[Pertanyaan]: Dengan sifat Allah yang Maha Adil - Maha Pengasih - Maha Penyayang, kenapa tidak diciptakan semua manusia dengan semacam “naluri anti-sesat” agar tidak ada yang menjadi kafir?
[Gene]: Assalamu’alaikum wr.wb. Saya berikan pertanyaan tambahan lagi ya? Allah Maha Penyayang. Jadi kenapa tidak ciptakan semua manusia di Surga, dalam keadaan beriman, tanpa perlu ada ujian di dunia, tanpa ada neraka? Lebih bagus begitu, betul? Allah Maha Pengasih, jadi kita tidak perlu diuji, dan tidak perlu dihukum. Seratus persen beriman dari lahir, di Surga, dan hidup kekal di sana. Kenapa Allah tidak melakukan itu saja?
Kita boleh berandai-andai selama ribuan tahun tanpa bisa memahami “Pemikiran Allah”. Kalau kita merasa sudah dapat suatu jawaban, belum tentu jawaban itu betul. Kita anggap A adalah yang terbaik, padahal kita tidak sanggup mengerti bahwa B adalah yang terbaik. Allah Maha Tahu. Dan Allah mengambil keputusan sendiri tentang apa yang baik dan buruk, tanpa perlu minta pendapat kita.
Allah telah ambil suatu keputusan: Manusia akan dilahirkan ke dunia, dan diuji di sini. Yang beriman dikasih Surga, yang tidak beriman dikasih Neraka. Kenapa harus begitu, dan kenapa tidak lahir di Surga saja? Hanya Allah yang tahu secara pasti. Kemampuan kita untuk mengubah kondisi ini tidak ada. Jadi hanya ada dua pilihan: Menyadari kondisi kita, berusaha menyesuaikan diri, dan mencari jalan terbaik, atau menolak kondisi kita, dan cuek saja kalau kita ikuti jalan yang salah.
Sebelum kita dilahirkan, Allah sudah tahu siapa yang akan beriman dan sesat. Lalu kita tambahkan lagi analisis: Kenapa Allah harus ciptakan orang kafir? Kenapa harus ada Neraka bagi orang kafir? Mungkin saja harus ada Neraka karena suatu kondisi hanya bisa dipahami secara utuh kalau ada lawannya. Orang miskin sangat mengerti kekayaan dan manfaatnya. Orang di negara kaya yang kaya seumur hidup mungkin kurang sanggup memahami dan menghargai konsep kekayaan. Dia mengerti dirinya “kaya”, tapi dia tidak bisa memahami kondisinya secara utuh, karena tidak pernah merasakan kemiskinan dan tidak melihatnya di sekitarnya. Kalau pernah hadapi kemiskinan, seperti orang miskin, baru bisa sadari artinya kekayaan.
Orang yang buta dari lahir tidak bisa menyadari secara utuh manfaatnya “melihat”, karena tidak pernah dirasakan. Dia hanya pahami kebutaan dan kegelapan, dan tidak memahami kemampuan “melihat”. Coba anda jelaskan bedanya antara warna hijau dan biru kepada orang yang buta dari lahir. Bisa? Apa dia bisa paham? Dari mana bisa paham, tanpa pernah merasakan sendiri? Jadi kalau kita semua dilahirkan di Surga, dan tidak pernah ada “ancaman Neraka” mungkin kita menjadi kurang sanggup memahami “Rahmat Allah” dan “Kasih Sayang Allah” secara utuh, karena hanya merasakan kenikmatan Surga, tanpa pernah tahu atau melihat lawannya, yaitu Neraka.
Mungkin saja kita diberi penjelasan tentang orang kafir dan Neraka, dan nanti kita juga akan diperlihatkan orang kafir yang masuk Neraka, agar kita sungguh-sungguh mampu bersyukur atas rahmat, nikmat, anugerah, dan kasih sayang yang diberikan Allah kepada semua orang yang beriman. Tanpa adanya orang kafir dan Neraka, apakah kita sungguh-sungguh akan peduli dengan Surga? Jika pilihan setelah dunia ini hanyalah Surga yang “lebih tinggi” (untuk orang terbaik), dan Surga yang “lebih rendah” (untuk orang terburuk), dan tidak ada Neraka untuk siapa pun, berapa banyak dari kita yang akan mempunyai keimanan yang mendalam terhadap agama, dan keinginan untuk melakukan yang terbaik?
Misalnya, jika perbedaannya antara Surga yang lebih tinggi dan yang lebih rendah hanya sebesar ukuran kolam renang di istana kita, maka seberapa besarkah kita akan peduli? Kita mungkin kadang-kadang berdoa, kadang-kadang berpuasa, kadang-kadang bersedekah, tetapi mungkin kita tidak terlalu peduli untuk mencapai Surga yang lebih tinggi. Surga yang lebih rendah hampir sama, jadi untuk apa perlu peduli? Sebaliknya, kita diberikan perbandingan yang kuat antara Surga dan Neraka, yaitu yang terbaik yang dapat dibayangkan, dan kebalikannya, yang merupakan yang terburuk yang dapat dibayangkan. Dan mungkin alasan logisnya adalah agar kita dapat memahami bahwa Allah adalah Maha Penyayang bagi mereka yang memilih untuk beriman dan menyembah-Nya.
Semoga bermanfaat.
Wa billahi taufiq wal hidayah.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(97)
anak
(317)
anak yatim
(117)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(64)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(69)
hukum islam
(51)
indonesia
(586)
islam
(559)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(372)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(11)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(13)
kontroversi
(5)
korupsi
(28)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(53)
my books
(2)
orang tua
(10)
palestina
(34)
pemerintah
(138)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(519)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(46)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(37)
renungan
(192)
Sejarah
(5)
sekolah
(90)
shalat
(10)
sosial
(323)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
Popular Posts
-
Salah satu kata kesukaan orang Indonesia adalah: “Oknum”. Kalau ada orang-orang yang bercerita bahwa mereka mengalami suatu “masalah” di sek...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Ada berita tentang peringkat Indonesia di FIFA: Hanya bisa mencapai urutan 122 pada bulan Oktober 2025, dan tidak ...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Pada tahun 2024, tercatat 1,8 juta orang Indonesia melakukan Umrah dan 241 ribu orang melakukan Haji. Jadi totalnya ...
-
Assalamu’alaikum wr.wb., Seperti biasa, ini kisah rekayasa, dengan menggunakan nama orang yang benar. Prof. Fidelma O'Leary mema...
-
[Kisah dari teman]: Kemarin di rumah ustadz ana yang punya ponpes. Katanya belum lama mengeluarkan belasan santri yang terlibat dalam kegiat...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Pada tanggal 29 September, 2025, gedung baru dalam sebuah pesantren di Sidoarjo ambruk pada saat banyak anak melakuk...
-
Banyak orang yang kerja sebagai “guru” hanyalah orang dewasa yang berdiri di kelas dan memberikan tugas kepada anak, TANPA memiliki ilmu yan...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Mohon maaf, apa pantas disebut “Tragedi Maut”? Bukannya itu kasus “kematian yang disebabkan oleh kelalaian” (yang bi...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Mohon maaf Pak Menteri, tetapi apakah bapak sudah pegang data yang akurat, sehingga berani bilang jumlahnya sedikit?...
-
Pertanyaan Assalamu'alaikum wr.wb., Saya mau bertanya kalau orang Muslim boleh mendoakan orang non-Muslim? Kalau ada teman atau sauda...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment