Labels

alam (8) amal (101) anak (294) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (20) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (562) islam (543) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (98) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (10) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (41) muallaf (48) my books (2) orang tua (6) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (61) puasa (37) renungan (169) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (6) sosial (323) tanya-jawab (14) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

07 May, 2013

Bantuan Untuk Anak Yatim Dan Dhuafa Dibalas Oleh Allah




Assalamu’alaikum wr.wb.,
Teman2, pada hari Sabtu kemarin (04 Mei 2013), saya pergi bersama teman saya Dr. Irwan ke Desa Purwadana, Karawang, untuk antar sekitar 300 buku bagi anak yatim dan dhuafa di sana. Semua buku itu dibeli dengan bantuan teman2 yang transfer uang ke saya dan habiskan 7,5 juta. Di sana ada teman saya Ust Muhtadin, yang mengurus 230 anak yatim dan ratusan janda dan anak dhuafa. Karena berangkat telat dan kena macet, saat kami tiba di sana, kebanyakan anak yatim sudah pulang karena menunggu kelamaan. Saya tidak bisa bawa makanan, jadi mereka pulang untuk makan dan shalat dzuhur.

Saya minta Ust Muhtadin mengantarkan saya untuk melihat kampung Purwadana, karena dia sering bercerita tentang gubuk2 orang miskin di situ. Di satu rumah, saya turun dari motor dan bicara dengan seorang nenek bernama Ibu Murtasih. Saya tanya usianya berapa, tapi dia bilang tidak ingat. Saya tanya dari kapan pindah ke Purwadana, tapi katanya dia lahir di rumah itu. Suaminya seorang petani, tapi sudah 3 bulan tidak kerja karena sakit. Jadi dia hidup dari bantuan anaknya yang sudah menikah. Saya memfoto Ibu Murtasih itu bersama cucunya. (Dari semua anak di sekitar situ, hanya cucu perempuan itu yang bajunya bersih karena masih baru.)

Saya merasa sedih melihat seorang Ibu yang bisa tinggal seumur hidup dalam “rumah” seperti itu, jadi saya berikan sedikit sedekah kepadanya, hanya 500 ribu. Saya hampir tidak berikan juga, karena pas diniatkan, saya ingat sisa uang saya tidak banyak. Tapi akhirnya saya paksakan diri untuk bersedekah juga. Lima ratus ribu hanya sekali belanja buat saya, tapi bagi dia mungkin keluarganya bisa dapat makanan yang bergizi untuk seminggu. Lalu, saya kasih 500 ribu kepada orang lain juga.

Pada hari Minggu, saya kunjungi Pesantren anak yatim dan dhuafa di Kranggan, Cibubur bersama teman saya Iksan dan Dr. Irwan juga. Saya bawa mainan yang sudah dibeli dengan bantuan dari teman2 yang transfer uang. Saat beli mainan, saya juga harus membatasi pembelian, karena tinggal 6,5 juta, jadi semuanya dihabiskan. Saat kasih mainan kepada anak2 yatim dan dhuafa, rasa capek saya jadi tidak teringat lagi karena melihat anak2 begitu senang dapat mainan baru.

Hari Senin setelah bangun, saya mulai berpikir: Apa salah tinggal di Indonesia terus, padahal sulit dapat pekerjaan baru? Buka dompet juga merasa “sedih” karena kosong, tapi sekaligus tenang karena saya ingat ke mana uang itu dihabiskan. Dan kalau pindah ke negara maju untuk kerja, tidak bisa dapat kenikmatan ketemu anak yatim di akhir pekan. Lalu pada Senin sore ada pesan dari seorang pembaca Facebook saya. Sebut saja Pak Yusuf (nama samaran). Secara singkat, dia mengatakan, “Gene, saya mau bayarkan kamu umrah!” Ya Allah. Sungguh di luar dugaan! Kok Pak Yusuf tidak utamakan keluarganya sendiri? Kok bisa pikirkan saya?

Tahun kemarin, juga ada orang lain yang mau bayarkan saya umrah. Tapi dia kena serangan jantung, dan masih berada di rumah sakit sampai sekarang. Jadi tentu saja saya tidak jadi minta uang itu atau berangkat umrah. Lalu hari ini, di luar dugaan, ada tawaran umrah lagi. Jadi dalam 6 bulan terakhir, ada 2 kali tawaran umrah. Padahal saya kenal banyak orang yang seumur hidup tidak pernah dapat tawaran itu sekalipun. Saya malah dapat dua dalam 6 bulan saja.

Teman2, kalau mau berjuang di jalan Allah, dan berusaha membantu anak yatim dan dhuafa, tidak perlu menjadi kaya dulu. Saya bukan orang kaya. Dan untuk beli buku dan mainan bagi anak yatim, saya selalu harus minta bantuan kepada orang lain, karena tidak sanggup belinya sendiri. Tapi ternyata bisa berhasil, anak yatim dan dhuafa jadi bahagia sekali, banyak teman saya ikut dapat pahala, dan saya dapat tawaran umrah dua kali dalam enam bulan.

Teman2, apakah masih mau meragukan kekuasaan Allah SWT? Kalau ada niat membantu anak yatim dan dhuafa, jangan ditunda. Lakukan apa saja yang bisa dilakukan sekarang. Dengan dana terbatas, minta tolong kepada teman2 kantor, saudara atau teman2 yang ada, dan bantu anak yatim sebisanya. Dan yakinlah bahwa Allah SWT akan membalas.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto

215. Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka INFAKKAN. Jawablah: “Apa saja harta yang kamu INFAKKAN hendaklah diberikan kepada IBU-BAPAK, kaum KERABAT, anak-anak YATIM, orang-orang MISKIN dan orang-orang yang sedang dalam PERJALANAN (MUSAFIR).” Dan apa saja kebajikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya. (QS. Al-Baqarah 2:215)

245. Siapakah yang mau memberi PINJAMAN kepada Allah, pinjaman yang BAIK (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan MELIPAT GANDAKAN pembayaran kepadanya dengan LIPAT GANDA yang BANYAK. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.
(QS. Al-Baqarah 2:245)

Rasulullah SAW bersabda, “Aku dan pemelihara anak yatim di surga seperti ini (dan beliau memberi isyarat dengan telunjuk dan jari tengahnya, lalu membukanya.” (HR. Bukhari, Turmidzi, Abu Daud)

1 comment:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...