Assalamu’alaikum wr.wb. Banyak Muslim marah dan mau boikot Perancis. Apa ada manfaatnya? Mungkin iya, mungkin tidak. Minimal orang itu dapat perasaan "bertindak". Tapi kalau diharapkan gangguan terhadap ekonomi Perancis, mungkin tidak akan ada efek yang luas.
Pada 2005, koran Jyllands-Posten di Denmark terbitkan 12 kartun Rasulullah SAW. Ada demo di seluruh dunia, penyerangan, kerusakan, dan beberapa orang yang tewas, lalu boikot terhadap Denmark. Langsung ada kerugian 50% ekspor ke Timur Tengah, sebanyak $US 170 juta. Lalu, orang Amerika dll. mulai beli produk2 Denmark, dan penjualan meningkat lagi. Setelah diboikot Muslim, dan dibela non-Muslim, ekonomi mereka tidak berubah. Yang paling dirugikan adalah pengusaha Muslim yang sudah beli barang yang tidak bisa dijual.
Pada tahun 2006, majalah Charlie Hebdo di Perancis terbitkan ulang kartun dari Jyllands-Posten. Lalu tahun 2011, 2012, dan 2013 Charlie Hebdo terbitkan kartun yang lain juga. Tahun 2015, kantor Charlie Hebdo diserang, 12 orang dibunuh, 11 luka-luka. Lalu ada demo jutaan orang Perancis yang dukung Charlie Hebdo, dan mengutuk teroris Muslim. Selain kartun, juga ada aksi membakar Al Qur'an. Pada tahun 2010 dan 2011, pastor di Amerika membakar Al Qur'an. Di Denmark, tahun 2019, Al Qur'an dibakar oleh politikus Rasmus Paludan.
Artinya, boikot belum tentu efektif, tapi boleh dilakukan. Demo juga belum tentu efektif, tapi boleh dilakukan. Sayangnya, hasilnya selalu sama: Tidak ada perubahan pada UU negara di sana. Daripada ulangi hal yang sama terus, tanpa hasil, boleh kita coba bentuk protes yang berbeda?
Bagaimana kalau semua Muslim di dunia kirim surat setiap hari ke Presiden Perancis? Ada 1,8 miliar Muslim di dunia. Kalau hanya setengah yang kirim surat, ada 900 juta per hari, 6,3 miliar per minggu, 25 miliar per bulan, dan 302 miliar surat per tahun yang harus dibuka, dibaca, dan disimpan (surat ke pejabat wajib disimpan). Apa yang terjadi duluan? 1) Sistem kantor pos di Perancis lumpuh, atau 2) Umat Islam jadi malas dan berhenti kirim surat?
Kita minta mereka berdialog, bahas UU-nya, dan minta perlindungan bagi Nabi. Tapi apa mungkin 900 juta Muslim siap? Kalau diajak demo sehari, banyak yang mau, padahal tidak ada hasil. Diajak boikot, ada yang mau, untuk beberapa minggu, sampai lupa, dan juga tidak ada hasil. Kalau ada pilihan "pedang" atau "pena", mungkin saja di zaman ini pena lebih cepat berhasil. Kita tidak perlu mengancam mereka. Cukup kirim surat setiap hari, dan menunggu mereka menyerah.
Kita bisa utamakan "pedang" (tindakan keras dan tegas), atau bisa angkat pena. Dan insya Allah mereka akan siap diskusi dengan kita, setelah kantor pos mereka lumpuh. Mau coba?
Wassalamu’alaikum wr.wb. -Gene Netto
Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(100)
anak
(299)
anak yatim
(118)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(61)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(68)
hukum islam
(52)
indonesia
(570)
islam
(557)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(357)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(10)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(11)
kontroversi
(5)
korupsi
(27)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(52)
my books
(2)
orang tua
(8)
palestina
(34)
pemerintah
(136)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(503)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(34)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(38)
renungan
(179)
Sejarah
(5)
sekolah
(79)
shalat
(9)
sosial
(321)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
Showing posts with label kontroversi. Show all posts
Showing posts with label kontroversi. Show all posts
04 November, 2020
23 September, 2019
Pengobatan Alternatif Ningsih Tinampi
Kemarin saya lihat berita ini dan langsung ingat pada Ponari. Dulu, anak bernama Ponari bisa "mengobati" orang, disebabkan sebuah batu yang dia temukan. Menjadi bisnis besar, karena ribuan orang datang untuk "berobat". Sekarang ada ibu ini, Ningsih Tinampi, yang sepertinya mirip.
Ibu Ningsih jelaskan dia bisa mulai mengobati orang setelah suaminya selingkuh, lalu dia rajin datangi dukun2 setiap hari. Dia berharap para dukun itu bisa membuat suaminya berubah. Lalu dia dengar sebuah bisikan, yang mengatakan suami tidak bisa "diobati" tapi ibu Ningsih bisa obati orang lain, "karena ada suatu ilmu." Disebabkan bisikan itu, dia mulai belajar "ilmu Al Fatihah" sama dukun2 agar ilmu itu mau masuk ke dalam badannya. Dia juga mengatakan bahwa setelah pergi ke Makkah kemarin, dia "komunikasi terus sama Rasul".
Salah satu videonya di YouTube sudah ditonton 11 juta orang. Mungkin banyak orang Muslim merasa bahwa perbuatan itu merupakan keajaiban yang sesuai agama Islam. Saya malah fokus pada gerakan tangan ibu2 tua yang terlihat mirip jurus2 tangan tukang sihir dalam film2. Saya jadi berpikir, masa untuk "mengusir setan" harus loncat2 dan lambaikan tangan ke mana2, sambil ajak setan diskusi selama 1 jam? Tidak cukup dengan berdoa kepada Allah SWT saja? Ribuan orang siap datang, utk "berobat", dengan cara apa saja, dari siapa saja, asal dapat yang diharapkan. Kalau ini caranya banyak orang Muslim mau berobat, jangan heran kalau Rahmat Allah jauh dari kita.
-Gene Netto
Video 1 jam, penuh diskusi dengan setan, dan gerakan tangan ibu2 untuk mengobati pasien:
SANTET....DUKUNE NGAMUK REK, PENGOBATAN NINGSIH TINAMPI
https://www.youtube.com
Fakta Pengobatan Alternatif Ningsih Tinampi Antrian Pasien Hingga 2020
Rabu, 18 September 2019
https://www.tribunnews.com
Mengintip Pengobatan Alternatif Ningsih Tinampi yang Viral di Medsos
Rabu 18 September 2019, Muhajir Arifin - Detiktv
https://news.detik.com
Ibu Ningsih jelaskan dia bisa mulai mengobati orang setelah suaminya selingkuh, lalu dia rajin datangi dukun2 setiap hari. Dia berharap para dukun itu bisa membuat suaminya berubah. Lalu dia dengar sebuah bisikan, yang mengatakan suami tidak bisa "diobati" tapi ibu Ningsih bisa obati orang lain, "karena ada suatu ilmu." Disebabkan bisikan itu, dia mulai belajar "ilmu Al Fatihah" sama dukun2 agar ilmu itu mau masuk ke dalam badannya. Dia juga mengatakan bahwa setelah pergi ke Makkah kemarin, dia "komunikasi terus sama Rasul".
Salah satu videonya di YouTube sudah ditonton 11 juta orang. Mungkin banyak orang Muslim merasa bahwa perbuatan itu merupakan keajaiban yang sesuai agama Islam. Saya malah fokus pada gerakan tangan ibu2 tua yang terlihat mirip jurus2 tangan tukang sihir dalam film2. Saya jadi berpikir, masa untuk "mengusir setan" harus loncat2 dan lambaikan tangan ke mana2, sambil ajak setan diskusi selama 1 jam? Tidak cukup dengan berdoa kepada Allah SWT saja? Ribuan orang siap datang, utk "berobat", dengan cara apa saja, dari siapa saja, asal dapat yang diharapkan. Kalau ini caranya banyak orang Muslim mau berobat, jangan heran kalau Rahmat Allah jauh dari kita.
-Gene Netto
Video 1 jam, penuh diskusi dengan setan, dan gerakan tangan ibu2 untuk mengobati pasien:
SANTET....DUKUNE NGAMUK REK, PENGOBATAN NINGSIH TINAMPI
https://www.youtube.com
Fakta Pengobatan Alternatif Ningsih Tinampi Antrian Pasien Hingga 2020
Rabu, 18 September 2019
https://www.tribunnews.com
Mengintip Pengobatan Alternatif Ningsih Tinampi yang Viral di Medsos
Rabu 18 September 2019, Muhajir Arifin - Detiktv
https://news.detik.com
15 July, 2019
Dapat Grasi Jokowi, Terpidana Kasus Sodomi di JIS Bebas!
Sayangnya, yang WNI masih di penjara. Sejak awalnya kasus ini, saya tidak percaya guru Neil Bantleman ini bersalah. Secara singkat:
1. Dia tidak mengaku bersalah. Dalam mayoritas kasus lain, ketika sudah ditangkap, pelaku mengaku dgn harapan vonisnya lebih ringan. Ini tidak.
2. "Korban" diperiksa di rumah sakit di Indonesia dan Singapura. Tidak ada penyakit atau kerusakan pada anus. Bukan korban sodomi. Setelah dapat hasil itu, anak dibawa ke rumah sakit yang lain. Simsalabim, dinyatakan korban sodomi dan ada penyakit herpes. Hanya hasil itu yang diterima di pengadilan. Yang lain dibuang.
3. Dalam video singkat dari persidangan, seorang hakim perempuan teriak penuh emosi. Dia tanya Bantleman main seks berapa kali dgn isterinya setiap minggu. Bantleman jawab biasanya 1 kali. Sibuk kerja, dan sudah lama menikah. Hakim terhormat tambah histeris, dan teriak pria yang tidak main seks setiap hari pasti menjadi pedofil. (Wah?) Kesannya, terdakwah sudah divonis bersalah sebelum sidang mulai. Bukti tidak penting.
4. Anak yang dikatakan "korban" masuk JIS dgn santai, dan tunjukkan lokasi "kejadian". Anak itu terlihat bosan, bukan trauma. Dalam ribuan kasus lain, anak begitu trauma sampai tidak mau keluar dari rumah, berhenti makan, menolak kehadiran pria dewasa, histeris kalau mendekati lokasi, dsb. Anak ini terkesan korban trauma paling santai sepanjang zaman. Kalau tidak salah ingat, Kak Seto juga komentari keanehan itu.
5. "Lokasi kejadian" adalah ruang guru, yang seluruh temboknya dibuat dari kaca, di tengah ruangan2 administrasi, yang semua temboknya juga dibuat dari kaca. Banyak orang melintas wilayah itu, dan ada CCTV. Di mana buktinya anak itu disodomi oleh gurunya di ruangan terbuka itu? Sepertinya tidak perlu bukti rekaman atau saksi.
Kesimpulannya: Tidak terlihat ada bukti Mr. Bantleman sodomi seorang anak di ruang guru, yang seluruh temboknya dibuat dari kaca, sehingga membuat anak itu menderita penyakit herpes, yang hanya bisa terdeteksi di satu rumah sakit. Setelah Bantleman masuk penjara, ada tim investigasi dari tivi Australia yang minta izin tes darah anak itu lagi. Lab independen tidak temukan penyakit herpes. Kata ibunya: Lab itu salah! Anaknya ada herpes!
Kenapa bisa muncul kasus ini? Ada kabar burung JIS mau digusur. Kalau muncul kasus sodomi, mungkin diharapkan siswa ditarik, sekolah tutup, dan tanah mau dijual. Lalu kalau memang ketahuan Bantleman tidak bersalah, kenapa baru dibebaskan sekarang? Mungkin ada suatu janji dari Kanada, untuk menolong Jokowi dengan suatu hal? Yang jelas, dari keterangan di atas, saya anggap Bantleman sebagai korban "keadilan" Indonesia. Keadilan bukan suatu kepastian di negara hukum ini!
-Gene Netto
Dapat Grasi Jokowi, Neil Bantleman Terpidana Kasus Sodomi di JIS Bebas!
Jumat 12 Juli 2019, Indah Mutiara Kami, Dhani Irawan – detikNews
https://news.detik.com
1. Dia tidak mengaku bersalah. Dalam mayoritas kasus lain, ketika sudah ditangkap, pelaku mengaku dgn harapan vonisnya lebih ringan. Ini tidak.
2. "Korban" diperiksa di rumah sakit di Indonesia dan Singapura. Tidak ada penyakit atau kerusakan pada anus. Bukan korban sodomi. Setelah dapat hasil itu, anak dibawa ke rumah sakit yang lain. Simsalabim, dinyatakan korban sodomi dan ada penyakit herpes. Hanya hasil itu yang diterima di pengadilan. Yang lain dibuang.
3. Dalam video singkat dari persidangan, seorang hakim perempuan teriak penuh emosi. Dia tanya Bantleman main seks berapa kali dgn isterinya setiap minggu. Bantleman jawab biasanya 1 kali. Sibuk kerja, dan sudah lama menikah. Hakim terhormat tambah histeris, dan teriak pria yang tidak main seks setiap hari pasti menjadi pedofil. (Wah?) Kesannya, terdakwah sudah divonis bersalah sebelum sidang mulai. Bukti tidak penting.
4. Anak yang dikatakan "korban" masuk JIS dgn santai, dan tunjukkan lokasi "kejadian". Anak itu terlihat bosan, bukan trauma. Dalam ribuan kasus lain, anak begitu trauma sampai tidak mau keluar dari rumah, berhenti makan, menolak kehadiran pria dewasa, histeris kalau mendekati lokasi, dsb. Anak ini terkesan korban trauma paling santai sepanjang zaman. Kalau tidak salah ingat, Kak Seto juga komentari keanehan itu.
5. "Lokasi kejadian" adalah ruang guru, yang seluruh temboknya dibuat dari kaca, di tengah ruangan2 administrasi, yang semua temboknya juga dibuat dari kaca. Banyak orang melintas wilayah itu, dan ada CCTV. Di mana buktinya anak itu disodomi oleh gurunya di ruangan terbuka itu? Sepertinya tidak perlu bukti rekaman atau saksi.
Kesimpulannya: Tidak terlihat ada bukti Mr. Bantleman sodomi seorang anak di ruang guru, yang seluruh temboknya dibuat dari kaca, sehingga membuat anak itu menderita penyakit herpes, yang hanya bisa terdeteksi di satu rumah sakit. Setelah Bantleman masuk penjara, ada tim investigasi dari tivi Australia yang minta izin tes darah anak itu lagi. Lab independen tidak temukan penyakit herpes. Kata ibunya: Lab itu salah! Anaknya ada herpes!
Kenapa bisa muncul kasus ini? Ada kabar burung JIS mau digusur. Kalau muncul kasus sodomi, mungkin diharapkan siswa ditarik, sekolah tutup, dan tanah mau dijual. Lalu kalau memang ketahuan Bantleman tidak bersalah, kenapa baru dibebaskan sekarang? Mungkin ada suatu janji dari Kanada, untuk menolong Jokowi dengan suatu hal? Yang jelas, dari keterangan di atas, saya anggap Bantleman sebagai korban "keadilan" Indonesia. Keadilan bukan suatu kepastian di negara hukum ini!
-Gene Netto
Dapat Grasi Jokowi, Neil Bantleman Terpidana Kasus Sodomi di JIS Bebas!
Jumat 12 Juli 2019, Indah Mutiara Kami, Dhani Irawan – detikNews
https://news.detik.com
21 June, 2019
Cina Ambil Organ Tubuh Uighur Secara Paksa Untuk Transplantasi
Lembaga "China Tribunal", yang dipimpin oleh advokat hukum Inggris, yang berpengalaman menyelidiki kejahatan terhadap kemanusiaan, mengeluarkan laporan terhadap tahanan politik di Cina, termasuk anggota komunitas Falun Gong, dan 1 juta warga Uighur yang ditahan tanpa proses pengadilan. Laporan itu menyimpulkan bahwa Cina mengambil organ tubuh secara paksa dari tahanan, dan bahkan membunuh sebagian dari tahanan itu dalam proses mengambil organ tubuhnya.
China Tribunal menyimpulkan bahwa jumlah operasi transplantasi organ tubuh di Cina sangat besar (jauh lebih banyak dari catatan resmi pemerintah), dan waktu menunggu transplantasi bagi pasien begitu singkat sehingga tidak masuk akal (yang berarti ada sumber organ tubuh yang besar, yang bisa langsung diakses). Juga ada kesaksian dari mantan tahanan yang mengalaminya sendiri. Pasar organ tubuh di Cina diperkirakan menghasilkan milyaran dolar per tahun bagi pemerintah.
Laporan menyimpulkan bahwa penyiksaan terhadap tahanan adalah umum, organ tubuh terus diambil secara paksa sampai sekarang, tapi tidak menyatakan sedang terjadi genosida, dan mereka minta pihak lain spt PBB melakukan penyelidikan lebih dalam untuk memastikan apakah sedang terjadi genosida atau tidak.
China Killing Prisoners To Harvest Organs For Transplant, Tribunal Finds
Jun 18, 2019, Zak Doffman
On June 17, an independent tribunal which has been investigating "forced organ harvesting" from Chinese prisoners, including Falun Gong practitioners and Uighur Muslims, published its final judgment.
https://www.forbes.com
China Tribunal menyimpulkan bahwa jumlah operasi transplantasi organ tubuh di Cina sangat besar (jauh lebih banyak dari catatan resmi pemerintah), dan waktu menunggu transplantasi bagi pasien begitu singkat sehingga tidak masuk akal (yang berarti ada sumber organ tubuh yang besar, yang bisa langsung diakses). Juga ada kesaksian dari mantan tahanan yang mengalaminya sendiri. Pasar organ tubuh di Cina diperkirakan menghasilkan milyaran dolar per tahun bagi pemerintah.
Laporan menyimpulkan bahwa penyiksaan terhadap tahanan adalah umum, organ tubuh terus diambil secara paksa sampai sekarang, tapi tidak menyatakan sedang terjadi genosida, dan mereka minta pihak lain spt PBB melakukan penyelidikan lebih dalam untuk memastikan apakah sedang terjadi genosida atau tidak.
China Killing Prisoners To Harvest Organs For Transplant, Tribunal Finds
Jun 18, 2019, Zak Doffman
On June 17, an independent tribunal which has been investigating "forced organ harvesting" from Chinese prisoners, including Falun Gong practitioners and Uighur Muslims, published its final judgment.
https://www.forbes.com
11 June, 2019
Anak Anda Laki Atau Perempuan, Atau…?
Komunitas transgender di Inggris makin terlihat di sekolah. Di kota Brighton, Inggris, anak sekolah dikasih stiker untuk ditempelkan di baju, yang menunjukkan kata ganti (pronoun) yang boleh dipakai. Seorang anak yang dianggap "laki" biasanya disebut "he" (dia, laki-laki), dan perempuan "she" (dia, perempuan). Tapi sekarang, dengan adanya banyak anak transgender, he dan she dinilai penuh diskriminasi (karena mereka tidak mau dianggap laki atau perempuan sesuai kondisi kelamin atau biologis). Jadi siswa lain disuruh menggunakan istilah "they" (mereka) daripada he atau she. Dan setiap siswa dinilai berhak tentukan sendiri jenis kelaminnya (atau tidak pilih salah satunya, atau boleh diganti kapan saja).
Kalimat "he is reading" (dia membaca) harus diucapkan "they are reading" (mereka membaca). Dan kalau anak transgender itu disebut "he" daripada "they" maka bisa menjadi perkara hukum. Dianggap sebagai penghinaan yang serius, dan ada kasus seorang guru dipecat tahun kemarin karena ketika membicarakan seorang kelompok anak perempuan yang duduk bersama, dia secara spontan mengatakan, "Good work GIRLS!" Lalu seorang anak transgender melaporkan guru itu, karena dia "merasa sebagai pria" padahal tampil sebagai anak perempuan.
Hal ini membingungkan sebagian orang tua dan guru di sana, dan kalau mereka protes, dianggap mereka yang salah, karena anak tidak boleh "dipaksakan" memiliki suatu jenis kelamin, dan boleh diganti kapan saja, semaunya anak itu. Ini kondisi nyata di negara barat sekarang, yang harus dihadapi oleh orang tua dan guru.
-Gene Netto
School Pupils In Brighton Given Pronoun Stickers To Help Transgender Children
Eleanor Busby Education Correspondent Tuesday 2 April 2019
https://www.independent.co.uk
Kalimat "he is reading" (dia membaca) harus diucapkan "they are reading" (mereka membaca). Dan kalau anak transgender itu disebut "he" daripada "they" maka bisa menjadi perkara hukum. Dianggap sebagai penghinaan yang serius, dan ada kasus seorang guru dipecat tahun kemarin karena ketika membicarakan seorang kelompok anak perempuan yang duduk bersama, dia secara spontan mengatakan, "Good work GIRLS!" Lalu seorang anak transgender melaporkan guru itu, karena dia "merasa sebagai pria" padahal tampil sebagai anak perempuan.
Hal ini membingungkan sebagian orang tua dan guru di sana, dan kalau mereka protes, dianggap mereka yang salah, karena anak tidak boleh "dipaksakan" memiliki suatu jenis kelamin, dan boleh diganti kapan saja, semaunya anak itu. Ini kondisi nyata di negara barat sekarang, yang harus dihadapi oleh orang tua dan guru.
-Gene Netto
School Pupils In Brighton Given Pronoun Stickers To Help Transgender Children
Eleanor Busby Education Correspondent Tuesday 2 April 2019
https://www.independent.co.uk
Subscribe to:
Posts (Atom)