Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (556) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (178) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

16 May, 2013

Kasus Mirip SARS Meningkat, Warga Saudi Panik

Rabu, 15 Mei 2013 | 08:57 WIB
RIYADH, KOMPAS.com - Panik melanda warga bagian timur Arab Saudi setelah kasus penyakit mirip SARS terus meningkat. Media pemerintah, Senin (13/5) malam, melaporkan adanya empat kasus baru penyakit itu. Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengatakan, satu dari empat pasien baru itu dirawat dan telah dipulangkan dari rumah sakit. Sementara tiga pasien lainnya masih dirawat, menurut Saudi Press Agency.

Sehari sebelumnya, Menteri Kesehatan Arab Saudi Abdullah al-Rabia mengatakan, 24 orang dinyatakan positif terkena penyakit yang disebabkan infeksi novel coronavirus (NCoV) di negara itu sejak Agustus/September tahun lalu. Sebanyak 15 di antara mereka meninggal dunia. Penyebaran NCoV ini terpusat di Provinsi Timur negara itu, yakni ada total 15 kasus, 9 kasus di antaranya meninggal.

Warga pun memeriksakan diri ke unit gawat darurat rumah sakit-rumah sakit di kota Al-Ahsa di Provinsi Timur, Arab Saudi, begitu mulai ada gejala demam ringan. ”Saya merasakan gejala pilek disertai demam,” kata seorang warga yang memeriksakan diri kemudian ditempatkan di karantina. ”Gejala-gejala itu akhirnya menghilang, tetapi saya tetap ditempatkan di karantina bersama pasien-pasien lain, dan ini membuat saya takut,” kata warga yang menolak menyebutkan identitasnya itu.

Siapa pun yang memperlihatkan kemungkinan gejala-gejala infeksi virus itu setelah diperiksa ke rumah sakit-rumah sakit di kawasan Al-Ahsa langsung diisolasi, menurut otoritas Saudi. Dari semua kasus yang terjadi di negara itu, 13 kasus terdeteksi di RS Raja Fahd di Al-Ahsa. Salah satu kasus adalah seorang bocah perempuan berusia sembilan tahun yang meninggal beberapa jam setelah tiba di RS itu dengan demam tinggi.

Korban meninggal lainnya, Haidar Ghanem (21), demam tinggi selama sepekan. Menurut ayah Haidar, Mokhtar, ia meninggal Kamis lalu, empat hari setelah masuk rumah sakit setelah tak sadarkan diri. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Minggu, 34 kasus telah dilaporkan di seluruh dunia sejak virus itu terdeteksi pada September 2012.

Keluarga yang sama
Gejala penularan virus NCoV adalah batuk, demam, dan pneumonia. Virus ini berasal dari keluarga yang sama dengan virus yang menyebabkan wabah sindrom pernapasan akut parah (SARS). Wabah SARS muncul di Asia Timur, menular ke manusia dari binatang, dan akhirnya menewaskan 775 orang di seluruh dunia pada tahun 2003. Kasus-kasus infeksi NCoV juga telah dilaporkan di Jordania, Jerman, Inggris, dan Perancis. Dua pasien di Perancis masih dirawat di sebuah RS di kota Lille, Perancis utara.

Salah satu pasien tersebut harus dipindah ke ruang perawatan intensif, Minggu, karena kondisinya memburuk. Dia diperkirakan terinfeksi setelah dirawat di ruang yang sama dengan seorang pria berusia 65 tahun, yang kemudian didiagnosis terkena virus itu. Pria tersebut diduga terinfeksi virus itu saat berlibur di Dubai, Uni Emirat Arab, bulan lalu. Otoritas Perancis kini sedang melacak semua orang yang pergi ke Dubai dengan pria itu dalam sebuah rombongan wisata. WHO mendesak orang di Perancis untuk tetap tenang dan tidak membebani rumah sakit-rumah sakit agar memungkinkan perawatan memadai bagi yang benar-benar terkena. (AFP/Reuters/DI)
Editor : Egidius Patnistik

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...