mau dicari, karena dunia ini tidak nyata. Kenikmatan yang dirasakan di negara maju tidak ada apa-apa dibandingkan dengan kehidupan di surga. Kalau anda anggap ketenangan dan kenikmatan itu berasal dari kondisi hidup "sempurna", maka Nabi Adam sudah punya. Tetap saja dia hadapi masalah, dan merasa "pusing".

Rasulullah SAW bersabda, "Perbandingan dunia dengan akhirat seperti seorang yang mencelupkan jari tangannya ke dalam laut lalu diangkatnya dan dilihatnya apa yang diperolehnya." (HR. Muslim dan Ibnu Majah)

Memang ada "masalah" di Indonesia, tapi di semua negara maju juga ada masalah. Anak di sana sering menjadi terbiasa mabuk-mabukan, berzina, aborsi, berjudi dan pakai narkoba sebelum lulus SMA. Di sini juga bisa, tapi lebih jarang, dan anak di sini masih bisa diajarkan untuk bertaubat. Jadi tidak bermanfaat kalau memuji negara maju disebabkan fasilitas yang baik.

Coba berpikir sebaliknya: A) Tinggal di Indonesia = insya Allah ada jalan mudah menuju surga karena ada banyak orang yang beriman; atau B) Tinggal di Amerika = fatamorgana dan lebih sulit menuju surga karena mayoritas non-Muslim, dan ada pengaruh buruk terhadap anak Muslim. Mau pilih yang mana? Saya pilih (A). Coba berpikir begini: Hidup di Indonesia, di tengah ribuan ulama = insya Allah sudah taruh satu kaki di surga!

Kalau saya tinggal di negara barat, saya akan kerja saja dan sedikit berdakwah tapi diabaikan kebanyakan orang. Sedangkan di sini, saya bisa bantu ribuan anak yatim, bisa semangatkan ribuan Muslim untuk bersatu dan memperbanyak ibadah dan sedekah, bisa selamatkan orang yang murtad, bisa bantu orang yang tidak shalat 30 tahun agar mulai shalat lagi, dan bisa bantu banyak Muslim dapat keimanan yang lebih kuat. Jadi jelas lebih bermanfaat tinggal di sini. Dan kenikmatan di negara maju tidak begitu penting karena hanya akan dirasakan sementara saja.

Kita hanya bisa berhasil di dunia dan akhirat kalau berserah diri kepada Allah, dengan banyak beribadah, baca Al-Qur'an, berdzikir, dan utamakan anak yatim dan dhuafa. Dan dari itu, insya Allah kita akan dapat ketenangan. Rasa tenang itu berasal dari hati, bukan dari kondisi hidup. Orang di penjara atau zona perang bisa tenang, kalau ada rasa syukur kepada Allah SWT. Jadi kalau ada kemauan untuk berserah diri kepada Allah, lebih nikmat tinggal di sini.

Jangan merasa "pusing" karena tinggal di Indonesia. Malah perlu banyak bersyukur. Kalau anda lahir di barat, belum tentu anda akan menerima hidayah dan menjadi Muslim. Jadi semua anak dan cucu anda akan menjadi kafir. Berarti sangat nikmat lahir di Indonesia di tengah keluarga Muslim, betul?! Rasa "pusing" itu dari pikiran sendiri dan menyesatkan. Insya Allah bisa dihilangkan dengan cara mendekatkan diri kepada Allah, banyak bersyukur dan banyak berdzikir. Semoga sekarang anda bisa merasa lebih tenang dengan kehidupan anda di sini.

Semoga bermanfaat.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
-Gene Netto


Buka Mata Anda Tentang Muslim Dan Islam Di Negara Barat!

[Pertanyaan]: Kenapa Gene Netto tidak berdakwah di negara barat saja? Kenapa tinggal di Indonesia, padahal ada kebutuhan dakwah yang besar di sana?

[Jawaban]: Assalamu’alaikum wr.wb. Mohon maaf, pandangan saya berbeda. Di Amerika dan Eropa, hampir semua Muslim adalah pendatang yang berkulit coklat. Mereka bukan “pejuang dakwah” atau “pejuang masjid”. Mereka mencari kenikmatan dunia, lalu bangun masjid karena butuh sendiri. Bule Muslim ada, tetapi sedikit. Anda anggap Muslim di Amerika hebat karena bangun masjid? Ada 750 ribu masjid di Indonesia. Hampir semuanya dibangun oleh umat Islam, bukan pemerintah.

Mereka punya keimanan yang kuat karena “bertahan hidup” di sana? Mohon maaf, pendapat saya sebaliknya. Kebanyakan dari mereka punya keimanan yang “lemah”, dan pindah ke sana untuk mencari dunia. Di Indonesia, ada sekolah dengan anak Muslim, pengajian, makanan halal, masjid, musholla, adzan, dsb. Mereka tinggalkan semuanya, demi dunia. Mereka bawa anaknya jauh dari komunitas Muslim, demi dunia. Syukur kalau anaknya masih shalat nanti. Kalau anak atau cucunya hancur, mereka tidak akan menyalahkan diri sendiri.

Mereka beriman, tetapi mau masuk surga secara “bersyarat”: Harus boleh menikmati dunia!! Mereka tidak mau hidup dalam kesulitan di Pakistan, Bangladesh, Yaman, Lebanon, dsb. Orang kafir berjuang selama ratusan tahun untuk bangun negaranya. Muslim ini merasa harus boleh menikmatinya juga, daripada berjuang di negaranya sendiri. Mereka iri dengan orang kafir di negara maju, tetapi tidak iri dengan orang saleh di kampung yang miskin tetapi dekat dengan Allah.

Anda bangga karena orang Indonesia di sana bangun masjid? Mereka hanya kangen pada budaya dan bahasa Indonesia. Kurang enak bergabung di masjid Pakistan dengan budaya dan bahasa Pakistan. Kalau ada banyak masjid di sebuah wilayah, berarti ada masjid Bangladesh, masjid Pakistan, masjid Lebanon, dsb. Kenikmatan dunia, kenikmatan bahasa dan budayanya sendiri, dan “surga bersyarat” menjadi tujuan mereka. Pindah ke sana tidak menjadikan mereka Muslim yang hebat. ITU PILIHAN MEREKA.

Ada teman Muslim di Australia dulu. Dari ribuan kenalannya, tidak ada yang masuk Islam. Begitu juga dengan saya, dan hampir semua bule Muslim. Masuk Islam sendirian. Tetapi kalau seorang Muslim pindah dari Yogya ke New York, simsalabim, anda cap dia “pejuang dakwah”, dan diyakini ribuan orang akan masuk Islam? Maaf, anda salah. Malah puluhan ribu orang masuk Islam setiap tahun di Indonesia. Dibutuhkan ahli dakwah di sini, bukan di sana.

Seorang “pejuang dakwah” akan siap tinggalkan kenikmatan, dan pergi ke tempat yang tidak enak. Tetapi kalau tinggalkan tempat yang “rusak” untuk mengejar kenikmatan di negara maju, itu bukan “perjuangan untuk Islam”. Untuk orang yang anda anggap pejuang dakwah di barat, coba tanya: Kenapa tidak pindah ke India atau Afrika? Tinggal di tengah orang kafir yang membencinya, tidak ada listrik, tidak ada air, tidak ada makanan, gagal panen, dan sebagainya. Mereka tidak mau ke sana karena tidak enak!! Tetapi kalau ada kesempatan pindah ke Amerika atau Eropa, buru-buru berangkat, demi kenikmatan dunia. Lalu bangun masjid dan jual makanan halal karena mereka yang membutuhkannya.

Anda kira negara maju hebat? Puluhan tahun yang lalu sangat rusak. Banyak orang komplain tentang korupsi, kolusi, nepotisme, ketidakadilan, polisi dan hakim yang tidak jujur, politikus bejat, hukum yang dipermainkan oleh pejabat dan orang elite, rakyat kecil yang ditindas terus, dan seterusnya. Contohnya banyak sekali. Butuh ratusan tahun untuk membangun sistem yang baik. Berarti di sini juga bisa.

Lupakan negara maju. Korupsi masih banyak di Amerika dan Eropa sampai sekarang. Yunani, Italia, dan Spanyol (antara lain) terkenal penuh korupsi. Amerika masih banyak juga! Tetapi yang ditampilkan ke dunia hanya sisi baiknya, jadi orang awam di Indonesia tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi di sana.

Jangan merasa pusing dengan “masalah” di sini. Dulu di sana juga sama, bahkan lebih rusak. (Contohnya, orang Afrika dijadikan budak!) Banyak orang Indonesia tidak suka membaca, tidak peduli pada sejarah, dan tidak mengerti bahasa Inggris, jadi tidak memahami luasnya kerusakan di sana. Dianggap surga karena melihat gambar indah di TV. Yang buruk tidak terlihat.

Jadi ada pilihan. Mencari kenikmatan dunia. Atau berdakwah di mana dakwah itu dibutuhkan. Pengalaman saya menjadi bukti. Allah tempatkan saya di sini, dan berikan kelancaran bahasa Indonesia. Saya bukan ustadz terkenal atau kyai saleh. Tetapi kalau saya ceramah, masjid penuh, banyak orang kaget, siap dengar, dan siap berubah, hanya karena bule yang bicara. Orang yang malas dengarkan ustadz siap dengarkan saya. Orang yang berzina, narkoba, tidak shalat, dsb. yang sudah melawan banyak ustadz, langsung berubah di depan saya. Sudah sering terjadi.  

Jadi untuk apa saya tinggalkan usaha dakwah yang jelas di sini dan pergi ke negara maju, demi “kenikmatan dunia”? Saya mencari rahmat Allah. Kalau kadang tidak enak di sini, saya fokus pada yang “baik” lewat kacamata agama. Yang tidak enak menjadi tidak penting. Jangan bercita-cita pindah ke negara maju penuh orang kafir. Dan jangan tertipu. Kebanyakan Muslim yang pindah ke sana pergi untuk diri sendiri, bukan Islam. Mereka tidak “berjuang” di sana, melainkan menikmati dunia. Kalau mereka bicara dengan puluhan ribu orang kafir, syukur kalau beberapa masuk Islam. Tetapi ribuan orang yang kenal 1 bule muallaf itu akan cuek karena 99,99% dari masyarakat di sana tidak mau dengar. Lahan dakwah bukan di sana, tetapi DI SINI.

Mau berdakwah? Jadikan Indonesia negara yang paling maju dan kuat di dunia, dengan korupsi dan kriminalitas rendah. Seluruh dunia akan kaget dan bertanya kenapa bisa. Dijawab, “Karena kita Muslim!” Dunia akan geger. Itu dakwah yang terbaik. Membuat mereka kaget dengan kemajuan kita. Mereka akan bertanya tentang Islam karena melihat efeknya.

Kita bisa melakukan “program dakwah” yang luar biasa di sini. Caranya? Memperbaiki diri, bersatu, tolong menolong, dan bangun negara yang kuat, maju, dan sejahtera! Merekalah yang akan datang ke sini dan bertanya. Dan mungkin karena itu, Allah tempatkan saya di sini, agar banyak Muslim mau buka matanya. Semoga anda siap menjadi pejuang dakwah di sini. Caranya: Mencari satu orang yang perlu bantuan, dan menolongnya. Lalu mencari orang lain...

Kalau anda masih belum yakin pada tulisan saya, dan masih tergiur oleh kenikmatan di negara kafir, coba baca hadits ini dan merenung. Sebenarnya anda tertipu oleh dunia, dan kurang dekat dengan Allah.

Al-Mustaurid bin Syaddad ra. berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah dunia bila dibandingkan dengan akhirat kecuali hanya semisal salah seorang dari kalian memasukkan sebuah jarinya ke dalam lautan. Maka hendaklah ia melihat apa yang dibawa oleh jari tersebut ketika diangkat?” (HR. Muslim No. 7126)

Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

22 August, 2024

Apa Yang Dilakukan Gene Netto untuk Indonesia?

Assalamu’alaikum wr.wb. Ini sebagian dari hal-hal yang pernah saya lakukan sejak 1995, untuk memajukan Indonesia. (Ini bukan untuk pamer, tetapi untuk menjelaskan saja.)

Selama 15 tahun, saya mengajar bahasa Inggris di Jakarta. Murid saya lebih dari 10.000 orang. Saya memberikan pelatihan dan pembinaan guru dan siswa di berbagai tempat selama 20 tahun, tanpa tarif. Saya sudah menolong ribuan orang dengan konsultasi gratis, tentang Islam, urusan muallaf, pendidikan, psikologi anak, parenting, pernikahan, masalah pribadi, business development, dsb. Hampir setiap hari ada permintaan konsultasi yang baru.

Saya sudah ceramah di ratusan masjid, kantor dan pengajian, tanpa tarif. Saya pernah berikan ceramah Maulid Nabi di Masjid Istiqlal di depan Menteri Agama. Saya sudah berikan ceramah motivasi kepada ribuan siswa, yatim, dan dewasa, agar mereka semangat berjuang, walaupun miskin. Kadang, saya diskusi dengan orang yang tidak shalat selama 20-30 tahun, dan biasanya mereka langsung mulai lagi setelah diskusi dengan saya 1 kali. Saya juga bertemu orang yang ingin murtad, dan membantu mereka agar tetap Muslim, atau kembali ke Islam kalau sudah murtad.

Saya sering mencari dana untuk menolong anak yatim, dhuafa, anak cacat, pengobatan, bakti sosial, pesantren, jompo, dll. Dari itu, saya sudah bantu puluhan ribu orang di berbagai wilayah. Saya sudah kumpulkan dan salurkan lebih dari 3 milyar rupiah, tanpa potongan atau biaya.

Saya pernah berusaha mendirikan lembaga nasional untuk menolong ribuan orang yang menjadi muallaf di Indonesia setiap tahun. Awalnya, Kementerian Agama mendukung, tetapi tarik dukungannya setelah kami bersikap “anti-korupsi”. Teman-teman saya patah hati, dan program itu dibubarkan.

Saya pernah mengusulkan “Menteri Urusan Anak”. Presiden SBY setuju, tetapi jumlah menteri terlalu banyak. Jadi, nama “Menteri Pemberdayaan Perempuan” diubah pada tahun 2009 menjadi “Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak”. Saya dapat perubahan nama, tetapi belum dapat menteri yang fokus pada 80 juta anak.

Ada berita tentang 12 ribu paedofil Australia yang masuk Bali setiap tahun. Saya berusaha membuat daftar cekal agar mereka diblokir. Saya berusaha membangun hubungan antara Imigrasi Indonesia, polisi dan imigrasi Australia. Saya hubungi beberapa kedutaan yang lain dan ajak bergabung juga. Akhirnya saya berhenti, karena semua pihak bersikap pasif dan menunggu saya bertindak sendirian, tanpa dukungan.

Saya berusaha membentuk sebuah Forum Diskusi Nasional, untuk mengatasi masalah kekerasan terhadap anak. Saya hubungi berbagai ahli pendidikan, agama, budaya, psikologi, dan ajak mereka bersatu. Akhirnya saya berhenti, karena semua pihak bersikap pasif dan menunggu saya bertindak sendirian, tanpa dukungan.

Saya mendirikan "Yayasan Bambu Biru" dengan teman saya Dr. Irwan Kreshnamurti SpOG, sebagai wadah untuk menciptakan beberapa program berskala nasional untuk memajukan Indonesia. Yang utama adalah Program Pelatihan Guru Nasional yang gratis, untuk menolong 3 juta guru dan 70 juta siswa. Tetapi program itu belum bisa dikembangkan, karena saya tidak bisa dapat dana atau dukungan. Sekarang, saya juga tidak bisa dapat visa untuk kerja di dalam yayasan, jadi mungkin akan dibubarkan.

Dengan teman-teman dokter, saya pernah membuat program pengobatan skabies (kudis) yang dilaksanakan di beberapa panti asuhan dan pesantren. Skabies adalah penyakit kulit gatal yang disebabkan oleh parasit. Lewat yayasan saya, direncanakan Program Nasional. Tetapi belum dikembangkan, karena semua pihak bersikap pasif dan menunggu saya bertindak sendirian, tanpa dukungan.

Saya sudah menulis buku "Searching for God and Findiing Allah" (Mencari Tuhan, Menemukan Allah) yang membandingkan ajaran agama Islam dan Kristen. Puluhan orang masuk Islam setelah baca Draft, dan beberapa Muslim batal murtad. Alhamdulillah, sudah terbit sebagai ebook dalam bahasa Inggris, tetapi saya masih sakit setelah kena Covid 2 kali, jadi belum melakukan marketing global. Insya Allah nanti juga ada paperback, audio book, dan terjemahan dalam puluhan bahasa asing.

Setelah 20 tahun tinggal di Indonesia, saya hanya memiliki komputer, HP, pakaian dan buku. Tidak ada rumah, deposito, tanah, emas, saham, mobil atau motor. Selama 15 tahun kerja sebagai guru dulu, gaji saya habis setiap bulan, karena selalu ada beberapa orang Indonesia yang minta tolong. Kebanyakan dari sumbangan itu adalah untuk dana pengobatan.

Saya merasa yakin Indonesia bisa bangkit dan menjadi negara maju yang kuat dan sejahtera, dan pemimpin dunia. Tetapi rakyat Indonesia harus bersatu. Saya membahas masalah serius di Facebook dan dalam ceramah, agar semua orang bisa memahami masalahnya yang perlu dihadapi. Saya berusaha dan bertindak sendiri, dengan niat memajukan umat Islam dan bangsa Indonesia. Tetapi saya terbiasa dengan orang Indonesia yang menghina saya, atau suruh saya diam dan pergi dari sini. Mereka hanya suka orang bule yang memuji batik atau gamelan, dan tidak suka orang bule yang ajak umat Islam berpikir secara kritis. Mereka lebih suka buang muka daripada hadapi masalah. Yang penting menjadi sejahtera sendiri, dan tidak perlu peduli pada saudara atau tetangga.

Saya berharap rakyat Indonesia bisa bangun dari dunia mimpi, dan bersatu, dan Indonesia bisa menjadi negara yang kuat  dan sejahtera, dan berhasil menjadi salah satu pemimpin dunia. Amin.
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.  
-Gene Netto

14 August, 2024

Apakah 80 Juta Anak Indonesia Sudah Merdeka?

Assalamu’alaikum wr.wb. Pada tanggal 17 Agustus, Indonesia merayakan Hari Kemerdekaan. Secara fisik, memang merdeka. Bagaimana dengan kondisi mentalnya? Apa benar bahwa rakyat, khususnya 80 juta anak Indonesia, sudah merdeka? Di sekolah dan rumah, banyak anak diberikan pelajaran penting: "Diam dan Taat" pada pihak yang berkuasa, walaupun mereka dzhalim. Keadilan, kebenaran, kejujuran, dan banyak konsep lain tidak penting. Semuanya boleh ditukar dengan harga yang sedikit.

Kalau seorang guru memukul siswanya lalu dilaporkan, banyak guru marah. Katanya, memukul siswa wajar. Tetapi kalau siswa memukul guru, banyak guru menjadi lebih marah dan menuntut anak itu dihukum dengan keras! Kalau guru telat, bukan masalah. Siswa telat 30 detik, dihukum. Kalau guru tidak periksa PR, bukan masalah. Siswa yang tidak kerjakan PR, dihukum. Apakah sekolah merupakan tempat adil yang mengajarkan anak untuk menegakkan keadilan dan membela kebenaran? Atau mengajarkan anak untuk siap tukar benar dan salah karena takut pada pihak yang berkuasa?

Ada ujian anak SD. Banyak pertanyaan salah, 4 jawaban dari guru juga salah. Seorang siswa jelaskan dengan sopan bahwa gurunya salah. Siswa itu dimarahi, dan dihukum. Nilainya dikurangi agar ada "efek jera", agar semua siswa belajar untuk tidak berani melawan pendapat guru yang berkuasa. Yang penting Diam dan Taat.

Seorang anak SD disuruh potong rambutnya karena "gondrong". Kata guru lain, tidak perlu. Besok siang, rambutnya anak dipotong secara paksa, agar ada efek jera. Siswa jangan berani melawan pendapat guru. Benar dan salah tidak penting. Siswa dilarang berbeda pendapat. Dilarang "melawan". Dilarang menjadi lebih benar dari gurunya. Dilarang berbeda. Dilarang berpikir secara mandiri. Dilarang kreatif. Guru selalu benar. Yang penting Diam dan Taat.

Apakah ini artinya "kemerdekaan"? Rakyat yang Diam dan Taat paling disenangi oleh penjajah dan diktator. Belanda sudah hilang, tetapi masih ada "penjajahan mental" di banyak sekolah, lembaga, rumah, dan kantor. Anak, orang tua, guru, karyawan, PNS, dan seterusnya diajarkan terus untuk selalu takut membela kebenaran. Yang penting hanyalah pendapat dari pihak yang berkuasa.

Tiga juta guru dan 100 juta orang tua bisa berubah. Ada 80 juta anak yang merupakan masa depan negara ini. Mereka harus diberikan izin untuk hidup dengan pemikiran merdeka. Harus ada izin berbeda pendapat dengan guru dan orang tua, izin menjadi mandiri, izin hidup secara bahagia di dalam dan luar sekolah, dan seterusnya. Guru harus mengajarkan semua anak untuk menegakkan keadilan, membela kebenaran, dan jangan tukar benar dan salah dengan harga yang sedikit.

Negara lain bisa kirim robot ke planet Mars, tetapi di Indonesia, anak SD malah sering dijadikan "robot" (semua anak harus sama). Lalu kepalanya para “robot” itu diisi dengan “program” yang salah agar siap Diam dan Taat pada pihak yang berkuasa. Sistem pendidikan berdasarkan “penjajahan mental” seperti ini perlu diperbaiki.

Kita harus berikan kemerdekaan berpikir kepada semua anak Indonesia dan siapkan mereka untuk menjadi generasi emas dan pemimpin dunia. Indonesia bisa segera menjadi negara yang maju dan sejahtera kalau 3 juta guru dan 100 juta orang tua mengajarkan anak untuk menjadi pemimpin, pelopor, dan penemu. Masa depan 80 juta anak tergantung apa yang kita pilih sekarang!
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
-Gene Netto

23 July, 2024

Kenapa Pelantikan OSIS Dilakukan Dengan Gaya Upacara Militer?

Assalamu’alaikum wr.wb. Minggu lalu ada berita tentang seorang anak yang Ketua OSIS, yang tewas di sekolahnya. Pada saat mencari beritanya, saya buka beberapa video tentang “OSIS” di YouTube, lalu menjadi kaget. Ada banyak video yang menunjukkan pelantikan OSIS di sekolah. Saya baru tahu karena tidak pernah alami sendiri. Yang membuat saya kaget adalah nuansa “upacara militer” di dalam proses itu.

Militer dan sekolah berbeda. Militer harus punya disiplin ketat sehingga ketika diperintah membunuh manusia lain, prajurit tidak berani bertanya kenapa, dan langsung taat saja dan membunuh. Sekolah tidak begitu. Sekolah perlu “disiplin” juga, tapi dalam arti tidak merusak, bisa belajar tanpa mengganggu, dan sebagainya. Tidak perlu ketaatan tinggi sehingga siap membunuh manusia lain (kecuali mau ikut tawuran juga). Jadi kalau mau siapkan anak untuk menjadi pemimpin di keluarga dan masyarakat, hendaknya kita tidak mendidik mereka dengan pola pikir dan kebiasaan militer, karena tidak cocok dalam proses pendidikan anak.

Di sekolah, yang terbaik adalah anak diajarkan untuk BERPIKIR SENDIRI dan berani berprotes apabila dianggap gurunya salah, atau infonya salah. Lalu diberikan kesempatan oleh gurunya untuk menyampaikan pandangan berbeda. Kenapa ini penting? Karena semua kemajuan umat manusia di dunia berasal dari orang yang punya “pemikiran berbeda”. Listrik, telfon, mobil, pesawat, komputer, internet, dll. berasal dari orang yang melihat “keadaan sekarang” dan berusaha memperbaikinya, dan seringkali ditolak oleh masyarakat. Jadi mereka harus “melawan pendapat umum” untuk menciptakan kemajuan. Itu skil penting yang perlu didapatkan di sekolah, di bawah pembinaan seorang guru yang baik. Yang tidak dibutuhkan adalah kebiasaan diam dan taat, takut pada atasan, dan melakukan segala sesuatu dengan gaya militer.

Kalau belum tahu, di banyak negara tidak ada organisasi setara OSIS. Dan kalau ada, maka pada saat pelantikannya, anak itu dipanggil untuk maju ke depan saat rapat sekolah, lalu dikasih sertifikat dsb. Selesai. Tidak ada upacara gaya militer di halaman sekolah selama 1 jam. Dan kebiasaan itu di Indonesia tidak membina pola pikir menjadi orang mandiri yang berani berpikir sendiri untuk menenggakkan kebenaran dan melawan kesalahan. Jadi kenapa mau dilestarikan dalam 400.000 sekolah?
Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

Contoh perbedaan antara Pelantikan Ketua OSIS di Inggris dan di Indonesia:

Head Girl and Boy Election Results Live - 18th Jan 2019
https://www.youtube.com/watch?v=koX-twUEYbI

INAUGURAL OSIS OF SMP NEGERI 2 KRAMAT 28 October 2016
https://www.youtube.com/watch?v=iXYLremHccM


21 May, 2024

Kenapa Gene Netto Bisa Betah Di Jakarta Yang Sesak, Mahal Dan Kotor?

[Komentar]: Pak Gene kok betah amat siiiihhh, apalagi tinggal di Jakarta, yang penuh sesak, mahal, udara kotor, lingkungan kumuh??

[Gene]: Assalamu’alaikum wr.wb. Kenapa harus merasa tidak betah? Mau lihat jalan yang bersih, tetapi di setiap jalan besar ada toko yang jual alkohol dan tempat perjudian? Atau jalannya bersih, tetapi ada narkoba yang legal? Atau jalannya bersih, tetapi ada wanita dan pria yang berprofesi sebagai pelacur, dan didukung oleh rakyat karena dianggap "pekerjaan biasa"? Atau jalannya bersih, tetapi ada klinik aborsi, dan anak usia 14 tahun bisa aborsi tetapi dirahasiakan dari orang tuanya?

Atau jalannya bersih, tetapi ada lembaga yang dukung LGBT, yang mendorong semua anak yang "merasa" homoseks atau transgender untuk segera mengaku agar bisa dibanggakan? Atau jalannya bersih, tetapi anak usia 5 tahun DITANYA apakah merasa sebagai laki-laki atau perempuan? Atau jalannya bersih, tetapi anak laki-laki di SD bisa mengaku sebagai perempuan, dan guru dilarang membantah, dilarang memberi tahu orang tuanya, dan bisa dipecat kalau panggil anak dengan nama yang "salah"?

Atau jalannya bersih, tetapi jompo dan orang yang sakit bisa dapat bantuan bunuh diri? Atau jalannya bersih, tetapi dua remaja bisa berzina, melahirkan anak, dan tinggal bersama karena itu dianggap normal? Atau jalannya bersih, tetapi banyak anak merasa tidak perlu sopan kepada orang tuanya atau gurunya karena hak bicara bebas lebih penting?

Atau jalannya bersih, tetapi 50% dari orang di masyarakat adalah ateis, dan anaknya menjadi temannya anak anda? Atau jalannya bersih, tetapi banyak perempuan pakai rok mini di kota, dan bikini kecil di pantai, jadi nyaris telanjang? Atau jalannya bersih, tetapi ada kondom ukuran kecil untuk anak SD, dan kondom dibagikan secara gratis bagi remaja? Atau jalannya bersih, tetapi banyak anak dibiasakan minum alkohol dari usia SD dan di usia remaja minum alkohol setiap minggu bersama orang tuanya? Atau jalannya bersih, tetapi anak remaja nonton film porno di rumah, dan orang tuanya ketawa saja karena bapaknya juga nonton?

Mau saya berikan seribu contoh yang lain??

Dan kalau orang di sana disuruh "bertaubat", maka jawabannya dua: 1) "Bertaubat kepada siapa karena tidak ada Tuhan", dan 2) "Yesus disalibkan, jadi kami tidak punya dosa." Tetapi preman yang bejat di sini bisa berubah, BERTAUBAT, dan menjadi rajin shalat. Di sana, tidak ada kemauan untuk bertaubat. Anda mau tinggal di sana? Silahkan saja! Dan nanti, kalau anak anda murtad karena para temannya ateis, dan hamil di luar nikah karena itu normal saja, dan kecanduan alkohol, narkoba dan perjudian karena temannya juga begitu, maka jangan menangis di depan saya ya. Anak itu adalah hasil dari CINTA anda terhadap dunia ini ketika anda melihat negara kafir yang bersih, lalu sangat ingin tinggal di sana, di tengah mereka. Kenapa anda bisa merasa terpesona dengan kehidupan mereka, dan hanya sanggup melihat "kebersihan" dan abaikan semua yang lain?

Tolong baca ayat dan hadits di bawah ini, dan MERENUNG tentang TUJUAN dari kehidupan ini. Di akhirat, tidak ada manusia yang ditanyakan apakah jalan di depan rumahnya bersih atau tidak. Semoga bermanfaat.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

Perbandingan Dunia Dengan Akhirat

Rasulullah SAW bersabda, "Perbandingan dunia dengan akhirat seperti seorang yang mencelupkan jari tangannya ke dalam laut lalu diangkatnya dan dilihatnya apa yang diperolehnya." (HR. Muslim dan Ibnu Majah)

Kesulitan Atau Kenikmatan Di Dunia Akan Dilupakan Ketika Rasakan Surga Atau Neraka Untuk Sesaat Saja

Dari Anas bin Malik ra., Rasulullah SAW bersabda, "Kelak pada hari kiamat akan didatangkan penduduk neraka yang pernah merasakan kenikmatan paling lezat selama di dunia lalu dia dicelupkan di neraka sekali celupan. Kemudian ditanyakan kepadanya, 'Wahai anak Adam, apakah kamu pernah melihat kebaikan? Apakah kamu pernah merasakan kenikmatan?' Maka dia menjawab, 'Sama sekali tidak pernah, wahai Tuhanku.' Dan juga didatangkan penduduk surga yang hidupnya paling susah selama di dunia, lalu dicelupkan sekali celupan di dalam surga. Kemudian ditanyakan kepadanya, 'Wahai anak Adam, apakah kamu pernah melihat kesusahan? Apakah kamu pernah merasakan kesulitan?' Maka dia menjawab, 'Sama sekali tidak pernah, wahai Tuhanku. Aku belum pernah merasakan kesusahan dan belum pernah melihat kesulitan.'" (HR. Muslim)

Dunia Ini Tidak Nyata

[64]. Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.
(QS. Al-Ankabut 29:64)

Berapa Lamanya Kita Tinggal Di Bumi?

[112]. Dia (Allah) berfirman, "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?"
[113]. Mereka menjawab, "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada mereka yang menghitung."
[114]. Dia (Allah) berfirman, "Kamu tinggal (di bumi) hanya sebentar saja, jika kamu benar-benar mengetahui."
[115]. Maka apakah kamu mengira, bahwa Kami menciptakan kamu dengan main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?
(QS. Al-Mu'minum 23:112-115)

Besarnya Pahala Sesuai Dengan Besarnya Ujian

Rasulullah SAW bersabda, "Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah 'Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum, Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah." (HR. Tirmidzi)

Kalau Kita Bersyukur, Allah Akan Menambahkan Nikmat Kepada Kita

[7]. Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat."
(QS. Ibrahim 14:7)

Di Dalam Surga, Kita Dapat Apapun Yang Diinginkan

[31]. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.
[32]. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS. Fushilat 41:31–32)

[ - Akhir - ]


16 May, 2024

Sebagai Orang Barat, Kenapa Gene Netto Tidak Kecewa Dengan Umat Islam Di Indonesia?

[Pertanyaan]: Saya sering menemui orang2 yang agamanya buruk, sehingga saya ragu-ragu bahwa Muslim pasti mengikuti perintah Allah. Tapi setelah membaca tulisan Gene, saya jadi tergelitik. Apa yang membuat Gene bertahan di sini? Kenapa muallaf lain kecewa, sementara Gene bertahan & tidak terpengaruh?

[Jawaban]: Sebelum pindah ke Indonesia, saya sudah lulus dari Fakultas Pendidikan di Australia, jadi sebagai guru, saya ingin menolong dan mendidik orang lain. Ketika guru dapat anak yang tidak pandai dalam bahasa asing, matematika, atau sains, guru tidak mengeluh dan bertanya kenapa harus tangani orang yang "tidak tahu", lalu minta hidup enak dengan murid yang sudah cerdas. Guru semangat menolong, berarti harus mengajar orang yang tidak tahu sehingga bisa paham.

Ketika dokter ketemu pasien yang sakit, dokter tidak mengeluh dan bertanya kenapa harus tangani orang yang sakit! Lalu minta hidup enak dengan pasien yang sehat. Dokter semangat menolong, berarti harus hadapi penyakit sehingga pasien bisa sehat.

Pengacara tidak mengeluh karena ketemu orang yang tidak mengerti hukum. Akuntan tidak mengeluh karena ketemu orang yang tidak mengerti akuntansi. Peternak tidak mengeluh karena ketemu orang yang tidak bisa besarkan kambing sendiri. Sopir bis tidak mengeluh karena ketemu orang yang tidak bisa pergi ke tempat lain sendiri. Petugas Damkar tidak mengeluh karena ketemu orang yang tidak bisa padamkan api sendiri. Dan seterusnya.

Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang membantu seorang Muslim menghilangkan kesulitan yang ada pada dirinya, maka Allah akan hilangkan baginya kesulitan di hari kiamat. Barangsiapa yang mempermudah orang yang dalam kesulitan maka Allah akan mempermudah urusannya di dunia dan akhirat. […]." (HR. Muslim)

39. dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,
40. dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).
(QS. An-Najm 53:39-40)

Bisa dipahami? Sebagai seorang guru, dan sebagai orang yang suka menolong, dan sebagai Muslim yang yakin dapat pahala, saya ingin berusaha memperbaiki umat Islam. Dan saya bersyukur Allah berikan saya kesempatan di saat banyak orang lain tidak mau. Menjadi tugas sepanjang usia untuk berjuang memperbaiki umat Islam, sehingga kita bisa menjadi pemimpin dunia. Dimulai dari membangun kesadaran ada masalah. Banyak orang kurang sadar, atau tidak peduli, dan menunggu "orang lain" bertindak. (Mau terima hasilnya, tapi malas berjuang.)

11. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.
(QS. Ar-Ra'd 13:11)

Umat Islam hanya bisa berubah kalau kita bersatu dan berjuang bersama. Dimulai dengan menolong saudara dan teman dan tetangga. Dan yang belum paham, harus kita didik. Dan yang akhlaknya rusak, bisa kita buang, atau bisa kita rangkul dan membantu mereka menjadi baik. Pilihannya di tangan kita, bukan di tangan mereka. Banyak orang perlu bantuan, tapi malu atau bingung tanya ke mana. Jadi kita harus proaktif menawarkan bantuan. Dan kalau kita bersatu dan berjuang terus, banyak negara di dunia akan dikalahkan oleh kekuatan Indonesia. Di saat ini kita lemah. Tetapi sekaligus tepuk punggung sendiri dan merasa bangga karena kita "banyak". Kita harus menjadi banyak DAN berkualitas juga. Semoga sudah jelas.

Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

16 April, 2024

Baca, Berpikir, Bersabar!

[Komentar]: Thanks Mr Netto. Alhamdulillah dpt pencerahan. Saya pernah berdebat dengan anda. Tapi waktu itu argumen anda gak bisa diterima oleh "pikiran" saya. Tapi kadang, pendapat anda bisa langsung diterima. Kenapa gak selalu berikan penjelasan sederhana, biar saya gak perlu capek2 mendebat anda?

[Gene]: Assalamu’alaikum wr.wb. Saya sudah mengajar 10 ribu siswa, dan melakukan pelatihan bagi ribuan guru, dan membina ribuan orang dewasa dan anak yang punya berbagai macam masalah. Tidak bisa seluruh ilmu dan pengalaman itu saya sampaikan dalam 1 kalimat, setiap kali ada perkara baru. Kalau saya bicara, insya Allah ada landasan ilmu dan pengalaman di belakangnya. Saya berkomentar kalau merasa paham, dan ingin bagikan ilmu. Kalau tidak paham, saya akan diam, atau bertanya. 

Kalau anda mau berbeda pendapat, silahkan, dan coba buktikan pendapat anda dengan argumen yang kuat. Tapi mohon maaf, banyak orang Indonesia ketika pendapatnya dilawan, bukannya introspeksi dan berpikir, tapi naik darah dan menyerang. Ini hasil dari pendidikan sekolah dan rumah selama ini. Makanya saya bersabar, karena menanti hasilnya di mana orang lain akhirnya bisa setuju dengan analisis saya atau bisa buktikan saya salah.

Jadi saya harus menunggu sampai otaknya orang lain bisa mulai terbuka, menggunakan logika, berwawasan luas, berilmu, dan siap terima kemungkinan bahwa mereka belum benar. Bukan karena saya dijamin benar, tetapi karena ada ilmu, bukti, pengalaman, dan analisis yang saya sampaikan, dan insya Allah semua itu yang benar. Tapi yang sering terjadi di sini, orang yang paling marah merasa paling benar. Bukti tidak penting, logika tidak penting. Sebagai guru, saya harus bersabar dan menunggu orang lain sadari bahwa saya punya keinginan untuk mencerdaskan orang dengan ilmu. Dan kadang butuh waktu lama untuk mencapai hasil itu.

Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa mengajarkan suatu ilmu, maka dia mendapatkan pahala orang yang mengamalkannya, tidak mengurangi dari pahala orang yang mengamalkannya sedikitpun." (HR. Ibnu Majah)

Ketika anak disuruh makan sayuran, tidur siang, dsb. banyak yang melawan. Tapi ketika di usia 20 tahun, badannya besar, kuat, sehat, otak dan akalnya bagus, dan dia melihat HASIL dari pendapat orang tuanya dulu, baru dia SADAR bahwa ilmu dan pendapat orang tuanya dulu benar, setelah dia didorong untuk mencapai hasil yang terbaik walaupun dia tidak suka. Jadi orang tua harus bersabar dan menunggu 15 tahun untuk melihat anaknya berubah. Dan insya Allah saya juga bisa begitu dengan 200 juta orang Muslim di Indonesia.

Kalau anda tidak setuju dengan pendapat saya, silahkan. Saya hanya ingin sampaikan "ilmu, bukti, pengalaman, dan analisis", tetapi biasanya dilawan oleh "emosi dan hinaan" dan saya disuruh "jangan berbeda pendapat" dengan kebanyakan orang. Jadi saya bersabar dan menunggu orang lain bangun dari dunia mimpi dan menjadi sadar secara bertahap. Hasil yang saya harapkan adalah umat Islam di Indonesia bangkit, bersatu, menjadi pemimpin dunia, dan menciptakan negara yang maju, kuat dan sejahtera.

Hasil itu tidak bisa dicapai tanpa proses pendidikan yang pahit, di mana banyak orang akan berontak, emosi, dan melawan. Dan juga tidak bisa terjadi tanpa umat Islam bangun dari dunia mimpi yang membuatnya merasa nyaman selama ini. Jadi saya bersabar, karena harapan saya besar. Kalau baca tulisan saya, coba tahan emosi, berpikir dulu, diskusi dengan yang lain, dan bersabar. Insya Allah tulisan saya akan bermanfaat untuk kemajuan umat Islam di Indonesia, walaupun mungkin banyak orang tidak selalu suka pada awalnya.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.   
-Gene Netto

04 March, 2024

Banyak Orang Keracunan Makanan, Apa Program Makan Siang Nasional Bijaksana?

Ada berita tentang rencana program makan siang gratis bagi anak di seluruh negara. Pertanyaan saya, apakah itu bijaksana ketika hampir setiap hari ada berita tentang puluhan orang yang keracunan makanan, dan sering terjadi di sekolah dan pesantren? Dan ini hanya kasus-kasus yang ketahuan karena masuk berita. Yang tidak masuk berita berapa banyak lagi? Siapa yang mau bertanggung jawab terhadap puluhan ribu anak yang keracunan makanan setiap bulan nanti? Sekarang saja, ketika dibayar oleh konsumen (swasta), ada banyak penjual yang tidak mau jaga kebersihan. Yang penting asal jual saja. Bagaimana kalau sudah ada program nasional?
Ini beberapa contoh judul berita tentang keracunan makanan yang berhasil ditemukan dari beberapa minggu terakhir.
-Gene Netto


1 Maret, Banjar - 51 Siswa di 6 SD Kota Banjar Keracunan Jajanan Sekolah Keliling

1 Maret, Bogor - Siswa SD di Cileungsi Bogor Diduga Keracunan Jajanan

1 Maret, Magetan - 20 Warga di Magetan Keracunan Makanan Usai Hadiri Hajatan Selamatan Bayi

27 Feb, Bandung Barat - Keracunan Massal Murid SD di Bandung Barat

26 Feb, Sukabumi - Puluhan Pelajar di 2 Sekolah Sukabumi Diduga Keracunan Jajanan

23 Feb, Sukoharjo - 28 Warga Sukoharjo Mual-Diare Usai Hadiri Acara Ruwahan

23 Feb, Purwakarta - 5 Pelajar SD di Purwakarta Mual dan Diare, Diduga Keracunan Makanan Jajanan

22 Feb, Pagar Alam, Sumatera Selatan - Belasan Warga di Pagar Alam Keracunan, Diduga Usai Makan Ikan Tongkol

22 Feb, Samarinda - Diduga Keracunan Makanan, 23 Anak Panti Sosial di Samarinda Dilarikan ke Rumah Sakit

21 Feb, Klaten - Korban Keracunan Pecel di Klaten Bertambah, Jadi 30 Orang dari 3 Kecamatan

20 Feb, Labuhanbatu, Sumatra Utara - Puluhan Warga di Labuhanbatu Diduga Keracunan usai Santap Nasi Bungkus

13 Feb, Grobogan - 56 Pengawas TPS di Grobogan Keracunan Usai Santap Nasi Kotak Bimtek

12 Feb, Sragen - 59 Siswa SMK Muhammadiyah di Sragen Keracunan Makanan, Diduga Akibat Snack

12 Feb, Garut - Santap Masakan Catering, Puluhan Siswa SDIT di Garut Keracunan

08 Feb, Gayo Lues, Aceh - 25 Anak di Gayo Lues Diduga Keracunan Usai Makan Bakso

04 Feb, Jambi - Puluhan Warga Merangin Diduga Keracunan Usai Konsumsi Ikan Tongkol

31 Jan, Cilacap - Polisi Dalami Penyebab Puluhan Anggota KPPS Cilacap yang Keracunan Makanan

31 Jan, Purbalingga - Puluhan Siswa SD di Purbalingga Keracunan Usai Jajan Bola Susu di Kantin Sekolah

25 Jan, Samarinda - Jumlah Petugas KPPS Samarinda Keracunan Nasi Kotak Capai 70 Orang

12 Jan, Bogor - 20 Warga Ciomas Bogor Keracunan Ikan Tongkol

20 Des, Bogor -121 Warga Bogor Alami Keracunan Massal Setelah Santap Makanan Tahlilan

18 Nov, Purwakarta - Ratusan Warga Purwakarta Keracunan Usai Makan Nasi Kotak

[AKHIR]

24 January, 2024

Pilihan Yang Tidak Tersedia

Kemarin saya bahas kopi instan (tanpa ampas, seperti Nescafe) dan coklat, yang tidak ada banyak pilihan lokalnya. Beberapa orang bilang, "sesuai pasar". Katanya, "orang Indonesia", yaitu 200 juta manusia dewasa, hanya punya satu selera. Tetapi kalau tidak pernah dikasih banyak pilihan, bagaimana yang dipilih bisa dianggap kemauan mereka? Kalau hanya ditawarkan apel merah atau hijau (tanpa buah lain), lalu kebanyakan orang memilih apel merah, apa bisa dikatakan 200 juta orang tidak suka pisang atau mangga? Kalau kita mau bahas "pilihan rakyat", maka sebelumnya harus ada pilihan!

Dulu, sering dikatakan "rakyat mendukung Golkar" karena Golkar selalu menang. Umat Islam dukung PPP karena dipilih banyak Muslim. Setelah dikasih "banyak pilihan", ternyata rakyat inginkan yang lain. Begitu juga dengan kopi, coklat, dll. yang tidak tersedia di Indonesia, tetapi dikatakan, "rakyat tidak inginkan". Dulu, saya diberitahu, "Orang Indonesia tidak suka roti." Lalu Bread Talk buka, dan ada antrean ratusan orang. Waktu J-Co mau buka dikatakan, "Orang Indonesia tidak suka donut." Penuh juga. Starbucks mau buka? "Orang Indonesia tidak suka kopi dengan susu!" Tapi penuh.

Banyak orang Indonesia dibesarkan "tanpa pilihan", jadi bersikap, "Apa boleh buat?" Tidak ada pilihan, jadi dianggap tidak ada "hak" untuk dapat pilihan. Rambut anak laki-laki dipotong oleh gurunya? Apa boleh buat? Tidak boleh ada pilihan di sekolah. Terganggu oleh ganjil-genap di DKI? Apa boleh buat? Tidak boleh ada pilihan bagi warga kota. PNS dan guru tidak mau pakai seragam? Apa boleh buat? Tidak boleh ada pilihan bagi PNS.

Suatu pihak ambil keputusan, lalu keputusan itu dipaksakan terhadap kelompok besar, tapi kelompok itu merasa "tidak berdaya". Yang berkuasa bisa berbuat semaunya mereka, walaupun berpengaruh terhadap jutaan orang, tetapi jutaan orang itu tidak berani berbeda pendapat. Hasilnya adalah rakyat yang diam dan taat daripada berpikir sendiri dan menuntut hak memilih!

Pengusaha juga tidak perlu repot menyediakan pilihan. Ingat Silver Queen zaman dulu? Selama puluhan tahun dijual dengan satu ukuran dan satu rasa. Ingat SPBU milik Pertamina? Rusak, kotor, WC jelek, dsb. Ketika dapat saingan yang berikan pilihan, baru beberapa PT lokal mulai berubah.

Jadi ini masalah yang cukup luas. Dimulai dari sistem pendidikan, lalu masuk bisnis, budaya, agama, dan kepengurusan organisasi, wilayah, dan pemerintah. Rakyat terbiasa hidup tanpa pilihan, jadi tidak berpikir untuk dapat "yang berbeda". Banyak orang diam dan taat saja, lalu menunggu "orang lain" melakukan perubahan. Kalau untuk dapat banyak jenis kopi saja rakyat tidak berani berharap dapat yang berbeda, bagaimana mau dapat banyak pilihan di ranah yang lain?

Kondisi ini hanya bisa mulai berubah apabila rakyat bersatu untuk jelaskan kemauannya secara terbuka, dan tidak mau dikalahkan oleh pihak lain yang ingin memaksakan kehendaknya. Kalau 200 juta orang dewasa tidak setuju pada sesuatu, akan lebih baik kalau mereka bersatu dan menuntut hak memilih sendiri. Harus ada persatuan dulu, dan rakyat harus berani menyatakan, "Kami inginkan yang ini, dan bukan yang itu!" Semoga bermanfaat sebagai renungan.
-Gene Netto


09 January, 2024

Saran Untuk Mengatasi Masalah Pencabulan Terhadap Anak

Assalamu’alaikum wr.wb. Walaupun para orang tua dikasih tahu berkali-kali, hasilnya percuma. Info dari saya, dan sewaktu-waktu lihat berita, tidak membuat kebanyakan orang tua takut atau waspada. Selalu berprasangka baik, dan yakin anak mereka tidak mungkin menjadi korban. Tidak mungkin suami mereka, ipar mereka, bapak mereka, tetangga mereka, guru sekolah anak, guru ngaji anak, dll. akan melakukan kejahatan terhadap anak. Lalu ketika terjadi, semua orang tua mengatakan, "Kami tidak menyangka!"

Perlu dipahami juga, dari pengamatan saya terhadap puluhan ribu kasus pencabulan terhadap anak (saya ada link ke semua artikel beritanya), ketika seorang remaja atau pemuda laki-laki diajak ikut melakukan pemerkosaan bergilir terhadap seorang anak SMP atau SMA, jawaban mereka selalu IYA. Nol persen dari pelaku menolak dan berusaha selamatkan korban atau telfon polisi. Pelaku yang berusia 12-25 tahun menjadi mayoritas. Selalu setuju, dan menunggu kesempatan perkosa anak itu, setelah 5-8 teman mereka sudah selesai.

Jadi ini jelas sebuah masalah pendidikan dan budaya. Tetapi ketika saya berusaha bahas topik ini dalam sebuah grup guru online dengan 150 ribu anggota, saya dimarahi dan disuruh diam. Mereka tidak mau tahu, dan tidak mau cari korban di kelas masing-masing. Ketika saya bertemu Ketua KPAI untuk diskusi, dia mengaku kaget karena data saya (yang dikumpulkan dari berita saja) lebih lengkap dari berita mereka. Lalu dia jelaskan, semua polsek di seluruh Indonesia tidak wajib laporkan data kasus pencabulan ke pusat atau ke KPAI atau ke tempat lain. Jadi tidak ada yang punya data akurat dari seluruh negara, karena tidak ada UU yang wajibkan. Data saya pernah dipakai oleh Mendikbud dalam sebuah presentasi kepada kepala dinas pendidikan se-Indonesia. Hasilnya juga nol. Hanya diberitahu ada masalah. Tanpa ada tindakan nyata yang bisa menjadi solusi.

Menurut pendapat saya, perkara ini bisa mulai diatasi dari 4 tindakan saja.

1)    Pelatihan dan pendidikan anti-pencabulan di sekolah sejak SD. Wajib. Anak diberi tahu bahwa orang lain dilarang menyentuh kemaluan mereka, dan siapapun yang memaksa dan menakuti mereka, wajib langsung dilaporkan ke orang tua atau guru. Belum pernah ada pelatihan nasional seperti ini.
Anak perempuan harus diajarkan untuk tidak percaya pada "kenalan baru" dari Facebook atau TikTok yang ajak mereka jalan-jalan.
Anak laki-laki harus diajarkan bahwa perempuan adalah manusia yang wajib disayangi dan dilindungi, dan bukan alat untuk "dipakai" oleh mereka.

2)    Wajib dipasang poster di semua sekolah dan pesantren yang ingatkan anak tentang bahaya pencabulan, dan berikan nama orang dan nomor telfon yang bisa dihubungi untuk laporkan perkara. Dengan teks yang jelaskan mereka akan dilindungi dan dibantu.

3)    Iklan TV yang ditayangkan secara rutin untuk ingatkan orang tua dan anak agar waspada dan tidak mudah percaya pada orang yang lain.

4)    Latihan bela diri anti-pencabulan di sekolah, sejak SD kelas 5-6 sampai SMA, khusus untuk perempuan, dan laki-laki juga boleh ikut. Diajarkan pukul dan tendang saja (ilmu bela diri standar), dan khusus bagi perempuan, diajarkan untuk selalu tendang pria di kemaluan, mata, dsb. lalu melarikan diri apabila diserang. Banyak perempuan diam saja ketika mau diperkosa, karena tidak pernah diajarkan untuk bela diri.

Dan jangan bertanya kepada saya kenapa hal-hal seperti ini tidak disampaikan kepada pihak yang punya wewenang untuk bertindak. Saya sudah berusaha berkali-kali. Hasilnya selalu nol. Kebanyakan orang yang punya kemampuan bertindak sibuk dengan banyak urusan lain, dan keselamatan bagi 80 juta anak Indonesia tidak dianggap sebagai prioritas. Sekian dulu. Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

28 October, 2023

Berprestasi? Indonesia Naik ke Peringkat 145 di Ranking FIFA

Indonesia sudah membanggakan kita di dunia bola. Sesudah 78 tahun merdeka, akhirnya bisa ditemukan 11 orang yang sanggup main bola secara baik dan Indonesia sudah naik peringkatnya. Bukan ke posisi di atas, tapi naik dua tingkat saja ke nomor 145 di Ranking FIFA. Luar biasa. Hanya butuh 78 tahun kemerdekaan dan jumlah penduduk 278 juta orang untuk berhasil dapat 11 orang yang sanggup main bola. Mungkin kalau kita menunggu 500 tahun lagi, Indonesia akan sanggup mengalahkan Turkmenistan (141) yang punya jumlah penduduk 6 juta orang, Burundi (142) dengan jumlah penduduk 12 juta orang, atau Suriname (144) yang punya jumlah penduduk 600 ribu orang saja.

Suriname! Dengan stok terbatas hanya 600 ribu orang, bisa ketemu 11 yang sanggup main bola. Indonesia 278 juta, tapi kalah sama Suriname. Dan ternyata, negara-negara yang bisa dikalahkan oleh Indonesia hanya negara seperti Afghanistan (154) yang seluruh negaranya hancur setelah alami perang selama 20 tahun, dan  Yaman (156) yang juga hancur setelah alami perang selama 9 tahun. Apa 500 tahun cukup lama agar Indonesia bisa dapat 11 orang? Mungkin 1.000 tahun lebih cocok. Daripada pusing dan mahal cari prestasi dari pembangunan kereta cepat, bagaimana kalau cari prestasi dari kemampuan ketemu 11 orang dari 278 juta orang yang bisa main bola?
-Gene Netto

Turkmenistan  (141, jumlah penduduk 6 juta orang)
Burundi (142, jumlah penduduk 12 juta orang)
Suriname (144, jumlah penduduk 600 ribu orang)
Indonesia (145, jumlah penduduk 278 juta orang)
Republik Dominika (149, jumlah penduduk 11 juta orang)
Afghanistan (154, jumlah penduduk 42 juta orang yang alami perang selama 20 tahun)
Yaman (156, jumlah penduduk 33 juta orang yang alami perang selama 9 tahun))
Maladewa (161, jumlah penduduk 500 ribu orang)

Men's Ranking (fifa.com)
https://www.fifa.com

Indonesia Naik Dua Peringkat di Ranking FIFA, Lanjutkan Tren Positif di Bawah STY
https://bola.kompas.com


15 September, 2023

Pengalaman Tiba Di Sukarno Hatta dan Mencari Kereta Bandara

Saya kembali ke Indonesia pada malam hari. Pesawat mendarat jam 21.30 di Terminal 2. Sekarang harus scan QR code untuk laporan Bea Cukai. (Bagaimana kalau tidak punya HP, atau baterai habis?) Baterai HP saya tinggal 10%. Minggu kemarin, teman saya suruh coba Skytrain ke Terminal 1 lalu kereta bandara "Railink" ke Manggarai. Kereta berangkat jam 22:15. Setelah lewat Imigrasi dan Bea Cukai, masih ada 20 menit. Saya tanya petugas pertama, Skytrain di mana? Naik 1 lantai. Di atas, pintu ke Skytrain tertutup. Saya tanya petugas kedua, ke Railink bagaimana? Dia tanya, Railink itu apa? Saya tanya, kereta api ke Manggarai? Ke Terminal 1.

Bagaimana caranya ke Terminal 1, kalau Skytrain tutup? Dia tidak tahu, dan tanya ke petugas ketiga. Naik shuttle bus. Naik 1 lantai lagi. Saya naik, tidak kelihatan shuttle bus. Saya tanya petugas keempat dan dia tunjuk ke kiri. Dari jauh, kelihatan bis kecil yang tiba-tiba berangkat. Tidak ada jadwal. Saya tanya petugas kelima yang jelaskan nanti datang lagi. Setelah 5 menit, bis kecil datang.

Ada orang yang scan QR code di pintu. Saya tanya ke sopir, apa itu bis ke terminal 1 dan stasiun kereta? Ya, bayar lima ribu. HP saya tinggal 5%. Bisa cash? Tidak bisa. Saya coba GoPay, berhasil. Akhirnya berhenti di terminal 1. Saya tanya, kereta api di mana? Sopir jawab, "Jauh ke sana pak." Apa bis ke sana sekarang? Tidak, keliling ke terminal lain. Dia suruh saya jalan kaki dan tunjuk lurus ke depan. Saya mulai jalan. Makin jauh makin sepi. Saya lihat petugas keenam jadi bertanya. Katanya, salah arah, dan tunjuk ke arah parkiran. Jauh sekali katanya, naik taksi saja. Saya kembali ke arah pintu terminal dan taksi.

Ada petugas ketujuh. Saya tanya, bisa naik taksi ke stasiun? Dia bingung. Stasiunnya di mana? Dia tanya ke petugas kedelapan. Orang itu suruh saya jalan kaki saja, dekat. Saya jelaskan, orang lain suruh naik taksi. Bisa atau tidak? Dengan sikap keberatan, dia suruh saya naik. Saya kasih tahu sopir taksi mau ke stasiun kereta api bandara. Dia tanya, di mana itu? Kami saling buka Google Maps. Railink tidak muncul. Sopir dapat lokasi, di tengah parkiran. Sepertinya benar. Dia buka jendela dan mulai diskusi dengan orang yang atur taksi. Kalau antar saya, boleh kembali ke bandara? Mereka diskusi dulu lima menit.

Akhirnya kami berangkat, ikuti Google Maps. Saya tanya, apa yang dibahas tadi? Katanya, kalau keluar bandara dilarang kembali cepat. Tapi dia sudah menunggu 2 jam, dan hanya antar saya 1 km saja. Rugi sekali. Kami ikuti Google Maps karena tidak ada rambu jalan. Keluar, putar balik, kembali ke arah parkiran, tiba-tiba jalan tertutup tapi Google suruh lurus. Sopir mundur ke gedung terakhir, ada orang. Sopir tanya ke petugas kesembilan, masuk stasiun di mana? Dia tidak tahu, dan suruh kami ke kiri, lalu tanya ke orang di parkiran. Kereta terakhir jam 22.45 dan sudah jam 22.38. Di tempat parkir, ada petugas kesepuluh. Dia suruh kami carikan jalan dekat pagar belakang. Kami ke pagar belakang, dan ada tempat untuk jalan kaki.

Saya turun dan lari cepat ke stasiun. Sudah jam 22.42. Ada petugas kesebelas yang suruh saya masuk dan beli tiket di mesin. Saya lari ke sana. Mesinnya begitu rumit, tidak bisa dipakai sendiri. Harus dibantu petugas kedua belas. Dia pencet 00000000001 untuk dapat tiket. Saya kasih kartu ATM BCA. Mesinnya error. Dicoba lagi. Error. Sudah jam 22.44. Coba GoPay, error. Kartu Mandiri, berhasil, tiket keluar. Saya lari ke kereta, masuk, dan 5 detik kemudian, pintu ditutup. Baterai HP saya tinggal 3%.

Sebelumnya, di Terminal 2, ada beberapa orang bule yang terlihat bingung. Mungkin cari Skytrain, shuttle bus, bis Damri, atau stasiun kereta api? Saya sudah tinggal bertahun-tahun di Jakarta, dan harus bicara dengan 12 petugas dalam bahasa Indonesia untuk cari kereta api ke kota. Saya harus negosiasi dengan sopir taksi dan 2 petugas yang tidak mau saya naik taksi ke stasiun, dan hampir semua orang yang ditanya tidak tahu stasiun di mana.

Kalau masih ada kereta pada jam 22:45, kenapa Skytrain berhenti pada jam 21:00? Kenapa petugas bandara tidak tahu Railink di mana, atau caranya sampai sana? Berapa persen dari petugas bandara tidak bisa berbahasa Inggris? Kenapa mesin tiket kereta begitu rumit sampai penumpang tidak bisa pakai sendiri, dan kenapa sistem pembayaran bisa error terus?

Kasihan sekali para turis dan pengusaha yang tiba di Jakarta pada malam hari. Apa mereka hanya diizinkan naik taksi dan semua mode transportasi lain dilarang? Singapura punya 5 juta penduduk, negara kecil, tapi dapat 19 juta turis per tahun. Indonesia punya 280 juta penduduk, ribuan pulau, ratusan bahasa dan budaya, ribuan destinasi wisata, tapi hanya dapat 16 juta turis per tahun. Jangan heran. Cari stasiun kereta api di bandara sudah sulit, apalagi yang lain!
-Gene Netto  

17 November, 2022

Studi: Anak yang Berteman dengan Orang Kaya Berpeluang Keluar dari Kemiskinan

Novia Aisyah – detikEdu, Sabtu, 05 Nov 2022 Jakarta - Hubungan dengan orang lain bisa berpengaruh secara signifikan, tetapi memperkirakan bagaimana relasi tersebut mempengaruhi status ekonomi seseorang tentunya adalah urusan yang cukup rumit. Namun, sebuah studi yang dipublikasikan melalui jurnal Nature pada 1 Agustus 2022 lalu menjelaskan, persahabatan antara individu yang lebih kaya dan lebih miskin pada masa kanak-kanak berkaitan dengan peningkatan pendapatan anak-anak miskin di masa depan.

Studi tersebut bertajuk Social Capital I: Measurement And Associations With Economic Mobility. Ekonom Raj Chetty dari Harvard University bersama timnya menggunakan sekitar 72 juta pengguna Facebook berusia 25-44 tahun di Amerika Serikat untuk penelitian ini. Tim peneliti menemukan, jika seorang anak yang cenderung miskin tinggal di area yang membuat mereka bisa berteman dengan anak kaya, maka anak miskin tersebut berpeluang memperoleh pendapatan 20 persen lebih tinggi dibandingkan rata-rata.
https://www.detik.com

14 November, 2022

Keluarga Miskin dan Rokok di Masa Pandemi

03 Jul 2021 – Pada 2018, prevalensi merokok mencapai 33,8 persen, di mana prevalensi merokok penduduk laki-laki mencapai 62,9 persen, dengan konsumsi rokok mencapai 12,8 batang per hari. Secara umum, prevalensi merokok terjadi lebih tinggi pada kelompok penduduk berpendidikan rendah, kelas pendapatan lemah dan tinggal di perdesaan. Survei kami menunjukkan bahwa perokok di keluarga miskin didominasi laki-laki dengan posisi di keluarga sebagai ayah (suami) dan anak laki-laki mencapai 89,4 persen responden perokok.

Bagi keluarga miskin perokok, rokok telah menjadi “kebutuhan dasar”, setara dengan kebutuhan pangan. Rokok adalah pengeluaran keluarga miskin yang prioritas dan signifikan, mencapai hingga Rp 400 ribu per bulan, dan tidak tergeser bahkan ketika pandemi menerpa. Di antara pengeluaran utama lainnya, pengeluaran rokok keluarga miskin lebih besar dari pengeluaran untuk pulsa/kuota internet, tagihan listrik dan biaya pendidikan anak. Pengeluaran rokok keluarga miskin setara dengan sepertiga pengeluaran untuk makan sehari-hari, dan 2,5 kali lebih besar dari tagihan listrik.

Proporsi pengeluaran rokok pada pengeluaran utama keluarga miskin tidak berubah di kisaran 15 persen, baik sebelum maupun saat pandemi. Krisis tidak membuat keluarga miskin mengurangi beban pengeluaran rokoknya. Dengan adanya pengeluaran rokok yang signifikan, pengeluaran keluarga miskin perokok lebih tinggi hingga 20 persen dari pengeluaran keluarga miskin non-perokok, baik sebelum maupun di saat pandemi.
https://www.republika.id

09 November, 2022

Bukannya Lebih Enak Hidup Di Negara Barat Daripada Negara Muslim?

[Pertanyaan]: Bukankah negara barat lebih mengamalkan ajaran Islam daripada negara Muslim? Contohnya, di sana lingkungan bersih, rakyat tertib, pendidikan berkualitas, dsb. Pasti lebih enak tinggal di sana, betul?

[Jawaban]: Assalamu’alaikum wr.wb. Ada benarnya, tapi tergantung cara pandang kita. Lingkungan di sana bersih. (Tapi banyak kota di AS kotor. Lihat di YouTube.) Sistem sosial bagus. Sekolah, rumah sakit, perpustakaan, dll. gratis untuk umum. Tapi ada sisi lain yang perlu diperhatikan oleh orang yang beriman kepada Allah. Di sana, kalau mau buang agama dari kehidupan masyarakat, politik, dan hukum, dianggap normal. Agama tidak penting. Pengumpulan harta dan kenikmatan dunia menjadi tujuan hidup yang normal.

Dilarang belajar agama di dalam sekolah? Normal. Agama tidak penting. Biarkan anak hidup bebas tanpa agama. Anak berusia 16 tahun tetapi belum berzina? Wajar kalau diejek. Masa mau perjaka dan perawan terus? Anak hamil di luar nikah? Merepotkan punya bayi? Aborsi saja! Normal. Dan rumah sakit dilarang memberi tahu orang tuanya. Rahasia pasien. Orang tua tidak perlu diberi tahu kalau anaknya berzina, hamil, dan aborsi. Anak remaja butuh kondom? Boleh dibeli secara bebas. Masa anak dilarang berzina?

Ingin hidup bersama pacar dan besarkan anak tanpa menikah? Normal. Pernikahan adalah sistem kuno bagi orang bodoh yang ikuti agama yang tidak berguna karena tidak ada Tuhan. Dua orang homoseks menikah dan besarkan anak? Normal. Laki-laki "mengubah" jenis kelamin menjadi perempuan, dan telanjang di kamar ganti perempuan? Normal. Dinyatakan laki-laki bisa melahirkan anak dan bisa menyusui bayi? Normal. Masa masyarakat tidak sepakat? Laki-laki bisa menyatakan diri perempuan lalu bersaing dengan perempuan dalam lomba, dan menang terus? Normal. Perempuan punya penis? Normal.

Dan begitu seterusnya. Jadi memang ada sisi baiknya di sana kalau menilai kehidupan dari infrastruktur, sistem, dan lingkungan. Tapi bagi orang Muslim, mendapat rumah besar dan jalan yang bersih bukan tujuan dari kehidupan ini. Memang kita perlu membangun negara yang maju dan sejahtera, tapi bukan dengan cara lepaskan keimanan kita. Di banyak negara barat, sekitar 50% dari rakyat adalah ateis.

[112]. Allah bertanya, "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?"
[113]. Mereka menjawab, "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung."
[114]. Allah berfirman, "Kamu tidak tinggal (di bumi), melainkan sebentar saja kalau kamu sesungguhnya mengetahui."
(QS. Al-Mu'minum 23:112-114)

Dari Anas bin Malik ra., Rasulullah SAW bersabda, "Kelak pada hari kiamat akan didatangkan penduduk neraka yang pernah merasakan kenikmatan paling lezat selama di dunia lalu dia dicelupkan di neraka sekali celupan. Kemudian ditanyakan kepadanya, 'Wahai anak Adam, apakah kamu pernah melihat kebaikan? Apakah kamu pernah merasakan kenikmatan?' Maka dia menjawab, 'Sama sekali tidak pernah, wahai Tuhanku.' Dan juga didatangkan penduduk surga yang hidupnya paling susah selama di dunia, lalu dicelupkan sekali celupan di dalam surga. Kemudian ditanyakan kepadanya, 'Wahai anak Adam, apakah kamu pernah melihat kesusahan? Apakah kamu pernah merasakan kesulitan?' Maka dia menjawab, 'Sama sekali tidak pernah, wahai Tuhanku. Aku belum pernah merasakan kesusahan dan belum pernah melihat kesulitan.'" (HR. Muslim)

Daripada merasa iri dengan kenikmatan lingkungan bersih di barat, kita harus banyak bersyukur kepada Allah kalau anak kita dilahirkan dalam keluarga besar Muslim, dan terbiasa dengan makanan yang halal, dan shalat di masjid, dan berpuasa sejak kecil. Ibaratnya kita sudah punya satu kaki di dalam surga, jadi insya Allah jalan menuju surga dibuat mudah kalau berangkat dari sini. Dunia barat makin kacau setiap tahun. Tetapi kondisi umat Islam masih stabil karena kita punya pedoman hidup, yaitu Al Quran dan Sunnah Rasulullah SAW, dan juga ada tujuan hidup yang jelas: Surga! Orang barat tidak punya, dan tidak peduli. Mereka mau menikmati dunia ini saja. Silahkan!!
Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

02 August, 2022

Apa Perannya Guru Indonesia Dalam Prestasi Siswa Di Lomba Internasional?

[Komentar]: Ada banyak catatan bahwa sebagian guru Indonesia bersikap buruk, dan itu sebabnya orang tua kaya kirim anaknya untuk mencari pendidikan di luar. Tapi nyatanya, guru kita mampu membuat banyak siswa Juara International!

[Jawaban]: Mohon maaf pak, tapi kalau kita jujur, peran gurunya sebanyak apa dalam prestasi dan pencapaian anak-anak itu? Saya sudah lama amati anak Indonesia yang menjadi juara di luar (selama 20 tahun, dari berita). Hampir semuanya dari keluarga kaya (bapak ibu punya profesi, jadi sangat pintar juga). Hampir semuanya suka belajar, dan punya fasilitas lengkap di rumah. Hampir semuanya masuk sekolah swasta, bukan negeri. Dan mohon maaf, tanpa niat rasis, hampir semuanya juga keturunan Cina, dan hampir semuanya beragama Kristen! (Maaf, ini hanya fakta saja, bukan komentar negatif! Ketahuan dari nama anak, nama sekolah, dan pemakaian kalung salib.)

Jadi kalau mau cari berapa persen dari anak Indonesia yang miskin, dari kampung, masuk sekolah negeri, fasilitas rumahnya serba kurang, dan Muslim, yang menang medali emas dalam lomba di luar, maka nyaris tidak ada. Padahal MAYORITAS dari siswa di Indonesia punya identitas seperti itu. Dan berita membuktikan, bukan mereka yang menjadi juara di luar negeri dalam lomba-lomba. Hampir semua anak yang "meraih prestasi" bagi Indonesia di luar adalah anak dari kalangan minoritas, seperti yang saya gambarkan di atas.

Tidak berarti "ada yang salah". Tapi sebatas menyatakan, kalau seorang sopir mengaku bisa ngebut di jalan tol ketika memakai BMW, maka kita tidak perlu heran. Malah normal dan wajar. Yang perlu kita bahas adalah bagaimana seorang sopir bisa bawa Bajaj di jalan tol, dan lewati semua BMW asing, disebabkan peran MONTIR (guru Indonesia)! Itu baru menjadi suatu prestasi yang patut kita hargai dan ulangi di semua kampung dan kota, betul?
-Gene Netto


Dalam Sebulan, Ada 40 Anjing Yang Dibunuh oleh Jagal Surabaya

Setiap hari, ada anak yang menyerang dan berusaha membunuh anak lain karena sekolahnya beda (disebut tawuran). Setiap hari, ada anak yang diperkosa, disodomi atau dicabuli oleh bapak tiri, bapak kandung, guru ngaji, guru sekolah, tetangga atau saudara. Setiap hari ada anak yang diperkosa bergilir oleh 3-12 remaja (tanpa pernah ada kasus seorang laki menolak dan selamatkan korban). Dan setiap hari juga ada binatang yang disiksa karena mereka hanya binatang, bukan manusia, seakan-anak manusia dipedulikan.

Pertanyaan saya: Kenapa begitu banyak orang Indonesia terlihat tidak punya rasa "empati"? Terhadap binatang saja tidak ada, apalagi manusia. Apa ini hasil kemerdekaan yang diharapkan? Penjajah jahat diusir agar orang Indonesialah yang dapat kesempatan berbuat jahat terhadap tetangga sebangsa dan setanah air? Apa sistem pendidikan kita begitu lemah sampai tidak bisa mendidik manusia untuk merasakan belas kasihan terhadap makhluk lain dan juga manusia? Bagaimana kita bisa mendidik generasi depan agar kondisi hidup mereka lebih baik?
-Gene Netto

Dalam Sebulan, Ada 40 Anjing Yang Dibunuh oleh Jagal Surabaya
Surabaya Raya 1 Agustus 2022, JawaPos.com – Kristian Adi Wibowo melaporkan MR dan RS, pengelola tempat jagal anjing di Jalan Pesapen IV, ke Polrestabes Surabaya, Minggu (31/7). Mereka disebut bisa membantai 40 ekor anjing dalam sebulan.
"Rencananya, anjing-anjing ini akan dijadikan masakan. Cara (membunuhnya, Red) dengan dipukul sampai pingsan, lalu dibakar hidup-hidup,” kata Ketua Yayasan Sarana Metta Indonesia Christian Joshua Pale.
https://www.jawapos.com

18 July, 2022

Saya Mau Menyusahkan Masyarakat!

A: Saya ada ide! Saya mau menyusahkan masyarakat!!
B: Wah, bagaimana caranya Pak?

A: Anak SD harus pakai seragam. Biar pagi2, orang tua repot. Kalau pakai baju biasa, lebih mudah, lebih murah. Pakai seragam lebih repot.
B: Wah, bagus tuh pak. Segitu saja?

A: Tidak!! Jangan hanya satu seragam saja. Senin khusus putih, biar repot dibersihkan. Lalu seragam biasa. Ditambah seragam pramuka. Dan juga seragam batik. Dan seragam Muslim untuk hari Jumat. Dan seragam olahraga.
B: Wah, hebat Pak! Sangat menyusahkan masyarakat. Sudah cukup?

A: Belum!! Harus ditambahkan topi juga biar orang tua repot cari topi setiap hari.
B: Wah, sudah paling repot begitu! Sudah selesai?

A: Belum!! Wajib pakai sabuk hitam juga.
B: Bukannya lebih mudah celana pinggang karet saja untuk anak kecil?

A: Jangan!! Biar orang tua repot cari sabuk setiap pagi!!
B: Sudah maksimal ya Pak? Tidak mungkin ada lagi!!

A: ADA!! Tambahkan dasi juga!!
B: Untuk anak SD? Gila benar Pak! Orang kantoran saja malas pakai dasi. Selesai kerja, buru2 dilepaskan. Kok anak kecil diwajibkan pakai dasi!!???

A: Harap ingat! Tujuan saya adalah menyusahkan masyarakat. Dan kalau dari seragam itu ada yang terlupakan, anak itu akan dihukum! Biar pulangnya marah atau menangis! Jangan sampai masuk sekolah menjadi mudah. Jangan sampai anak bahagia. Saya mau menyusahkan masyarakat.
B: SUDAH PAK!! Tidak mungkin bisa lebih repot lagi!!

A: Kata siapa??!! Masih bisa!! Anak wajib masuk kelas jam jam 6:30 atau 7:00 pagi. Pulang jam 14:00, atau jam 16:30, lalu dikasih PR yang banyak untuk isi beberapa jam. Biar capek! Setiap pagi harus bangun, buru-buru cari barang, capek, ngantuk, rewel, menangis, tidak makan, dan tidak ada waktu untuk bersenang-senang dengan orang tuanya atau saudaranya! Yang penting buru-buru dan repot! Tapi jangan khawatir. Orang Indonesia tidak mungkin menolak. Kebijakan harus ditaati. “Diam dan taat” adalah hasil pendidikan paling utama di negara ini. Jangan sampai rakyat merasa tenang atau merasa pemerintah harus MELAYANI rakyat!!
B: Wah.... Anda sangat pantas menjadi seorang pemimpin di Indonesia!!!! Kalau bisa dipersulit, kenapa dipermudah!!??

A: Betul betul betul….! Merdeka!!!

[ Semoga bermanfaat sebagai renungan bagi para orang tua, yang taat terus, tanpa bertanya apa ini sistem terbaik untuk 60 juta anak Indonesia. -Gene Netto ]

13 June, 2022

Negara Berpenduduk Muslim Terbanyak Di Dunia

Assalamu’alaikum wr.wb. Kapan umat Islam di Indonesia akan bangkit, bersatu, dan menciptakan negara maju yang memimpin dunia ini? Allah SWT siap mendukung. Tetapi kita yang harus mulai. Jangan sampai masa depan anak-cucu kita sama saja dengan sekarang. Jepang, Amerika, Jerman, Inggris dll. bisa kalah dengan kemajuan teknologi dan ekonomi kita, KALAU kita bersatu dan saling mendukung satu sama lain.
Sudah siap bersatu dan berjuang di jalan Allah?
Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sampai… (Masih ingat ayatnya? Kalau lupa, cari sendiri, biar menjadi semangat belajar agama! hehe)
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

Negara Berpenduduk Muslim Terbanyak Di Dunia | comparation | animasi 3D
https://www.youtube.com/watch?v=A80bAajTdcM

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...