Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

17 September, 2018

Siswa SD Sisihkan Uang Jajan untuk Guru Berhonor Kecil?


Kondisi ini sudah tidak boleh kita abaikan terus. Parah benar! Coba bayangkan kalau hal yang setara terjadi di ranah yang lain:
- TNI di perbatasan dibantu oleh anak SD. Dibagikan uang jajan agar prajurit TNI bisa beli peluru.
- Polisi dibantu oleh anak SD. Dibagikan uang jajan agar Polisi bisa beli seragam, pistol dan borgol.
- Paspampres dibantu oleh anak SD. Dibagikan uang jajan agar anggota Paspampres bisa menginap di hotel saat temani presiden di luar negeri.
- Atlet Asian Games dibantu oleh anak SD. Dibagikan uang jajan agar para atlet yang wakili negara bisa beli peralatan olahraga.
- Dubes Indonesia di Eropa dibantu oleh anak SD. Dibagikan uang jajan agar para dubes bisa beli baju batik saat hadiri acara internasional atas nama Indonesia.

Apakah MUNGKIN hal-hal seperti itu dibiarkan terjadi? TIDAK MUNGKIN!! Negara mana yang bisa tahan kalau kemajuan negaranya harus dibeli dengan uang saku anak kecil? Padahal, di saat yang sama, para pejabat dan pemimpin terlihat kaya raya, di dalam salah satu negara paling makmur di dunia (dari sisi kekayaan alam). Kenapa guru honorer tidak bisa dibantu oleh pemerintah, dan harus mengemis kepada siswanya sendiri? Jawabannya sederhana: Para pemimpin tidak pernah peduli pada kemajuan dunia pendidikan. Semua yang lain dijadikan prioritas di atas kondisi hidup dan kondisi kerja bagi 3 juta guru yang mengabdi terhadap kemajuan negara LEBIH dari para pejabat (yang berkuasa terhadapnya). Seorang guru bisa mengabdi 30-40 tahun. Seorang pejabat mungkin cuma 5 tahun saja, atau sampai dipenjarakan KPK. Kenapa bukan GURU dan sistem pendidikan yang menjadi prioritas?

Saran saya: Dalam pemilu dan pileg yang akan datang, 3 juta guru dan keluarganya dan temannya dan rakyat yang peduli pada kemajuan negara harus BERSATU. Dan kita semua menyatakan, kepada semua calon, “Kalau pendidikan bukan prioritas anda, kita akan memilih orang lain!” Dan biarkan para calon saling bersaing untuk dapatkan suara rakyat dengan program pendidikan terbaik. Tuntutan nomor satu: Semua guru honorer harus menjadi PNS sekarang juga!

Siap bersatu? Atau mau biarkan Indonesia rusak terus utk 70 tahun lagi?
-Gene Netto

Siswa SD Sisihkan Uang Jajan untuk Guru Berhonor Kecil, Kita Bisa Belajar Apa?

Habis Pesta Miras, Dua Cewek Kembar Diperkosa 17 Remaja


Banyak bapak dan ibu yang menjadi PNS dan pejabat melakukan “korupsi berjemaah”, tanpa rasa malu. Banyak anak remaja juga ingin bergabung dalam melanggar hukum, jadi melakukan “pemerkosaan berjemaah”. Semuanya serba berjemaah di sini. Welcome to Indonesia, di mana “hati nurani”, “empati” dan “belas kasihan” adalah kata-kata semata yang bisa ditemukan di kamus saja, tapi sulit ditemukan di dalam hatinya banyak anak Indonesia sekarang. Inikah “budaya timur” yang banyak dibanggakan oleh orang Indonesia ketika membahas negaranya? Budaya timur = tidak mau jadi pemerkosa sendiri, dan harus ajak teman? Kenapa Indonesia menjadi begini? Siapa yang salah? Dan siapa yang mau cari solusi, sebelum anak kita diperkosa juga?
-Gene Netto



Habis Pesta Miras, Dua Cewek Kembar Diperkosa 17 Remaja

By Redaksi M1, Posted on September 16, 2018, FAJAR.CO.ID, KUALA KURUN – Peristiwa memilukan kembali menggemparkan warga Kelurahan Tewah, Kecamatan Tewah. Dua gadis kembar yang tercatat sebagai pelajar di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kecamatan Tewah yakni RA (16) dan RI (16) diperkosa belasan remaja. Aksi bejat ini dilakukan di sebuah barak yang terletak di Jalan Pertanian, Kelurahan Tewah, pada Minggu (9/9) pukul 15.00 WIB.

Berdasarkan hasil rekonstruksi yang dilakukan, pelaku pemerkosaan diperkirakan kurang lebih 17 orang. Saat ini, 12 pelaku sudah diamankan. Sejauh ini, identitas pelaku yang sudah diketahui diantaranya, PL (15), RF (15), RR (18), NPS (14), LB (15), dan SR (16). Pihaknya pun sudah memeriksa sejumlah saksi yang merupakan teman kedua korban, yakni, TN (18), PS (16), AT (17), dan NH (16).


Ilmu “Gue, Gue, Gue!” Di Indonesia

Ini salah satu buktinya tidak ada “persatuan” di Indonesia (selain isapan jempol saja). Guru honorer mogok kerja. Lalu, sikap orang tua? Apa prihatin dgn kondisi guru honorer yang gajinya ratusan ribu saja? Ternyata tidak! Orang tua yang ditanyakan cuek saja, dan berharap anak dia tetap dididik oleh guru PNS! Sikapnya: “Yang penting ANAK SAYA dapat haknya. Kalau gurunya nggak dapat haknya, cuek saja. Yang penting ANAK SAYA.
Ilmu yang paling tinggi di negara ini adalah ilmu “Gue, Gue, Gue!” Tidak ada bedanya antara rakyat, anggota DPR, DPRD, pejabat negara, pejabat pemda, tentara, polisi, pemimpin masyarakat, dan lain-lain. Mayoritas bangun pagi, dan mulai berpikir tentang DIRI SENDIRI, dan cuek saja pada kondisi hidup tetangganya. (Yang peduli memang ada, tapi jumlahnya kecil sekali, sehingga dampaknya juga kecil.)
Lalu para pemimpin yang berikan contoh paling jelas ttg ilmu “Gue, Gue, Gue!” itu, berdiri di atas panggung dan bicara tentang “nasionalisme” dan “NKRI harga mati” dan sebagainya. Padahal yang paling dipedulikan mayoritas dari pemimpin, dan juga anggota rakyat, adalah kepentingan diri sendiri, dan kemajuan sendiri.
Negara merdeka? Negara persatuan? Negara dunia mimpi! Kapan rakyat mau bangun dari mimpi dan menciptakan negara yang maju dan sejahtera bagi SEMUA? Hanya bisa dimulai kalau ada kepedulian yang sungguh-sungguh kepada orang lain.
-Gene Netto

Guru Honorer Mogok Mengajar dan Demonstrasi, Sejumlah Sekolah di Garut Diliburkan
Minggu, 16 September 2018
Susi (45), orang tua siswa SDN 2 Tarogong, menyayangkan diliburkannya sekolah. Menurutnya, para siswa tak seharusnya menjadi korban dari aksi demonstrasi guru honorer. "Mau demo silakan saja, tapi jangan sampai sekolah diliburkan. Anak saya dan siswa lain kan enggak tahu masalahnya apa. Kok malah jadi korban?" kata Susi, Minggu (16/9/2018).

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...