Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (557) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (179) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)
Showing posts with label muallaf. Show all posts
Showing posts with label muallaf. Show all posts

10 September, 2024

Buka Mata Anda Tentang Muslim Dan Islam Di Negara Barat!

[Pertanyaan]: Kenapa Gene Netto tidak berdakwah di negara barat saja? Kenapa tinggal di Indonesia, padahal ada kebutuhan dakwah yang besar di sana?

[Jawaban]: Assalamu’alaikum wr.wb. Mohon maaf, pandangan saya berbeda. Di Amerika dan Eropa, hampir semua Muslim adalah pendatang yang berkulit coklat. Mereka bukan “pejuang dakwah” atau “pejuang masjid”. Mereka mencari kenikmatan dunia, lalu bangun masjid karena butuh sendiri. Bule Muslim ada, tetapi sedikit. Anda anggap Muslim di Amerika hebat karena bangun masjid? Ada 750 ribu masjid di Indonesia. Hampir semuanya dibangun oleh umat Islam, bukan pemerintah.

Mereka punya keimanan yang kuat karena “bertahan hidup” di sana? Mohon maaf, pendapat saya sebaliknya. Kebanyakan dari mereka punya keimanan yang “lemah”, dan pindah ke sana untuk mencari dunia. Di Indonesia, ada sekolah dengan anak Muslim, pengajian, makanan halal, masjid, musholla, adzan, dsb. Mereka tinggalkan semuanya, demi dunia. Mereka bawa anaknya jauh dari komunitas Muslim, demi dunia. Syukur kalau anaknya masih shalat nanti. Kalau anak atau cucunya hancur, mereka tidak akan menyalahkan diri sendiri.

Mereka beriman, tetapi mau masuk surga secara “bersyarat”: Harus boleh menikmati dunia!! Mereka tidak mau hidup dalam kesulitan di Pakistan, Bangladesh, Yaman, Lebanon, dsb. Orang kafir berjuang selama ratusan tahun untuk bangun negaranya. Muslim ini merasa harus boleh menikmatinya juga, daripada berjuang di negaranya sendiri. Mereka iri dengan orang kafir di negara maju, tetapi tidak iri dengan orang saleh di kampung yang miskin tetapi dekat dengan Allah.

Anda bangga karena orang Indonesia di sana bangun masjid? Mereka hanya kangen pada budaya dan bahasa Indonesia. Kurang enak bergabung di masjid Pakistan dengan budaya dan bahasa Pakistan. Kalau ada banyak masjid di sebuah wilayah, berarti ada masjid Bangladesh, masjid Pakistan, masjid Lebanon, dsb. Kenikmatan dunia, kenikmatan bahasa dan budayanya sendiri, dan “surga bersyarat” menjadi tujuan mereka. Pindah ke sana tidak menjadikan mereka Muslim yang hebat. ITU PILIHAN MEREKA.

Ada teman Muslim di Australia dulu. Dari ribuan kenalannya, tidak ada yang masuk Islam. Begitu juga dengan saya, dan hampir semua bule Muslim. Masuk Islam sendirian. Tetapi kalau seorang Muslim pindah dari Yogya ke New York, simsalabim, anda cap dia “pejuang dakwah”, dan diyakini ribuan orang akan masuk Islam? Maaf, anda salah. Malah puluhan ribu orang masuk Islam setiap tahun di Indonesia. Dibutuhkan ahli dakwah di sini, bukan di sana.

Seorang “pejuang dakwah” akan siap tinggalkan kenikmatan, dan pergi ke tempat yang tidak enak. Tetapi kalau tinggalkan tempat yang “rusak” untuk mengejar kenikmatan di negara maju, itu bukan “perjuangan untuk Islam”. Untuk orang yang anda anggap pejuang dakwah di barat, coba tanya: Kenapa tidak pindah ke India atau Afrika? Tinggal di tengah orang kafir yang membencinya, tidak ada listrik, tidak ada air, tidak ada makanan, gagal panen, dan sebagainya. Mereka tidak mau ke sana karena tidak enak!! Tetapi kalau ada kesempatan pindah ke Amerika atau Eropa, buru-buru berangkat, demi kenikmatan dunia. Lalu bangun masjid dan jual makanan halal karena mereka yang membutuhkannya.

Anda kira negara maju hebat? Puluhan tahun yang lalu sangat rusak. Banyak orang komplain tentang korupsi, kolusi, nepotisme, ketidakadilan, polisi dan hakim yang tidak jujur, politikus bejat, hukum yang dipermainkan oleh pejabat dan orang elite, rakyat kecil yang ditindas terus, dan seterusnya. Contohnya banyak sekali. Butuh ratusan tahun untuk membangun sistem yang baik. Berarti di sini juga bisa.

Lupakan negara maju. Korupsi masih banyak di Amerika dan Eropa sampai sekarang. Yunani, Italia, dan Spanyol (antara lain) terkenal penuh korupsi. Amerika masih banyak juga! Tetapi yang ditampilkan ke dunia hanya sisi baiknya, jadi orang awam di Indonesia tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi di sana.

Jangan merasa pusing dengan “masalah” di sini. Dulu di sana juga sama, bahkan lebih rusak. (Contohnya, orang Afrika dijadikan budak!) Banyak orang Indonesia tidak suka membaca, tidak peduli pada sejarah, dan tidak mengerti bahasa Inggris, jadi tidak memahami luasnya kerusakan di sana. Dianggap surga karena melihat gambar indah di TV. Yang buruk tidak terlihat.

Jadi ada pilihan. Mencari kenikmatan dunia. Atau berdakwah di mana dakwah itu dibutuhkan. Pengalaman saya menjadi bukti. Allah tempatkan saya di sini, dan berikan kelancaran bahasa Indonesia. Saya bukan ustadz terkenal atau kyai saleh. Tetapi kalau saya ceramah, masjid penuh, banyak orang kaget, siap dengar, dan siap berubah, hanya karena bule yang bicara. Orang yang malas dengarkan ustadz siap dengarkan saya. Orang yang berzina, narkoba, tidak shalat, dsb. yang sudah melawan banyak ustadz, langsung berubah di depan saya. Sudah sering terjadi.  

Jadi untuk apa saya tinggalkan usaha dakwah yang jelas di sini dan pergi ke negara maju, demi “kenikmatan dunia”? Saya mencari rahmat Allah. Kalau kadang tidak enak di sini, saya fokus pada yang “baik” lewat kacamata agama. Yang tidak enak menjadi tidak penting. Jangan bercita-cita pindah ke negara maju penuh orang kafir. Dan jangan tertipu. Kebanyakan Muslim yang pindah ke sana pergi untuk diri sendiri, bukan Islam. Mereka tidak “berjuang” di sana, melainkan menikmati dunia. Kalau mereka bicara dengan puluhan ribu orang kafir, syukur kalau beberapa masuk Islam. Tetapi ribuan orang yang kenal 1 bule muallaf itu akan cuek karena 99,99% dari masyarakat di sana tidak mau dengar. Lahan dakwah bukan di sana, tetapi DI SINI.

Mau berdakwah? Jadikan Indonesia negara yang paling maju dan kuat di dunia, dengan korupsi dan kriminalitas rendah. Seluruh dunia akan kaget dan bertanya kenapa bisa. Dijawab, “Karena kita Muslim!” Dunia akan geger. Itu dakwah yang terbaik. Membuat mereka kaget dengan kemajuan kita. Mereka akan bertanya tentang Islam karena melihat efeknya.

Kita bisa melakukan “program dakwah” yang luar biasa di sini. Caranya? Memperbaiki diri, bersatu, tolong menolong, dan bangun negara yang kuat, maju, dan sejahtera! Merekalah yang akan datang ke sini dan bertanya. Dan mungkin karena itu, Allah tempatkan saya di sini, agar banyak Muslim mau buka matanya. Semoga anda siap menjadi pejuang dakwah di sini. Caranya: Mencari satu orang yang perlu bantuan, dan menolongnya. Lalu mencari orang lain...

Kalau anda masih belum yakin pada tulisan saya, dan masih tergiur oleh kenikmatan di negara kafir, coba baca hadits ini dan merenung. Sebenarnya anda tertipu oleh dunia, dan kurang dekat dengan Allah.

Al-Mustaurid bin Syaddad ra. berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah dunia bila dibandingkan dengan akhirat kecuali hanya semisal salah seorang dari kalian memasukkan sebuah jarinya ke dalam lautan. Maka hendaklah ia melihat apa yang dibawa oleh jari tersebut ketika diangkat?” (HR. Muslim No. 7126)

Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

01 August, 2024

Berpikir Secara Dalam Sebelum Ambil Risiko Menikah Dengan Muallaf

[Pertanyaan]: Suami saya kurang peduli pada ajaran Islam, dan bisa tinggalkan shalat dan puasa kapan saja kalau mengganggu dia. Perlu menunggu berapa lama sampai suami berubah?

[Jawaban]: Assalamu’alaikum wr.wb. Untuk kebanyakan wanita yang menikah dengan pria asing, yang menjadi muallaf untuk menikah, biasanya berakhir dengan penyesalan dan perceraian. Masalahnya, pria itu tidak sepenuhnya beriman dari awalnya. Hanya masuk Islam sebagai syarat untuk menikah. Setara dengan kewajiban memakai baju adat. Dipakai sehari, besoknya boleh dibuang karena tidak dibutuhkan lagi. Jadi setelah menikah, juga tidak perlu peduli pada Islam karena sudah dapat istri.

Ibaratnya begini: Bos tawarkan bonus 10 milyar kepada setiap karyawan kalau mereka masuk kantor tepat waktu. Uangnya dikasih dulu,  tanpa perjanjian. Setelah uangnya diterima, para karyawan masih sering telat. Bos hanya bisa ngomel dan bilang bahwa mereka sudah dikasih uangnya, jadi kapan mau berubah? Tetapi karyawan itu merasa tidak perlu berubah, karena sudah dikasih uangnya. Selama masih tahan omelan dari bosnya, bisa santai terus. Dan bos takut pecat karyawan itu, karena sudah kasih 10 milyar ke setiap orang. Jadi hanya bisa ngomel terus setiap hari, selama 10-20 tahun. Kurang lebih seperti itu, kondisi kebanyakan wanita yang menikah dengan muallaf.

Apakah bisa berubah? Bisa saja. Saya tahu satu kasus di mana seorang pria dari Inggris mulai shalat setelah menikah 20 tahun. Selama pernikahannya, dia tidak shalat, minum alkohol, dan merayakan Natal, dsb. Istrinya sedih karena merasa besarkan anak tanpa input dari suami sebagai Imam. Lalu tiba2 pria itu berubah dan mulai shalat. Yang saya tahu hanya 1 pria itu, dari sekitar 100an kasus yang lain. Jadi kalau berharap suami anda akan berubah, bisa terjadi. Tapi kemungkinannya hanya sekitar 1%.

Jadi anda harus memilih sendiri. Apakah puas punya suami yang kurang peduli pada Islam? Puas hidup bersama suami yang tidak bisa jadi imam, dan sering berdosa (seperti tinggalkan shalat, tidak berpuasa, minum alkohol, merayakan Natal, dll.)? Coba melakukan shalat istikharah berkali-kali dan mohon petunjuk dari Allah. Mau menunggu berapa tahun lagi dengan harapan suami akan berubah? Dan kalau ternyata tidak berubah, apa anda mau cerai atau mempertahankan pernikahan selama 20 tahun lagi? Tidak ada yang bisa memberi tahu jalan yang terbaik. Hanya Allah tahu, dan hanya anda yang bisa memutuskan.

Untuk perempuan yang belum menikah (dan bapaknya), yang penting adalah sikap pria itu. Pria itu harus masuk Islam dulu, dan dikasih waktu 6 bulan untuk belajar. Kalau terlihat mau belajar, dan bisa shalat sendiri tanpa dipaksa, dan terlihat ingin menambahkan ilmu terus, insya Allah aman untuk menikah. Tetapi kalau terlihat malas, sebaiknya shalat istikharah, lalu menunda atau membatalkan. Banyak pria yang hanya mau menikah saja, dan tidak mau berubah. Jadi jangan berharap bisa menikah dulu, lalu pria itu "diperbaiki" di tengah jalan.

Tidak ada orang yang berangkat pakai mobil yang rusak dari Jakarta ke Surabaya, sambil mengatakan, "Nanti mesinnya diperbaiki di tengah jalan saja. Tidak perlu bagus sekarang! Jangan peduli pada asap yang keluar dari mesin. Nanti hilang sendiri...!" Hanya orang gila yang yakin mobil rusak bisa diperbaiki di tengah jalan. Anehnya, banyak wanita siap menikah dengan muallaf, dan pemikiran mereka persis seperti itu: Pria yang "rusak" (tidak beriman) bisa diperbaiki di tengah jalan. Tetapi kalau sudah "dikasih 10 milyar", kenapa berharap dia mau berubah setelah dapat yang dia inginkan? Dan yang dia inginkan hanyalah istri, bukan keimanan!

Semoga bermanfaat sebagai renungan dan peringatan. Berpikir secara dalam. Shalat istikharah. Dan jangan membahayakan masa depan anda dengan seorang pria yang tidak peduli pada Allah dan Kebenaran Islam.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

21 May, 2024

Bingung Dengan Muallaf Yang Tidak Serius Belajar Agama Islam

Assalamu’alaikum wr.wb. Saya baru selesai ketik jawaban untuk puluhan pertanyaan dari muallaf asing. Kadang saya bingung dengan banyak "muallaf". Mereka (kebanyakan) masuk Islam untuk menikah, tetapi sesudahnya, menunjukkan sikap malas belajar, banyak protes, dan tidak punya waktu untuk mencari informasi di Google saja. Niat belajarnya kecil, semangatnya rendah. Sudah dapat istri yang diinginkan, jadi cuek saja terhadap Allah Rasulullah SAW, Al Quran, dan Islam. Lalu berharap orang lain akan kasih jawaban yang mudah kepadanya terus, agar tidak perlu capek mencari info sendiri. Dan setelah dikasih jawaban, tetap saja berprotes terus, dan inginkan Islam yang "berbeda" yang mereka menilai "lebih mudah". Sudah dikasih nikmat dalam kesempatan menjadi Muslim, dapat keselamatan di dunia dan akhirat, dan diampuni seluruh dosanya, tetap saja malas belajar. Tidak ada rasa bersyukur kepada Allah.

Saya jadi ingat sebuah kisah dari salah satu guru saya ketika dirinya masih remaja. Dia sering pergi ke kampung di daerah, jalan kaki naik gunung, di tengah malam, tanpa senter, dan hanya ada sekotak korek api saja untuk berikan cahaya, hanya untuk mencapai pesantren kecil dan gurunya yang tinggal di situ. Lalu belajar semalaman, tidur di lantai, makan telur dan sedikit nasi, turun gunung, kembali ke kota, dan Senin pagi masuk sekolah seperti biasa. Sangat berbeda pengalamannya antara orang yang ingin menuntut ilmu jadi mereka semangat dan berusaha terus, dan orang lain yang inginkan ilmu disajikan kepadanya, dengan cara yang mereka tentukan sendiri, sambil diprotes, sampai merasa puas. Lalu mereka bertanya dan protes lagi tentang topik yang berbeda. Selama beberapa tahun. Tetapi di depan umum, mengaku "Muslim".

Saya juga bingung dengan para bapak yang izinkan anak perempuannya menikah dengan pria seperti itu. Dan lebih bingung lagi dengan para perempuan yang siap terima suami seperti itu, dan YAKIN bahwa suami akan berubah setelah menikah, dan menjadi serius belajar tentang Islam. Rata-rata, para suami itu tidak pernah menjadi serius, dan setelah 3-5 tahun, sang istri menyesal dan mulai memikirkan perceraian. Lalu masih bertahan untuk 10 tahun lagi, dan tetap berharap suaminya akan berubah... Lalu ketemu saya, dan minta saya jelaskan Islam kepada suaminya (setelah sudah menikah 10-15 tahun) dan saya diminta "memperbaiki" pria itu dan membujuk dia menjadi serius terhadap Islam, karena istri baru sadar merupakan masalah besar di dunia dan akhirat. Banyak anak menolak shalat karena bapaknya sendiri tidak shalat. Ibunya yang menjadi pusing.

Dunia ini penuh dengan Muslim yang baik dan beriman, tetapi ada golongan perempuan yang mencari dan menerima muallaf, dan tidak peduli kalau agamanya sangat lemah pada saat menikah. Daripada menunggu agar pria itu dikasih waktu belajar dan memperbaiki diri sebelum menikah, selalu "sangat yakin" orang itu akan berubah setelah menikah jadi tidak perlu menunggu. Dan hampir tidak pernah terjadi. Makanya saya dapat kasus terus, karena jumlah perempuan seperti itu cukup besar. Sayangnya. Dan jumlah bapak yang siap izinkan anaknya menikah dengan pria yang agamanya lemah juga banyak. Sayangnya.

Kalau ada teman atau saudara yang hendak melakukan itu, suruh mereka konsultasi kepada saya SEBELUM menikah. Kalau sudah menikah 15 tahun, dan anaknya murtad, belum tentu saya bisa bantu. Lebih mudah mencegah kebakaran daripada minta rumah "diperbaiki" setelah terbakar habis.

Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto  



14 May, 2024

Kalau Allah Maha Kuasa, Kenapa Tidak Hilangkan Semua Kejahatan?

[Pertanyaan]: Saya penasaran dengan cara Bapak menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sang muallaf dalam cerita kemarin. “Katanya Allah Maha Kuasa! Kalau iya, kenapa Allah tidak hilangkan semua kejahatan? Kenapa Allah tidak halangi saya dari bunuh diri? Kenapa Allah izinkan Setan mengganggu kita?”

[Jawaban]: Assalamu’alaikum wr.wb. Di dunia ini, Allah tidak punya peran memaksa manusia ambil tindakan. Kita diciptakan oleh Allah dan diberikan kebebasan MEMILIH, dan nanti akan ada balasan disebabkan pilihan itu. Kalau Allah menghendaki, kita tidak pernah berada di bumi, tetapi lahir di Surga, beriman, dan tidak pernah ada ujian di dunia. Tetapi Allah menghendaki bahwa kita diuji. Jadi apa boleh buat? Dan dunia ini tidak “nyata”, jadi untuk apa merasa pusing?

Dari Al-Mustaurid bin Syaddad ra. yang berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Tidaklah dunia bila dibandingkan dengan akhirat kecuali hanya semisal salah seorang dari kalian memasukkan sebuah jarinya ke dalam lautan. Maka hendaklah ia melihat apa yang dibawa oleh jari tersebut ketika diangkat?" (HR. Muslim No.7126)

Kalau Allah diharapkan “hilangkan semua kejahatan” maka itu setara dengan berharap guru sekolah hilangkan semua pertanyaan sulit dan semua aturan dalam ujian sekolah. Jadi pertanyaan boleh dijawab ABCD, semuanya benar, dan kertas dicoret saja juga benar, dan kertas disobek dan dibuang juga benar. Lalu guru itu dicap, “Maha Baik Hati” karena semua murid lulus ujian itu tanpa kesulitan. Mau diobati oleh dokter yang “lulus” dari ujian seperti itu? Apakah ujian tanpa kesulitan merupakan “ujian”? Di dunia ini, kalau kita mengaku beriman, maka Allah jamin bahwa kita akan diuji!

155. Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, “Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).
157. Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
(QS. Al Baqarah 2:155-157)

Jadi bumi ini adalah tempat ujian, dan setiap orang dapat ujian yang berbeda. Ada yang diuji dengan kekayaan atau kemiskinan, kesehatan atau penyakit, kemudahan atau kesulitan, dsb. Banyak orang asing menolak belajar agama karena merasa “sudah hidup di surga” jadi buat apa harus percaya dan berdoa pada Tuhan? Tuhan tidak dibutuhkan (kata mereka)!

Kejahatan ada di sini agar setiap orang bisa memilih untuk melakukan kejahatan atau tidak. Dan korban bisa memilih untuk menjadi marah pada Allah atau tidak. Dan yang tidak alami kejahatan diuji juga, apa mereka bersyukur atau kufur nikmat? Jadi “kejahatan” menjadi bagian dari ujian di dunia bagi semua orang, termasuk orang yang tidak mengalaminya.

Dalam hukum Islam, bunuh diri dilarang karena kebanyakan pelaku merasa putus asa. Artinya putus asa adalah: “Tidak mungkin Allah bisa mengubah keadaan saya menjadi lebih baik!!” Jadi orang yang putus asa dan bunuh diri melakukan 3 hal: 1) Rampas Hak Allah untuk tentukan kematian setiap manusia, 2) Menghina Allah karena anggap Allah tidak sanggup memberikan kebaikan lagi, 3) Dan abaikan larangan dari Allah. Bisa saja Allah mencegah orang yang mau bunuh diri. Tetapi Allah berikan kita kebebasan memilih. Ada orang yang diuji dengan kondisi “putus asa” lalu Allah menyaksikan pilihannya. Apa bunuh diri, atau berserah diri dan mohon pertolongan dari Allah?

Kalau Allah menghendaki, tidak ada Setan. Jadi kenapa harus ada Setan? Mundur dulu. Kenapa ada buah terlarang di Surga bagi Nabi Adam AS? Fungsinya adalah sebagai ujian dari Allah. Nabi Adam dikasih kebebasan. Setan juga dikasih kebebasan. Dan manusia yang mau ikuti Setan juga dikasih kebebasan.

2. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
3. Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
(QS. Al-Ankabut 29:2-3)

Kehidupan di bumi ini hanyalah ujian, dan bumi ini tidak nyata. Ada hadits panjang dalam Sahih Muslim yang jelaskan, nanti di surga, manusia yang sangat menderita di bumi akan ditanya, apakah pernah merasakan penderitaan? Dan mereka akan jawab, “Tidak”, karena kenikmatan di Surga begitu luar biasa sehingga kesulitan di dunia dilupakan. Pembunuhan, penyakit, pemerkosaan, badan yang cacat, kemiskinan, kelaparan, perang, dan lain-lain akan dilupakan semua setelah rasakan kenikmatan Surga sesaat saja. Dalam Surah Al-Mu'minum (23:112-114), manusia menduga waktu di dunia hanya sehari atau setengah hari saja, karena begitu terlupakan. Jadi semua yang terasa “buruk” sekarang adalah bagian dari Ujian Allah. Dan masa depan yang baik ada di Tangan Allah dan diberikan oleh Allah kepada orang yang lulus Ujian-Nya.

Semoga bermanfaat.
Wa billahi taufiq wal hidayah.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

15 August, 2023

Muallaf Mau Shalat Sunnah, Tapi Banyak Yang Muslim Dari Lahir Tinggalkan Shalat Wajib?

Assalamu’alaikum wr.wb. Tahun kemarin ada pemuda Belanda yang masuk Islam setelah diskusi dengan saya. Kemarin dia kirim WA dan tanya panjang lebar tentang semua shalat sunnah karena tidak puas shalat 5 waktu saja, dan mau tambahkan. Saya jadi berpikir tentang begitu banyak orang yang dikasih nikmat yang besar dari Allah karena boleh lahir sebagai Muslim, tapi malah malas shalat 5 waktu, apalagi yang sunnah…

Ada yang bilang, "Dia muallaf, jadi Allah yang kasih dia hidayah, tapi saya tidak pernah pilih Islam sendiri!" Sungguh aneh komentar itu, tapi sangat umum diucapkan. Seorang muallaf "dipilih" setelah proses beberapa tahun mencari kebenaran. Sedangkan yang Muslim keturunan juga DIPILIH oleh Allah, dan malah DIUTAMAKAN karena dikasih kenikmatan lahir sebagai Muslim tanpa bersusah payah mencari kebenaran. Sebagai perumpamaan, ada orang yang dikasih banyak fasilitas dari negara karena jabatannya, dan ada anggota rakyat biasa yang sulit mendapat bantuan. Pemerintah utamakan pejabat. Masa orang yang prosesnya dapat bantuan sangat sulit dinilai "lebih utama"? Jadi jelas yang lahir sebagai Muslim sudah dikasih keutamaan, bukan yang muallaf.

Apa benar yang Muslim keturunan tidak memilih Islam? Padahal mereka baca syahaddat dalam setiap shalat? APA artinya kalau bukan "memilih Islam"? Dan kalau mau murtad, bisa saja setiap detik. Jadi tidak logis kalau ada Muslim keturunan yang mengatakan, "Saya tidak memilih Islam", karena 1) mereka bersyahaddat setiap hari, dan 2) mereka bebas tinggalkan Islam, tapi ternyata tidak mau.

Orang yang bilang mereka "tidak memilih Islam" karena lahir sebagai Muslim setara dengan orang yang lahir sebagai pangeran di istana. Lalu, malah mengeluh bahwa mereka "dikasih" kekayaan dan istana, dan dipaksa menjadi anggota kerajaan padahal bukan pilihan mereka. Tetapi setiap hari, mereka menikmati kehidupan itu dan tidak mau tinggalkan. Sedangkan "muallaf" setara dengan orang biasa yang menikah dengan pangeran, lalu tiba-tiba bisa merasakan nikmatnya menjadi anggota kerajaan dan tinggal di istana. Lebih nikmat lahir di istana, daripada baru masuk di usia dewasa setelah perjuangan yang sulit. Berarti yang Muslim dari lahir jelas diutamakan, jadi kenapa sebagian dari mereka abaikan shalat wajib? Masa orang yang masuk kerajaan dari luar (muallaf) lebih menghargai kerajaan itu (Islam) daripada orang yang lahir sebagai pangeran (Muslim keturunan)?

SHALAT! Dan jangan mencari-cari alasan untuk tidak shalat. Apalagi alasannya tidak logis seperti, "Saya tidak dipilih oleh Allah menjadi Muslim!" Mungkin malaikat gelengkan kepala melihat Muslim keturunan yang berani bicara seperti itu.
Semoga bermanfaat. Wa billahi taufiq wal hidayah.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

21 December, 2022

 Shalat Jumat Yang Keliling Dunia Seperti Gelombang

(Saya mengirim tulisan ini kepada seorang pria yang sedang belajar tentang Islam, untuk membantunya berpikir tentang apa yang dilakukan orang Muslim setiap hari Jumat, di seluruh dunia.)

Sekarang jam 1 siang pada hari Jumat. Saya baru saja selesai menunaikan shalat Jumat di Indonesia, bersama sekitar 100 juta pria dan anak laki-laki. Dan sekarang akan muncul sebuah "gelombang" yang terjadi di seluruh dunia, di mana pria dan anak laki-laki di setiap negara akan pergi ke masjid pada siang hari, membasuh muka, lengan, dan kaki mereka, lalu berdiri dengan tenang di belakang seorang imam, menghadap Kabah (Rumah Tuhan yang pertama di bumi ini, yang dibangun oleh Nabi Ibrahim) di Makkah, dan melakukan shalat (berdoa) dengan cara yang sama kepada Tuhan Yang Maha Esa. Satu ibadah (doa), satu metode, satu bahasa, satu arah, satu pemimpin, satu Kitab Suci.

Sesudah Indonesia, jutaan orang di setiap negara, akan melakukan shalat yang sama, dengan format yang sama, pada siang hari juga di Singapura, Malaysia, Thailand, Myanmar, Bangladesh, India, Pakistan, Afghanistan, Kazakhstan, Tajikistan, Uzbekistan, Turkmenistan, Iran, Irak, Yaman, Somalia, Ethiopia, Tanzania, Arab Saudi, Yordania, Palestina, Suriah, Turki, Sudan, Mozambik, Mesir, Libya, Nigeria, Niger, Mali, Senegal, Aljazair, Tunisia, Maroko, Spanyol, Prancis, Jerman, Belanda, Inggris, Kanada, dan Amerika. (Dan banyak negara lain yang tidak disebutkan.)

Shalat Jumat akan berlanjut di seluruh dunia, hingga sekitar 1 miliar pria dan anak laki-laki selesai berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan cara yang sama, pada siang hari di setiap negara. Dan minggu depan, akan terulang lagi. Tolong jelaskan, agama yang mana selain Islam yang pernah sanggup melakukan hal serupa dalam 10.000 tahun terakhir?

Kewajiban agama ini, yang disebut Shalat Jumat, diajarkan oleh Muhammad (SAW), yang merupakan Nabi Terakhir dari Tuhan Yang Maha Esa, yang diutuskan kepada seluruh umat manusia. Dan tata cara shalat itu tidak berubah selama 1.400 tahun. Tidak ada yang menggantikan bahasa Arab dengan bahasa ibu mereka. Tidak ada yang menambahkan atau menghapus tindakan atau gerakan apa pun dalam shalat itu. Tidak ada yang menggunakan selain ayat-ayat suci dari Al-Qur'an (Perjanjian Terakhir dari Tuhan, yang menggantikan Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama). Dan Al Qur'an itu masih digunakan dalam bahasa aslinya, yaitu bahasa Arab, yang juga merupakan bahasa ibu dari Nabi Muhammad (SAW). Dan jumlah pria dan anak laki-laki yang melakukan shalat ini setiap hari Jumat bertambah terus setiap tahun.

Saya berharap informasi ini bisa membantu anda untuk merenung secara serius tentang skala globalnya Islam, dan sekitar 2 miliar Muslim yang terus mengikuti Nabi Terakhir Muhammad (SAW).

Salam,
-Gene Netto

07 December, 2022

Kalau Mau Belajar Sejenak Tentang Dakwah…

Assalamu’alaikum wr.wb. Kemarin saya salah. Minta pendapat di Facebook tentang ejaan Al Fatihah (transliterasi, untuk non-Muslim). Saya lupa bahwa kalau minta pendapat di depan umum akan dapat puluhan pendapat. Hehe. Mohon maaf, tapi sering terasa banyak Muslim kurang memahami cara berdakwah kepada non-Muslim, apalagi orang asing. Membahas Al Fatihah saja, langsung ada berbagai pendapat (yang kurang bermanfaat). Orang non-Muslim tidak akan mengerti. Yang mereka butuhkan adalah yang SEDERHANA.

Saya sudah membuat teks Al Fatihah itu dulu untuk non-Muslim di seluruh dunia. Saya konsultasi dengan puluhan orang Muslim dan non-Muslim, di mancanegara. Teks itu bukan untuk Muslim, bukan untuk Indonesia, tidak sesuai ejaan bahasa arab, dan tidak sesuai transliterasi di buku teks. Kenapa? Karena tidak dibutuhkan. Yang dibutuhkan adalah teks yang bisa dibaca oleh 10 juta orang dari puluhan negara, dan terasa "cukup baik", tanpa contoh, tanpa guru.

Panjang pendek (Laa daripada La) boleh diganti. Tapi DZI daripada THI tidak bisa. Tidak ada kombinasi huruf DZ dalam bahasa Eropa. Jadi orang asing yang melihatnya akan bingung. Baca DEH-ZET? Atau D-ZEE? Atau bagaimana? Tapi kalau melihat THII, bisa dicoba sendiri, karena terbiasa melihat bentuk TH dalam bahasa mereka.

Begitu sederhana prosesnya. Dipikirkan dulu, apa yang mudah, sederhana, jelas, dan tidak perlu keterangan, sehingga mereka bisa mendapatkan rasa "berhasil". Tujuan teks Al Fatihah itu adalah: Non-Muslim di puluhan negara berusaha membaca, merasa "bisa", merasa "Kok semudah itu ya?", merasa bahwa shalat dalam Islam sederhana, merasa Al Fatihah seperti puisi, dan setelah baca terjemahan, berpikir kok hanya itu saja yang diucapkan orang Muslim dalam shalat setiap hari? Kalau mereka dapat perasaan seperti itu, tujuan teks tercapai.

Dan semoga setelah itu, mereka menjadi penasaran untuk belajar lagi, dan membahasnya dengan orang Muslim di komunitasnya. Jadi bukan "sempurna" atau "sesuai buku teks" yang dibutuhkan. Dakwah terhadap non-Muslim ada tata caranya tersendiri. Tapi mohon maaf, banyak Muslim di sini (termasuk banyak Ustadz) tidak belajar tentang metode dakwah, jadi sulit bagi mereka membuat non-Muslim tertarik pada Islam, karena kurang paham caranya. Jadi hanya bisa fokus pada umat Islam saja. Sayangnya.

Tolong dipikirkan. Kalau mau bicara dengan non-Muslim, mulai dengan berikan yang paling sederhana dan mudah dipahami dulu. Mereka belum membutuhkan yang sempurna. Mereka butuh yang MUDAH. Semoga bisa dipahami.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

06 December, 2022

Hasil Pertemuan Dengan Muallaf Jerman

Assalamu’alaikum wr.wb. Kemarin saya bertemu dengan seorang muallaf dari Jerman, bernama Nathan (sebelah kiri di foto). Ternyata, dia baru masuk Islam 3 minggu, tapi sudah shalat 5x per hari, dan juga shalat di masjid! Luar biasa. Saya minta dia baca Al Fatihah dan ucapannya sudah bagus! Dia jelaskan masa mudanya yang penuh perbuatan buruk. Lalu, dia amati seorang kenalan Muslim di Jerman, dari Afghanistan. Mengalami banyak kesulitan, kenapa selalu tenang? Nathan merenung. Dibesarkan sebagai Kristen, tapi meragukan kebenarannya. Setelah proses "pencarian" beberapa tahun, dia merasa yakin bahwa hanya Islam yang merupakan kebenaran. Jadi dia masuk Islam.

Setelah saya tahu dia masuk Islam karena perasaan hati, saya ingin memperkuat keimanannya dengan ilmu agama berdasarkan logika juga. Saya membahas semua agama, dan bandingkan ajarannya dengan Islam. Saya juga jelaskan tentang Rasulullah SAW, mukjizatnya, Al Qur'an yang tidak pernah berubah, 2 milyar Muslim yang selalu berusaha mengikuti Nabi (tidak ciptakan ajaran dan ibadah sendiri), dan punya contoh akhlak mulia dari Nabi sebagai target kita untuk memperbaiki diri. Kami diskusi selama 5 jam, dan terlihat dia berusaha menahan rasa menangis ketika saya membahas Rasulullah SAW dan usahanya menyampaikan kebenaran kepada kita. Saya berusaha memberikan ringkasan ilmu agama dari 27 tahun dalam 5 jam. Dan alhamdulillah berhasil!

Nathan sudah menikah kemarin, dan ingin kembali ke Jerman untuk satu tahun, dan kerja di sana sebagai chef untuk kumpulkan uang, lalu kembali dan menetap di sini. Mohon doanya dari semua teman bagi Nathan. Semoga Allah SWT berikan petunjuk dan hidayah terus, dan keimanan dan ketaqwaan yang kuat. Aamiin, Aamiin, ya Rabbal ‘Aalamiin.
[Tulisan ini boleh disebarkan].
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto 




21 October, 2021

Poligami Seharusnya Dilarang, Dan Manusia Wajib Hidup "Berpasangan" Seperti Binatang Dalam Kisah Nabi Nuh?

40. Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman, "Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina) dan keluargamu, kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman." Dan tidak beriman bersama dengan Nuḥ itu kecuali sedikit. (QS. Hud 11:40)

Assalamu’alaikum wr.wb. Ada orang yang belajar tentang Islam, tapi dia merasa ada yang salah yaitu: Poligami. Seharusnya dilarang. Alasannya? Kisah Nabi Nuh! Ditulis binatang masuk bahtera secara berpasangan, jadi "manusia harus sama" dan hidup berpasangan juga. Itu yang paling benar dan logis, katanya. Apa pemikiran itu masuk akal?

Ternyata, kebanyakan dari binatang main seks dengan pasangan mana saja yang lewat, dan hampir tidak ada yang "berpasangan seumur hidup". Binatang tidak perlu pernikahan. Binatang hidup telanjang dan tidak perlu aurat. Binatang tidak puasa di bulan Ramadhan. Binatang bisa bunuh dan makan anaknya. Dan seterusnya! Apa manusia harus sama?

Keadaan Darurat Dan Normal Berbeda

Dalam keadaan darurat, Nabi Nuh diperintahkan untuk bawa sejumlah binatang. Cukup sepasang karena tempatnya terbatas. Tapi kondisi darurat dan normal tidak sama. Jadi bagaimana dengan binatang dalam kondisi normal? Apa domba jantan (misalnya) hanya punya satu "istri" di tengah ratusan betina? Tidak! Dia kawin dengan semuanya. Tapi kalau ditaruh di kandang dengan 1 betina, dia hanya akan kawin dengan 1 betina itu (yang juga bukan istrinya!). Jadi agar manusia sama, maka dalam kondisi normal, para pria harus diizinkan main seks sepuasnya dengan perempuan mana saja yang lewat!

Domba jantan dalam kondisi normal, saat musim kawin sepanjang 34 hari, bisa kawin dengan minimal 5 betina per hari. Jadi dalam 34 hari, dia bisa kawin dengan minimal 170 betina. Betina itu menjadi hamil untuk 5 bulan. Lalu melahirkan 1-3 anak, atau 170-300 anak domba. Lalu domba jantan juga bisa kawin dengan anak betinanya sendiri.

Jadi, agar manusia sama, dalam kondisi normal, bukan darurat, seorang pria seharusnya boleh main seks dengan 5 perempuan per hari juga. Tapi manusia tidak punya masa kawin terbatas. Jadi 365 hari x 5 perempuan per hari = 1.825 perempuan setiap tahun. Dan setelah 1.825 anak lahir, dan 912 (separuhnya) adalah perempuan, maka pria itu juga boleh main seks dengan 912 anak perempuannya sendiri, ketika badannya cukup besar. Dan tahun berikutnya, hal yang sama terulang lagi, sampai pria itu sudah main seks dengan belasan ribu perempuan dewasa dan anak perempuan. Tetapi kalau ada kondisi darurat seperti gempa bumi, banjir, dsb., dan seorang pria terpaksa hidup dalam sebuah tenda dengan seorang perempuan, maka dia hanya bisa main seks dengan pasangan itu. Jadi pria hanya "berpasangan" dengan satu perempuan dalam "kondisi darurat" di mana akses ke ribuan perempuan lain dibatasi. Kalau kondisi hidup manusia begitu, baru bisa dikatakan "aturan binatang dan manusia sama".

Kalau orang non-Muslim mau menolak poligami dengan alasan "kisah Nabi Nuh", artinya cuma satu: Orang itu sengaja mencari alasan untuk salahkan Islam! Kalau mau memaksa manusia dan binatang hidup dengan aturan yang sama, kenapa sangat pilih-pilih dan hanya ambil aturan "sepasang" dari kisah Nabi Nuh? Ambil semua aturan lain terkait kehidupan binatang, dan wajibkan bagi manusia! Sayangnya, orang yang menolak poligami itu menggunakan "logika" yang tidak masuk akal. Hal yang tidak logis dipaksa terkesan logis. Kalau mau tolak Islam, silahkan tolak saja. Tidak perlu menciptakan "sebab" sendiri. Sebaiknya cari kebenaran Islam dengan bertanya dan belajar, bukan merekayasa alasan untuk menolak kebenaran Islam karena malas belajar.

Semoga bermanfaat. Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
-Gene Netto

31 January, 2021

Samuel Shropshire, Pastor yang jadi Mualaf Setelah Menerjemahkan Al Qur'an

Jan 26, 2021, Cindy Aulia SilniKaffah, Journey to Islam - Muslimahdaily - Seorang pastor berkewarganegaraan Amerika yang kini tinggal di Arab Saudi membagikan ceritanya masuk Islam setelah menerjemahkan Al Qur'an pada kanal YouTube Vertizone TV.

Samuel Shropshire, pastor yang memberikan kesaksiannya tentang Islam, ia memutuskan untuk menjadi mualaf setelah perjalanannya dimulai dari panggilan Dr. Safi Kaskas yang memintanya untuk datang ke Arab Saudi dan melaksanakan Project Q. Proyek tersebut bertujuan untuk menerjemahkan Al Quran dalam bahasa Arab ke Bahasa Inggris yang kemudian akan diteruskan kepada anak-anak muda di Amerika.
Karena tak bisa berbahasa Arab, Samuel harus menerka-nerka isi di dalam Al Qur'an. Meskipun tidak diminta untuk mentah-mentah menerjemahkan dari Bahasa Arab, Samuel diminta untuk mengoreksi kembali keakuratan terjemahan Bahasa Inggris dari Al Qur'an.

Setelah menetap di Arab Saudi untuk menyelesaikan proyek yang dipercayakan kepadanya itu, Samuel belum begitu beradaptasi dengan suasana Islam di sana. Seringkali ia terheran-heran dan memikirkan doktrin negatif dalam dunia pertelevisian berita Amerika yang selalu memberitakan hal-hal negatif tentang Islam. Sejak saat itulah, ia tidak begitu mencintai gambaran Islam.

"Saya datang ke sini (Arab Saudi) pada November tahun 2011. Tidak mengetahui apa itu Islam dan apa kaitannya dengan Nabi Muhammad SAW. Yang saya dengar (mengenai agama Islam) hanya tentang aksi-aksi teror yang disiarkan setiap 30 menit di TV berita Amerika. Bahkan ada pula seorang muslim yang bertarung dengan kelompok muslim lainnya, suka melakukan hal-hal mengenai pertumpahan darah, pemenggalan dengan mengucapkan Allāhu Akbar, Allah Maha Besar," ujarnya dalam cuplikan Video yang dimuat oleh Vertizone TV.

Hidup dan perspektifnya akan Islam mulai berubah setelah 3 hari berada di Arab Saudi. Ia menenangkan diri dengan membaca terjemahan-terjemahan Bahasa Inggris Al Qur'an yang dikoreksinya. Seringkali ia melamun dan mempertanyakan kemiripan ajaran Kristen dengan Islam.

"Bagaimana bisa Isa Al Masih disebutkan di dalam Al Qur'an secara berulang, bahkan hari kelahirannya juga tertulis di dalam Kitab Suci tersebut. Mukjizat yang diberikan Tuhan kepada (Nabi) Isa juga ditulis dan itu sangat jelas," ungkapnya setelah membaca beberapa halaman terjemahan dan menemukan ajaran-ajaran Islam yang mirip dengan apa yang dia pelajari di agama Kristen.

Terbiasa mendengar suara adzan membuat Samuel kembali dengan perasaan yang penuh tanda tanya. Dari balik jendela kamar yang disediakan oleh Dr. Kaskas, Samuel melihat betapa sibuknya orang-orang yang mendengar panggilan untuk sholat itu berbondong-bondong pergi ke Masjid dengan nama Masjid At-Taqwa, entah itu perempuan ataupun laki-laki, menurut Samuel mereka seolah-olah berlomba untuk bertemu dengan Tuhan. Berbanding terbalik dengan kondisi gereja yang kosong.
Setelah melihat hal itu, keesokan harinya Samuel memilih untuk pergi ke masjid tersebut. Sebagai orang yang awam dengan ajaran Islam, ia mengetuk pintu masjid sebelum akhirnya memperkenalkan diri kepada seorang mu'azzin yang menyambutnya.

"Saya memutuskan untuk pergi ke masjid itu (Masjid At-Taqwa), saya ketuk pintu masjidnya, saya pikir apakah ini cara mereka memasuki masjid, dengan mengetuk pintu? Lalu seseorang bernama Shafiq yang mengumandangkan adzan menemui saya dan bertanya 'Ada yang bisa saya bantu?' lalu saya memperkenalkan diri dengan menyebut bahwa saya adalah orang Kristen yang berasal dari Amerika. Shafiq kemudian mempersilakan saya untuk masuk dengan memeluk saya layaknya saudara," ujar Samuel menerangkan cara masuknya ke dalam masjid.

Di dalam masjid, Shafiq mengajarkan banyak hal kepada Samuel mulai dari membaca surah Al Fatihah, yang menurutnya tidak berbeda dengan ajaran Kristen yang dipelajarinya. Dalam surat Al Fatihah dijelaskan bahwa Allah Maha Pengasih dan Penyayang, begitupula dalam ajaran Kristen.

Setelah belajar banyak dengan Shafiq, 3 hari kemudian Samuel diantarkan oleh seseorang bernama Shadik Malki ke Yayasan Pendidikan Islam di Jeddah untuk mengucap syahadat.

Dalam kesaksiannya, Samuel mengaku tersentuh dengan pelajaran-pelajaran serta prinsip hidup dalam Islam. Menurutnya Islam menganggap semua orang sama, meskipun seseorang adalah ulama, itu merupakan urusan tentang pendidikan, namun ketika urusan Allah dengan hamba-Nya itu urusan pribadi dan langsung.

Menurut Samuel, Islam juga merupakan kepercayaan yang sederhana dan jelas.
"Kepercayaan Islam begitu jelas dan sederhana dengan 6 perkara, Iman kepada Allah bahwa Ialah Tuhan Semesta Alam dan tidak ada yang dapat menyerupai-Nya ataupun sebanding dengan-Nya. Dia tidak beranak tidak pula diperanakkan, tidak pula melahirkan atau dilahirkan, Dia Maha Kuasa, Maha Mengetahui Segala Sesuatu, lagi Maha Sempurna dan Maha Penyayang," tutur Samuel menjelaskan rukun Iman yang pertama.

Sebelum mantap memutuskan menjadi mualaf, Samuel sempat bertanya bagaimana ia akan menjadi seorang Islam. Sampai akhirnya ia menemukan pedoman akan Rukun Iman dan Islam, hingga kini ia dapat menghafalnya dengan jelas. Tak hanya itu, ia juga memberikan kesaksian bahwa pencariannya akan 'Tuhan' sudah dimulai sejak kecil.
Ibunya seringkali membacakannya buku mengenai kisah Nabi Ibrahim ketika dipaksa untuk meninggalkan ibu dan bapaknya yang menyembah berhala. Bagaimana ketaatan dan kepatuhan Nabi Ibrahim kepada Tuhan sampai akhirnya, Samuel menemukan Tuhan Nabi Ibrahim dalam ajaran Islam yang memberikannya kedamaian dan makna saudara-kesatuan dan keluarga satu iman, Islam.
https://muslimahdaily.com


21 January, 2021

Anak Inggris Usia 9 Tahun Masuk Islam

Seorang anak Inggris bernama Rudy (9 tahun) ikuti acara pembagian makanan kepada tunawisma, bersama komunitas Muslim di kota Manchester. Karena terpengaruh oleh kebaikan hati orang2 Muslim itu, dan suka melihat mereka shalat, dia minta izin kepada Ibunya utk masuk Islam, dan diizinkan. Kemarin hanya ada foto, sekarang ada juga video Rudy baca syahaddat, ganti nama menjadi Muhammad Muzammil, dan ikut shalat berjemaah di masjid.
-Gene Netto

Muhammad Muzammil (Rudy’s) new Journey in Islam
https://www.instagram.com/tv/CKRv6XggP9m/

Alhamdulillaah it’s been an absolute honour to be a part of this amazing child’s journey in his new Deen Al Deen Al Islam) Ma Shaa Allaah. So before I go for my charity work to the blessed lands of Yemen we thought we’ll make this special video for Muhammad Muzammil (Rudy) of his early journey in Islam his first words, first Letters of the Quran, first lesson, first Wudhu and first prayer at Jummah Ma Shaa Allaah. Please share this video widely as much as possible and let’s all make it even more special for our little Rudy In Shaa Allaah.

23 November, 2020

Orang Kafir Tidak Akan Beriman, Jadi Kenapa Gene Netto Terkesan Pro-Kafir?

[Pertanyaan]: Bagaimana dengan pernyataan di ayat ini? Apakah Allah salah tentang orang kafir?

6. Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, engkau (Muhammad) beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman.
7. Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapat azab yang berat.
(QS. Al-Baqarah 2:6-7)

[Gene]: Assalamu’alaikum wr.wb. Bagaimana kalau 99% dari ustadz "kurang sanggup memahami" orang kafir? Ustadz itu lahir sebagai Muslim, belajar ibadah sejak kecil, masuk pesantren, belajar, dan berceramah. Lalu, mereka "menjelaskan" tentang orang kafir, tapi mereka tidak alami sendiri. Mereka tahu teorinya, tapi tidak tahu rasanya. Seperti laki-laki kurang bisa memahami rasanya menjadi "ibu hamil".

Dalam ayat di atas, bukan Allah yang salah, tapi mungkin banyak Muslim "salah paham"? Dikatakan "mereka tidak akan beriman", tapi di Indonesia, puluhan ribu "kafir" masuk Islam setiap tahun. Berarti ada dua jenis orang kafir: Satu, kafir sampai mati, dan dua, kafir yang calon muallaf. Di zaman Rasulullah SAW, semua orang di sekitar Nabi adalah kafir yang masuk Islam. Ini contohnya "orang kafir" itu: Khadijah binti Khuwailid, Zaid bin Haritsah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar Ash-Shiddiq, Bilal bin Rabah, Hamzah bin Abdul Muthalib, Aisyah binti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Abu Dzar Al-Ghiffari, Ja'far bin Abi Thalib, Asma' binti Abu Bakar, dan ratusan yang lain.

Lahir sebagai kafir jadi "tidak mungkin" mereka bisa masuk Islam, betul? Atau, anda salah, karena mereka siap terima dakwah dari Rasulullah SAW dan hidayah dari Allah SWT? Hanya ada dua kemungkinan: 1) Allah SWT salah paham dalam ayat itu, atau 2) Banyak Muslim salah paham. Anda merasa paham tentang "orang kafir"? Pernah tinggal di negara kafir, dan rasakan 100% dari orang di sekitar anda adalah orang kafir? Kita menjadi orang Muslim karena dua faktor. Pertama, beriman dan beribadah kepada Allah SWT. Kedua, HIDUP dengan sifat dan sikap islamiah, berakhlak mulia, menjauhi dosa dsb. Orang kafir tidak melakukan yang pertama, tapi banyak dari mereka melakukan yang kedua, dan akhlak mereka bisa melebihi banyak Muslim.

Saya dibesarkan di tengah orang kafir, tapi banyak sekali dari mereka lebih sabar, lebih sopan, lebih mulia, lebih jujur, lebih bersih, lebih dermawan, lebih berakhlak mulia, lebih taat hukum, lebih tertib, lebih serius belajar, lebih adil, lebih bijaksana, lebih menghormati orang lain, lebih dapat dipercayai, lebih menjaga amanah, lebih profesional dalam kerjanya, dan lebih bertanggung jawab dari mayoritas orang Muslim yang pernah saya kenal di sini.

Jadi banyak orang kafir punya kehidupan yang tidak sesuai dengan "kesan buruk" yang dibahas di sini. Lalu, di Indonesia, saya dapat kenalan "Muslim" yang berzina, aborsi, narkoba, berjudi, menjadi mabuk, melanggar hukum, dan jarang shalat. Bahkan ada teman yang keturunan Nabi Muhammad SAW, tapi tidak shalat. Anda mau katakan semua orang kafir jelek dan jahat? Mohon maaf, tapi walaupun mereka non-Muslim, bahkan ateis, banyak dari orang kafir itu punya akhlak yang "lebih baik" dari banyak Muslim.

Apa ada kafir yang buruk dan jahat? Tentu saja ada banyak. Di semua golongan manusia ada yang baik dan buruk. Anaknya Nabi Adam bisa menjadi pembunuh! Jadi jangan melihat kafir sebagai satu komunitas. Apa anda bisa jamin semua orang yang lahir sebagai kafir "tidak bisa masuk Islam"? Bagaimana dengan para sahabat Nabi? Mereka "kafir" dari lahir, jadi seharusnya mustahil menjadi Muslim, betul? Anda tidak menghujat Umar bin Khattab karena dia butuh waktu yang lama untuk masuk Islam. Tapi bagi orang kafir yang lain, anda tidak mau kasih waktu?

Kalau anda lahir di Makkah, di keluarga kafir, apa YAKIN anda mau dengarkan Rasulullah SAW dan masuk Islam? Berani berpikir sendiri, dan melawan saudara, teman, dan masyarakat? Seorang bapak bicara, menentang cara berpikir masyarakat, banyak orang tidak suka, menjadi emosi, dan dia disuruh diam dan dihina. Apa anda mau berusaha memahaminya? Atau ikut menghujat? Saya juga menentang cara berpikir masyarakat, banyak orang tidak suka, menjadi emosi, dan saya disuruh diam dan dihina. Apa anda mau berusaha berpikir? Atau menghujat saya?

Ketika orang kafir mati, baru dijamin kafir. Kalau masih hidup, kita tidak tahu. Jadi kenapa mau benci semuanya? Ada teman saya, seorang mantan prajurit Amerika. Dia ikut perang di Irak, kena bom, menjadi terluka, tapi tidak mati. Sekarang, dia sudah menjadi Muslim. Coba bayangkan isi hatinya. Dia bisa masuk Islam karena dia orang kafir golongan kedua: Calon Muallaf. Apa anda kira bahwa ustadz yang bicara tentang buruknya orang kafir bisa memahami prajurit Amerika, yang dibom anak Muslim, dan tetap masuk Islam? Mereka ajarkan anda untuk membenci semua kafir, walaupun sebagian dari kafir itu akan masuk Islam. Daripada benci semuanya, bagaimana kalau anda hanya benci yang jahat saja? Dan untuk yang lain, bagaimana kalau anda bersabar dulu dan menunjukkan sikap yang mulia?

Umat Islam di Indonesia menjadi mayoritas, jadi mungkin telah muncul suatu "kesombongan" di tengah kita. Rasulullah SAW juga bisa begitu. Khadijah menjadi Muslim, lalu Nabi berhenti berdakwah, dan mengatakan "tidak mungkin orang kafir bisa masuk Islam", jadi Islam hanya bagi yang lahir sebagai Muslim saja (sesudah itu). Kira-kira ada berapa Muslim sekarang kalau itu cara dakwah Rasulullah SAW? Tolong buka hati anda dan coba mulai berpikir bahwa mungkin banyak ustadz yang "mendidik" anda tentang "orang kafir" tidak sepenuhnya mengerti pemikiran dan kehidupan orang kafir. Dulu orang kafir hanya mulai masuk Islam karena Nabi Muhammad SAW berdakwah dengan baik, benar, lembut, dan mulia, dan ajak orang kafir mengubah cara berpikirnya, lalu Allah kasih hidayah.

Saya tidak pro-kafir. Insya Allah saya 100% pro-Muslim. Saya mengritik umat Islam karena kondisi kita ibaratnya pasien sakit yang menolak berobat. Orang kafir pakai otaknya untuk ciptakan 1.000 kemajuan untuk umat manusia dalam 150 tahun terakhir. Kita juga dikasih otak tapi tidak ciptakan apa-apa. Kalau mereka berdoa kepada Allah, mungkin mereka akan menciptakan 2.000 kemajuan. Kita berdoa, lima kali setiap hari, dan kemajuan dari kita tetap saja nol. Seribu kemajuan tidak bisa, 2.000 juga tidak bisa. Bagaimana kalau Allah lipatgandakan doa kita, dan 5.000 kemajuan keluar dari umat Islam? Mereka akan kaget, betul? Tapi mereka melihat kemajuan nol dari kita, dan abaikan umat Islam. Kita dinilai hanya bermanfaat sebagai konsumen saja.

Kebanyakan orang kafir ingin kabur dari kita karena sekitar 0% dari mereka terpesona dengan umat Islam. Tetapi kalau kita mau bangun dari dunia mimpi, hadapi masalah, siap memperbaiki diri, dan mau bangkit, bersatu, dan menciptakan umat yang berkualitas, insya Allah banyak orang kafir (yang golongan kedua itu) akan mulai tertarik pada Islam. Jadi saya berusaha untuk "tampar mukanya" banyak orang untuk bangunkan mereka dari dunia mimpi. Semoga anda bersedia merenung, menerima pemikiran yang berbeda, dan siap bersatu untuk menciptakan umat Islam yang terkemuka.
Wa billahi taufiq wal hidayah. Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

11 February, 2020

Apa Tujuan Hidup Kita Sebagai Muslim?

[Ini pesan saya kepada seorang muallaf bule, yang protes terus tentang ajaran Islam, yang sulit diterima oleh dia]:

Cobalah memahami prinsip sederhana ini:

Mengapa kita hidup di bumi ini? Karena Allah menciptakan kita, menempatkan kita di sini untuk waktu yang singkat, dan Dia menguji kita setiap hari. Kita hanya diberi satu tugas: TAATI Allah, dan Utusan Terakhirnya Muhammad SAW, dan para pemimpin Muslim (ulama) di komunitas kita.

Jika kita taat, insya Allah kita akan diberi ganjaran dengan kehidupan abadi di surga. Jika kita tidak taat, kita akan masuk neraka untuk selamanya, bersama dengan Iblis.

Apakah kita harus "suka" dan "setuju" dengan setiap aspek Islam dan hukum Islam? TIDAK! Kita tidak harus suka atau setuju. (Saya tidak suka sholat jam 4.30 pagi! Jujur, saya ingin tidur. Tapi saya melakukan shalat subuh setiap hari. Mengapa? Karena Allah menyuruh saya melakukannya.)

Beberapa wanita tidak suka kalau pria diizinkan menikah 4 kali. (Mereka lebih bisa terima kalau suaminya berselingkuh! Haha). Tetapi mereka harus menerima faktanya bahwa itu adalah bagian dari hukum Islam. Pria diizinkan menikah lagi. Jadi wanita harus menerima dan mematuhi hukum Allah itu. Mereka tidak harus menyukainya atau setuju. Tapi harus terima.

Dan untuk sebagian Muslim, terutama mualaf, mereka menolak untuk menerima beberapa hal. Banyak manusia mulai memahami Islam dengan memuji otak mereka sendiri, dan percaya bahwa mereka "memahami" apa yang baik, benar, dan adil. Dan kemudian mereka "memeriksa" Islam, menemukan masalah yang tidak mereka sukai, dan mulai memprotes.

Itu normal bagi kebanyakan dari kita ketika kita belajar tentang Islam. Jadi, yang menjadi tanggung jawab kita adalah untuk BELAJAR bagaimana kita bisa memahami hal-hal yang tidak kita sukai. Bukan menolak hanya dengan alasan "otak saya tidak suka hal itu".

Semoga penjelasan saya ini cukup jelas. Silahkan bertanya tentang apa saja yang lain.
-Gene Netto

17 December, 2019

Saya Bisa Masuk Islam Gara-Gara Sinterklas!

Assalamu'alaikum wr.wb. Seorang guru di Amerika dipecat karena memberitahu anak sekolah bahwa Sinterklas tidak nyata. Ada prinsip di negara barat: Orang dewasa wajib ikut membohongi semua anak tentang Sinterklas! Kalau ada yang berani menyatakan Sinterklas tidak nyata, orang dewasa yang lain menjadi marah karena mereka masih sibuk membohongi anaknya.

Waktu kecil, saya pernah berdebat dengan ibu saya. Kami menginap di rumah paman yang tidak ada cerobong asap, yang katanya dipakai Sinterklas untuk masuk rumah. Bagaimana saya bisa dapat kado?! Ibu ketawa, dan bilang mau buka jendela. Saya bingung! Kalau Sinterklas bisa pakai jendela, kenapa tidak lewat pintu, dan kenapa pakai cerobong asap yang sempit dan kotor? Tidak masuk akal!! Ada yang ganjil!

Beberapa tahun kemudian, kakak saya tunjukkan kado-kado di lemarinya orang tua, dan dia jelaskan bahwa Sinterklas adalah kebohongan, dan semua orang tua terlibat. Saya marah! Kenapa saya dibohongi?! Kalau saya ketahuan berbohong, orang tua selalu marah dan menghukum saya. Tapi ternyata mereka tukang bohong yang lebih besar, dan tidak bisa dipercayai lagi! Saya mulai memeriksa semua hal lain yang mereka ajarkan, karena ingin tahu batasan semua kebohongannya. Ternyata, Kelinci Paskah yang antar telur coklat tidak nyata, dan Peri Gigi yang kasih uang untuk gigi yang copot juga tidak nyata.

Dan setelah saya belajar lagi, saya jadi tahu bahwa Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember, dan tidak ada yang tahu siapa yang menulis Al Kitab, dan para penulisnya sangat mungkin tidak pernah bertemu Yesus. Tidak ada teks dalam bahasa aslinya Yesus, bahkan bahasa ibu Yesus tidak pernah disebutkan. Dan tidak ada yang tahu siapa yang menerjemahkan kisah-kisah itu ke dalam bahasa Yunani (yang tersisa sekarang). Lalu saya juga temukan fakta bahwa Yesus tidak pernah pergi ke "gereja", pada "hari Minggu", untuk membaca "Al Kitab", dan melakukan "Misa", dalam "bahasa asing", sambil menatap ke arah "Salib", dan berdoa "kepada Yesus" (sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa). Jadi, semua hal yang dilakukan orang Kristen untuk "mengikuti Yesus" sebenarnya tidak pernah dilakukan oleh Yesus. Jadi, siapa yang mereka ikuti?

Saya hanya seorang anak SD, tapi merasa sangat kecewa terhadap orang dewasa yang bohongi semua anak terus. Tidak ada pilihan: Saya menjadi ateis. Sepuluh tahun kemudian, saya bertemu seorang Muslim. Dia menjelaskan bahwa Islam adalah agama yang logis, dan membuat saya kaget. Saya sudah 10 tahun mencari agama yang logis dan tidak bisa ketemu. Ternyata ada satu: Islam. Setelah saya belajar tentang Islam selama 5 tahun, saya merasa "terpaksa" menjadi Muslim karena hanya Islam yang masuk akal. Saya terpaksa menerima dasar logis di dalam ajaran Islam.

Jadi, saya bisa masuk Islam karena Sinterklas! Lebih tepatnya, setelah tahu bahwa semua orang dewasa telah berbohong tentang Sinterklas, saya mulai mencari "Kebenaran" tentang segala sesuatu yang lain, khususnya dalam agama. Saya menginginkan ajaran agama yang logis, benar, dan bebas dari kebohongan atau rekayasa, dan berasal langsung dari sumber aslinya (yaitu Allah SWT, lewat Rasulullah SAW.) Semua yang saya carikan bisa ditemukan di dalam Islam. Orang tua Muslim suruh anaknya bicara dengan jujur, dan juga sampaikan ajaran Islam secara jujur, tanpa perlu membohongi anaknya. Tapi yang paling penting adalah kita memiliki satu contoh yang jelas untuk diikuti: Nabi Muhammad SAW!

Sinterklas yang masuk semua rumah, lewat cerobong asap, dan mengantarkan puluhan milyar kado, kepada 1 milyar anak Kristen, dalam 1 malam tidak logis! Dan cepat atau lama, semua orang tua Kristen akhirnya terpaksa mengaku bahwa mereka telah membohongi anaknya bertahun-tahun. Semoga semua anak di dunia ini yang tidak suka dibohongi mau mencari kebenaran yang mutlak di dalam Islam. Saya menjadi yakin pada Islam karena hanya Islam yang logis. Jadi saya harus ucapkan terima kasih kepada Sinterklas, karena membantu saya masuk Islam!
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu'alaikum wr.wb.
-Gene Netto

22 July, 2019

Kisah Dakwah dan Diare

Kemarin ada permintaan mendadak, utk ketemu seorang muallaf asal Kanada pada waktu sore. Pas saya mau berangkat, ada perasaan akan kena diare. Selama beberapa minggu, saya sering kena diare, dan setiap kali saya kira sembuh, muncul lagi. Saya mau batalkan, tidak enak, karena dia sudah berangkat. Ya sudah, saya minum imodium, bismillah, dan pergi naik taksi.

Ketika ketemu, kami diskusi agama dan terlihat pengertian agamanya masih lemah, jadi saya jelaskan banyak hal dari nol, karena tidak mau berasumsi dia sudah paham. Setelah 2 jam, dia pamit ke WC. Setelah 10 menit, akhirnya dia kembali, dan minta maaf karena lagi kena diare! Ya Allah. Saya tanya, kalau sakit kenapa keluar? Dia bilang karena sudah berjanji, dan seminggu lagi akan kembali ke Kanada, jadi takutnya sulit ketemu lagi. Dua orang bule, sama2 kena diare, dan sama2 paksakan diri keluar karena mau diskusi agama. Setelah dua kali lagi dia ke WC, akhirnya dia terima saran saya utk minim imodium juga. Dan saya bawa di tas, jadi dia bisa langsung mimun.

Selama diskusi itu, saya harus fokus pada aliran diskusi, dan pastikan dia paham apa yang saya jelaskan. Tapi juga harus konsentrasi agar "menahan kentut" karena takutnya bukan hanya angin yang keluar. Hahaha. Parah deh. Jadi pengalaman dakwah dan diare.

Alhamdulillah beberapa kali dalam diskusi, saya lihat matanya berkaca, dan dia menahan perasaan menangis. Dari pengalaman saya, itu tandanya orang tersebut mulai terima hidayah. Dia jadi sadar bahwa ada agama yang jelas dan logis, dan berasal langsung dari Tuhan Yang Maha Esa, tanpa unsur rekayasa manusia.

Saya tekankan kepada dia, kalau mau jadi yakin pada Islam, cari logika dalam ajaran Islam, karena logika itu membuktikan asalnya ajaran tersebut bukan rekayasa dari manusia. Karena Allah tidak menciptakan kebingungan. Allah malah memberikan jawaban terhadap pertanyaan kita dan memberikan petunjuk ke jalan yang jelas dan logis. Kita punya pilihan: Mau taat pada Tuhan atau tidak? Dia setuju, jadi insya Allah dia akan mulai pelajari Islam secara dalam, dan siap melakukan shalat. Semoga Allah berikan hidayah yang kuat kepadanya utk menjalankan agama Islam secara kaffah. Dan segera sembuhkan diarenya. Amin.
-Gene Netto

Menjadi Muallaf Utk Menikah, Tapi Simbol Agama Lama Tetap Ada

[Pertanyaan]: Assalamualaikum wr wb. Saya mhn bantuan, apakah mualaf karna ingin menikah itu tidak akan serius dalam agama? Mohon jawabannya, krn sya skrg menyukai pria non-muslim, dan dia mau menjadi mualaf, tetapi dia juga tetap pakai salib dkalungnya, gambar Yesus di rumah dsb. Apa yang harus sy lakukan?

[Gene]: Wa‘alaikumsalam wr.wb., Kebanyakan muallaf yang masuk Islam utk menikah, tidak menjadi serius di kemudian hari. Mungkin 90-95% begitu. Setelah 5-10 tahun, para isteri komplain ke orang seperti saya, dan minta saya mengajar Islam kepada suaminya, tapi suaminya tidak mau belajar. Sudah dapat isteri, jadi Islam tidak penting bagi dia.

Ibaratnya begini: Anda mau belajar bahasa Inggris selama 2 tahun, utk kerja di luar negeri 5 tahun, utk dapat uang, utk buka usaha di sini. Anda semangat belajar bahasa Inggris karena tujuan buka usaha itu. Tiba2 saudara kaya berikan uang utk buka usaha. Masih mau belajar bahasa Inggris dan kerja di luar negeri dulu? Padahal sudah menjadi pemilik bisnis dan sudah kaya!

Cita2 sudah tercapai, jadi tidak perlu peduli lagi pada pelajaran bahasa Inggris. Bisa ditinggalkan. Begitu juga kebanyakan orang yang masuk Islam hanya utk menikah. Mereka bersyahadat, akad nikah, lalu sudah dapat isteri. Buat apa belajar Islam lagi? Cita2 sudah tercapai. Agama Islam dan baju adat hanya dibutuhkan utk satu hari saja.

Apa isteri akan ceraikan? Tentu saja tidak (walaupun mungkin mengancam). Isteri hanya akan komplain terus. Kalau sudah punya anak, isteri tidak akan berani bercerai dan hidup tanpa uang, hanya karena suami tidak shalat dan tidak peduli pada Islam. Jadi suami bisa cuek pada Islam. Aman! Jadi, hati-hati kl mau menikah dgn orang yang masuk Islam hanya utk menikah. Kebanyakan kasus tidak berakhir dgn baik. Biasanya, suami cuek pada Islam, anak2 tidak mau shalat karena bapaknya tidak shalat, dan isteri komplain terus.

Sebaiknya anda tinggalkan pria itu kalau dia tidak mau tinggalkan agama lamanya. Kenapa memaksakan diri harus menikah dgn dia? Apakah Allah dinilai "tidak sanggup" memberikan anda jodoh yang lebih cocok? Apa Allah Maha Lemah dan tidak mengerti ttg jodoh, pernikahan dan keluarga, sehingga anda terpaksa terima pria itu? Jangan bersikap begitu. Allah Maha Kuasa. Insya Allah ada jodoh yang lebih cocok bagi anda. Berserah diri kepada Allah, dan mohon yang terbaik dari Allah. Jangan berharap calon suami non-Muslim akan berubah, ketika dia jelas tidak mau.
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto

24 June, 2019

Kalau Acara Muallaf Masuk Tivi, Yang Murtad Juga Boleh?

KPI melarang acara orang pindah agama disiarkan di tivi. Menurut saya itu berlebihan, dan tidak masuk akal kalau video acara itu bisa diakses secara bebas di internet dan HP. Tapi kalau acara muallaf boleh, apa acara murtad juga boleh? Menurut saya, boleh. Tidak jadi masalah.

Saya berpengalaman diskusi dgn orang yang murtad dari Islam menjadi Kristen atau ateis. Kebanyakan dari mereka, terutama yg pindah ke Kristen, tidak bisa dibantu. Mereka lebih utamakan perasaan, emosi, dan hati. Contohnya, satu orang murtad yg diskusi dgn saya dan setuju tidak ada yang tahu siapa yang menulis Alkitab, atau apakah orang2 itu pernah bertemu Yesus, atau apakah kata2 Yesus dalam bahasa Aram (Aramaic) diterjemahkan ke bahasa Yunani dgn benar, atau apa kata2 itu memang berasal dari Yesus. Sebaliknya, dia juga setuju bahwa Al Qur'an masih murni dalam bahasa Arab, langsung dari Nabi Muhammad SAW, langsung dari Allah.

Dia setuju bahwa apa yang dilakukan orang Kristen di Gereja tidak dicontohkan oleh Yesus. Dia setuju Yesus tidak pernah masuk Gereja pada hari Minggu untuk baca Alkitab dalam bahasa Indonesia, dan menghadapi sebuah salib untuk berdoa kepada Yesus. Sebaliknya, dia setuju bahwa orang Muslim melakukan shalat dalam bahasa Arab, di masjid, berdoa kepada Allah, karena dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Setelah membahas bedanya ajaran Islam dan Kristen, dia membuat kesimpulan: Dia bermimpi lihat salib, dan ada pacar Kristen, dan semua agama sama saja, dan semua orang "baik" pasti masuk surga, jadi bukan masalah kalau menjadi Kristen!! Tidak penting asal usulnya ajaran agama itu. Yang penting merasa bahagia. Jawaban saya: Silahkan saja!!

Kenapa kita harus menolak kalau orang seperti itu ingin tampil di tivi sebagai orang yang murtad? Saya malah senang kalau anak Muslim bisa menyaksikan, dan menyadari betapa besarnya nikmat hidayah dari Allah SWT yang memungkinkan mereka menjadi anak Muslim yang saleh, rajin shalat, baca Al Qur'an, puasa di bulan Ramahdan, dll. KARENA dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW. Saya sudah bahas Islam dgn ribuan muallaf. Tapi yang murtad bisa dihitung dengan jari tangan karena begitu sedikit.

Kalau ada acara muallaf di tivi, mungkin ada 1000 sampai 3000 orang setiap bulan yg terlihat masuk Islam. Mereka bisa jelaskan kenapa mau terima kebenaran Islam yang logis dan jelas. Dan kalau orang Kristen mau bikin acara 3 orang murtad karena mimpi melihat salib dan ada pacar Kristen, dan mereka tidak peduli siapa yang menulis Alkitab, dan tidak peduli Yesus melakukan apa, karena orang baik pasti masuk surga, menurut saya bukan masalah. Silahkan. Biarkan rakyat Indonesia melihat kedua acara itu di tivi. Dan semoga membangun wawasan yang luas dan sikap dewasa dalam membahas perbedaan agama. Itu lebih baik dari kondisi sekarang: membahas agama lain, terancam masuk penjara!
-Gene Netto

Apa Manfaatnya Acara "Masuk Islam" Disiarkan Di Tivi?

Alhamdulillah, Deddy Corbuzier masuk Islam kemarin. Ternyata ada aturan KPI bahwa proses pindah agama tidak boleh disiarkan di tivi. Saya komentari aturan itu, dan beberapa orang bilang siaran seperti itu tidak bagus. Katanya urusan pribadi dan tidak perlu dilihat. Tapi orang itu tidak tahu rasanya menjadi muallaf.

Di zaman ini, dgn video bebas di YouTube, dan video viral di Whatsapp, rasanya melarang suatu hal masuk tivi kurang masuk akal. Kalau video itu bisa diakses secara mudah oleh rakyat, apa dasarnya melarang siaran langsung di tivi?

Kebanyakan orang Muslim merasakan nikmatnya menjadi bagian dari komunitas Islam sejak lahir. Orang lain masuk Islam sendiri, merasa sendirian, mungkin dimusuhi keluarganya, diusir dari rumah, dipecat dari pekerjaannya, dicacimaki dan dihajar oleh "teman" lamanya, kabur dari rumah ke kota baru, tanpa bawa apa-apa, putus dari kuliah karena orang tua tidak mau bayar lagi, dan sebagainya.

Itu pengalaman nyata untuk banyak muallaf di sini. Lalu keberanian mereka hadapi semua tantangan itu dan menjadi muallaf tidak boleh disiarkan di tivi? Kenapa? Mungkin pemerintah takut ada pihak non-Muslim yang tersinggung. Jadi disembunyikan faktanya ribuan orang yg masuk Islam setiap bulan di Indonesia.

Kalau kita bisa menyaksikan ribuan orang masuk Islam di tivi setiap bulan, dan ada info ttg tempat belajar yang jelas, dan bantuan yang jelas, mungkin para muallaf itu akan merasa tidak takut dan tidak sendirian lagi. Mereka akan melihat bukti nyata di tivi bahwa orang lain juga berani masuk Islam. Walaupun dikatakan gila dan dimusuhi oleh keluarga dan teman. Ada banyak saudara baru yang mau terima.

Tapi pemerintah melarang. Dan ada orang Muslim yg anggap larangan itu "bagus". Mereka tidak tahu rasanya menjadi muallaf dan merasa "sendirian" di tengah jutaan orang. Muallaf merasakan. Banyak yang takut masuk masjid, takut shalat depan orang lain, takut menjadi imam, takut bertanya, takut minta tolong, karena takut tidak akan diterima secara baik, karena merasa "beda" dan sendirian. Jadi mereka perlu banyak dukungan. Dan sangat bermanfaat kl tahu orang lain juga beranikan diri utk pindah agama. Dan lebih semangat lagi kalau umat Islam bersatu untuk merangkul mereka dan menolongnya. Siarkan saja di tivi, supaya umat Islam sadari betapa banyak muallaf berada di sekitar kita. Mungkin setelah itu, para muallaf akan bisa dapat bantuan yang sebenarnya.
-Gene Netto

23 December, 2018

Waspada! Banyak Agen CIA Di Indonesia!

[Komentar]: Ada yg bilang Gene ini sebenarnya agen rahasia CIA yang hendak mengadu domba umat di negara ini. Waspadalah...

[Gene]: Saya sudah dikatakan begitu terus selama 20 tahun. Cukup jadi muallaf di Indonesia, berasal dari negara asing, dan simsalabim, umat Islam disuruh waspada, jangan percaya, jangan2 dia CIA, jangan2 dia pura2 jadi muallaf, jangan2 dia punya rencana merusak NKRI. Waspada!

Kemarin ada kenalan orang Amerika, masuk Islam, dan menjalankan shalat 5 waktu. Dia ingin menikah dengan seorang wanita Indonesia, tapi sebelumnya memang tertarik pada Islam. Katanya, dia merasa ketemu “yang dicari seumur hidup” ketika saya menjelaskan kepadanya ajaran dasar Islam, Al Qur’an, dan keindahan akhlak Rasulullah SAW. Lalu, oleh keluarga calon isteri dikatakan apa? "Jangan2 dia agen CIA yang mau merusak Pemilu 2019!"

Mohon maaf, tapi begitu dangkal dan tidak logis pemikiran banyak orang Muslim di sini:
Orang bule = agen CIA. Orang bule baik hati = agen CIA. Orang bule yg tinggal di Indonesia = agen CIA. Orang bule yg jadi muallaf = agen CIA. Orang bule yg menikah dgn wanita Indonesia = agen CIA. Orang bule yg berpikir kritis = agen CIA. Orang bule yg mengritik umat Islam = agen CIA.

Kapan umat Islam akan mulai berpikir dgn akal sehat yang Allah kasih, dan bisa percaya terhadap kekuatan Allah? Kalau seandainya semua orang asing di sini benar2 agen CIA, Indonesia sudah hancur dari dulu, menjadi 20 negara terpisah. Bukan sekarang, tapi dulu, ketika CIA sulit dipantau. Zaman ini, sangat sulit menjaga rahasia. Kemarin, CIA keluarkan laporan ttg pembunuhan Khashoggi. Dalam hitungan JAM, isi laporan sudah dibocorkan ke media dan kepala CIA jadi marah.

Bagaimana mungkin seorang agen CIA bisa tinggal di kost di Pancoran, tidak punya mobil, tidak punya uang, sudah habiskan seluruh gaji utk menolong anak yatim dan dhuafa di Indonesia, tetapi sekaligus punya rencana “merusak 200 juta Muslim” di Indonesia? Mimimal saya harus punya dana operasional dari CIA! Apakah anda punya akal sehat? Anehnya, di dalam Al Quran, Allah selalu suruh kita berpikir. Kenapa
anda tidak mau taat pada Allah, dan mulai berpikir?
Gene Netto

Saya Bisa Masuk Islam Gara-Gara Sinterklas!

Seorang guru di Amerika dipecat karena memberitahu anak sekolah bahwa Sinterklas tidak nyata. Ada prinsip di barat: Orang dewasa wajib ikut membohongi semua anak dengan alasan “budaya”. Kalau menyatakan Sinterklas tidak nyata, orang lain jadi marah karena mereka masih sibuk membohongi anaknya.

Waktu kecil, saya pernah berdebat dengan ibu saya. Kami menginap di rumah paman yang tidak ada cerobong asap, yang katanya dipakai Sinterklas untuk masuk rumah. Bagaimana saya bisa dapat kado?! Ibu ketawa, dan bilang mau buka jendela. Saya bingung! Kalau Sinterklas bisa pakai jendela, kenapa tidak lewat pintu, dan kenapa pakai cerobong asap yang sempit dan kotor? Tidak masuk akal!! Ada yang ganjil!

Beberapa tahun kemudian, kakak saya tunjukkan kado2 di lemarinya orang tua, dan dia jelaskan bahwa Sinterklas adalah kebohongan orang tua. Saya marah! Kenapa saya dibohongi?! Kalau saya berbohong, orang tua marah dan menghukum saya. Tapi ternyata mereka tukang bohong yang lebih besar, dan tidak bisa dipercayai lagi! Saya mulai memeriksa semua hal lain yang mereka ajarkan.

Ternyata, Kelinci Paskah yang antar telur coklat tidak nyata, dan Peri Gigi yang kasih uang untuk gigi yang copot juga tidak nyata. Dan Yesus tidak lahir pada 25 Desember. Selain itu, asal usul Alkitab tidak diketahui, penulisnya tidak dikenal, dan tidak ditulis oleh "sahabatnya Yesus". Gereja pilih sendiri kitab2 yang boleh masuk Alkitab versi mereka, dan yang lain diabaikan atau dirahasiakan. Dan ada banyak perkara yang lain. Saya seorang anak SD, tapi menjadi kecewa dengan orang dewasa yang bohongi semua anak terus. Tidak ada pilihan: Saya menjadi ateis. Setelah 10 tahun berlalu, akhirnya saya ketemu seorang Muslim. Dia menjelaskan Islam adalah agama yang logis. Saya kaget. Saya sudah 10 tahun mencari agama yang logis, dan tidak bisa ketemu. Tapi ternyata ada satu: Islam.

Setelah saya belajar tentang Islam selama 5 tahun, saya merasa "terpaksa" menjadi seorang Muslim karena hanya Islam yang masuk akal. Saya terpaksa menerima dasar logis di dalam ajaran Islam. Jadi, saya bisa masuk Islam gara-gara Sinterklas! Lebih tepatnya, setelah tahu Sinterklas itu adalah kebohongan, saya bisa tinggalkan agama Kristen, dan mencari sendiri ajaran agama yang logis, benar, dan tidak berisi kebohongan atau rekayasa. Semua yang saya carikan bisa ditemukan di dalam Islam. Orang tua Muslim suruh anaknya bicara dengan jujur, dan mereka juga sampaikan ajaran Islam secara jujur, tanpa perlu bohongi anaknya.

Sinterklas yang masuk semua rumah, lewat cerobong asap, dan mengantarkan puluhan milyar kado, kepada semua anak Kristen, dalam 1 malam tidak logis! Dan semua orang tua Kristen akhirnya terpaksa mengaku bahwa mereka telah bohongi anaknya bertahun-tahun, tanpa manfaat. Semoga semua anak di dunia ini yang tidak suka dibohongi mau mencari kebenaran yang mutlak di dalam Islam. Saya menjadi yakin pada Islam karena hanya Islam yang logis. Jadi saya harus ucapkan terima kasih kepada Sinterklas, karena membantu saya masuk Islam!
-Gene Netto


Guru SD Dipecat Gara-Gara Menyebut Sinterklas Itu Tidak Ada
https://www.bbc.com
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...