Assalamu'alaikum wr.wb. Kemarin saya sibuk ketemu orang bule yang masuk Islam karena mau menikah dengan
wanita Indonesia. Saya diberitahu bahwa dia mau ketemu saya untuk “belajar
tentang Islam”. Tetapi setelah ketemu, dan saya mulai menjelaskan Islam, sudah
jelas sekali bahwa dia tidak tertarik untuk belajar. Karena mau menikah pada
akhir tahun ini, dia sudah bersyahaddat. Tetapi dia malah memberi kesan bahwa
dia tidak begitu peduli pada Islam, dan hanya sebatas mau menghormati keinginan
dari keluarga pihak perempuan (bahwa dia harus Muslim). Saat diajak shalat oleh
orang lain, dia menjadi jenuh dan menolak untuk ikut shalat.
Jadi, Islam bagi dia dan ribuan orang lain, hanya sebagai syarat untuk menikah dengan wanita Indonesia. Islam bukan suatu jalan yang benar yang harus ditempuh. Yang membuat saya heran, kenapa terus2an ada kasus baru seperti ini? Kenapa begitu banyak wanita Indonesia mau menikah dengan orang bule, dan Islam menjadi syarat yang tidak begitu penting? Seakan-akan Allah tidak sanggup memberikan mereka jodoh yang sudah menjadi seorang Muslim yang baik, yang rajin shalat dan sebagainya.
Mereka bersikeras harus menikah dengan si bule, walaupun dia tidak begitu peduli pada agama Islam. Dan bapak dari si perempuan kenapa bisa dibujuk untuk memberikan izin pernikahan kepada mereka? Seharusnya dia tidak mau, terutama kalau si calon suami menolak ajakan untuk shalat. Tetapi terus-terusan, ada kasus baru seperti ini, dan setiap kasus baru mirip sekali dengan kasus sebelumnya. Mayoritas dari wanita itu yang berkonsultasi kepada saya tetap menikah, walaupun saya sudah memberikan peringatan tentang bahayanya menikah dengan orang yang hanya masuk Islam sebagai syarat untuk menikah.
Sudah ada puluhan wanita yang bertemu atau hubungi saya karena mereka mau mengeluh tentang suaminya yang bule (dan juga ada sebagian orang pribumi yang hanya masuk Islam untuk menikah). Mereka sudah menikah dengan orang bule dari 10-15 tahun yang lalu, dan sampai dengan sekarang, suami2 mereka itu tetap tidak mau mengenal Islam atau shalat. Dan Ibu2 itu minta saya mengajarkan Islam kepada suami mereka, sehingga bisa shalat dsb. Tetapi si bule selalu menolak. Lalu Ibu2 itu komplain kepada saya dan bertanya apakah saya bisa “memperbaiki” suami mereka. Tentu saja saya tidak bisa, karena mereka sudah dapat isteri dan anak (sesuai keinginan mereka), jadi Islam bisa dibuang karena hanya bermanfaat pada saat ijab qabul saja.
Walaupun saya selalu memberikan peringatan kepada wanita yang mau menikah dengan orang bule yang masuk Islam hanya sebagai syarat untuk menikah, tetap selalu ada kasus baru dan mereka selalu tetap menikah juga (jadi hampir percuma berkonsultasi dengan saya). Dan setelah 10 tahun, mungkin saya akan bertemu lagi dengan perempuan itu, dan dia akan mengeluh juga tentang suaminya, persis seperti ibu-ibu yang lain yang datang sebelumnya.
Kalau mau menikah, sebaiknya utamakan agama Islam di atas semua syarat yang lain. Dan kalau merasa bahwa orang bule adalah jodoh anda, jangan buru2 menikah. Tetapi memberikan dia waktu untuk masuk Islam, dan menjalankan shalat sendiri. Kalau dalam 6-12 bulan, sudah kelihatan bahwa dia serius tentang Islam, silahkan menikah. Tetapi kalau tidak, sebaiknya ditinggalkan dengan harapan Allah bisa memberikan yang lebih baik.
Sayangnya, nasehat seperti ini dari saya lebih banyak diabaikan. Dan setelah 10 tahun, ibu2 yang sudah menikah dulu mengeluh kepada saya tentang suaminya yang tidak mau shalat. Dan lebih kuatir lagi tentang anak2 mereka, karena pada saat anak2 mereka disuruh shalat, dengan tenang anak2 itu menjawab, “Buat apa harus shalat? Bapak tidak shalat!” Menikah dengan orang yang masuk Islam sebagai syarat untuk menikah, dan bukan karena merasakan kebenaran Islam di dalam hatinya, adalah suatu hal yang yang mengandung risko besar. Sayangnya, ada banyak sekali wanita Indonesia yang siap ambil risiko. Lebih baik berpikir secara dalam sebelum ambil risiko seperti itu.
Semoga bermanfaat,
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
-Gene Netto
-Gene Netto
Assalamualaikum Wr Wb. Bagus sekali ulasan Anda. Setidaknya ini bisa menjadi warning buat kaum wanita Indonesia yang berkeinginan menikah dengan pria asing atau pria non-Muslim. Saya suka dengan tips yang Anda berikan. Lumayan, buat masukan diri sendiri dan juga kaum hawa supaya lebih introspeksi bila ingin menjalin hubungan serius dengan non-Muslim. Menikah dengan orang yang berbeda kebudayaan saja sudah bisa menimbulkan culture shock, apalagi dengan orang yang beda agama. Salut buat om Gene. Makasih, wasalam
ReplyDeleteMaaf sya g se7. Sy pribadi menikah dgn bule . Tp alhamdulilah suami mw bljr n mengenal islam n sholat brsama wlw blm lancar bacaannya tpi sdh ad niat d hati tuk mengenal Allah. Prnikahan jga bsa membawa qt k surga dgan mmbuat orag mnjdi mualaf. Yg islam dr lahir aj . Blm tentu islamya baik. Palig2 islam KTP. Yg bkin ngeri lgi klo ngaku ustadz tp mau nya poligami tp blm tentu adil
Delete@Niki Lottes, berarti anda sendiri yg beruntung. Kebanyakan org yg saya ketemu tidak seperti anda. Suami mereka tidak shalat, walaupun sudah Muslim 20 tahun. Kenyataan anda beruntung tidak menghilangkan penderitaan banyak org yg lain, yang menyesal setelah menikah dgn bule yg masuk Islam utk menikah.
DeleteAssalamualaikum, maaf mau sharing sekaligus minta pendapat pak @Gene Netto.
DeleteSaya punya teman yang masuk islam pada romadhon lalu. dia dulu kristen, tapi Alhamdulillah setelah ibu dan adiknya masuk islam, dia tertarik dan bahkan dia bilang sampai pernah bermimpi melihat lafadz Allah (dia bilang seperti huruf w dilangit). dia muallaf pun gak gampang, ada bebrapa kendala, tapi meskipun begitu dia tetap meneruskan niatnya hingga Alhamdulillah resmi menjadi Muslim. setelah dia masuk islam, dia mulai belajar sholat dsb, namun hingga satu tahun ini, dia masih bolong2 sholatnya, akibat pekerjaan yang memang shift dan katanya susah ditinggalkan. dia mengatakan hal itu dengan alasan pekerjaan, namun saat dia punya waktu, ia ya dholat semampunya. untukk masalah belajar agama, dia belum memilih ustadz, namun dia aktif menfdengarkan ceramah ceramah dan waktu itu sudah mulai belajar iqro.
kami tak jarang membahas mengenai soal agama juga. dia merasa nyaman, hingga suatu ketika dia mau berkomitmen untuk saya. (posisi saya belum siap menikah, masih menyelesaikan studi dan ada hal yang harus saya lakukan, namun dia siap menunggu saya. namun saya orangnya susah untuk memutuskan hal terutama ini berkaitan dengan dunia kahirat saya. Ada kekhawatiran dalam diri saya tentang agamanya. bagaimna menurut bapak sikap yang harus saya ambil? jujur, saya mau jika harus belajar bareng, namun saya takut jika akhirnya saya yang tak sanggup. mohon sarannya pak. jazaakallah khairan katsir.
kesimpulannya satu:
ReplyDeletekalau mau menikah sama bule, menikah lha dengan bule yang emang islam, bukan karena alasan pernikahan lalu menjadi mualaf, yang sedari lahir muslim, banyak toh hehehehe:)
tulisan pak gene banyak benernya, tentang alasan orang berislam karena menikah, kalau ga karena hidayah, hanya formalitas untuk administrasi dan ijab kabul saja, masalah sholat dllnya agak sedikit terabaikan, karena kasus seperti ini ada didekat saya sendiri,(**Semoga teman saya ini, akhirnya benar-benar menjalankan perintahNya, alhamdulilah sedikit2 sih mulai..belajar lagi, karena terpacu sama puteranya yang pinter ngaji di TPA )
dan perjuangan suaminya yang tidak kenal letih mengajarkannya berislam...(temen saya bukan bule:D)
Assalamualaikum
ReplyDeleteSaat membaca tulisan ini,aku jadi ingat dulu waktu masih aktif di sebuah Masjid di daerah Tebet, hampir tiap bulan aku melihat bule bersyahadad, yang tujuannya untuk menikahi seorang muslimah.
Aku bingung, kenapa bule-bule di Indonesia mempunyai selling point yang tinggi. Sepertinya bangga sekali kalau bersuamikan bule.
Kalau bulenya sholeh sih it's ok, tapi kalau bulenya ngga mau belajar agama Islam secara serius dan ngga mau mengamalkannya, ya untuk apa? meskipun gantengnya selangit tapi kalau ngga sholat, ya bakal makan hati deh.
Islam mengajarkan, lebih baik menikah dengan budak yang berkulit hitam tapi sholeh, dari pada menikah dengan lelaki tampan yang menarik hati kita tapi tidak sholeh.
Kalau hanya alasan "PERBAIKAN KETURUNAN", lelaki Indonesia banyak sekali yang tampan lagi sholeh, jadi kenapa harus berburu bule?
Apa-apa yang kita dapatkan adalah sesuai dengan usaha kita. Wanita baik-baik akan berjodoh dengan laki-laki yang baik dan sebaliknya. Jadi mulai dari sekarang mari kita tingkatkan point kita, Insya Allah, Allah Ta'ala akan memberikan kita jodoh yang setara.
Wallohua'lam Bisowwab.
nenghaji
Menarik sekali membaca artikel ini, serasa menyentil..kebetulan saya termasuk salah seorang muslimah yang menikah dengan bule. Saya menikah dengan seorang bule Australia dan tinggal di Australia, dan menemukan blog ini secara kebetulan. Suami saya seorang mualaf yang sampai pernikahan kami menginjak usia ke sepuluh, sang beliaunya belum menjalankan kewajibannya sebagai muslim, walau kalau boleh jujur, perilakunya bisa dibilang islami untuk ukuran seorang bule. Beliau tidak minum minuman keras, tidak mengkonsumsi babi jauh sebelum menikah dengan saya. pertemuan kamipun , atas ridho Allah swt. Saya bertemu lewat sahabat pena, dan dia mencari seorang istri yg muslim taat. Kami menikah secara islam, dan saya sendiri sehari2 mengenakan kerudung, serta menjalankan kewajiban2 sbg muslimah. Tdk pernah skip sholat dan puasa, namun demikian, suami belum tergerak hatinya, belai sdh membaca buku2 agama islam termasuk terjemahan qur'an, namun tetep saja hidayah belum mencapai hatinya. Alhamdulillah, suami saya selalu mensupport kegiatan keagamaan yang saya jalani, saya sendiri selama inis dh berusaha keras memberi contoh namun belum berhasil menggerakkan hatinya. Jujur ini yang menjadi ganjalan dlm perkawinan kami, untuk urusan perkawinan kami tdk ada masalah, krn karakter suami lemah lembut. Apa yang haru saya lakukan...? pertanyaan klise memang...?
ReplyDeleteJelaslah apa yang dikatakan Al-quran surat Al BAqarah ayat 8 bahwasannya dianatara manusia ada yang mengaku beriman kepada alloh dan hari kemudian padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang orang yang beriman.berhati2lah menikah dengan bukan muslim karena akan menjadikan penyesalan yang dalam di hari nanti pilihlah pasangan yang seiman yang mampu membimbing dan membawa kejalan yang benar....
ReplyDelete@Anonymous, saya merasa kurang cocok dengan sikap dari sebagian perempuan yang sudah terlanjur menikah dengan orang bule. Kalimat yang sulit diterima oleh saya adalah seperti ini:
ReplyDelete>> sang beliaunya belum menjalankan kewajibannya sebagai muslim, walau kalau boleh jujur, perilakunya bisa dibilang islami untuk ukuran seorang bule.
Apa kira-kira artinya “untuk ukuran seorang bule”? Emang ada beberapa macam “Islam”? Ada Islam versi keturunan (yang benar). Ada versi Islam Arab yang paling bagus dari semua. Ada versi Islam bule, yang tidak begitu bagus, dan shalat tidak dijalankan. Ada versi Islam Eskimo yang tidak mewajibkan puasa. Ada versi Islam orang Afrika yang rusak parah. Dan sebagainya.
Apakah begitu Islam? Bukanya Islam itu SATU?
Kalau setuju bahwa Islam hanya satu, lalu ada seorang suami yang tidak menjalankan perintah Allah, dan hidayah belum masuk ke dalam hatinya, bukanya itu berarti dia itu NON MUSLIM? Alias TIDAK beriman kepada Allah?
Kalau saya lihat, ini masalah yang sangat besar bagi wanita yang menikah dengan pria asing (bule). Mereka merasa orang bule tidak begitu perlu taat dalam agama, karena mereka bule. Bukan Islam keturunan.
Tetapi SEMUA sahabat Nabi Muhammad SAW dan banyak sekali tokoh Islam dari generasi terdahulu adalah Non-Muslim dari lahir, dan kemudian masuk Islam. Kenapa perempuan di sini selalu siap memberikan kelonggaran yang sangat besar buat pria-pria yang bule ini di zaman ini? Dari mana mereka dapat hak kelonggaran tersebut, padahal sahabat Nabi tidak dapat, orang Cina zaman dulu tidak dapat, orang Afrika tidak, orang Melayu tidak, dan seterusnya. Hanya ada satu Islam, dan ada yang beriman dan tidak beriman.
Kalau ada yang tidak mau shalat dan tidak percaya kepada Allah dan Rasulullah, maka orang tersebut adalah NON MUSLIM. Bukan “Muslim, tapi bule, jadi lumayan bagus untuk ukuran bule”
Sayangnya, sangat jarang ada perempuan di sini yang mau suruh di bule masuk Islam dan shalat dulu sekian bulan sebelum menikah. Banyak yang syahaddat pada hari perkawinan, dan itu menjadi satu-satunya saat mereka dekat dengan Islam. Sesudahnya langsung tinggalkan saja.
Tetapi para perempuan mau hidup bersama mereka terus, dan secara rutin mengeluh, tetapi tidak mau ambil tindakan sedikit pun terhadapnya, dengan alasan duniawi terus.
Kalau ada yang mau bertindak, ada banyak contoh. Yang paling keras, ancam akan cerai kalau tidak mau jalankan perintah Allah dan beriman kepadanya.
Yang paling sedikit, pisahkan dari tempat tidur dan suruh tidur di sofa saja, sampai mau menjadi seorang muslim yang benar, dan sebagainya.
Tetapi jarang ada yang mau, dan alasannya banyak. Kehidupan duniawi, perasaan, dan emosi lebih utama di dalam hati mereka daripada cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya.
Wassalam,
Gene
lha ini alasannya Gene Netto laku keras, soalnya bule dan nampaknya a pious moslem he he ( just kidding).
ReplyDeleteAda kisah di zaman Rosululloh Sholallohu'alaihiwasalam, ada seorang wanita muslim yang dipinang oleh lelaki kafir yang kaya raya dan tampan. Si wanita mengajukan syarat kalau memang si lelaki mau menikahi ya harus masuk Islam, dan akhirnya si lelaki menikahi wanita tersebut dan mas kawinnya adalah besyahadat. Setelah masuk Islam lelaki itu bersungguh sungguh dalam belajar agama Islam dan kemudian mengakkan ajaran Islam dengan sungguh-sungguh.
Tapi ini terjadi di zaman Nabi, saat fitnah masih sangat sedikit.
Tidak tau kalau hal itu terjadi di zaman ini zaman yang penuh dengan fitnah, mungkin bisa juga para lelaki mualaf menjadi lelaki yang sholeh.
Kalau mengenai orang muslim yang ngga mau sholat, ngga hanya bule muslim kok, banyak orang islam indonesia asli yang meninggalkan sholat. ini aku lihat sendiri setelah 5 kali pindah kantor, maka disetiap kantor ada saja teman muslim satu ruangan yg tdk menjalankan sholat 5 waktu. Ada yang total meninggalkan ada yang masih sholat pada hari jumat saja.
Impian banyak muslimah adalah mempunyai suami yang sholeh yang cinta masjid dan bisa menjadi imam dikeluarganya. Lebih senang lagi kalau dapat suami yang hafalan alqurannya banyak.
Sebagai muslimah aku hanya bisa berusaha dan berdoa, hasil akhir di tangan Allah Subhanahuwata'ala, semoga berjodoh dengan lelaki yang sholeh dan bisa membawaku masuk ke dalam syurga firdaus, amin.
Allohua'lam bisowwab.
maaf kalau ada yang salah, mohon dibetulkan.
nenghaji
Setuju...islam itu indah & tanpa paksaan seharusnya kita yg udah memeluk menjadi contoh yg baik utk siapapun tanpa pandang bulu apakah dia bule atau bukan...semoga kita ga pernah lelah memupuk hidayah & mendoakan utk yg blm tersentuh...
DeleteIslam kepada non muslim wajib berlaku dalam kaidah tanpa paksaan dalam hal beragama, namun Islam kepada yang mengaku islam maka Quran-lah yang mengancam dengan adzab yang sangat pedih kepada orang-orang yang munafiq, semoga bisa dipahami :)
Deletebiami-lLah -wa-lhamdu li-lLah wa-sh shalatu wa-s salamu 'ala rasuli-lLah wa'ala alihi wa shahbihi wa man walah
ReplyDeleteassalamu 'alaikum wa rahmatu-llahi wa barakatuH.
saya pernah kenal seseorang ibu asal indonesia yang "pernah" menikah dengan orang bule asal jerman. beliau ini ketika sudah lanjut usianya sangat kecewa dengan mantan suaminya - akhirnya bercerai juga - karena di akhir hayatnya si mantan suami ini bukan hanya tidak auh dengan islam tapi malah dengan jelas dan terang2an menerankan bahwa dia kembali ke asal agama yang di anutnya sebelum pernikahan.
anak2nya - yang si ibu harapkan untuk bisa mendoakannya - semuanya tidak ada yang menjadi muslim, sampai beliau mengatakan dengan bersedu2 siapa yang akan mendo'akan saya kelak kalau saya mati?
walaupun "kebutuhan" dunia telah terpenuhi dengan berkecukupan tapi beliau merasakan kesengsaraan dalam kebutuhan ruhani dan akhirat, nashihatnya jangan sekali2 menikah dengan orang kafir yang hanya masuk islam karena pengen nikah.
Theori itu jauh lebih gampang drpd praktek! bukankah kita semua percaya bahwa jodoh, rejeki, dan umur itu ada ditangan tuhan?
ReplyDeleteSaya pernah mendengar ceramah seorang ibu yg pd saat itu menetap di LN, dia berkata Islam adalah agama yang disebarkan dengan cinta dan tampa paksaan! bukankah bila seseorang bule ataupun pribumi yg sebelumnya memiliki kepercayaan yg berbeda, kemudian suatu hari dia mengucapkan Kalimasyahada dia menjadi Orang Islam!! apapun alasan dan tujuannya! krn alasan dan tujuan itu telah menjadi urusan dia dengan Allah setelah dia masuk Islam ! .. lihat sekitar kita pasangan yg mengaku Islam yang lahir sbg orang Islam, mereka saja susah untuk melaksanakan hukum Islam.
Jangan lupakan, manusia siapapun dan apapun dia, sekali mengucapkan kalimasyahada dia adalah Islam, urusan selanjutnya adalah urusan dia dengan Allah.
Jangan mempersulit orang² yg ingin masuk Islam, karena Allah tidak pernah mempersulit orang² yg ingin bertobat. contoh : Mr.A ingin menikah dengan Ms.B, tapi krn beda agama dan B tidak yakin bahwa A dgn tulus hati mau pindah agama,walahpun Mr.A sudah mensetujui untuk masuk islam, maka Mr.A tidak jadi masuk islam dan tidak jadi menikah.... 3 hari kemudian Mr. A meninggal dunia dlm keadaan Kafir... siapa yg mau menanggung dosa Mr. A ?? kaliankah ?? yg menolak dia masuk Islam ??
setuju...kl emang si bule itu mau masuk islam, ya kita yang orang islam harusnya menuntun dia dong..Tuhan gak tidur bray...Dia pasti bekerja untuk memberikan hidayah.
DeleteYa saya juga setuju. Kita sebagai muslimah harus sabar dan tanpa memaksa untuk mengenalkan dan mengajarkan pelan" tentang islam juga memberikan pengertian mana yang boleh dan tidak boleh. Dan kasih penjelasan yang masuk akal. Insya allah selalu ada jalan untuk niat baik.
DeleteYa kalau dlm hati mrk tidak suka dngn agama islam, mualaf hanya untuk menikah? Ini lah yg di sebut munafiq. "Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekal"
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteSuami saya bule sebelumnya atheis, mau masuk Islam karena menikahi saya, dati tidak percaya ALLAH setelah saya pelan2 memberitahunya tentang ALLAH dan Islam,tiba2 dia minta di belikan Al qur'an, dia berniat mau belajar sholat dan dia juga suka membela Islam di fb ketika orang2 barat lain menghina Islam.
Delete@Anonymous, Pendapat anda tidak sesuai dengan realita di lapangan. Ada banyak sekali orang yang masuk Islam hanya untuk menikah, dan setelah menikah mereka ajak isterinya untuk murtad dan masuk agama Kristen. Kasus seperti itu ada terus2an.
ReplyDeleteAda juga orang yang masuk Islam karena mau menikah dengan wanita Indonesia, tetapi sama sekali tidak peduli dengan Islam. Mereka sebenarnya siap menikah tanpa mengubah agamanya (karena sebelumnya mereka Kristen KTP ataupun ateis), dan hanya pindah agama karena diwajibkan oleh keluarga calon isterinya. Jadi bibirnya saja yang masuk Islam, dan hatinya nol.
Setelah baca syahaddat, mereka tetap minum alkohol, makan babi, dll. Ada juga yang masih ke gereja, atau memberitahu teman yang bertanya bahwa mereka orang ateis.
Orang seperti itu hanya Islam secara kulitnya saja, dan hatinya mereka tidak pernah meyakini apa yang mereka katakan.
Saya belum pernah bertemu orang asing yang mau masuk Islam dengan niat “bertaubat” jadi komentar anda tidak tepat.
Di zaman Nabi ada juga orang yang masuk Islam, tetapi kemudian berkhianat kepada Nabi dan ummat Islam. Mereka itu orang munafik dan lebih berbahaya daripada orang kafir. Jadi, kita tidak perlu kuatir kl tegas terhadap mereka.
Kenyataan bahwa masih ada banyak orang yang lahir dalam Islam yang tidak menjalankan ajaran Islam adalah perkara yang berbeda.
Orang yang masuk Islam tidak hanya berurusan dengan Allah, tetapi berurusan dengan ummat Islam juga. Jadi pernyataan anda tidak tepat.
Yang menanggung dosanya adalah orang itu sendiri. Kalau dia masuk Islam secara lisan saja, karena dibujuk oleh keluarga calon isteri, sedangkan hatinya tidak meyakini Islam sama sekali, maka belum tentu Allah akan menerima syahaddat dia. Jadi tidak perlu dikuatirkan. Tetap lebih baik dia masuk Islam karena yakin terhadap Islam, dan kalau tidak yakin, dan kita tidak bantu dia, lalu dia wafat, maka dia menjadi urusan Allah, bukan urusan kita. Kita tidak melarang dia masuk Islam. kalau dia mau baca di internet dan ucapkan sendiri pasti bisa, tetapi rata2 orang itu sendiri juga mau menunda pengucapan (dan kalau bisa, dia mau batalkan sama sekali).
Saya belum pernah bertemu orang yang mau menikah, dan bersikeras harus syahaddat hari ini juga karena sudah yakin. Orang seperti itu 1 dalam 100.000 kali, alias sangat langka.
Sudah banyak sekali wanita yang mengeluh kepada saya karena suaminya masuk Islam secara lisan, dan hatinya tidak ikut. Masih makan babi, minum alkohol, dan ada juga yang tetap ke gereja dan tidak shalat. Anda inginkan agar jumlah orang itu bertambah dengan cara bersangka baik. Padahal bukti di lapangan justru menunjukkan bahwa tidak perlu bersangka baik kepada mereka, karena ibu2 yang bersangka baik selalu rugi di kemudian hari.
Wassalam,
Gene
Assalamualaikum, saya setuju sekali dengan pendapat pak Gene. Saya menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri. Saya punya teman seorang wanita muslim(yang tidak terlalu menjalankan syariat islam/cuma KTP) menikah dengan pria tua Belanda yang KATANYA sudah mau bersahadat ketika menikah. NYatanya sekarang, setelah 10 tahun menikah, si istri mulai mau menjalankan shalat tapi pria Belanda itu tidak pernah mau menjalankan shalat, puasa, dsb, bahkan pria Belanda itu malah menghujat dan menjelek2kan Islam seperti apa yang dia lihat di media. Ironisnya, anak-anak pun dia larang untuk belajar mengaji dengan alasan takut menerka nanti menjadi TERORIS seperti yang dia nonton di TV. Benar sekali, wahai saudari muslimah(dan peringatan untuk diri saya sendiri) untuk memilih suami yang BENAR-BENAR MENYAKINI ALLAH dan RASUL di HATI mereka, dan buka hanya sekedar FORMALITAS belaka.
Deletesaya setuju klo ada bule yg mau menikah haruslah dia belajar dan mengenal islam lebih dalam stelah itu dia mengerti dan dia mau maduk islam krna keinginannya. tetapi seandainya dia masuk islam krna kawin itupun kita tidak boleh menjudgenya bahwa bule itu gak bakalan tersentuh hidayah yg penting istri selalu mendoakan dan mengingatkan hidayah itu milik Allah hari ini bejad siapa tau end upnya dia menjadi good muslim ,hari ini yg kita merasa sudah menjadi orang soleh ternyata end up nya mati dalam keadaan kufur. jadi kesimpulan saya jangan pernah menjudge manusia hanya Allah yg punya hak itu,Allah bisa mencabut hidayah orang kapan dia mau juga bisa memberikan hidayah kepada orang bejat sekalipun klo Allah kehendaki. wassalam
DeleteIni sekedar pendapat PRIBADI, saya sendiri wanita, bukan bermaksud men jelek2kan wanita lain.
ReplyDeleteMemang banyak wanita pribumi yg kawin dgn "asal bule", main tabrak aja, tanpa tau latar belakanya, asal usul kel, sifat aslinya, terutama agamanya, ASAL BULE dech dah di pandangnya T.O.P aja, padahal gak semua bule yg datang ke sini itu kaya.
Yg paling heran, wanita2 itu ketemunya di mana??, bar?, diskotik?, club?, mal? ya pastinya dah jelas2 meragukan agamanya.
kl emang ketemuanya di majelis pengajian or masjid bolehlah di pertimbangkan.
Lalu " what are you looking FOR adinda?" dengan menikahi bule> kesombangan kah, uangkah, statuskah?, BANGGA banget kl ada ce bisa gandeng bule, kesanya dia paling TOP bgt, ( maaf maaf kata…….. ada yg cantik emang? Cantik memang relative, tapi lihat dech… ih kayak mbak2…), Dengan dpt bule. apa dia lalu jd bule juga? Tiba2 fasih bhs ingris ngitu? lalu tiba2 dia jadi kaya krn si bule nyerahin harta bendanya???,
Yg anehnya , " bule gue masuk Islam lho!" , apa itu jaminan?. Bayangkan, ketemunya aja di bar, apa itu muslimah yg berkeliaran cari bule di bar?, agama si wanita aja dah di pertanyakan, trus minta syarat msk Islam pula, apa si wanita tdk mengarti, para mualaf butuh bimbingan, uang ( mungkin di buang kel ) dll, lah kl wanitanya saja agamanya gak kuat??? mau jadi apa nantinya?.
Trus... hanya karena mau kawin lalu masuk Islam? apa motifnya?, jarang yg murni msk Islam krn memang hidayah Allah, lalu.. "pengampangan syarat" aja tanpa dokumen legal asal "ngaku" dan bisa baca syahadat beres dech. wanita2 itu apa tidak berpikir, walaupun syah syarat nikah secara Islam ( KUA ) apa iya pernikahan dia di akui di negara asal bule?, apa otomatis si wanita jd warga negara si bule?, apa otomatios mendapat hak2 pernikahan menurut Negara asal bule?, status anak2 nantinya?, pendidikan nantinya?.
Apa wanita2 itu tau pikiran bule2 itu?, mereka ( bule ) lebih milih wanita pribumi ketimbang wanita bule, mayoritas krn latar belakan pendidikan lebih rendah, social ekonomi/materi, sifat “nrimo ‘, gampang di atur dan yg paling jelas kelihatan… UANG, dan Uang, kl dah di kasih uang diem dech. Padahal di negara asal si bule, bisa jadi ada istri anak. Yg paling tragis, biarpun itu bule dah kawin ma pribumi tetep aja dia keliaran cr wanita2 lain di bar2 juga.
Assalamulaikum Mbak...
DeleteMaaf kalo reply saya tidak berkaitan dengan pembahasan Pak Gene, tapi pembahasan anda sepertinya menyiratkan kemarahan kepada pasangan bule-Indonesia, dan jelas sekali anda sepertinya tidak mengetahui peraturan2 yg anda sebutkan :
"walaupun syah syarat nikah secara Islam ( KUA ) apa iya pernikahan dia di akui di negara asal bule?, apa otomatis si wanita jd warga negara si bule?, apa otomatios mendapat hak2 pernikahan menurut Negara asal bule?, status anak2 nantinya?, pendidikan nantinya?."
Pernikahan yg sah dan tercatat pada lembaga pernikahan Indonesia baik KUA maupun catatan sipil juga di anggap sah di negara pasangan bule nya dan tentu si wanita tidak menjadi warga negara si bule, kecuali dia berniat melepas kewarganegaraan Indonesianya dan apply untuk jadi warga negara suami nya tetapi selama ini wanita Indonesia yg menikah dengan pria asing sangat jarang melepas WNI nya dan beralih kewarganegaraan ke WN suami mereka, karena memang tidak perlu, mereka akan mendapatkan PR jika mereka apply dan mendapatkan hak yg sama dengan warga negara tersebut.. Begitu juga status anak, kalo secara negara, anak akan memiliki dua kewarganegaraan..
Hal lain seperti :
"Apa wanita2 itu tau pikiran bule2 itu?, mereka ( bule ) lebih milih wanita pribumi ketimbang wanita bule, mayoritas krn latar belakan pendidikan lebih rendah, social ekonomi/materi, sifat “nrimo ‘, gampang di atur dan yg paling jelas kelihatan… UANG, dan Uang, kl dah di kasih uang diem dech. Padahal di negara asal si bule, bisa jadi ada istri anak. Yg paling tragis, biarpun itu bule dah kawin ma pribumi tetep aja dia keliaran cr wanita2 lain di bar2 juga."
Untuk suatu pernikahan baik yg dilaksanakan secara Islam maupun Kristen atau dengan hukum agama apapun yg diakui di Indonesia, pasangan asing tersebut harus mendapatkan surat keterangan bisa menikah dari kedutaan mereka (artinya mereka masih single atau sudah duda), jadi kalo mereka masih terikat perkawinan di negaranya sudah pasti tidak akan bisa menikah dengan warga Indonesia..
Dan untuk anda ketahui banyak wanita Indonesia yg jauh lebih berpendidikan dari suami bule mereka dan tidak semua perempuan Indonesia yg bersuamikan pria asing itu mencari kekayaan dari pasangan bule mereka, dan tentu tidak semua bertemu dengan pasangan bule mereka di bar...
Dan :
"Lalu " what are you looking FOR adinda?" dengan menikahi bule> kesombangan kah, uangkah, statuskah?, BANGGA banget kl ada ce bisa gandeng bule, kesanya dia paling TOP bgt, ( maaf maaf kata…….. ada yg cantik emang? Cantik memang relative, tapi lihat dech… ih kayak mbak2…), Dengan dpt bule. apa dia lalu jd bule juga? Tiba2 fasih bhs ingris ngitu? lalu tiba2 dia jadi kaya krn si bule nyerahin harta bendanya???, "
Kenapa terlihat jelas sekali kebencian dari pernyataan anda disini terhadap pasangan bule dan Indonesia??? Of course dengan dapat bule seorang wanita Indonesia tidak akan jadi bule juga...
Dan tentang keislaman para pria bule yg ingin atau menikah dengan wanita muslim Indonesia, saya rasa biarlah menjadi tanggung jawab mereka..
Maaf jika pendapat saya menyinggung Mbak..
Dan untuk pria2 asing yang masuk Islam karena akan menikah dengan wanita Muslim Indonesia, saya percaya sebagian dari mereka menyakini kebenaran Islam dan tentu butuh proses untuk bisa menjadi seorang Muslim yg taat.. Karena seperti ada pendapat diatas bahkan seorang Muslim yg terlahir sebagai Muslim dari keluarga Muslim pun mungkin belum bisa dikatakan sebagai Muslim yg baik karena mereka tidak menjalankan kewajiban mereka sebagai muslim, dan sudah semestinya kita yg merasa sebagai umat Muslim yang taat memberikan bimbingan dan contoh kepada mereka yg bersyahadat dengan alasan apapun...
Sekali lagi mohon maaf jika ada yg merasa tersakiti dengan pendapat saya..
Setuju banget
DeleteKe duanya: bule2 itu mungkin tidak bisa cari ce sama2 bule di negara asal, kenapa? Standarnya ce2 bule lebih tinggi, paling engak ngerti hukum perkawinan menurut negaranya, lebih independent soal materi, gak gampang nrimo aja. Tidak segan mengutarakan pendapatnya kl tidak setuju, lah…kl DI SINI??, bah.. laku keras tuch bule…
ReplyDeleteWanita2 Indonesia yg kawin ma bule apa tidak pernah baca media juga?? Lihat di salah 1 web KPCMELATI.org. Lebih banyak ruginya ketimbang untungnya.
Balik ke soal utama, Intinya, Apa niat utama masuk Islam?, kl hanya untuk nikah, maka hanya mendapatkan pernikahan itu saja, kl hanya krn wanita, maka hanya dpt wanita, tapi kl karena Allah maka mendapatkan surga-Nya.
Tiap orang kan dah ada jodohnya , tapi kan kita bisa milih krn ketampanan, keturunanya, kekayaanya, dan yg no 1 agamanya. Kaya ganteng tapi kl gak beragama???( mau makan ati) , jelek kaya tapi gak beragama? ( makan tuch harta! ). Agamanya ok, tp gak kaya2 amat or ganteng2 amat, bolehlah… namanya kawin kan buat kebahagian dan kesenangan, kan asyik kl seagama, bisa ibadah sama2, kel si wanita juga bakalan welcome.kl harta boleh cari nanti. Jd pointnya..
“Wanita baik2 dapat laki2 baik2, wanita penzina dapat laki2 penzina.” ( gak ngerti bahasa nyambungnya ke topic ..)
Tidak bermaksud melarang wanita pribumi nikah ma bule, SILAHKAN, ada juga kok yg sukses. tapi..
Tolong dech, jangan mengampangan asal masuk Islam trus urusan kelar, kawin kan gak sehari 2 hari. Pikir dololah. Apalagi di tambah budaya yg berbeda, pendidikan beda, pendapat2 beda, bahasa apalagi beda, negara asal jauh, berat di ongkos, dokumen2 tingal gak murah, butuh tetek
bengeknya muaahhal banget. DI TAMBAH bimbing soal agama, salah bimbing neraka judullnya. MAMPU!!!!!.
CARILAH BULE yg emang dasarnya dah Islam.
Nge-postnya double, jd maaf aku delete 1-nya.
ReplyDeleteAslkm. Postingnya bagus sekali. Bbrp sahabat saya Alhamdulillah menikah dengan orang asing yang islamnya juga bagus. Tentang keinginan para pria asing utk masuk islam agar bisa menikahi wanita Indonesia memang ada berbagai motif. Tapi semuanya itu kembali ke niatan wanita itu sendiri. seharusnya wanita kita juga bisa memfilter mana pria2 asing yang baik & serius & mana yang tidak. Bukankah wanita yang baik akan mendapatkan pria yang baik pula ?
ReplyDeleteDan misalnya sudah terlanjur, bagaimana ya cara mengatasinya ? apakah bercerai jalan keluarnya ? mohon pencerahannya. Jazakallahu.
Assalamu'alaikum Wr Wb.
ReplyDeletePak Gene, mohon nasehatnya.
Sudah 1 tahun ini saya dekat dengan seorang bule yg tidak memiliki agama, tapi dia percaya Tuhan dan yakin bahwa Tuhan menginginkan dia berbuat kebaikan. Itu saja. Kami berencana menikah. Saya sudah bilang sama dia tentang agama saya dan meminta dia untuk mempelajarinya sebelum benar2 menikah. Saya tidak mau dia mengucapkan syahadat hanya untuk dapat mengucapkan ijab kabul saja, karena itu sama saja dengan membohongi diri sendiri, keluarga, terutama Allah.
Sejauh ini dia telah mempelajari Islam, membaca Alqur'an, tetapi lama kelamaan dia mulai menemukan ayat2 yang menurut dia jauh dari ungkapan Islam adalah agama penuh damai. Dia mempermasalahkan ayat2 tentang peperangan, memaksakan orang non muslim menjadi muslim jika tidak, dipotong lehernya. Menurut dia itu menakutkan. Saya sudah berusaha menjelaskan, tapi karena ilmu dan kemampuan berbahasa inggris saya yang tidak sebagus dia, dia belum puas dengan penjelasan yang saya berikan.
Mungkin Pak Gene bersedia membantunya? Kami selama ini berkomunikasi melalui chat atau yahoo messenger.
Terima kasih. Wassalamualaikum Wr Wb
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteWa'alaykumsalam Warohmatullahiwabarokatuh
ReplyDeleteGene, izin ikut urun pendapat tentang masalah Anonymous di atas ya, karena dia minta saranmu.
Dear Anonymous.
Seperti diketahui bahwa Al Quran secara global dibagi 3 yaitu: 1/3 bagian tentang Tauhid, 1/3 bagian tentang Hukum dan 1/3 bagian tentang Tarikh / sejarah.
Bahwa dalam Al quran dikisahkan tentang Nabi Sulaiman 'Alaihisalam yg mengirimkan surat kepada seorang Ratu yang memimpin sebuah negeri yang kaya raya dan besar namun tidak menyambah Allah Ta'ala, surat itu berisi ajakan kepada ratu dan rakyatnya agar memeluk agama Nabi Sulaiman dan kalau sang Ratu tidak mau maka akan diperangi oleh tentara Nabi Sulaiman yang sudah terkenal kehebatannta. Yang Akhirnya sang Ratu memeluk agama Nabi Sulaiman.
Kalau si Bule membaca ayat ini boleh jadi dia langsung berpendapat bhw Islam adalah seperti yg disebutkan di atas, ini bisa dimaklumi karena dia baca Al quran hanya sepotong-sepotong dan mencerna akal hanya mengandalkan akalnya.
Kalau seandainya si Bule datang ke Indonesia dan melihat para demosntran mencaci maki pemimpin dan aparat negara ini, boleh jadi dia tambah yakin kalau islam itu kasar dan brutal, tidak ada kelembutan di dalamnya. ( Mayoritas penduduk negeri ini adalah Muslim).
Anonymous, kenapa sih mesti bule? kenapa ga cari pasangan yg sudah siap pakai? ( muslim taat), Insya Allah sangat menyenangkan kalau kita menikah dengan pasangan yg faham agama, kalau laki2 dia bisa menjadi imam keluarga dan kalau wanita dia bisa menjadi seindah indahnya perhiasan dunia.
Fikir lagi kalau mau menikah ama si Bule, karena bisa nangis darah lho, kalau dia nantinya ga mau sholat, ga mau puasa Romadhon, dan tukang mabuk. Mohon petunjuk kepada Allah agar tidak ada penyesalan diujung nanti.
Sekian dan maaf kalau tidak berkenan.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete@Nit : makasih atas penjelasannya ya..memang sejauh ini dia cuma baca di internet tentang AlQur'an, bukan menterjemahkan sendiri seperti yang dikira Hera. Karena saya sendiri merasa belum terlalu dalam ilmunya dan takut salah omong, makanya saya masuk sini minta bantuan dari Pak Gene
ReplyDelete@Hera : kami kenal bukan dari dunia maya, karena dia dulu (12 tahun yg lalu) pernah satu sekolah dengan saya waktu ikut pertukaran pelajar disini selama 1 tahun, dan terus kontak sampai sekarang. Dan mungkin dia memang tidak mengerti masalah AlQur'an, makanya dia bertanya. Anda sebagai muslim jg harusnya ikut membantu orang yg mau belajar, bukan malah menghakimi dengan mengatainya Goblok atau apa..karena dengan begitu anda sendiri tidak menunjukkan adanya kata "damai" itu sendiri.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteAssalamu’alaikum wr.wb.,
ReplyDeleteMohon maaf baru bisa balas. Ada banyak kesibukan sekarang.
FYI, dua post dari Hera saya delete. Saya tidak suka ada orang yang menggunakan kata2 yang menghinakan kepada orang yang minta nasehat.
@Anonymous,
Banyak orang barat membaca Al Qur'an sendiri, dan mereka merasa bisa paham karena membaca terjemahan tersebut. Perlu dijelaskan kepadanya bahwa ayat Al Qur'an TIDAK BOLEH dibaca di luar konteks, dan butuh waktu yang lama untuk mempelajarinya dan memahaminya. Kalau hanya sekilas baca terjemahan, pasti, bukan mungkin saja, tetapi pasti salah paham. Justru karena itu, semua guru agama tidak membenarkan seseorang membaca Al Qur'an sendiri dari terjemahan, dan membuat tafsir (memberikan makna terhadap apa yang dia baca). Karena makna yang dia ciptakan pasti banyak salahnya.
Contoh ringan saja. Orang bule, kalau dikerjain sama temannya, tetapi masih senyum dan bahagia, bisa mengungkapkan akan balas terhadap temannya dengan mengatakan “I’m gonna kill you!” [Saya akan membunuh kamu.] Artinya (dari konteks tersebut) “Kamu ternyata sudah berhasil kerjain saya, dan nanti saya pasti cari kesempatan untuk membalas (“membunuh”), biar kamu bisa merasa malu dihadapan teman2 kita juga!” Hal seperti itu mungkin terjadi kalau misalnya kita ulang tahun, dan dikasih tahu bahwa semua teman sibuk sehingga tidak bisa mengadakan pesta. Lalu kita pulang ke rumah dengan hati yang sedih karena teman2 pada sibuk, dan tahu2 ada pesta surprise di rumah kita, semua teman hadir, dan kadonya banyak. Kita ditipu tapi senang sekali. Pas melihat teman terbaik yang mengatur semuanya, kita dengan wajah senyum mengatakan “I’m gonna kill you!” (Aku akan membalas nanti ya!)
Coba membuat rekaman dari percakapan tersebut. Lalu diketik sebagai transkrip. Lalu diterjemahkan ke bahasa Cina. Bawa ke negeri Cina dan suruh orang baca transkrip. Lalu dia baca: Gene pulang ke rumah, buka pintu. Ada temannya di situ, yang masuk rumah tanpa sepengetahuan Gene. Lalu Gene mengatakan, “Saya akan membunuh kamu!”
Lalu tanya kepada orang Cina itu, “Apa artinya semua ini?” Dia mungkin menjawab: “Didasarkan teks ini, maka sudah jelas bahwa si Gene itu pulang, marah karena teman masuk rumahnya tanpa izin, dan berusaha untuk membunuh teman tersebut.”
Sudah beda sekali kan? Itu terjadi dengan sangat gampang karena teksnya sudah diterjemahkan, yang asli tidak dipahami, dan konteksnya tidak diperhatikan. Hasilnya: dapat arti yang menyimpang sekali. Itu yang sedang dilakukan teman kamu.
Tidak penting dia baca ayat mana, dari sumber mana. Sudah pasti akan salah paham karena cara bacanya sudah salah. Dia tidak mungkin bisa paham 100% sendiri. Apalagi kalau tidak ada guru yang bisa menjawab pertanyaannya. Mungkin dia hanya baca ayat2 di situs anti-Islam, jadi belum tentu terjemahannya benar, dan pasti dikasih tafsir yang miring oleh mereka, karena kebencian mereka terhadap Islam. Lebih baik dia mencari orang Muslim di sana yang bisa menjawab semua pertanyaannya.
Kalau dia mau kirim email kepada saya, silahkan saja. Tetapi dia harus bisa sabar sampai saya ada waktu untuk menjawab.
Dan sepertinya, kamu juga perlu membaca semua info yang ada di atas. Dari pengalaman saya, mayoritas (tetapi tidak semua) orang bule yang masuk Islam karena mau menikah, rata2 menjadi Islam KTP dan tidak pernah mau mendalami islamnya. Yang penting sudah dapat isteri, jadi buat apa harus belajar lagi? Begitulah sikap dari kebanyakan orang. Jadi tolong sangat hati2lah. Nanti kamu sendiri yang menderita kalau buru2 menikah setelah dia bersyahadat dan nanti tidak mau belajar lagi. Kuncinya, kalau dia mau benar, maka masuk Islam dulu, sampai bisa shalat sendiri, dan paham dasar2 Islam, dan bisa menjelaskannya secara sederhana, dan setelah itu baru kasih izin untuk menikah. Kalau dia hanya mau syahaddat dan langsung menikah, dengan janji akan belajar semuanya belakangan, sebaiknya tidak diterima. Suruh dia kirim email ke genenetto [at] gmail.com.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene
alhamdulillah di saat saya dalam situasi bingung....di anjurkan teman untuk istiqarah ..... semalaman saya shalat ...mohon beri petunjuk, saat saya di pinang pria bule yah dya memang mau masuk islam tapi saya berfikir dya kan samasekali tak mengerti islam....pastinya dya masuk hanya untuk syarat nikah di indonesia saja.....selesai shalat istiqarah hati saya mantap....tenang ... bahwa saya hanya akan menikahi dya bila dya bersedia mempelajari islam terlebih dulu lalu bila di rasa mengena di hati nya dan tergerak untuk masuk itu karna keinginan nya bukan karna saya, dya pun setuju, awalnya saya berfikir agak picik hanya karna saya ingin punya PR di negara nya dan bisa bekerja di sana jadi saya bisa nabung untuk biaya sekolah anak anak saya, saya pikir oke lah buat PR aja (astagfirullah, saya jd malu), hati busuk saya berbisik ini kesempatan bagus ada yg mensponsori saya, baik, ganteng, (maaf) kerja nya juga lumayan dan sayang banget sama saya..kapan lagiiii....!! bathin saya yg baik berbisik,,,,, kalau kamu yakin sama allah, dya yang maha kaya....lalu mengapa kamu harus menggantungkan hidup pada seorang lelaki bule non muslim??? seperti nya tanpa pertolongan dya kamu tidak akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik.....kasian juga kan dya kalo kamu nikahi hanya karna tujuan kamu dapat PR aja....egois sekali kamu....gak malu kamu ngaku orang islam..percaya sama allah??....kepala saya seperti di pukul martil besar hehhehhe saya istighfar, pagi pagi seperti biasa selesai shalat subuh kekasih saya tlp, goodmorning baby..bla bla bla...dengan mantap saya sampaikan....deeply sorry i cant marry you...not because i dont love you....its about my love to my beleive!! of course dya marah, kecewa...terdengar suara nya gemetar dari seberang sana.....saya hanya diam....mendengarkan sampai dya selesai bicara.....
ReplyDeletesaya coba sampaikan lelaki seperti apa yang saya inginkan, dengan percaya diri saya sampaikan bahwa dia tidak masuk kriteria yang saya cari (sombong ya saya padahal jauh dari cantix dan sexy loh)
saya beri opsi, ok supaya kamu tau kenapa saya begitu keras kepala dengan pendirian saya, saya sarankan dia cari tau tentang islam terutama point yang mengatur tentang pernikahan, cari tau pada sumber yg bisa dya percaya...kebetulan saya bertemu pak gene di internet.....dya setuju dan dya minta saya berjanji bila dya tertarik dan memutuskan masuk islam saya harus mau menjadi istrinya, saya jawab dg yakin "INSA ALLAH.....i ll be your loving wive in the rest of my life (sok romantis banget ya saya hehheee)
alhamdulillah, saya plong dan lega sudah menyampaikan keberatan saya menikahi dya, alasan alasan nya dengan percaya diri, saya yakin seyakin yakin nya allah akan memberikan jalan terbaik bagi hamba nya yg bersungguh sungguh meyakini nya....saya bersyukur akhirnya di luar dugaan kekasih saya bersedia untuk terlebih dulu mengenal islam, memahami, belajar step by step ..... padahal saya tau dya memiliki agama yg di anut ibunda nya tercinta (almarhum), dya berjanji pada ibunda nya untuk tetap teguh pada kepercayaan ibunda nya itu..jadi saya tidak menyangka samasekali akhirnya dya setuju dan minta di bimbing masuk islam....mudah mudahan bukan hanya kata kata manis yg kosong...semoga allah menyentuh hati nya dg hidayah dan kelembutan ALLAH swt. yang maha penyayang
untuk para wanita yg mengalami nasib sama, please jangan pernah meragukan kekayaan, kekuatan kekuasaan allah swt. tuhan yang kita yakini...tak ada yang tak mungkin...beranilah berkata tegas "TIDAK"...!! jangan gantungkan hidup anda pada materi, pada seseorang.....tidak berjodoh dg nya ..insa allah pasti allah sudah menyiapkan seorang laki laki yang pantas untuk kita nikahi....
semoga pengalaman saya bisa membantu bagi yg sedang bingung harus bagaimana, berwudhu lah...shalat...minta lah petunjuk...ikuti kata hati terdalam anda..yakinlah allah selalu bersama kita...aminn
salam
sartika
Kalau dari pengalaman saya, mau bule, orang arab atau pribumi tidak menjamin keimanan seseorang.
ReplyDeleteBanyak bule yang masuk islam karena menikah, ada yang kembali ke agama nya, atau islam KTP atau tobat. tapi kita jangan menutup mata bahwa orang arab yang katanya islam paling benar adalah pribadi yang kejam dan sejauh pengalam saya, orang arab yang paling doyan maksiat. dan orang pribumi... pengalam saya lebih parah lagi... maaf bukan untuk membela atau menyudutkan.
Saya paling benci dengan manusia yang menghujat!!!!
Biarkan Allah dan malaikatNya yang mengukur, kenapa manusia yang dirinya sendiri saja belum tau benar atau salah tapi berani menghujat manusia lain.
Angel
Subhanalloh, antum jujur dan objektif, Pak...
ReplyDeleteSaya juga bnyk berjumpa tmn2 WNI (terutama yg dekat tmpat tinggalnya dgn saya) bersuamikan bule, dan islamnya "ktp" saja...:-(, tp wni2 muslimahnya juga ktp-an :-((, pas datang ke rumahku, kita ajak sholat, gak mau mereka...
Pas kita yg ke rumahnya, dan numpang sholat--- arah kiblatnya aja mereka tidak tau, karena tidak sholat :-(( faghfirlana... Mereka sangat merugi, naudzubillahiminzaliik...
Smoga Allah SWT melimpahkan kelurusan niat dan sikap istiqomah dalam jiwa kita, aamiin, barokalloh!
Hmmmm
ReplyDeleteAssalamu'alaikum,
ReplyDeleteGene, aku setuju sekali dengan pendapat mu.
Dari pengalaman ku, biasanya mereka yang nekat untuk menikah dengan bule (meskipun bulenya mau membaca shahadat) dikarenakan pengetahuan agamanya kurang.
Selain itu, cerita-cerita memilukan dan perjuangan-perjuangan di balik pernikahan dua negara jarang sekali terdengar.
Mungkin kedua hal tersebut yang perlu diinformasikan (saran dalam Al-Qur'an dan sunah nabi dalam memilih calon pasangan, serta cerita2 di balik pernikahan dua negara) agar mereka bisa memilih dengan lebih objektif.
Dan yang paling penting harus di beritahu. Biasanya para orang Indonesia berfikiran "menikah dengan bule, bisa hidup makmur dan kaya (bisa membantu ekonomi keluarga besar)"
Kenyataannya, mereka punya cara berfikir yang berbeda. Bagi bule, membantu sanak saudara dan keluarga bukanlah suatu kewajiban. Karena itu, tidak semua bule rela mengirimkan uang ke sanak saudara dan keluarga secara terus menerus (berkali-kali), apalagi ke keluarga pasangan.
Jadi kalau ada yang bilang "menikah dengan bule jadi kaya dan kehidupan keluarga terjamin", katakan "belum tentu"
Namun, jika sudah diberitahu dari sisi agama dan pengalaman para pendahulunya, mereka tetap bersikeras, ya sudah. Mungkin ada hikmah dibaliknya. Dimana, banyak para muslimin yang sisi keagamaannya menjadi lebih kuat setelah menikah dengan bule. (mereka jadi paham kenapa Al-Qur'an menyarankan menikahi orang yang sama agamanya, kenapa nabi menyunahkan untuk memilih pasangan berdasarkan agama, dll)
Semuanya itu tergantung pada diri kita masing2. Kita tidak bisa menyalahkan orang lain karena keimanan, yang tahu akan kadar keimanan itu hnyalah Allah. Shalat pun orangnya kalau bukan karena Allah juga tdk baik. Kita tidak bs menyalahkan seorang yg menikah dgn bule lalu tdk menjalankan shalat. Dan sebaik2nya cara adalah mencoba mengenalkan ajaran islam dn org yg muaalaf. Meski tdk mudah, karena ad jga sebagian muaalaf yg tdk tertarik karena kebanyakan org2 barat tdk tertarik mencampurkan hidup mereka dgn agama. Dan hnya doa dan bimbingan sllu buatnya yg mudah2an bs menyadrkannya. Hal itu jga sama byk kita jumpa, mengaku islam namun tdk menjalankan printahnya dan mengerjakan larangannya jga lbh buruk ketimabng bule yg tdk mnjalankan printahnya, karena kita yg sdh lbh lama mengenal ajaran islam namun tetap kurang tulus mnjalankan printahnya. Dan orang bule yg masuk islam karena faktor menikahi si perempuan yg blm tertarik dgn ibadah, itu mang karena dia blm mengnali islam dgn baik.tak kenal maka tak sayang, maka alangkah baiknya jika si istri mengajari dan menbimbingnya, dan dgn kesabaran si bule insya Allah bs terbuka hatinya. Dan saya yakin orang bule yg telah mempelajari islam dgn baik akan lbh taat karena telah mendaptakan kebenaran agama. Setahu saya kebanykan latar belakang bule itu jauh akan agama karena mereka menemukan agama mereka dlm kekeliruan dan byk mereka menganut agama hnyalah sekedar agama. Byk ditemui gereja di eropa atau di amerika, namun yg pengunjungnya hnyalah org2 tua, yg jumlahny sedikit. Mrka tdk tertarik dgn agama bahkan byk mrka memilih ateis meski di data pribadinya penganut agama. Beda seperti kita dimana2 mesjid, dan msh semangat akan islam, azan perkumpulan mesjid dsb.So kembali lagi itu semuanya pulang dari kepribadian kita sendiri.
ReplyDeleteAssalamualaikum wr/ wb.
ReplyDeletejika seorang pria non muslim masuk islam karena hanya ingin menikahi wanita muslim, setelah menikah dia kembali ke agamanya non muslim, bagaimana status pernikahannya, bagaimana pula status anaknya ? terimakasih
wassalamualaikum wr. wb
Status pernikahan menjadi batal, karena dia sudah jelas tidak beragama Islam lagi. mereka harus dipisahkan (diceraikan secara hukum) karena wanita yang Muslim dilarang punya suami non-Muslim. Anak punya status lahir sebagai Muslim, dan perlu diambil oleh isteri dan dibesarkan sebagai anak Muslim seperti semestinya.
Deleteassalamualaikum
Deletesaya mau share cerita juga.baru baru ini saya berkenalan lewat app online.dia pria amerika.dan tertarik untuk mengenal jauh ttg saya.saya sampaikan kalo berteman saya tidak ada masalah dgn siapa saja.dia pun jawab begitu kalo dia memandang semua agama mengajarkan kebaikan.selama komunikasi dia memang menunjukkan keseriusannya dengan saya.bahkan email yg terakhir meminta saya apakah mau jadi istrinya.padahal dalam email sebelum sebelumnya saya sudah menjelskan kalo saya ini muslim
dia bahkan mau mengunjungi sya di indonesia dan mau bertemu keluarga saya . apa sebaiknya saya abaikan saja email dari dia atau biar saja dia datang baru saya jelaskan knapa saya tidak bisa menerima lamarannya. tapi sebenarnya saya lebih suka opsi abaikam emailb tapi kasian pula.karena ntar dia pasti kirim email terus bertanya keadaan saya bagaimana dan dia khawatir karena tidak membalas emailnya. nah mungkin ada yg bisa bantu car menjelaskan kepadanya.tapi kalo bisa langsung inggris ya.mgkn kemaren kemaren dia tak paham dengan penjelasan sya dgn bhs inggris yg pas pasan.
Coba jelaskan bahwa anda tidak bisa menikah dgn pria non-Muslim dan ajak dia belajar ttg Islam dulu sebelum ke sini untuk ketemu keluarga.
DeleteAssalamualaikum,
ReplyDeleteTeman saya bule ingin belajar tentang islam. Tetapi saya merasa saya bukan orang yg tepat karena pengetahuan tentang islam saya sangat terbatas. Saya sering kewalahan dengan pertanyaan dia. Bisakah bapak membantu dia untuk mengenal islam lebih baik?
Minta dia kirim email kepada saya di genenetto@gmail.com
DeleteBisa...bisa....
ReplyDeleteSuami saya juga bule, bukan Muslim tapi Kristen taat. Saya bersyukur menemukannya. Biar ganteng, dia enggak sombong. Dan dia juga setia. Gak akan berpoligami karena memang dilarang di Alkitab. Usia juga masih muda. Pekerjaan mapan bgt sbg insinyur. Rajin baca Alkitab. Waktu menikah juga masih perjaka. Ketemunya juga di tempat ibadah kami. Enggak merokok. Enggak pemabuk/ pecandu. Setiap hari ajak saya berdoa dan baca Alkitab. Keluarganya harmoniz. Dan dia pilih saya karena saya bijak dan juga menurutnya cantik. Memang cantik itu relative, tapi banyak yg bilang kalau saya tanpa make up itu terlihat cantik. Dan saya juga sudah bisa berbahasa inggris/ belanda jauh sebelum saya kenal suami. Dan saya juga selalu jadi pegawai teladan di Kantor dan penerima beasiswa full selama saya sekolah hingga universitas , saya pun aktif di kegiatan social sbg sukarelawan. Dan saya percaya banyak alasan baik lainnya seorang bule mau menikahi wanita Indonesia. Begitu pula kenapa wanita Indo mau menikahi pria bule. Seperti saya karena dia memang pria seperti permata dari Tuhan dan jawaban atas doa2 saya untuk mendapatkn suami baik yang akan lebih mendekatkan saya dengan Sang Pencipta. Juga pria yg rendah hati & jujur serta pandai. Semua ada di dia, tentu dia tidak sempurna. Namun karena dia mengasihi Allahnya, dia selalu bangkit & berupaya membenci apa yg dibenci oleh Tuhan. Jadi, saya beruntung donk. :D Dapet suami yg saleh, ganteng, pandai dan brada dlm hukum Allah meskipun bule dan bukan mualaf.. :D malah resiko utk dimadu tdk ada. Krn org Kristen dilarang utk berpoligami. Syukur banget aku.
ReplyDeleteDear Anonymous,
DeleteSaya jelaskan bahwa apapun alasan saudari menikah dengan pria non muslim maka dalam pandangan Allah SWT itu tidak sah alias haram. Dan tidak sahnya sebuah pernikahan mengakibatkan pada perbuatan zinah. Jadi yang saudari lakukan itu adalah berzinah. Sedangkan Allah dalam Al Quran sangat jelas.
Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran. (Al-Baqarah: 221)
Kemudian dalam pernyataan saudari seolah2 Islam sangat buruk karena menghalalkan poligami, padahal Allah SWT sudah menghalalkan poligami. Kalaupun saudari tidak setuju dgn poligami bukan berarti saudari menolak sebuah ketetapan yang Allah sudah tetapkan.
Seorang muslim sudah jelas bahwa cara hidupnya sangat khas, sesuatu dikatakan baik dan buruk selalu merujuk pada hukum Syar'i bukan pandangan manusia. Karena manusia sll menuruti hawa nafsunya maka tidak boleh menjadikan pendapat manusia menjadi sebuah hukum, akan tetapi hukum Islam digali dengan merujuk pada dalil2 Syar'i yakni Al Quran, Sunnah, Ij'ma dan Qiyas.
Hidup adalah pilihan, dan setiap pilihan kita akan kita pertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT kelak. Jika kita memilih mendustai Al Quran dan memilih jalan sendiri menuruti hawanafsu sendiri, maka kita sudah tau bahwa tempat kembali pilihan kita adalah neraka. Sebaliknya jika kita memilih mentaati Allah dengan mengamalkan Al Quran, Sunnah dan hokum Syar’I, maka tempat kembalinya adalah Surga.
Ingatlah dimana suatu saat nanti dimana mulut kita dikunci dan semua anggota badan kita bersaksi atas apa yang kita lakukan didunia. Dan Ingatlah hari ketika tidak ada yang akan membela kecuali amal kita didunia, bukan suami kita, bukan anak kita, bukan orangtua kita, tapi amal sholih kita yang akan menajdi pembela kita nanti diakhirat kelak. Hidup didunia hanya kira2 60 tahun, tapi 60 tahun didunia sangat akan menentukan hidup kita yang kekal di akhirat nanti.
Semoga bermanfaat. Jazakumullahu khairan khastiran
Wassalammualaikum wr wb.
Ya sama Pak.. Di Alkitab, menikah dengan orang yg tidak seiman itu memang juga tidak boleh. Tapi kalau ada yg mau meakk disayangkan ya tdk bsa dipaksa. Allah menginginkan manusia itu taat dari hati, makanya kita diciptakan tidak seperti robot. Allah bukan pemrakarsa poligami, tapi memang poligami pernah dibiarkan berlangsung, karena situasi. Tapi itupun disinggung banyak sekali hukum yg ketat yg mengatur, dan kalau ada yg sa.pe tidak adil, langsung ditegur oleh Allah. Karena jaman dulu memang Tuhan masih berwahyu secara langsung dengan manusia. Tapi Alkitab yg ditulis lebih dulu dari Alquran setelah ada perjanjian baru, jelas2 menyatakan suami2 hendaklah suami dari satu istri. Coba tanya wanita mana yg kalau bisa milih, akan milih suaminya menikah lagi?? Coba mana? Klo pun iya sesak di dada. Air mata di hati. Karena hukum sekarang sudah jalan seenaknya. Mau bilang, boleh kalau adil. Terus yg nentukan adil itu siapa? Manusia lagii? Hahaha.. Mana bisa. Hanya Tuhan yg bisa adil. Makanya Tuhan tahu terus dilarang dengan tegas. Tuhan di Alkitab itu benar2 mengerti perasaan manusia dan ingin melindungi hak wanita. Pernikahan itu suci pak. Makanya sejak awal, sewaktu masih di firdaus, taman yg notabene penuh kesempurnaan dan kesenangan , Tuhan hanya menciptakan 1 istri untuk A'dam. Kalau memang halal, karena ingin mennyempurnakan kebahagiaan A'dam, pasti Tuhan sudah ciptakan lagsg 4 istri buat A'dam. Kenyataannya TIDAK kan? Hanya 1? Itu hanya manusja yg seenaknya. Merubah2 FirmanNya. Aduuh sekali lagi data bersyukur punya suami yg meskipun bule, jauh lebih jujur dan tulus hati dalam melayani PenciptaNya. Hubungan akrab dengan PenciptaNya.
ReplyDeleteAssalamualaikum..
ReplyDeletePak gene mohon nasehat nya..
Sy seorang wanita muslim yg menikah dgn lelaki mualaf asal papua.. sy sdh menikah 10thn.. awal2 tahun suami sy rajin sekali belajar tentang islam yg sesungguh nya..menjalankn sholat,puasa,sholat jumat,dan aturan²islam yg lain ny.. tp skrg blakangn ini suami sy sdh jarang skali sholat..kdang sholat hanya jumatan sj.. sy sering beritahu suami sy untk taat dlm sholat..krna sholat itu wajib. Tp sllu bralasan msh ingin pelan².. ap kah sy mendptkn dosa ny krn suami sdh jrang sholat?? Sy sngt takut skali dlm hal ini.. takut akn dosa yg sy tanggung.. mohon beritahu gmn jln kluar ny..
Wa alaikum salam wr.wb.,
DeleteDia berdosa sendiri karena sudah diingatkan dan tidak mau.
Kemungkinan besar ada suatu masalah pribadi di belakangnya sikap dia itu. biasanya ada masalah emosional atau masalah pribadi yang membuat muallaf berubah seperti itu.
Perlu dicari masalah intinya apa dan dicari solusinya setelah jelas apa yang mengganggu dia.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeletepret lah....maunya kalian slamer yg non muslim nikah dgn muslim pindah jadi muslim gitu..yang ada rugi pindah ke agama kalian...munafik semua
ReplyDeleteKejadian nya hampir sama dengan sodarakku , yang perempuan mau masuk islam krn mau nikah ,sedangkan calon suaminya seorang muslim tapi tidak pernah melakukan sholat. Terus apa bisa seorang muslim menjadi seorang imam bagi keluarganya terlebih seorang istri yang menjadi muallaf yang imam nya sendiri aja tidak melakukan sholat, astaghfirulloh ,memang banyak sebagian islam hanya menjadi syarat bagi orang yang tidak beriman
ReplyDeleteSalam...saya subhanallah miris dengan komentar jelek mengenai pasangan bule-indonesia. Sebagian besar komentar malah menyiratkan kecemburuan. Bukan nasihat. Taukah anda yang ada utarakan itu adalah kebenaran. Berlian. Tapi anda menyajikannya dengan cara melempar. Biarpun berlian tapi nilainya menyakiti. Hukumnya allah yang tau. Kita tidak perlu sombong karena merasa ibadah kita lebih baik dari orang lain. Insyaallah kesombongan itulah yang yang meruntuhkan nilai ibadah kita. Mungkin disini merasa share. Tapi kok komentarnya bernada menggunjing. Berbuat baik pada mualaf. Nabi saja mengajarkan hal itu. Bahkan mualaf berhak terhadap zakat bukan? Kalau yang kita perlihatkan adalah kebencian. Wajar toh non muslim pada takut sama islam. Bahkan sebelum mereka tau.
ReplyDeleteafwanjiddan saya cuma mau meluruskan yang itu. jika kata2in saya di pandanga baik. Insya Allah cuma orang sombong yang sulit menerima orang lain.
Sedikt nge-nes kalo bahasa kampung saya sih. Saya setuju dgn pendapat ustadz. Tapi komentarnya kok menyamaratakan. Suami sayapun seorang bule US. Awalnya masuk islam juga karena inginkan menikahi saya
ReplyDeleteTapi syarat menikahi saya bukan hanya masuk islam. Ayah saya adalah manusia yang paling kontra dengan bule. Maka syarat prnguasaan beberapa ilmu pengetahuanpun jadi syarat sekunder namun wajib terpenuhi. Saat itu saya bawa suami saya ke Ustadz. Ahmad Syukri. Ph.d mengingat saya kuliah dengan beliau sejak college sampe master. Beliau lulusan US . Penyampaian baik, logic dan tidak menggakimi. Kalau saya bilang, ini masalah trik saja. Orang yang kenalm islam dengan baik, pasti jatuh cinta. Tidak mungkin tidak. Jd menurut saya. Ini tergantung cara anda memberi sajian kebenaran itu sama si bule. Kalo membosankan, dan mereka ga suka sama anda. Wajar kalo mrreka ga tertarik buat tau islam lebih dalam.
Ah ya, saya bertemu suami bukan di club malam. Tidak semua wanita yang menikah dengan bule bertemu di club. Saya bertemu beliau di beyond (toko buku) tanggerang. saat itu beliau terpisah dari anak beliau dan saya bantu mencarikannya. (Beliau duda anak satu. Mantan istrinya kabur setelah melahirkan anak mereka. 40 hari setelah pulang dari rumahsakit. Wanita indonesia. Dari pulau jawa.) Suatu hari saya bertemu lagi dengan beliau di sekolah. Saya melamar kerja sebagai seorang guru di sekolah swasta dan beliau salah satu pengajar juga. Singkat cerita kami merasa klop dan menikah. Setelah masuk ke kehidupannya. Saya akhirnya tau suami saya hidup dengan sangat normal. Beliau tidak pernah keluar rumah tanpa sYa. Tidak makan daging babi. Tidak minum bahkan sebelum saya ingatkan. Dan twrnyata itu sudah jadi gaya hidupnya jauh sbelum menikahi saya. Sholat normal. Dia meniru apa yang ayah saya kerjakan. Termasuk hajj. Dan qurban.
Jadi penyamarataan semua pasangan bule-indonesia sedikit menyakiti hati saya. hanya karena anda bertemu dengan wanita jenis ini yang mengeluhkan tentang suaminya, bukan berarti semuanya mengalami kisah yang sama. Bahkan suami saya jauh lebih taat di banding saya sendiri. Mereka datang meminta bantuan. Jika di sampaikan dengan lemah lembut, mereka pasti lunak. Batu lama kelamaan hancur juga oleh air. seorang teman yang bersuamikan bule juga bertanya pada saya. Bagaimana menakhlukan suaminya. (Suaminya adalah teman saya. Istrinya adalah mantan wanita panggilan di jalan jaksa. Kalau menurut saya. Tentu saja suaminya tidak mau berubah sedangkan peforma sang istri sejak pertama adalah pendosa meskipun sudah berhenti. maka dia tidak mau tau tentang agama sang istri. Toh meskipun muslim masih melakukan pekerjaan haram) jadi. Apa yang saya lakukan hanya mrnampilkan diri saya sebagain wanita normal. Saya ga suka diskotik. Bikin pusing. Saya juga lrbih suka masak di rumah. Sehingga suamisaya pun enggan keluar rumah. Saya bawa dia pulang ke keluarga saya untuk mrlihat contoh nyata dari ayah saya. Saya perkenalkan indahnya kekeluargaan sedangkan rasa kekeluargaan bagi bule sangat minim. Intinya benar. Tdak perlu berkomentar sinis. Pernikahan tidak memandang suku. Bule atau bukan belum tentu menjamin kebaikan. Ada orang yang islam sejak lahir tapi memperkosa tetangga, murid, adik ipar, bahkan anak sendiri. Tidak sedikit ustand yang keluar rumah dengan dalih dakwah malah pergi ke tempat hiburan malam. Kenyataan ini banyak juga di lapangan. Toh? Bahkan lebih banyak dari wanita yang datang mengeluhkan suami bule-nya.
Assalamualaikum Mr. GENE.
ReplyDeleteJika berkenan saya ingin sedikit curhat dan meminta pendapat, nasehat dari Mr. Gene.
Saya seorang wanita muslimah, saya mempunyai pacar tentara pria asing asal amerika latin sekitar 1.5 tahun. Selama pacaran alhamdulillah dia menjaga kehormatan saya karena dia menghargai saya seorang muslim. Dia tahu saya suka sholat ( walaunpun tidak rajin ) dan dia selalu membangunkan saya dgn tlp jika saya akan puasa. Tahun ini kami berencana menikah, tapi saya sudah bilang dengan tegas saya tidak mau menikah dengan beda agama, apa lagi kalau dia masuk agama tapi hatinya belum siap. Dan saya memberikan pandangan bagaiamana kedepannya jika menikah beda agama. Dia bilang dia bersedia pindah agama, dan dia bersedia untuk mempelajari islam terutama sholat ( karena dia sering melihat saya sholat dan tau kalau saya suka puasa ).
Saya sayang sama dia tapi belum 100%, tapi hati saya yakin dia pria yang terbaik yang saya kenal dan dia tidak mau kehilangan saya. Berbeda dari pria" muslim ( tnpa mengurangi rsa hormat saya bkn bermaksud menjelekkan pria Indonesia) yang pernah saya jalani dan dia sangat religius tapi maaf (munafik).
yang saya mau tanyakan, saya harus bagaimana untuk meyakinkan dia agar dia masuk islam bukan hanya untuk menikahi saya. Dan jujur pengetahuan agama saya hanya bisa menjelaskan standarnya saja. Jika tidak keberatan mungkin saya bisa bertemu mr. BENE dengan membawa pacar saya agar mendapat penjelasan langsung dri Mr. BENE.
Wa alaikum salam. Ada baiknya dia belajar islam secara serius dulu. Cari guru di kota dia agar bisa belajar setiap hari. Juga bisa belajar banyak dari situs internet. Ada banyak yang menjelaskan dasar2 Islam. Dan minta dia masuk Islam sekitar 6 bulan sebelum menikah. Setelah 6 bulan cek apa dia bisa shalat atau tidak. Kl pengertian agamanya sudah mantap, baru menikah. Kl dia mau masuk Islam dan menikah di hari yang sama, maka kemungkinan besar dia tidak akan serius nanti.
DeleteAssalamualaikum warahamatullahi
ReplyDeleteSaya cuma hendak berbagi tentang pengalaman saya menikah dengan seorang muslim yang berkulit putih (saya tak suka menggunakan kata 'bule' karena saya pandang terminologi kata itu sangat rasis. Rasulullah SAW sendiri juga berkulit cerah. Apakah kita akan menggunakan kata tersebut kepada beliau? tentu saja tidak).
Saya sudah menikah dengan suami 11 tahun lamanya. Alhamdullilah, kami berdua bahagia.
Suami saya sangat serius dengan Islam. Dia belajar Islam dari nol. Melihat Islam apa adanya (tidak seperti kebanyakan kita yang terlahir dari keluarga muslim. Tahu Islam dari kakek dan bapak kita).
Alhamdulliah, dari suamilah saya tahu hakikat Islam yang sebenarnya Setidaknya, kami berdua selalu berusaha untuk belajar dan mengaplikasikan Al-Quran dan As-Sunnah.
Kita yang terlahir muslim kadang hanya punya pandangan sempit mengenai Islam (seperti yang kita tahu dari orang tua karena kita malas belajar agama).
Karena saya menikah dengan suami muslim WNA, saya jadi banyak belajar Islam bersamanya dan juga bersahabat dengan saudari-saudari seiman dari berbagai belahan dunia (istri dari teaman-teman suami)
Tak henti-hentinya saya bersyukur kepada Allah Azza wa Jalla karena telah memberikan saya suami yang shaleh dan mampu membimbing saya menemukan Islam.
kata org bijak...orang yg paling sulit dinasehati adalah orang yg sedang jatuh cinta... ketika sdh berkeluarga bru melihat kenyataan sebenarnya
ReplyDeleteItu bukan cinta. Itu adalah horror buat seorang manusia. Coba kita gambarkan di dalam kepala kita. Gambarkan Siang terik panas 50 degree celcius. anda sedang duduk di sebuah gubuk kecil di bawah pohon sambil minum ice cream paddle pop. Tiba tiba dari atas langit terlihat seorang penerjun payung membuka parasutnya melayang lingkaran lalu mendarat tepat di depan gubuk anda. Setelah dia berdiri merapihkan rambut lurus blondnya, mengusap kulit putih (putih seperti salju), memandang anda dengan mata birunya, hidung mancungnya, lesung dipipihnya. Lalu dengan bahasa Indonesia rusak terpatah patah berkata kepada anda. Aaapaaakaaahhh sssaayyaaa bbbiissaa menmenjajadii suuuaamiiii neeennneeennggg? With a very big smile in his face and thumbs up.
ReplyDeleteSangat menyakitkan. Jujur aja ekspresi saya spontan setelah lihat topik ini.
Sebenarnya ini karena perbedaan kultur dan pola pikir yang kurang dimengerti. Orang eropa barat dan amerika utara itu 70% nya tidak memandang penting agama (Mungkin kalo eropa timur dan amerika latin masih kuat)
ReplyDeleteSedangkan di kultur kita agama sangat penting. Makanya kalo dianggap seorang bule bersedia ikut agama istri/suaminya akan dibesar besarkan dan dianggap pengorbanan terbesar.. Di infotainment juga dibesar besarkan jika ada artis yg menikah dengan bule kemudian bule nya jadi mualaf..
Padahal di sisi bule nya, pindah agama itu piece of cake, jika dihitung hitung bisa yakinin pujaan hatinya akan cintanya.. Memang susah dimengerti, tapi kalo kita pernah tinggal di luar kita bisa mengerti pola pikir orang barat
Sangat setuju dg kultur ttg persepsi agama di eropa / amerika utara. piece of cake of love. Seagung apakah persepsi kita ttg "cinta'? Sebagian orang mempercayai God is Love, dan itu lebih besar dr apapun yg ada di Dunia fana ini. Semuanya hanyalah "persepsi" manusia.
DeleteMaaf mungkin sy masuk ke forum yg salah tetapi tdk ada salahnya sy bertanya, apakah people di forum/blog ini ada referensi teman atau tpt yg bisa mengajari islam (yg tidak radical lebih open minded ke semua golongan) utk mualaf wanita didaerah bsd/karawaci? Mohon advise ke joicemassie01@gmail.com. makasih sebelumnya.
ReplyDeleteMaaf, saya kurang tahu kl di daerah sana ada bantuan. Bisa dicoba bertanya ke group facebook Muallaf Indonesia. Mungkin ada yang bisa bantu.
Deleteulasannya bikin galau 😿
ReplyDeletesy seorang yg mau menikah dengan mualaf
dia sudah ada niat dan saya sangat senang kemudian saya belikan buku buku tentang islam , tapi entah dia pelajarin atau tidak
hampir 2 tahun saya tunggu dia , tapi waktu natal dia tetap pergi beribadah dan merayakannya
saya sedih sekali
saya tanya kenapa tidak cepat2 jadi mualaf supaya dia bisa belajar islam dengan kyai dan kita menikah , knp masih ke gereja ?
dia jawab "apa km mau aku tidak punya agama sblm jd mualaf ? biar aku spt ini dulu"
apa yg sebaiknya sy lakukan 🙀
Sebaiknya tinggalkan dia, karena sepertinya dia tidak serius. Kl serius, dia akan berhenti ke gereja, dan belajar Islam dgn benar. Karena tidak mau, itu menjadi bukti bahwa dia tidak tertarik pada Islam, dan mungkin punya rencana menikah lalu ajak anda pindah ke agama Kristen.
DeleteAda banyak orang di bumi ini. Coba tinggalkan dia dan mencari yang lain, biar dapat masa depan yang lebih baik.
aku juga kehabisan cara buat ngajak bule ku biar jadi seorang muslim yang baik :'(
ReplyDeleteMemang sulit. Saya sudah puluhan kali bicara dgn org bule ttg Islam, dan kadang berhasil, kadang gagal. Tergantung orang itu, apakah punya pikiran terbuka atau tidak.
DeleteAssalamualaikum wr wb, saya termasuk perempuan yg seperti itu,astaghfirullahalladzim,saya baru menyadarinya tetapi yang sangat disayangkan sudah menikah 7th dan memiliki2 org anak,menyesall sekali.dan saya sudah berputus asa membuat suami memahami islam,sudah berdoa mengharpkan hidayah dr allah tetapi belum ada perubahan sama sekali,dan untuk saat ini saya tinggal di lingkungan suami.sungguh berattt,mohon sarannya pak gene,apa yg harus saya lakukan?
ReplyDeleteWa‘alaikumsalam wr.wb.,
DeleteMohon maaf, tapi tidak ada yang bisa dilakukan. Sudah puluhan kali saya dapat perempuan spt anda, menikah karena jatuh cinta, abaikan cinta pada Allah, dan kemudian menyesal. Tidak ada solusi. Sudah terlanjur. Hanya ada pilihan cerai atau menunggu. Kalau mau menunggu, ada harapan kecil, mungkin 1-5% bahwa dalam 20 tahun lagi suami akan berubah. Jadi silahkan menunggu, atau cerai. Tapi tidak ada jalan pintas utk selesaikan masalah ini. Saat untuk memikirkan masa depan sebagai suami isteri yang Muslim dalam keluarga sakinah adalah SEBELUM menikah, bukan sesudahnya. Jadi untuk ribuan ibu yang utamakan pasangan idaman itu, dan nomor-duakan Allah dan Rasulullah SAW, hanya ada penyesalan (setelah menjadi sadar), dan tidak ada yg bisa dilakukan selain cerai atau menunggu, sambil berdoa, dan berharap suami anda masuk 5% itu yang bisa berubah sebelum wafat.
Dari pengalaman saya, sangat jarang ada suami yang mau berubah. Sudah dapat isteri dan anak, jadi buat apa berubah?
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene
kepercayaan beragama adalah urusan pribadi dengan Tuhannya. Islam secara tidak langsung "memaksa" pasangan agar menikah harus dengan agama Islam. padahal HAK manusia ITU salah satunya adalah memiliki kepercayaannya sendiri. jadi jangan salahkan orang yang masuk islam untuk menikah. Karena Islam tidak mengizinkan nikah beda agama. Terus terang saya bertanya, dimana letak toleransinya?
ReplyDeleteToleransinya Nol. Tidak ada toleransi dalam hal ini. Dilarang dalam Al Quran bagi wanita Muslim untuk menikah dgn non-Muslim, karena pria secara automatis menjadi pemimpin keluarga.
DeleteManusia tidak punya Hak utk mengatur hal2 yang sudah dilarang oleh Allah. Jadi kalau mau menjadi orang beriman, taat pada Allah. Dan kl tidak beriman, maka silahkan urus diri sendiri, dan nanti di akhirat akan ditanyakan ttg segala sesuatu yang pernah dilakukan di dunia ini. Dan di saat itu, tidak ada manusia satupun yang akan sanggup berdebat sama Allah ttg hak, atau HAM, atau toleransi terhadap agama lain. Semuanya berada dalam ketakutan karena melihat api neraka di depan mata.
terus bagaimana dengan orang yg nikah beda agama suaminya muslim dan istrinya nasrani,sebagian anaknya memeluk agama muslim sebagian lagi nasrani,dan ini saya temui di lingkungan sekitar saya
Deleteterus bagaimana dengan orang yg nikah beda agama suaminya muslim dan istrinya nasrani,sebagian anaknya memeluk agama muslim sebagian lagi nasrani,dan ini saya temui di lingkungan sekitar saya
DeleteMasalah itu sama saja. Hanya saja tidak dilarang secara mutlak di dalam Al Qur'an. Tapi bahayanya sama.
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletePernahkah kita berpikir bagaimana proses/mekanisme seorang manusia bisa mempunyai persepsi/pendapat/pikiran/penilaian/kesan/keyakinan/harapan/tindakan, dll??? apa saja faktor yg mempengaruhi bentuk persepsi/pendapat/pikiran, dll tersebut? Jangan sia-siakan anugerah terbesar Tuhan bagi manusia, yaitu: akal/budi/pikiran kita.Dan mengapa setiap individu itu bersifat unique?
ReplyDeleteSetiap kepercayaan adalah urusan individu...Setiap keputusan adalah urusan individu..Maka apapun akibatnya adalah urusan individu..Penyesalan adalah individu..Selama tidak mengganggu individu yg lain..
ReplyDeleteToleransi itu adalah masing masing berjalan pada garisnya./hukumnya/ketentuannya/sifat-sifatnya dlsb dan tidak saling mangganggu...
ReplyDeleteSegala amal perbuatan tergantung drpd niatnya..Jika niatnya karena harta benda,kedudukan,popularitas, kecantikan, ketampanan, ras suatu bangsa,..Maka itulah yg didapatkan..Di sisi Tuhannya ia tdk mendapatkan apa apa..
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSaya muslim, saya mempunyai pacar laki laki non muslim, dia dulu pernah menikah dengan orang katolik juga tetapi sudah bercerai secara hukum saja, lantas apa boleh suatu saat dia menikahi saya dengan status dia dulu?saya sudah berpacaran selama 5 tahun dan berharap dia tergerak hatinya untuk belajar sholat dll,, karna sampai saat ini saya masih menunggu,dia bilang dia mau muallaf ketika kelak menikahi saya tapi dia jujur bukan karna dia mendapat hidayah tapi karna itu syarat buat menikahi saya, sedangkan saya takut , takut dia kelak akan berubah kepercayaan lagi setelah menikah dengan saya, padahal maksut hati ingin merubah dia menjadi laki laki muslim , karna sangat disayangkan sekali , dia orangnya beda dengan laki laki lain, dia sangat baik dan perhatian, sulit juga buat saya untuk mengambil ketegasan, karna sebenarnya sangat sayang dengan dia, di satu sisi saya tidak mau kelak menyesal ketika menikah dengan dia tapi dia kembali murtad lagi, di sisi lain saya masih berharap dia bisa berubah, tolong pencerahannya supaya saya bisa mengambil keputusan dari maslaah yang sudah berlarut larut ini
ReplyDeletePacar anda menunjukkan sikap yang sama dgn yang digambarkan di atas. Menikah dengan dia penuh bahaya. Dia hanya mau masuk Islam dgn syarat bisa menikah dgn anda. Jadi dia tidak peduli pada Allah, Rasulullah SAW dan Al Quran. Kalau jadi menikah, sangat mungkin dia TIDAK akan berubah setelah itu, dan akan tetap Muslim KTP bahkan juga mungkin dia bisa kembali ke agama lama dan ajak anda ikut dia.
DeleteAssalamualaikum pak Gene.. apa buku bapak yg berjudul mencari tuhan sudah diterbitkan
ReplyDeleteWa alaikum salam. Buku saya sudah selesai teksnya, tapi belum terbit. Lagi disiapkan. Mungkin di awal tahun ini akan terbit. Mohon bersabar ya.
DeleteAssalamualaikum pak Gene, boleh minta rekomendasi/saran. Saya berteman dengan org bule dr Swedia,orangnya baik banget, ramah. Dia muslim,kedua orang tuanya muslim,tapi malas sholat, ketika saya tanya alasannya, dia bilang karena malas, dan faktor lingkungan di Swedia yang kebanyakan atheis, tak memperdulikan masalah agama,dll. Saya bingung kasi pencerahan, karena ilmu agama saya pun belum begitu sempurna. Apa ada buku atau apa yg bisa saya berikan ke dia sebagai media utk dia bisa sadar akan kewajibannya sebagai seorang muslim?
ReplyDeleteAssalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakaatuh,
ReplyDeletePak Gene, saya baru melihat youtube anda di pengajian dilandmark yg lalu, menarik dan komprehensif untuk anda yg awalnya seorang mualaf. Saya lihat tingkat bahasannya sudah setara dengan ustadz2 kondang bahkan yg belakangan Abdul Somad (tentu beliau lebih detail mengenai referensi ayat dan lafadz bahasa arabnya, namun secara esensi sama2 baik).
Saya kira untuk saat ini ada baiknya share via youtube dll digiatkan lagi mengingat bangsa Indonesia dalam tahapan dua tahun kedepan akan memilih dan melanjutkan kepemimpinan, dimana perlu dicerahkan secara kontinyu perihal mengapa memilih pemimpin yg amanah sesuai tuntunan Islam. Saya prihatin bila melihat berbagai cara dilakukan untuk menjauhkan umat dari islam termasuk dalam memilih pemimpin.
Masih sangat banyak PR yang harus dibenahi. Sikap hidup, disiplin , LGBT dan lain-lain. Belum lagi pengaruh syiah dan aliran sesat lain. Mari kita perkuat anak2 bangsa dimulai usia SMP dan SMA keatas, juga kita paksa para calon pemimpin untuk amanah dan menjadi teladan yg baik . Belum lama Yusuf Estes juga share di youtube bahwa belakangan trend di dunia malah bukan lagi perbedaan islam dan agama2, namun sesuai petunjuk yg di turunkan di al quran, antar islam dan kafir, beberapa menunjukkanny dengan tatoo di dahi, kaos dan media lainnya, bukan lagi agama selain islam, namun mereka berani menunjukkan dan bangga dengan status kafirnya, naudzubillah..
Salut Gene, atas kerja keras anda selama ini. Di dunia digital dan media akan banyak manipulasi berita maupun halangan yg menghadang, namun in shaa Allah Allah SWT akan beserta umatnya yg amanah dan senantiasa berjuang untuk umat, aamiin yaa Robbal Alamiin
Wa alaikum salam wrwb. Terima kasih banyak. Saya juga mau membuat beberapa video diskusi agama di Youtube, tapi masih sibuk jadi belum dimulai.
DeleteApa yang disampaikan penulis banyak benarnya. Karena, saya pribadi juga menjalin hubungan dengan bule dari Belgia yang mana dia dari keluarga Khatolik, namun dia memilih untuk menjadi Atheis. Dia sudah banyak belajar tentang Kristen, Yahudi, dan juga tentang Islam. Dia sudah banyak belajar tentang Agama dan dia tahu banyak dengan jelas. Dia sangat tertarik dengan Islam, bahkan dia sudah pelajari Islam sebelum mengenal saya. Namun, dia masih belum bisa menerima bahwa adanya Allah, karena dia bilang "dia belum menemukan kebenaran Allah dan Al-quran secara logika". Awal berkenalan dulu dia menyebutkan bahwa "Muslim itu Teroris". Namun semenjak mengenal saya, dia sudah merubah opininya, bahwa Muslim buka teroris, namun ada sebagian yang rasis.
ReplyDeleteJika dia menikah dengan ku, dia akan masuk islam. Tapi, dia sangat jujur menyampaikan bahwa, dia akan masuk islam, namun tidak dengan mengerjakan sholat, puasa dan lainnya yg wajib bagi seorang muslim. Tetapi dia sangat tertarik dengan hari Idul Fitri, Idul Adha dan Naik Haji. Dia bilang, "Bagaimana mungkin mengerjakan sesuatu yang tidak diyakini". :(
Saya baru nemu blog ini. Saya punya permasalahan yang kurang lebih sama.
ReplyDeleteNamun dalam waktu dekat ini saya berencana untuk meninggalkan suami.
Walaupun ada kekhawatiran kembali ke Indonesia dan sulit cari kerja atau sulit membiayai sekolah anak. Tapi insyallah saya yakin kalau niatnya menjaga saya dan anak saya agar tetap di jalan Islam.