Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
-Gene Netto
MENCARI TUHAN, MENEMUKAN ALLAH
DAFTAR ISI
1. Tentang
Saya: Bagaimana Saya Bisa Menjadi Muslim Dan Kenapa Saya Menulis Buku Ini
2. Rangkaian
Pengutusan Para Nabi
3. Tanda
dari Tuhan
4. Para
Pengikut Yesus
5. Pengikut
Yesus Dan Pengikut Muhammad Saw
6. Kebenaran
Islam
7. Ini
Yang Allah Katakan Mengenai Al Qur'an
8. Sebuah
Agama yang Logis
9. Alasan
Logis Kenapa Kita Tidak Bisa Melihat Tuhan
10. Kebutuhan
Spiritual Kita Dan Solusi Dari Allah
11. Ini
Pilihan Anda
*******
1. TENTANG SAYA:
BAGAIMANA SAYA BISA MENJADI MUSLIM
Saya mulai menulis bab ini karena saya
sering kali harus mengulang cerita yang sama kepada orang-orang di Indonesia
yang ingin tahu mengapa saya menjadi seorang Muslim. Setiap kali saya mengeluh
karena harus selalu mengulang sejarah pribadi saya kepada setiap kenalan baru,
teman-teman seraya bercanda menyarankan agar saya menulis saja sebuah buku
tentang diri saya. Di saat yang sama, setiap kali murid-murid saya bertanya
tentang pekerjaan apa yang saya inginkan selain menjadi guru Bahasa Inggris,
maka saya selalu menjawab ingin menjadi seorang penulis karena saya memang
senang membaca dan menulis sejak kecil.
Setiap orang yang bertemu dengan saya di
Indonesia ingin mengetahui hal yang sama: bagaimana saya bisa masuk Islam? Saya
telah tinggal di Indonesia sejak tahun 1995, dan karenanya sebagian besar
perbincangan dilakukan dalam Bahasa Indonesia dan kadang dalam Bahasa Inggris
dengan orang asing. Lalu, saya juga harus menjawab sederet pertanyaan lain
tentang bagaimana saya belajar Bahasa Indonesia dan bisa tinggal di Indonesia.
Ada banyak masalah di Indonesia, seperti
halnya di semua negara berkembang lainnya, dan banyak orang Indonesia tampak
bingung ketika bertemu saya karena mereka tidak mengerti bagaimana saya bisa
memilih untuk menjadi seorang Muslim dan kemudian juga memilih untuk tinggal di
sini. Sebagian orang Indonesia mengatakan mereka telah menghabiskan waktu
bertahun-tahun untuk berusaha pindah keluar dari Indonesia agar dapat hidup
nyaman di negara barat dengan standar hidup yang tinggi. Jadi, mengapa saya
malah memilih untuk meninggalkan kehidupan yang nyaman di sana dan tinggal di
Jakarta?
Alasannya sederhana. Sebagian kawan saya
yang Muslim sering berkomentar bahwa cara saya memahami dan menjelaskan Islam
sangat berbeda dengan apa yang pernah mereka dengar sebelumnya. Mereka lahir
sudah dalam keadaan beragama Islam, sedangkan saya harus menghabiskan waktu 5
tahun untuk meneliti ajaran Islam supaya bisa memastikan bahwa Islam memang
benar. Mereka hanya menerima apa yang dikatakan oleh orang tua mereka,
sedangkan saya harus benar-benar mempertanyakan semuanya, menganalisis Islam
dengan logika, dan selalu bertanya "Mengapa?" Namun, banyak Muslim
Indonesia jujur mengakui bahwa mereka shalat hanya karena orang tuanya menyuruh
mereka melakukannya. Mereka juga percaya bahwa Islam itu benar, tetapi mereka
tidak pernah menghabiskan banyak waktu untuk menganalisis apa yang mereka
lakukan atau mengapa mereka melakukan itu. Mereka hanya melakukannya. Jadi
perbedaan cara pendekatan kami terhadap Islam membuat pemahaman saya tentang
Islam jadi tampak sangat unik bagi mereka.
Pengalaman itu membuat saya merasa bahwa
mungkin ada sebuah tugas penting yang perlu saya lakukan di Indonesia. Saya
bisa berbahasa Indonesia dengan baik, mampu menyampaikan ide-ide saya, dan
penjelasan saya tentang Islam tampaknya memiliki dampak yang kuat pada banyak
orang yang lahir sebagai Muslim. Misalnya, seorang Muslim yang tidak melakukan
shalat selama 30 tahun tiba-tiba mulai shalat lagi setelah satu kali
bercakap-cakap dengan saya. Jadi saya memutuskan bahwa saya harus tinggal di
sini, berusaha untuk mengembangkan komunitas Muslim yang ada di sini, dan bukan
mencari kehidupan yang nyaman untuk diri saya sendiri di negara maju.
Dalam bab ini, saya akan menjelaskan
bagaimana saya melalui sebuah proses untuk menjadi seorang Muslim. Namun, bab
ini hanyalah untuk memenuhi keingintahuan mereka yang ingin tahu tentang latar
belakang saya. Selanjutnya, sisa buku ini bukanlah tentang saya, melainkan
tentang bagaimana saya menganalisis Islam dan Kristen hingga mencapai
kesimpulan bahwa agama Kristen harus ditolak dan agama Islam harus diterima.
Dalam buku ini, saya ingin menjelaskan mengapa saya menganggap agama Kristen
tidak dapat diterima dari perspektif logis dan bagaimana saya belajar bahwa
ternyata Islam adalah sebuah agama yang pada dasarnya bersifat logis dan
seharusnya dapat membuat seseorang berpikiran terbuka serta menggunakan logika
dan kecerdasannya untuk sampai pada kesimpulan bahwa Islam itu benar.
1.1. Pada Awalnya
Saya lahir di kota Nelson, sebuah kota
kecil di Pulau Selatan di Selandia Baru (dekat Australia). Pada waktu kecil,
saya merasa kurang betah tinggal di Selandia Baru. Bapak saya lahir di Myanmar
(Birma), keluarga saya beragama Katolik, dan ibu saya yang lahir di Selandia
Baru berkulit putih. Jadi, ras saya campuran. Saya merasa saya ini “sama”
seperti orang lain.Tapi saya juga ingat orang-orang sering kali bertanya
tentang asal saya. Kakak dan adik saya bermata biru. Sedangkan mata dan rambut
saya lebih gelap. Ini membuat saya tampak berbeda dari mereka. Saya selalu
merasa bahwa saya bukan benar-benar orang kulit putih, tetapi juga bukan orang
Asia. Mungkin karena saya berpikir tentang hal itu, saya jadi ingin belajar
lebih banyak tentang dunia, bangsa, budaya dan agama yang berbeda-beda. Ini
semua mungkin karena saya merasa bukanlah bagian dari itu semua.
Seiring dengan bertambahnya usia, saya
mulai ingin mempelajari topik-topik yang serius: piramida, dinosaurus,
peradaban kuno, politik global, perang, agama, bintang-bintang, dan juga alam
semesta. Terkadang, saya memandang bintang-bintang dalam kesunyian malam dan
memikirkan dari mana mereka berasal. Saat itu umur saya sekitar 10 atau 11
tahun dan sudah mulai ingin mengetahui segala sesuatu. Pada saat itu, saya
adalah satu-satunya murid di kelas yang tertarik pada dinosaurus. Saya tidak
mengerti mengapa teman-teman tidak tertarik, padahal dinosaurus itu asyik! Saya
ingin tahu mengapa mereka menghilang. Pada dasarnya, saya adalah seorang anak
kecil yang selalu penasaran terhadap segala sesuatu yang misterius dan rahasia
yang belum terungkap.
Seperti anak kecil lainnya, saya juga
diajarkan tentang agama Kristen di Sekolah Minggu meskipun dalam jangka waktu
yang tidak terlalu lama. Ketika itu saya harus menghafal seluruh cerita standar
dalam Alkitab; tentang Nabi Abraham, Nabi Musa, Nabi Nuh, dan Yesus. Saya
selalu bingung bagaimana mungkin Nabi Nuh bisa memasukkan begitu banyak
binatang ke dalam sebuah kapal. (Apakah semua binatang di seluruh dunia?). Ada
banyak hal dalam agama Kristen yang membuat saya bingung. Tapi, kisah Nabi Nuh
bukanlah teka-teki terbesar bagi saya. Ada hal lain yang lebih besar yang saya
pikirkan.
Saya belajar tentang konsep Trinitas,
yaitu konsep yang mengajarkan bahwa Tuhan itu adalah Yesus dan juga Roh Kudus.
Tiga-tiganya terpisah, tetapi tiga-tiganya juga satu. Tiga tapi satu. Ketiganya
adalah Tuhan, tapi hanya ada satu Tuhan. Tuhan menjadi seorang manusia yang
bernama Yesus, dan manusia ini adalah anak Tuhan. Manusia ini wafat, tetapi
Tuhan tidak bisa wafat. Tetapi manusia ini adalah Tuhan. Dia wafat. Tapi Tuhan
tidak bisa wafat. Tetapi manusia ini adalah Tuhan. Berarti manusia ini wafat
walaupun dia tidak bisa wafat. Dia hidup kekal, dan sekaligus tidak hidup kekal
pada saat yang sama. Bagi saya, ini sangat membingungkan.
Saya juga bingung dengan peran pastor
yang dengan mudahnya mengampuni dosa setiap orang tanpa membicarakannya
terlebih dahulu dengan Tuhan. Bagaimana kalau pastor itu salah dan dosa saya
belum diampuni? Apakah saya bisa mendapatkan bukti tertulis dari Tuhan yang
menyatakan bahwa saya sudah terbebas dari dosa? Bagaimana kalau saya bertemu
dengan Tuhan di Hari Akhir dan Dia menyatakan bahwa dosa saya belum diampuni?
Kalau saya protes dan menyalahkan pastor yang meyakinkan bahwa saya tidak punya
dosa lagi, mungkin Tuhan hanya akan bertanya satu hal saja, “Siapa yang
menyuruh kamu percaya pada perkataan dia?” Siapa yang sanggup menyelamatkan
saya kalau pastor itu ternyata keliru dan dosa saya tetap ada dan malah
dihitung secara terperinci oleh Tuhan?
Saya mulai berpikir bagaimana cara
mendapatkan sebuah jawaban yang gamblang atas semua pertanyaan mengenai agama
yang mengganggu pikiran saya. Akhirnya, saya memutuskan bahwa saya harus
berbicara empat mata dengan Tuhan! Hanya Tuhan yang bisa menjawab semua
pertanyaan saya. Jadi, saya berdoa kepada Tuhan dan meminta-Nya untuk datang
dan menampakkan Diri di kamar tidur saya, agar saya bisa melihat-Nya dengan
mata kepala sendiri. Tapi tentu saja Dia tidak datang. Pada saat itu, saya
mengambil kesimpulan bahwa Tuhan tidak datang karena Tuhan memang tidak ada!
Oleh karena itu, hanya ada satu pilihan yang tersisa: saya harus menyatakan
diri saya “ateis” dan tidak percaya pada Tuhan mana pun.
Saya terus melanjutkan sekolah dan
menyembunyikan kenyataan bahwa saya tidak lagi percaya kepada Tuhan. Kalau ada
yang bertanya apa agama saya, maka saya cukup menjawab “Katolik” supaya tidak
perlu menjelaskan bahwa saya ateis. Selama masa SD, SMP, dan SMA, saya tidak
menghabiskan banyak waktu mempelajari agama Kristen atau agama lain. Saya
menganggap mempelajari agama hanya membuang-buang waktu saja karena Tuhan tidak
nyata. Setelah lulus SMA, orang tua saya memutuskan untuk pindah ke Brisbane,
Australia. Saya pun akhirnya memutuskan ikut bersama mereka.
1.2. Belajar Islam
Di Brisbane, saya tiba-tiba memutuskan
untuk masuk jurusan Psikologi di universitas, namun saya tidak diterima di
jurusan itu. Sebagai pilihan kedua, saya ditawari untuk masuk ke Fakultas
Kajian Asia dan Internasional (Faculty of Asian and International Studies).
Saya diberi tahu bahwa saya dapat mengambil jurusan Kajian Asia selama 1 tahun,
meningkatkan nilai saya, lalu mendaftar lagi ke jurusan Psikologi. Rencana ini
tampaknya cukup bagus sehingga saya pun menerima tawaran itu.
Pada tahun pertama kuliah di Fakultas
Kajian Asia, saya memilih Bahasa Indonesia dan saya mendapatkan nilai yang
sangat baik dan termasuk yang paling tinggi. Saat kami diberi tahu bahwa ada 3
beasiswa untuk belajar di Indonesia, saya tidak mengikuti seleksi karena masih
berniat pindah ke Fakultas Psikologi di akhir tahun. Tiga teman saya kemudian
terpilih, tetapi salah satunya tiba-tiba menyatakan ada halangan dan
mengundurkan diri. Proses seleksi dibuka lagi, tetapi sekarang hanya untuk satu
orang. Ada seorang dosen yang memanggil saya ke kantornya dan bertanya kenapa
saya tidak mengikuti seleksi beasiswa itu. Setelah saya jelaskan niat saya
untuk pindah fakultas di akhir tahun pertama, dosen itu menyarankan agar saya
melanjutkan kuliah Kajian Asia Modern dan mata kuliah Bahasa Indonesia karena
menurutnya saya memiliki bakat di bidang itu. Berdasarkan sarannya, saya
memutuskan untuk meneruskan kuliah di Fakultas Kajian Asia dan juga mengikuti
proses seleksi untuk beasiswa belajar di Indonesia. Setelah proses seleksi selesai,
saya dinyatakan lulus dan akan diberangkatkan ke Indonesia pada tahun
berikutnya (1991). Sejak saat itu, saya pun menjadi lebih fokus dalam belajar
karena telah mempunyai tujuan yang berbeda.
Pada suatu hari, Klub Indonesia di
kampus mengundang seluruh mahasiswa Australia yang belajar tentang Indonesia,
dan juga seluruh mahasiswa Indonesia yang ada di kampus untuk datang ke sebuah
acara barbeque. Ada seorang mahasiswa dari Indonesia yang mengajak saya
ngobrol. Dia bertanya apakah saya belajar tentang Indonesia dan saya jawab ya.
Kemudian, tiba-tiba saja dia bertanya apakah saya juga belajar tentang agama
Islam. Saya menjawab, tentu saja, kami harus mempelajari dasar-dasar semua
agama di Asia termasuk agama Islam dalam salah satu mata kuliah kami.
Lalu dia benar-benar membuat saya
terkejut dengan bertanya, “Apakah kamu sudah tahu bahwa di dalam Islam hanya
Tuhan yang bisa mengampuni dosa? Tidak ada pendeta atau pastor yang bisa
mengampuni dosa manusia!” Saya tidak tahu harus berkata apa. Saya masih ingat,
saya duduk di situ, seketika terpaku seperti sebuah patung dengan hotdog yang
baru saja saya gigit, tertahan di bibir. Saya begitu terkesima. Waktu seolah
terhenti untuk beberapa saat. Kemudian saya menyadari bahwa inilah jawaban yang
saya cari selama 10 tahun. Di dalam Islam, hanya Tuhan yang berhak mengampuni
dosa. Saya mulai berpikir: apakah mungkin ada suatu agama yang didasarkan pada
logika? Adakah Islam mengandung ajaran-ajaran yang dapat dianalisis secara
kritis tanpa menimbulkan kebingungan, dan dapat menjawab sejumlah pertanyaan
saya selama ini? Apakah mungkin sebuah agama yang pernah saya tolak sebenarnya
mengandung kebenaran yang mutlak? Apakah mungkin ada satu agama yang benar di
dunia ini?
Sejak saat itu, saya mulai mempelajari
dan menganalisa agama Islam secara mendalam. Saya mulai membaca buku dan
mencari teman dari Indonesia yang beragama Islam. Secara perlahan, saya mulai
memperluas pengetahuan saya tentang Islam dengan bertanya, berpikir, membaca,
dan terus mencari jawaban. Tujuan utama saya adalah untuk mencari tahu apakah
Islam benar-benar masuk akal atau tidak.
Pada tahun 1991, saya berangkat ke
Indonesia untuk mengikuti program beasiswa. Saya belajar di sebuah universitas
Katolik swasta di pusat kota Jakarta. Selama 6 bulan di sana, semua teman saya
adalah orang Islam. Saya melihat mereka melakukan shalat, dan saya mulai
bertanya lebih jauh mengenai agama Islam. Saya ingin tahu apa yang mereka
lakukan, mengapa, dan apa yang mereka yakini sebagai orang Islam.
Setelah 6 bulan tinggal di Jakarta dan
kembali ke Brisbane, ternyata saya menjadi salah satu mahasiswa yang paling
lancar berbahasa Indonesia di kampus. Oleh karena itu, saya sering kali bergaul
dengan orang-orang Muslim dari Indonesia. Saya tidak aktif mempelajari Islam
secara rutin, namun saat itu saya sudah mulai merasa tertarik. Kapan pun kami
harus menulis makalah, saya selalu mencari topik yang ada hubungannya dengan
Islam. Biasanya ada satu topik pilihan tentang Islam dalam daftar yang
diberikan. Untuk menulis makalah tersebut, saya harus membaca belasan buku dan
artikel tentang aspek-aspek Islam di Indonesia. Semakin sering saya baca,
semakin mampu saya berpikir secara mendalam tentang Islam.
Meskipun saya dapat melihat banyak aspek
positif dalam Islam, diam-diam saya juga mencari titik kelemahannya yang fatal
dan jelas. Saya yakin, cepat atau lambat saya akan menemukan sesuatu yang dapat
meyakinkan saya bahwa Islam itu tidak benar. Saya merasa yakin bahwa pasti ada
sesuatu yang salah dengan Islam, dan saya ingin menemukannya.
Setelah menyelesaikan kuliah Bachelor of
Arts (BA) pada tahun 1993, saya mengambil kuliah tambahan Graduate Diploma of
Education (GDipEd) pada tahun 1994 di Fakultas Pendidikan karena saya bermaksud
menjadi seorang guru bahasa dan sejarah. Pada saat yang sama, saya juga
mengikuti seleksi untuk mendapatkan beasiswa baru. Beasiswa ini hanya akan
diberikan untuk satu orang selama satu tahun penuh di Indonesia. Saya
memenangkan beasiswa itu, dan saya kembali kuliah di Jakarta pada tahun 1995.
Kali ini di Universitas Indonesia. Sekali lagi, saya menghabiskan waktu saya di
Indonesia dengan teman-teman Muslim dan memperhatikan apa yang mereka lakukan.
Malam hari pada bulan Februari tahun
1995, saya duduk seorang diri di lantai menonton shalat Tarawih yang ditayangkan
TV secara langsung dari Makkah. (Shalat Tarawih adalah shalat tidak wajib yang
dilakukan pada malam hari selama bulan puasa Ramadan, dan dapat berlangsung
selama 2 jam). Saya mendengarkan pembawa acara yang berbicara dalam Bahasa
Indonesia. Dia menyatakan bahwa pada tahun itu diperkirakan ada sekitar 3 juta
orang di Masjidil-Haram dan wilayah sekitarnya (yang terdiri dari lapangan yang
ada di luar masjid, jalan-jalan, dan bahkan lobi-lobi hotel). Semua orang itu
sedang melakukan shalat bersama. Sekitar 3 juta orang melakukan gerakan yang
sama, menghadap ke arah yang sama, mengikuti pemimpin yang sama, berdoa dalam
bahasa yang sama, dengan ucapan yang sama, pada saat yang sama, dan berdoa
kepada Tuhan yang sama. Saya berpikir: mana ada hal seperti ini di negara
Barat? Jumlah orang yang berkumpul untuk menyaksikan pertandingan bola yang
paling hebat sekalipun di dunia ini paling-paling hanya sekitar seratus ribuan.
Tapi sekarang saya melihat tiga juta orang yang berkumpul di dalam dan di
sekitar sebuah bangunan, melakukan hal yang sama, pada waktu yang sama, dan
semuanya melakukan gerakan-gerakan secara bersamaan. Ini sungguh sebuah
pemandangan yang tidak ada tandingannya. Sampai sekarang, saya masih belum
menemukan kejadian serupa itu di dunia Barat.
Saya mulai berpikir tentang berapa
banyak orang yang bisa berkumpul di satu bangunan untuk mendengarkan Paus
bicara. Saya mulai bayangkan apakah mungkin semuanya bisa memahami kata-kata
yang diucapkan Paus karena tidak ada satu bahasa pun yang mempersatukan orang
Kristen dari seluruh dunia. Tidak ada satu kejadian pun di dalam agama Kristen
yang dapat menandingi kejadian yang saya saksikan di Makkah.
1.3. Menjadi
Seorang Muslim
Selama satu tahun itu saya tinggal di
Jakarta dan terus mempelajari agama Islam dengan pelan dan tidak secara formal,
melainkan dengan memperhatikan segala sesuatu yang terjadi di sekitar saya.
Kalau ada ceramah agama di TV, maka saya akan mendengarkan dan memikirkan apa
yang disampaikan penceramahnya. Tidak ada satu pun hal pokok dalam isi
ceramah-ceramah itu yang dapat saya anggap keliru, sehingga pada akhir tahun
1995, saya sudah merasa semakin sulit untuk menolak agama Islam. Saya sudah
terus-menerus mencari kelemahan dalam ajaran dasar Islam dari sudut pandang
logika, namun, saya tidak dapat menemukan titik kelemahan itu. Semua yang ada
di dalam Islam tampaknya begitu jelas, logis, dan tak pelak lagi memang
didasarkan pada kecerdasan manusia.
Akhirnya saya merasa tidak bisa terus
menyangkal apa yang telah saya pelajari tentang Islam sehingga saya tidak lagi
mempunyai pilihan lain: saya harus menjadi seorang Muslim. Akan tetapi,
bagaimana dengan masa depan saya? Kuliah saya di Universitas Indonesia hampir
usai. Saya harus kembali ke Australia dan mengajar di sekolah di sana. Bagaimana
saya bisa mempelajari agama Islam jika tinggal di sana? Dari mana saya bisa
mendapatkan guru agama? Di mana saya bisa shalat? Ada berapa masjid di
Brisbane? Sepertinya saya akan sulit hidup sebagai orang Islam kalau harus
tinggal di sana. Semakin saya berpikir, semakin jelas bahwa tinggal di
Indonesia akan menjadi pilihan yang lebih baik supaya saya bisa berada di
antara orang-orang Islam. Akhirnya saya mengambil keputusan untuk masuk Islam
dan menetap di Indonesia untuk sementara agar saya lebih mudah belajar tentang
Islam.
Pada bulan Februari tahun 1996, saya
mengucapkan syahadat dan menjadi seorang Muslim secara resmi. Keluarga saya
sudah pasti menganggap saya “sudah gila” tetapi mereka tetap bersikap baik
kepada saya dan tidak pernah memberikan komentar buruk tentang Islam di depan
saya. Saya masih diterima secara baik oleh keluarga saya, dan ini sangat
berbeda dengan cerita yang sering kali saya dengar di Indonesia tentang
sebagian orang Kristen yang masuk Islam. Mereka dipukuli, diusir dari rumah dan
tidak dianggap sebagai bagian dari keluarga mereka lagi.
Meskipun keluarga saya tetap ramah pada
saya, dan saya bisa dengan mudah pindah kembali ke Australia, saya masih merasa
lebih nyaman tinggal di antara umat Islam lainnya dan mendapat kesempatan untuk
belajar pada guru saya setiap minggu. Jadi, saya memutuskan untuk tinggal di
Indonesia dan sampai sekarang pun, saya masih tinggal dan bekerja di sini sejak
tahun 1995. Pernah beberapa kali saya mempertimbangkan untuk pindah ke negara
lain. Tetapi setiap kali saya memutuskan untuk pindah negara, selalu terjadi
sesuatu yang mengubah pikiran saya, yang akhirnya membuat saya memutuskan untuk
tetap tinggal di sini saja.
1.4. Apa Tujuan
Saya Menulis Buku Ini?
Mungkin
alasan paling kuat mengapa saya terdorong menulis buku ini adalah karena saya
ingin menjelaskan beberapa unsur dalam agama Kristen dan Islam yang telah saya
coba pahami selama bertahun-tahun ini, dan saya berharap bahwa informasi ini
dapat berguna untuk berbagai kalangan. Saat masih kecil, saya merasa sulit
percaya pada ajaran Kristen, karena menurut saya ajarannya sangat tidak logis.
Karena alasan itulah, saya kemudian tidak bisa lagi mempercayai agama apa pun
dan juga tidak percaya pada Tuhan Yang Maha Esa. Saya sering berjumpa dengan
orang yang mengalami masalah serupa, dan tampak jelas bahwa mereka pernah atau
bahkan masih mengalami proses pemikiran seperti yang dulu pernah saya alami.
Karena itulah, saya berharap buku ini dapat membantu mereka menemukan
jawaban-jawaban yang mereka cari selama hidupnya. Saya yakin bahwa mereka akan
dapat menemukan jawaban-jawaban yang memuaskan itu dalam agama Islam.
Saya berharap buku ini akan berguna
untuk berbagai kalangan. Pertama, bagi orang-orang yang lahir sebagai Muslim
dan tidak tahu banyak tentang agama Kristen. Sebagian Muslim mengalami
kesulitan untuk menjelaskan mengapa ajaran Kristen ditolak dalam Islam, jadi
saya ingin memberikan penjelasan tentang hal ini. Kedua, bagi orang Muslim yang
tidak taat dan mungkin sedang berpikir untuk pindah agama menjadi orang
Kristen. Semoga penjelasan yang diberikan di sini dapat menjelaskan mengapa
mereka harus mempelajari Islam lebih dalam, dan bukan mencari agama lain.
Ketiga, untuk mantan pemeluk Kristen yang sedang mempertimbangkan untuk masuk
Islam tapi masih tidak yakin dengan persamaan dan perbedaan antara kedua agama
ini. Keempat, untuk mantan pemeluk Kristen yang telah meninggalkan Gereja,
tidak mengikuti agama apa pun, tapi masih ingin memiliki hubungan dengan Tuhan
Yang Maha Esa. Banyak orang mungkin tidak tahu bahwa orang Muslim menerima
agama Islam sebagai kelanjutan dari agama Kristen dan Yahudi, dan bahwa
Muhammad SAW adalah Nabi yang menggantikan Yesus, Nabi yang melanjutkan ajaran
Nabi-Nabi sebelumnya, dan Nabi Terakhir yang diutus oleh Tuhan.
Saya pernah bertemu beberapa Muslim yang
merasa ragu akan agama mereka sendiri, sebagai akibat dari kurangnya pendidikan
agama di masa kecil. Sebagian dari mereka mungkin mengerjakan shalat hanya
ketika merasa ingin saja (meskipun wajib hukumnya bagi setiap Muslim untuk
mengerjakan shalat lima waktu). Sebagian lagi mungkin tidak mengerjakan shalat
sama sekali. Yang lainnya mungkin merasa dirinya adalah ateis yang tidak lagi
percaya pada Tuhan, meskipun masih mengaku sebagai Muslim di depan orang lain.
Dan sebagian yang lain lagi, boleh jadi justru tertarik untuk mempelajari agama
Kristen. Saya pikir penyebab utama mengapa ada orang-orang yang hidup dalam
kondisi seperti ini pada dasarnya sama: mereka tidak begitu memahami Islam
karena tidak memperoleh pendidikan agama yang baik, atau mungkin orang tua
mereka kurang taat dalam menjalankan ajaran agama, sehingga mereka tidak pernah
mendapatkan pemahaman yang baik tentang Islam.
Saat saya berjumpa dengan Muslim seperti
itu, tampak jelaslah bahwa mereka memang tidak begitu mengenal Islam atau
Kristen, dan karenanya mereka tertarik untuk mengetahui analisis saya mengenai
kedua agama ini. Saya berharap, setelah membaca buku ini mereka akan merasa
lebih percaya diri untuk tetap memeluk agama Islam, dan akan mulai mencari pengetahuan
yang lebih dalam lagi mengenai Islam dari sumber-sumber lainnya.
Saya berharap bahwa mantan pemeluk
Kristen yang telah meninggalkan Gereja namun masih percaya pada Tuhan akan
menemukan beberapa pemikiran baru di buku ini, yang dapat mendorong mereka
untuk mempelajari Islam dengan pikiran terbuka. Begitu mereka belajar lebih
banyak tentang Islam, dan memahami bahwa Islam adalah versi terbaru dari agama
yang sama yang diturunkan kepada Yesus, Musa, Abraham (dan semua Nabi Allah
lainnya) maka saya berharap mereka bisa memiliki pemahaman yang lebih baik
tentang cara orang Islam berhubungan dengan Tuhan yang Maha Esa. Jika seorang
mantan pemeluk Kristen membaca buku ini dan menjadi lebih tertarik pada Islam,
maka saya berharap bahwa ia akan menindaklanjuti dengan membaca lebih banyak
buku lain yang menjelaskan Islam secara rinci. Karena ajaran dasar Islam sudah
banyak tersedia dari sumber lain, maka saya sengaja tidak memasukkan informasi
mendasar tentang Islam dalam buku ini.
Satu hal yang ingin saya tekankan di
sini adalah bahwa buku ini tidak dimaksudkan untuk menghina umat Kristen atau
agama Kristen. Meskipun umat Kristen mungkin akan tidak suka dengan apa pun
yang saya katakan tentang agama mereka, saya sudah berusaha untuk memberikan
pendapat akademis dan bukan pendapat emosional. Sebagai seorang Muslim, saya
yakin tidak ada manfaat yang bisa diperoleh dari menghina agama orang lain, dan
Allah juga melarang kita untuk melakukan hal itu sebagaimana disebutkan di
dalam firman-Nya:
108. Dan janganlah kamu memaki
sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan
memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan
setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah
kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka
kerjakan.
(QS. Al-An’am 6:108)
Mohoni
dipahami bahwa bukanlah tujuan saya untuk menjelaskan segala sesuatunya
mengenai Kristen ataupun Islam di dalam buku ini. Selama bertahun-tahun membaca
dan melakukan penelitian, saya memikirkan cara membuat perbandingan yang jelas
antara kedua agama ini agar dapat dipahami oleh orang awam. Dan sebagai
hasilnya, pada halaman-halaman berikut, saya telah menyusun beberapa elemen
yang saya pikir dapat bermanfaat bagi mereka yang sedang mencoba memahami kedua
agama ini dengan cara yang logis. Karena niat saya adalah untuk fokus hanya
pada dua agama, dan menjelaskan mengapa orang Muslim tidak menerima agama
Kristen, maka ada topik-topik tertentu yang saya putuskan untuk tidak dibahas
sama sekali (agar buku ini tidak menjadi terlalu tebal). Sebagai contoh, tidak
ada bab yang menjelaskan keberadaan Tuhan, karena saya berasumsi bahwa seluruh
pembaca telah mengenal konsep dasar monoteisme, seperti Tuhan Yang Maha Kuasa,
Nabi-Nabi, Kitab-Kitab Suci, para malaikat, Surga, Neraka, Hari Akhir, dan
sebagainya.
1.5. Semua Manusia
Punya Potensi Berperilaku Baik ataupun Buruk
Setelah
menjadi Muslim selama bertahun-tahun, dengan jujur saya katakan bahwa ini
adalah pengalaman menarik yang memiliki berbagai sisi baik dan buruk. Saya
telah melihat orang-orang yang berperilaku dengan cara mulia, karena mereka
adalah Muslim. Tapi saya juga melihat Muslim lain yang tidak peduli jika
perilaku negatif mereka bertentangan dengan ajaran Islam. Saya telah melihat
Muslim yang baik, peduli, jujur, tulus, murah hati dan penuh kasih, dan juga
Muslim yang sebaliknya (orang yang berperilaku sangat buruk). Kita bisa
menemukan kondisi ini dalam setiap komunitas umat beragama karena setiap
manusia dapat memilih untuk berperilaku dengan cara apa pun yang mereka sukai,
terlepas dari apa ajaran agama mereka. Tapi dalam kasus Islam, tampaknya peran
media modern menjadikan sulit bagi semua orang untuk melihat sisi positif Islam
karena hanya kebencian, kematian, dan kehancuran disajikan kepada publik ketika
media membahas perilaku sebagian orang Muslim. Tentu saja, memang ada orang
Muslim yang melakukan tindakan kekerasan, tapi kekerasan tidak hanya dilakukan
oleh orang Muslim, dan kebaikan yang dilakukan orang Muslim yang baik biasanya
tidak menjadi berita karena berita tidaklah menjadi sensasional jika tidak ada
yang meninggal atau meledak! Jadi, tindakan negatif sebagian Muslim yang muncul
di berita tidaklah mewakili mayoritas Muslim yang menjalani kehidupan yang
damai dalam keseharian mereka, dengan pergi ke sekolah, bekerja, menikah,
membesarkan anak-anak, dan menyembah Tuhan dengan cara yang mereka yakini.
Akan tetapi, jika orang Muslim
menganggap dirinya sebagai “penjual” dan produk yang mereka “jual” adalah
Islam, maka akan tampak bahwa banyak orang lain tidak ingin “membeli” apa yang
“dijual” oleh Muslim tersebut. Dengan kata lain, orang Muslim sering kali gagal
“memasarkan” Islam agar agama ini dapat diterima dengan mudah oleh orang lain.
Kalau ada orang Barat yang ingin berdebat dengan saya tentang kebenaran Islam,
maka dia hanya perlu menuding berbagai masalah di Indonesia (seperti korupsi)
dan berkata, “Bukankah hal itu membuktikan bahwa agama anda tidak baik?” Tentu
saja yang dia komentari itu adalah perbuatan manusia, dan bukan ajaran Islam.
Tetapi untuk meyakinkannya tidaklah mudah karena pertanyaan berikutnya adalah:
"Jika perilaku itu memang dilarang dalam agama Anda, maka mengapa hal itu
begitu umum dilakukan?"
Jawabannya adalah bahwa apa pun yang
diperintahkan oleh Tuhan, tidak akan dipatuhi oleh kebanyakan manusia. Contoh
terbaik adalah Nabi Adam, yang hanya dilarang melakukan satu hal saja: makan
buah terlarang. Tapi coba tebak apa yang Adam lakukan? Ya, benar! Meski diberi
satu larangan saja, Adam, seorang Nabi Allah, toh melanggarnya! Kita tidak
berbeda dengan Adam. Tapi banyak orang di era modern ini cepat menghakimi Islam
berdasarkan perilaku sebagian pengikutnya, sehingga "Islam"
mendapatkan reputasi buruk, karena banyak Muslim yang berperilaku buruk.
Padahal banyak juga orang Kristen, Hindu, Budha, Yahudi, dan pengikut
agama-agama lain yang juga berperilaku buruk dan tidak mengikuti ajaran
agamanya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Pada dasarnya, setiap orang dengan
agama apa pun mungkin saja berperilaku dengan cara yang negatif. Tetapi media
modern tampaknya lebih senang menyoroti contoh-contoh negatif dari orang
Muslim, tanpa memperhatikan bahwa pengikut agama-agama lain mungkin berperilaku
sama buruknya atau bahkan lebih buruk.
Jadi menurut saya, sebagai orang Muslim
kita memiliki tanggung jawab untuk menjelaskan Islam dengan cara terbaik agar
dapat lebih mudah dipahami oleh orang yang ingin tahu tentang Islam. Cara
termudah bagi kita untuk melakukan tugas itu adalah dengan menunjukkan Islam
melalui perilaku kita. Jika kita dapat melakukan strategi ini, maka orang lain
mungkin akan mulai memandang Islam dengan cara yang lebih baik karena mereka
melihat kebenaran Islam melalui tindakan-tindakan kita. Setelah itu, kita perlu
menjelaskan dengan gamblang mengapa kita meyakini Islam, dan bagaimana Islam
memandang agama lain, khususnya agama Kristen sebagai agama monoteisme terdekat
dengan Islam. Agar dapat melakukan tugas itu, seorang Muslim harus memahami
masalah-masalah yang berkaitan dengan agama Kristen dari sudut pandang agama
Islam sehingga sanggup berbincang dengan cara yang konstruktif tentang kedua
agama itu. Jika kita berhasil dalam “memasarkan” agama Islam dengan cara ini,
maka mudah-mudahan jumlah musuh Islam akan berkurang dan jumlah penganut Islam
akan bertambah.
Dalam bab-bab berikut ini saya akan
berusaha menjelaskan sejelas-jelasnya tentang bagaimana agama Islam memandang
agama Kristen dan kemudian menjelaskan mengapa orang Muslim meyakini Islam
sebagai satu-satunya agama yang benar di sisi Tuhan. Saya harap Anda dapat ikut
merasakan perjalanan yang mencerahkan ini! Mari kita mulai.
Allahu Akbar,
ReplyDeleteteruskan tulisannya saudaraku,
Allah selalu menyertai kita semua.
Wassalam,
Salam....
ReplyDeleteKisah Anda sangat menarik. Lanjutkan Saudaraku.
Wassalam....
subhanallah.....
ReplyDeleteallah telah melimpahkan karunia-Nya yang begitu besar pada anda, semoga allah senantiasa memberika keberkahan dalam hidup anda...amiin
Such a wonderful life ! Whatta man...
ReplyDeletealhamdulillah..:)
ReplyDeleteGene, anda menulis bahwa telah sekian lama bekerja keras memahami "logika" islam. Tetapi masya Allah, anda juga mendapat karunia Allah memperoleh "jiwa" islam - sesuatu yang hilang dari kebanyakan ummat islam di Indonesia.
ReplyDeleteGene, kehadiran anda sebagai bagian dari muslim Indonesia saya tafsirkan sebagai isyarat Allah bahwa ada masa depan yang jauh lebih cerah bagi ummat islam khususnya dan bangsa Indonesia serta warga dunia. Islam akan memancarkan cahaya yang membebaskan manusia dari belenggu kegelapan dirinya sendiri.
wassalam,
- hp -
assalamualaikum,
ReplyDeletesaya suka membaca tulisan anda. jika anda membutuhkan editor bahasa untuk menerbitkan buku ini, saya tertarik.
wassalamualaikum
dania
Assalamu'alaikum wr.wb.
ReplyDeleteSaudaraku Gene, kemaren sore (21/3/07) aku mendengarkan suara Anda langsung dari radio Delta FM jakarta, sejujurnya....saya merasa terharu ketika Anda mengatakan "...saya kan Orang Indonesia..." "..saya sdh 11 tahun tinggal di Indonesia...dan saya mualaf..."
Sepanjang acara itu, saya senantiasa mengucap syukur dan merasakan menemukan oase pemikiran jernih dari seorang Gene Netto dalam pandangan tentang pendidikan dan Islam dengan bahasa Indonesia yang sangat baik, lugas, dan mudah dimengerti.
Hari ini, saya penasaran dengan Gene, karena kemaren sore, selepas sholat Maghrib, Anda sampaikan bahwa ada buku yang tengah digarap, sebagian sudah ada di blog, maka saya buka blog Anda hari ini, dan...Subhanallah ! dengan bahasa original gaya Gene, Anda mampu menyadarkan saya akan pentingnya mendalami Agama Islam, pentingnya menjadi Muslim yang Kaffah, dan pentingnya menghidupkan ukuwah islamiyah.
Teruskan saudaraku untuk pencarian kebenaran dan dakwah lewat tulisan yang sangat baik ini, semoga Allah melancarkan usaha dan niat yang baik ini, dan semoga kita bisa menikmati "rencana" Allah yang indah untuk kehidupan ummat.
wassalam...
subhanallah...
ReplyDeletesaya mendengar obrolan dengan mbak ida rabu sore kemarin, luar biasa! saya, mungkin kita semua yang mendengar akan malu, gene 1000% orang indonesia ya? lebih indonesia daripada orang indonesia, salut untukmu.
wassalam,
-prb-
Assalamu'alaikum
ReplyDeleteSubhanallah, brother Gene...sungguh kisah yang sangat menarik, terkadang sembari membaca tulisan saudaraku ini, hati ini malu , walaupun terlahir dalam keadaan Islam namun masih kalah semangat mempelajari Islam dibandingkan brother...Subhanallah. Semoga Allah selalu memberikan kemudahan dan keberkahan. Amiin
Assalamu Alaikum Wr. Wb.
ReplyDeleteHello brother Gene, mata saya berkaca-kaca saat membacanya....
Perjalanan masih panjang, banyak yang harus diceritakan dan dishare ke seleruh umat di dunia... Saya mengucap syukur Alhamdulillah, masih ada orang seperti bro Gene.
Saya ga sabar, kapan bukunya akan terbit.
Wassalamu 'Alaikum Wr. Wb.
dear gene,
ReplyDeletegood writing!! hebat!! keep on going!!
sebagai umat islam sy merasa bersyukur!! hidup ini indah karena kita bersyukur!!
harap banyak orang2 seperti kamu yg bisa memberikan penjelasan tentang islam dengan ringan dan menyejukan!!
amin..
Can't wait to read the whole book... let me know when it's published...
ReplyDeletesalam,
fitri
Ass.wr.wb Pak Gene
ReplyDeleteAllahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Alhamdulillah, Saya sangat bersyukur bisa mengenal anda lewat tulisan ini, ingin rasanya bisa belajar seperti anda dalam memahami Islam dalam keadaan Iman kepada Allah SWT.
Banyak yang dapat saya pelajari di sini terutama yang tidak dapatkan di luar sana. Salut saudaraku.
Wass.wr.wb
dei
Assalamu'alaikum, Gene...
ReplyDeleteTulisannya sangat inspiratif. Menyadarkan kembali, betapa selama ini saya (juga muslim lain yang sejak lahir telah muslim) telah menyia-nyiakan berkah Allah tsb.
Kapan bukunya terbit?
salam,
Dian
assalamualaikum wr wb
ReplyDeleteSubhanAllah..
saya dapet e-mail dr kk ipar saya soal tulisan anda , dan saya search nama anda di web browser dan ketemu blog ini.
Di saat yang sama saya sedang membaca buku "Ayat-ayat Cinta" Habiburrahman El Shirazy.
SubhanAllah..
Begitu besar cinta Allah kepada hambanya yang sabar dan tulus beriman.
Hidayah yang anda terima , semoga menjadi pembuka bagi semua yang mencari hidayahNya.
Semoga Anda selalu dalam Kasih Sayang Allah
saya dan kel. mendoakan anda bahagia dunia akhirat.. amin
Assalaamu 'alaikum,
ReplyDeleteAkhi Gene, begitulah rencana Allah SWT bahkan dengan belajar bahasa Indonesia-pun, bisa menjadi sarana tuk mempertemukan Antum dengan Islam.
Bila kita serius beramal, maka insya Allah pada akhirnya Allah SWT akan menunjukkan kepada kita JalanNya, suatu waktu kita akan ditunjukkan apa hikmah dibalik semua kejadian. Orang-orang kafir selalu menjadikan kondisi 'muslim' di indonesia sebagai excuses mengapa mereka benci dengan Islam. Tapi apakah mereka buta dengan kenyataan bahwa kaum muslimin terdahulu sempat berkuasa di atas bumi selama hampir 1400 tahun dengan peradaban gemilang? Apakah mereka buta dengan bagaimana sampai sekarang Arab muslim tetap menguasai sebagian besar kekayaan dunia? Teruskan perjuanganmu semoga Allah memberikan kemudahan jalan!
Assalaamu'alaikum Gene,
ReplyDeleteSudah lama saya mendengar tentang Anda, tapi baru lewat blog ini saya mengenal Anda.
Saya salut karena tidak banyak westerner menjadi Mualaf di usia muda dan menjadi begitu kaffah..
Saya menunggu bukunya diterbitkan.
yah, alhamdulillah, semestinya kita kita yang sudah islam dari sononya memang kudu banyak2 bersyukur ga usah repot repot sampai menyebrangi benua atw repot repot belajar bahasa indonesia. Alhamdulillah Kita sudah di lingkungan islam yang cukup damai dan aman, yah compang camping umat muslim indo anggap process menuju ummat terbaik yang belum sempuran. Yah PR lah buat kita2 semua untuk saling memperindah apa yang kurang indah di umat islam indo, jangan sampai Islam di caci maki oleh orang islam sendiri. W.O.W T.O.P B.G.T GENE !!!
ReplyDeletelizaz
Alhamdulillah...
ReplyDeleteYuk terus belajar...
Saudara ku GENE yang saya banggakan...
ReplyDeleteAku iri padamu, saudara baru masuk islam, tapi benar-benar memahami... subhanallah.
Meski banyak yg ingin memadamkan `cahaya` islam, namun `Cahaya` itu takkan pernah dan tak akan pernah padam, karna ia adalah sumber `cahaya`
restu
Alhamdulillaah...
ReplyDeleteDari dulu aku suka banget mendengar & membaca cerita dari muallaf, apalagi bule. Dalam banget kesannya, beda sama kita2 yang terlahir sebagai muslim. Semoga Pak Gene bisa berdakwah di kalangan bule agar persepsi mereka tentang Islam tidak negatif lagi. Amiin.
Subhanallah...
ReplyDeletesemoga anda dimudahkan dalam segala urusan,dan diperkaya dengan nikmat Allah SWT,
dan jangan lupa, untuk mengenalkan citra Islam,yang sesungguhnya,yang penuh kasih dan santun kepada saudara-saudara anda di negara barat.
Alhamdulillah hampir selesai juga buku Gene ini, saya terharu membaca kisah anda, indah sekali perjalanan anda. Insyaallah saya akan membeli buku anda. Inspirational, kalau bisa disebut penyejuk hati di rantau orang.
ReplyDeletedari seorang pembaca di Canada Utara.
Subhanallah, wa Huwa 'ala qulli syain qadir.
ReplyDeleteAllah maha berkehendak atas segala sesuatu, engkau menemukan Cahaya ke-Islaman karena kekuasaan-Nya.
Saya betul-betul kagum setelah membaca kisah anda ketika anda ngambek kepada Tuhan (Allah) hanya karena anda tidak bisa menjumpai-Nya saat itu. Anda juga meragukan hak atas pastor untuk mengampuni dosa jemaat dengan logika (penalaran) yang rasional. Anda juga menyatakan kebingungan tentang konsep trinitas yang bingung lagi membingungkan. Lalu kesungguhan anda dalam mempelajari Islam (meskipun pada awalnya anda ingin mencari kelemahan Islam tapi hasilnya nihil). Anda menemukan Islam dengan logika dan penyelaman rohani yang mendalam. Sungguh luar biasa untuk seorang "bule" menjadi seperti itu. Lalu yang juga saya kagumi, ada mampu untuk istiqomah dalam menjaga ke-Islaman anda.
Semoga Allah melimpahkan keselamatan dan keberkahan kepada anda.
posted by
Duratul Arifin Citra Chairana Noutarissa Soekri Putra Munaf (nickname=Dito, age=17 years, live in= Jakarta)
Nama Dito panjang banget! Nggak cape tangannya kalau isi formulir? Hehehe.
ReplyDeleteKalau Dito adalah anak muda yang tidak meragukan agamanya, taat pada ajaran Islam dan contoh Nabi SAW, maka justru saya yang kagum dengan Dito!
Assalamualaikum ..wr wb ...
ReplyDeleteSubhanAllah ....
Saya samapi teharu niiih membacanya ....
Terus berjuang semoga saudara dalam lindungan dan rahmatNya ...Amiiin ...
Aku sebagai org islam merasa salutt dgn perjuangan saudara tuk mengenal islam .....
Wassalam ....
Hi Gene, cerita anda menarik. Apa pun yang akhirnya menuntun anda ke Islam semoga itu merupakan pertanda dari Allah yang anda imani. I am a catholic and i really sure if all her teachings are logic. Soal beberapa pertanyaan anda dan harapan anda tentang Tuhan yang disampaikan pada bagian awal sharing anda semuanya dapat dipahami sebagai upaya seorang anak mencari kebenaran dn bukti. Sayang anda tidak menemukannya. Sedangkan saya, dari pengalaman hidup saya, saya menemkannya. Saya bahkan bisa menjamin He answers my prayer.
ReplyDeleteKita bisa sharing lebih jauh tentang ini. Tetapi saya pastikan untuk tidak mau mengganggu atau mempengaruhi anda berkaitan dengan apa yang anda imani. Saya selalu menghormati orang-orang yang menjalankan dan menghayati imannya dengan sungguh-sungguh. Bila anda Gene, bisa menjadi pribadi yang utuh dalam islam, hayati iman anda dan jadilah seorang muslim yang benar.
" Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar... " Terima Kasih Ya Allah, terima kasih om Gene.
ReplyDeleteslm,
Raf
Subhanallah.....membaca tulisan Pak Gene tak terasa air mata saya menetes..., menyadari bhw saya yang sudah Islam lebih lama ini sangat kurang sekali mendalami Islam. Ya Allah bimbinglah kami...., dan sedikit pesan utk Pak Gene tetaplah istiqomah dan rendah hati......Semoga kita dapat bertemu di surga-NYA di hari akhir nanti....
ReplyDeleteGene, have u ever think that perhaps, in some mind-blowing coinscidence, that God actually answering your childhood question of "where are You?", insyaAllah? Perhaps He din't go easy on you and let you serch Him instead of the otherwise... Wallahu'alam
ReplyDeleteIts a wonderful story of yours. I keep wondering what did u feel mentally and spiritually during the process of sacrificing, learning, and finally accepting a belief (i.e. Islam)
Begitulah kebesaran Allah SWT,Allah memberikan hidayah kpd siapa saja yang Dia kehendaki begitu pula sebaliknya.Tapi proses datangnya hidayah juga harus dicari melalui 'berfikir' dan perenungan yang dalam,hidayah bukanlah sesuatu ilham yang datang tiba2,membaca kisah anda bukankah begitu Pak Gene,tetap istiqomah!
ReplyDeleteSubhaanallah.. Maha besar Engkau ya Rabbiii yang memberikan hidayah kepada siapa yang Engkau kehendaki dan beruntunglah mereka yang mau berfikir... dan Kau adalah salah satu dari mereka pak Gene... Bersyukurlah dan istiqamahlah. Semoga Allah mudahkan segala urusanmu. ameen.
ReplyDeletegene, heard from one of my collegue here in cognis, that you are one hell of the 'debator'that my collegue also admit that he will stand no chance at all, i would like to meet you sometime and to have a cup cofee (or two) discussing islam that i know (for now) and also to have your knowledge to enrich my knowledge, and definitly to accomplish silahturahmi ..
ReplyDeleteSend me an email, rather than an anonymous comment.
ReplyDeleteAssalamu alaikum Mr. Gene
ReplyDeleteMaha Suci Allah Yang Telah memberimu Taufiq & Hidayah Nya, semoga kamu selalu merasa bersyukur,bahagia & sejahtera,dalam menjalani kehidupan di dalam Islam
Wassalamu alaikum,
Big Family H. Abd. Rozak ( Pancoran Jak-Sel )
alhamdulillah
ReplyDeleteass..
ReplyDeletesemoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa anda yang telah lalu...
Amin.......
Assalamualaikum السلام عليكم ..membaca kisah saudara..aku sangat terharu...jazaka allohu hoeron kastiro.....
ReplyDeleteAssalamu'alaikum.Warahmatullahi.Wabarakatuh.
ReplyDeleteSubhanallah....Alhamdulillah.
Semoga Allah menetapkan Islam dalam hati Bro Gene. Amin.
Membaca kisah bro, mengingatkan saya pada seorang teman yang bernama Oktavianus. Kami pernah berdiskusi mengenai agama kami masing-masing. Setelah itu kami berpisah, tidak pernah ada kontak selama hampir 10 tahun. Tiba-tiba dia menelpon saya, dan memberitahukan bahwa dia sudah menjadi muslim. Yang saya kaget,dia juga bercerita betapa dahulu sebenarnya dia begitu membenci Islam, membenci suara bedug ketika malam takbiran di bulan Ramadhan,dan sangat membenci suara adzan yang selalu mengganggu tidurnya.
Dia juga dengan bangga dan bahagianya, setelah menjadi muslim malah senang sekali menjadi muadzin yang mengumandangkan adzan sholat subuh.
Sungguh sangat bertolak belakang dengan kebenciannya dahulu, saya hampir tidak percaya mendengarnya. Semoga Allah juga menetapkan iman Islam di hati teman saya tsb. Amin. Dan semoga keluarga besarnya dapat menerima dia kembali dengan tulus.
Wassalam.
SUBHAANALLOH WALHAMDULILLAH ALLOHU AKBAR, SEMOGA ALLOH SELALU MELINDUNGIMU AMIIIN.
ReplyDeletealhamdulilah, bertambah lagi saudara ku.
ReplyDeletewelcome brother, ada kesulitan dan pertanyaan tidak usah segan2x bertanya.
kapan2x bikin acara buka puasa bersama.
wassalam
zul amri
Alhamdulillah, lewat komentar antum di blog saya, saya jadi pengen mengenal Pak Gene. Mampirlah saya di blog ini. Insya Allah ini adalah taaruf yang lengkap, setelah membaca tulisan ini.
ReplyDeleteSemoga hidayah Allah selalu terpelihara untuk kita semua.
assalamu'alaikum wr.wb
ReplyDeletesubhanallah...hebat...cuma kata itu yang bisa terlontar dari saya...
semoga bapak selalu di limpahi hidayah Allah, SWT...aamiinn...
wassalamu'alaikum wr.wb
assalamu'alaikum wr.wb
ReplyDeletesaya tidak bisa berkomentar karena ketakjuban saya atas peristiwa yang Pak Gene alami.
Allah, SWT Maha Segalanya...
selamat berjuang di jalan ALLAH, SWT...
wassalamu'alaikum wr.wb
Dear Pa Gene,
ReplyDeleteTakjub, Salut membaca riwayat anda, Alhamdulillahirraabbil'alamin, terima kasih ya Allah, Anda begitu istiqomah, saya punya masalah dengan seseorang untuk urusan akidah, mohon sarannya, bagaimana kita bisa bercoresspondence lewat email ? email saya lilis_suyanti@polysindo.co.id
iie
Mbak Lilis Suyanti, kalau mau curhat dan ngobrol2 serta silaturahmi dgn mas Gene, maka sering2 aja berkunjung ke Blog ini, kita berinteraksi, bersilaturahmi, belajar, bertanya dan menjawab setiap isu yg dikemukakan semua temen di blog ini. Wassalamualaikum
ReplyDeleteTemen di bloger
Arif / ardobinardi.blogspot.com
Mr. Gene..
ReplyDeletebukunya belum terbit, fansnya udah antri he..hehe..,
saya udah pernah baca tulisan ini tentang Mr. Gene dari mualaf.com,terus ramadhan kemarin beli koran sindo, ada foto gede Mr. Gene netto(ga mau masuk TV, masuk koran tuh:) sampai akhirnya bisa mampir ke blognya Mr. Gene..., inspiratif
Terus berkarya Mr. Gene:)
Postet By: Inot a.ka. Rahma
Assalamuaikum wr.wb
ReplyDeleteAkhi Gene.. Maha Besar Allah yang telah menyetuh kalbumu dengan Nikmat Islam dan Iman kepada-Nya.Tulisan mu membuat saya semakin sadar untuk selalu dekat dengan Allah SWT.Karena nikmat islam sudah saya rasakan sejak lahir,sementara akhi harus mencarinya walau akhirnya menemukannya.Teruskan perjuanganmu akhi gene,percayalah pilihan akhi sudah tepat....SUBHANALLAH...salut buat akhi.terimakasih tulisan anda sudah membuat mata ini menaggis..menanggis karena rasa syukur yang telah Allah beri akan nikmat Iman ini.
Wassalam
Mas Gene Netto,...
ReplyDeleteMembaca tulisan panjenengan saya menjadi tertarik untuk membuat penelitian. Khususnya tentang muallaf. Semoga Allah senantiasa memberkati kita, amiin. Achmad Maimun alamat saya (http:\\achmadmaimun.blogspot.com) (email: pakeakmal03@yahoo.co.id), ato di face book saya, Achmad Maimun.
Terima kasih Bapak Gene Netto, karena sudah memuat artikel2 yang penuh dengan "KEBENCIAN" terhadap kami, umat manusia yang "kebetulan" berbeda agama dengan Bapak.
ReplyDeleteSemoga Allah selalu memberi berkah dan rahmat kepada Bapak.
Anda secara langsung atau tidak langsung telah membuat orang2 yang tidak tahu apa2, telah mengalami kekerasan fisik.
Indonesia berbeda dengan Australia atau Selandia Baru, dimana orang2 lebih maju dan menghargai perbedaan.
Di Indonesia, seseorang minoritas dapat begitu mudahnya dibunuh atau dibakar atau dibom rumah/tempat ibadahnya.
Atau setidaknya mengalami diskriminasi masif di sekolah, tempat kerja, dan lingkungannya.
Bapak Gene telah menjadi salah seorang provokator dan propagandis, yang membuat sebagian dari kami mengalami kekerasan fisik dan psikis.
Sekali lagi terima kasih, semoga Allah selalu memberkati Anda, melimpahkan rejeki dan kesehatan.
Komentar dari Jonathan:
ReplyDelete>>>Terima kasih Bapak Gene Netto, karena sudah memuat artikel2 yang penuh dengan "KEBENCIAN" terhadap kami, umat manusia yang "kebetulan" berbeda agama dengan Bapak.
Hai Jonathan, Terima kasih atas waktunya berkomentar di sini. Tetapi saya kira perlu dikoreksi. Komentar anda tidak ada hubungan dengan bab 1 dari buku saya. Di seluruh buku saya Mencari Tuhan, Menemukan Allah, tidak ada satupun kalimat atau kata yang menyuruh orang Islam membenci orang Kristen. Jadi tidak ada unsur “kebencian” di dalam semua tulisan saya, baik dalam buku, maupun di blog. Buat apa saya mau menyuruh orang Muslim membenci orang Kristen yang baik hati? Tidak masuk akal kalau saya mau begitu.
>>>Semoga Allah selalu memberi berkah dan rahmat kepada Bapak.
Terima kasih. Amin.
>>>Anda secara langsung atau tidak langsung telah membuat orang2 yang tidak tahu apa2, telah mengalami kekerasan fisik.
Kenapa begitu? Tidak ada anjuran dari saya untuk membenci orang Kristen dan juga tidak ada anjuran untuk melakukan kekerasan fisik terhadap mereka.
>>>>Indonesia berbeda dengan Australia atau Selandia Baru, dimana orang2 lebih maju dan menghargai perbedaan.
Hmmm, benar dan salah. Masih ada banyak sekali orang rasis di negara barat, termasuk Australia dan Selandia Baru, hanya saja hal seperti itu jarang masuk berita di sini, kecuali ada perkelahian di jalan, seperti yang pernah terjadi di Sydney 2-3 tahun yang lalu antara orang Muslim dan orang berkulit putih. Indonesia juga tidak identik dengan kebencian terhadap orang dari lain agama. Ada teman saya dari Ambon, dan dia sering bercerita tentang kerukunan yang ada antara Muslim dan Kristen selama masa kecil dia di sana, dan orang tuanya mengatakan yang sama tentang masa kecil mereka puluhan tahun yang lalu. Jadi, katanya, yang terjadi peperangan antara Muslim dan Kristen di Ambon beberapa tahun yang lalu adalah rekayasa dari orang luar, dan ada juga unsur politik pada saat itu. Katanya, orang Muslim dan Kristen di Ambon yang asli tidak membenci yang lain agama, dan sebelum ada intervensi tersebut mereka hidup dengan sangat rukun.
>>>>Di Indonesia, seseorang minoritas dapat begitu mudahnya dibunuh atau dibakar atau dibom rumah/tempat ibadahnya.
Hmmm, nggak juga kayanya. Di sini ada minoritas seperti orang Kristen. Berapa banyak dari mereka yang dibunuh? Anda kenal secara pribadi berapa orang yang dibunuh (bukan cerita dari orang lain)? Ada berapa yang tempat ibadahnya dibakar atau dibom? Hal seperti itu jarang sekali terjadi. Anda lebih mungkin wafat karena ditabrak metro mini daripada mati dibunuh oleh orang dari lain agama. Kemarin ada orang yang membakar masjid Ahmadiyah di Cikini. Itu salah dalam hukum negara dan juga dalam Islam. Tidak ada aturan dalam Islam untuk membakar masjid pada saat ada orang shalat di dalamnya, sekalipun mereka anggota sekte yang menyimpang dari ajaran Islam yang benar. Benar atau salahnya Ahmadiyah, tidak memberi izin kepada siapa pun untuk membakar tempat ibadah mereka saat mereka berada di dalamnya. Jadi tindakan itu tidak ada hubungan dengan Islam. Itu sebuah tindakan kriminal yang dilakukan oleh satu orang. Tidak ada hubungan dengan 200 juta orang Muslim lain di sini yang tidak suka bakar tempat ibadah dari orang lain. Jangan samakan 200juta orang baik dengan satu orang yang melanggar hukum.
Kenyataan bahwa sewaktu-waktu ada orang yang mengalami masalah SARA tidak berarti semua orang perlu takut akan kena masalah yang sama.
Lebih mungkin anda ditusuk preman saat anda belanja daripada dibunuh oleh orang Muslim. Jadi, kalau mau takut, takut pada Metro Mini dan preman saja. Islam tidak demikian.
Dan kalau mengerti agama dengan baik, apakah ada hal yang bisa terjadi tanpa izin dari Tuhan? Kalau anda katakan tidak ada, berarti kebakaran suatu tempat ibadah atau pembunuhan terhadap satu orang adalah hal yang sudah diketahui oleh Tuhan sebelum kita semua lahir, dan tetap bisa terjadi, tanpa intervensi dari Tuhan. Jadi buat apa mau takut?
(Balas Komentar Jonathan bagian 2)
ReplyDelete>>>>Atau setidaknya mengalami diskriminasi masif di sekolah, tempat kerja, dan lingkungannya.
Mungkin saja, dan di lain negara juga demikian, hanya saja anda belum tahu karena tidak mendapatkan pendidikan yang baik di Indoneisa. Kalau selama di sekolah, anda diajarkan secara baik tentang manca negara dan masalah2 yang dihadapi di sana, anda pasti sudah tahu sejarah diskriminasi yang terjadai di negara barat, bahkan sampai sekarang. Hal itu tidak hanya terjadi di Indonesia saja, dan menjadi tugas bagi kita semua yang baik hati untuk berusaha mengatasinya. Tetapi itu sulit, karena selalu ada, sepanjang sejarah manusia, di semua negara.
Ada orang Muslim di beberapa negara yang tidak dapat izin untuk mendirikan masjid. Ada juga orang Muslim yang kesulitan mendapatkan pekerjaan karena bos2 tidak mau terima karyawan Muslim. Ada orang Muslim yang dibenci karena sudah dicap dari dulu sebagai pemalas dan tidak ada yang mau bantu mereka untuk maju secara ekonomi dan sosial. Dan sebagainya. Anda selalu sijual “mimpi” tentang kenikmatan dunia barat yang bebas dari segala bentuk diskriminasi. Tetapi itu sangat tidak benar, hanya saja anda belum tahu karena tidak punya pengalaman.
>>>>>Bapak Gene telah menjadi salah seorang provokator dan propagandis, yang membuat sebagian dari kami mengalami kekerasan fisik dan psikis.
Kalau mau berpendapat begitu silahkan. Sayangnya anda tidak hadir di masjid di Bekasi 2 minggu yang lalu. Saya berceramah selama 2 jam tentang kepeminpinan dalam Islam, dan salah satu hal yang saya bahas adalah kewajiban bagi ummat Islam untuk menjaga dan berbuat baik kepada non-Muslim supaya mereka merasa aman dan tenang hidup di sebelah kita. Saya menyuruh semua orang untuk berbuat baik sama orang Kristen dan tidak mengganggu mereka karena kita tidak bisa mengajak mereka ke Islam bila mereka membenci Islam disebabkan perbuatan kita sendiri. Saya menyuruh semua orang untuk menjadi contoh yang baik sehingga kita tidak perlu mencari orang kristen untuk berdakwah, karena mereka akan datang kepada kita dan bertanya kenapa ummat Islam begitu baik kepada mereka.
Kalau anda mau mengatakan bahwa seorang provokator dan propagandis bisa bicara begitu di depan ratusan saksi yang Muslim, silahkan. Saya kira anda keliru dan belum kenal saya sama sekali.
>>>>>Sekali lagi terima kasih, semoga Allah selalu memberkati Anda, melimpahkan rejeki dan kesehatan.
Terima kasih. Amin.
Salam,
Gene
Go for it Pak Gene! Moga Allah SWT selalu memberi hidayah dan taufiqnya bagi anda. Fii amaaniLlah ...
ReplyDeleteAssalamu’alaikum.
ReplyDeleteUntuk kesekian kalinya baca bab I ini lagi heheh. Dan sekarang, aku mau left comment disini.
Alhamdulillah. Segala puji hanyalah milik Allah SWT.
Gene yang baik, terimakasih sekali sudah mau meluangkan waktu anda yang begitu berharga untuk bertemu saya. Sungguh saya bersyukur sekali dan rasanya beruntung akhirnya bisa bertemu dengan muslim seperti Gene, salah seorang hamba Allah yang baik, penolong, begitu peduli dengan sesama. Dan ternyata pintar sekali. Masya Allah. Hebat.
Sayangnya kalo berbicara terlalu cepat banget, belum sempa dicerna sudah lanjut lagi heheh.
Sukses selalu untuk bukunya ini. Bener2 satu buku yang ditulis dengan keseriusan dan niat yang baik. Buku yang bagus, cerdas, dan menurut saya berani sekali. Dan berbagai risikonya pun sudah siap Gene hadapi. Insya Allah, semoga selalu sehat ya Gene.
Saya tidak akan pernah lagi mau menanyakan kapan buku ini akan selesai penulisannya karena ada berbagai alasan mulia yang jadi penyebabnya dan berkisar pada hal2 yang sifatnya untuk membantu orang lain, which is hal itu berarti membantu bangsa saya.
Mudah2an ya Allah ada banyak kesempatan lagi untuk saya bertemu dengan Gene Netto. Amin. Jadi saya bisa belajar banyak dari hambaMu yang baik dan pintar ini.
Anyway, thank you banget ya Gene sudah mau meluangkan waktu ditengah2 kesibukanya.
Wassalamu’alaikum.
* dari teman yang bertemu di tgl 17 juni kemarin... maafkan karena memilih menjadi anonymous heheh. mudah2an belum lupa. duh kalo sudah lupa, sedih banget. hiks.
Assalamualaikum, hehehe, tuh ada yang kontroversi kan ^_^ biasa bro, orang yang sangat minim mengerti dan sangat sempit pemikiran memang begitu, InsyaAllah nih buku cepet jadi ya, dan memang sudah ditunggu tunggu oleh banyak orang, keep writing ^_^
ReplyDeleteAss.wr.wb..
ReplyDeleteMr. Gene....bagus dan bermakna sekali cerita..anda untuk pencerahan bahwa agama islam lah ...merupakan agama yang di ridhoi Allah swt...
Mudah-2an dengan kejadian-kejadian yang kurang baik akhir-2 ini ...tetap menguatkan Iman dan Islam kita ...amin ya robbal alamain..
Bagus sekali .... sebagai orang Islam sejati, yang namanya belajar (ngaji) tanpa mengenal batasan umur, terus dan selalu terus menerus sampai nyawa ditenggorokan
ReplyDeleteIslam agama yang paling sempurna,
ReplyDeleteagama yang diridhoi Allah SWT
subhanallah.... googling sekolah alam malah nyasar ke blog ini... inspiring ... ijin ngelink ke blog ini
ReplyDeletesaya akhirnya bisa berkunjung ke blog saudara yang banyal manfaatnya , hidayah allah membuat setiap manusia bisa menggapai keselamatan dunia akhirat.
ReplyDeleteAssalamu'alaikum..
ReplyDeletehow inspiring story.
membaca cerita sahabat Gene membuat hati saya bergetar. mari kita berjuang bersama untuk menegakkan Agama Allah yang penuh keridhoan-Nya.
Wassalamu'alaikum.
Hhhmmm setuju, inspiring dan membuat penasaran deh kapan secara keseluruhan semua bab akan bisa dibaca secara lengkap :)
ReplyDeletePemilik blog ini sibuk sekali dengan berbagai tugas dan juga memikirkan post2 yang baru untuk blog-nya.
Dan sebagai salah satu tamu & pembaca blog ini, saya do'akan Insya Allah semoga ngga lama lagi akan muncul post yang udah lama saya tunggu2 secara sudah hampir jelang 4 tahun setelah post Bab I diatas.
Adapun post yang dinantikan tersebut adalah post yang judulnya :
”Telah Terbit buku Mencari Tuhan, Menemukan ALLAH !!!”
...segera dapatkan di toko-toko buku terdekat di kota anda...
Hehehe .....come on, Mas Gene ! Ayo semangat terus :p
Insya Allah buku ini akan menjadi karya master piece bagi anda ibarat seorang Leonardo da Vinci yang melukis Mona Lisa.... :)
Wassalam.
very inspiring and good info, good work my friends
ReplyDeleteYou inspired me a lot..Thanks
ReplyDeleteSample letters
Saya hanya akan sedikit mengomentari pendapat dari Jonathan. Tanpa bermaksud SARA, saya adalah non-Muslim dan saya selalu mendapatkan pendidikan di lembaga pendidikan Katolik.
ReplyDeleteSaya hendak sedikit meluruskan saja bahwa pada kenyataan yang hampir terjadi di seluruh wilayah, Minoritas akan selalu merasa diperlakukan diskriminasi oleh Mayoritas.
Kebetulan di negara kita ini yang menjadi mayoritas adalah umat Muslim, sehingga banyak non-Muslim yang merasa mendapatkan perlakuan diskriminasi. Pada saat saya SMA, saya dijelaskan oleh seorang Pastor bahwa di beberapa negara dimana non-Muslim menjadi mayoritas, Muslim juga merasa mendapatkan perlakuan diskriminasi.
Menurut pendapat saya, itu sudah menjadi hukum alam bahwa yang minoritas akan selalu merasa diperlakukan diskriminasi oleh yang mayoritas.
Saya pribadi sendiri, sampai saat ini tidak pernah merasa diperlakukan diskriminasi. Antara saya yang non-Muslim dan teman-teman saya yang Muslim selalu saling menghargai akan keyakinan masing-masing. Kami tidak pernah meributkan akan hal tersebut.
Semoga sedikit pengetahuan dan pengalaman saya dapat dipertimbangkan oleh Jonathan dan teman-teman.
Terima kasih.
Jerry
saya adalah seorang katolik
ReplyDeletesering kali jika kita berada di antara agama minoritas, kita akan merasa goyah dengan agama kita.
tapi bila kita percaya, Tuhan akan menguatkan kita.
Aku juga pernah mendapat pengalaman yang sama, tapi cobalah untuk bermenung dan minta petunjuk dari Tuhan
Tuhan Yesus akan senantiasa mendapingi kita
Kristanto
hi gene...nice to see u again..
ReplyDeletesy dulu prnh les di tempat kamu mengajar bahasa inggris..
finally, i can found u..
really glad 2 see u'r history yah
Blog Anda is awesome, pekerjaan yang besar. Saya sangat menikmati membacanya.
ReplyDeleteLetters
BAGAIMANA PERASAAN ANDA SEKARANG TENTANG ISLAM APAKAH SAMA DENGAN SAAT ANDA MENGENAL DAN MULAI JATUH HATI PD ISLAM??
ReplyDeleteAPAKAH SAMA HIDUP ANDA SEKARANG SETELAH MJD MUALLAF DG DULU.APAKAH RUANG LINGKUP ANDA BEKERJA DAN BERAKTIVITAS MENJADI LBH SEMPIT ATAU JUSTRU LBH LUAS DAN FLEKSIBEL....SUBHANALLAH CERITA INI BUAT AKU TERHARU....
Good Blog! I have to wait little bit to translate it into english but after translation I found out that you are talking about God. Its amazing how deep your thinking is. I'm pretty much impressed. Thanks.
ReplyDelete@MS Templates,
ReplyDeleteYou don’t have to wait for a translation. The first two chapters are on my blog in English and Indonesian language. The links are on the right, in the section “My Book”.
My Book: Searching For God and Finding Allah (unpublished)
Chapter 1: About Me
http://genenetto.blogspot.com/2007/07/about-me.html
Chapter 2: Wanting To See God
http://genenetto.blogspot.com/2007/07/wanting-to-see-god.html
Pak Gene...salut dengan anda.....Pak Kristanto dan Pak Jerry saya bangga dengan anda. Islam sangat mencintai perdamaian dan sangat tidak suka permusuhan dan perpecahan. Kalau ada sebagian umat Islam melakukan diskriminasi kepada umat Kristiani, yang salah itu bukan Islamnya tapi orangnya.
ReplyDeleteSubhanalloh ! betapa indah perjalanan anda menemukan Islam, saudaraku !
ReplyDeleteSemoga kita akan selalu 'menemukan' 'milyaran mutiara2 islam lainnya' dengan bimbingan dan kekuatan dari Nya......Amiiin
Assalamualaikum,Bung Gene.Saya rasa sayang sekali kalau orang spt Anda banyak yg tidak tahu.Kami di Jawa Timur(bukan di Surabaya)tdk bs menangkap Delta FM atau acara interaktif lainnya utk mendengarkan ceramah Anda dan pasti jg saudara2 yg jauh di pedesaan.Syukur kl yg ada internet spt saya,kl yg tidak?saya ingin lebih banyak orang2 disekitar saya jg mengenal sosok luar biasa spt Anda dan mencontoh yg Anda lakukan bukan terbatas di blog saja. Ada solusi Bung Gene?
ReplyDeleteWa alaikum salam. Saya tidak ada undangan untuk masuk tivi atau radio. Jadi saya tidak punya solusi. Tidak masalah kalau banyak orang tidak mengenal saya. Masih ada banyak orang yang lebih baik dari saya.
ReplyDeleteAssalamualaikum wr wb
ReplyDeletetulisn mas gene sunguh inspiratif. pmikiran mas gene mgenai Islam membuat sy tercengang, trkejut n tertawa kr dilihat dr sudut pmikirn non muslim. hal tsb khususny ktika dibahas mengenai shalt 3 jta muslim. dg doa, bahasa, arah, gerak n Tuhan yg sama, 3 jta muslim shalt d makah. hal sederhana spt ini tdk prnah terpikirkn, membuat sy smkin ykin akn kedahsyatn Islam.
kita jg perlu mnyampaikn akan kedahsyatn Islam kpd teman2 muslim bhw Islam sejalan dg ilmu pengetahuan, kesehatan n utk kebaikn mnusia itu sndri. hal sederhana adl, bhw dalm ajarn Islam kita dsarankn ketika minum dalam keadaan duduk. org muslim pd umumny hanya melihat kr etika semata. faktanya adl Air putih yang kita minum saat duduk akan disaring oleh sfringer. Sfringer adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup. Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada pos-pos penyaringan yang berada di ginjal.
Sebaliknya, jika kita minum air putih dengan cara berdiri, maka air yang kita minum itu masuk tanpa disaring lagi. Air itu bisa langsung menuju kandung kemih. Ketika langsung menuju kandung kemih, maka terjadi pengendapan di saluran ureter. penjelasn tsb sekali lg membuktikn bhw Islam adl agama yg logik, sejalan dg ilmu pengetahuan n ksehatn.
mohn mas gene mengupas n menjelskn bhw ajarn Islam sejalan dg ilmu pengetahuan n kesehatn sehinga mempertebal keyakinan teman2 muslim kita n mrk semakin cerdas spt mas gene harapkan.
ttp smangat menularkn pengetahuan via tulisan n memberikn inspirasi khususny generasi muda. trimakasi byk
julio
Sip. Thanks. Semoga terus memberi inspirasi bagi kebahagiaan hidup orang lain, buat Muslim ataupun non Muslim, yang belum sepenuhnya merasakan/melihat keindahan Islam.
ReplyDeletepak gene... bukunya udah jadi belum? :)
ReplyDeletesaya ingin sekali baca bukunya..
Belum terbit. Saya sulit mencari waktu untuk menulis dan melakukan editing.
ReplyDeleteditunggu segera bukunya. semoga dapat menjadi jalan dakwah untuk keluarga saya yg sebagian masih non muslim. kebetulan saya juga mengalami pencarian agama seperti sdr gene. lahir dari orgtua muslim dan non muslim. dan juga bukan ikut2an atau terlanjur muslim, tapi "memilih" menjadi muslim. jadi saya bisa merasakan bgmn pencarian yg sdr rasakan. semoga bukunya segera terbit dan membawa keberkahan. barokallohu fiikum.
ReplyDeleteAssalamualaykum salam dari Tokyo.
ReplyDeleteSaya memahami betul kegalauan anda saat itu untuk tinggal di negara minoritas islam.
MashaAllah tulisan Anda sangat menggetarkan hati.
Semoga setelah 10 tahun lebih tulisan ini dibuat, mengantarkan buku ini untuk dicetak ya.
Aaamiin ya Robbal alamiin.