[Komentar Guru No.1 ]: "Saya berasumsi bahwa guru yang "main tangan" itu sudah kehabisan akal dan kesabaran sehingga ia melakukan pemukulan kepada siswa."
[Komentar Guru No.2 ]: "Jangan terlalu mudah menilai kesalahan seorang guru. Kita punya permasalahan yang berbeda-beda. Jangan dianggap bahwa jika guru sudah main tangan, guru yang salah, tanpa melihat penyebabnya, kelakuan anak seperti apa. Kita harus memikirkan murid lain yang mungkin terganggu satu anak nakal itu."
[Gene]: Assalamu’alaikum wr.wb. Mari kita menguji pemikiran seperti itu, dengan membawa konsepnya ke ranah yang lain.
Polisi – Kalau Polisi tangkap anak muda, interogasi berjam-jam, suruh mengaku, tapi dia menolak untuk patuh dengan polisi, maka polisi tidak salah kalau memukul anak tersebut. Yang penting tujuan tercapai secara cepat dan instan. Harus ada orang yang mengaku, masuk penjara, selesai. Kita harus memikirkan rakyat lain yang rugi kalau pemerkosa, perampok, dll. tidak segera dipenjarakan. Jadi Polisi yang frustrasi boleh memukul agar tersangka mengaku. Betul?
Pejabat – Kalau pejabat mau ambil tanah untuk bantu temannya buka perkebunan kelapa sawit, mungkin ada rakyat yang menolak jual tanah dan tidak patuh. Jadi pejabat tidak salah kalau kirim pasukan untuk memukul rakyat nakal itu. Yang penting tujuan tercapai secara cepat dan instan. Tanah dijual, dan PT kelapa sawit dibangun. Kita harus memikirkan rakyat lain yang rugi kalau tidak dibuka lapangan kerja. Penjualan tanah harus cepat selesai, jadi pejabat yang frustrasi boleh kirim pasukan untuk memukul rakyat. Betul?
Contoh-contoh lain seperti itu mudah sekali dibuat. Ada guru yang mau "main tangan" dengan alasan "sudah frustrasi". Sedangkan orang-orang lain hanya boleh "mengikuti hukum yang berlaku" ketika frustrasi, dan tidak boleh memukul karena mereka akan disalahkan oleh rakyat dan media, dan bisa menjadi kasus hukum di pengadilan. Jadi kenapa sebagian guru merasa harus ada izin khusus bagi mereka untuk memukul anak kecil yang tidak sanggup membela diri?
Semoga para guru (dan orang tua) yang suka memukul anak kecil bersedia merenung.
Kalau ada niat mendidik anak, maka mendidik mereka dengan baik. Dengan menggunakan KATA. Dengan psikologi anak. Dengan ilmu pendidikan. Bukan dengan kekerasan. Bagi orang dewasa, tidak ada hak menggunakan kekerasan kalau tidak merasa terganggu. Secara logis, harus lebih dilarang menggunakan kekerasan terhadap anak!
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(100)
anak
(299)
anak yatim
(118)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(61)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(68)
hukum islam
(52)
indonesia
(570)
islam
(557)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(357)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(10)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(11)
kontroversi
(5)
korupsi
(27)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(52)
my books
(2)
orang tua
(8)
palestina
(34)
pemerintah
(136)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(503)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(34)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(38)
renungan
(179)
Sejarah
(5)
sekolah
(79)
shalat
(9)
sosial
(321)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
24 June, 2024
Boleh Memukul Siswa Kalau Sudah Frustrasi?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment