Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

03 May, 2012

Berita terbaru

Assalamu’alaikum wr.wb.,
Alhamdulillah, sekarang sudah ada surat izin ceramah dari Kementerian Agama, yang tidak terbatas (tidak ada masa berlakunya). Jadi sekarang sudah boleh berceramah di Indonesia tanpa kena masalah hukum atau imigrasi. Visa sosial budaya sudah diperpanjang sampai tanggal 20 Mei. Dan sekarang sudah mulai proses membuat kitas (visa kerja lewat perusahaan teman saya).
Karena diinvestigasi kemarin dan proses visa dihentikan sementara, dibutuhkan perpanjangan visa sosial budaya 2 kali agar saya bisa tetap di sini sampai sekarang. Semua itu di luar rencana dan karena itu, dana yang dibutuhkan untuk bayar perpanjangan visa tidak ada.
Sekarang saya membutuhkan uang untuk biaya proses perpanjangan visa dan setelah itu insya Allah membuat visa kerja baru. Kalau ada teman yang ingin membantu saya dengan sedekah, maka saya akan sangat berterima kasih karena dibutuhkan 2,3 juta untuk biaya perpanjangan visa sosial budaya, dan beberapa juta lagi untuk berangkat ke Kuala Lumpur untuk bikin visa kerja di sana. Kalau tidak bisa dapat dari sedekah teman2, saya akan coba cari pinjaman lagi dari orang lain. (Saya tidak menerima zakat, tetapi hanya sedekah saja).
Kalau ada yang bersedia membantu, bisa disalurkan ke rekening saya di BCA:

BCA a/n Eugene F. Netto, No. 6000340888, KCP Soepomo.

Terima kasih kalau ada yang ingin membantu saya dengan masalah ini. Alhamdulillah karena dapat banyak bantuan dari Allah dan dibantu dengan banyak doa juga dari teman2, proses investigasi dari imigrasi berakhir dengan baik, dan penyidik imigrasi malah jadi sangat baik hati terhadap saya sekarang. Saya tidak perlu “bayar” (menyogok) dan juga tidak kena ancaman denda. Kementerian Agama juga memberikan surat izin ceramah tanpa minta uang. Alhamdulillah. Terima kasih kepada semua teman atas doa dan bantuannya.

Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene

30 April, 2012

Buat Apa Uang Kita?

Assalamu’alaikum wr.wb.,Selama 3-4 hari, ada pengalaman pribadi yang jarang muncul dan tidak banyak didapatkan orang yang tergolong mampu. Uang saya habis. Alasannya uang bisa habis juga kurang dipahami. Mungkin karena bulan kemarin terlalu banyak menghabiskan uang untuk orang lain, atau kurang hati2 dalam perhitungan, atau lupa bahwa harus membayar minimal di kartu kredit pada akhir bulan (4,5 juta), atau ada alasan yang lain.Tetapi pada akhir minggu kemarin, pas dicek rekening, sudah kosong. Tinggal 19 ribu rupiah.Dompet dicek, dan tersisa kurang dari 100 ribu, dan sekarang tinggal 60 ribu karena kasih uang ke pembantu untuk beli roti (untuk sarapan).

Kemarin saya ulang tahun dan pada saat mau pergi untuk ketemu teman2, merenung dulu. Saya terbiasa naik taksi, tapi sekarang tidak bisa. Naik Metro Mini malas 100%. Enakan jalan kaki daripada naik bis jelek itu. Naik ojek juga percuma. Pada saat tukang ojek melihat orang bule, harga naik, dan tidak mau turun. Harganya sama saja dengan taksi. Sepeda tidak punya, motor juga tidak. Jadi mau naik apa? Pas sedang berfikir mau naik apa untuk pergi ketemu teman, ada yang telfon: “Kami jemput sekarang ya!” Alhamdulillah, dijemput. Bisa menghemat sekian puluh ribu. Saat sudah mau pulang, ada yang mau antarin juga. Mulai dipikirkan makan malam. Mau makan apa ya? Ada makanan apa di rumah? Makan di luar jelas tidak bisa. Tiba2 teman lain telfon. “Aku traktir kamu malam ini ya!” Aku kasih tahu ada keponakan juga, yang sedang diantar pulang. “Nggak masalah, saya traktir dia juga.” Alhamdulillah. Ditraktir dan saya sama keponakan diantar pulang ke rumah masing2.

Kemarin masih sempat merenung. Uang sudah habis, bisa melakukan apa di sini? Mau belanja tidak bisa (tanpa pakai kartu kredit). Mau traktir anak yatim makan tidak bisa. Mau beli kado ulang tahun untuk diri sendiri tidak bisa. Mau pergi naik taksi tidak bisa.
Jadi dipikirkan: Ohhh, ini yang dirasakan puluhan juta saudara yang Muslim SETIAP HARI di negara ini. Tetapi beda dengan mereka, saya mengalaminya untuk beberapa hari saja karena belum ada suntikan uang baru. Tetapi bagi MEREKA, perasaan ini dirasakan setiap hari, tanpa ampun, tanpa kepedulian para pejabat dan orang kaya, tanpa tahu mau makan apa besok, tanpa tahu siapa yang akan membantu mereka kalau mengalami musibah.
Saya cuma beberapa hari saja. Mereka puluhan tahun!

Walaupun saya insya Allah hanya mengalami “kemiskinan” untuk beberapa hari saja, sangat terasa di dalam hati bahwa kehidupan menjadi sangat terbatas. Tetapi alhamdulillah masih ada listrik di rumah, masih ada Hp dan komputer, dan masih ada kartu kredit kalau dibutuhkan. Sedangkan untuk puluhan juta orang lain, tidak ada apa-apa selain berharap keridhoan Allah tidak akan jauh dari mereka terus. Saya hanya mengalami sebagian kecil dari apa yang mereka alami, dan rasanya sangat tajam di dalam hati. Tanpa ada Allah yang selalu hadir untuk membantu hamba-Nya, bagaimana mungkin kita bisa maju dan berhasil?

Sayangnya, kebanyakan orang “kaya” di negara ini tidak pernah mengalami kemiskinan yang begitu mendalam, sampai mau makan satu kali dengan teman di rumah makan harus hitung dulu uangnya dan berfikir. Kebanyakan orang kaya hidup dengan deposito yang penuh, dan tidak punya kepedulian terhadap anak yatim dan anak miskin yang tidur dalam keadaan lapar setiap malam.

Bagaimana mungkin bisa peduli pada anak yatim kalau Bentley baru akan segera keluar? Tidak ada uang yang cukup untuk dua-duanya, jadi mereka pilih Bentley saja. Ini hanya pengalaman sementara buat saya insya Allah tetapi sebagai pelajaran sangat bermanfaat. Bukan pelajaran untuk menjadi lebih pelit, atau lebih irit, atau lebih hati-hati dengan uang. Pasti banyak orang akan mengatakan bahwa itu adalah pelajaran yang harus diambil, tetapi saya tidak setuju! Tetapi pelajaran yang diambil adalah uang seberapapun yang ada di dompet dan rekening tidak akan membawa berkah bagi kita kalau dianggap bahwa uang itu adalah tujuan hidup kita. Hanya uang yang kita taruh di tangan anak yatim dan anak miskin akan menjadi berkah bagi kita, bukan yang yang dikasih kepada penjual mobil di showroom Bentley.

Saya malah merasa kasihan dengan orang kaya yang deposito (dan garasinya) penuh terus. Mereka tidak tahu (dan tidak peduli) pada perasaan yang ada di dalam hatinya seorang anak yatim atau orang miskin pada saat mereka merenung dan berfikir tentang apa yang bisa mereka lakukan dengan jumlah uang yang sangat terbatas. Kalau orang kaya bisa ikut merasakan hal yang sama, mungkin mereka akan senyum saja pada saat ditawarkan Bentley baru, dan lebih keras memeluk anak yatim yang sedang ditraktir makan di rumah makan yang mewah. Kalau bisa dapat senyuman anak yatim atau wanginya mobil Bentley yang baru, hanya ada satu yang bermanfaat di dunia dan diakhirat.
Dan banyak orang kaya tidak sadar bahwa pilihan mereka salah.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene

28 April, 2012

Memilih Mana Antara Senyum Dan Saham?

Assalamu’alaikum wr.wb.,Saya merasa sedih. Kapan saya bisa menjadi orang kaya yang tidak perlu memikirkan uang lagi?Tadi ketemu seorang anak yatim, anak dari teman yang bapaknya wafat tahun kemarin. Saya pengen traktir dia makan steak karena dia suka banget dan jarang makan. Dia baru selesai Ujian Nasional dan belajar dengan sungguh2 sebelumnya selama beberapa bulan, jadi saya mau menghibur dia.

Pas diajak makan, saya tanya mau makan apa. Dia jawab, “Terserah Om”. Saya balas, “Terserah kamu”. Bolak balik begitu terus selama beberapa minit, karena dia tidak mau pilih. Saya tawarkan steak karena sudah tahu itu kesukaan dia dan dia jarang makan. Dia menolak. Nggak mau katanya. Saya melihat matanya. Saya tanya apa nggak mau karena lagi nggak pengen, atau karena takut terlalu mahal? Dia diam dan mikir dulu. Hahaha. Sudah ketahuan jawabannya. Dia tidak mau minta yang mahal. Saya paksakan dia makan steak, sambil dengarkan dia komplain terus bahwa dia tidak mau makan steak.

Setelah dibeli dan ditaruh di meja, senyumnya lebar sekali. Saat saya selesai makan, dia baru selesai makan setengah dari steaknya. Saya tanya kenapa, apa kurang enak rasanya atau benar2 nggak mau makan steak (seperti yang dia katakan tadi)? Dia senyum lebar lagi.

“Lagi menghayati steaknya,” katanya. Hahahah. Ya ampun. Saya perhatikan bahwa steaknya dipotong kecil sekali dengan pelan sehingga ada puluhan potongan kecil yang bisa masuk mulutnya satu per satu. Kayanya hanya dokter gigi yang lebih pelan dan hati2 dalam melakukan tugasnya.

Saat main ke rumahnya, ketahuan kulkas rusak lagi, padahal baru diservis setelah rusak minggu kemarin. Es krim Magnum yang saya beli kemarin sudah mencair semua. Ibu berkomentar, ya sudah, harus dicari uangnya untuk beli kulkas baru. Saya mau langsung berkomentar, “Biarkan saya yang beli,” tapi pas berfikir kembali, baru ingat bahwa saya juga tidak punya uang. Jadi harus gigit lidah dan menahan rasa sedih karena tidak bisa langsung beli buat mereka hari itu juga.

Anak yang satu itu pengen sekali naik pesawat keluar negeri, dan saya sudah bilang kalau ada uangnya nanti, saya mau ajak dia ikut ke Kuala Lumpur saat saya membuat visa kerja. Insya Allah awal bulan depan saya sudah bisa ke sana untuk membuat visa, tapi saya tidak berani berjanji kepada dia, karena masih berfikir apakah sanggup bayarin dia juga atau tidak, jadi baru “diinformasikan” saja kepada dia, bukan berjanji. Bapaknya sudah berjanji mau bawa dia naik pesawat ke luar negeri, tetapi sudah wafat duluan. Jadi itu terasa sebagai beban di dalam hatinya si anak.

Di dalam hati saya, ada daftar panjang barang2 yang mau dibeli untuk membantu anak-anak yatim dalam keluarga yang satu itu, dan banyak anak yatim dan anak miskin di tempat lain yang saya tahu. Mencari anak yatim dan anak miskin tidak perlu pergi ke pelosok, karena di Jakarta dan di sekitarnya sudah disediakan stok yang besar. Tetapi saya belum menjadi konglomerat jadi hanya bisa bermimpi saja dan membantu sebisanya setiap bulan dengan uang yang terbatas. Dan orang yang sudah menjadi konglomerat tidak begitu peduli, kecuali masuk bulan puasa, maka tiba2 mulai peduli semua untuk beberapa hari saja. Bulan puasa itu waktu “panen” untuk anak yatim dan panti asuhan.

Di satu sisi, saya iri sekali dengan orang kaya yang uangnya berlimpahan. Saya sering berfikir tentang apa yang bisa saya lakukan kalau ada uang ratusan milyar seperti mereka. Tetapi mereka dikasih uang yang banyak dan hanya merasa senang kalau uang mereka bertambah terus. 

Saya merasa senang dan puas kalau melihat senyumnya seorang anak yatim yang ditraktir makan dengan makanan kesukaan dia. Tetapi mereka yang menjadi konglomerat (karena diizinkan kaya oleh Allah) malah merasa senang kalau melihat saham mereka naik. Ada pilihan yang sederhana bagi kita semua: senyum atau saham. Mana yang lebih utama?

Jadi saya merasa iri pada mereka yang menjadi konglomerat karena tidak perlu peduli pada uang lagi, dan sekaligus saya merasa kasihan pada mereka karena mereka tidak bisa merasakan nikmat yang luar biasa dari senyumnya seorang anak yatim (kecuali sedikit sekali orang kaya yang memang juga dermawan, tetapi berapa persen itu dari semua?).
Jadi saya merasa sedih. Kapan saya bisa menjadi orang kaya ya? 

Tetapi sekaligus saya merasa senang sekali pada malam ini walaupun dompet sudah kosong. Pada saat orang konglomerat sudah pusing melihat nilai sahamnya naik-turun pada hari ini, saya mendapatkan nikmatnya melihat senyumnya seorang anak yatim pada waktu yang sama. 

Ada pilihan yang jelas: senyum atau saham? 

Biarkan konglomerat memilih yang mana saja yang mereka mau, karena saya sudah memilih juga. Terima kasih ya Allah, sudah memberikan kemudahan untuk memilih antara senyum dan saham. Saya sama sekali tidak mau menukar senyumnya anak yatim itu dengan saham senilai apapun. Tidak ada nikmatnya saham itu kalau dibandingkan dengan senyumnya seorang anak yatim yang dirahmati Allah.  

Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto

27 April, 2012

HOAX: Cermin Dua Arah di WC Umum

Ada email yang menyuruh semua wanita untuk melakukan tes dengan kuku jari terhadap cermin pada saat masuk WC umum. Ini untuk mengetahui apakah itu cermin dua arah atau cermin biasa. Katanya ada kemungkinan itu cermin dua arah dan ada pria di belakang cermin itu yang nonton para wanita saat berada di WC. Berikut ini penjelasan saya tentang informasi rekayasa ini.  


Assalamu’alaikum wr.wb.,
Mohon maaf, saya tidak senang dengan semua upaya melakukan pembodohan terhadap ummat Islam, walaupun mungkin orang yang bersangkutan berniat baik.

Pertama. Ini sebuah email rekayasa yang sudah disebarkan dari 1999 dalam bahasa Inggris, dan sudah dibahas di situs Snopes.com. Tadi saya cari, dan langsung ketemu. Linknya ada di bawah.

Kedua. Cermin dua arah itu mahal. Siapa yang memproduksi di Indonesia? Saya belum pernah dengar ada di sini. Tadi saya coba cari di Google (“beli cermin dua arah”) dan hasilnya NOL. Jadi pasti sulit untuk membelinya di sini karena tidak banyak yang mencarinya. Yang mengimpor cermin dua arah ke Indonesia siapa? Berapa biayanya untuk 1) beli dan impor, 2) bawa ke mall, 3) pasang di WC wanita tanpa sepengetahuan pemilik mall? Bayangkan kalau ukuran cermin itu 2x4 meter. Cara bawa ke dalam gedung dan pasang tanpa ketahuan bagaimana? Dan kalau ketahuan, berarti pemilik mall yang pasang, dengan biaya yang tinggi, dan puluhan tukang sudah tahu. Tetapi info itu tidak pernah bocor ke media. Aneh bukan?
Ketiga. Cermin dua arah menjadi berbahaya kalau digunakan untuk “pemerkosaan visual” (apa itu??). Jadi hanya ada dua kemungkinan. 1) ada ruangan di belakang cermin itu, untuk menonton seperti di kantor polisi, 2) ada kamera di belakangnya.
Kalau ada ruangan, berarti persiapan ruangan itu di belakang cermin WC umum dimulai sebelum saat pembangunan (misalnya di sebuah mall), karena arsitek harus mendesain ruang kosong di belakang WC agar orang bisa berdiri di situ, setelah cermin dua arah dipasang. Arsitek membuat desain, kontraktor membangun, lalu tukang mengatur ruangan itu, dan pasang cermin. Semuanya terjadi secara rahasia dan tidak ada yang tahu, padahal puluhan sampai ratusan orang terlibat dalam pembangunan dan pemasangannya. Tapi masih dijaga rahasianya bahwa ada cermin dua arah di mall itu di Indonesia. Aneh bukan? 
Kalau menggunakan kamera, maka kamera sekarang cukup 1 senti, bahkan bisa beberapa milimeter saja. Jadi buat apa pusing2 pasang cermin dua arah yang mahal kalau hanya mau sediakan kamera dengan ukuran 1 senti di belakangnya? Kamera bisa ditaruh di tembok saja, dan dikasih hiasan supaya tidak ketahuan. Jadi untuk menggunakan kamera, sama sekali tidak membutuhkan cermin dua arah.

Keempat. Karena disebarkan info palsu ini, ada yang berkomentar begini: “Menurut sy sbg laki2 posting ini juga sangat perlu untuk kita berbagi kepada istrinya atau adik perempuannya.”
Jadi semua wanita dan semua pria yang membaca ini akan meyakininya (walaupun tidak ada ilmu, dan tidak menggunakan akal, tapi asal percaya saja), dan akan sebarkan info ini dari mulut ke mulut agar selalu waspada kalau ke WC umum. Bisa saja ada cermin dua arah di situ, dan anda menjadi korban “pemerkosaan visual”. Ini bagian dari pembodohan ummat Islam, dan pasti disenangi oleh orang yang tidak bisa bernafas tanpa melihat konspirasi untuk menjatuhkan Islam di semua sudut. Nanti bisa ada yang menambahkan komentar dalam email rekayasa itu bahwa ini bagian dari konspirasi barat untuk menjatuhkan martabat wanita Muslim, dan sebagainya. Semua ini palsu dan tidak bermanfaat untuk ummat Islam.

Kelima. Yang menulis info palsu ini berpesan: “Karena itu ingatlah selalu, setiap kali anda melihat cermin di tempat-tempat umum seperti disebutkan di atas, lakukanlah "TEST KUKU JARI".”
Jadi semua wanita akan mulai menyentuh cermin di WC untuk tes. Dan wanita di sebelah akan bertanya, “Ada apa?” dan wanita pertama akan jelaskan bahayanya dari cermin dua arah. Dalam sekejap, jutaan wanita menjadi was-was (dan mungkin juga ketakutan) kalau melihat cermin di WC di Indonesia. Manfaatnya apa?? Apalagi ini informasi palsu.

Keenam. “Pemerkosaan visual” itu apa? Melihat seorang perempuan bukan pemerkosaan. Coba anda bicara dengan seorang wanita yang pernah diperkosa. Dan mengatakan kepadanya, “Saya sudah pernah diperkosa juga. Tapi hanya secara visual dari cermin di WC”. Kira2 reaksi korban pemerkosaan itu apa? Setuju dengan anda, bahwa anda juga “korban pemerkosaan”?
Apakah emang wanita Indonesia masuk ke WC lalu membuka semua baju dan joget2 telanjang di depan cermin? Kalau tidak, apa kira2 yang dilihat oleh si “pemerkosa visual”? Seorang wanita yang merapikan jilbabnya? Wanita yang memakai make-up? Apa lagi? Pemerkosaannya terjadi di mana, dalam bentuk apa?
Kalau mau melihat perempuan tanpa jilbab, cukup masuk mall saja. Di pinggir jalan juga banyak. Rok mini juga disediakan kalau mau lihat. Jadi buat apa capek2 pasang cermin dua arah yang mahal, dan hasilnya hanya melihat wanita yang merapikan jilbab dan pasang make up???
Lebih gampang duduk di café saja dan melihat semua perempuan yang lewat. Lebih gampang lagi nonton film porno di internet kalau mau.
Pemerkosaan itu suatu kejahatan yang serius dan sangat mengganggu masa depan wanita yang menjadi korbannya. Saya tidak setuju kalau konsep pemerkosaan terhadap wanita diremehkan dan istilah itu disamakan dengan wanita yang hanya sebatas “dilihat saja” lewat cermin. Itu bukan pemerkosaan. Itu namanya “dilihat” saja.

Saya berharap ummat Islam akan tambah CERDAS, bukan tambah bodoh. Jumlah orang Muslim yang bodoh sudah banyak, bahkan ada ratusan juta. Mayoritas dari orang Muslim di Indonesia hanya lulusan SD, dan sangat gampang dibodohi karena akal dan daya pikir mereka tidak dikembangkan dari pihak sekolah, maupun dari pemerintah. Jadi kita butuhkan upaya untuk mencerdaskan ummat Islam. Dan hal itu tidak akan terjadi kalau orang selalu menyebarkan segala sesuatu yang diterima dalam bentuk email, sms, bbm dan sebagainya, tanpa berfikir, tanpa menganalisa, dan asal meyakini saja.
“Ada di internet kok! Kalau sudah ditulis di internet, masa tidak benar?” Begitulah sikap banyak orang sekarang. Dan karena ada kebencian terhadap barat, dan dari itu dapat kebencian terhadap penggunaan akal, maka mereka melihat konspirasi dan bahaya di mana saja. Mereka selalu merasa diserang dan diancam, dan membalas dengan suruh ummat Islam meninggalkan ABCD atau melakukan ABCD supaya bisa “selamat” dari segala ancaman. Padahal kebanyakan dari apa yang mereka katakan dan yakini itu hanya rekayasa yang disebarkan di internet tanpa landasan ilmu dan akal. Semoga usaha yang sia-sia itu tidak akan berlangsung terus, dan ummat Islam bisa menjadi cerdas.

Sekian,
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto

Info hoax (info rekayasa) tentang cermin dua arah, yang sudah disebarkan dari 1999 dalam bahasa Inggris.

[Email yang disebarkan seperti ini]:
Tes Kuku Jari, Hindarkan PERKOSAAN VISUAL.
Perhatian untuk para wanita juga pria yg punya anak, saudara, istri maupun ibu. Khususnya ketika berada ditempat umum yang ada cerminnya, terutama toilet umum. Ketika kita masuk ke toilet, bilik mandi, bilik hotel, ruang ganti pakaian, dan lain-lain, seberapa besar anda yakin bahawa cermin yang tergantung di dinding dan kelihatannya seperti cermin biasa itu memang benar-benar cermin biasa, atau sebenarnya itu adalah cermin dua arah (orang di belakang cermin boleh melihat anda, sementara anda tidak dapat melihat mereka).

Banyak tempat di mana orang memasang cermin 2 arah di dalam ruang ganti pakaian wanita, namun tidak menutup kemungkinan juga di ruang ganti lelaki. Adalah sangat sulit untuk secara jelas mengindentifikasi permukaannya hanya dengan melihatnya saja. Saatnyalah kita untuk berhati-hati.

Jadi, bagaimana kita dapat menentukan dengan pasti apakah cermin tersebut adalah cermin biasa atau cermin 2 arah?. Kalau di bilik polis, iaitu di ruang soal siasat, sudah dapat dipastikan cerminnya 2 arah tapi untuk di Public Area do this thing :

LAKUKANLAH TEST SEDERHANA (TEST KUKU JARI)

Letakkan ujung kuku anda di atas permukaan cermin. Jika ada jarak (gap) antara kuku anda dan bayangan kuku anda di cermin, dapat dikatakan bahwa cermin itu adalah cermin biasa (selamat).Tetapi, jika kuku anda terus menyentuh bayangan kuku anda di cermin, hati-hatilah, kerana benda itu adalah cermin 2 arah ! Kerana itu ingatlah selalu, setiap kali anda melihat cermin di tempat-tempat umum seperti disebutkan di atas, lakukanlah "TEST KUKU JARI". Tidak perlu membayar. Mudah dilakukan, dan ini mungkin boleh menyelamatkan anda dari "PERKOSAAN VISUAL" !

Para wanita : Silakan beri tahu teman-teman anda yang lain.
Para lelaki: Silakan beri tahu isteri, anak perempuan atau teman wanita anda

24 April, 2012

Bocah 11 Tahun Sudah 20 Kali Disodomi Guru Agamanya di Tebet

Ray Jordan - detikNews
Selasa, 24/04/2012 16:16 WIB
Jakarta KHD (36), guru agama yang menyodomi muridnya yang berusia 11 tahun sudah berkali-kali melancarkan aksinya. KDH sudah 20 kali menyodomi bocah laki-laki tersebut. "Tersangka KHD terbukti melakukan pencabulan terhadap anak di bawah umur berinisial sebanyak 20 kali," kata Kasubag Humas Polres Jakarta Selatan Kompol Aswin saat ditemui detikcom di kantornya, Jl Wijaya II, Jakarta, Selasa (24/4/2012).

Menurut Aswin, kasus ini terungkap karena teman dari korban melaporkan perbuatan tersangka ke kepala sekolah di mana guru agama tersebut mengajar di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Dari pihak sekolah lantas mengamankan tersangka dan mengonfirmasi hal ini ke keluarga korban.

"Melaporkan peristiwa kejahatan ini ke Polres Jaksel pada 13 April dan menyerahkan tersangkanya," jelasnya. Aswin mengatakan perbuatan bejat KHD dilakukan di beberapa tempat yakni ruang kelas, kamar mandi sekolah dan rumah korban di Galur, Jakarta Pusat.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...