Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (557) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (179) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)
Showing posts with label dakwah. Show all posts
Showing posts with label dakwah. Show all posts

10 September, 2024

Apa Hidup Di Indonesia Bikin Pusing? Bukannya Lebih Enak Di Negara Barat?

Assalamu'alaikum wr.wb. Ada orang yang mengatakan dia merasa pusing tinggal di Indonesia, dan akan lebih enak tinggal di negara maju. Ada orang yang coba berkali-kali untuk pindah negara, tapi belum berhasil, dan mereka bingung kenapa saya mau tinggal di sini. Ini penjelasan saya.

Kenapa anda yakin akan "lebih enak" di luar negeri? Sebelumnya, perlu berpikir dulu tentang dunia ini, dan apa yang mau dicari, karena dunia ini tidak nyata. Kenikmatan yang dirasakan di negara maju tidak ada apa-apa dibandingkan dengan kehidupan di surga. Kalau anda anggap ketenangan dan kenikmatan itu berasal dari kondisi hidup "sempurna", maka Nabi Adam sudah punya. Tetap saja dia hadapi masalah, dan merasa "pusing".

Rasulullah SAW bersabda, "Perbandingan dunia dengan akhirat seperti seorang yang mencelupkan jari tangannya ke dalam laut lalu diangkatnya dan dilihatnya apa yang diperolehnya." (HR. Muslim dan Ibnu Majah)

Memang ada "masalah" di Indonesia, tapi di semua negara maju juga ada masalah. Anak di sana sering menjadi terbiasa mabuk-mabukan, berzina, aborsi, berjudi dan pakai narkoba sebelum lulus SMA. Di sini juga bisa, tapi lebih jarang, dan anak di sini masih bisa diajarkan untuk bertaubat. Jadi tidak bermanfaat kalau memuji negara maju disebabkan fasilitas yang baik.

Coba berpikir sebaliknya: A) Tinggal di Indonesia = insya Allah ada jalan mudah menuju surga karena ada banyak orang yang beriman; atau B) Tinggal di Amerika = fatamorgana dan lebih sulit menuju surga karena mayoritas non-Muslim, dan ada pengaruh buruk terhadap anak Muslim. Mau pilih yang mana? Saya pilih (A). Coba berpikir begini: Hidup di Indonesia, di tengah ribuan ulama = insya Allah sudah taruh satu kaki di surga!

Kalau saya tinggal di negara barat, saya akan kerja saja dan sedikit berdakwah tapi diabaikan kebanyakan orang. Sedangkan di sini, saya bisa bantu ribuan anak yatim, bisa semangatkan ribuan Muslim untuk bersatu dan memperbanyak ibadah dan sedekah, bisa selamatkan orang yang murtad, bisa bantu orang yang tidak shalat 30 tahun agar mulai shalat lagi, dan bisa bantu banyak Muslim dapat keimanan yang lebih kuat. Jadi jelas lebih bermanfaat tinggal di sini. Dan kenikmatan di negara maju tidak begitu penting karena hanya akan dirasakan sementara saja.

Kita hanya bisa berhasil di dunia dan akhirat kalau berserah diri kepada Allah, dengan banyak beribadah, baca Al-Qur'an, berdzikir, dan utamakan anak yatim dan dhuafa. Dan dari itu, insya Allah kita akan dapat ketenangan. Rasa tenang itu berasal dari hati, bukan dari kondisi hidup. Orang di penjara atau zona perang bisa tenang, kalau ada rasa syukur kepada Allah SWT. Jadi kalau ada kemauan untuk berserah diri kepada Allah, lebih nikmat tinggal di sini.

Jangan merasa "pusing" karena tinggal di Indonesia. Malah perlu banyak bersyukur. Kalau anda lahir di barat, belum tentu anda akan menerima hidayah dan menjadi Muslim. Jadi semua anak dan cucu anda akan menjadi kafir. Berarti sangat nikmat lahir di Indonesia di tengah keluarga Muslim, betul?! Rasa "pusing" itu dari pikiran sendiri dan menyesatkan. Insya Allah bisa dihilangkan dengan cara mendekatkan diri kepada Allah, banyak bersyukur dan banyak berdzikir. Semoga sekarang anda bisa merasa lebih tenang dengan kehidupan anda di sini.

Semoga bermanfaat.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
-Gene Netto


Buka Mata Anda Tentang Muslim Dan Islam Di Negara Barat!

[Pertanyaan]: Kenapa Gene Netto tidak berdakwah di negara barat saja? Kenapa tinggal di Indonesia, padahal ada kebutuhan dakwah yang besar di sana?

[Jawaban]: Assalamu’alaikum wr.wb. Mohon maaf, pandangan saya berbeda. Di Amerika dan Eropa, hampir semua Muslim adalah pendatang yang berkulit coklat. Mereka bukan “pejuang dakwah” atau “pejuang masjid”. Mereka mencari kenikmatan dunia, lalu bangun masjid karena butuh sendiri. Bule Muslim ada, tetapi sedikit. Anda anggap Muslim di Amerika hebat karena bangun masjid? Ada 750 ribu masjid di Indonesia. Hampir semuanya dibangun oleh umat Islam, bukan pemerintah.

Mereka punya keimanan yang kuat karena “bertahan hidup” di sana? Mohon maaf, pendapat saya sebaliknya. Kebanyakan dari mereka punya keimanan yang “lemah”, dan pindah ke sana untuk mencari dunia. Di Indonesia, ada sekolah dengan anak Muslim, pengajian, makanan halal, masjid, musholla, adzan, dsb. Mereka tinggalkan semuanya, demi dunia. Mereka bawa anaknya jauh dari komunitas Muslim, demi dunia. Syukur kalau anaknya masih shalat nanti. Kalau anak atau cucunya hancur, mereka tidak akan menyalahkan diri sendiri.

Mereka beriman, tetapi mau masuk surga secara “bersyarat”: Harus boleh menikmati dunia!! Mereka tidak mau hidup dalam kesulitan di Pakistan, Bangladesh, Yaman, Lebanon, dsb. Orang kafir berjuang selama ratusan tahun untuk bangun negaranya. Muslim ini merasa harus boleh menikmatinya juga, daripada berjuang di negaranya sendiri. Mereka iri dengan orang kafir di negara maju, tetapi tidak iri dengan orang saleh di kampung yang miskin tetapi dekat dengan Allah.

Anda bangga karena orang Indonesia di sana bangun masjid? Mereka hanya kangen pada budaya dan bahasa Indonesia. Kurang enak bergabung di masjid Pakistan dengan budaya dan bahasa Pakistan. Kalau ada banyak masjid di sebuah wilayah, berarti ada masjid Bangladesh, masjid Pakistan, masjid Lebanon, dsb. Kenikmatan dunia, kenikmatan bahasa dan budayanya sendiri, dan “surga bersyarat” menjadi tujuan mereka. Pindah ke sana tidak menjadikan mereka Muslim yang hebat. ITU PILIHAN MEREKA.

Ada teman Muslim di Australia dulu. Dari ribuan kenalannya, tidak ada yang masuk Islam. Begitu juga dengan saya, dan hampir semua bule Muslim. Masuk Islam sendirian. Tetapi kalau seorang Muslim pindah dari Yogya ke New York, simsalabim, anda cap dia “pejuang dakwah”, dan diyakini ribuan orang akan masuk Islam? Maaf, anda salah. Malah puluhan ribu orang masuk Islam setiap tahun di Indonesia. Dibutuhkan ahli dakwah di sini, bukan di sana.

Seorang “pejuang dakwah” akan siap tinggalkan kenikmatan, dan pergi ke tempat yang tidak enak. Tetapi kalau tinggalkan tempat yang “rusak” untuk mengejar kenikmatan di negara maju, itu bukan “perjuangan untuk Islam”. Untuk orang yang anda anggap pejuang dakwah di barat, coba tanya: Kenapa tidak pindah ke India atau Afrika? Tinggal di tengah orang kafir yang membencinya, tidak ada listrik, tidak ada air, tidak ada makanan, gagal panen, dan sebagainya. Mereka tidak mau ke sana karena tidak enak!! Tetapi kalau ada kesempatan pindah ke Amerika atau Eropa, buru-buru berangkat, demi kenikmatan dunia. Lalu bangun masjid dan jual makanan halal karena mereka yang membutuhkannya.

Anda kira negara maju hebat? Puluhan tahun yang lalu sangat rusak. Banyak orang komplain tentang korupsi, kolusi, nepotisme, ketidakadilan, polisi dan hakim yang tidak jujur, politikus bejat, hukum yang dipermainkan oleh pejabat dan orang elite, rakyat kecil yang ditindas terus, dan seterusnya. Contohnya banyak sekali. Butuh ratusan tahun untuk membangun sistem yang baik. Berarti di sini juga bisa.

Lupakan negara maju. Korupsi masih banyak di Amerika dan Eropa sampai sekarang. Yunani, Italia, dan Spanyol (antara lain) terkenal penuh korupsi. Amerika masih banyak juga! Tetapi yang ditampilkan ke dunia hanya sisi baiknya, jadi orang awam di Indonesia tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi di sana.

Jangan merasa pusing dengan “masalah” di sini. Dulu di sana juga sama, bahkan lebih rusak. (Contohnya, orang Afrika dijadikan budak!) Banyak orang Indonesia tidak suka membaca, tidak peduli pada sejarah, dan tidak mengerti bahasa Inggris, jadi tidak memahami luasnya kerusakan di sana. Dianggap surga karena melihat gambar indah di TV. Yang buruk tidak terlihat.

Jadi ada pilihan. Mencari kenikmatan dunia. Atau berdakwah di mana dakwah itu dibutuhkan. Pengalaman saya menjadi bukti. Allah tempatkan saya di sini, dan berikan kelancaran bahasa Indonesia. Saya bukan ustadz terkenal atau kyai saleh. Tetapi kalau saya ceramah, masjid penuh, banyak orang kaget, siap dengar, dan siap berubah, hanya karena bule yang bicara. Orang yang malas dengarkan ustadz siap dengarkan saya. Orang yang berzina, narkoba, tidak shalat, dsb. yang sudah melawan banyak ustadz, langsung berubah di depan saya. Sudah sering terjadi.  

Jadi untuk apa saya tinggalkan usaha dakwah yang jelas di sini dan pergi ke negara maju, demi “kenikmatan dunia”? Saya mencari rahmat Allah. Kalau kadang tidak enak di sini, saya fokus pada yang “baik” lewat kacamata agama. Yang tidak enak menjadi tidak penting. Jangan bercita-cita pindah ke negara maju penuh orang kafir. Dan jangan tertipu. Kebanyakan Muslim yang pindah ke sana pergi untuk diri sendiri, bukan Islam. Mereka tidak “berjuang” di sana, melainkan menikmati dunia. Kalau mereka bicara dengan puluhan ribu orang kafir, syukur kalau beberapa masuk Islam. Tetapi ribuan orang yang kenal 1 bule muallaf itu akan cuek karena 99,99% dari masyarakat di sana tidak mau dengar. Lahan dakwah bukan di sana, tetapi DI SINI.

Mau berdakwah? Jadikan Indonesia negara yang paling maju dan kuat di dunia, dengan korupsi dan kriminalitas rendah. Seluruh dunia akan kaget dan bertanya kenapa bisa. Dijawab, “Karena kita Muslim!” Dunia akan geger. Itu dakwah yang terbaik. Membuat mereka kaget dengan kemajuan kita. Mereka akan bertanya tentang Islam karena melihat efeknya.

Kita bisa melakukan “program dakwah” yang luar biasa di sini. Caranya? Memperbaiki diri, bersatu, tolong menolong, dan bangun negara yang kuat, maju, dan sejahtera! Merekalah yang akan datang ke sini dan bertanya. Dan mungkin karena itu, Allah tempatkan saya di sini, agar banyak Muslim mau buka matanya. Semoga anda siap menjadi pejuang dakwah di sini. Caranya: Mencari satu orang yang perlu bantuan, dan menolongnya. Lalu mencari orang lain...

Kalau anda masih belum yakin pada tulisan saya, dan masih tergiur oleh kenikmatan di negara kafir, coba baca hadits ini dan merenung. Sebenarnya anda tertipu oleh dunia, dan kurang dekat dengan Allah.

Al-Mustaurid bin Syaddad ra. berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah dunia bila dibandingkan dengan akhirat kecuali hanya semisal salah seorang dari kalian memasukkan sebuah jarinya ke dalam lautan. Maka hendaklah ia melihat apa yang dibawa oleh jari tersebut ketika diangkat?” (HR. Muslim No. 7126)

Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

14 May, 2024

Kalau Allah Maha Kuasa, Kenapa Tidak Hilangkan Semua Kejahatan?

[Pertanyaan]: Saya penasaran dengan cara Bapak menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sang muallaf dalam cerita kemarin. “Katanya Allah Maha Kuasa! Kalau iya, kenapa Allah tidak hilangkan semua kejahatan? Kenapa Allah tidak halangi saya dari bunuh diri? Kenapa Allah izinkan Setan mengganggu kita?”

[Jawaban]: Assalamu’alaikum wr.wb. Di dunia ini, Allah tidak punya peran memaksa manusia ambil tindakan. Kita diciptakan oleh Allah dan diberikan kebebasan MEMILIH, dan nanti akan ada balasan disebabkan pilihan itu. Kalau Allah menghendaki, kita tidak pernah berada di bumi, tetapi lahir di Surga, beriman, dan tidak pernah ada ujian di dunia. Tetapi Allah menghendaki bahwa kita diuji. Jadi apa boleh buat? Dan dunia ini tidak “nyata”, jadi untuk apa merasa pusing?

Dari Al-Mustaurid bin Syaddad ra. yang berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Tidaklah dunia bila dibandingkan dengan akhirat kecuali hanya semisal salah seorang dari kalian memasukkan sebuah jarinya ke dalam lautan. Maka hendaklah ia melihat apa yang dibawa oleh jari tersebut ketika diangkat?" (HR. Muslim No.7126)

Kalau Allah diharapkan “hilangkan semua kejahatan” maka itu setara dengan berharap guru sekolah hilangkan semua pertanyaan sulit dan semua aturan dalam ujian sekolah. Jadi pertanyaan boleh dijawab ABCD, semuanya benar, dan kertas dicoret saja juga benar, dan kertas disobek dan dibuang juga benar. Lalu guru itu dicap, “Maha Baik Hati” karena semua murid lulus ujian itu tanpa kesulitan. Mau diobati oleh dokter yang “lulus” dari ujian seperti itu? Apakah ujian tanpa kesulitan merupakan “ujian”? Di dunia ini, kalau kita mengaku beriman, maka Allah jamin bahwa kita akan diuji!

155. Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, “Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).
157. Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
(QS. Al Baqarah 2:155-157)

Jadi bumi ini adalah tempat ujian, dan setiap orang dapat ujian yang berbeda. Ada yang diuji dengan kekayaan atau kemiskinan, kesehatan atau penyakit, kemudahan atau kesulitan, dsb. Banyak orang asing menolak belajar agama karena merasa “sudah hidup di surga” jadi buat apa harus percaya dan berdoa pada Tuhan? Tuhan tidak dibutuhkan (kata mereka)!

Kejahatan ada di sini agar setiap orang bisa memilih untuk melakukan kejahatan atau tidak. Dan korban bisa memilih untuk menjadi marah pada Allah atau tidak. Dan yang tidak alami kejahatan diuji juga, apa mereka bersyukur atau kufur nikmat? Jadi “kejahatan” menjadi bagian dari ujian di dunia bagi semua orang, termasuk orang yang tidak mengalaminya.

Dalam hukum Islam, bunuh diri dilarang karena kebanyakan pelaku merasa putus asa. Artinya putus asa adalah: “Tidak mungkin Allah bisa mengubah keadaan saya menjadi lebih baik!!” Jadi orang yang putus asa dan bunuh diri melakukan 3 hal: 1) Rampas Hak Allah untuk tentukan kematian setiap manusia, 2) Menghina Allah karena anggap Allah tidak sanggup memberikan kebaikan lagi, 3) Dan abaikan larangan dari Allah. Bisa saja Allah mencegah orang yang mau bunuh diri. Tetapi Allah berikan kita kebebasan memilih. Ada orang yang diuji dengan kondisi “putus asa” lalu Allah menyaksikan pilihannya. Apa bunuh diri, atau berserah diri dan mohon pertolongan dari Allah?

Kalau Allah menghendaki, tidak ada Setan. Jadi kenapa harus ada Setan? Mundur dulu. Kenapa ada buah terlarang di Surga bagi Nabi Adam AS? Fungsinya adalah sebagai ujian dari Allah. Nabi Adam dikasih kebebasan. Setan juga dikasih kebebasan. Dan manusia yang mau ikuti Setan juga dikasih kebebasan.

2. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
3. Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
(QS. Al-Ankabut 29:2-3)

Kehidupan di bumi ini hanyalah ujian, dan bumi ini tidak nyata. Ada hadits panjang dalam Sahih Muslim yang jelaskan, nanti di surga, manusia yang sangat menderita di bumi akan ditanya, apakah pernah merasakan penderitaan? Dan mereka akan jawab, “Tidak”, karena kenikmatan di Surga begitu luar biasa sehingga kesulitan di dunia dilupakan. Pembunuhan, penyakit, pemerkosaan, badan yang cacat, kemiskinan, kelaparan, perang, dan lain-lain akan dilupakan semua setelah rasakan kenikmatan Surga sesaat saja. Dalam Surah Al-Mu'minum (23:112-114), manusia menduga waktu di dunia hanya sehari atau setengah hari saja, karena begitu terlupakan. Jadi semua yang terasa “buruk” sekarang adalah bagian dari Ujian Allah. Dan masa depan yang baik ada di Tangan Allah dan diberikan oleh Allah kepada orang yang lulus Ujian-Nya.

Semoga bermanfaat.
Wa billahi taufiq wal hidayah.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

22 November, 2023

Mengenal Habib Abdul Qadir bin Hasan bin Quthban

Jum'at,  18 Februari 2022. Innalillahi wainnailaihi roji'un. Telah berpulang ke Rahmatullah, Habib Abdul Qadir bin Hasan bin Quthban di Tuban Jawa Timur, Kamis (17/2/2022). Semoga Allah SWT menempatkan almarhum di tempat yang paling mulia. Dimakamkan di Sunan Bejagung Makam Habib Abdul Qadir bin Alwi Quthban.
...

Cerita berikut ini disampaikan oleh Habib Muhammad bin Ali Assegaf, di Tebet, Jakarta.

"Habib Abdul Qadir bin Hasan bin Quthban Assegaf telah meninggal dunia. Seorang Wali Allah yang masih muda dan sangat mulia kedudukannya. Almarhum mempunyai karomah yang sangat luar biasa. Saya terkenang karomahnya saat saya sering berjumpa dengan almarhum di Tuban. Saat itu saya berkunjung ke almarhum dan almarhum mengajak saya ziarah ke suatu makam namun dalam perjalanan almarhum berhenti ke suatu masjid dan beliau masuk ke toilet. Namun anehnya, jubah yang dipakai saat keluar toilet berubah warna dari warna putih menjadi biru.

Dalam perjalanan ada rombongan mobil yang ikut ziarah tapi kehabisan bensin. Beliau ambil air Aqua kemudian dibacakan doa pada air tersebut maka air itu berubah menjadi bensin. Dimasukkan ke tangki mobil dan mobil itu dapat hidup dan melanjutkan perjalanan. Beliau berkata pada saya bahwa orang itu sengaja tidak mengisi bensin agar mogok untuk membuktikan karomah/ilmu Allah yang almarhum miliki.

Sesampainya di pinggir pantai beliau perintahkan orang untuk ambil dirigen kosong yang ada di perahu nelayan dan di isikan penuh air laut kemudian beliau doakan air itu maka berubahlah air laut menjadi minyak solar. Kemudian ditaruh ke perahu nelayan itu seraya berkata kepada saya bahwa pemilik perahu itu kasihan, tidak punya uang untuk beli solar untuk mencari ikan besok. Subhanullah. Kemuliaan yang Allah berikan pada almarhum begitu agung.

Setiap saya bertemu dengan almarhum, selalu beliau tawarkan pada saya seraya berkata, "Habib mau bertemu dengan Nabi Khidir atau mau bertemu Rasulullah SAW, dan saya memilih ingin bertemu Rasulullah SAW. Tawaran itu selalu ditawarkan pada saya dari almarhum.  Itu menunjukkan maqom kedudukan beliau yang begitu agung di hadapan Allah. Semoga Allah angkat derajatnya almarhum bersama Datuknya Rasulullah SAW dan semoga kita selalu mendapatkan keberkahan dari para Wali Allah.  Amin ya robbal alamin."
https://www.faktakini.info



06 June, 2023

Hasil Diskusi Dengan Pemuda Yang Murtad

Assalamu’alaikum wr.wb. Kemarin saya bertemu seorang pemuda yang murtad. Dia mengaku sudah 2 tahun merasa bukan Muslim sejak menjadi mahasiswa di luar kota. Katanya, tidak ada "perasaan hati" ketika shalat dan hanya menjadi Muslim karena keturunan, jadi bukan pilihan dia. Saya jelaskan kebenaran Islam. Dia mengaku bahwa semuanya betul, benar, sah, dan masuk akal. Allah menciptakan manusia dan alam semesta, Allah yang berikan ujian di dunia ini, Allah yang membuat aturan ujian, Allah yang kirim para nabi agar kita tahu aturan untuk lulus ujian, Allah yang tentukan Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir, Allah yang berikan Al Quran, Allah yang menjadi Pemilik Surga, dan Allah yang tentukan siapa yang berhak masuk surga. Benar, sah, dan masuk akal. Dia setuju terus.

Lalu dia kembali terus ke "perasaan hatinya" dan fakta bahwa orang tua memilih Islam bagi dia. Saya tanya, kenapa menerima yang "baik dan benar" dari pihak lain mau dianggap masalah? Apa mau DO dari kampus, kerja, kembalikan uang kuliah kepada orang tua, lalu kuliah lagi dari nol dengan uang sendiri? Atau mau terima "jalan pintas" yang dikasih oleh orang tua, tanpa perlu bersusah payah cari jalan sendiri? Dia mau terima jalan pintas. Saya kasih berbagai contoh lain, seperti misalnya kita terima obat dari dokter, tanpa perlu kuliah kedokteran sendiri lalu ciptakan obat sendiri dari nol. Kita naik pesawat tanpa perlu pelajari cara menciptakan pesawat dan cara menjadi pilot.

Dalam semua contoh yang dikasih, dia setuju, mau terima jalan pintas, yaitu orang lain sudah pelajari dan kasih hasil terbaik kepada kita dan tidak perlu dimulai lagi dari nol secara perorangan. Tetapi khusus dalam ranah agama, dia tidak mau, dan merasa Islam harus ditolak, lalu dilakukan proses panjang pelajari agama sendiri dari nol. Hanya untuk agama. Dalam semua perkara lain, tidak perlu belajar sendiri karena jalan pintas (terima keahlian dari orang lain) lebih mudah dan enak.

Jadi hatinya keras, dan dia menolak menggunakan logika karena lebih utamakan perasaan hati. Saya bahas 5 pengaruh terhadap manusia: Allah, para nabi, malaikat, Setan dan nafsu manusia. Kalau berada di jalan yang benar maka sudah sejalan dengan Allah, nabi, dan malaikat. Tapi kalau berjalan sendiri (menjauhi Allah), yang tersisa hanya Setan dan nafsu manusia sebagai pengaruh. Kalau logika ditinggalkan, hanya ada perasaan hati, dan perasaan bisa dipengaruhi oleh Setan juga. Jadi logika lebih penting daripada perasaan. Akal yang sehat begitu penting dalam Islam sampai orang gila, pikun, dan balita tidak wajib shalat. Dasar ibadah kepada Tuhan adalah waras dulu dan sadar kenapa butuh Tuhan. Bukan punya "perasaan" menyenangkan dalam hati ketika beribadah.

Kepada para orang tua, tolong perhatikan anak-anak anda, terutama kalau shalatnya tidak rajin. Pastikan mereka memikirkan agama dengan akal yang sehat dan tidak terpengaruh untuk mencari "perasaan hati" di luar Islam. Kebenaran berasal dari akal yang sehat, yang menyadari bahwa Allah menciptakan manusia dan Allah yang membuat aturan tentang siapa yang berhak masuk surga. Jadi kita punya pilihan, berpikir dengan akal yang Allah berikan lalu taat kepada Allah, atau cari perasaan hati dan menjauhi Allah. Kalau anak anda punya banyak pertanyaan, tolong pastikan mereka segera dibantu mendapat jawaban. Jangan tinggalkan mereka untuk merenung sendiri dalam kebingungan bertahun-tahun.
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto


21 December, 2022

 Shalat Jumat Yang Keliling Dunia Seperti Gelombang

(Saya mengirim tulisan ini kepada seorang pria yang sedang belajar tentang Islam, untuk membantunya berpikir tentang apa yang dilakukan orang Muslim setiap hari Jumat, di seluruh dunia.)

Sekarang jam 1 siang pada hari Jumat. Saya baru saja selesai menunaikan shalat Jumat di Indonesia, bersama sekitar 100 juta pria dan anak laki-laki. Dan sekarang akan muncul sebuah "gelombang" yang terjadi di seluruh dunia, di mana pria dan anak laki-laki di setiap negara akan pergi ke masjid pada siang hari, membasuh muka, lengan, dan kaki mereka, lalu berdiri dengan tenang di belakang seorang imam, menghadap Kabah (Rumah Tuhan yang pertama di bumi ini, yang dibangun oleh Nabi Ibrahim) di Makkah, dan melakukan shalat (berdoa) dengan cara yang sama kepada Tuhan Yang Maha Esa. Satu ibadah (doa), satu metode, satu bahasa, satu arah, satu pemimpin, satu Kitab Suci.

Sesudah Indonesia, jutaan orang di setiap negara, akan melakukan shalat yang sama, dengan format yang sama, pada siang hari juga di Singapura, Malaysia, Thailand, Myanmar, Bangladesh, India, Pakistan, Afghanistan, Kazakhstan, Tajikistan, Uzbekistan, Turkmenistan, Iran, Irak, Yaman, Somalia, Ethiopia, Tanzania, Arab Saudi, Yordania, Palestina, Suriah, Turki, Sudan, Mozambik, Mesir, Libya, Nigeria, Niger, Mali, Senegal, Aljazair, Tunisia, Maroko, Spanyol, Prancis, Jerman, Belanda, Inggris, Kanada, dan Amerika. (Dan banyak negara lain yang tidak disebutkan.)

Shalat Jumat akan berlanjut di seluruh dunia, hingga sekitar 1 miliar pria dan anak laki-laki selesai berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan cara yang sama, pada siang hari di setiap negara. Dan minggu depan, akan terulang lagi. Tolong jelaskan, agama yang mana selain Islam yang pernah sanggup melakukan hal serupa dalam 10.000 tahun terakhir?

Kewajiban agama ini, yang disebut Shalat Jumat, diajarkan oleh Muhammad (SAW), yang merupakan Nabi Terakhir dari Tuhan Yang Maha Esa, yang diutuskan kepada seluruh umat manusia. Dan tata cara shalat itu tidak berubah selama 1.400 tahun. Tidak ada yang menggantikan bahasa Arab dengan bahasa ibu mereka. Tidak ada yang menambahkan atau menghapus tindakan atau gerakan apa pun dalam shalat itu. Tidak ada yang menggunakan selain ayat-ayat suci dari Al-Qur'an (Perjanjian Terakhir dari Tuhan, yang menggantikan Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama). Dan Al Qur'an itu masih digunakan dalam bahasa aslinya, yaitu bahasa Arab, yang juga merupakan bahasa ibu dari Nabi Muhammad (SAW). Dan jumlah pria dan anak laki-laki yang melakukan shalat ini setiap hari Jumat bertambah terus setiap tahun.

Saya berharap informasi ini bisa membantu anda untuk merenung secara serius tentang skala globalnya Islam, dan sekitar 2 miliar Muslim yang terus mengikuti Nabi Terakhir Muhammad (SAW).

Salam,
-Gene Netto

07 December, 2022

Kalau Mau Belajar Sejenak Tentang Dakwah…

Assalamu’alaikum wr.wb. Kemarin saya salah. Minta pendapat di Facebook tentang ejaan Al Fatihah (transliterasi, untuk non-Muslim). Saya lupa bahwa kalau minta pendapat di depan umum akan dapat puluhan pendapat. Hehe. Mohon maaf, tapi sering terasa banyak Muslim kurang memahami cara berdakwah kepada non-Muslim, apalagi orang asing. Membahas Al Fatihah saja, langsung ada berbagai pendapat (yang kurang bermanfaat). Orang non-Muslim tidak akan mengerti. Yang mereka butuhkan adalah yang SEDERHANA.

Saya sudah membuat teks Al Fatihah itu dulu untuk non-Muslim di seluruh dunia. Saya konsultasi dengan puluhan orang Muslim dan non-Muslim, di mancanegara. Teks itu bukan untuk Muslim, bukan untuk Indonesia, tidak sesuai ejaan bahasa arab, dan tidak sesuai transliterasi di buku teks. Kenapa? Karena tidak dibutuhkan. Yang dibutuhkan adalah teks yang bisa dibaca oleh 10 juta orang dari puluhan negara, dan terasa "cukup baik", tanpa contoh, tanpa guru.

Panjang pendek (Laa daripada La) boleh diganti. Tapi DZI daripada THI tidak bisa. Tidak ada kombinasi huruf DZ dalam bahasa Eropa. Jadi orang asing yang melihatnya akan bingung. Baca DEH-ZET? Atau D-ZEE? Atau bagaimana? Tapi kalau melihat THII, bisa dicoba sendiri, karena terbiasa melihat bentuk TH dalam bahasa mereka.

Begitu sederhana prosesnya. Dipikirkan dulu, apa yang mudah, sederhana, jelas, dan tidak perlu keterangan, sehingga mereka bisa mendapatkan rasa "berhasil". Tujuan teks Al Fatihah itu adalah: Non-Muslim di puluhan negara berusaha membaca, merasa "bisa", merasa "Kok semudah itu ya?", merasa bahwa shalat dalam Islam sederhana, merasa Al Fatihah seperti puisi, dan setelah baca terjemahan, berpikir kok hanya itu saja yang diucapkan orang Muslim dalam shalat setiap hari? Kalau mereka dapat perasaan seperti itu, tujuan teks tercapai.

Dan semoga setelah itu, mereka menjadi penasaran untuk belajar lagi, dan membahasnya dengan orang Muslim di komunitasnya. Jadi bukan "sempurna" atau "sesuai buku teks" yang dibutuhkan. Dakwah terhadap non-Muslim ada tata caranya tersendiri. Tapi mohon maaf, banyak Muslim di sini (termasuk banyak Ustadz) tidak belajar tentang metode dakwah, jadi sulit bagi mereka membuat non-Muslim tertarik pada Islam, karena kurang paham caranya. Jadi hanya bisa fokus pada umat Islam saja. Sayangnya.

Tolong dipikirkan. Kalau mau bicara dengan non-Muslim, mulai dengan berikan yang paling sederhana dan mudah dipahami dulu. Mereka belum membutuhkan yang sempurna. Mereka butuh yang MUDAH. Semoga bisa dipahami.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

06 December, 2022

Hasil Pertemuan Dengan Muallaf Jerman

Assalamu’alaikum wr.wb. Kemarin saya bertemu dengan seorang muallaf dari Jerman, bernama Nathan (sebelah kiri di foto). Ternyata, dia baru masuk Islam 3 minggu, tapi sudah shalat 5x per hari, dan juga shalat di masjid! Luar biasa. Saya minta dia baca Al Fatihah dan ucapannya sudah bagus! Dia jelaskan masa mudanya yang penuh perbuatan buruk. Lalu, dia amati seorang kenalan Muslim di Jerman, dari Afghanistan. Mengalami banyak kesulitan, kenapa selalu tenang? Nathan merenung. Dibesarkan sebagai Kristen, tapi meragukan kebenarannya. Setelah proses "pencarian" beberapa tahun, dia merasa yakin bahwa hanya Islam yang merupakan kebenaran. Jadi dia masuk Islam.

Setelah saya tahu dia masuk Islam karena perasaan hati, saya ingin memperkuat keimanannya dengan ilmu agama berdasarkan logika juga. Saya membahas semua agama, dan bandingkan ajarannya dengan Islam. Saya juga jelaskan tentang Rasulullah SAW, mukjizatnya, Al Qur'an yang tidak pernah berubah, 2 milyar Muslim yang selalu berusaha mengikuti Nabi (tidak ciptakan ajaran dan ibadah sendiri), dan punya contoh akhlak mulia dari Nabi sebagai target kita untuk memperbaiki diri. Kami diskusi selama 5 jam, dan terlihat dia berusaha menahan rasa menangis ketika saya membahas Rasulullah SAW dan usahanya menyampaikan kebenaran kepada kita. Saya berusaha memberikan ringkasan ilmu agama dari 27 tahun dalam 5 jam. Dan alhamdulillah berhasil!

Nathan sudah menikah kemarin, dan ingin kembali ke Jerman untuk satu tahun, dan kerja di sana sebagai chef untuk kumpulkan uang, lalu kembali dan menetap di sini. Mohon doanya dari semua teman bagi Nathan. Semoga Allah SWT berikan petunjuk dan hidayah terus, dan keimanan dan ketaqwaan yang kuat. Aamiin, Aamiin, ya Rabbal ‘Aalamiin.
[Tulisan ini boleh disebarkan].
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto 




07 October, 2022

Dakwah Dan Doa Bagi Anak Yang Murtad Berhasil

Assalamu’alaikum wr.wb. Kemarin saya bertemu seorang anak yang murtad lebih dari 1 tahun. Dia punya banyak pertanyaan dari kecil, berdasarkan logika, tetapi tidak bisa dapat jawaban. Malah dimarahi oleh keluarga, teman, dan ustadz. Akhirnya dia merasa bingung dan gelisah, jadi dia tinggalkan Islam untuk "mencari ketenangan". Dia pelajari agama2 lain, coba pindah agama, bahkan coba menjadi "spiritual" tanpa agama. Hasilnya, kehidupannya tambah hancur. Menjadi lebih bingung, lebih stres, dan dimarahi lebih banyak dari sebelumnya. Dia merasa sendirian karena tidak ada yang mau menolongnya dengan tenang.

Alhamdulillah dia mau ketemu saya dan setelah diskusi dia ikut shalat ashar dan maghrib. Kami makan siang, makan malam, dan diskusi terus selama 10 jam, sampai saya merasa yakin dia sudah benar2 puas dan hatinya berubah. Saya jawab dan menjelaskan terus, sampai dia kehabisan pertanyaan. Yang dipikirkan bertahun-tahun jadi beres dalam 1 pertemuan. Saya ajarkan dia bahwa Allah tidak pernah tinggalkan dia, tapi dia yang lari dari Allah. Umpamanya, dia bertanya sama guru sekolah, kenapa X=5 dan bukan X=6, lalu jawabannya kurang jelas. Apa solusinya, A) tanya pada guru lain, atau B) kabur dari sekolah dan menjadi pemulung di kota terpencil sambil merenung sendirian di gubuk? Sambil ketawa, dia jawab "A". Lalu mengaku bahwa dia yang salah karena tinggalkan Allah dan Islam, daripada lebih semangat mencari jawaban dari orang lain.

Kami bahas semua agama, kenapa hanya Islam yang masuk akal, dan faktanya Muslim masih setia mengikuti ibadah dan ajarannya Nabi Muhammad SAW sampai sekarang, dengan Al Quran yang tidak berubah, masih dalam bahasa aslinya. Akhirnya dia sepakat dengan semua penjelasan saya, dan yakin hanya Islam yang bisa berikan dia jawaban yang dicari. Saya ajarkan dia untuk berdoa dalam bahasa Indonesia saja, dan setelah shalat, mohon ketenangan dari Allah dan mohon bantuan untuk dapat jawaban yang dicari. Dia laksanakan, dan mengaku setelah shalat dan berdoa di samping saya, langsung ada rasa tenang. Alhamdulillah.

Yang dia butuhkan sejak dulu hanya satu: Bantuan dari orang Muslim yang mengerti agama, yang bisa jawab pertanyaannya berdasarkan logika, tanpa menjadi marah. Terlalu banyak Muslim ingin paksa dia "ikut saja" tanpa pakai otak. Saya bantah. Kalau tidak perlu akal dalam Islam, kenapa Allah kasih otak? Dia senang sekali dengan jawaban itu. Dia berjanji akan menjaga shalatnya dan mulai belajar Islam lagi dari nol. Allah Maha Kuasa. Dan kalau kita mencari pertolongan Allah, maka dalam sekejap bisa dapat bantuan.

Jadi kalau ada orang yang bertanya-tanya kepada anda tentang Islam, dan pertanyaannya ganggu hati anda, mohon jangan dimarahi. Ajak diskusi dengan tenang atau bantu dia cari orang lain yang bisa menjawab. Insya Allah hasilnya akan lebih baik daripada dimarahi saja. Semoga bermanfaat. Dan terima kasih kepada semua teman yang bantu dengan doanya kemarin.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
-Gene Netto

12 April, 2022

Tinggalkan Shalat Dan Islam 7 Tahun, Mulai Shalat 5 Waktu Setelah 1x Diskusi

Assalamu’alaikum wr.wb. Minggu kemarin saya diskusi selama 8 jam dengan seorang pemuda yang telah berhenti shalat dan tinggalkan Islam selama 7 tahun, setelah dia mengalami suatu musibah. Di waktu itu, dia berdoa berbulan-bulan agar dapat pertolongan Allah, tapi merasa diabaikan. Jadi dia anggap Allah tidak adil dan Allah pasti membencinya. Jadi dia balas dendam dengan membenci Allah juga.

Setelah itu, dia mengaku tidak memiliki tujuan dalam kehidupannya. Dia diskusi dengan beberapa ustadz tetapi mereka hanya suruh dia pasrah dan bersabar, padahal dia mencari "alasan logis" tentang kenapa dia harus hidup dalam kondisi yang (bagi dia) sangat buruk dan sulit diterima. Dalam diskusi dengan saya, dan setelah diberikan penjelasan yang didasarkan pada logika, alhamdulillah dia merasa sangat dibantu dan akhirnya bisa menerima pengalaman buruk itu sebagai suatu ujian dari Allah, dan sebuah tantangan untuk bangkit dan berjuang.

Langsung saja dia berhenti membenci Allah dan semangat ikut shalat bersama saya. Kebencian terhadap Allah selama 7 tahun lenyap dan dia menjadi rajin shalat dan banyak berdoa kepada Allah sepanjang hari. Dia menjadi sadar bahwa dulu bukan Allah yang tinggalkan dia (atau benci dia) tapi malah dia yang melarikan diri dan tinggalkan Allah, dan sekarang mau berubah dan menjadi dekat dengan Allah lagi.

272. Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-Nya.
(QS. Al-Baqarah 2:272)

Kalau anda punya saudara atau teman yang tidak shalat dan tidak yakin terhadap Islam, bersabar dulu. Jangan anggap mereka tidak pernah akan bisa berubah. Hanya perlu menunggu saatnya sampai mereka dapat bantuan yang dibutuhkan agar pemikiran mereka menjadi terbuka, dan mereka bersedia mengenal Allah SWT lagi.
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

22 November, 2021

Kurang dari 50% Warga Inggris Memilih "Kristen" Dalam Sensus

Assalamu’alaikum wr.wb. Jumlah orang yang mengaku Kristen di Inggris turun terus. Begitu juga di Eropa, Amerika, dan negara2 maju yang lain. Jumlah orang yang mengaku ateis atau tidak ikuti agama apa saja meningkat terus. Lalu banyak orang Muslim bertanya, kalau orang asing makin tinggalkan agama Kristen, kenapa tidak tertarik untuk masuk Islam? Ada jawaban yang sangat sederhana: Cari cermin, dan lihat diri kita sendiri!

Banyak orang asing, setelah tinggal di tengah umat Islam di Indonesia selama satu tahun, hanya ingin kabur! Kenapa? Karena di sini mereka sulit melihat "keindahan Islam". Yang mereka lihat adalah orang yang mengaku Muslim, lalu sehari-hari perilakunya sama atau bahkan lebih buruk dari banyak orang ateis di negara lain!! Di sini, banyak orang asing mendapat pengalaman sering ditipu dan dibohongi, barangnya dicuri, melihat sampah dibuang ke mana-mana, melihat orang yang tidak pedulikan hak orang lain, tidak keberatan bahayakan orang lain, banyak anak sekolah tawuran, menyontek dalam ujian (lalu ketawa), banyak orang dewasa selingkuh dan pakai narkoba, banyak ibu sibuk gosip tentang tetangga, banyak keluarga ribut terus, atau retak karena warisan, dan pencarian pornografi di internet termasuk paling tinggi di dunia. Dan masih banyak perkara yang lain. Keindahan Islam bisa dilihat di mana?

Banyak Muslim tidak suka introspeksi dan tidak mau sadari bahwa perbuatan mereka yang membuat orang non-Muslim ingin lari dari Islam. Banyak Muslim hanya ingin dengarkan ceramah yang membuat mereka merasa bahagia, dan mau diberikan rasa bangga pada diri sendiri. Padahal banyak Muslim sangat jauh dari contohnya Rasulullah SAW. Tidak ada orang di zaman dulu yang kenal Nabi Muhammad SAW dan para sahabat yang mengatakan, "Walaupun Nabi Muhammad berakhlak buruk, saya tetap akan masuk Islam!" Malah sebaliknya. Banyak orang sangat tertarik pada Islam JUSTRU karena Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya berakhlak baik, selalu jujur, mulia, tidak gosip, tidak marah, tidak mencuri, dsb. Kalau kita bisa mengikutinya, insya Allah banyak non-Muslim akan terpesona dan tertarik masuk Islam. Apa kita sudah siap introspeksi dan menjadi cahaya yang menarik perhatian orang di luar Islam?
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

Less Than Half Of Britons Expected To Tick ‘Christian’ In UK Census
https://www.theguardian.com

18 February, 2021

Kenapa Islam Tidak Dibahas Dari Sisi Logika?

[Komentar]: Saya ingin sekali mendengar dakwah yang based on science tapi di Indonesia ini jarang sekali ada. Jadi saya rasa kebanyakan org Indonesia mengikuti ibadah berdasarkan keyakinan adanya surga atau mendapat pahala saja. Dalam hal ini perlu juga org Indonesia mempelajari ini supaya kalau western people bertanya akan lebih mudah diterima.

[Gene]: Assalamu’alaikum wr.wb. Seorang ibu pernah minta saya ketemu dan bantu pemuda asing yang ingin memahami Islam. Sudah ada tujuh ustadz sebelum saya yang dipanggil berturut-turut ke rumahnya. Semuanya jelaskan rukun Islam, rukun Iman, lalu selesai begitu saja. Tetapi orang asing itu tidak tertarik pada apa yang mereka jelaskan, jadi mereka pulang saja.

Sikap saya berbeda. Kalau ada yang mau bertanya tentang Islam (calon muallaf, yang asing atau lokal), saya kosongkan hari itu sebelum bertemu. Jadi dia mau diskusi 2 jam atau 12 jam, saya sudah siap sebelumnya. Akhirnya keluarga itu ingat saya dan minta saya datang. Saya ketemu pemuda itu, dan bertanya tentang latar belakangnya, dan pengertiannya terhadap dunia, akhirat, kehidupan, dan agama. Setelah dia jelaskan latar belakangnya di agama Kristen (yang sudah tidak diyakini lagi), saya bertanya kepadanya: “Tugasnya Nabi Ibrahim diganti oleh Nabi Musa. Nabi Musa diganti oleh Yesus. Lalu Yesus diganti oleh siapa?”

Dia diam, menatap saya terus, dan tidak bisa jawab. Saya teruskan: Setiap Nabi Allah sejak Adam ada penggantinya, dan tidak ada di antaranya yang menyatakan bahwa mereka adalah Nabi Yang Terakhir. Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim dsb. tidak pernah menyatakan dirinya "terakhir". Begitu juga Yesus. Jadi sikap yang logis bagi kita semua, yang beriman kepada Tuhan yang Maha Esa, adalah selalu "menunggu Nabi berikutnya", sampai suatu saat ada yang menyatakan bahwa dirinya merupakan nabi yang terakhir. Jadi siapa penggantinya Yesus? Dia tidak bisa jawab, dan hanya menatap saya. Terkesan, dia lupakan dunia, dan otaknya kerja keras untuk merenung tentang pertanyaan itu yang belum pernah dipikirkan sebelumnya. Dia diam terus. Saya juga diam. Kami sama-sama diam selama 5-6 menit, sampai akhirnya air matanya mulai keluar. Lalu dia minta saya jelaskan tentang Nabi Muhammad SAW karena dia baru tahu namanya saja.

Saya tidak bahas rukun Islam dan rukun iman. Saya hanya bahas logika, dan bagaimana kita dikasih akal yang sehat untuk mencari kebenaran, jadi merupakan tanggung jawab kita semua untuk pakai akal itu dan mencari jalan Allah yang benar. Sayangnya, dia pulang ke Amerika di hari berikutnya, jadi saya tidak ketemu lagi. Dan saya hanya mau diskusi agama dengan orang yang ingin hubungi saya dan terlihat ada kemauan mencari kebenaran. Jadi saya tidak mencari dan membujuk orang yang tidak tertarik. Tidak ada kabarnya lagi, dan saya dengar dia putus dengan pacarnya (WNI). Jadi sepertinya dia juga berhenti belajar Islam. Tetapi minimal dia sudah mulai berpikir secara jernih pada hari itu, dan mungkin suatu hari nanti akan mulai lagi.

Dari banyak pengalaman seperti itu, saya sudah saksikan bagaimana banyak Muslim dan non-Muslim terpengaruh sekali oleh diskusi tentang agama Islam yang berlandasan pada logika. Sayangnya, hal seperti itu cukup jarang terlihat di Indonesia dan belum menjadi prioritas dalam program pendidikan di pesantren, sekolah, dan masjid, padahal manfaatnya sangat luas.
Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wa billahi taufiq wal hidayah.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

21 December, 2020

Nabi Muhammad SAW Terkenal Sebagai Orang Jujur Sebelum Menjadi Nabi

Sejak masa mudanya, Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai orang yang jujur dan benar, dan diberi julukan "Al-Amin" (yang dapat dipercaya) dan juga dikenal sebagai "Al-Sadiq" (yang jujur). Dan dalam beberapa hadits (riwayat) dilaporkan bahwa orang yang hidup di sekitar Muhammad SAW menganggapnya sebagai orang yang sangat jujur.

Diriwayatkan oleh Ibnu 'Abbas: Ketika ayat ini diturunkan: "Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat…" [QS. As-Shu'ara 26:214], Rasulullah SAW berangkat dan dia naik Gunung Safa', dan panggil dengan keras: "Waspadalah!" [Orang-orang] berkumpul di sekitar dia, […] dan dia berkata: "Jika saya memberitahu kalian bahwa ada penunggang kuda yang sedang muncul dari kaki gunung ini, apakah kalian akan percaya?" Mereka berkata: "Kami tidak pernah mendapatkan kebohongan dari kamu." […]. (HR. Muslim)

Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan pengikutnya bahwa kebenaran adalah bagian penting dari keimanan mereka kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Diriwayatkan oleh 'Abdullah: Rasulullah SAW bersabda, "Senantiasalah kalian jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebajikan, dan kebajikan membawa kepada surga. Seseorang yang senantiasa jujur dan berusaha untuk selalu jujur, akhirnya ditulis di sisi Allah sebagai seorang yang selalu jujur. Dan jauhilah kedustaan karena kedustaan itu membawa kepada kemaksiatan, dan kemaksiatan membawa ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan selalu berdusta, hingga akhirnya ditulis di sisi Allah sebagai seorang pendusta." (HR. Muslim)

Muhammad SAW dikenal oleh orang-orang di komunitasnya sebagai "orang yang jujur" sebelum ia menjadi nabi, dan kemudian, ia mengajarkan pengikutnya untuk bersikap jujur juga. Namun, beberapa orang menyebutnya pembohong atau orang gila karena mereka tidak mau menerima apa yang dikatakannya tentang Allah dan Islam, dan bukan karena ia dikenal sebagai orang yang berbohong. Mereka yang telah mengenal Muhammad SAW selama bertahun-tahun sebagai seorang pedagang sudah mengetahui bahwa dia sangat jujur dan terpercaya dalam bisnis.

33. Sesungguhnya Kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah.
(QS. Al-An'am 6:33)

Semoga bermanfaat bagi orang yang menjadi kejujuran dalam agama, dan mencari agama yang tidak berisi rekayasa manusia, tapi murni berasal dari Allah SWT dan Nabi-Nya Muhammad SAW. Allah berikan kita akal, tapi kita yang harus pilih untuk memakai akal itu, atau mematikannya.
-Gene Netto

Tidak Ada "Banyak Jalan" Menuju Tuhan: Hanya Ada Islam!

[Komentar]: Gene mau pindah agama y pindah aj, ngga ngaruh, banyak jalan menuju Allah, kendaraannya agama, jd ngga usah diributin kendaraannya pake yg mana....

[Gene]: Itu pendapat pribadi anda, dan bukan pendapat Tuhan Yang Maha Esa. Anda bebas menyatakan "banyak jalan", tapi percuma kalau Tuhan bilang anda salah, dan hanya ada 1 jalan. Anda juga bebas menyatakan "banyak jalan" ttg apa saja di dunia ini, tapi tetap juga tidak benar. Misalnya, ada "banyak jalan untuk bayar pajak". Tinggal lempar uang ke jalan di depan rumah, dan suruh Ditjen Pajak ambil sendiri dari got. Tidak usah isi formulir. Jumlahnya tidak perlu dihitung. Lempar saja. Yang penting anda merasa "sudah bayar". Ada banyak cara utk bayar pajak. Tidak usah peduli pada konsep sah, tidak sah, benar, tidak benar, sesuai hukum, melanggar hukum, dan tidak usah peduli siapa yang berhak menentukan kebenaran dan menciptakan hukum. Lempar saja uang ke jalan, dan merasa benar sendiri.

Begitu juga banyak orang "datang ke Tuhan". Mereka merasa bebas tentukan jalannya sendiri, dan cuek 100% terhadap hak Allah utk tentukan apa yang benar dan salah atau membuat hukum. Itu hanya perasaan hati manusia yang sesat, dan membawa mereka ke jalan yang sesat. Hanya ada waktu singkat di dunia ini utk menjadi sadar, berubah, dan mencari kebenaran Islam. Dan kl tidak mau, nanti akan kena balasan dari Allah di Neraka. Manusia dikasih peringatan dari Allah. Tidak ada "banyak jalan" menuju Tuhan. Hanya ada satu: Islam. Kalau tidak suka, silahkan saja. Neraka sangat luas, dan Allah bisa menampung semua orang kafir di dalamnya tanpa menjadi penuh. Semoga anda mau gunakan akal sehat yang Allah berikan, sebelum terlambat.

84. Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri".
85. Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.
(QS. Ali Imron 3:84-85)

102. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam
(QS. Ali Imran 3:102)

-Gene Netto

30 November, 2020

Mukjizat Nabi Muhammad

Assalamu’alaikum wr.wb. Berikut ini ada beberapa contoh mukjizat yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Semuanya ditulis dalam ratusan "Hadits" (riwayat tertulis tentang perkataan dan perbuatan Nabi Muhammad SAW).

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah: Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada seorang pun di antara para nabi kecuali mereka diberi sejumlah mukjizat yang di antaranya manusia beriman kepadanya, dan mukjizat yang saya terima adalah wahyu. Allah mewahyukannya kepada saya. Maka saya berharap kiranya menjadi nabi yang paling banyak pengikutnya pada hari kiamat.” (HR. Bukhari)


Mukjizat Paling Utama Bagi Nabi Muhammad SAW Adalah Penerimaan Al Qur'an

1. Demi bintang ketika terbenam,
2. kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru,
3. dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya.
4. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya),
5. yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat,
(QS. An-Najm 53:1-5)

9. Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.
(QS. Al-Hijr 15:9)

58. Dan Sesungguhnya telah Kami buat dalam Al-Qur’an ini segala macam perumpamaan untuk manusia. Dan Sesungguhnya jika kamu membawa kepada mereka suatu ayat, pastilah orang-orang yang kafir itu akan berkata: “Kamu tidak lain hanyalah orang-orang yang membuat kepalsuan belaka”.
(QS. Ar-Rum 30:58)


Bulan Terbelah Setelah Nabi Muhammad SAW Berdoa

1. Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan.
2. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata: “(Ini adalah) sihir yang terus-menerus”.
3. Dan mereka mendustakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya
(QS. Al-Qamar 54:1-3)

Diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud: “Kami sedang bersama dengan Rasulullah S.A.W. di Mina, dan bulan terbelah menjadi dua. Salah satu bagian berada di balik gunung dan bagian yang lain ada di sisi gunung di sini. Rasulullah S.A.W. mengatakan kepada kami, ‘Saksikanlah hal ini.’” (HR. Muslim)


Nabi Muhammad SAW Melakukan Isra Mi’raj (“Perjalanan dan Kenaikan”)

[Rasulullah SAW dibawa dari Masjid al-Haram di Makkah ke al-Masjid al-Aqsa di Yerusalem, lalu diangkat ke langit (di luar atmosfer kita) hingga mencapai Langit Ketujuh dan bertemu dengan Allah. Hadits yang ceritakan perjalanan ke Langit Ketujuh itu cukup panjang.]

1. Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjid al-Haram ke Al-Masjid al-Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(QS. Al-Isra’ 17:1)


Nabi Muhammad SAW Menyembuhkan Orang Sakit

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Shayba: Seorang wanita membawa putranya ke Rasulullah SAW. Anak laki-laki itu cacat mental dan bahkan tidak bisa berbicara. Rasulullah SAW membilas mulutnya dengan air dan membasuh tangannya dan memberikan air itu kepada wanita itu dan menyuruhnya untuk membuatkan putranya minum. Tidak ada yang tersisa dari kondisinya; kecerdasannya kemudian melampaui bahkan [orang] yang paling cerdas sekalipun. (HR. Sunan Ibn Majah, Al-Hakim, Al-Baihaqi, dan Ash-Shifa dari Qadi Iyad)

Diriwayatkan oleh Ibn 'Abbas: Seorang anak gila dibawa ke Rasulullah SAW. Dia meletakkan tangannya yang penuh rahmat di dada anak itu dan anak itu tiba-tiba memuntahkan benda hitam kecil seperti sebuah timun. Anak itu sembuh dan pulang. (HR. Ibn Hanbal, Al-Darimi, Al-Baihaqi, Al-Tabarani, dan Ash-Shifa dari Qadi Iyad)

Diriwayatkan oleh Sahl bin Sad: Rasulullah SAW pada Hari Khaibar berkata, […] "Di mana 'Ali bin Abu Thalib?" Mereka berkata: "Rasulullah, matanya sakit." Dia kemudian memanggilnya dan 'Ali dibawa, dan Rasulullah SAW mengoleskan air liurnya ke matanya ['Ali] dan memohon berkah dan dia menjadi baik-baik saja, seolah-olah dia tidak memiliki penyakit sama sekali. […]. (HR. Muslim)

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah: Saya berkata, "Ya Rasulullah SAW! Saya mendengar banyak riwayat dari Anda, tetapi saya melupakannya." Dia berkata, "Bentangkan selendangmu." Saya membentangkan selendang saya dan dia menggerakkan kedua tangannya seolah-olah sedang mengambil sesuatu dan mengosongkannya ke dalam sorban dan berkata, "Pakailah." Saya pakainya di tubuh saya, dan sejak itu saya tidak pernah melupakan satu pun hadits. (HR. Bukhari)

Diriwayatkan oleh ‘Utsman bin Hunaif: Seorang lelaki yang buta datang kepada Rasulullah S.A.W. lalu memohon kepada Rasulullah untuk berdoa kepada Allah agar menyembuhkan matanya. Rasulullah bersabda, “Jika kau mau, aku akan berdoa untukmu, dan jika kau mau bersabar, maka itu lebih baik bagimu.” Lelaki itu berkata, “Doakanlah.” Maka Rasulullah S.A.W. mengatakan kepadanya, “Ambillah wudhu. Kemudian lakukan shalat dua raka’at dan berdoalah, ‘Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan bertawajjuh kepada-Mu dengan Nabi-Mu Muhammad, Nabi pembawa rahmat. Wahai Muhammad, sesungguhnya aku bermohon kepada Allah melalui engkau atas hajatku ini semoga diperkenankan untukku. Ya Allah, jadikan dia [Nabi Muhammad] syafaat bagiku.’” Lelaki itu melakukan apa yang disabdakan Rasulullah kepadanya dan penglihatannya dipulihkan. (HR. Tirmidzi, Ahmad, ibn Majah).

Diriwayatkan oleh Sahal bin Saad: Rasulullah S.A.W. bersabda pada hari Khaibar, [...] “Di mana ‘Ali bin Abu Thalib?” Para sahabat menjawab, “Ia sedang sakit mata, ya Rasulullah.” Rasulullah berkata, “Bawalah ia kemari.” Tak lama kemudian, Ali bin Abu Thalib datang menemui Rasulullah. Lalu Rasulullah mengoleskan ludahnya pada kedua matanya dan berdoa untuk kesembuhannya. Tak lama kemudian kedua mata Ali sembuh tanpa ada rasa sakit lagi. (HR. Muslim)


Nabi Muhammad SAW Melipatgandakan Makanan Yang Sedikit

Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah: “Ketika parit digali, aku melihat Rasulullah S.A.W. sangat lapar. Maka aku pun kembali menemui istriku dan menanyakan kepadanya, ‘Apakah engkau mempunyai sesuatu (makanan)? Sebab aku melihat Rasulullah S.A.W. sangat lapar.’ Istriku mengeluarkan kantung kulit berisi satu sha [3 kg] gandum. Dan kami mempunyai seekor anak kambing. Sementara aku menyembelihnya, istriku menumbuk gandum dan ketika ia selesai, aku pun selesai. Aku memotong-motong daging anak kambing itu dan memasukkannya ke dalam kuali. Istriku berkata: jangan mempermalukan aku di hadapan Rasulullah S.A.W. dan para sahabatnya. Kemudian aku hendak memberitahukan Rasulullah S.A.W. dan berbisik kepada beliau, ‘Kami telah menyembelih domba untuk engkau dan dia [istrinya] telah menumbuk satu sha [3 kg] gandum yang kami miliki. Jadi silahkan engkau datang dengan beberapa sahabat bersamamu’, lalu tiba-tiba Rasulullah S.A.W. berseru, ‘Jabir telah membuat jamuan makan besar untuk kalian. Silakan kalian semua ke sana.’ Lalu Rasulullah S.A.W. bersabda kepadaku, ‘Jangan engkau turunkan kualimu dan jangan engkau membuat roti dari adonanmu sebelum aku datang.’ Aku datang bersama Rasulullah S.A.W. mendahului orang-orang. Aku menemui istriku. Ia berkata, ‘Kamu akan dipermalukan [karena makanannya tidak cukup untuk jumlah orang yang datang]!’ Aku berkata, ‘Aku telah sampaikan semua pesanmu.’ Setelah itu aku keluarkan adonan roti kami, lalu Rasulullah mengoleskan ludahnya pada adonan itu serta memberkahinya. Kemudian beliau masukkan ludahnya ke dalam kuali dan memberkahinya. Setelah itu beliau berkata, ‘Sekarang panggillah pembuat roti untuk membantumu dan ambillah sop dari kualimu, tapi jangan engkau turunkan dari perapian.’ Ternyata kaum muslimin yang datang ada seribu orang. Berkata Jabir: Aku bersumpah demi Allah, mereka makan sampai kenyang dan pulang. Sementara itu kuali kami masih penuh dan mendidih seperti semula, demikian juga adonan roti masih tetap seperti sediakala.” Atau seperti yang dikatakan oleh Dhahhak (seorang perawi yang lain): ‘Adonan itu masih dalam kondisi semula, walaupun sudah digunakan untuk membuat roti.’” (HR. Muslim)

Diriwayatkan oleh Abdul Rahman bin Abu Bakar: “Kami yang berjumlah seratus tiga puluh orang sedang duduk bersama Nabi S.A.W. Beliau bertanya, ‘Adakah salah seorang di antara kalian yang mempunyai makanan?’ Didapati ada seorang yang mempunyai kurang lebih satu sha [3 kg] gandum, lalu dijadikannya adonan roti. Kemudian datang seorang lelaki kafir yang tinggi, membawa kambing-kambing. Nabi S.A.W. bertanya, ‘Apakah kambing-kambing ini untuk dijual atau dihadiahkan?’ Lelaki itu menjawab, ‘Untuk dijual!’ Maka dibelilah darinya seekor kambing. Setelah disembelih, Rasulullah S.A.W. memerintahkan supaya diambil hatinya, ginjalnya, paru-parunya, jantung dan sebagainya untuk dipanggang. Abdul Rahman bin Abu Bakar berkata, ‘Demi Allah! Setiap satu orang dari seratus tiga puluh orang itu semuanya mendapat bagian dari kambing itu [semua dapat porsi masing-masing].’ Rasulullah S.A.W. bagikan kepada orang yang hadir, dan disimpan bagian lain untuk orang yang tidak hadir. Daging kambing yang sudah dipanggang itu dibagikan di atas dua talam dan kami semua makan bersama sampai kenyang. Namun masih ada sisa makanan di kedua talam tersebut yang aku bawa di atas unta.” (HR. Bukhari)

Diriwayatkan oleh Jabir bahwa bapaknya meninggal dunia dengan meninggalkan hutang. Katanya, “Aku temui Nabi S.A.W. lalu aku katakan, ‘Bapakku meninggalkan hutang sedangkan aku tidak memiliki sesuatu kecuali apa yang dihasilkan dari kebun kurma, namun hasil panennya selama beberapa tahun tidak akan mencukupi untuk melunasi hutangnya’. Beliau pun berangkat bersamaku untuk menghindari umpatan para piutang kepadaku. Kemudian beliau berjalan mengelilingi tumpukan dari tumpukan buah kurma dan berdoa, kemudian beliau kelilingi tumpukan yang lain, dan beliau duduk di dekat tumpukan kurma tersebut seraya bersabda: ‘Bagikanlah.’“ Maka Jabir membagikan kurma-kurma tersebut dan berhasil dia lunasi semuanya dan masih tersisa kurma sebanyak yang sudah dibagikan. (HR. Bukhari)


Air Mengalir Dari Jari Nabi Muhammad SAW

Diceritakan oleh Anas: “Semangkuk air dibawa ke hadapan Nabi saat beliau berada di Az-Zawra. Beliau meletakkan tangannya di dalamnya dan air mulai mengalir di antara jari-jarinya. Semua orang melakukan wudhu (dengan air itu).” Qatada bertanya kepada Anas, “Berapa banyak orang yang bersamamu?” Anas menjawab, “Tiga ratus atau hampir tiga ratus.” (HR. Bukhari)

Diriwayatkan oleh Salim bin Abi Aj-Jad bahwa Jabir bin ‘Abdullah berkata, “Orang-orang menjadi sangat haus pada hari Al-Hudaibiya. Sebuah pot kecil berisi air berada di depan Nabi dan ketika ia selesai wudhu, orang-orang bergegas ke arahnya. Dia bertanya, ‘Ada masalah apa dengan kalian?’ Mereka menjawab, ‘Kami tidak punya air, baik untuk berwudhu atau untuk minum, kecuali apa yang ada di depan engkau.’ Jadi beliau menempatkan tangannya di dalam pot itu dan air mulai mengalir di antara jari-jarinya seperti mata air. Kita semua minum dan melakukan wudhu (dari itu).” Aku bertanya kepada Jabir, “Jumlah kalian berapa banyak?” Dia menjawab, “Seandainya kita lebih dari seratus ribu orang, air itu akan cukup bagi kami, tapi jumlah kami seribu lima ratus.” (HR. Bukhari)

Diceritakan oleh Abdullah: “Kami biasanya menganggap mukjizat sebagai Rahmat Allah, tetapi orang-orang menganggapnya sebagai suatu peringatan. Suatu waktu kami bersama Rasulullah dalam suatu perjalanan, dan kami kehabisan air. Beliau bersabda, ‘Bawalah air yang tersisa padamu.’ Orang-orang membawa sebuah wadah yang berisi sedikit air. Beliau meletakkan tangannya di dalamnya dan berkata, ‘Datanglah ke air yang dirahmati, dan rahmat ini datangnya dari Allah.’ Aku melihat air mengalir dari jari-jari Rasulullah, dan tidak diragukan lagi, kami mendengar suara makanan memuliakan Allah, ketika disantap (olehnya).’” (HR. Bukhari)

Anas menceritakan bahwa Rasulullah SAW meminta air kemudian beliau diberikan kantung air dan orang-orang mulai berwudhu darinya dan aku menghitung (orang-orang) dan jumlah mereka antara lima puluh dan delapan puluh, dan aku melihat air yang menyembur dari jari-jarinya. (HR. Muslim)


Pohon Jalan Sendiri Dan Berbicara Setelah Dipanggil oleh Nabi Muhammad SAW

Diriwayatkan oleh Burayda: Ketika kami bersama Rasulullah SAW dalam sebuah ekspedisi, seorang Badui [Arab dari padang pasir] datang dan meminta tanda, yaitu sebuah mukjizat. Rasulullah SAW berkata: "Katakan pada pohon itu bahwa Rasulullah memanggilnya!" Kemudian dia menunjuk ke sebuah pohon. Pohon itu bergoyang ke kanan dan kiri, membawa dirinya keluar dari tanah dengan akarnya, dan datang ke hadapan Rasulullah, lalu [pohon itu] berkata: "Assalamu’alaikum, wahai Rasulullah!" Orang Badui itu berkata: "Sekarang biarkan dia pergi ke tempatnya lagi!" Dia [Muhammad SAW] memerintahkan, dan pohon itu pergi. […]. (Hadits Ash-Shifa dari Qadi Iyad)


Serigala Berbicara Tentang Nabi Muhammad SAW

Diriwayatkan oleh Unais bin 'Amr: Ahban bin Aus berkata, "Aku ada di antara dombaku. Tiba-tiba seekor serigala menangkap seekor domba dan aku berteriak padanya. Serigala itu duduk di ekornya dan memanggilku, dan berkata,' Siapa yang akan menjaganya (domba itu) ketika kamu menjadi sibuk dan tidak dapat menjaganya? Apakah kamu melarang aku mengambil rezeki yang telah diberikan Allah kepadaku?'" Ahban menambahkan, "Aku bertepuk tangan dan berkata, 'Demi Allah, aku belum pernah melihat sesuatu yang lebih menarik dan ajaib dari ini!' Lalu serigala itu berkata, 'Ada sesuatu (yang lebih ajaib) dan indah dari ini; yaitu, Rasulullah SAW di pohon-pohon palem itu, mengundang orang-orang kepada Allah (yaitu Islam).'" Unais bin 'Amr berkata, "Kemudian Ahban pergi ke Rasulullah dan memberitahu dia tentang apa yang terjadi dan dia masuk Islam." (HR. Bukhari)


Pohon Kurma Pun Menangis Karena Nabi Muhammad SAW Tidak Menyentuhnya

Diriwayatkan oleh Jabir bin ‘Abdullah: Dulu Rasulullah S.A.W. berdiri di sebelah sebuah pohon atau pohon kurma, selama Shalat Jumat. Kemudian seorang wanita atau laki-laki dari kaum Ansari berkata. “Wahai Rasulullah! Bagaimana kalau kita membuat mimbar untumu?” Dia menjawab, “Jika kamu mau.” Jadi mereka membuat mimbar untuk beliau dan pada hari Jumat, beliau melanjutkan ke arah mimbar (untuk menyampaikan khutbah [ceramah]). Pohon kurma itu menangis seperti anak kecil! Nabi turun (dari mimbar) dan memeluknya sementara pohon itu terus mengerang seperti seorang anak yang sedang dibuat tenang. Nabi berkata, “Pohon ini menangis karena (rindu) dengan ilmu agama yang dulu diberikan di dekatnya.” (HR. Bukhari)


Hujan Turun Langsung Setelah Nabi Muhammad SAW Berdoa

Diriwayatkan oleh Anas bin Malik: “Pada masa Nabi S.A.W., orang-orang pernah tertimpa musim kemarau yang panjang. Ketika Nabi S.A.W. sedang berkhotbah pada hari Jumat, seorang laki-laki memasuki masjid seraya berkata, ‘Ya Rasulullah, tanaman kami rusak dan keluarga kami kelaparan, berdoalah kepada Allah untuk kami.’ Rasulullah S.A.W. kemudian mengangkat kedua tangannya. Saat itu kami tidak melihat segumpal awan pun di langit. Demi Allah yang menguasai diriku, Rasulullah S.A.W. belum lagi menurunkan kedua tangannya ketika muncullah awan yang menggunung. Rasulullah S.A.W. belum lagi turun dari mimbarnya, aku lihat hujan sudah turun membasahi jenggotnya. Hujan turun pada hari itu, hari berikutnya, lusanya dan berikutnya lagi sampai Jumat berikutnya. Seorang laki-laki yang sama atau lainnya berdiri lagi sambil mengatakan, ‘Ya Rasulullah, banyak rumah yang rusak dan tanaman yang tenggelam. Berdoalah kepada Allah untuk kami.’ Kemudian Rasulullah S.A.W. mengangkat kedua tangannya untuk berdoa, ‘Ya Allah, singkirkanlah hujan ke sekeliling kami, janganlah di atas kami.’ Anas bin Malik berkata, ‘Maka hujan pun berhenti. Lalu kami keluar berjalan-jalan di bawah sinar matahari.’” (HR. Bukhari)

Ini hanya beberapa contoh dari ratusan mukjizat yang diriwayatkan di dalam hadits. Dan di samping semua mukjizat itu, ada banyak doa yang dijawab seketika dan disaksikan oleh para sahabat yang ada bersama Nabi Muhammad SAW pada saat itu. Hal ini menunjukkan bahwa sama seperti nabi-nabi terdahulu, Nabi Muhammad SAW, dengan kuasa Allah SWT, mampu melakukan mukjizat yang luar biasa.
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
- Gene Netto

23 November, 2020

Orang Kafir Tidak Akan Beriman, Jadi Kenapa Gene Netto Terkesan Pro-Kafir?

[Pertanyaan]: Bagaimana dengan pernyataan di ayat ini? Apakah Allah salah tentang orang kafir?

6. Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, engkau (Muhammad) beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman.
7. Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapat azab yang berat.
(QS. Al-Baqarah 2:6-7)

[Gene]: Assalamu’alaikum wr.wb. Bagaimana kalau 99% dari ustadz "kurang sanggup memahami" orang kafir? Ustadz itu lahir sebagai Muslim, belajar ibadah sejak kecil, masuk pesantren, belajar, dan berceramah. Lalu, mereka "menjelaskan" tentang orang kafir, tapi mereka tidak alami sendiri. Mereka tahu teorinya, tapi tidak tahu rasanya. Seperti laki-laki kurang bisa memahami rasanya menjadi "ibu hamil".

Dalam ayat di atas, bukan Allah yang salah, tapi mungkin banyak Muslim "salah paham"? Dikatakan "mereka tidak akan beriman", tapi di Indonesia, puluhan ribu "kafir" masuk Islam setiap tahun. Berarti ada dua jenis orang kafir: Satu, kafir sampai mati, dan dua, kafir yang calon muallaf. Di zaman Rasulullah SAW, semua orang di sekitar Nabi adalah kafir yang masuk Islam. Ini contohnya "orang kafir" itu: Khadijah binti Khuwailid, Zaid bin Haritsah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar Ash-Shiddiq, Bilal bin Rabah, Hamzah bin Abdul Muthalib, Aisyah binti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Abu Dzar Al-Ghiffari, Ja'far bin Abi Thalib, Asma' binti Abu Bakar, dan ratusan yang lain.

Lahir sebagai kafir jadi "tidak mungkin" mereka bisa masuk Islam, betul? Atau, anda salah, karena mereka siap terima dakwah dari Rasulullah SAW dan hidayah dari Allah SWT? Hanya ada dua kemungkinan: 1) Allah SWT salah paham dalam ayat itu, atau 2) Banyak Muslim salah paham. Anda merasa paham tentang "orang kafir"? Pernah tinggal di negara kafir, dan rasakan 100% dari orang di sekitar anda adalah orang kafir? Kita menjadi orang Muslim karena dua faktor. Pertama, beriman dan beribadah kepada Allah SWT. Kedua, HIDUP dengan sifat dan sikap islamiah, berakhlak mulia, menjauhi dosa dsb. Orang kafir tidak melakukan yang pertama, tapi banyak dari mereka melakukan yang kedua, dan akhlak mereka bisa melebihi banyak Muslim.

Saya dibesarkan di tengah orang kafir, tapi banyak sekali dari mereka lebih sabar, lebih sopan, lebih mulia, lebih jujur, lebih bersih, lebih dermawan, lebih berakhlak mulia, lebih taat hukum, lebih tertib, lebih serius belajar, lebih adil, lebih bijaksana, lebih menghormati orang lain, lebih dapat dipercayai, lebih menjaga amanah, lebih profesional dalam kerjanya, dan lebih bertanggung jawab dari mayoritas orang Muslim yang pernah saya kenal di sini.

Jadi banyak orang kafir punya kehidupan yang tidak sesuai dengan "kesan buruk" yang dibahas di sini. Lalu, di Indonesia, saya dapat kenalan "Muslim" yang berzina, aborsi, narkoba, berjudi, menjadi mabuk, melanggar hukum, dan jarang shalat. Bahkan ada teman yang keturunan Nabi Muhammad SAW, tapi tidak shalat. Anda mau katakan semua orang kafir jelek dan jahat? Mohon maaf, tapi walaupun mereka non-Muslim, bahkan ateis, banyak dari orang kafir itu punya akhlak yang "lebih baik" dari banyak Muslim.

Apa ada kafir yang buruk dan jahat? Tentu saja ada banyak. Di semua golongan manusia ada yang baik dan buruk. Anaknya Nabi Adam bisa menjadi pembunuh! Jadi jangan melihat kafir sebagai satu komunitas. Apa anda bisa jamin semua orang yang lahir sebagai kafir "tidak bisa masuk Islam"? Bagaimana dengan para sahabat Nabi? Mereka "kafir" dari lahir, jadi seharusnya mustahil menjadi Muslim, betul? Anda tidak menghujat Umar bin Khattab karena dia butuh waktu yang lama untuk masuk Islam. Tapi bagi orang kafir yang lain, anda tidak mau kasih waktu?

Kalau anda lahir di Makkah, di keluarga kafir, apa YAKIN anda mau dengarkan Rasulullah SAW dan masuk Islam? Berani berpikir sendiri, dan melawan saudara, teman, dan masyarakat? Seorang bapak bicara, menentang cara berpikir masyarakat, banyak orang tidak suka, menjadi emosi, dan dia disuruh diam dan dihina. Apa anda mau berusaha memahaminya? Atau ikut menghujat? Saya juga menentang cara berpikir masyarakat, banyak orang tidak suka, menjadi emosi, dan saya disuruh diam dan dihina. Apa anda mau berusaha berpikir? Atau menghujat saya?

Ketika orang kafir mati, baru dijamin kafir. Kalau masih hidup, kita tidak tahu. Jadi kenapa mau benci semuanya? Ada teman saya, seorang mantan prajurit Amerika. Dia ikut perang di Irak, kena bom, menjadi terluka, tapi tidak mati. Sekarang, dia sudah menjadi Muslim. Coba bayangkan isi hatinya. Dia bisa masuk Islam karena dia orang kafir golongan kedua: Calon Muallaf. Apa anda kira bahwa ustadz yang bicara tentang buruknya orang kafir bisa memahami prajurit Amerika, yang dibom anak Muslim, dan tetap masuk Islam? Mereka ajarkan anda untuk membenci semua kafir, walaupun sebagian dari kafir itu akan masuk Islam. Daripada benci semuanya, bagaimana kalau anda hanya benci yang jahat saja? Dan untuk yang lain, bagaimana kalau anda bersabar dulu dan menunjukkan sikap yang mulia?

Umat Islam di Indonesia menjadi mayoritas, jadi mungkin telah muncul suatu "kesombongan" di tengah kita. Rasulullah SAW juga bisa begitu. Khadijah menjadi Muslim, lalu Nabi berhenti berdakwah, dan mengatakan "tidak mungkin orang kafir bisa masuk Islam", jadi Islam hanya bagi yang lahir sebagai Muslim saja (sesudah itu). Kira-kira ada berapa Muslim sekarang kalau itu cara dakwah Rasulullah SAW? Tolong buka hati anda dan coba mulai berpikir bahwa mungkin banyak ustadz yang "mendidik" anda tentang "orang kafir" tidak sepenuhnya mengerti pemikiran dan kehidupan orang kafir. Dulu orang kafir hanya mulai masuk Islam karena Nabi Muhammad SAW berdakwah dengan baik, benar, lembut, dan mulia, dan ajak orang kafir mengubah cara berpikirnya, lalu Allah kasih hidayah.

Saya tidak pro-kafir. Insya Allah saya 100% pro-Muslim. Saya mengritik umat Islam karena kondisi kita ibaratnya pasien sakit yang menolak berobat. Orang kafir pakai otaknya untuk ciptakan 1.000 kemajuan untuk umat manusia dalam 150 tahun terakhir. Kita juga dikasih otak tapi tidak ciptakan apa-apa. Kalau mereka berdoa kepada Allah, mungkin mereka akan menciptakan 2.000 kemajuan. Kita berdoa, lima kali setiap hari, dan kemajuan dari kita tetap saja nol. Seribu kemajuan tidak bisa, 2.000 juga tidak bisa. Bagaimana kalau Allah lipatgandakan doa kita, dan 5.000 kemajuan keluar dari umat Islam? Mereka akan kaget, betul? Tapi mereka melihat kemajuan nol dari kita, dan abaikan umat Islam. Kita dinilai hanya bermanfaat sebagai konsumen saja.

Kebanyakan orang kafir ingin kabur dari kita karena sekitar 0% dari mereka terpesona dengan umat Islam. Tetapi kalau kita mau bangun dari dunia mimpi, hadapi masalah, siap memperbaiki diri, dan mau bangkit, bersatu, dan menciptakan umat yang berkualitas, insya Allah banyak orang kafir (yang golongan kedua itu) akan mulai tertarik pada Islam. Jadi saya berusaha untuk "tampar mukanya" banyak orang untuk bangunkan mereka dari dunia mimpi. Semoga anda bersedia merenung, menerima pemikiran yang berbeda, dan siap bersatu untuk menciptakan umat Islam yang terkemuka.
Wa billahi taufiq wal hidayah. Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

04 November, 2020

Kenapa Gene Netto Tidak Bicara Seperti Orang Lain Yang Saya Idolakan?

[Komentar]: Cobalah bapak bicara seperti Ust Felix Siauw. Saya mengidolakannya.

[Gene]: Anda berharap semua orang di dunia harus sama? Allah ciptakan kita berbeda, tapi anda inginkan kita harus sama? Orang seperti Aa Gym, Arifin Ilham, Felix Siauw, dan Ustadz Abdul Somad ada ratusan. Ceramah mereka penuh dengan pujian bagi umat Islam dan bikin ibu2 bahagia terus. Lau, hasilnya apa? Yang non-Muslim di seluruh dunia tetap saja LARI dari kita.

Coba introspeksi tentang Indonesia yang bermayoritas Muslim: Termasuk negara paling korup di dunia. Banyak pejabat disumpah di bawah Al Qur'an, lalu mencuri uang rakyat, lalu rakyat menghormati pejabat yang kaya! Korupsi anggaran, korupsi berjemaah. Kekerasan, pemerkosaan, sodomi, begal, perampokan, pencurian. KDRT yang jarang dibahas. Anak sekolah dan pemuda konsumsi miras. Narkoba dari tingkat anggota DPRD sampai orang desa. Tingkat pencarian pornografi ke-3 di dunia. Internet penuh film porno buatan anak Indonesia. Perzinaan, aborsi, anak sekolah yang hamil. Ada guru sekolah yg cabuli siswa, ada guru ngaji juga. Hakim bisa disogok, polisi juga, dan orang kaya saja yang rasakan "keadilan". Anak yang diperkosa atau disodomi dibiarkan begitu saja, bertahun-tahun. Setiap hari, ada anak berusia 12-16 tahun yang diperkosa bergilir, oleh 3-7 pelaku yang kebanyakan remaja Muslim. Tidak pernah ada anak laki-laki Muslim yang menolak dan selamatkan korban: Seratus persen dari anak Muslim yang bisa perkosa anak perempuan melakukannya. Tawuran setiap hari, anak Muslim yang berusaha bunuh anak Muslim lain. Anak yatim putus sekolah, tidak sanggup beli kebutuhannya, dan tidak ada uang utk transportasi, makanan, listrik, dll. Anak disabilitas dibiarkan miskin tanpa bantuan dan fasilitas yang dibutuhkan. Kalau misalnya dikasih kursi roda, rusak dalam 6 bulan. Mau saya teruskan dgn ratusan contoh lain?

Tapi anda bangga dengan umat Islam karena ada tokoh Muslim di tivi dan di panggung yg ajak umat Islam "menjadi baik"? Ada banyak penceramah di tivi, tapi saya mau bertanya secara serius: DI MANA saya bisa lihat HASIL dari ribuan ceramah mereka yang puji umat Islam? Semua bentuk pelanggaran hukum dan kejahatan MENINGKAT, bukan berkurang. Dan bagaimana kalau kebanyakan Muslim yang dengarkan ceramah2 itu sudah baik? Artinya, orang yang perlu berubah tidak dengarkan ceramah, jadi umat kita tidak akan berubah, betul?

Kalau saya mengajar seribu anak sekolah tentang kemuliaan, ketaatan pada hukum, dan larangan mencuri, tetapi sesudahnya, kasus asusila, pelanggaran hukum, dan pencurian meningkat, apa anda minta saya terus "mengajar kebaikan" yang terbukti tidak berhasil? Saya tidak mau ulangi hal yang sudah dilakukan ratusan orang lain, tanpa jelas hasilnya apa. Saya mau coba lakukan yang berbeda.

Saya hanya bisa berusaha bangun KESADARAN bahwa umat kita penuh kerusakan, yang membuat orang lain lari dari kita. Fakta itu perlu disadari dulu sebelum mencari solusi. Umpamanya Indonesia sebuah rumah sakit, dan penuh dengan pasien (orang Muslim) yang sakit keras. Mereka malah minta matanya yang indah dipuji, padahal perlu dioperasi, yang rasanya sakit tapi ada tujuan yg baik.

Jadi saya berusaha menjadi "dokter" yang terpaksa obati pasien, karena memuji keindahan mata pasien terbukti tidak berhasil. Saya memahami "pasien" dari dua sisi (luar umat, dalam umat), sedangkan yang lahir sebagai Muslim tidak mengerti APA yang dilihat oleh non-Muslim ketika mereka melihat kita. Kita sibuk puji diri, tetapi orang lain melihat kita sebagai kaum yang buruk, dan mereka takut bergabung sama kita.

Saya berharap umat Islam bisa bangkit, bersatu, dan menjadi pemimpin dunia. Tapi hanya bisa terjadi kl penyakit yang serius di tengah kita diobati dulu. Jadi saya berusaha melakukan pengobatan, walaupun pasien menangis dan suruh jangan. Kalau anda tidak suka apa yang saya lakukan, dan tidak mau cari wawasan yang berbeda, tidak mau introspeksi, dan tidak mau dukung usaha saya, silahkan tinggalkan saya, dan biarkan saya kerja sendiri. Terima kasih.
-Gene Netto

24 March, 2020

Diskusi Dengan Pemuda Yang Murtad Karena Tidak Merasakan Kasih Sayang Orang Tua

Assalamu’alaikum wr.wb. Saya pernah diskusi dengan seorang pemuda yang murtad dan menjadi Kristen sejak SMP. Seperti biasa, masalahnya mulai dari hatinya sendiri karena dia tidak merasakan kasih sayang dari orang tuanya. Diajarkan shalat dan ngaji, tapi tidak dipeluk atau dicium. Dalam hampir semua kasus anak murtad yang saya tahu, ada masalah emosional atau masalah keluarga.

Lalu juga ada mimpi aneh terkait agama Kristen, jadi dia makin utamakan perasaan hati di atas akal yang sehat. Untuk membuat dia berpikir, saya bahas contoh Iblis. Diperintahkan sujud kepada Nabi Adam, tapi Iblis menolak. Secara logis, apa ruginya sujud sejenak? Tapi Iblis lebih mau ikuti perasaan hatinya daripada gunakan akal yang sehat. Hasilnya, dia dilaknat sepanjang zaman.

Dari kisah itu ada pelajaran. Kalau seseorang meragukan Islam disebabkan perasaan hati atau mimpi, dia perlu berpikir dengan akal yang sehat dan diskusi dengan orang tua atau guru agama, dan belajar Islam lebih dalam untuk mencari penjelasan. Tapi pemuda ini malah merenung sendiri, diajak ke gereja oleh teman, dirangkul sama misionaris yang limpahkan perhatian, jadi dia murtad karena akhirnya dapatkan kasih sayang yang dia butuhkan di dalam pelukan misionaris.

Anehnya, ketika dia diajak ketemu saya setelah menjadi Kristen 10 tahun secara rahasia, dia masih mau. Berarti masih ada keraguan di dalam hatinya. Saya tekankan bahwa dia harus mulai menggunakan akal yang sehat lagi. Kami bahas perbedaan antara ajaran Islam dan Kristen selama beberapa jam. Ketika saya mau pergi shalat dzuhur, tiba-tiba dia mau ikut, jadi dia shalat bersama saya. Lalu saya ajarkan dia untuk berdoa dan mohon petunjuk dari Allah terhadap agama mana yang benar menurut Allah. Kalau dia mau berpikir dengan akal yang sehat, insya Allah dia akan menjadi yakin pada Islam lagi.

Semoga pengalaman ini bisa menjadi pelajaran bagi para orang tua. Anak yang dianggap "bermasalah" hampir selalu ada hubungan dengan keluarganya! Pelajaran dasar agama Islam diberikan (shalat dan ngaji), tapi kasih sayang belum tentu! Jadi solusinya adalah orang tua Muslim perlu belajar caranya menjaga kesehatan emosional anak, dengan banyak peluk, mencium, dan bercanda dengan anak, dan selalu tanya tentang pemikiran mereka. Orang tua harus berusaha menjadi sahabat anak, dan menjadi tempat mereka bertanya, tanpa rasa takut akan dimarahi. Dan kalau dilakukan, insya Allah semua anak Muslim akan dapat keimanan yang kuat karena hal itu terikat dengan kasih sayang orang tuanya.
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

11 February, 2020

Apa Tujuan Hidup Kita Sebagai Muslim?

[Ini pesan saya kepada seorang muallaf bule, yang protes terus tentang ajaran Islam, yang sulit diterima oleh dia]:

Cobalah memahami prinsip sederhana ini:

Mengapa kita hidup di bumi ini? Karena Allah menciptakan kita, menempatkan kita di sini untuk waktu yang singkat, dan Dia menguji kita setiap hari. Kita hanya diberi satu tugas: TAATI Allah, dan Utusan Terakhirnya Muhammad SAW, dan para pemimpin Muslim (ulama) di komunitas kita.

Jika kita taat, insya Allah kita akan diberi ganjaran dengan kehidupan abadi di surga. Jika kita tidak taat, kita akan masuk neraka untuk selamanya, bersama dengan Iblis.

Apakah kita harus "suka" dan "setuju" dengan setiap aspek Islam dan hukum Islam? TIDAK! Kita tidak harus suka atau setuju. (Saya tidak suka sholat jam 4.30 pagi! Jujur, saya ingin tidur. Tapi saya melakukan shalat subuh setiap hari. Mengapa? Karena Allah menyuruh saya melakukannya.)

Beberapa wanita tidak suka kalau pria diizinkan menikah 4 kali. (Mereka lebih bisa terima kalau suaminya berselingkuh! Haha). Tetapi mereka harus menerima faktanya bahwa itu adalah bagian dari hukum Islam. Pria diizinkan menikah lagi. Jadi wanita harus menerima dan mematuhi hukum Allah itu. Mereka tidak harus menyukainya atau setuju. Tapi harus terima.

Dan untuk sebagian Muslim, terutama mualaf, mereka menolak untuk menerima beberapa hal. Banyak manusia mulai memahami Islam dengan memuji otak mereka sendiri, dan percaya bahwa mereka "memahami" apa yang baik, benar, dan adil. Dan kemudian mereka "memeriksa" Islam, menemukan masalah yang tidak mereka sukai, dan mulai memprotes.

Itu normal bagi kebanyakan dari kita ketika kita belajar tentang Islam. Jadi, yang menjadi tanggung jawab kita adalah untuk BELAJAR bagaimana kita bisa memahami hal-hal yang tidak kita sukai. Bukan menolak hanya dengan alasan "otak saya tidak suka hal itu".

Semoga penjelasan saya ini cukup jelas. Silahkan bertanya tentang apa saja yang lain.
-Gene Netto

18 December, 2019

Kenapa Isra Miraj Dianggap Tidak Logis?

Ada orang yang merasa peristiwa Isra Miraj tidak logis, jadi ajaran Islam tidak boleh dikatakan logis. Bagaimana Nabi Muhammad SAW bisa hidup di luar angkasa? Atau lewati jarak jauh dengan cepat? Kalau ajaran Islam dan logika manusia bentrok, kita perlu "periksa logika manusia", bukan membantah ajaran Islam. Kita harus "mencari penjelasan logis" sendiri, dan belum tentu ketemu. Ini usaha saya menjelaskan Isra Miraj secara logis.

Pertanyaan: Apa Allah Maha Kuasa, atau Kuasa Dikit-dikit? Kalau Allah Maha Kuasa, segala sesuatu bisa dikerjakan tanpa halangan, betul? Manusia hidup dalam air ketuban selama 9 bulan. Manusia bisa ke dasar laut dalam kapal selam. Jadi secara prinsip, manusia bisa "hidup dalam air" (dengan berbagai cara). Kenapa tidak mungkin hidup di luar angkasa? Allah bisa menciptakan sesuatu sebagai "alat penampungan, penuh oksigen" agar Nabi bisa tinggalkan bumi.

Atau, Allah juga bisa perintahkan badan Nabi "tahan nafas" agar tidak perlu oksigen untuk sekian jam. Ada seorang penyelam yg bisa tahan nafas untuk 24 menit. Jadi kalau Allah perintahkan badan Nabi berfungsi terus tanpa oksigen, siapa yang bisa membatalkan Perintah Allah itu?

Kenapa Nabi bisa melintas alam semesta dengan cepat? Karena diantar oleh malaikat Jibril secara langsung. Bukan naik ojek. Malaikat secepat cahaya? Lebih cepat? Kalau tangan Nabi dipegang oleh malaikat, maka sama dengan kita duduk di pesawat: Akan ikut dengan kecepatan yang sama.

Tapi siapa bilang jaraknya "jauh"? Ahli fisika membahas "wormhole" atau "lubang cacing" yang merupakan jalan pintas melalui ruang dan waktu. Ambil sebuah halaman A4, dan membuat titik di dua ujung yg berbeda. Satu titik adalah bumi, dan titik lain berjarak 1 milyar tahun cahaya dari sini. Lipatkan kertas itu, sehingga kedua titik itu "berdampingan". Lalu tusuk kertasnya dgn pensil, membuat lubang. Itu penjelasan yang diberikan oleh ilmuwan ttg lubang cacing di alam semesta.

Kalau ilmuwan anggap hal itu "logis", dan suatu barang bisa melintas jarak jauh dengan cepat, masa Allah tidak sanggup melakukannya juga? Bagaimana kalau Allah mengatakan, "Ada puluhan cara lain utk melintas jarak 1 milyar tahun cahaya dalam 1 detik!" Mau katakan apa? Allah Maha Kuasa? Atau, Allah Kuasa Dikit-dikit, dan Isra Miraj "tidak mungkin" terjadi karena Allah "tidak sanggup" memindahkan 1 manusia di alam semesta secara cepat?

Saya mau gunakan AKAL YANG SEHAT untuk mengakui bahwa ALLAH MAHA KUASA. Kalau Allah menghendaki, segala sesuatu yang kita pahami ttg biologi, fisika, kimia, kehidupan, jarak, waktu, dan lain-lain, bisa BERUBAH. Kenapa? Karena Allah Maha Kuasa. Jadi kalau ada orang yg anggap Isra Miraj tidak logis, dan Allah "tidak bisa" melakukannya, maka hanya ada satu penjelasan: Orang itu belum beriman kepada Allah Yang Maha Kuasa!
-Gene Netto

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...