Assalamu’alaikum wr.wb., Mungkin banyak orang (terutama pendukung presiden) merasa senang melihat kegiatan seperti ini. Seorang presiden negara yang sibuk, menerima ratusan anak di istana, dan menghibur mereka dengan nonton film bersama. Patut dipuji? Pemikiran saya berbeda. Ketika melihat berita ini, saya ingat pada anak2 yang lain:
Saya ingat pada anak yatim yang tunarungu yang sudah setahun masuk SLB tetapi belum diajarkan bahasa isyarat, karena (kata kepsek) tidak ada guru yang bisa ajarkan.
Saya ingat pada anak yatim piatu yang lumpuh sejak usia 3 tahun, tidak pernah sekolah, dan hanya bisa ngesot di dalam rumah pamannya. Hidup dalam kemiskinan dan tidak pernah dapat bantuan. (Dan sekarang sudah wafat di usia 15 tahun).
Saya ingat pada anak yatim yang alami Cerebral Palsy, dan seluruh tubuhnya lumpuh, tidak bisa bicara, dan hanya berbaring di lantai sepanjang hari. Di negara asing, anak spt itu bisa bersekolah, bisa menulis dan bicara pakai alat spt halnya Prof. Stephen Hawking.
Dan ada banyak contoh yang lain. Saya juga ingat pada pengakuan seorang kenalan, yang keluar dari kementerian sosial karena tidak tahan melihat korupsi massal yang terjadi di semua tingkat. Uang rakyat dicuri terus oleh PNS dan pejabat utk kepentingan pribadi dan partai. Dan kenalan di kementerian pendidikan dan di kementerian agama juga mengatakan hal serupa. Mereka mengaku bahwa banyak orang sibuk “mencari proyek” (apa saja) agar dananya bisa dibagi-bagikan.
Tetapi bapak presiden punya waktu bermain dan nonton film dengan anak di istana! Menurut saya, tidak ada prestasi apapun presiden melakukan itu, seakan-akan tugas penting yang lain sudah selesai, dan sekarang adalah waktunya istirahat. Ada jutaan anak yang lebih layak dapat perhatian khusus dari para pemimpin bangsa. Tapi kebutuhan anak itu diabaikan, karena kebanyakan pemimpin sibuk mencuri uang rakyat dan mencari pencitraan bagi diri dan partai, daripada menolong anak yang paling membutuhkannya.
Semoga suatu hari, Indonesia akan mendapatkan ratusan ribu pemimpin Muslim yang bersih, jujur, adil, bijaksana dan profesional, sehingga tidak ada lagi anak yatim atau anak berkebutuhan khusus yang dibiarkan menderita bertahun-tahun, di saat para pejabat sibuk nonton film di kantornya.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
-Gene Netto
Saat Jokowi Bernyanyi dan Nonton Bareng bersama 300 Anak di Istana...
https://nasional.kompas.com
Labels
alam
(8)
amal
(100)
anak
(293)
anak yatim
(118)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(7)
dakwah
(84)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(218)
guru
(57)
hadiths
(10)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(68)
hukum islam
(53)
indonesia
(564)
islam
(547)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(351)
kesehatan
(96)
Kisah Dakwah
(10)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(11)
kontroversi
(5)
korupsi
(27)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(48)
my books
(2)
orang tua
(7)
palestina
(34)
pemerintah
(136)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(497)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(10)
pesantren
(32)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(38)
renungan
(171)
Sejarah
(5)
sekolah
(74)
shalat
(8)
sosial
(321)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
Showing posts with label pemerintah. Show all posts
Showing posts with label pemerintah. Show all posts
23 December, 2018
08 November, 2018
Kenapa Korban Palu Tidak Melihat Puluhan Helikopter Yg Datang Untuk Menolong Mereka?
Ini contoh skuadron helikopter yang ada di negara lain:
CH-53E Super Stallion Helicopters Mass Formation Flight Over San Diego
Coba jelaskan kenapa tidak ada korban di Palu, atau Lombok sebelumnya, yang melihat hal seperti ini. Puluhan helikopter milik TNI bisa langsung turun ke lokasi. Bisa antar pasukan ke atas setiap bukit, dgn jarak 1-2km antar pleton, dan di situ mereka mendirikan pos komunikasi dulu, karena yang paling penting adalah informasi.
Setelah jelas di setiap wilayah ada masalah apa, dan ada kebutuhan apa, bisa diterbangkan lagi pasukan yg lain ke setiap wilayah sesuai kebutuhan. Misalnya, untuk mendirikan rumah sakit lapangan, antar dokter dan tim medis, antar alat berat spt backhoe untuk menyelamatkan korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan, dll.
Fungsinya banyak sekali. Tidak perlu menunggu jalan umum dibuka dulu. TNI bisa langsung atasi ratusan maslah dengan bergerak sendiri, KALAU punya seribu helikopter yang tersebar di seluruh negara. Coba jelaskan kenapa tidak ada? Jangan bilang TNI tidak bisa, atau sudah punya, atau sulit beli helikopter, atau anggaran belum ada, atau alasan2 yang lain. Masalahnya hanya satu: KEPEDULIAN PEMERINTAH. Sejak dulu ada gempa bumi di Indonesia, dan kondisinya selalu sama: jalan putus, dan rakyat menderita berminggu-minggu menunggu bantuan datang. Masalah yang paling besar itu bisa diatasi dengan menggunakan helikopter, yang perlu dibeli, dan disebarkan di seluruh negara, siap bertindak setalah ada gempa bumi lagi nanti. Dan itu hanya akan terjadi kalau suatu hari rakyat bangun dari dunia mimpi, dan mulai memilih pemimpin yang peduli pada rakyat, daripada peduli pada depositonya sendiri.
-Gene Netto
CH-53E Super Stallion Helicopters Mass Formation Flight Over San Diego
Coba jelaskan kenapa tidak ada korban di Palu, atau Lombok sebelumnya, yang melihat hal seperti ini. Puluhan helikopter milik TNI bisa langsung turun ke lokasi. Bisa antar pasukan ke atas setiap bukit, dgn jarak 1-2km antar pleton, dan di situ mereka mendirikan pos komunikasi dulu, karena yang paling penting adalah informasi.
Setelah jelas di setiap wilayah ada masalah apa, dan ada kebutuhan apa, bisa diterbangkan lagi pasukan yg lain ke setiap wilayah sesuai kebutuhan. Misalnya, untuk mendirikan rumah sakit lapangan, antar dokter dan tim medis, antar alat berat spt backhoe untuk menyelamatkan korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan, dll.
Fungsinya banyak sekali. Tidak perlu menunggu jalan umum dibuka dulu. TNI bisa langsung atasi ratusan maslah dengan bergerak sendiri, KALAU punya seribu helikopter yang tersebar di seluruh negara. Coba jelaskan kenapa tidak ada? Jangan bilang TNI tidak bisa, atau sudah punya, atau sulit beli helikopter, atau anggaran belum ada, atau alasan2 yang lain. Masalahnya hanya satu: KEPEDULIAN PEMERINTAH. Sejak dulu ada gempa bumi di Indonesia, dan kondisinya selalu sama: jalan putus, dan rakyat menderita berminggu-minggu menunggu bantuan datang. Masalah yang paling besar itu bisa diatasi dengan menggunakan helikopter, yang perlu dibeli, dan disebarkan di seluruh negara, siap bertindak setalah ada gempa bumi lagi nanti. Dan itu hanya akan terjadi kalau suatu hari rakyat bangun dari dunia mimpi, dan mulai memilih pemimpin yang peduli pada rakyat, daripada peduli pada depositonya sendiri.
-Gene Netto
Di Negara Lain, Helikopter Dipakai Pasca Bencana. Di Sini, Pejabat Yang Kaya Suruh Rakyat Bersabar!
Ada yang bilang helikopter bukan solusi untuk menolong rakyat setelah bencana di Indonesia karena cepat kehabisan bensin. Helikopter bermanfaat karena bisa memindahkan barang2 berat dengan cepat, dan bisa bawa pasukan, peralatan, rumah sakit lapangan, obat, dll. dengan mudah ke semua lokasi, karena tidak perlu jalan.
Tapi di Indonesia, bantuan seperti itu tidak ada karena helikopter di sini sedikit.
Lalu kenapa dianggap tidak cocok (selain karena stok tidak ada)? Katanya helikopter tidak bisa terbang jauh, dan akan kehabisan bensin.
Di negara2 lain, di mana pemimpin sipil dan militer tidak sibuk korupsi, sudah ada solusi: Helikopter bisa isi bensin di udara. Indonesia belum bisa seperti ini, karena para pemimpin negara, yang sipil dan militer, lebih suka korupsi daripada melakukan PERSIAPAN MENOLONG RAKYAT pasca bencana. Para jenderal, polisi, pejabat, anggota DPR/DPRD, politikus dan kalangan elit, ternyata sangat kaya, tetapi setelah bencana, ketika fasilitas untuk menolong rakyat sangat kurang (karena dana utk beli fasilitas itu sudah dicuri duluan oleh banyak pemimpin), rakyat disuruh sabar saja.
Kapan Indonesia akan dapat pemimpin sejati, yang lebih utamakan keselamatan dan kesejahteran warga, daripada keselamatan dan kesejahteraan deposito mereka masing-masing, di atas segala-galanya? Pemimpin negara yang korupsi adalah pengkhianat bangsa. Tapi anehnya, rakyat masih senyum dan minta selfie ketika bertemu! Kapan rakyat akan bangun dari dunia mimpi?
-Gene Netto
CH-53E Helicopter Perform Air Refueling While Carrying A Humvee
Tapi di Indonesia, bantuan seperti itu tidak ada karena helikopter di sini sedikit.
Lalu kenapa dianggap tidak cocok (selain karena stok tidak ada)? Katanya helikopter tidak bisa terbang jauh, dan akan kehabisan bensin.
Di negara2 lain, di mana pemimpin sipil dan militer tidak sibuk korupsi, sudah ada solusi: Helikopter bisa isi bensin di udara. Indonesia belum bisa seperti ini, karena para pemimpin negara, yang sipil dan militer, lebih suka korupsi daripada melakukan PERSIAPAN MENOLONG RAKYAT pasca bencana. Para jenderal, polisi, pejabat, anggota DPR/DPRD, politikus dan kalangan elit, ternyata sangat kaya, tetapi setelah bencana, ketika fasilitas untuk menolong rakyat sangat kurang (karena dana utk beli fasilitas itu sudah dicuri duluan oleh banyak pemimpin), rakyat disuruh sabar saja.
Kapan Indonesia akan dapat pemimpin sejati, yang lebih utamakan keselamatan dan kesejahteran warga, daripada keselamatan dan kesejahteraan deposito mereka masing-masing, di atas segala-galanya? Pemimpin negara yang korupsi adalah pengkhianat bangsa. Tapi anehnya, rakyat masih senyum dan minta selfie ketika bertemu! Kapan rakyat akan bangun dari dunia mimpi?
-Gene Netto
CH-53E Helicopter Perform Air Refueling While Carrying A Humvee
Satu Lagi Kecelakaan Pesawat? Kenapa Kita Heran?
Saya pernah diskusi dengan seorang pilot. Dia ceritakan banyak hal yang membuat saya "kaget" sekaligus, tidak kaget, karena sudah terbiasa dengan "kondisi Indonesia". Artinya, hal2 yang tidak mungkin ditemukan/dibiarkan di negara2 maju ataupun di negara tetangga menjadi umum dan biasa di sini. Dia ceritakan kapten pesawat yang bersifat cuek, tidak profesional, tidak kerjakan semua tugas yang semestinya, salah bertindak ketika mau tinggal landas maupun mendarat, dll.
Lalu dijelaskan ttg radar yang rusak atau tidak dinyalakan di bandara, atau alat2 lain di bandara yang dibutuhkan pilot, tapi rusak atau tidak maksimal, atau tidak dipakai karena suatu alasan. Ditambahkan lagi info2 ttg berbagai hal teknis yang seharusnya tidak terjadi atau tidak dibiarkan, tapi malah menjadi umum dan standar di seluruh Indonesia. Lalu dia jelaskan bahwa semua hal ini merupakan “rahasia para pilot” dan sebenarnya, penumpang tidak boleh tahu.
Mau protes, tidak ada yang peduli. Baik itu pemerintah, maupun pilot senior yg benar (yang sudah terbiasa dgn kondisi itu juga), ataupun maskapai penerbangan, atau yg lain. Jadi hanya ada pilihan: 1) “diam dan taat” saja (seperti yang diajarkan banyak guru sekolah, dan juga berlaku secara umum bagi PNS dalam kementerian dan lembaga negara), atau 2) silahkan protes, dan siap2 di musuhi atau dipecat karena “mengganggu”. Yang penting adalah uang masuk. BUKAN profesionalisme!
Ketika dijelaskan semua hal ttg alat yang tidak berfungsi, pemeriksaan yg tidak benar, tindakan yg tidak benar, dan begitu banyak hal yang sengaja ditutupi oleh semua bandara, semua maskapai penerbangan dan semua pilot, saya bertanya kepadanya, “Kok tidak terjadi kecelakaan pesawat terus di negara ini!” Dia ketawa saja, dan bilang tidak tahu kenapa, tapi alhamdulillah sering selamat, walaupun secara teknis, seharusnya sering terjadi masalah.
Hal yang tidak mungkin dibiarkan terjadi di negara maju, menjadi sangat umum di Indonesia, karena semua orang yang punya jabatan, di semua bidang, telah dididik bertahun-tahun untuk “diam dan taat”. Dan kalau berani melawan, akan kena masalah sendiri. Rakyat yang jadi korban. Selalu. Dan tidak ada pemimpin negara atau lembaga yang ingin berusaha melakukan perbaikan, selain “bicara” saja tanpa ada tindakan nyata untuk memajukan negara dengan sungguh-sungguh. Semoga suatu hari, orang Indonesia yang seharusnya kerja profesional (di semua bidang) bisa mendapat kemauan dan dukungan untuk menjadi kaum profesional. Dan kalau belum terjadi, sebagai rakyat, kita harus siap-siap menjadi korban kapan saja di mana saja!
-Gene Netto
Lalu dijelaskan ttg radar yang rusak atau tidak dinyalakan di bandara, atau alat2 lain di bandara yang dibutuhkan pilot, tapi rusak atau tidak maksimal, atau tidak dipakai karena suatu alasan. Ditambahkan lagi info2 ttg berbagai hal teknis yang seharusnya tidak terjadi atau tidak dibiarkan, tapi malah menjadi umum dan standar di seluruh Indonesia. Lalu dia jelaskan bahwa semua hal ini merupakan “rahasia para pilot” dan sebenarnya, penumpang tidak boleh tahu.
Mau protes, tidak ada yang peduli. Baik itu pemerintah, maupun pilot senior yg benar (yang sudah terbiasa dgn kondisi itu juga), ataupun maskapai penerbangan, atau yg lain. Jadi hanya ada pilihan: 1) “diam dan taat” saja (seperti yang diajarkan banyak guru sekolah, dan juga berlaku secara umum bagi PNS dalam kementerian dan lembaga negara), atau 2) silahkan protes, dan siap2 di musuhi atau dipecat karena “mengganggu”. Yang penting adalah uang masuk. BUKAN profesionalisme!
Ketika dijelaskan semua hal ttg alat yang tidak berfungsi, pemeriksaan yg tidak benar, tindakan yg tidak benar, dan begitu banyak hal yang sengaja ditutupi oleh semua bandara, semua maskapai penerbangan dan semua pilot, saya bertanya kepadanya, “Kok tidak terjadi kecelakaan pesawat terus di negara ini!” Dia ketawa saja, dan bilang tidak tahu kenapa, tapi alhamdulillah sering selamat, walaupun secara teknis, seharusnya sering terjadi masalah.
Hal yang tidak mungkin dibiarkan terjadi di negara maju, menjadi sangat umum di Indonesia, karena semua orang yang punya jabatan, di semua bidang, telah dididik bertahun-tahun untuk “diam dan taat”. Dan kalau berani melawan, akan kena masalah sendiri. Rakyat yang jadi korban. Selalu. Dan tidak ada pemimpin negara atau lembaga yang ingin berusaha melakukan perbaikan, selain “bicara” saja tanpa ada tindakan nyata untuk memajukan negara dengan sungguh-sungguh. Semoga suatu hari, orang Indonesia yang seharusnya kerja profesional (di semua bidang) bisa mendapat kemauan dan dukungan untuk menjadi kaum profesional. Dan kalau belum terjadi, sebagai rakyat, kita harus siap-siap menjadi korban kapan saja di mana saja!
-Gene Netto
Nasib Anak Yatim, Di Negara Mayoritas Muslim
Assalamu’alaikum wr.wb., Hari ini saya diskusi dengan seorang teman. Dia ceritakan nasib 3 anak yatim yang dia kenal. Setelah bapaknya wafat, ibunya menikah lagi. Sayangnya, bapak tiri itu tidak mau terima 3 anak yatim yang bukan anak kandungnya. Jadi mereka ditempatkan di rumah saudara yang lain, seperti di rumah neneknya. Dan satu ditaruh di pesantren agar ada tempat tinggal. Tidak ada biaya hidup, tidak ada kepedulian yang dalam, dan kl sakit, teman saya yang harus mengurusnya.
Saya sudah sering dengar kisah2 seperti itu. Yang membuat saya heran adalah satu hal: Kok mau seorang ibu menikah dengan seorang pria yang tidak punya belas kasihan terhadap anak yatim? Kok bisa seorang janda mengatakan, “Iya, saya siap membuang anak saya, agar bisa menikah dengan anda!” Kalau saya seorang janda, dan Allah berikan amanah 3 anak yatim kepada saya, yang pahalanya luar biasa, lalu saya dilamar seorang pria tapi dia suruh saya usir ketiga anak yatim itu, maka saya akan mengusir pria itu dengan tegas.
Saya kurang paham kenapa banyak bapak dan ibu Muslim bisa “membuang” anaknya di negara ini. Apalagi anak itu yatim! Mau marah, mau sedih, mau protes pada pemerintah, semuanya tidak bermanfaat. Seharusnya pemerintah yg menjaga, mengawasi dan menolong semua anak yatim di sini, untuk jamin ada bantuan yang layak bagi mereka (dari uang pajak kita). Tapi malah sebaliknya, anak yatim harus cari tempat tinggal dan nafkah hidup sendiri, tanpa pengawasan atau kepedulian dari pemerintah.
Saya mau banggakan umat Islam kepada seorang muallaf asal Amerika, yang baru dua minggu masuk Islam di sini bersama saya. Malah saya terpaksa mengatakan kepadanya, “Jangan menilai Islam dari perilaku orang Muslim di sini ya! Tidak ada hubungannya! Yang diajarkan oleh Islam, jangan berharap bisa ditemukan di sini. Hanya menjadi ‘teori’ saja. Memang ada sedikit yang menjalankan, tapi mayoritas tidak!”
Semoga suatu hari negara ini akan dipimpin oleh orang Muslim yang beriman dan bertakwa, yang selalu sibuk berjuang di jalan Allah, daripada berjuang di jalan korupsi, partai dan kekuasaan bagi kalangan elit! Kalau pemimpin Muslim di sini menjalankan amanah dengan benar, Indonesia bisa menjadi pemimpin dunia. Tapi saya tidak tahu kapan umat Islam akan bangun dari dunia mimpi, dan mencari pemimpin seperti itu.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto
Saya sudah sering dengar kisah2 seperti itu. Yang membuat saya heran adalah satu hal: Kok mau seorang ibu menikah dengan seorang pria yang tidak punya belas kasihan terhadap anak yatim? Kok bisa seorang janda mengatakan, “Iya, saya siap membuang anak saya, agar bisa menikah dengan anda!” Kalau saya seorang janda, dan Allah berikan amanah 3 anak yatim kepada saya, yang pahalanya luar biasa, lalu saya dilamar seorang pria tapi dia suruh saya usir ketiga anak yatim itu, maka saya akan mengusir pria itu dengan tegas.
Saya kurang paham kenapa banyak bapak dan ibu Muslim bisa “membuang” anaknya di negara ini. Apalagi anak itu yatim! Mau marah, mau sedih, mau protes pada pemerintah, semuanya tidak bermanfaat. Seharusnya pemerintah yg menjaga, mengawasi dan menolong semua anak yatim di sini, untuk jamin ada bantuan yang layak bagi mereka (dari uang pajak kita). Tapi malah sebaliknya, anak yatim harus cari tempat tinggal dan nafkah hidup sendiri, tanpa pengawasan atau kepedulian dari pemerintah.
Saya mau banggakan umat Islam kepada seorang muallaf asal Amerika, yang baru dua minggu masuk Islam di sini bersama saya. Malah saya terpaksa mengatakan kepadanya, “Jangan menilai Islam dari perilaku orang Muslim di sini ya! Tidak ada hubungannya! Yang diajarkan oleh Islam, jangan berharap bisa ditemukan di sini. Hanya menjadi ‘teori’ saja. Memang ada sedikit yang menjalankan, tapi mayoritas tidak!”
Semoga suatu hari negara ini akan dipimpin oleh orang Muslim yang beriman dan bertakwa, yang selalu sibuk berjuang di jalan Allah, daripada berjuang di jalan korupsi, partai dan kekuasaan bagi kalangan elit! Kalau pemimpin Muslim di sini menjalankan amanah dengan benar, Indonesia bisa menjadi pemimpin dunia. Tapi saya tidak tahu kapan umat Islam akan bangun dari dunia mimpi, dan mencari pemimpin seperti itu.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto
01 October, 2018
Di Luar Ada Helikopter Kargo, Di Indonesia Ada Pejabat Yang Korupsi
Di manca negara, ada banyak tipe helikopter yang disebut “helikopter kargo” yang dibuat secara khusus untuk mengangkat barang2 berat. Biasanya digunakan oleh militer, tapi juga dipakai pasca bencana utk mengantar barang2 seperti sembako, rumah sakit lapangan, dan peralatan berat. Jadi di sana tidak ada pemimpin yang mengeluh karena alat2 berat seperti bulldozer dan backhoe belum bisa mencapai wilayah bencana utk selamatkan korban. Bulldozer bisa langsung diangkat saja dan dibawa ke sana oleh militer.
Sayangnya di Indonesia tidak ada helikopter seperti itu. Jadi presiden hanya bisa menyuruh rakyat bersabar saja. Dan para pejabat dan pemimpin elit yang punya isi rekening ratusan milyar sampai triliunan rupiah (jangan tanya dari mana) ikut menyuruh rakyat bersabar.
Bersabar ya rakyat! Yang penting deposito orang elit masih selamat, dan tetap berdiri secara kokoh, tidak runtuh seperti rumah warga. Alhamdulillah. Mari kita bersyukur atas keselamatan deposito orang elit! Bersabar ya rakyat!
-Gene Netto
Strength Training Exercise for US Helicopter - CH-53 External Lift With Heavy Vehicles
The Biggest US Helicopter Show its Muscles: CH-53E Super Stallion Lifting 14 tons APC !
Sayangnya di Indonesia tidak ada helikopter seperti itu. Jadi presiden hanya bisa menyuruh rakyat bersabar saja. Dan para pejabat dan pemimpin elit yang punya isi rekening ratusan milyar sampai triliunan rupiah (jangan tanya dari mana) ikut menyuruh rakyat bersabar.
Bersabar ya rakyat! Yang penting deposito orang elit masih selamat, dan tetap berdiri secara kokoh, tidak runtuh seperti rumah warga. Alhamdulillah. Mari kita bersyukur atas keselamatan deposito orang elit! Bersabar ya rakyat!
-Gene Netto
Strength Training Exercise for US Helicopter - CH-53 External Lift With Heavy Vehicles
The Biggest US Helicopter Show its Muscles: CH-53E Super Stallion Lifting 14 tons APC !
17 September, 2018
Siswa SD Sisihkan Uang Jajan untuk Guru Berhonor Kecil?
Kondisi ini sudah tidak boleh
kita abaikan terus. Parah benar! Coba bayangkan kalau hal yang setara terjadi di ranah
yang lain:
-
TNI di perbatasan dibantu oleh anak SD. Dibagikan uang jajan agar prajurit TNI
bisa beli peluru.
-
Polisi dibantu oleh anak SD. Dibagikan uang jajan agar Polisi bisa beli seragam, pistol dan borgol.
-
Paspampres dibantu oleh anak SD. Dibagikan uang jajan agar anggota Paspampres
bisa menginap di hotel saat temani presiden di luar
negeri.
-
Atlet Asian Games dibantu oleh anak SD.
Dibagikan uang jajan agar para atlet yang wakili negara bisa beli peralatan
olahraga.
-
Dubes Indonesia di Eropa dibantu oleh anak SD.
Dibagikan uang jajan agar para dubes bisa
beli baju batik saat hadiri acara internasional atas nama Indonesia.
Apakah MUNGKIN hal-hal
seperti itu dibiarkan terjadi? TIDAK MUNGKIN!! Negara mana yang bisa tahan
kalau kemajuan negaranya harus dibeli dengan uang saku anak kecil? Padahal, di
saat yang sama, para pejabat dan pemimpin terlihat kaya raya, di dalam salah
satu negara paling makmur di dunia (dari sisi kekayaan alam). Kenapa guru
honorer tidak bisa dibantu oleh pemerintah, dan harus mengemis kepada siswanya
sendiri? Jawabannya sederhana: Para pemimpin tidak pernah peduli pada kemajuan
dunia pendidikan. Semua yang lain dijadikan prioritas di atas kondisi hidup dan
kondisi kerja bagi 3 juta guru yang mengabdi terhadap kemajuan negara LEBIH
dari para pejabat (yang berkuasa terhadapnya). Seorang guru bisa mengabdi 30-40
tahun. Seorang pejabat mungkin cuma 5 tahun saja, atau sampai dipenjarakan KPK.
Kenapa bukan GURU dan sistem pendidikan yang menjadi prioritas?
Saran saya: Dalam pemilu dan
pileg yang akan datang, 3 juta guru dan keluarganya dan temannya dan rakyat
yang peduli pada kemajuan negara harus BERSATU. Dan kita semua menyatakan,
kepada semua calon, “Kalau pendidikan bukan prioritas anda, kita akan memilih
orang lain!” Dan biarkan para calon saling bersaing untuk dapatkan suara rakyat
dengan program pendidikan terbaik. Tuntutan nomor satu: Semua guru honorer harus
menjadi PNS sekarang juga!
Siap bersatu? Atau mau
biarkan Indonesia rusak terus utk 70 tahun lagi?
-Gene Netto
Siswa
SD Sisihkan Uang Jajan untuk Guru Berhonor Kecil, Kita Bisa Belajar Apa?
Ilmu “Gue, Gue, Gue!” Di Indonesia
Ini
salah satu buktinya tidak ada “persatuan” di Indonesia (selain isapan jempol
saja). Guru honorer mogok kerja. Lalu, sikap orang tua? Apa prihatin
dgn kondisi guru honorer yang gajinya ratusan ribu saja? Ternyata tidak! Orang
tua yang ditanyakan cuek saja, dan berharap anak dia tetap dididik oleh guru PNS! Sikapnya:
“Yang
penting ANAK SAYA dapat haknya. Kalau gurunya nggak dapat haknya, cuek saja.
Yang penting ANAK SAYA.”
Ilmu
yang paling tinggi di negara ini adalah ilmu “Gue, Gue, Gue!” Tidak ada bedanya antara rakyat, anggota DPR, DPRD,
pejabat negara, pejabat pemda, tentara, polisi, pemimpin masyarakat, dan lain-lain.
Mayoritas bangun pagi, dan mulai berpikir tentang DIRI SENDIRI, dan cuek saja
pada kondisi hidup tetangganya. (Yang peduli memang ada, tapi jumlahnya kecil
sekali, sehingga dampaknya juga kecil.)
Lalu
para pemimpin yang berikan contoh paling jelas ttg ilmu “Gue, Gue, Gue!” itu, berdiri di atas panggung dan bicara tentang “nasionalisme” dan “NKRI harga mati” dan
sebagainya. Padahal yang paling dipedulikan mayoritas dari pemimpin, dan juga anggota rakyat, adalah kepentingan diri
sendiri, dan kemajuan sendiri.
Negara
merdeka? Negara persatuan? Negara dunia mimpi! Kapan rakyat mau bangun dari
mimpi dan menciptakan negara yang maju dan sejahtera bagi SEMUA? Hanya bisa dimulai kalau ada kepedulian yang sungguh-sungguh
kepada orang lain.
-Gene
Netto
Guru
Honorer Mogok Mengajar dan Demonstrasi, Sejumlah Sekolah di Garut Diliburkan
Minggu,
16 September 2018
Susi
(45), orang tua siswa SDN 2 Tarogong, menyayangkan diliburkannya sekolah.
Menurutnya, para siswa tak seharusnya menjadi korban dari aksi demonstrasi
guru honorer. "Mau demo silakan saja, tapi jangan sampai sekolah
diliburkan. Anak saya dan siswa lain kan enggak tahu masalahnya apa. Kok malah
jadi korban?" kata Susi, Minggu (16/9/2018).
Subscribe to:
Posts (Atom)