[MOHON INFO INI DISEBARKAN]
Assalamu’alaikum wr.wb.,
Teman2, pada saat kita mengalami banjir besar di DKI, ada
wilayah yang lain yang juga kena banjir, tapi tidak banyak masuk media. Di Desa
Purwadana, Karawang, ada 200 anak yatim dan 190 jompo, di tengah 8 ribu kepala
keluarga. Purwadana adalah desa paling besar di Karawang.
Kata teman saya Ust Muhtadin, saat mulai banjir minggu
kemarin, ada banyak nenek2 yang menangis dan minta diselamatkan dari rumahnya. Karena
tidak ada bantuan yang datang dari pemerintah, akhirnya Ust Muhtadin, Kepala
Desa dan beberapa teman yang lain berusaha bantu mereka dengan menggunakan
gerobak sebelum air naik terlalu tinggi. Nenek2 itu harus keluar dari rumah
dengan cepat, dan tidak bisa bawa apa-apa.
Minggu kemarin Ust Muhtadin telfon saya dan bertanya kalau
ada yang bisa saya lakukan untuk membantu mereka, karena belum ada bantuan dari
pemerintah. Ada teman saya yang bantu lapor ke BNPB, dan akhirnya ada petugas
yang datang bersama Gubenur Jawa Barat. Saat itu, dikatakan “ada rencana” kirim
perahu karet, tapi masih harus ditunggu juga. Akhirnya pada saat perahu karet
datang, proses evakuasi sudah selesai (dengan gerobak). Saat masyarakat diberitahu
gubenur akan datang, semuanya menjadi bahagia karena merasa sudah mulai
diperhatikan pemerintah. Tetapi Pak Gubenur hanya serahkan “bantuan simbolis”
saja dan pergi lagi. Orang di Purwadana dengar kabar ada 25 ton beras dan
bantuan lain yang disumbangkan kepada Bupati Karawang, tetapi sampai sekarang
(Senin, 21 Jan, 2013) belum ada yang datang ke Purwadana. Hasilnya, masyarakat kecewa
sekali karena mereka masih bertahan sendiri tanpa bantuan.
Hari ini, Ust Muhtadin mengatakan air sudah surut dan
kebanyakan orang sudah bisa kembali ke rumah masing2. Dari 200 anak yatim di
situ, sekitar 95% kena banjir di rumah. Semua barang di dalam rumah basah dan
bau dan ada lumpur beberapa senti di setiap rumah. Ada juga 6 rumah yang ambruk
(tidak secara total, karena masih ada beberapa tembok yang tetap berdiri). Ketinggian
banjir sekitar 2,5 meter jadi semua yang disimpan di dalam rumah basah atau rusak,
terutama beras. Dari 190 jompo (kebanyakan nenek2) hampir semuanya juga kena
banjir. Semua kasur sangat bau dan tidak layak dipakai, tapi tidak ada pilihan
bagi mereka.
Saya tanya tentang apa yang paling dibutuhkan, terutama
untuk para anak yatim dan jompo yang selalu berada di bawah penjagaan Ust
Muhtadin. Dia mengatakan baju bekas, kasur bersih, beras dan makanan, dan yang lain
seperti bantuan medis juga dibutuhkan. Tetapi kalau bisa, mungkin sumbangan
uang tunai akan paling cepat dan efektif, karena para korban bisa beli apa yang
paling dibutuhkan masing2.
Alhamdulillah listrik sudah nyala lagi, dan kebanyakan orang
bisa dapat air di rumah. Masyarakat sudah mulai proses membersihkan rumahnya,
tapi takut akan terjadi banjir susulan nanti. Bantuan dari pemerintah, BNPB, TNI,
dan dari pemerintah Jawa Barat tidak terasa di Purwadana. Jadi kalau ada teman yang
punya jalur ke relawan dari ormas atau partai politik, yang bersedia datang ke
Purwadana, silahkan bagikan informasi ini kepada mereka juga. Jakarta masih di
dalam sorotan media terus, dan anak yatim dan jompo di Desa Purwadana belum
dapat perhatian.
Kepada teman2 di Jakarta, saya minta bantuan untuk
memberikan sumbangan uang tunai saja, ke rekening BNI Ust Muhtadin yang selalu
kami gunakan untuk santunan anak yatim dan jompo.
Bantuan bisa disalurkan lewat rekening ini:
Bank: BNI / No Rekening: 0216248507 / Atas
nama: BAZ
Ust Muhtadin juga boleh dihubungi secara langsung kalau ada
yang membutuhkan informasi tambahan. HP Ust
Muhtadin +6281310202278 / +6287741722276
Terima kasih atas bantuannya. Semoga Allah SWT membalas. Saya
mohon bantuan untuk SEBARKAN INFORMASI INI kepada semua teman. Terima kasih
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto
245. Siapakah yang mau memberi PINJAMAN kepada Allah,
pinjaman yang BAIK (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan
MELIPAT GANDAKAN pembayaran kepadanya dengan LIPAT GANDA yang BANYAK. Dan Allah
menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.
No comments:
Post a Comment