Di manca negara, ada banyak tipe helikopter yang disebut “helikopter kargo” yang dibuat secara khusus untuk mengangkat barang2 berat. Biasanya digunakan oleh militer, tapi juga dipakai pasca bencana utk mengantar barang2 seperti sembako, rumah sakit lapangan, dan peralatan berat. Jadi di sana tidak ada pemimpin yang mengeluh karena alat2 berat seperti bulldozer dan backhoe belum bisa mencapai wilayah bencana utk selamatkan korban. Bulldozer bisa langsung diangkat saja dan dibawa ke sana oleh militer.
Sayangnya di Indonesia tidak ada helikopter seperti itu. Jadi presiden hanya bisa menyuruh rakyat bersabar saja. Dan para pejabat dan pemimpin elit yang punya isi rekening ratusan milyar sampai triliunan rupiah (jangan tanya dari mana) ikut menyuruh rakyat bersabar.
Bersabar ya rakyat! Yang penting deposito orang elit masih selamat, dan tetap berdiri secara kokoh, tidak runtuh seperti rumah warga. Alhamdulillah. Mari kita bersyukur atas keselamatan deposito orang elit! Bersabar ya rakyat!
-Gene Netto
Strength Training Exercise for US Helicopter - CH-53 External Lift With Heavy Vehicles
The Biggest US Helicopter Show its Muscles: CH-53E Super Stallion Lifting 14 tons APC !
Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(100)
anak
(299)
anak yatim
(118)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(61)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(68)
hukum islam
(52)
indonesia
(570)
islam
(557)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(357)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(10)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(11)
kontroversi
(5)
korupsi
(27)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(52)
my books
(2)
orang tua
(8)
palestina
(34)
pemerintah
(136)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(503)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(34)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(38)
renungan
(179)
Sejarah
(5)
sekolah
(79)
shalat
(9)
sosial
(321)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
Showing posts with label korupsi. Show all posts
Showing posts with label korupsi. Show all posts
01 October, 2018
07 August, 2018
Renungan Kemerdekaan
[Beberapa komentar dari guru2 honorer hari ini]: Guru honorer di Manado digaji 400 ribu per bulan. / Di sekolah saya ga digaji sejak 2009. / Di sini juga 300. / Di kaltim tempat saya 250 ribu aja perbulan.
Benarkah negara ini sudah merdeka? Mau kembalikan Belanda saja? Apa mungkin sistem pendidikan akan lebih berkualitas kl orang asing memimpin di sini? Ternyata kl WNI yang memimpin, korupsi merajalela, gaji guru honorer minimal dan jarang dibayar, fasilitas sekolah rusak, atap sekolah ambruk terus, perpustakaan tidak ada, proyek Ujian Nasional dipelihara terus (800 milyar habis, tanpa manfaat yg jelas), kurikulum diganti terus, kewajiban dan kondisi kerja guru dan kondisi belajar siswa diubah terus, jumlah siswa yang DO tetap tinggi, jumlah siswa yg pakai narkoba dan miras bertambah, tawuran tidak berkurang, bullying di dalam dan luar sekolah sepertinya bertambah, dan ada puluhan masalah lain yang tidak diatasi.
Ketidakmampuan BAYAR GAJI YANG LAYAK pada waktu yg teratur kepada satu juta guru honorer sangat memalukan. Benarkah negara ini sudah merdeka? Mungkin para pejuang kemerdekaan sedang menangis dalam kuburan, dan merasa telah mati dengan sia-sia, karena yang mereka tinggalkan adalah rakyat yang menderita terus di bawah kepemimpinan WNI yang tidak profesional...! Jepang saja yang hancur setelah Perang Dunia II bisa bangkit dan memimpin dunia, dan MENCIPTAKAN ribuan bentuk kemajuan teknologi, sedangkan para pemimpin di Indonesia masih kesulitan "transfer uang" saja.
Para pemimpin Indonesia seakan-akan tidak peduli pada perjuangan dari para pejuang kemerdekaan. Perjuangan mereka itu hanya dibalas dengan upacara belaka dan janji-janji kosong! Anak Indonesia berhak dapat pemimpin berkualitas yang mau kerja secara profesional untuk memberikan masa depan yang sejahtera, karena hak itu sudah dibeli dengan darahnya kakek-kakek mereka! Tetapi para pemimpin abaikan saja perjuangan dari para pahlawan itu, demi kepentingan harta (yang dicuri dari rakyat)!
Kalau para pemimpin benar-benar peduli pada kemerdekaan dan para pahlawan, coba buktikan! Daripada membuat upacara terus, coba kerja dengan benar untuk berikan pendidikan berkualitas kepada semua anak Indonesia. Kalau tidak mau, maka kehadiran anda di upcara kemerdekaan tidak penting, karena status anda sebagai pemimpin sudah diketahui: Anda sekalian, yang punya suatu jabatan, yang sibuk mencuri uang milik rakyat, dan merusak masa depan anak Indonesia, adalah Pengkhianat Negara!
Semoga bermanfaat bagi rakyat dan pemimpin yang mau merenung!
-Gene Netto
Benarkah negara ini sudah merdeka? Mau kembalikan Belanda saja? Apa mungkin sistem pendidikan akan lebih berkualitas kl orang asing memimpin di sini? Ternyata kl WNI yang memimpin, korupsi merajalela, gaji guru honorer minimal dan jarang dibayar, fasilitas sekolah rusak, atap sekolah ambruk terus, perpustakaan tidak ada, proyek Ujian Nasional dipelihara terus (800 milyar habis, tanpa manfaat yg jelas), kurikulum diganti terus, kewajiban dan kondisi kerja guru dan kondisi belajar siswa diubah terus, jumlah siswa yang DO tetap tinggi, jumlah siswa yg pakai narkoba dan miras bertambah, tawuran tidak berkurang, bullying di dalam dan luar sekolah sepertinya bertambah, dan ada puluhan masalah lain yang tidak diatasi.
Ketidakmampuan BAYAR GAJI YANG LAYAK pada waktu yg teratur kepada satu juta guru honorer sangat memalukan. Benarkah negara ini sudah merdeka? Mungkin para pejuang kemerdekaan sedang menangis dalam kuburan, dan merasa telah mati dengan sia-sia, karena yang mereka tinggalkan adalah rakyat yang menderita terus di bawah kepemimpinan WNI yang tidak profesional...! Jepang saja yang hancur setelah Perang Dunia II bisa bangkit dan memimpin dunia, dan MENCIPTAKAN ribuan bentuk kemajuan teknologi, sedangkan para pemimpin di Indonesia masih kesulitan "transfer uang" saja.
Para pemimpin Indonesia seakan-akan tidak peduli pada perjuangan dari para pejuang kemerdekaan. Perjuangan mereka itu hanya dibalas dengan upacara belaka dan janji-janji kosong! Anak Indonesia berhak dapat pemimpin berkualitas yang mau kerja secara profesional untuk memberikan masa depan yang sejahtera, karena hak itu sudah dibeli dengan darahnya kakek-kakek mereka! Tetapi para pemimpin abaikan saja perjuangan dari para pahlawan itu, demi kepentingan harta (yang dicuri dari rakyat)!
Kalau para pemimpin benar-benar peduli pada kemerdekaan dan para pahlawan, coba buktikan! Daripada membuat upacara terus, coba kerja dengan benar untuk berikan pendidikan berkualitas kepada semua anak Indonesia. Kalau tidak mau, maka kehadiran anda di upcara kemerdekaan tidak penting, karena status anda sebagai pemimpin sudah diketahui: Anda sekalian, yang punya suatu jabatan, yang sibuk mencuri uang milik rakyat, dan merusak masa depan anak Indonesia, adalah Pengkhianat Negara!
Semoga bermanfaat bagi rakyat dan pemimpin yang mau merenung!
-Gene Netto
05 September, 2017
Komentar Tentang Kepemimpinan Umat Islam Di Indonesia
Assalamu’alaikum wr.wb., Kemarin saya
menulis sebuah post ttg sekolah di Jakarta yang dapat air minum dari keran di
sekolah. Saya jelaskan, di Australia dan Selandia Baru (contohnya) sudah umum
sejak puluhan tahun lalu. Dan di sini, fasilitas sekolah tidak dibangun spt di
sana hanya karena satu alasan, yaitu uang rakyat tidak aman di tangan pemimpin,
pejabat dan PNS Muslim yang mengurusnya di dinas masing2. Karena bekaitan dgn
pendidikan, saya juga post di group guru. Tidak ada yang mau terima. Komentar
saya dikatakan SARA dan saya dihujat.
Sudah sering saya
jelaskan, kalau seandainya 99,9% dari orang Muslim yang mendapat sebuah jabatan
menolak korupsi, Indonesia sudah memimpin dunia. Kita sendiri yang Muslim telah
gagal. Tidak usah bahas umat lain krn kita yang Muslim harus tanggung jawab
sebagai mayoritas!! Kalau korupsi di sini sebatas 0,1% karena semua pemimpin
Muslim bisa memegang amanah uang rakyat, pasti semua orang Muslim tunjuk dada
sendiri penuh kebanggaan, dan katakan “KARENA pemimpin kita Muslim, di sini
tidak ada korupsi!” Bukannya betul? Tetapi kalau sebaliknya, Muslim memimpin,
dan korupsi merajalela, SIAPA yang paling perlu bertanggung jawab? Kita yg
Muslim, betul? Bagaimana kita bisa mengubah sistem Pendidikan agar anak Muslim
yg sedang dididik bisa menjadi pemimpin berkualitas dan TIDAK MENCURI? Karena
utk hal sekecil itu saja, kita belum berhasil.
Utk buktikan komentar saya, ada contoh dari
kisah2 yang disampaikan ke saya dari orang Indonesia. Ada yang melihat korupsi
langsung di tempat kerja, atau mengetahui, tapi diam dan biarkan. Karena
banyak, saya taruh di bawah di bagian “komentar”. Silahkan baca dan berikan
tanggapan. Apa yang perlu berubah sehingga pemimpin Muslim dari tingkat Kepala
Desa smp Menteri dan Gubenur bisa berhenti melakukan korupsi?
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto
Rampas Harta Rakyat Utk Pilkada? Siap!
Tidak ada hentinya para pejabat di sini
mencuri uang rakyat. Dan rakyat diam. Pencuri pinggir jalan bisa dihajar massa,
dan mati di jalan. Tapi sang pejabat dihormati dan dilayani bertahun2. Tidak
ada yang mau peduli kekayaannya dari mana. Orang kaya harus dihormati. Titik. Bagi
pemimpin itu, merampas harta rakyat bukan masalah. Diri sendiri lebih utama. Anak
yatim dan dhuafa kesulitan berobat karena RSUD dimiskinkan oleh pejabat yg satu
ini. Dan ketika anak miskin mati cepat karena tidak bisa berobat, orang Muslim
angkat tangan dan sebutkan “takdir Allah”. Lebih tepat dianggap “pembunuhan
tidak langsung” yang hanya terjadi karena kekayaan negara ini dirampas oleh para
pemimpin. Dan rakyat diam. Kasihan anak yatim yang lahir di negara mayoritas
Muslim ini. Kalau anak yatim dikasih kesempatan tinggal di negara maju yg “kafir”
dgn bantuan penuh dari pemerintah, atau tetap di sini, mereka anak pilih yang
mana? Kapan para pemimpin akan mulai pikirkan rakyat? Dan kenapa rakyat memilih
pemimpin yang rusak terus?
-Gene Netto
25 August, 2017
Di Sekolah Ini, Para Murid Bisa Minum Langsung dari Keran
Hal yang menjadi umum di negara tetangga
Selandia Baru dan Australia sejak tahun 1950an, di semua sekolah negeri, sudah
masuk satu sekolah di Indonesia! Luar biasa! Anak Indonesia hanya perlu menunggu
puluhan tahun saja utk dapat fasilitas AIR MINUM di sekolahnya! Mungkin kl
menunggu 70 tahun lagi, bisa dapat lantai yang bersih. Lalu dapat kursi
ergonomis yang nyaman utk diduduki setelah 70 tahun lagi, dan perpustakaan
berisi puluhan ribu buku 70 tahun setelah itu. Mungkin hanya perlu menunggu 700
tahun saja sampai fasilitas sekolah negeri di Indonesia bisa setara dengan
negara tetangga.
Hanya ada satu perbedaan antara Indonesia
dan kedua negara tetangga itu: Di sana, tidak ada pejabat dan PNS Muslim yang
sibuk MENCURI uang rakyat. Jadi anak sekolah bisa dapat fasilitas berkualitas.
Di sini belum. Hanya anak pejabat yang dapat, karena setelah pejabat mencuri
uang rakyat, anaknya dikirim ke sekolah swasta yang mahal dan berkualitas!
Indonesia adalah negara kaya, tapi setelah uang rakyat disaring lewat tangan
PNS dan pejabat Muslim, anak Indonesia dibiarkan hidup dalam kemiskinan dgn
sekolah negeri berkualitas rendah!
Indonesia sudah merdeka! Tapi kapan mentalitas
para pejabat dan pegawai sipil akan menjadi merdeka? Menunggu 700 tahun lagi…?
-Gene Netto
11 August, 2017
Korupsi Adalah Fakta Bukan Hasil Pemikiran Negatif Saya!
[Ada orang yg anggap saya berpikiran
negatif, karena menyatakan para pejabat melakukan korupsi dalam pembangunan
sekolah smp atap ambruk. Katanya]:
“Gene ini pikirannya kok negatif melulu.
Menuduh ini itu. Korupsi sana sini. Memberi stigma buruk kpd pejabat. Hoi Bung.
Coba lebih positif.”
[Gene]: Saya sudah bicara dgn insinyur sipil, arsitek, kontraktor, pejabat dan PNS di bbrp kementerian dan lembaga. SEMUANYA ceritakan KORUPSI dari proyek, yang diketahui semua, terjadi di semua bidang, dan tidak ada yang berani melawan. Soalnya berani melawan = potong leher sendiri katanya.
[Gene]: Saya sudah bicara dgn insinyur sipil, arsitek, kontraktor, pejabat dan PNS di bbrp kementerian dan lembaga. SEMUANYA ceritakan KORUPSI dari proyek, yang diketahui semua, terjadi di semua bidang, dan tidak ada yang berani melawan. Soalnya berani melawan = potong leher sendiri katanya.
Bagi org di dalam kementerian atau lembaga
lain (kapubaten, dsb) melawan = sama dgn minta dimutasi, atau dimusuhi bersama
karena korupsi dilakukan secara berjemaah, dan semua terima amplop (ada jatah
masing2). Bagi org di swasta, melawan = sama dgn minta di-blacklist, dan tidak
akan bisa dapat proyek lagi ke depan. Ini hanya sebagian dari pengakuan2 yang
saya dapat terus dari orang Pribumi yang Muslim. Mau saya tulis lebih banyak?
Berani membacanya? Tidak malu mengetahui kondisi nyata di negara ini?
Kalau berani utk mengetahui kenyataan, saya
punya banyak kisah:
Dana Desa Penuh Korupsi
Rp. 67 Triliun, atau 1 milyar per desa,
tidak sampai sasaran. Dikorupsi.... Berapa juta orang di negara ini tidak bisa
menahan diri utk tidak mencuri uang yang menjadi haknya orang lain? Begitu
kecil kepedulian terhadap tetangga yang miskin. Buat apa revolusi kemerdekaan
kl sebatas ganti pemimpin asing yang jahat dgn pemimpin pribumi yang jahat?
-Gene Netto
KPK Soroti 4 Kelemahan Dana Desa yang Buka
Peluang Korupsi
Rabu 02 Agustus 2017, Faieq Hidayat –
detikNews, Jakarta - KPK mengaku melakukan kajian terhadap pengelolaan dana
desa. Sebab, pengelolaan dana desa sangat rentan terjadi tindak pidana korupsi.
"Dalam konteks pencegahan dana desa, KPK telah menyelesaikan kajian
pengelolaan dana desa," kata Wakil Ketua KPK Laode M Syarif. "Dan KPK
menyerahkan hasil kajian itu kepada pemerintah karena KPK melihat kelemahan
dalam empat aspek yaitu dari segi regulasi, tata laksana, pengawasan dan
kualitas sumber daya manusia yang mengurusi dana desa," kata Laode.
Kajian tersebut dilakukan, menurut Laode pemerintah mengalokasikan dana desa untuk seluruh kabupetan dan kota dengan total Rp 67 triliun. Maka dari total anggaran dana desa tersebut, setiap desa mendapatkan Rp 1 miliar.
"Rp 67 triliun disalurkan melalui kabupaten dan kota, hampir satu miliar per desa. Uang dianggarkan desa RP 67 TRILIUN TIDAK MENCAPAI SASARAN.”
https://news.detik.com
Kajian tersebut dilakukan, menurut Laode pemerintah mengalokasikan dana desa untuk seluruh kabupetan dan kota dengan total Rp 67 triliun. Maka dari total anggaran dana desa tersebut, setiap desa mendapatkan Rp 1 miliar.
"Rp 67 triliun disalurkan melalui kabupaten dan kota, hampir satu miliar per desa. Uang dianggarkan desa RP 67 TRILIUN TIDAK MENCAPAI SASARAN.”
https://news.detik.com
Atap Gedung UPT Dinas Pendidikan di Cilacap Ambruk saat Rapat Guru
Sepertinya tidak ada berita rutin dari
manca negara ttg atap sekolah yang runtuh. Kenapa sering terjadi di sini? Apa
tidak ada pejabat yang sanggup melihat uang, tanpa berpikir bagaimana caranya
melakukan korupsi pembangunan gedung? Apa tidak ada rasa malu ketika merugikan
dan juga membahayakan masa depan anak Indonesia dan juga para guru? Atau apakah
sebelum menjadi pejabat, dioperasi dulu, dan “rasa malu” dicabut dari badannya?
Lalu sang pejabat yang dihormati siap mencuri uang sebanyak-banyaknya, agar
anak kandung bisa dikirim ke sekolah swasta yang mahal, dan anak Indonesia
dikasih atap yang cepat runtuh? Siapa yang berani memperbaiki sistem pendidikan
di sini sampai anak Indonesia bisa dapat haknya? -Gene Netto
Atap Gedung UPT Dinas Pendidikan di Cilacap
Ambruk saat Rapat Guru
Kontributor Purwokerto, M Iqbal Fahmi Kompas.com
- 30/07/2017, CILACAP, KOMPAS.com - Atap gedung aula Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Kecamatan Dayeuluhur, Kabupaten
Cilacap, Jawa Tengah, ambruk rata dengan tanah saat puluhan guru menggelar
rapat di gedung itu, Sabtu (29/7/2017). Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa
itu. Saat plafon berjatuhan dan terdengar bunyi gemeretak, sebanyak 32 guru
olahraga se-Cilacap di dalam gedung sontak berlarian ke luar.
Subscribe to:
Posts (Atom)